Anda di halaman 1dari 23

Pengadaan Tanah bagi

Pembangunan untuk
Kepentingan Umum
Dosen Pengampu : Ulfia Hasanah, S.H.,
M.kn
Anggota Kelompok 3

1. Fitria Laila Ramadhani (2109111431)


2. Uswatul Azizah (2109112514)
3. Shintia Novariani Putri (2109112516)
4. Yusuf Dimas Prasetyo (2109112144)
01
Pengertian
Pengadaan Tanah
Pengertian
Pengadaan Tanah
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
mendefenisikan pengadaan tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan
cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak.
Tujuan pengadaan tanah tercantum dalam Pasal 3 Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2012 menyebutkan “Tujuan pengadaan tanah untuk
kepentingan umum adalah menyediakan tanah bagi pelaksanaan
pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa,
Negara dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum pihak
yang berhak.
Definisi Operasional
Definisi operasional lain terkait pengadaan tanah:
1. Objek pengadaan tanah adalah tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan,
tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya yang dapat dinilai.
2. Pihak yang berhak adalah pihak yang menguasai atau memiliki objek pengadaan
tanah.
3. Kepentingan umum adalah kepentingan bangsa, Negara, dan masyarakat yang
harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat.
4. Ganti kerugian adalah penggantian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak
dalam proses pendaftaran tanah.
02
Dasar Hukum
Pengadaan Tanah
Dasar Hukum Pengadaan Tanah
a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum.
b. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor
71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum.
c. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pengadaan Tanah sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan
Tanah.
03
Asas-asas
Pengadaan Tanah
Asas-Asas Pengadaan Tanah

Kemanusiaan Keadilan Kemanfaatan Kepastian

Keterbukaan Kesepakatan Keikutsertaan Kesejahteraan

Keberlanjutan Keselarasan
04
Tujuan &Ruang
Lingkup Pengadaan
Tanah
Tujuan Pengadaan
Tanah
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012
menyebutkan, bahwa;
“Tujuan pengadaan tanah untuk kepentingan
umum adalah menyediakan tanah bagi
pelaksanaan pembangunan guna
meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran bangsa, Negara dan
masyarakat dengan tetap menjamin
kepentingan hukum pihak yang berhak.”
Ruang Lingkup Pengadaan Tanah
1. Pertahanan dan keamanan Nasional;
2. Jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas
operasi kereta api;
3. Waduk, bendungan, bending, irigasi, saluran air minum, saluran pembuangan air dan
sanitasi, dan bngunan pengairan lainnya;
4. Pelabuhan, Bandar udara, dan terminal;
5. Infrastruktur inyak, gas, dan panas bumi;
6. Pembangkit, transmisi, gardu, jaringan dan distribusi tenaga listrik;
7. Jaringan telekomunikasi dan informatika pemerintah;
8. Tempat pembuangan dan pengelolahan sampah;
9. Rumah sakit pemerintah/pemerintah daerah;
10. Fasilitas keselamatan umum;
Ruang Lingkup Pengadaan Tanah
11. Tempat pemakaman umum pemerintah/pemerintah daerah;
12. Fasilitas sosial, fasilitas umum dan ruang terbuka hijau publik;
13. Cagar alam dan cagar budaya;
14. Kantor Pemerintah/Pemerintah Daerah/Desa;
15.Penataan pemukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi
tanah, serta perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah
dengan status sewa;
16. Prasarana pendidikan atau sekolah pemerintah/pemerintah
daerah;
17. Prasarana olah raga pemerintah/pemerintah daerah;dan
18. Pasar umum dan lapangan parkir
05
Pokok Pengadaan
Tanah
Pokok Pengadaan Tanah
a. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menjamin tersedianya tanah untuk
kepentingan umum dan menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum.
b. Pihak yang berhak wajib melepaskan tanahnya pada saat pelaksanaan pengadaan
tanah untuk kepentingan umum setelah pemberian ganti kerugian atau berdasarkan
putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
c. Diselenggarakan oleh pemerintah.
d. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum diselenggarakan sesuai dengan:
- Rencana tata ruang wilayah;
- Rencana pembangunan nasional/daerah;
- Rencana strategis dan
- Rencana kerja setiap instansi yang memerlukan tanah.
Pokok Pengadaan Tanah
e. Diselenggarakan melalui perencanaan dengan melibatkan semua pengampu dan
pemangku kepentingan.
f. Pihak yang berhak dan pihak yang menguasai objek pengadaan tanah untuk
kepentingan umum wajib mematuhi ketentuan UU
g. Memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pembangunan dan kepentingan
masyarakat.
h. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan dengan pemberian ganti
kerugian yang layak dan adil.
06
Penyelenggaran
Pengadaan
Tanah
Penyelenggaran
Pengadaan Tanah
Dalam hal Kepala Kantor Wilayah BPN menjabat sebagai Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah, maka unsur keanggotaan pelaksanaan
pengadaan tanahnya adalah (Pasal 49 ayat (3) Peraturan Presiden Nomor
71 Tahun 2012):
1) Pejabat yang membidangi urusan pengadaan Tanah di lingkungan
Kantor Wilayah BPN;
2) Kepala Kantor Pertanahan tempat lokasi Pengadaan Tanah;
3) Pejabat satuan kerja perangkat daerah provinsi yang membidangi
urusan pertanahan;
4) Camat setempat pada lokasi Pengadaan tanah; dan
5) Lurah/kepala desa atau nama lain pada lokasi pengadaan tanah.
Tahap Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah
Pengadaan tanah untuk kepentingan umum diselenggarakan
melalui 4 tahapan, yaitu (Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2012):
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Persiapan
3. Tahap Pelaksanaan
4. Tahap Penyerahan Hasil.
07
Penerbitan
Sertifikat Hak
Atas Tanah
Penerbitan Sertifikat
Hak Atas Tanah
Pasal 50 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 menyebutkan bahwa;
“Instansi yang memperoleh tanah wajib mendaftarkan tanah yang telah diperoleh
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”. Pasal ini
mengisyaratkan bahwa tahapan pelaksanaan pengadaan tanah tidak
berhenti/selesai sampai dengan penyerahan dokumen hasil pengadaan tanah saja,
melainkan dilanjutkan dengan proses selanjutnya yaitu pendaftaran tanah hasil
pengadaan tanah dimaksud.
Sepanjang mengenai inventarisasinya terutama didasarkan kepada
penyimpanan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pengadaan tanah
tersebut antara lain:
1. Berita acara pembebasan tanah;
2. Berkas (pertinggal) permohonan hak pakai/hak pengelolaan
3. Salinan surat keputusan pemberian hak pakai/hak pengelolaan;
4. Sertifikat atas tanahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhani, Rahmat. 2018. Buku Ajar Hukum Agraria (Suatu Pengantar). Medan:
UMSU Press.
Muwahid. 2016. Pokok-Pokok Hukum Agaria Di Indonesia. Surabaya: UIN Sunan
Ampel Press.
Isnandar, Nandang., dan Hadi Arnowo. 2021. Prinsip Dan Pelaksanaan Pengadaan
Tanah Untuk Kepentingan Umum Di Indonesia. Banyumas: SIP Publishing.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai