Anda di halaman 1dari 341

PENDALAMAN MATERI PENDAFTARAN TANAH

dan KE PPAT AN UNTUK MEMPERKUAT


LEGALITAS dan IMPLEMENTASI PRAKTIK PPAT

Disampaikan oleh:

Erna Sriyatmi, BSc, S.H., M.M.


Tenaga Ahli Menteri ATR/BPN

Semarang , 11 November 2017

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
2017
[ES-TAM 2017]
KERANGKA PAPARAN
I. HUKUM PERTANAHAN NASIONAL dan ORGANISASI KELEMBAGAAN
A. Hukum Pertanahan Nasional
1. Sejarah lahirnya UUPA,
2. UUPA dan penjelasannya , Tujuan UUPA.,
3. Hak Menguasai dari Negara dalam Hukum Tanah Nasional dan lain lain
4. Ketentuan pokok hak atas tanah ( kewenangannya, kewajibannya antara lain: m fungsi
social, memelihara tanah, mengerjakan/mengusahakan sendiri bagi tanah pertanian;
obyek haknya, subyek haknya,
5. Sekilas Pengertian Landreform, tujuan dan programnya , pembatasan luas maksimum,

[ES-TAM 2017]
pembatasan luas minimum tanah pertanian, dan pengertian tentang Larangan pemilikan
tanah Pertanian secara absente.
6. Kebijakan baru pertanahan dan ruang.
B. Organisasi Kelembagaan Kementerian
1. Sekilas Sejarah kelembagaan Agraria dan Pertanahan
2. Latarbelakang Organisasi Kementerian ATR/BPN.
3. Kedudukan , Tugas dan Fungsi Kementerian ATR/BPN.
4. Struktur Organisasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN
5. Struktur Organisasi BPN
7. Struktur Organisasi , tugas dan Fungsi
I. Kantor Willayah BPN
II. Kantor Pertanahan Kota/Kabupaten

( PAPARAN TERPISAH )
2
PAPARAN
TANGGAL 11 NOVEMBER 2017

1. MATERI II. HAK ATAS TANAH DAN PENDAFTARAN


TANAH DI INDONESIA
2. Materi III. PERATURAN JABATAN PPAT DAN
3. MATERI IV. PEMBUATAN AKTA PPAT

[ES-TAM 2017] 3
I.A Hukum Pertanahan Nasional

[ES-TAM 2017] 4
HUKUM PERTANAHAN NASIONAL
• Antara lain pelajari :
• SEJARAH PENYUSUNAN UUPA
• USAHA UNTUK MENGADAKAN KESATUAN DAN KESEDERHANAAN HUKUM
TANAH NASIONAL
• GAMBARAN UMUM HUKUM TANAH NASIONAL
• HUBUNGAN HUKUM ADAT dalam Hukum Tanah Nasional (HTN)
• UU No.5 tahun 1960 (UUPA) beserta penjelasaannya )DAN KETENTUAN
KONVERSI
• Tujuan dibentuknya UUPA, dll.
• Ketentuan pokok Hak Penguasaan atas tanah dalam HTN
• Fungsi sosial hak atas tanah .
• Hak dan kewajiban dan pembatasan2 yang ada pada pemegang hak
• Macam 2 HAK ATAS TANAH, HM ATAS SARUSUN , HPL.
• Sekilas Proses Pengadaan Tanah
• Sekilas Tentang REFORMA AGRARIA..,LANDREFORM.

[ES-TAM 2017] 5
MATERI I.B.
Organisasi Kelembagaan
(KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA
RUANG /BADAN PERTANAHN NASIONAL)

[ES-TAM 2017] 6
Sekilas Sejarah Kelembagaan Agraria dan Pertanahan

Orde Lama Orde Reformasi


Orde baru (1967-1999)
(1945-1966) (1999-saat ini)

1. Menteri Negara Urusan 1. Dirjen Agraria


Agraria tahun 1951 – 1952; 1. BPN 2000 – 2014
Departemen Dalam
2. Menteri Agraria 1954 – • Keppres 103/2001 BPN
Negeri 1967 -1987;
1959; adalah LPND (Instansi
2. Badan Pertanahan
3. Menteri Muda Agraria 1959 vertikal);
Nasional 1988 - 1993;
-1960; • Perpres 10/2006
3. Menteri Negara
4. Menteri Agraria 1960 – • Perpres 63/2013 tentang
Agraria/badan
1962; BPN (Perubahan struktur)
Pertanahan Nasional 1993
5. Menteri Koordinator 2. Menteri Agraria dan Tata
Pertanian dan Agraria 1962 – 1999.
Ruang/Badan
– 1963; Pertanahan Nasional
6. Menteri Agraria 1964 – (2014 – sekarang)
1966; • Perpres 17/2015
7. Deputi Menteri Kepala • Perpres 20/2015
Departemen Agraria 1966.

[ES-TAM 2017] 7
Latar Belakang
Organisasi Kementerian ATR/BPN

Keppres 121/P Th. 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri
Kabinet Kerja Periode 2014-2019; dan
Perpres No.165 Th.2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional


merupakan Penggabungan 2 Organisasi, yaitu BPN dan Dirjen
Tata Ruang pada Kementerian PU

Perpres No.7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara

Kementerian Agraria dan Tata Ruang masuk KATEGORI CLUSTER II,


yaitu: Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang
ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD 1945
Tindaklanjut
• Perpres Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang
• Perpres Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional

Permen ATR/Kepala BPN Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

PERATURAN INI MENCABUT :

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.8/PRT/M/2010 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum
sepanjang mengatur Dirjen Penataan Ruang; dan

2. Peraturan Kepala BPN No. 1 Tahun 2014 tentang Organisasi dan


Tata Kerja Badan Pertanahan Republik Indonesia

[ES-TAM 2017] 9
Organisasi Kementerian ATR/BPN

[ES-TAM 2017] 10
I. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/2015
TENTANG KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG

Isinya:
1.Kementerian Agraria dan Tata Ruang
TENTANG KEMENTERIAN AGRARIA berada di bawah Presiden
DAN TATA RUANG
Kementerian Agraria dan Tata Ruang
tanggal 21 Januari 2015 dipimpin oleh Menteri
Diundangkan di Jakarta pada 2.Kementerian Agraria dan Tata Ruang
tanggal 23 Januari 2015 mempunyai Tugas: menyelenggarakan
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK
urusan pemerintahan di bidang
INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR
18 Pertanahan/Agraria dan Tata Ruang
untuk membantu presiden dalam
menjalankan pemerintahan negara.

[ES-TAM 2017] 11
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

KEDUDUKAN:
1. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
2. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dipimpin
oleh Menteri yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Badan Pertanahan
Nasional

TUGAS :
Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata
ruang untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara

[ES-TAM 2017] 12
FUNGSI:
a) perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang tata ruang,
infrastruktur keagrariaan/pertanahan, hubungan hukum
keagrariaan/pertanahan, penataan agraria/pertanahan, pengadaan tanah,
pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah, serta penanganan
masalah agraria/pertanahan, pemanfaatan ruang, dan tanah;
b) koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN);
c) pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian ATR/BPN;
d) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian ATR/BPN;
e) pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian ATR/BPN di daerah; dan
f) pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian ATR/BPN

[ES-TAM
13 2017]
Susunan Organisasi Kementerian Agraria dan Tata
Ruang terdiri atas:
a. Sekretaris Jenderal;
b. Direktorat Jenderal Tata Ruang;
c. Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan;
d. Direktorat Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan;
e. Direktorat Jenderal Penataan Agraria;
f. Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah;
g. Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang
dan Penguasaan Tanah;
h. Direktorat Jenderal Penanganan Masalah Agraria,
Pemanfaatan Ruang dan Tanah;
i. Inspektorat Jenderal;
j. Staf Ahli Bidang Landreform dan Hak Masyarakat atas
Tanah;
k. Staf Ahli Bidang Masyarakat Adat dan Kemasyarakatan;
l. Staf Ahli Bidang Ekonomi Pertanahan.
[ES-TAM 2017] 14
II. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/2015
TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Kedudukan, tugas dan fungsi :


1. Badan Pertanahan Nasional (BPN)
adalah Lembaga Pemerintah Non
TENTANG BADAN PERTANAHAN Kementerian yang berada di bawah
NASIONAL dan bertanggung jawab kepada
Presiden;
tanggal 21 Januari 2015
2. BPN dipimpin oleh seorang Kepala;
Diundangkan di Jakarta pada
tanggal 23 Januari 2015 3. BPN mempunyai tugas
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK melaksanakan tugas pemerintahan
INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR di bidang pertanahan sesuai dengan
21 ketentuan peraturan perundang-
undangan;
4. Dalam melaksanakan tugas dan
fungsi BPN dikoordinasikan oleh
menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang
agraria dan tata ruang;
[ES-TAM 2017] 15
II. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/2015
TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL (LANJUTAN)

Kepala BPN yang dijabat oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang, terdiri atas:
a. Susunan unit organisasi Eselon I menggunakan susunan organisasi
Eselon I pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang yang tugas dan
fungsinya bersesuaian;
c. Unsur pendukung BPN menggunakan unsur pendukung yang ada di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang yang tugas dan
fungsinya bersesuaian;
d. Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi BPN di daerah, dibentuk
Kantor Wilayah BPN di provinsi dan Kantor Pertanahan di
kabupaten/kota;
e. Kantor Pertanahan dapat dibentuk lebih dari 1 (satu) Kantor
Pertanahan di tiap kabupaten/kota.
f. Tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Kantor Wilayah BPN
dan Kantor Pertanahan ditetapkan oleh Kepala setelah mendapat
persetujuan dari menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang aparatur negara.
[ES-TAM 2017] 16
Badan Pertanahan Nasional mempunyai Fungsi:

1. Penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan;


2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei, pengukuran, dan
pemetaan;
3. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak tanah,
pendaftaran tanah, dan pemberdayaan masyarakat;
4. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan, penataan dan
pengendalian kebijakan pertanahan;
5. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah;
6. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan penanganan
sengketa dan perkara pertanahan;
7. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPN;
8. Pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPN;
9. Pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan
dan informasi di bidang pertanahan;
10. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan; dan
11. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanahan.

[ES-TAM 2017] 17
18
[ES-TAM 2017]
SUSUNAN ORGANISASI
DITJEN INFRASTRUKTUR KEAGRARIAAN

TUGAS :
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei,
pengukuran, dan pemetaan

FUNGSI:
a) perumusan kebijakan di bidang survei, pengukuran dan pemetaan;
b) pelaksanaan kebijakan di bidang pengukuran dan pemetaan dasar dan kadastral, serta survei
dan pemetaan tematik;
c) pelaksanaan kebijakan pembinaan surveyor dan pemanfaatan peralatan survei, pengukuran
dan pemetaan;
d) penyusunan NSPK di bidang survei, pengukuran, dan pemetaan;
e) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang survei, pengukuran, dan pemetaan;
f) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.

20
SUSUNAN ORGANISASI
DITJEN HUBUNGAN HUKUM KEAGRARIAAN
TUGAS :
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan,
penetapan, dan pendaftaran hak tanah, pembinaan PPAT, serta pemberdayaan hak atas
tanah masyarakat.

FUNGSI:
a) perumusan kebijakan di bidang pengaturan, penetapan, dan pendaftaran hak tanah,
pembinaan PPAT, serta pemberdayaan hak atas tanah masyarakat;
b) pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan, penetapan, dan pendaftaran hak tanah,
pembinaan PPAT, serta pemberdayaan hak atas tanah masyarakat;
c) penyusunan NSPK di bidang pengaturan, penetapan, dan pendaftaran hak tanah, pembinaan
PPAT, serta pemberdayaan hak atas tanah masyarakat;
d) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengaturan, penetapan, dan
pendaftaran hak tanah, pembinaan PPAT, serta pemberdayaan hak atas tanah masyarakat;
e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.

22
SUSUNAN ORGANISASI
DIREKTORAT PENGATURAN DAN PENDAFTARAN HAK
TANAH, RUANG DAN PPAT
TUGAS :
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan penyusunan NSPK, dan pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
pendaftaran tanah dan ruang, hak komunal, pemeliharaan data pendaftaran tanah dan
ruang, dan pemberian izin peralihan hak, pelepasan hak, perubahan penggunaan dan
perubahan pemanfaatan/komoditas, peralihan saham, dan PPAT.

FUNGSI:
a) penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan NSPK
b) pemberian bimbingan teknis, dan supervisi
c) pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan,
di bidang pendaftaran tanah dan ruang, hak komunal, pemeliharaan data pendaftaran tanah dan
ruang, dan pemberian izin peralihan hak, pelepasan hak, perubahan penggunaan dan perubahan
pemanfaatan/komoditas, peralihan saham, pengembangan dan pembinaan PPAT.

24
SUBDIREKTORAT PPAT
TUGAS :
melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan
pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengadaan, pengembangan, pengangkatan
pertama kali, pengangkatan kembali, pemberhentian, penyusunan formasi PPAT, penyusunan
daerah wilayah kerja (regional), sanksi, cuti, perubahan data PPAT dan penyusunan dan
pengelolaan basis data dan pemegang/penerima protokol PPAT serta penyiapan spesifikasi teknis
blanko Akta PPAT dan pembinaan PPAT.

FUNGSI:
a) penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria pengadaan, pengembangan, pengangkatan pertama kali, pengangkatan
kembali, pemberhentian, penyusunan formasi PPAT, penyusunan daerah wilayah kerja
(regional), sanksi, cuti, perubahan data PPAT dan penyusunan dan pengelolaan basis data dan
pemegang/penerima protokol PPAT serta penyiapan spesifikasi teknis blanko Akta PPAT;
b) pelaksanaan bimbingan teknis, supervisi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan PPAT

Sub direktorat PPAT Terdiri dari :


1. Seksi PPAT Wilayah I
2. Seksi PPAT Wilayah II

25
Tugas Seksi PPAT:
melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan NSPK, pemberian
bimtek, dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan dalam rangka
pengadaan, pengembangan, pengangkatan pertama kali, pengangkatan kembali, pemberhentian,
penyusunan formasi PPAT, penyusunan daerah wilayah kerja (regional), sanksi, cuti, perubahan data
PPAT dan penyusunan dan pengelolaan basis data dan pemegang/penerima protokol PPAT serta
penyiapan spesifikasi teknis blanko Akta PPAT serta penyiapan spesifikasi teknis Formulir Akta PPAT.

Wilayah I : Provinsi Aceh, Sumut, Jambi, Bengkulu, Lampung, Kepri, DKI, Jateng, DIY, Kalimantan
Selatan, Kalteng, Sulsel, Sulbar, NTB, NTT, Bali, Malut, dan Papua.
Wilayah II : Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Babel, Banten, Jabar, Jatim, Kalbar,
Kaltim, Kaltara, Sulut, Sultra, Sulteng, Gorontalo, Maluku, Papua Barat

26
SUSUNAN ORGANISASI
BAGAN ORGANISASI
PENGATURAN PENDAFTARAN HAK TANAH, RUANG DAN PPAT

DIREKTORAT
PENGATURAN PENDAFTARAN HAK TANAH, RUANG DAN
PPAT

Subbagian
Tata Usaha

SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
SUBDIREKTORAT
PENDAFTARAN PEMELIHARAAN DATA
PPAT
HAK TANAH DAN RUANG HAK TANAH DAN RUANG

Seksi Seksi
Pendaftaran Pemeliharaan Data Seksi
Hak Tanah dan Ruang Hak Tanah dan Ruang PPAT Wilayah I
Wilayah I Wilayah I

Seksi Seksi
Pendaftaran Pemeliharaan Data Seksi
Hak Tanah dan Ruang Hak Tanah dan Ruang PPAT Wilayah II
Wilayah II Wilayah II

Kelompok Jabatan Fungsional


Umum dan/ Tertentu
DITJEN PENATAAN AGRARIA
TUGAS :
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penatagunaan tanah,
penataan penguasaan dan pemanfaatan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan
wilayah tertentu, konsolidasi tanah, dan landreform.

FUNGSI:
a) perumusan kebijakan di bidang penatagunaan tanah, penataan penguasaan dan
pemanfaatan WP3WT, konsolidasi tanah, dan landreform;
b) pelaksanaan kebijakan di bidang penatagunaan tanah, penataan penguasaan dan
pemanfaatan WP3WT, konsolidasi tanah, dan landreform;
c) penyusunan NSPK di bidang penatagunaan tanah, penataan penguasaan dan pemanfaatan
WP3WT, konsolidasi tanah, dan landreform;
d) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penatagunaan tanah, penataan
penguasaan dan WP3WT, konsolidasi tanah, dan landreform;
e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.

28
DITJEN PENGADAAN TANAH
TUGAS :
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah,
penilaian tanah, pengaturan dan penetapan tanah instansi, serta pembinaan dan
pengendalian pengadaan tanah

FUNGSI :
a) perumusan kebijakan di bidang pengadaan tanah, penilaian tanah, pengaturan dan
penetapan tanah instansi, serta pembinaan dan pengendalian pengadaan tanah;
b) pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah, penilaian tanah, pengaturan dan
penetapan tanah instansi, serta pembinaan dan pengendalian pengadaan tanah;
c) penyusunan NSPK di bidang pengadaan tanah, penilaian tanah, pengaturan dan penetapan
tanah instansi, serta pembinaan dan pengendalian pengadaan tanah;
d) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengadaan tanah, penilaian tanah,
pengaturan dan penetapan tanah instansi, serta pembinaan dan pengendalian
pengadaan tanah;
e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.

