Penyusunan,
Penetapan, dan
Peraturan dalam
Penataan Ruang
MK Hukum dan Administrasi
Perencanaan | DK 184801
Dosen Pembimbing: Rulli Pratiwi Setiawan, Ph.D.
1
OUR TEAM
2
TABLE OF CONTENTS
01 02
03 04
PROSEDUR DAN
PROSES PENYUSUNAN
DAN PENETAPAN
STUDI KASUS
RENCANA TATA RUANG
3
01
LATAR
BELAKANG
Pentingnya Penyusunan Tata Ruang
sebagai implementasi Perencanaan
4
Pentingnya Penyusunan tata
ruang sebagai implementasi
Masalah : perencanaan
● Jumlah penduduk perkotaan terus
bertambah
● Ruang kota semakin padat dan Wilayah negara Indonesia terdiri dari wilayah nasional sebagai suatu kesatuan wilayah provinsi dan
berkualitas rendah
wilayah kabupaten/kota yang masing-masing merupakan sub-sistem ruang menurut batasan
● Lalu lintas yang tidak teratur
administrasi. Dapat digambarkan bahwa di dalam sub-sistem tersebut terdapat SDM dengan
● Penghijauan sangat kurang
berbagai macam kegiatan pemanfaatan SDA dengan sumber daya buatan, dengan tingkat
● Terjadi beberapa bencana alam
seperti banjir pemanfaatan ruang yang berbeda-beda. Aktivitas pembangunan tersebut tentu saja memerlukan
● Kerusakan sumberdaya alam dan lahan dan ruang sebagai tempat untuk menampung kegiatan pembangunan dimaksud.
ekosistem Penggunaan lahan oleh setiap aktivitas pembangunan sedikitnya akan mengubah rona awal
● dan permasalahan tata ruang lingkungan menjadi rona lingkungan baru, sehingga terjadi perubahan kesinambungan lingkungan,
lainnya yang kalau tidak dilakukan secara cermat dan bijaksana.
● Untuk meningkatkan sistem penyusunan rencana tata ruang, pengelolaan pemanfaatan dan pengendalian ruang serta kapasitas kelembagaan
penataan ruang di daerah, maupun dalam masyarakat agar rencana tata ruang ditaati oleh semua pihak secara konsisten.
● Untuk meningkatkan asas manfaat berbagai sumberdaya yang ada dalam lingkungan sehingga tata ruang lingkungan tidak menimbulkan dampak
pada udara dan iklim, perairan, lahan dan lain-lain yang akan berakibat fatal bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
● Untuk memperkokoh Ketahanan Nasional berdasarkan Wawasan Nusantara demi menjaga keserasian dan keterpaduan daerah dengan pusat agar
tidak menimbulkan kesenjangan antar daerah;
5
02
PERATURAN
PENATAAN RUANG
UU No 26 Tahun 2007
6
PENATAAN RUANG
UU No 26 Tahun 2007
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu
kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup,
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
7
ASAS DAN KLASIFIKASI
UU No 26 Tahun 2007
8
TUGAS DAN WEWENANG
UU No 26 Tahun 2007
“Negara menyelenggarakan penataan ruang untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Negara memberikan
kewenangan penyelenggaraan penataan ruang kepada Pemerintah dan pemerintah daerah dengan tetap
menghormati hak yang dimiliki orang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”
1. Pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah nasional,
PEMERINTAH
provinsi, dan kabupaten/kota, serta terhadap pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis
nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
2. Kerja sama penataan ruang antarnegara dan pemfasilitasan kerja sama penataan ruang
antarprovinsi
3. Perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang wilayah nasional
4. Penetapan kawasan strategis nasional
5. Perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kawasan strategis nasional
9
TUGAS DAN WEWENANG
UU No 26 Tahun 2007
1. Pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah provinsi,
PEMERINTAH
dan kabupaten/kota, serta terhadap pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis provinsi dan
PROVINSI
DAERAH
kabupaten/kota
2. Kerja sama penataan ruang antarprovinsi dan pemfasilitasan kerja sama penataan ruang
antarkabupaten/kota
3. Perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang wilayah provinsi
4. Penetapan kawasan strategis provinsi
5. Perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kawasan strategis provinsi
KABUPATEN/KOTA
PEMERINTAH
10
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
UU No 26 Tahun 2007
PENGATURAN PEMBINAAN
(Pasal 1 Angka 10)
(Pasal 1 Angka 9)
Upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan
Upaya pembentukan landasan
oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
hukum bagi Pemerintah,
pemerintah daerah, dan
(Pasal 13 Ayat 1)
masyarakat dalam penataan ruang.
