Anda di halaman 1dari 51

Randi Hidayatullah

18273106
Kelas A/ No.Absen 18
D-IV PERTANAHAN
Semester IV

1
DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012


2. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
3. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014
4. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2014
5. Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2015
6. Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015
7. Peraturan Kepala BPN Nomor 5 Tahun 2013
8. Peraturan Menteri ATR/KaBPN Nomor 6 Tahun 2015
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2016
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012
2
BEBERAPA PENGERTIAN

1. Instansi Yang Memerlukan Tanah :


adalah lembaga negara, kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan Badan Hukum Milik
Negara/Badan Usaha Milik Negara yang mendapat penugasan khusus Pemerintah
atau Badan Usaha yang mendapatkan kuasa berdasarkan perjanjian dari
lembaga negara, kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan Badan Hukum Milik Negara/Badan
Usaha Milik Negara yang mendapat penugasan khusus Pemerintah dalam rangka
penyediaan infrastruktur untuk kepentingan umum.

2. Pengadaan Tanah:
adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi Ganti Kerugian yang
layak dan adil kepada Pihak yang Berhak .

3
Lanjutan…

3. Pihak Yang Berhak :


adalah pihak yang menguasai atau memiliki Objek Pengadaan Tanah.

4. Objek Pengadaan Tanah:


adalah tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman, benda
yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya yang dapat dinilai.

5. Kepentingan Umum:
adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh
pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat .

6. Pelepasan Hak:
adalah kegiatan pemutusan hubungan hukum dari Pihak yang Berhak kepada
Negara melalui Kementerian.

4
Lanjutan…

7. Ganti Kerugian:
adalah penggantian yang layak dan adil kepada Pihak yang Berhak dalam
proses Pengadaan Tanah.

8. Penetapan Lokasi:
adalah penetapan atas lokasi pembangunan untuk kepentingan umum yang
ditetapkan dengan keputusan gubernur, yang dipergunakan sebagai izin untuk
Pengadaan Tanah, perubahan penggunaan tanah, dan peralihan hak atas
tanah dalam Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.

9. Ruang Atas Tanah dan Bawah Tanah:


adalah ruang yang ada di bawah permukaan bumi dan/atau ruang yang ada di
atas permukaan bumi sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung
berhubungan dengan penggunaan tanah.

5
ASAS DAN TUJUAN

1. Kemanusiaan 6. Kesepakatan
2. Keadilan 7. Keikutsertaan
3. Kemanfaatan 8. Kesejahteraan
4. Kepastian 9. Keberlanjutan
5. Keterbukaan 10. Keselarasan

6
ASAS DAN TUJUAN
1. Kemanusiaan
Pengadaan Tanah harus memberikan pelindungan serta penghormatan
terhadap hak asasi manusia, harkat, dan martabat setiap warga negara dan
penduduk Indonesia secara proporsional.

2. Keadilan
memberikan jaminan penggantian yang layak kepada Pihak yang Berhak
dalam proses Pengadaan Tanah sehingga mendapatkan kesempatan untuk
dapat melangsungkan kehidupan yang lebih baik.

3. Kemanfaatan
hasil Pengadaan Tanah mampu memberikan manfaat secara luas bagi
kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

4. Kepastian
memberikan kepastian hukum tersedianya tanah dalam proses Pengadaan
Tanah untuk pembangunan dan memberikan jaminan kepada Pihak yang
Berhak untuk mendapatkan Ganti Kerugian yang layak. 7
ASAS DAN TUJUAN
5. Keterbukaan
bahwa Pengadaan Tanah untuk pembangunan dilaksanakan dengan
memberikan akses kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan Pengadaan Tanah.

6. Kesepakatan
bahwa proses Pengadaan Tanah dilakukan dengan musyawarah para pihak
tanpa unsur paksaan untuk mendapatkan kesepakatan bersama.

7. Keikutsertaan
dukungan dalam penyelenggaraan Pengadaan Tanah melalui partisipasi
masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, sejak perencanaan
sampai dengan kegiatan pembangunan.

8. Kesejahteraan
adalah bahwa Pengadaan Tanah untuk pembangunan dapat memberikan nilai
tambah bagi kelangsungan kehidupan Pihak yang Berhak dan masyarakat
secara luas. 8
ASAS DAN TUJUAN

9. Keberlanjutan
kegiatan pembangunan dapat berlangsung secara terus-menerus,
berkesinambungan, untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

10. Keselarasan
bahwa Pengadaan Tanah untuk pembangunan dapat seimbang dan sejalan
dengan kepentingan masyarakat dan negara.

9
POKOK-POKOK PENGADAAN TANAH

1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin tersedianya tanah untuk


Kepentingan Umum dan pendanaannya.
2. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan sesuai dengan
a. Rencana Tata Ruang Wilayah;
b. Rencana Pembangunan Nasional/Daerah;
c. Rencana Strategis; dan
d. Rencana Kerja setiap Instansi yang memerlukan tanah.
3. Pengadaan Tanah diselenggarakan melalui perencanaan dengan melibatkan
semua pemangku dan pengampu kepentingan.
4. Penyelenggaraan Pengadaan Tanah memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan pembangunan dan kepentingan masyarakat.
5. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum dilaksanakan dengan
pemberian Ganti Kerugian yang layak dan adil.
10
RUANG LINGKUP KEPENTINGAN UMUM

a. Pertahanan dan keamanan nasional;


b. Jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi
kereta api;
c. Waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum, saluran pembuangan air dan sanitasi,
dan bangunan pengairan lainnya;
d. Pelabuhan, bandar udara, dan terminal;
e. Infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi;
f. Pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga listrik;
g. Jaringan telekomunikasi dan informatika Pemerintah;
h. Tempat pembuangan dan pengolahan sampah;
i. Rumah sakit Pemerintah / Pemerintah Daerah;
j. Fasilitas keselamatan umum;
k. Tempat pemakaman umum Pemerintah / Pemerintah Daerah;
l. Fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau publik;
m. Cagar alam dan cagar budaya;
n. Kantor Pemerintah / Pemerintah Daerah/ Desa;
o. Penataan permukiman kumuh perkotaan dan/ atau konsolidasi tanah, serta perumahan untuk
masyarakat berpenghasilan rendah dengan status sewa;
p. Prasarana pendidikan atau sekolah Pemerintah / Pemerintah Daerah;
q. Prasarana olahraga Pemerintah / Pemerintah Daerah; dan
r. Pasar umum dan lapangan parkir umum.
11
TAHAPAN PENGADAAN TANAH

A. PERENCANAAN
B. PERSIAPAN
C. PELAKSANAAN
D. PENYERAHAN HASIL

12
TAHAP PERENCANAAN

Instansi Yang Memerlukan Tanah (IYMT) ;


Membuat Perencanaan Berdasarkan :
RTRW, Prioritas Pembangunan (RPJM. Renstra dan RKP Instansi)

Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT)


(Maksud dan Tujuan, Gambaran Umum Status Tanah, Perkiraan Nilai Tanah, Rencana Penganggaran dan Studi
Kelayakan)
Ditetapkan Oleh Pimpinan IYMT

Gubernur Tahap Persiapan


13
TAHAP PERSIAPAN

Gubernur atau Bupati/Walikota (Delegasi - 5 HK) ;


Tim Persiapan (2 HK), (Pemberitahuan Rencana Lokasi (3 HK),
Pendataan Awal Lokasi, Konsultasi Publik ), Tim Kajian Keberatan

Keputusan Penetapan Lokasi + Peta Lokasi (Terbit maks 7 HK)


paling
lambat Optional : 30 HK ada keberatan dari PYB (PTUN/MA)
2 HK
(Dasar : diteruskan/ tidaknya Pengadaan Tanah)

Diumumkan (Desa, Kecamatan, Kab/Kota, di lokasi pembangunan atau media cetak)