29
SUSUNAN ORGANISASI
SUSUNAN ORGANISASI
INSPEKTORAT JENDERAL

TUGAS :
Menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian ATR/BPN

FUNGSI:
a) penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian ATR/BPN;
b) pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian ATR/BPN terhadap kinerja
dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya;
c) pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri/Kepala;
d) penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian ATR/BPN.

32
SUSUNAN ORGANISASI
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

TUGAS :
Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai di lingkungan Kementerian
ATR/BPN.

FUNGSI:
a) penyiapan penyusunan kebijakan teknis, program dan anggaran pendidikan dan
pelatihan;
b) penyiapan pelaksanaan kerja sama pendidikan dan pelatihan;
c) penyiapan penyusunan pedoman, metode, kurikulum, dan materi pendidikan dan
pelatihan; dan
d) penyiapan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan

34
Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata Ruang,
dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
TUGAS:
Melaksanakan penyusunan program dan anggaran serta strategi pelaksanaan pengembangan
sistem teknologi informasi dan pengelolaan data dan informasi pertanahan, tata ruang dan
lahan pertanian pangan berkelanjutan.

FUNGSI:
a) penyiapan penyusunan kebijakan teknis, program dan anggaran strategi perancangan,
pengembangan, penyediaan, pelayanan, penerapan serta standarisasi sistem teknologi
informasi;
b) penyiapan koordinasi dan pelaksanaan program dan anggaran serta strategi perancangan,
pengembangan, penyediaan, pelayanan, penerapan serta standarisasi sistem teknologi
informasi;
c) penyiapan koordinasi dan pengelolaan data dan informasi pertanahan dan tata ruang; dan
d) penyiapan koordinasi dan pelaksanaan di bidang informasi lahan pertanian pangan
berkelanjutan;
e) pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan Pusdatin.

35
SUSUNAN ORGANISASI
• UNTUK MENDALAMI STRUKTUR ORGANISASI
KEMENTERIAN ATR/BPN ,
• PELAJARI :
1. PERMEN ATR /BPN NO. 8 TAHUN 2015 TENTANG
TATA KERJA DAN ORGANISASI KEMENTERIAN
ATR/BPN.
2. PERMEN ATR/BPN NO.38 TAHUN 2016. TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA KANWIL DAN KANTAH

[ES-TAM 2017] 37
Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Kantor Wilayah
BPN & Kantor Pertanahan
Tindak Lanjut
Perpres No. 20/2015 tentang Badan Permen ATR/KaBPN No. 8/2015 tentang
Pertanahan Nasional Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ATR/BPN

Terbit
Permen ATR/KaBPN No. 38/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
BPN dan Kantor Pertanahan

Mencabut
Perka.BPN RI No. 4/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kntor Wilayah BPN dan
Kantor Pertanahan
38
[ES-TAM 2017]
Kantor Wilayah

Kedudukan:
Kantor Wilayah BPN Kantor Wilayah
yang selanjutnya
dipimpin oleh Seorang
disebut Kantor Wilayah
adalah instansi vertikal
Kepala.
Kementerian ATR/BPN
di Provinsi yang berada
dibawah dan
bertanggung jawab
kepada Menteri
ATR/Ka.BPN
Tugas: Melaksanakan sebagian
tugas dan fungsi BPN dalam
wilayah provinsi yang
bersangkutan

[ES-TAM 2017] 39
Fungsi:

Pengoordinasian, pembinaan, dan pelaksanaan penyusunan rencana, program, dan anggaran


Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan di wilayahnya;

Pengoordinasian, pembinaan, dan pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan, penetapan hak
tanah, pendaftaran tanah dan pemberdayaan masyarakat, penataan pertanahan, pengadaan tanah,
pengendalian pertanahan dan penanganan sengketa dan perkara;

Pengoordinasian penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawasan;

Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pertanahan di Kantor


Wilayah dan Kantor Pertanahan; dan

Pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi Kantor Wilayah dan
pengoordinasian tugas dan pembinaan administrasi pada Kantor Pertanahan.

[ES-TAM 2017] 40
Susunan Organisasi
BAGAN ORGANISASI
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI

KANTOR WILAYAH
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAGIAN
TATA USAHA

Subbagian Subbagian
Subbagian Subbagian
Perencanaan, Evaluasi Organisasi dan
Keuangan dan BMN Umum dan Informasi
dan Pelaporan Kepegawaian

BIDANG
BIDANG BIDANG BIDANG
BIDANG PENANGANAN MASALAH
INFRASTRUKTUR HUBUNGAN HUKUM PENATAAN
PENGADAAN TANAH DAN PENGENDALIAN
PERTANAHAN PERTANAHAN PERTANAHAN
PERTANAHAN

Seksi Seksi Seksi Seksi


Penetapan Hak Tanah dan Seksi
Pengukuran dan Pemanfaatan Tanah Sengketa dan Konflik
Pemberdayaan Hak Tanah Penatagunaan Tanah
Pemetaan Dasar Masyarakat Pemerintah Pertanahan

Seksi Seksi Seksi Seksi


Seksi
Pengukuran dan Landreform dan Bina Pengadaan dan Penanganan Perkara
Pendaftaran Hak Tanah
Pemetaan Kadastral Konsolidasi Tanah Penetapan Tanah Pemerintah Pertanahan
Seksi Seksi Seksi
Survei dan Pemetaan Pemeliharaan Data Hak Seksi Seksi
Penataan Kawasan
Tematik Tanah dan Pembinaan PPAT Penilaian Tanah Pengendalian Pertanahan
Tertentu

Kelompok Jabatan Fungsional

[ES-TAM 2017] 41
Bagian Tata Usaha
TUGAS :
Melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di
lingkungan Kantor Wilayah.
FUNGSI:
a) pelaksanaan penyusunan rencana, program dan anggaran, serta pelaporan;
b) pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan program strategis pertanahan;
c) pelaksanaan urusan organisasi, ketatalaksanaan, analisis jabatan, dan pengelolaan urusan
kepegawaian;
d) pengoordinasian dan fasilitasi pelaksanaan reformasi birokrasi di Kanwil dan Kantor
Pertanahan;
e) pengelolaan urusan keuangan dan administrasi barang milik negara;
f) pelaksanaan urusan ketatausahaan, rumah tangga, protokol, perlengkapan, dan
penyelenggaraan layanan pengadaan;
g) pengoordinasian dan fasilitasi pengelolaan pelayanan pertanahan;
h) pelaksanaan urusan hubungan masyarakat dan pelayanan informasi, advokasi hukum,
peraturan perundang-undangan, dan penanganan pengaduan masyarakat;
i) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pertanahan serta
pengoordinasian penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawasan di Kanwil dan
Kantor Pertanahan.
[ES-TAM 2017] 42
Bidang Infrastruktur Pertanahan
TUGAS :
melaksanakan pengoordinasian, pembinaan, dan pelaksanaan pengukuran dan
pemetaan dasar, pengukuran dan pemetaan kadastral, serta survei dan pemetaan
tematik.
FUNGSI:
a) pelaksanaan pengukuran dan pemetaan dasar;
b) pelaksanaan pengukuran batas administrasi, kawasan dan wilayah tertentu;
c) pelaksanaan, koordinasi dan pembinaan tenaga teknis, surveyor, dan petugas survei dan
pemetaan tematik pada Kantor Pertanahan di wilayahnya;
d) pelaksanaan pengelolaan dan pemutakhiran peralatan teknis serta teknologi pengukuran dan
pemetaan;
e) pelaksanaan pemeliharaan kerangka dasar kadastral nasional di wilayahnya; dan
f) pelaksanaan, koordinasi dan pengelolaan basis data geospasial pertanahan dan Komputerisasi
Kegiatan Pertanahan berbasis data spasial.
g) pelaksanaan pengukuran dan pemetaan kadastral, pembukuan serta pengelolaan basis data
dan informasi batas bidang tanah, ruang dan perairan.
h) pelaksanaan survei dan pemetaan tematik pertanahan, perbatasan, dan wilayah tertentu
i) pelaksanaan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
infrastruktur pertanahan..
[ES-TAM 2017] 43
Bidang Hubungan Hukum Pertanahan
TUGAS :
Melaksanakan pengoordinasian, pembinaan, dan pelaksanaan penetapan
hak tanah dan pemberdayaan hak tanah masyarakat, pendaftaran hak
tanah, dan pemeliharaan data hak tanah serta pembinaan PPAT.
FUNGSI:
a) pelaksanaan pemberian penetapan, perpanjangan, dan penetapan kembali
hak perseorangan dan badan hukum swasta, serta hak atas ruang dan hak
komunal;
b) penyiapan bahan pemberian izin dan penetapan hak atas tanah badan
sosial/keagamaan serta penegasan sebagai tanah wakaf, tanah bekas milik
Belanda, dan bekas tanah asing lainnya;
c) penyiapan bahan penunjukan badan hukum tertentu yang dapat
mempunyai hak milik;
d) pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi tanah hak perseorangan dan
badan hukum swasta, serta hak atas ruang;
e) pelaksanaan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat;
[ES-TAM 2017] 44
Bidang Hubungan Hukum Pertanahan
LANJUTAN...

FUNGSI BIDANG HUBUNGAN HUKUM PERTANAHAN:


f) penyiapan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan lembaga non pemerintah
dalam rangka pemberdayaan hak atas tanah masyarakat;
g) pelaksanaan pengembangan dan diseminasi model pemberdayaan hak atas tanah
masyarakat;
h) pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah, hak atas ruang, hak milik atas satuan
rumah susun, hak pengelolaan, hak tanggungan, tanah wakaf, hak atas tanah badan
sosial/keagamaan dan pencatatan pembatalan hak serta hapusnya hak;
i) pemeliharaan data pendaftaran tanah dan ruang, hak milik atas satuan rumah
susun, hak pengelolaan,tanah wakaf, dan pemberian izin peralihan hak, pelepasan
hak, perubahan penggunaan dan perubahan pemanfaatan/ komoditas, peralihan
saham, pengembangan dan pembinaan PPAT;
j) pelaksanaan dan pengelolaan informasi dan Komputerisasi Kegiatan Pertanahan
berbasis data yuridis; dan
k) pelaksanaan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang hubungan hukum pertanahan;

[ES-TAM 2017] 45
Bidang Penataan Pertanahan

TUGAS :
Melaksanakan pengoordinasian, pembinaan dan pelaksanaan penatagunaan
tanah, landreform, dan konsolidasi tanah, serta penataan kawasan tertentu
FUNGSI:
a) pelaksanaan penyusunan persediaan tanah, penetapan penggunaan dan pemanfaatan tanah,
neraca penatagunaan tanah, bimbingan dan penerbitan pertimbangan teknis pertanahan dan
penatagunaan tanah, pemantauan dan evaluasi perubahan penggunaan tanah, pengelolaan basis
data dan sistem informasi geografi;
b) pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan basis data potensi dan data lahan pertanian pangan
berkelanjutan;
c) pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan basis data tanah obyek landreform, pengusulan
penetapan/penegasan tanah obyek landreform, pengeluaran tanah dari obyek landreform,
pendayagunaan tanah obyek landreform dan ganti kerugian tanah obyek landreform;
d) pelaksanaan redistribusi tanah dan pemanfaatan bersama atas tanah;

[ES-TAM 2017] 46
Bidang Penataan Pertanahan
LANJUTAN...

FUNGSI BIDANG PENATAAN PERTANAHAN:


e) pelaksanaan penyusunan potensi obyek konsolidasi tanah, pelaksanaan sosialisasi,
perencanaan, pengembangan desain, promosi, koordinasi dan kerja sama
konsolidasi tanah serta bimbingan partisipasi masyarakat;
f) pelaksanaan penyusunan potensi obyek konsolidasi tanah, pelaksanaan sosialisasi,
perencanaan, pengembangan desain, promosi, koordinasi dan kerja sama
konsolidasi tanah serta bimbingan partisipasi masyarakat
g) pelaksanaan pemantauan dan pengelolaan data, evaluasi, penanganan
permasalahan dan pelaporan potensi obyek konsolidasi tanah dan konsolidasi tanah;
h) pelaksanaan penataan pemanfaatan kawasan, melaksanakan inventarisasi,
penyesuaian, penataan, pengendalian, zonasi, kerjasama dengan lembaga
pemerintah dan lembaga nonpemerintah, penyusunan pertimbangan teknis
pertanahan, pemantauan dan evaluasi, serta pengelolaan basis data pemanfaatan
kawasan di wilayah pesisir, pulau kecil, perbatasan dan kawasan tertentu;
i) pelaksanaan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
kegiatan di bidang penataan pertanahan;

[ES-TAM 2017] 47
Bidang Pengadaan Tanah
TUGAS :
Melaksanakan pengoordinasian, pembinaan, dan pelaksanaan
pemanfaatan tanah pemerintah, bina pengadaan dan penetapan tanah
pemerintah, serta penilaian tanah.

FUNGSI:
a) pelaksanaan pemberian perizinan kerjasama pemanfaatan tanah
pemerintah, perpanjangan perizinan, kerjasama pemanfaatan tanah
pemerintah, pemberian rekomendasi pencatatan peralihan dan
penghapusan tanah pemerintah serta pemberian rekomendasi penertiban
pelanggaran perjanjian kerjasama pemanfaatan tanah pemerintah;
b) pembinaan perencanaan dan persiapan pengadaan tanah, pelaksanaan
pengadaan tanah pemerintah, dan penyerahan hasil pengadaan tanah;
c) pelaksanaan penetapan hak atas tanah, izin peralihan hak atau izin
pelepasan hak dan kerjasama pemanfaatan aset instansi pemerintah,
badan hukum pemerintah, dan badan usaha pemerintah;
d) pelaksanaan penilaian tanah, bidang tanah dan properti;
[ES-TAM 2017] 48
LANJUTAN...
Bidang Pengadaan Tanah

FUNGSI BIDANG PENGADAAN TANAH:


e) pelaksanaan pengadaan, pemutakhiran, dan kerjasama
pembuatan peta zona nilai tanah kabupaten/kota, peta
zona nilai ekonomi kawasan dan potensi sumberdaya
agraria;
f) pelaksanaan dan pengelolaan informasi dan
Komputerisasi Kegiatan Pertanahan berbasis data zona
nilai tanah dan zona nilai ekonomi kawasan;
g) pelaksanaan bimbingan teknis, koordinasi,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di
bidang pengadaan tanah.
[ES-TAM 2017] 49
Bidang Penanganan Masalah dan
Pengendalian Pertanahan
TUGAS :
Melaksanakan pengoordinasian, pembinaan, dan pelaksanaan penanganan
sengketa dan konflik pertanahan, penanganan perkara pertanahan, serta
pengendalian pertanahan.
FUNGSI:
a) pelaksanaan pencegahan, penanganan, dan penyelesaian sengketa/konflik
pertanahan, serta analisis dan penyiapan usulan pembatalan hak atas tanah;
b) pelaksanaan penanganan dan penyelesaian perkara pertanahan, analisis dan
penyiapan usulan pembatalan hak atas tanah berdasarkan putusan
pengadilan atau hasil perdamaian;
c) pelaksanaan pengendalian dan pemantauan pemanfaatan pertanahan;
d) pelaksanaan penelitian data dan penyiapan usulan serta rekomendasi
penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar;
e) pelaksanaan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan kegiatan di bidang penanganan masalah dan pengendalian
pertanahan.
[ES-TAM 2017] 50
Kantor Pertanahan
KEDUDUKAN:
1. Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di
kabupaten/kota yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional.
2. Kantor Pertanahan dipimpin oleh seorang Kepala.

TUGAS :
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan
Nasional dalam kabupaten/kota yang bersangkutan.

[ES-TAM 2017] 51
Kantor Pertanahan
FUNGSI KANTOR PERTANAHAN:
a) penyusunan rencana, program, anggaran dan pelaporan;
b) pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan;
c) pelaksanaan penetapan hak tanah, pendaftaran tanah dan
pemberdayaan masyarakat;
d) pelaksanaan penataan pertanahan;
e) pelaksanaan pengadaan tanah;
f) pelaksanaan pengendalian pertanahan dan penanganan
sengketa dan perkara pertanahan; dan
g) pelaksanaan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unit organisasi Kantor Pertanahan.

[ES-TAM 2017] 52
Susunan Organisasi
BAGAN ORGANISASI
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA

KANTOR PERTANAHAN

SUBBAGIAN
TATA USAHA

Urusan Urusan
Urusan
Perencanaan, Evaluasi, Umum dan
Keuangan dan BMN
dan Pelaporan Kepegawaian

SEKSI
SEKSI SEKSI SEKSI PENANGANAN
SEKSI
INFRASTRUKTUR HUBUNGAN HUKUM PENATAAN MASALAH DAN
PENGADAAN TANAH
PERTANAHAN PERTANAHAN PERTANAHAN PENGENDALIAN
PERTANAHAN

Subseksi Subseksi Subseksi


Subseksi Subseksi
Penetapan Hak Tanah dan Penanganan Sengketa,
Pengukuran dan Pemetaan
Pemberdayaan Hak Tanah
Penatagunaan Tanah Pemanfaatan Tanah Pemerintah
Konflik dan Perkara
Dasar dan Tematik dan Kawasan Tertentu dan Penilaian Tanah
Masyarakat Pertanahan

Subseksi Subseksi Subseksi


Subseksi Subseksi
Pengukuran dan Landreform dan Fasilitasi Pengadaan dan
Pengendalian Pertanahan
Pendaftaran Hak Tanah Penetapan Tanah Pemerintah
Pemetaan Kadastral Konsolidasi Tanah

