Anda di halaman 1dari 21

SELAMAT DATANG PESERTA

Nama Mata Kuliah : Hukum Pengadaan Tanah


Kode Mata Kuliah : HKG 4013
SKS : 02 ( 100 )’ tatap muka
Sifat : Wajib Konsentrasi
Jumlah tatap Muka : 12 min 16 maksimal
Dosen Pengampu : Imam Koeswahyono
Iwan Permadi
Siti Hamidah

M K Prasyarat : Hk Agraria, Perdata, HAN


PIH,PHI
Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
Metode yg diaplikasikan: Competence Based
Jabaran: ceramah, responsi, kuis, ,paper,test
Pokok Bahasan 1: Konsepsi dasar & Dasar pengaturan
Pokok Bahasan 2: Pencabutan HAT
Pokok Bahasan 3: Pembebasan HAT
Pokok Bahasan 4: PTUP 2 versi Kep Pres & Perpres
Ujian Tengah Semester
Pokok Bahasan 5: TGT & Penataan Ruang
Pokok Bahasan 6: Land Consolidation
Pokok Bahasan 7: Land Banking
Pokok Bahasan 8: Perijinan Pemb Kawasan
Pokok Bahasan 9: Kawasan Perumahan & Pemukiman
Pokok Bahasan10:Kawasan Industri
Pokok Bahasan11: Kawasan Lainnya
Ujian Akhir Semester
BAHAN PUSTAKA TERPILIH:
 Abdurrachman.,2004., Pencabutan, Pembebasan HAT
dan PTUP, Alumni, Bandung
 AP Parlindungan.,2004., Komentar Atas UU Penataan
Ruang, Mandar Maju, Bandung
 Boedi Harsono.,2003., Hukum Agraria Sejarah Pemben-
tukan UUPA, Isi & Pelaksanaan, Cetakan VII, Jilid I,
Djambatan, Jakarta
 Imam Koeswahyono, 1998.,Tata Ruang & Tata Guna
Tanah, Diktat, FH-Unibraw
 Maria Sriwulani Sumardjono.,2005., Kebijakan Pertanah-
an Antara Regulasi & Implementasi, Edisi Rev, Buku
Kompas, Jakarta
 Oloan Sitorus & Dayat Limbong,.2004., Pengadaan
Tanah Untuk Kepentingan Umum, MKTI, Yogyakarta
 Oloan Sitorus,Dkk.,1995., Pelepasan/ Penyerahan HAT
Sebagai Cara Pengadaan Tanah, CV Dasamedia Utama,
Jakarta
 Soetomo.,1986., Politik & Administrasi Agraria, Usaha
Nasional, Surabaya
Pokok Bahasan 1
 PTUP: disajikan sbg kelanjutan Hk Agr (d/h 1) shg
dinamai Hk Agr (d/h 2)
 Latar Belakang:Filosofi hub manusia tanah
Pergeseran Paradigma tnh asetko-
moditikepent state + investor
♣ Arti Penting: Bnyk konflik, degradasi, alih fungsi, HAM
♣ Lingkup Pengkajian: hukum, pol, sos, budaya, dsb
♥ 6 Asas PTUP:Harsono B, dlm Sitorus ( 1995 & 2004)
a. Penguasaan & penggunaan tnh oleh & untuk hrs ada
landasan hak
b. Semua HAT lsg/ tdk lsg bersumber pd Hak Bangsa
c.Cara PT yg sdh dilekati HAT seorang hrs dg “ Kata
Sepakat”
d. Jika memaksa jk musyw tdk dpt untuk kept umum
pres, dpt scr paksa melakukan “Pencabutan HAT”
Pokok Bahasan 1 Lanjutan…….
6 Asas PTUP:Harsono B, dlm Sitorus ( 1995 & 2004)
e. Baik dgn musyw / Penc HAT kpd pihak yg menyerahkan tnh
wajib diberi imbalan yg layak: uang, tnh/fasilitas,dll
f. Rakyat yg diminta menyerahkan tnh untuk kept proyk pemb
berhak untuk memperoleh pengayoman dr pejabat

☺Arti/ Makna PTUP


Psl 1 Kep Pres 55/93: “ setiap kegiatan untuk mendapatkan tnh
dgn cara memberikan ganti kerugian kpd yg berhak atas tanah”
Lahir krn keterbatasan persediaan tnh

Psl 1 angka 3 Per Pres 36/ 2005: “setiap kegiatan untuk men-
dapatkan tnh dg cara memberikan ganti rugi kpd yg melepas-
kan/ menyerahkan tnh, bang, tnmn & yg berkaitan/ pencabut-
an HAT”

♠ 2 (dua) cara/ Sistem (I Soegiarto dlm Sitorus dkk 2004):


1. Untuk kepentingan pemerintah/ negara
2. Untuk keperluan swasta
Pokok Bahasan 1 Lanjutan…….
Pelepasan / penyerahan HAT adalah: “kegiatan melepas-
kan hub hk antara pem HAT dg tnh yg dikuasainya dg
memberikan ganti rugi atas dasar musyw” (Psl 1 angka 6
Per Pres 36/ 2005)
Kepentingan Umum: pergeserantdk jelasjelastdk jelas
kept seluruh lap masydilakukan, di -
miliki pem, non profit kept sebg bsr
lapisan masyarakat
Salindeho (1988): kept bgs & ngr &
kept brsma rkyt dg memperhatikan as-
pek: sos, pol, psik,Hankamnas ats dsr
asas pemb nas dg mengindahkan tanas
& wanas”
Soemardjono (1990) 4 mcm kept: bngs
& ngr,masy luas, kpet bersama & pemb
Pokok Bahasan 1 Lanjutan…….
 5 Prinsip Mendasari PTUP (General) OP Agar-
wala 1993 & HC Black 1990 dlm Sitorus 2004: 1)
 “Salus Populi est Suprema Lex”
 “Necessitas Publica Major Est Quam Privata” kept umum
> kept personal
 Princepts Et Respublica ex Justa Cauisa Possunt Rem
Meam Auferre”/ the Prince and commonwealth for a just
cause can take away my property
 The Law Imposeth it on every subject that he prefers the
Urgent service of his Princeand Country, before the Safe-
ty of his life” ( hk mewajibkan seseorang untuk menda-
hulukan kept ngr daripada keselamatan pribadinya)
 Right to land is a part of human rights (UNO Charter)
Pokok Bahasan 2: Pencabutan HAT
 Definisi: ”Melepaskan hub hk scr paksa antara
subyk & obyk dgn memberikan ganti-rugi”
 Latar Belakang: Upaya hk lainnya tdk berhasil,

kebth yg mendesak, didsrkan pd Kep Pres


 Dasar Hukum: Psl 6, 18, 27, 34, 40, 43 UUPA,

UU 20/1961
 Karakteristik: Optimum Remedium, Urgensi

kebth tanah
 2 (Dua) Mekanisme Pencabutan HAT:

a. Biasa
b. Mendesak
© Ganti Rugi tanah, bangunan tanaman
Pokok Bahasan 2: Pencabutan HAT Lan-
jutan………
 Upaya Hukum: Banding ke Peng Tinggi (Psl 8 yo PP
No.39/ 1973, tdk menunda tindk penc
thd TN maks 1 bln (Psl 9)
♣ Analisis Hukum: transparansi tinggi, pengg asas “Dis-
kresi sangat terbatas”
♠ Perlind Hukum : krg berbobot (tdk ada keseimbangan
kekuatan/ tdk ada pengws DPR/D
♥ Delegasi Perund: sangat terbatas (Psl 4, 8)
Kesimpulan: 1. Upaya paksa
2. Optimum Remedium
3. Melalui Kep Pres
Pokok Bahasan 3: Pembebasan
HAT
 A.Pengertian: Psl 1 Ay (1) “melepaskan hub hk antara pem HAT
dgn cara memberikan Ganti Rugi”
☻B.Filosofi: Neo Kapitalisme
C.Dasar : PerMenDaGri No.15/1975
D.Tujuan: 1.Memenuhi kebth tnh untk pem & swasta
2.Memberikan gnti rugi scr tertib & seragam
E.Obyek : 1. tnh hak, 2.komunal/ Ulayat
F.Subyek: 1.Pem Pus, 2.Prop, 3. Kab/ Kota (Psl 2-10)
4. Swasta (Psl 11)
G.Syarat: 1.Ket status tnh, 2.GS, 3.Maksud & tujuan,
pengg tnh, 4. Bukti tlh musyw ttg GR
H.Jenis Kepanitiaan:1. Prop (dg SK Gub), 2.Kab/Kota (dgn SK
Bup/Walkot
I. Tugas Panitia:1.invts oby, 2.melakukan negosiasi, 3.menaksir
Ganti Rugi, 4. Membuat BAP pencb HAT, 5.Me-
nyaksikan pemby GR (Psl 3)
Pokok Bahasan 3: Pembebasan
HAT Lanjutan……..
 J.Upaya Hk: banding ke Gub mengukuhkan/lain
 K.Kewajiban: GR langsung, tunai, menyed penampu-
ngan (Psl 13)
L.Honor Panitia: 0,25% dari taks GR maks 1,5 % (Psl
12)
M.Analisis HAN: Enumeratif mutlak, cacat hk, inkonsis-
tensi dgn UUPA, transp tdk ada
1.Pengadaan tanah bagi pelaksanaan
pembangunan untuk kepentingan umum
dilakukan dengan dua cara yaitu: pelepasan /
penyerahan hak atas tanah atau pencabutan hak
atas tanah
2.Jika tanah telah ditetapkan sebagai lokasi
pelaksana pemb bagi kepentingan umum, maka
siapa saja yang melakukan pembelian tanah lebih
dahulu harus memperoleh persetujuan tertulis
dari bupati/ walikota/ gubernur sesuai
kewenangannya;
3. Musyawarah mengenai penyelesaian tanah harus
dilakukan dlm waktu 90 hr sejak undangan
musyawarah diterima; jika tidak tercapai
keepakatan dan terjadi sengketa, panitia pengadaan
tanah menetapkan bentuk dan besarnya ganti rugi
serta menitipkan uang ganti rugi ke PN setempat;
4. Bentuk ganti rugi tanah bagi pemb untuk
kepentingan umum, selain uang, tanah pengganti/
pemukiman kembali, bisa berupa kompensasi
berupa penyertaan modal (saham) yg sesuai UU;
5. Penggantian atas bidang tanah ulayat diberikan
dalam bentuk pemb fasum/ bntklain yg bermnfaat;

berlaku 03 Mei 2005


Sumber “Kompas” 7 Mei 2005 hal.1 dan 11
Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum Menurut Per Pres No.36 Th
2005

1.Jalan umum, jalan tol, kereta api (di atas, di


ruang atas atau di ruang bawah tanah) saluran air
minum/ bersih/ pembuangan air/ sanitasi
2.Waduk, bendungan, bendung, irigasi & bangunan
pengairan lainnya.
3. Rumah sakit umum dan puskesmas
4. Pelabuhan, bandara, stasiun ka dan terminal
5. Peribadatan
6. Pendidikan atau sekolah
7. Pasar umum
8. Fasilitas pemakaman umum
9. Fasilitas keselamatan umum
10.Pos dan telekomunikasi
11.Sarana olah raga
12.Stasiun penyiaran radio, tv & sarana pendukung
13.Kantor Pem, PemDa, perwk negara asing, PBB dan
lembaga internasional di bawah PBB
14.Fasilitas TNI &POLRI
sesuai tupoksinya
15.Lembaga pemasyarakatan & rumah tahanan
16. Rumah susun sederhana
17. Tempat pembuangan sampah
18. Cagar alam & cagar budaya
19. Pertamanan
20. Panti sosial
21.Pembangkit transmisi,distribusi tenaga listrik
Sumber: Jawa Pos 8 Mei 2005 hal. 14
Tujuan Per Pres No.36 Th.2005
1. Peningkatan pemb untuk kept umum
memerlukan tnh, maka pengd tnh dilakukan
cepat, transparan dg memperhatikan prinsip
penghormatan HAT yang sah;
2. Kep Pres No.55 Th.1993 sdh tdk sesuai sbg
landasan hk dm rangka PTU;
Prinsip: Penghormatan HAT yang sah
Memberikan kelangsungan hidup yg lebih
baik subyek HAT dari tingkat sos-ek sblm
terkena PTUP (Pasal 3)
Musyawarah proses saling memberi,
mendengar, menerima pendapat untuk
sepakat
Ganti rugi: penggantian kerugian fisik &/
non-fisik sbg akibat PTU kpd subyek HAT
GANTI RUGI:
(Bagian Tiga Pasal 12, 13, 14, 15,16)
1.Diberikan untuk: a. HAT, b. bangunan, c. tanaman;
d. benda lain yg berhub dg tanah
2.Dasar perhit : a. tnh :NJOP/nilai nyata memp
NJOP th berjalan
b. NJB mnrt taksasi pejbt bangda
c. NJTan mrt taksasi pejbt tanda
3. Cara : Disrhkn lsg kpd suby HAT/nadzir
jika tdk ditemukan dikonsinyasi
Upaya Hukum:
1.Mengajukan keberatan ke:bupati/walikota/gub/Mendagri
mnrt kewg dgn alasan2
2.Bupati/walikota/gub/Mendagri mengpykn penyl ttg bentuk
& bsr gnti rugi, mdgr pndpt sby HAT & pant PTU dgn SK
bersifat mengubah/mengukuhkan pts pant PTU
3.Usul dismpaikn pejbt tsb kpd Ka BPN ditrskan ke pres
untuk dilakukan penc HATmnrt UU No.20 Th 1961 jika
lokasi tdk dpt dipindahkan (Pasal 18)
4. Tnh garapan tanpa ijin diselesaikan menrt UU No.51/
PRP/1960
5. Pengd tnh skala kecil < 1 Ha dilakukan lsg melalui: jual-
beli/tukar-menukar/ cara lain yg disepakati
SIMPULAN:
1. Sifat : a. Enumeratif mutlak
b. Transparansi nihil
c. Delegasi per-UU-an terbats
d. Diskresi besar
2. Fungsi : Regeling (mengacu UU No.10 Th
2004) yo UU No.32 Th 2004
3. Politik Hk:konservatif/ortodok/ otoriter pro
investor/ faham neo-kapitalistik

Anda mungkin juga menyukai