Selama
7 HK

IYMT mengajukan ke Kanwil BPN ( Tahap Pelaksanaan)


14
Lanjutan…

 IYMT mengajukan Pelaksanaan Pengadaan Tanah kepada Kepala


Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional, dilengkapi dengan :
1. Dokumen perencanaan Pengadaan Tanah;
2. Surat pemberitahuan rencana pembangunan;
3. Data awal Subyek dan Objek;
4. Undangan dan daftar hadir Konsultasi Publik;
5. Berita acara kesepakatan Konsultasi Publik;
6. Surat keberatan (opsi);
7. Rekomendasi Tim Kajian (opsi);
8. Surat Gubernur (hasil rekomendasi) (opsi);
9. SK Penetapan Lokasi pembangunan;
10. Pengumuman Penetapan Lokasi pembangunan.

15
Kepala Kantor Wilayah BPN, selanjutnya :
1. Meneliti dan Mempertimbangkan apakah Pelaksanaan
Pengadaan Tanah dilaksanakan di Kantor Wilayah atau
Kantor Pertanahan.

2. Mengajukan biaya pelaksanaan pengadaan tanah yang


dibutuhkan kepada Instansi yang memerlukan tanah.

3. Membentuk keanggotaan PPT.

4. Selaku Ketua PPT membentuk Satgas A dan Satgas B.

16
TAHAP PELAKSANAAN
Kegiatan Tahap Pelaksanaan Meliputi :
a. Penyiapan pelaksanaan;
b. Inventarisasi dan identifikasi ;
c. Penetapan penilai;
d. Musyawarah penetapan bentuk ganti kerugian;
e. Pemberian ganti kerugian;
f. Pemberian ganti kerugian dalam keadaan khusus (opsional);
g. Penitipan ganti kerugian;
h. Pelepasan objek pengadaan tanah;
i. Pemutusan hub hkm antara pihak yang berhak dengan objek
pengadaan tanah;
j. Pendokumentasian peta bidang, daftar nominatif & data
administrasi pengadaan tanah.

17
A. PENYIAPAN PELAKSANAAN

Ketua PPT membuat rencana kerja, meliputi :


1. membuat agenda rapat pelaksanaan;
2. menyiapkan administrasi yang diperlukan;
3. mengajukan kebutuhan anggaran operasional
pelaksanaan pengadaan tanah;
4. inventarisasi dan identifikasi;
5. kendala-kendala teknis yang terjadi dalam pelaksanaan;
6. merumuskan strategi & solusi terhadap hambatan &
kendala dalam pelaksanaan;
7. menyiapkan langkah koordinasi ke dalam maupun ke
luar di dalam pelaksanaan;
8. menetapkan Penilai;
18
Lanjutan...

9. penilaian;
10. musyawarah penetapan ganti kerugian;
11. pemberian/penitipan ganti kerugian;
12. pelepasan objek Pengadaan Tanah dan pemutusan
hubungan hukum;
13. penyerahan bukti perolehan/penguasaan dari Pihak
yang Berhak;
14. membuat dokumen hasil pelaksanaan Pengadaan
Tanah;
15. penyerahan hasil Pengadaan Tanah

19
B. INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI

Didahului kegiatan sosialisasi oleh PPT bersama Satgas


kepada Pihak Yang Berhak (PYB) melalui lurah/Kepala Desa
(sosialisasi, tatap muka, surat pemberitahuan);

Satgas mulai bekerja :


Satgas A melakukan pengukuran keliling, pengukuran bidang
per bidang, menghitung dan menggambar bidang per bidang
dan batas keliling, serta pemetaannnya;

Satgas B melakukan pengumpulan data subjek, objek


dokumen kepemilikan, dll.