Subseksi
Pemeliharaan Data Hak
Tanah dan Pembinaan PPAT

Kelompok Jabatan Fungsional


53
[ES-TAM 2017]
Subbagian Tata Usaha
TUGAS :
Melakukan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi Kantor Pertanahan.
FUNGSI:
a) penyusunan rencana, program dan anggaran, serta pelaporan;
b) pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan program strategis
pertanahan;
c) pelaksanaan urusan organisasi, ketatalaksanaan, analisis jabatan, dan
pengelolaan urusan kepegawaian;
d) pengoordinasian dan fasilitasi pelaksanaan reformasi birokrasi di Kantor
Pertanahan;
e) pelaksanaan urusan keuangan dan administrasi barang milik negara;
f) pelaksanaan urusan ketatausahaan, rumah tangga, protokol, perlengkapan, dan
penyelenggaraan layanan pengadaan;
g) pengoordinasian dan fasilitasi pengelolaan pelayanan pertanahan; dan
h) pelaksanaan urusan hubungan masyarakat dan pelayanan informasi, advokasi
hukum, peraturan perundang-undangan, dan penanganan pengaduan
masyarakat [ES-TAM 2017] 54
Seksi Infrastruktur Pertanahan
TUGAS :
Melakukan pengoordinasian dan pelaksanaan pengukuran dan pemetaan dasar,
pengukuran dan pemetaan kadastral, serta survei dan pemetaan tematik.
FUNGSI:
a) pelaksanaan pengukuran dan pemetaan dasar;
b) pelaksanaan pengukuran batas administrasi, kawasan dan wilayah tertentu;
c) pelaksanaan pembinaan tenaga teknis, surveyor, dan petugas survei dan pemetaan
tematik;
d) pelaksanaan pengelolaan dan pemutakhiran peralatan teknis serta teknologi pengukuran
dan pemetaan;
e) pelaksanaan pemeliharaan kerangka dasar kadastral nasional di wilayahnya;
f) pelaksanaan dan pengelolaan basis data geospasial pertanahan dan Komputerisasi
Kegiatan Pertanahan berbasis data spasial;
g) pelaksanaan pengukuran dan pemetaan kadastral, pembukuan serta pengelolaan basis
data dan informasi batas bidang tanah, ruang dan perairan;
h) pelaksanaan survei dan pemetaan tematik pertanahan, perbatasan dan wilayah tertentu;
dan
i) pelaksanaan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di seksi
infrastruktur pertanahan masyarakat
[ES-TAM 2017] 55
Seksi Hubungan Hukum Pertanahan
TUGAS :
melakukan pengoordinasian dan pelaksanaan penetapan hak tanah dan
pemberdayaan hak tanah masyarakat, pendaftaran hak tanah dan
pemeliharaan data hak tanah serta pembinaan PPAT.

FUNGSI :
a) pelaksanaan pemberian penetapan, perpanjangan dan penetapan kembali hak
perseorangan dan badan hukum swasta, serta hak atas ruang dan hak komunal;
b) penyiapan bahan pemberian izin dan penetapan hak atas tanah badan
sosial/keagamaan serta penegasan sebagai tanah wakaf, tanah bekas milik
Belanda dan bekas tanah asing lainnya;
c) penyiapan bahan penunjukan badan hukum tertentu yang dapat mempunyai hak
milik;
d) pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi tanah hak perseorangan dan badan
hukum swasta, serta hak atas ruang;
e) pelaksanaan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat;
f) penyiapan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan lembaga non pemerintah
dalam rangka pemberdayaan hak atas tanah masyarakat;
[ES-TAM 2017] 56
Seksi Hubungan Hukum Pertanahan
LANJUTAN...

FUNGSI SEKSI HUBUNGAN HUKUM PERTANAHAN:


g) pelaksanaan pengembangan dan diseminasi model pemberdayaan hak atas
tanah masyarakat;
h) pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah, hak atas ruang, hak milik atas
satuan rumah susun, hak pengelolaan, hak tanggungan, tanah wakaf, hak
atas tanah badan sosial/keagamaan dan pencatatan pembatalan hak serta
[ES-TAM 2017]

hapusnya hak;
i) pemeliharaan data pendaftaran tanah dan ruang, hak milik atas satuan
rumah susun, hak pengelolaan, tanah wakaf, dan pemberian izin peralihan
hak, pelepasan hak, perubahan penggunaan dan perubahan
pemanfaatan/komoditas, peralihan saham, pengembangan dan pembinaan
PPAT;
j) pengelolaan informasi dan Komputerisasi Kegiatan Pertanahan berbasis
data yuridis; dan
k) pelaksanaan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan di seksi hubungan hukum pertanahan. 57
Seksi Penataan Pertanahan
TUGAS :
Melakukan pengoordinasian dan pelaksanaan penatagunaan tanah dan
kawasan tertentu, landreform dan konsolidasi tanah.

FUNGSI :
a) penggunaan dan pemanfaatan tanah, neraca penatagunaan tanah,
bimbingan dan penerbitan pertimbangan teknis pertanahan dan
penatagunaan tanah, pemantauan dan evaluasi perubahan penggunaan
tanah, pengelolaan basis data dan sistem informasi geografi;
b) pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan basis data potensi dan data
lahan pertanian pangan berkelanjutan;
c) pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan basis data tanah obyek
landreform, pengusulan penetapan/penegasan tanah obyek landreform,
pengeluaran tanah dari obyek landreform, pendayagunaan tanah obyek
landreform dan ganti kerugian tanah obyek landreform;
d) pelaksanaan redistribusi tanah dan pemanfaatan bersama atas tanah;
[ES-TAM 2017] 58
Seksi Penataan Pertanahan
LANJUTAN...

FUNGSI SEKSI PENATAAN PERTANAHAN:


e) pelaksanaan penyusunan potensi obyek konsolidasi tanah,
pelaksanaan sosialisasi, perencanaan, pengembangan desain,
promosi, koordinasi dan kerja sama konsolidasi tanah serta
bimbingan partisipasi masyarakat;
f) pelaksanaan pemantauan dan pengelolaan data, evaluasi,
penanganan permasalahan dan pelaporan potensi obyek konsolidasi
tanah dan konsolidasi tanah;
g) pelaksanaan penataan pemanfaatan kawasan, melaksanakan
inventarisasi, penyesuaian, penataan, pengendalian, zonasi,
kerjasama dengan lembaga pemerintah dan nonpemerintah,
penyusunan pertimbangan teknis pertanahan, pemantauan dan
evaluasi, serta pengelolaan basis data pemanfaatan kawasan di
wilayah pesisir, pulau kecil, perbatasan dan kawasan tertentu; dan
h) pelaksanaan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan di seksi penataan pertanahan;
59
[ES-TAM 2017]
Seksi Pengadaan Tanah
TUGAS :
Melakukan pengoordinasian dan pelaksanaan pemanfaatan tanah
pemerintah dan penilaian tanah, serta fasilitasi pengadaan dan penetapan
tanah pemerintah.
FUNGSI :
a) pelaksanaan pemberian perizinan kerjasama pemanfaatan tanah pemerintah,
perpanjangan perizinan kerjasama pemanfaatan tanah pemerintah,
pemberian rekomendasi pencatatan peralihan dan penghapusan tanah
pemerintah serta pemberian rekomendasi penertiban pelanggaran perjanjian
kerjasama pemanfaatan tanah pemerintah;
b) fasilitasi perencanaan dan persiapan pengadaan tanah, pelaksanaan
pengadaan tanah pemerintah, dan penyerahan hasil pengadaan tanah;
c) pelaksanaan penetapan hak atas tanah, izin peralihan hak atau izin pelepasan
hak dan kerjasama pemanfaatan aset instansi pemerintah, badan hukum
pemerintah dan badan usaha pemerintah;
d) pelaksanaan penilaian tanah, bidang tanah dan properti; 60
[ES-TAM 2017]
Seksi Pengadaan Tanah
LANJUTAN...

FUNGSI SEKSI PENGADAAN PERTANAHAN:


e) pelaksanaan pengadaan, pemutakhiran dan
kerjasama pembuatan peta zona nilai tanah
kabupaten/kota, peta zona nilai ekonomi kawasan
dan potensi sumber daya agraria;
f) pengelolaan informasi dan Komputerisasi
Kegiatan Pertanahan berbasis data zona nilai
tanah dan zona nilai ekonomi kawasan; dan
g) pelaksanaan bimbingan teknis, koordinasi,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan di seksi
pengadaan tanah;
[ES-TAM 2017] 61
Seksi Penanganan Masalah dan Pengendalian Pertanahan

TUGAS :
melakukan pengoordinasian dan pelaksanaan penanganan sengketa, konflik dan
perkara pertanahan, serta pengendalian pertanahan.