Pemerintah melakukan pembinaan kepada pemerintah daerah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat.
(Pasal 12)
(Pasal 13 Ayat 2)
Dilakukan melalui penetapan
Pembinaan penataan ruang dilaksanakan melalui:
ketentuan peraturan a. Koordinasi penyelenggaraan penataan ruang;
perundang-undangan bidang b. Sosialisasi peraturan perundang-undangan dan sosialisasi pedoman
penataan ruang termasuk bidang penataan ruang;
pedoman bidang penataan ruang. c. Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan
penataan ruang;
d. Pendidikan dan pelatihan;
e. Penelitian dan pengembangan;
f. Pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang;
g. Penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat; dan
h. Pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat.
11
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
UU No 26 Tahun 2007
PELAKSANAAN
(Pasal 1 Angka 11)
Upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
12
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
UU No 26 Tahun 2007
PENGAWASAN
(Pasal 1 Angka 12)
Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
(Pasal 14 Ayat 1)
Pengawasan dilakukan terhadap kinerja pengaturan, pembinaan, dan pelaksanaan penataan ruang. Dimana hal
ini terdiri dari tindakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
13
DOKUMEN TATA RUANG
UU No 26 Tahun 2007
RTR PULAU/KEPULAUAN
ZONASI SISTEM
RTRW NASIONAL NASIONAL
ZONASI SISTEM
RTRW PROVINSI RTR KAWASAN STRATEGIS PROVINSI
PROVINSI
NEXT
14
DOKUMEN TATA RAUANG
UU No 26 Tahun 2007
15
HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT
UU No 26 Tahun 2007
16
KETENTUAN PIDANA
UU No 26 Tahun 2007
17
KETENTUAN PIDANA
UU No 26 Tahun 2007
1. Setiap orang yang tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin
pemanfaatan ruang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda
paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
2. Setiap orang yang tidak memberikan akses terhadap kawasan yang oleh peraturan
perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
3. Setiap pejabat pemerintah yang berwenang yang menerbitkan izin tidak sesuai dengan
rencana tata ruang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda
paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Selain sanksi pidana pelaku
dapat dikenai pidana tambahan berupa pemberhentian secara tidak dengan hormat dari
jabatannya.
18
03
PROSEDUR DAN PROSES
PENYUSUNAN DAN
PENETAPAN RENCANA TATA
RUANG
19
Tata Cara Penyusunan RTR Umum
(RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota)
Peraturan Presiden Nomor 21 tahun 2021
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No 11 Tahun 2021
Pembahasan
Proses Penyusunan Pelibatan Masyarakat
rancangan peraturan
oleh Pemangku
Kepentingan Sesuai
● Dilaksanakan paling lama 18 Bulan
Adanya pelibatan
Melibatkan Pemangku
wilayahnya
●
masyarakat dalam proses
Kepentingan masing-masing
daerah. penyusunan
● Wajib menyediakan dalam bentuk
digital dan sesuai standar Adanya pembahasan oleh
● Proses penyusunan Terdiri dari 5 Pemangku Kepentingan
tahap tentang RTR
20
PROSES PENYUSUNAN
Tahap III
Tahap I ( Persiapan) Tahap II ( Pengumpulan Data)
( Pengolahan Data)
Dalam proses persiapan terdapat 2 kegiatan Dalam proses pengumpulan data, data Dalam prosesnya menganalisis beberapa hal berikut
didalamnya yaitu penyusunan kerangka acuan yang dijelaskan terdiri dari ● Potensi dan permasalahan regional dan global
kerja dan penetapan metodologi yang digunakan. 1. Data wilayah administrasi ● Kebijakan spasial dan sektoral
Kerangka Acuan kerja sendiri terdiri dari 2. Data dan informasi ● Kedudukan dan peran daerah provinsi,