20
B. FORMAT DAFTAR NOMINATIF DAN CARA PENGISIAN
BENDA LAIN YANG
RUANG ATAS DAN
PIHAK YANG BERHAK TANAH BANGUNAN TANAMAN BERKAITAN Perkiraan
RUANG BAWAH
No. DENGAN TANAH Pembebanan dampak dari
Perusahaan
hak atas Tidak Kena Ket.
Urut rencana
Menguasai/ HM/ tanah/fiducia Pajak
Pemilik menggarap/ NIB Letak Luas Status Tanah Surat Tanda Bukti/Alas Hak Sarusun/ Luas Jenis Jumlah Jenis Jumlah Jenis Jumlah pembangunan
menyewa Lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

SAT UAN T UGAS B


ANGGOTA

NIP. ........................................

21
Lanjutan…

Tipologi Pihak Yang Berhak (PYB)


Perseorangan, Badan Hukum, Badan Sosial, Badan Keagamaan, atau
Instansi Pemerintah.

Meliputi :
a. Pemegang hak atas tanah;
b. Pemegang hak pengelolaan;
c. Nadzir untuk tanah wakaf;
d. Pemilik tanah bekas milik adat;
e. Masyarakat hukum adat;
f. Pihak yang menguasai tanah negara dengan itikad baik;
g. Pemegang dasar penguasaan atas tanah; dan/atau
h. Pemilik bangunan, tanaman, atau benda lain yang berkaitan
dengan tanah.
22
Lanjutan...

Hasil kegiatan Satgas :


 Satgas A : Peta Bidang Tanah (PBT)
 Satgas B : Daftar Nominatif (DN)
Berita Acara

Ketua PPT
Pengumuman PBT/DN (ada/tidak keberatan, verifikasi/perbaikan)

Dasar penentuan pihak yang berhak dalam pemberian ganti


kerugian

23
C. PENILAI
Pengadaan Penilai Oleh IYMT
Ketua PPT menetapkan Penilai

Penilai atau Penilai Publik

Meminta PBT & Daftar Nominatif dan data yang diperlukan

Memberi Penilaian besarnya Ganti Rugi bidang per bidang

Ketua PPT (BA Penyerahan Hasil Penilaian)

Dasar musyawarah untuk menetapkan bentuk Ganti Rugi


24
TUGAS PENILAI
Melakukan penilaian besarnya ganti kerugian bidang perbidang
tanah, meliputi :
1) Tanah;
2) Ruang atas tanah dan bawah tanah;
3) Bangunan;
4) Tanaman;
5) Benda yang berkaitan dengan tanah; dan/atau
6) Kerugian lain yang dapat dinilai.

Ket: - 1) s/d 5) : fisik.


- 6) : non fisik (solatium, biaya transaksi, beban masa tunggu,
kehilangan pendapatan usaha).

25
D. MUSYAWARAH PENETAPAN GANTI KERUGIAN
PPT bersama IYMT
mengundang
Pihak Yang Berhak/Kuasa

Musyawarah (bisa lebih dari 1 kali)

Sepakat Tidak Sepakat

PYB keberatan ke PN/MA

BA Kesepakatan Putusan PN/MA (inkracht)


(TTD PPT , PYB/Kuasa)
Dasar Pemberian Ganti Kerugian
26
TINDAK LANJUT MUSYAWARAH

1. PYB yg hadir/kuasanya yg setuju dengan GK (ttd);


Berita Acara 2. PYB yg hadir/kuasanya yg tidak setuju dengan GK (ttd);
Kesepakatan 3. PYB yg tidak hadir dan tdk memberi kuasa.

3 HK Penetapan Bentuk
Ganti Kerugian

Validasi 7 HK

Note : terhadap PYB yang tidak setuju


1. dapat mengajukan gugatan ke PN (14 HK)
Pemberian GK 2. Apabila tidak ttd BAK ?

27
E. PEMBERIAN GANTI KERUGIAN
Bentuk Ganti Kerugian :
 Uang;
 Tanah Pengganti;
 Pemukiman Kembali;
 Pemilikan Saham; atau
 Bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak.

