6a. Pasal 18 Pasal 18 Berdasarkan ketentuan Pasal 11 dan Pasal 12 ayat (1)
[jo. Pasal 37 UUPR] Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
[jo. Pasal 37 UUPR]
Pemerintahan Daerah, penataan ruang merupakan
(1) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (1) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 diterbitkan oleh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 diterbitkan oleh pemerintah daerah yang bersifat wajib dan konkuren
Pemerintah Pusat. Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan serta berkaitan dengan pelayanan dasar. Oleh karena itu,
(2) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang kewenangannya. seyogyanya tetap dibuka kemungkinan penerbitan
tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dibatalkan persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
(2) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang
oleh Pemerintah Pusat. oleh Pemerintah Daerah.
tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dibatalkan oleh
(3) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan
dikeluarkan dan/atau diperoleh dengan tidak melalui kewenangannya.
prosedur yang benar, batal demi hukum. (3) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang
(4) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang dikeluarkan dan/atau diperoleh dengan tidak melalui prosedur
diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian yang benar, batal demi hukum.
terbukti tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, (4) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang
dibatalkan oleh Pemerintah Pusat. diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian
terbukti tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah,
dibatalkan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
sesuai dengan kewenangannya.
C. USULAN PENYEMPURNAAN SUBSTANSI RUU CIPTA KERJA…(lanjutan)
NO. RUU CIPTA KERJA USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
6b. Pasal 18 Pasal 18 Berdasarkan ketentuan Pasal 11 dan Pasal 12 ayat
[jo. Pasal 37 UUPR] (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
[jo. Pasal 37 UUPR]
Pemerintahan Daerah, penataan ruang merupakan
(5) Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat (5) Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat pembatalan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pembatalan persetujuan sebagaimana dimaksud pada persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan pemerintah daerah yang bersifat wajib dan
ayat (2) dan ayat (4), dapat dimintakan ganti kerugian ayat (4), dapat dimintakan ganti kerugian yang layak konkuren serta berkaitan dengan pelayanan dasar.
yang layak kepada instansi pemberi persetujuan. kepada instansi pemberi persetujuan. Oleh karena itu, seyogyanya tetap dibuka
(6) Kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi (6) Kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat kemungkinan penerbitan persetujuan Kesesuaian
akibat adanya perubahan rencana tata ruang wilayah adanya perubahan rencana tata ruang wilayah dapat Kegiatan Pemanfaatan Ruang oleh Pemerintah
dapat dibatalkan oleh Pemerintah Pusat dengan dibatalkan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.
memberikan ganti kerugian yang layak. Daerah dengan memberikan ganti kerugian yang layak.
(7) Setiap pejabat Pemerintah yang berwenang dilarang (7) Setiap pejabat Pemerintah yang berwenang dilarang
menerbitkan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan menerbitkan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang yang tidak sesuai dengan Pemanfaatan Ruang yang tidak sesuai dengan rencana
rencana tata ruang. tata ruang.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur perolehan (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur perolehan
persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
dan tata cara pemberian ganti kerugian yang layak dan tata cara pemberian ganti kerugian yang layak
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) diatur
diatur dengan Peraturan Pemerintah. dengan Peraturan Pemerintah.
C. USULAN PENYEMPURNAAN SUBSTANSI RUU CIPTA KERJA…(lanjutan)
NO. RUU CIPTA KERJA USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
7. Norma Baru Pasal 18 • Dengan disederhanakannya sistem perizinan, maka
fungsi pengawasan perlu lebih diperkuat guna
[jo. Pasal 59A UUPR]
memastikan kegiatan pemanfaatan ruang tetap
(1) Dalam melaksanakan pengawasan penataan ruang, Menteri, terkendali dan sesuai dengan rencana tata ruang.
gubernur, dan bupati/walikota dapat menetapkan pejabat • Dalam rangka mengoptimalkan fungsi pengawasan
pengawas penataan ruang yang merupakan pejabat penataan ruang, dipandang perlu untuk membentuk
fungsional. pejabat pengawas penataan ruang.
(2) Pejabat pengawas penataan ruang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berwenang:
a. melakukan pemantauan;
b. meminta keterangan;
c. membuat salinan dokumen dan/atau membuat catatan
yang diperlukan;
d. memasuki tempat tertentu;
e. memotret;
f. membuat rekaman audio visual;
g. memeriksan bangunan beserta prasarana dan sarana
pendukungnya;
h. menilai kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang dengan
rencana tata ruang dan/atau standar teknis;
i. menghentikan pelanggaran tertentu; dan
j. melakukan tindakan lain yang diperlukan.
(3) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), pejabat pengawas penataan ruang dapat
berkoordinasi dengan pejabat penyidik pegawai negeri sipil.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan
pejabat pengawas penataan ruang diatur dengan peraturan
Menteri.
C. USULAN PENYEMPURNAAN SUBSTANSI RUU CIPTA KERJA…(lanjutan)
NO. RUU CIPTA KERJA USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
8. Pasal 18 Pasal 18 Penyempurnaan redaksional guna konsistensi penggunaan
frasa “Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang”.
[jo. Pasal 60 UUPR) [jo. Pasal 60 UUPR)
Dalam penataan ruang, setiap orang berhak untuk: Dalam penataan ruang, setiap orang berhak untuk:
a. mengetahui rencana tata ruang; a. mengetahui rencana tata ruang;
b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan
ruang; ruang;
c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul
timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan
dengan rencana tata ruang; rencana tata ruang;
d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di
wilayahnya; wilayahnya;
e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian e. mengajukan tuntutan pembatalan persetujuan Kesesuaian
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan penghentian pembangunan
kepada pejabat berwenang; dan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat
f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah berwenang; dan
dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau
tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai
kerugian. dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.
1 2 3
Menginventarisasi masukan/tanggapan Mengadakan diskusi dengan ahli terkait Melakukan monitoring terhadap
dari Direktorat teknis terhadap dalam rangka penyempurnaan proses pembahasan RUU Cipta Kerja,
substansi RUU Cipta Kerja substansi RUU Cipta Kerja baik di internal Kementerian ATR/BPN
(khususnya yang berkaitan dengan maupun di DPR, dalam rangka
penataan ruang) mengawal terakomodasinya masukan2
dr Ditjen PPRPT
TERIMA KASIH