pembentukan tim penyusun dan penyusunan kependudukan kabupaten dan kota
rencana kerja. Sedangkan dalam penetapan 3. Data dan informasi bidang ● Fisik wilayah, Sosial kependudukan
metodologi yang digunakan di dalamnya pertahanan Ekonomi wilayah, Sarana prasarana
menjelaskan kajian awal data sekunder, 4. Data dan informasi kebencanaan ● Penguasaan tanah
persiapan teknis pelaksanaan dan pemberitaan 5. Data dan informasi kelautan ● Sistem pusat permukiman
kepada publik 6. Peta Dasar dan Peta Tematik ● Daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup, pengurangan resiko bencana
● Kemampuan keuangan daerah
● Penatagunaan sumber daya air
● Pemanfaatan ruang darat, laut udara dan
dalam bumi
Tahap V ( Penyusunan
Tahap IV ( Perumusan Konsepsi)
Rancangan Peraturan Daerah)
23
Permen PUPR No 16 Tahun 2009
24
Permen PUPR No 17 Tahun 2009
25
Tata Cara Penyusunan RTR Rinci
(RDTR)
Peraturan Presiden Nomor 21 tahun 2021
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No 11 Tahun 2021
Pembahasan
Proses Penyusunan Pelibatan Masyarakat
rancangan peraturan
oleh Pemangku
Kepentingan Sesuai
● Wajib disinkronkan dengan
Adanya pelibatan
muatan RTR Umum/ diatasnya
wilayahnya
masyarakat dalam proses
● Diselesaikan paling lama 8 bulan
● Melibatkan pemangku penyusunan
kepentingan melalui konsultasi Adanya pembahasan oleh
publik Pemangku Kepentingan
● Tahapan penyusunan terdiri dari 5 tentang RDTR
tahap Kabupaten/Kota (
Perwakilan DPRD)
26
Tahapan Penyusunan
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No 11 Tahun 2021
Penyusunan
Dalam prosesnya meliputi penyusunan kajian kebijakan rancangan
rancangan peraturan kepala daerah tentang RDTR dan penyusunan rancangan
peraturan kepala peraturan kepala daerah tentang RDTR kab/kota
daerah 27
Prosedur Penetapan Rencana Tata
Ruang Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No 8 Tahun 2017
Penerbitan Surat
Persetujuan Substansi
Proses penerbitan persetujuan substansi
terhadap rancangan peraturan
daerah/peraturan kepala daerah diberikan
Persiapan Lintas Sektor 03 berdasarkan hasil pembahasan lintas
sektor yang telah diperbaiki. Dalam proses
Dilakukan dengan mengirimkan surat penerbitan dilengkapi dengan dokumen:
undangan beserta materi rapat kepada
kementerian/lembaga, pemerintah Daerah,
Dewan perwakilan rakyat daerah dan Tabel hasil persandingan muatan
seluruh pemangku kepentingan terkait rancangan perda sebelum dan sesudah,
tabel evaluasi muatan strategis rancangan
perda, peta rencana struktur ruang dan
Materi rapat memuat naskah akademik pola ruang yang telah diparaf
atau kajian kebijakan, rancangan perda
RTR dan materi teknis berupa buku
rencana dan fakta analisis
PROBLEMATIKA
PEMBENTUKAN PERATURAN
DAERAH (PERDA) TENTANG
RENCANA TATA RUANG
WILAYAH PROVINSI RIAU
32
Latar
Belakang Pemprov Riau mengusulkan perubahan
kawasan hutan menjadi 3,49 juta Ha,
sehingga kawasan hutan menjadi 3,65 juta
Penyusunan Perda Rencana Tata Ha dan kawasan non Hutan menjadi 5,39
Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Riau Ha. Awalnya usulan tersebut direspon oleh
dimulai sejak adanya pemekaran Departemen Kehutanan pada tahun 2012
daerah yaitu pemekaran daerah (dengan membentuk tim terpadu). Tim
provinsi Riau menjadi Provinsi tersebut merekomendasikan perubahan
Kepulauan Riau.Dari perubahan kawasan hutan seluas 2,76 juta Ha,
tersebut pada tahun 2004 maka sehingga luas kawasan hutan menjadi 4,411
Pemerintah Daerah Provinsi Riau juta Ha dan kawasan non Hutan 4,62 juta
melakukan revisi terhadap RTRW Ha.
khususnya terkait status kawasan
hutan.