28
F. PENITIPAN GANTI KERUGIAN
Penitipan Ganti Kerugian diajukan oleh IYMT kepada PN setempat,
karena :
 PYB menolak bentuk dan/atau besarnya GK berdasarkan hasil
musyawarah dan tidak mengajukan keberatan ke pengadilan;
 PYB menolak bentuk dan/atau besarnya GK berdasarkan putusan
pengadilan yg telah inkracht;
 Pihak yang Berhak tidak diketahui keberadaannya;
 PYB telah diundang secara patut tidak hadir dan tidak memberikan
kuasa; (pasal 71 ayat 3 Perpres) atau
 Objek Pengadaan Tanah yang akan diberikan GK :
 sedang menjadi Objek perkara di pengadilan;
 masih dipersengketakan kepemilikannya.
 diletakkan sita oleh pejabat yang berwenang; atau
 menjadi jaminan di bank
29
G. PELEPASAN OBJEK PENGADAAN TANAH
1. Tanah perorangan/ Badan Hukum
Pihak Yang Berhak (PYB) melepaskan HAT dihadapan
Kepala Kantor Pertanahan, menandatangani SPH dan Berita
Acara Pelepasan Hak disertai penyerahan bukti penguasaan
dan pemilikan objek, bersamaan dengan pemberian ganti
kerugian dari IYMT kepada PYB;

Hasil pelepasan dibuatkan BA Daftar Pelepasan Objek


Pengadaan Tanah :
- Untuk yang dilepaskan dihadapan Kakantah, ditandatangani
oleh Ketua PPT;
- Untuk yang dititipkan di PN, di tandatangani oleh Kakantah
dan Ketua PPT.

30
Lanjutan...
2. Tanah Instansi
Pelepasan aset yang dimiliki Pemerintah dilaksanakan
sesuai UU BMN/BMD oleh pejabat yang berwenang/yang
diberi pelimpahan kewenangan;

Pelepasan aset yang dikuasai oleh Pemerintah atau


dimiliki / dikuasai BUMN / BUMD dilaksanakan sesuai
undang-undang ini;

Pelepasan tanah instansi tidak diberikan ganti kerugian,


kecuali :
- Objek pengadaan panah yang telah berdiri bangunan
yang dipergunakan secara aktif untuk
penyelenggaraan tugas pemerintahan,
- yang dimiliki/dikuasai BUMN/BUMD, dan atau
- tanah kas Desa.
31
H. PEMUTUSAN HUBUNGAN HUKUM
Pada saat pelaksanaan :
 Pemberian Ganti Kerugian dan Pelepasan Hak telah
dilaksanakan dihadapan Kakantah;
Kepemilikan atau Hak Atas Tanah dari Pihak Yang Berhak
menjadi hapus dan alat bukti haknya dinyatakan tidak berlaku
dan tanahnya menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh
negara; atau
 Pemberian Ganti Kerugian sudah dititipkan di pengadilan
negeri.
Kepemilikan atau Hak Atas Tanah dari Pihak Yang Berhak
menjadi hapus dan alat bukti haknya dinyatakan tidak berlaku
dan tanahnya menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh
negara sejak keluarnya penetapan pengadilan mengenai
penitipan Ganti Kerugian .
32
Lanjutan...

Tata cara pemutusan hubungan hukum :


1. Tanah yang telah terdaftar
Kakantah mencatat hapusnya hak pada buku tanah dan daftar
umum dan memberitahukan kepada para pihak terkait (Pihak
yang berhak/Pemerintah/Pemda/BUMN/BUMD/Kepala Desa);

2. Tanah yang belum terdaftar


Ketua PPT menyampaikan hapusnya hak kepada Kepala
Desa/Lurah, Camat dan Pejabat yag berwenang mengeluarkan
surat tersebut;

33
Lanjutan...
Ketua PPT menyampaikan pemberitahuan kepada :
 Ketua PN dan para pihak, apabila tanahnya menjadi objek
perkara di Pengadilan dan ganti kerugian telah dititipkan;
 Kepada para pihak yang bersengketa, apabila tanahnya
masih dipersengketakan kepemilikannya dan ganti rugi telah
dititipkan di Pengadilan;
 Pejabat yang meletakkan sita apabila tanahnya diletakkan
sita oleh Pejabat yang berwenang dan ganti rugi telah
dititipkan di Pengadilan;
 Kreditur/pemegang hak tanggungan dan membuat Berita
Acara pelepasan objek serta ganti kerugian dititip di
Pengadilan.