FUNGSI :
a) pelaksanaan pencegahan, penanganan dan penyelesaian sengketa/konflik
pertanahan, serta analisis dan penyiapan usulan pembatalan hak atas tanah;
b) pelaksanaan penanganan dan penyelesaian perkara pertanahan, analisis dan
penyiapan usulan pembatalan hak atas tanah berdasarkan putusan
pengadilan atau hasil perdamaian;
c) pelaksanaan pengendalian dan pemantauan pemanfaatan pertanahan;
d) pelaksanaan penelitian data dan penyiapan usulan serta rekomendasi
penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar; dan
e) pelaksanaan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan di seksi penanganan masalah dan pengendalian pertanahan

[ES-TAM 2017] 62
Pertanahan: Pelaksanaan Urusan
pertanahan di daerah
dilaksanakan Kanwil BPN dan
Kantor Pertanahan di
Kabupaten/Kota sebagai unit
vertikal dari Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/BPN di
Penyelenggaraan Pelaksanaan Urusan
daerah.
Urusan Pertanahan Penataan Ruang di
dan daerah, merupakan
Tata Ruang di kewenangan pemerintah
daerah provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota.

Tata Ruang:
Untuk mendukung
pelaksanaan tugas teknis
operasional dan/atau
tugas teknis penunjang,
dapat dibentuk Unit
Pelaksana Teknis (UPT)
penataan ruang.
[ES-TAM 2017] 63
Jumlah Kantor di Provinsi dan Kabupaten/Kota

• 33 Kantor Wilayah BPN


• 458 Kantor Pertanahan di 457
Kabupaten/Kota (Kota Surabaya terdiri
Kantor yang sudah ada: dari 2 (dua) Kantor Pertanahan)
• 20 Perwakilan Kantor Pertanahan di
Kabupaten/Kota pemekaran

• 1 Provinsi (Provinsi Kalimantan


Utara)
Kantor yang belum terbentuk: • 37 Kabupaten/Kota

[ES-TAM 2017] 64
Perwakilan Kantor Pertanahan

• KEDUDUKAN:
1. Perwakilan Kantor Pertanahan adalah bagian dari Kantor Pertanahan
Induknya dan merupakan satu kesatuan organisasi, administrasi dan
keuangan yang tidak terpisahkan keberadaannya dalam pelaksanaan
pelayanan pertanahan kepada masyarakat
2. Perwakilan Kantor Pertanahan dipimpin oleh Pejabat Perwakilan Kantor
Pertanahan
3. Pejabat Perwakilan dibantu oleh beberapa koordinator dan staf
Perwakilan

TUGAS :
 Perwakilan Kantor Pertanahan melaksanakan tugas dan fungsi Kantor
Pertanahan Induk dalam lingkungan wilayah kerjanya, kecuali untuk
urusan keuangan dan kepegawaian.

[ES-TAM 2017] 65
MATERI II.
HAK TANAH dan PENDAFTARAN TANAH

Disampaikan oleh:

Erna Sriyatmi, BSc, S.H., M.M.


Tenaga Ahli Menteri ATR/BPN

SEMARANG, 11 November 2017

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
2017
[ES-TAM 2017]
KERANGKA PAPARAN MATERI II.

A. HAK ATAS TANAH DAN PENDAFTARAN TANAH DI INDONESIA.


1. PENGERTIAN HAK ATAS TANAH,
2. JENIS HAK ATAS TANAH , SUBYEK HAK ATAS TANAH , TERJADINYA, JANGKA WAKTU HAK.
DAN HAK PAKAI UNTUK RUMAH TINGGAL /HUNIAN BAGI WNA.
3. HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN DAN
4. Hak PENGELOLAAN
5. Fungsi social , Kewenangan, kewajiban menggunakan dan memelihara tanah. Dan
pembatasan lainnya.
B. PENDAFTARAN TANAH DI INDONESIA
1. A. Pendaftaran Tanah Pertama kali
a. Pendaftaran Tanah secara Sistematis
b. Pendaftaran Tanah secara Sporadik
B. Pendaftaran Tanah Sisitematis lengkap (PTSL)
1. Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah
a. Perubahan Data Fisik
b. Perubahan Data Yuridis
c. Pendaftaran Pemindahan Hak karena Pengampunan Pajak (Tax Amnesty)
[ES-TAM 2017] 67
II A. Hak-Hak Atas Tanah di Indonesia

[ES-TAM 2017] 68
TERJADINYA HAK ATAS TANAH
1. Menurut hukum adat :
a) Pengakuan hak,
b) Penegasan konversi.
2. Tanah negara berdasarkan penetapan pemerintah
(beschikking)
3. Di atas tanah Hak Pengelolaan karena penetapan
pemerintah (beschikking) atas usul pemegang hak
milik/hak pengelolaan.
4. Di atas tanah Hak Milik dgn pemberian oleh
pemegang Hak Milik dgn Akta PPAT.
69
Batasan pelaksanaan kewenangan hak tanah oleh
pemegang hak antara lain

• Semua hak tanah mempunyai fungsi sosial (Pasal 6).

• Setiap orang atau badan hukum yang mempunyai


sesuatu hak tanah pertanian, pada asasnya diwajibkan
untuk mengerjakan atau mengusahakan sendiri secara
aktif dengan mencegah cara-cara pemerasan (Pasal 10
ayat 1)

• Setiap orang atau badan hukum yang mempunyai hak


tanah wajib memelihara tanahnya, termasuk menambah
kesuburan dan mencegah kerusakannya (Pasal 15)

• Setiap pemegang hak dilarang menelantarkan tanahnya


HAK ATAS TANAH
Hak atas tanah merupakan hak penguasaan atas
tanah yang memberi wewenang bagi subyeknya
untuk menggunakan tanah yang dikuasainya, yang
terdiri dari :
 Hak Atas Tanah Orisinil atau Primer
adalah hak atas tanah yang bersumber pada
hak bangsa Indonesia dan diberikan oleh
negara dengan cara permohonan hak, yang
terdiri dari : 71
 Hak Milik
 Hak Guna Bangunan Atas Tanah Negara
 Hak Guna Usaha
 Hak Pakai Atas Tanah Negara
Hak Atas Tanah Derivatif atau Sekunder
adalah hak atas tanah yang tidak langsung
bersumber kepada hak bangsa Indonesia dan
diberikan melalui perjanjian antara pemilik tanah
dengan calon pemegang hak, yang terdiri dari :72
 Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Milik
atau Hak Pengelolaan
 Hak Pakai atas tanah Hak Milik atau Hak
Pengelolaan
 Hak Sewa
 Hak Usaha Bagi Hasil
 Hak Gadai
 Hak Menumpang
73
Jenis Hak Atas Tanah Hak turun temurun, terkuat
dan terpenuh Hak mengusahakan tanah guna pertanian,
perikanan, atau peternakan

HAK HAK GUNA


USAHA
MILIK Hak untuk
mendirikan
HAK GUNA
BANGUNAN bangunan

Hak utk
menggunakan
dan/atau memungut
HAK hasil tanah

Jenis Hak Atas PAKAI


Tanah (Pasal 16
UUPA)
Hak untuk
memperguna-
HAK kan tanah milik
orang lain dg
SEWA membayar
sejumlah uang
Hak lainnya sebagai sewa
yang akan
ditetapkan dg HAK
UU MEMBUKA
HAK
MEMUNGUT TANAH
ES-TAM-2017 HASIL HUTAN
[ES-TAM 2017] 74
SUBYEK DAN JANGKA WAKTU HAK ATAS TANAH

• Perseorangan (WNI)
HAK MILIK • Badan-badan hukum yg ditetapkan pemerintah Selamanya
(seperti
keagamaan, sosial, bank dalam PP 38/1963)

35 Thn
• Warga Negara Indonesia 25 Thn
HGU • Badan Hukum Indonesia
35 Thn

30 Thn
• Warga Negara Indonesia
HGB 20 Thn
• Badan Hukum Indonesia
30 Thn

Aset Pemerintah:
• Warga Negara Indonesia
• Badan Hukum Indonesia Selama dipergunakan
• Departemen, LPND dan Pemda
HAK PAKAI • Badan keagamaan dan sosial PP 40/1996: PP 103/2015:
• Orang asing yang berkedudukan di Indonesia 25 Thn 30 Thn
• Badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia
• Perwakilan Negara asing dan perwakilan 20 Thn 20 Thn
badan Internasional
25 Thn 30 Thn

[ES-TAM 2017] 75
ES-TAM-2017
Hak Milik
• Hanya Warga Negara Indonesia dapat mempunyai
Hak Milik.
• Orang asing yang sesudah berlakunya Undang
undang ini memperoleh hak milik karena pewarisan-
tanpa wasiat atau percampuran harta karena
perkawinan , demikian pula Warganegara Indonesia
Subyek Hak yang memperoleh hak milik dan setelah berlakunya
Milik Undang undang ini kehilangan kewarganegaraannya
wajib melepaskan hak itu di dalam jangka waktu satu
tahun sejak diperoleh nya hak tersebut atau
(Pasal 21 UUPA) hilangnya kewarganegaraan itu. Jika sesudah jangka
waktu tersebut lampau hak milik itu tidak dilepaskan
, maka hak tersebut hapus karena hukum dan
tanahnya jatuh kepada negara , dengan ketentuan
hak-hak pihak lain yang membebaninya tetap
berlangsung.

[ES-TAM 2017] 76
Pemindahan Hak Milik kepada Warga
Negara Asing.