33
Permasalahan
Muncul ketika
Setelah ditunggu selama 2 tahun tidak ada
kemajuan, pada tahun 2014 Departemen Kehutanan
mengeluarkan SK No.673 Tahun 2014 disusul dengan
SK No.878 Tahun 2014 yang keduanya menyatakan
bahwa kawasan hutan di provinsi riau dikabulkan
menjadi 5,499 juta atau perubahan hutan hanya
seluas 1,68 juta Ha dari usulan/rekomendasi oleh tim
terpadu seluas 2,726 juta Ha
34
Panitia Khusus DPRD Riau ternyata sudah berulang kali mengundang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK) untuk menyelesaikan permasalahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Namun dalam pelaksanaan rapat
beberapa kali pihak KLHK tidak hadir sehingga mempengaruhi proses pengesahan RTRW
Permasalahan mendasar sehingga pembentukan Perda RTRW Provinsi Riau berlarut larut adalah adanya tarik-menarik
kepentingan antara pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan pemerintah
daerah Provinsi Riau terkait dengan peruntukan lahan dari kawasan hutan ke kawasan non hutan.
Usulan pemerintah Provinsi Riau dari hasil rekomendasi Tim Terpadu ternyata tidak diakomodir oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu perubahan peruntukan lahan dari Kawasan Hutan menjadi Kawasan Non
Kehutanan seluas 2.726.901 Ha. Berdasarkan surat Menteri Kehutanan No. SK.673/Menhut-II/2014 tentang Perubahan
Kawasan Hutan menjadi 92 Bina Hukum Lingkungan Volume 4, Nomor 1, Oktober 2019 Bukan Kawasan Hutan,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) hanya menyetujui seluas 1.638.249 Ha. Padahal faktanya di
lapangan areal atau lahan yang dipertahankan oleh Kementerian LHK itu sudah berubah sebagian besarnya menjadi
areal perkebunan kelapa sawit dan peruntukan lainnya.
Pada akhirnya Pemerintah Daerah menyetujui kebijakan yang diajukan oleh Kementerian LHK sehingga Kementerian
LHK merekomendasi Perda RTRW Provinsi Riau. Pada tanggal 25 April 2018, Perda RTRWP Provinsi Riau disetujui
oleh Kemendagri melalui Direktur Produk Hukum Daerah, Ditjen Otonomi Daerah dan memberikan Nomor Registrasi
Peraturan Daerah RTRW Provinsi Riau (10,105/2018) dan setelah itu Gubernur Riau menetapkan menjadi Peraturan
Daerah Nomor 10 Tahun 2018 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Riau.
35
Kesimpulan
Jika dilihat dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan, tidak dijelaskan adanya perbedaan kedudukan antara Perda RTRW Provinsi
dengan Perda lain, yang mana dalam Undang-undang tersebut perda RTRW Provinsi dengan perda
lainnya memiliki kedudukan yang sama pada proses pembentukannya. Tetapi pada kenyataannya
dalam proses penyusunan Perda RTRW Provinsi Riau banyak Instansi atau Lembaga dan Kementerian
terkait seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/BAPPENAS, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Badan Informasi Geospasial
dan Kemendagri yang ikut terlibat dalam membahas dan menyusun Perda RTRW Provinsi.
Oleh karena pentingnya kedudukan Perda khususnya Perda tentang rencana tata ruang, maka sudah
selayaknya peraturan pelaksanaan dalam pembentukan perda rencana tata ruang provinsi diatur
dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres), bukan dengan peraturan menteri dalam negeri. Hal ini
karena dalam penyusunan perda rencana tata ruang provinsi melibatkan beberapa institusi negara dan
kementerian seperti Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Bappenas, Badan Informasi Geospasial, dsb.
36
DAFTAR PUSTAKA
UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
PP No 21 tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Permen Agraria No 11 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang
Permen PUPR No 15 Tahun 2009 Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.
Permen PUPR No 16 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Permen PUPR No 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
https://www.mongabay.co.id/2021/02/16/revisi-perda-rtrw-riau-bagaimana-perkembangannya/
https://www.goriau.com/berita/baca/diduga-karena-perda-rtrw-peta-kawasan-hutan-jadi-masalah-mardianto-masy
arakat-sudah-menangisnangis.html
https://www.cakaplah.com/berita/baca/75799/2021/10/03/apa-kabar-rtrw-riau#sthash.KXh9mgbo.dpbs
37