34
I. PENDOKUMENTASIAN DATA PENGADAAN TANAH
 PPT melakukan pengumpulan, pengelompokan, pengolahan
dan penyimpanan data pengadaan tanah;
 Kakantah menyimpan, mendokumentasikan dan
mengarsipkan (hard copy dan soft copy) Data Pengadaan
Tanah;
 Data Pengadaan Tanah dibuat salinan rangkap 2 (dua) :
a. asli dan 1 (satu) salinan diserahkan kepada IYMT
b. 1 (satu) salinan menjadi dokumen di Kanwil/Kantah
Data pengadaan tanah meliputi :
1. dokumen perencanaan Pengadaan Tanah;
2. surat pemberitahuan rencana pembangunan;
3. data awal Subyek dan Objek;
4. undangan dan daftar hadir Konsultasi Publik;
5. berita acara kesepakatan Konsultasi Publik;
35
Lanjutan...
6. surat keberatan;
7. rekomendasi Tim Kajian;
8. surat gubernur (hasil rekomendasi);
9. surat keputusan Penetapan Lokasi pembangunan;
10. pengumuman Penetapan Lokasi pembangunan;
11. surat pengajuan Pelaksanaan Pengadaan Tanah;
12. berita acara inventarisasi dan identifikasi;
13. peta bidang Objek Pengadaan Tanah dan daftar
nominatif;
14. pengumuman daftar nominatif;
15. berita Acara Perbaikan dan Verifikasi;
16. daftar nominatif yang sudah disahkan;
17. dokumen Pengadaan Penilai;
18. dokumen hasil penilaian Pengadaan Tanah;

36
Lanjutan...
19. berita acara penyerahan hasil penilaian;
20. undangan dan daftar hadir musyawarah penetapan Ganti
Kerugian;
21. berita acara kesepakatan musyawarah penetapan Ganti
Kerugian;
22. putusan pengadilan negeri/Mahkamah Agung;
23. berita acara pemberian Ganti Kerugian dan Pelepasan
Hak;
24. alat bukti penguasaan dan pemilikan Objek Pengadaan
Tanah;
25. surat permohonan penitipan Ganti Kerugian;
26. penetapan pengadilan negeri penitipan Ganti Kerugian;
27. berita acara penitipan Ganti Kerugian;
28. berita acara penyerahan hasil Pengadaan Tanah; dan
29. dokumentasi dan rekaman.
37
TAHAP PENYERAHAN HASIL

1. Ketua PPT membuat dokumen dalam rangkap 2 (dua), yaitu:

1 (satu) asli dan 1 (satu) rangkap fotokopi yang dilegalisir


oleh PPT diserahkan pada IYMT;  

2. Ketua PPT menyerahkan hasil PPT kepada IYMT paling lama 3


HK sejak pelepasan hak objek PPT dengan Berita Acara; 

3. IYMT mengajukan Pendaftaran/Pensertipikatan paling lama


30 hari kerja sejak penyerahan hasil Pengadaan Tanah.
38
SUMBER DANA PENGADAAN TANAH
1. APBN / APBD;
2. Dana Internal perusahaan atau sumber lain, dalam hal IYMT adalah
BHMN (contoh BP MIGAS) / BUMN (contoh PLN) yang mendapat
penugasan khusus;
3.Dalam hal IYMT adalah badan usaha yang mendapat kuasa
berdasarkan perjanjian dari instansi, maka dana pengadaan tanah
dapat bersumber terlebih dahulu dari badan usaha tersebut. Dana
badan usaha tersebut dibayar kembali oleh instansi melalui
APBN/APBD setelah proses pengadaan tanah selesai.