Setiap jual-beli, penukaran , penghibahan , pemberian


dengan wasiat dan perbuatan hukum lain yang dimaksudkan
untuk langsung atau tidak langsung memindahkan hak
milik kepada orang asing , kepada seseorang warga negara
yang disamping kewarganegaraan Indonesia mempunyai
kewarganegaraan asing atau kepada suatu badan hukum,
kecuali yang ditetapkan oleh Pemerintah seperti termaksud
dalam Pasal 21 ayat 2 adalah batal karena hukum dan
tanahnya jatuh kepada Negara , dengan ketentuan, bahwa
hak- hak pihak lain yang membebaninya tetap berlangsung
serta semua pembayaran yang telah diterima oleh pemilik
tidak dapat dituntut kembali.
Pasal 26 ayat (2) UUPA.
[ES-TAM 2017] 77
Hak Guna Bangunan
• Warga Negara Indonesia
• Badan hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia dan berkedudukan di Indonesia
• Orang atau Badan hukum yang mempunyai hak guna
bangunan dan tidak lagi memenuhi syarat-syarat
yang tersebut dalam ayat (1) pasal ini dalam jangka
Subyek Hak waktu 1 tahun wajib melepaskan atau mengalihkan

Guna hak itu kepada pihak lain yang memenuhi syarat.


Ketentuan ini berlaku juga terhadap pihak yang
Bangunan (Pasal memperoleh hak guna-bangunan, jika ia tidak
memenuhi syarat-syarat tersebut. Jika hak guna-
36 UUPA)
bangunan yang bersangkutan tidak dilepaskan atau
dialihkan dalam jangka waktu tersebut, maka hak itu
hapus karena hukum, dengan ketentuan bahwa hak-
hak pihak lain akan diindahkan, menurut ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.

[ES-TAM 2017] 78
Hak Pakai
• Warga Negara Indonesia;
• Orang asing yang berkedudukan di
Subyek Hak Indonesia;
Pakai • Badan hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia dan berkedudukan di Indonesia;
(pasal 41 UUPA)
• Badan hukum asing yang mempunyai
perwakilan di Indonesia.

• Selama jangka waktu tertentu


Jangka Waktu atau
Hak Pakai • Selama tanahnya dipergunakan
untuk keperluan tertentu

[ES-TAM 2017] 79
• PELAJARI HAPUSNYA MASING MASING HAK
ATAS TANAH DAN KEWAJIBAN BAGI PEMEGANG
HAK ATAS TANAH.

• PP NO.40 TAHUN 1996


• PERMEN ATR/BPN NO.7 TAHUN 2017.

[ES-TAM 2017] 80
PEMILIKAN TANAH BAGI WNA

Dasar Hukum :
1. Pasal 41 UUPA
2. Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2015 tentang
Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian oleh
Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia
3. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Nomor 29
tahun 2016 tentang Tata Cara Pemberian, Pelepasan,
atau Pengalihan Hak Atas Pemilikan Rumah Tempat
Tinggal Atau Hunian Oleh Orang Asing Yang
Berkedudukan Di Indonesia

ES-TAM-2017

[ES-TAM 2017] 81
Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2015
 Pasal 3 :
Pemilikan Rumah
(1) Warga Negara Indonesia yang melaksanakan
Tempat Tinggal perkawinan dengan orang Asing dapat
Atau Hunian Oleh memiliki hak atas tanah yang sama dengan
Orang Asing Yang Warga Negara Indonesia lainnya;
Berkedudukan di (2) Hak atas tanah sebagaimana dimaksud
Indonesia ayat(1), bukan merupakan harta bersama
yang dibuktikan dengan perjanjian
pemisahan harta antara suami dan istri
yang dibuat dengan akta Notaris.

ES-TAM-2017

[ES-TAM 2017] 82
PP 103/2015 TENTANG PEMILIKAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAU HUNIAN
OLEH ORANG ASING YANG BERKEDUDUKAN
DI INDONESIA

Orang Asing yang berkedudukan di Indonesia yang selanjutnya disebut


Orang Asing adalah orang yang bukan Warga negara Indonesia yang
keberadaanya memberikan manfaat, melakukan usaha, bekerja, atau
berinvestasi di Indonesia.

Rumah Tunggal adalah rumah yang mempunyai kaveling sendiri dan


salah satu dinding dibangun tidak dibangun tepat pada batas kaveling.

Satuan Rumah Susun (Sarusun) adalah unit rumah susun yang tujuan
utamanya digunakan secara terpisah dengan fungsi utama sebagai
tempat hunian dan mempunyai sarana penghubung ke jalan umum.

[ES-TAM 2017] 83
Lanjutan …

1. 2.
Rumah Tunggal yang diberikan di atas
Orang Asing diberikan Hak Pakai untuk tanah Hak Pakai memiliki jangka
Rumah Tunggal pembelian baru dan Hak waktu 30 tahun.
Milik atas Sarusun di atas Hak Pakai untuk
Hak Pakai dapat diperpanjang untuk
Sarusun pembelian unit baru.
jangka waktu 20 tahun,
Dalam hal jangka waktu
perpanjangan, Hak Pakai dapat
3. diperbaharui untuk jangka waktu 30
tahun.
Rumah Tunggal di atas tanah hak pakai di
atas Hak Milik yang dikuasai berdasarkan
perjanjian, diberikan Hak Pakai untuk 4.
jangka waktu yang disepakati tidak lebih
lama dari 30 tahun;
Jika jangka waktu berakhir, Hak Pakai Perpanjangan dan pembaharuan dapat
dapat diperpanjang untuk jangka waktu dilaksanakan sepanjang Orang Asing
paling lama 20 tahun sesuai kesepakatan masih memiliki izin tinggal di Indonesia.
dengan pemegang hak atas tanah.
Jika jangka waktu perpanjangan berakhir,
HP dapat diperbaharui utk jangka waktu
paling lama 30 tahun sesuai kesepakatan
dengan pemegang hak atas tanah. [ES-TAM 2017] 84
ES-TAM-2017
Terjadinya Hak Pakai Karena Subyek Hak Orang Asing
Hak Milik/ HGB Subyek Orang Hak Pakai
Asing

• Pasal 6 ayat (1) • Jual beli • Selama sisa


• Hibah jangka waktu
• Tukar menukar HGB
• Lelang • Dpt
diperpanjang
20 tahun
• Hak Pakai dpt
diperbaharui
30 tahun.

Jangka Waktu Hak Pakai

Diberikan pertama kali Diperpanjang 20 tahun Diperbaharui 30 tahun

80 Tahun
[ES-TAM 2017] 85
Peralihan dan Pembebanan Hak Pakai

• Rumah tempat tinggal atau hunian yang dimiliki oleh


Orang asing dpt dijadikan jaminan utang dengan
1 dibebani Hak Tanggungan;

• Rumah tempat tinggal atau hunian yang dimiliki oleh


Orang asing dapat beralih atau dialihkan kepada
2 pihak lain;

• Pembebanan dengan HT dan peralihan Hak


dilaksanakan sesuai dgn Peraturan Per-UU.
3

[ES-TAM 2017] 86
KRITERIA PEMILIKAN TANAH OLEH WNA

Jangka waktu HAK


PAKAI : 30 tahun,
STATUS TANAH :
dapat
HAK PAKAI di atas
diperpanjang 20
Tanah Negara/Hak
tahub dan Batasan jumlah Batasan nilai
Milik bidang tanah : 1 tanah :
diperbaharui 30
tahun . bidang tanah, ditentukan per
perorang propinsi lihat
/keluarga tabel .

Batasan luas tanah


Penggunaan Tanah
dan rumah tinggal
: untuk rumah Syarat
: paling luas 2000
tinggal /hunian administrasi bagi
m2.
WNA : Orang Pembelian baru
Asing pemegang dari pengembang
ijin tinggal di
Indonesia

ES-TAM-2017

[ES-TAM 2017] 87
Lampiran Permen ATR/BPN No. 29 Tahun 2016

[ES-TAM 2017] 88
PP 103/2015 Pasal 10
1. Apabila Orang Asing atau ahli waris (orang asing) yang memiliki
rumah yang dibangun di atas tanah Hak Pakai atau berdasarkan
perjanjian dengan pemegang hak atas tanah tidak lagi
berkedudukan di Indonesia, dalam jangka waktu 1 tahun wajib
melepaskan atau mengalihkan hak atas rumah dan tanahnya
kepada pihak lain yang memnuhi syarat.
2. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hak atas rumah dan tanahnya tsb belum dilepaskan, maka:
a. Rumah dilelang oleh Negara, dalam hal dibangun di atas tanah
HP atas tanah Negara;
b. Rumah menjadi milik pemegang hak atas tanah yang
bersangkutan.
3. Hasil lelang menjadi hak dari bekas pemegang Hak (Orang asing
atau ahli waris yang bersangkutan.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Orang Asing/ahli waris yg
merupakan orang asing yg tidak lagi berkedudukan di Indonesia
diatur dgn peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keimigrasian.
[ES-TAM 2017] 89
TATACARA
PEMBERIAN HAK, PERPANJANGAN HAK DAN PEMBAHARUAN
HAK.