4. IYMT menjamin alokasi ketersediaan dana pengadaan tanah sesuai


dengan perundang-undangan. Alokasi dana penyelenggaraan PPT
terdiri dari :
a.a. biaya ganti kerugian;
b.b. biaya operasional dan biaya pendukung (BOBP). 39
PERATURAN TENTANG BOBP

1. Yang bersumber dari APBN, BUMN/BHMN :


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.02/2013 Tentang Biaya
Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

2. Yang bersumber dari APBD :


Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Biaya
Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
40
PENGADAAN TANAH LANGSUNG

1. Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk kepentingan


umum dengan luas s/d 5 Ha dapat dilakukan langsung oleh
IYMT dengan PYB, harus sesuai Tata Ruang Wilayah, tidak
memerlukan Penetapan Lokasi dan menggunakan Penilai
Pertanahan.
2. Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk kepentingan umum
(diluar untuk pembangunan hankam) yang dilaksanakan oleh
badan usaha swasta, dilakukan langsung dengan cara jual beli,
tukar menukar atau cara lain yang disepakati oleh PYB dengan
badan usaha swasta.
3. Pengadaan tanah bagi pembangunan selain untuk kepentingan
umum yang dilaksanakan oleh instansi yang sumber dananya
berasal dari APBN/APBD dan dimiliki oleh instansi pemerintah,
pengadaan tanahnya dilaksanakan secara langsung melalui
juali beli, tukar menukar atau cara lain yang disepakati para
pihak. 41
PENGADAAN TANAH LANJUTAN
Diatur dalam Perpres Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

42
PENGADAAN TANAH LANJUTAN
Diatur dalam Perpres Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

43
KETENTUAN PERALIHAN

Proses PPT yang sedang dilaksanakan sebelum berlakunya PerKBPN no. 5


tahun 2012 , diselesaikan sesuai PerKBPN no. 3 tahun 2007 jo. Perpres 36
tahun 2005 jis Perpres no. 65 tahun 2006, dengan syarat :
1. Telah dituangkan dalam DPPT/Proposal Pembangunan;
2. Telah dianggarkan pada TA yang sedang berjalan;
3. Telah diterbitkan penetapan lokasi;
4. Telah terlaksana pelepasan hak; dan / atau
5. Ganti Kerugian telah dititipkan di PN.

Paling lama diselesaikan s.d. 31 Desember 2015

44
HAMBATAN KENDALA DAN MASALAH

Hambatan Kendala dan Masalah yang terdapat pada


tahap
pelaksanaan (praktis-empiris) meliputi sub kegiatan:
a. penyiapan pelaksanaan
b. inventarisasi dan identifikasi
c. penilaian
d. musyawarah penetapan bentuk ganti kerugian
e. pemberian ganti kerugian dan pelepasan hak
f. proses beracara di Pengadilan Negeri 45
HAMBATAN KENDALA DAN MASALAH

Tahap pelaksanaan:
a. Sub kegiatan penyiapan pelaksanaan
1. Belum diakomodir/terintegrasi kegiatan PPT pada aplikasi
Komputerisasi Kegiatan Pertanahan (baik pada Kanwil maupun Kantah).
2. Struktur dan besaran honorarium BOBP khusus untuk Satgas yang
mengacu pada ketentuan dalam PP Pengenaan Jenis dan Tarif (PNBP),
namun hal tersebut belum diatur (baik pada PP No. 13 tahun 2010
maupun dalam PP penggantinya yaitu PP No. 128 Tahun 2015).

46
Lanjutan…

b. Sub kegiatan Inventarisasi dan Identifikasi


1. Satgas Inventarisasi dan Identifikasi (Satgas A) mengalami kesulitan dalam pengukuran
keliling obyek pengadaan tanah, disebabkan peraturan perundang-undangan pengadaan
tanah belum mengatur mengenai kewajiban Instansi Yang Memerlukan Tanah untuk
memasang tanda-tanda batas keliling obyek pengadaan tanah pada tahap sebelumnya
(tahap perencanaan/ persiapan).
2. Pihak Yang Berhak umumnya enggan untuk memberikan informasi dokumen
pemilikan/penguasaan atas tanah yang dimiliki, sebelum mengetahui nilai ganti kerugian
yang akan diterima dan/atau Pihak Yang Berhak tidak berada di lokasi dan jika dikuasakan,
maka pihak yang diberi kuasa umumnya tidak mengetahui batas-batas bidang.
3. mengenai pengukuran rinci/detail bangunan, bagian-bagian bangunan dan benda diatas
tanah serta pendataan tanaman, belum diatur secara tegas apakah menjadi tugas Satgas
atau Penilai Pertanahan .
4. Satgas sulit untuk melakukan cek plot terhadap Sertipikat HAT lama yang belum dilakukan
pemetaan pada Peta Pendaftaran.

47
Lanjutan…

c. Sub kegiatan Musyawarah Penetapan Bentuk Ganti Kerugian

1. Pihak yang Berhak yang hadir saat musyawarah dan tidak setuju dengan nilai
GK, tetapi tidak bersedia menandatangani BA Kesepakatan sampai berakhirnya
tenggang waktu musyawarah, sehingga Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah
tidak dapat menetapkan bentuk dan besarnya ganti kerugian (tidak diatur
dalam Pasal 75 ayat (2) Jo. Pasal 72 ayat (2) Perpres Nomor 71 Tahun 2012).
2. PYB pada saat pelaksanaan musyawarah awalnya telah menyetujui besaran nilai
GK dan telah menandatangani BA Kesepakatan, namun dikemudian hari melalui
surat tertulis PYB tersebut menarik kembali persetujuannya dalam BA
Kesepakatan dimaksud, menjadi tidak setuju. (menyulitkan PPT melangkah ke
tahap berikutnya berkaitan dengan Pasal 98 ayat (1) huruf c atau Pasal 86
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 jo. Pasal 37 Perkaban Nomor 5
Tahun 2013).

48
Lanjutan…

d. Sub kegiatan beracara di Pengadilan Negeri

1. Majelis Hakim yang memeriksa perkara gugatan penolakan PYB (penggugat)


atas besarnya nilai Ganti Kerugian belum memutus perkara tersebut sampai
batas waktu 30 hari kerja sebagaimana yang telah ditentukan oleh undang-
undang.
2. Majelis Hakim yang memeriksa perkara gugatan penolakan PYB (penggugat)
atas besarnya nilai Ganti Kerugian setelah lewat waktu yang ditentukan
undang-undang mengakhiri perkara tersebut bukan berupa Putusan,
melainkan dengan suatu Penetapan berdasarkan alasan prosedural/formal,
misal pengguguran/pencabutan perkara dengan alasan biaya panjar yang
disetor oleh penggugat telah habis dan penggugat telah diperintahkan oleh
Hakim untuk melunasi tetapi penggugat tidak melunasi sampai batas waktu.

49
Lanjutan…

e. Sub kegiatan Pemberian Ganti Kerugian dan Pelepasan Hak

1. Pihak yang Berhak dalam musyawarah telah menyetujui bentuk dan besar ganti
kerugian dan telah menandatangani BAK, telah ada penetapan bentuk dan besar
ganti kerugian dan telah dilakukan validasi, tetapi pada saat pelaksanaan
pemberian ganti kerugian PYB bersangkutan tidak hadir untuk menandatangani
kuitansi dan menerima GK serta tidak menyerahkan asli dokumen kepada
Pelaksana Pengadaan Tanah dan menandatangani Surat Pelepasan Hak / Berita
Acara Pelepasan Hak.

2. Terjadi perubahan sumber pendanaan di tengah proses Pemberian Ganti Kerugian


dan Pelepasan Hak, yaitu sumber dananya bukan berasal dari Instansi Yang
Memerlukan Tanah semula, melainkan berasal dari Instansi lain dan Instansi lain
tersebut bertindak sebagai pihak pengganti Instansi Yang Memerlukan Tanah
semula.

50
51

Anda mungkin juga menyukai