DASAR HUKUM :
1. PP.Nomor 40 Tahun 1996
2. Permenag/Ka. BPN Nomor 9 Tahun 19999.
3. Permen ATR/ka.BPN No.7 Tahun 2017 -> HGU.
4. PP. Nomor 103 Tahun 2015
5. Permen ATR/KA.BPN Nomor 29 tahun 2016.

ES-TAM-2017) 90
TATA CARA PEMBERIAN HAK ATAS TANAH
(HM, HGB DAN HP)
1. Permohonan diajukan melalui Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota dengan :
 Melampirkan persyaratan sebagaimana diatur dalam
PKBN RI No. 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan
dan Pengaturan Pertanahan.
 Membayar biaya sebagaimana diatur dalam PP No.
128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
PNBP yang berlaku pada BPN.
2. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota,
menerbitkan Keputusan Pemberian Hak apabila
memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, apabila hal tersebut menjadi
kewenangannya atau meneruskannya kepada Kakanwil
dengan disertai pendapat dan pertimbangannya,
apabila hal tersebut bukan kewenangannya.

3. Setelah menerima berkas permohonan tersebut


Kepala Kantor Wilayah meneliti kelengkapan dan
kebenaran data yuridis dan data fisik atas tanah yang
dimohon.
92
4. Dalam hal Keputusan Pemberian Hak tersebut
telah dilimpahkan kepada Kepala Kantor
Wilayah, Kepala Kantor Wilayah menerbitkan
Keputusan Pemberian Haknya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

5. Dalam hal Keputusan Pemberian Hak tersebut


tidak dilimpahkan kepada Kepala Kantor
Wilayah, Kepala Kantor Wilayah menyampaikan
berkas permohonan dimaksud kepada Kepala
BPN RI, disertai pendapat dan
pertimbangannya.
6. Setelah menerima berkas permohonan tersebut,
Kepala BPN RI meneliti kelengkapan dan
kebenaran data yuridis dan data fisik atas tanah
yang dimohon.

7. Berdasarkan hasil penelitian kelengkapan dan


kebenaran data yuridis dan data fisik atas tanah
yang dimohon serta mempertimbangkan
pendapat dan pertimbangan Kepala Kantor
Wilayah, Kepala BPN RI menerbitkan Keputusan
Pemberian Hak sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PERPANJANGAN DAN PEMBAHARUAN
HAK ATAS TANAH

• Perpanjangan Hak adalah penambahan jangka


waktu berlakunya suatu hak tanpa mengubah
syarat-syarat dalam pemberian hak tersebut
(yang permohonannya dapat diajukan sebelum
jangka waktu berlakunya hak atas tanah ybs
berakhir).
95
PERPANJANGAN HAK :
• Permohonan perpanjangan jangka waktu HGB atau
pembaharuannya diajukan selambat-lambatnya 2
(dua) tahun sebelum berakhirnya jangka waktu
HGB tsb atau perpanjangannya. (PP 40/1996)
• Permohonan perpanjangan jangka waktu HGB
diajukan oleh pemegang hak dalam tenggang
waktu 2 (dua) tahun sebelum berakhirnya jangka
waktu hak tersebut. (PMNA/KBPN 9/1999)
96
SURAT EDARAN KEPALA BADAN PERTANAHAN
NASIONAL TANGGAL 6 JANUARI 2005 NO. 500-049
• Perbedaan tersebut tidak perlu dipertentangkan secara
hirarkis.

• Lebih bersifat ketatausahaan yakni untuk memberikan ruang


waktu yang cukup.

• Sepanjang masa berlakunya HGU, HGB dan HP yang tercatat


dalam sertipikat dan HAT ybs blm berakhir, maka pemegang
HAT tsb tetap berhak mengajukan permohonan perpanjangan
jangka waktu dari hak yang bersangkutan. 97
Pembaharuan Hak:
• Pembaharuan Hak adalah pemberian hak yang sama kepada
pemegang hak atas tanah yang telah dimilikinya dengan
HGU, HGB atau HP sesudah jangka waktu hak tersebut atau
perpanjangannya habis. (PP 40/1996)

• Pembaharuan hak adalah pemberian hak atas tanah yang


sama kepada pemegang hak yang sama yang dapat diajukan
setelah jangka waktu berlakunya hak yang bersangkutan
berakhir. (PMNA/KBPN 9/1999)

98
JANGKA WAKTU PEMBERIAN, PERPANJANGAN DAN
PEMBAHARUAN HAK.
 Hak Guna Bangunan (HGB)
1. Pemberian paling lama 30 tahun.
2. Perpanjangan paling lama 20 tahun.
3. Pembaharuan paling lama 30 tahun.
 Hak Guna Usaha (HGU)
1. Pemberian paling lama 35 tahun.
2. Perpanjangan paling lama 25 tahun.
3. Pembaharuan paling lama 35 tahun.
99
LANJUTAN
 Hak Pakai (HP)
• 1. Pemberian paling lama 25 tahun.
• 2. Perpanjangan paling lama 20 tahun.
• 3. Pembaharuan paling lama 25 tahun.

ES-TAM-2017) 100
SYARAT PERPANJANGAN DAN PEMBAHARUAN
HAK ATAS TANAH.
 Tanahnya masih dipergunakan dengan baik sesuai
dengan keadaan, sifat dan tujuan pemberian hak
tersebut.
 Syarat-syarat pemberian hak tersebut dipenuhi
dengan baik oleh pemegang hak.
 Pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai
pemegang hak.
 Tanah tersebut masih sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah yang bersangkutan.
101
HAK MILIK SATUAN RUMAH SUSUN

[ES-TAM 2017] 102


DASAR HUKUM RUMAH SUSUN
1. UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah
Susun;
2. PP No. 4/1988 tentang Rumah Susun;
3. Peraturan Kepala BPN No. 2/1989 tentang Khusus di DKI Jakarta:
Bentuk dan Tata Cara Pengisian Serta 1. Perda Khusus DKI Jakarta No. 1 Tahun
Pendaftaran Akta Pemisahan Rumah Susun; 1991 tentang Rumah Susun di DKI
4. Peraturan Kepala BPN No. 4/1989 tentang Jakarta;
Bentuk dan Tata Cara Pembuatan Buku 2. Keputusan Gubernur Kepala Daerah DKI
Tanah serta Penerbitan Sertipikat Hak Milik Jakarta No. 942 Tahun 1991 tentang
atas Satuan Rumah Susun;
Peraturan Pelaksanaan Rumah Susun di
5. Keputusan Menteri Negara Perumahan
DKI Jakarta;
Rakyat No. 11/KPTS/1994 tentang Pedoman
Pengikatan Jual Beli Satuan Rumah Susun; 3. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat
6. Keputusan Menteri Negara Perumahan No. 15/Permen/M/2007 tentang Tata
Rakyat Selaku Ketua Badan Kebijaksanaan Laksana Pembentukan Perhimpunan
dan Pengendalian Pembangunan Penghuni Rumah Susun Sederhana
Perumahan dan Permukiman Nasional No. Milik.
06/KPTS/BKP4N/1995 tentang Pedoman
Pembuatan Akta Pendirian, Anggaran Dasar,
dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan
Penghuni Rumah Susun;
103
Pengertian Rumah Susun *)
RUMAH SUSUN adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun
dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan
secara fungsional dalam arah horizontal dan vertikal dan merupakan satuan-
satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan dihuni secara terpisah, terutama
untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama,
dan tanah bersama.

Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (HMSRS) adalah hak milik atas
satuan yang bersifat perseorangan dan terpisah, meliputi juga hak atas bagian
bersama, benda bersama, dan tanah bersama, yang semuanya merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan satuan yang bersangkutan.

Perhimpunan Penghuni adalah perhimpunan para penghuni SRS yang


bertugas mengurus kepentingan bersama yang bersangkutan dengan pemilikan,
penghunian dan pengelolaannya.

*) berdasarkan Undang Undang Rumah Susun.


104
SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH
SUSUN (SHMSRS)
Untuk menjamin kepastian hak bagi pemilik satuan
rumah susun, Pemerintah memberikan alat
pembuktian yang kuat berupa Sertipikat Hak Milik
atas Satuan Rumah Susun yang terdiri dari:
a. Salinan Buku Tanah dan Surat Ukur atas tanah hak
bersama;
b. Gambar Denah Tingkat Rumah Susun, yang
menunjukkan satuan rumah susun yang dimiliki;
c. Pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas
bagian bersama, benda bersama dan tanah
bersama.
Catatan: Sedangkan untuk Sertifikat Kepemilikan
Bangunan dan Gedung sampai saat ini belum ada
pengaturan atas bentuk dan isinya. 105
BAGIAN DALAM RUMAH SUSUN
Pemilikan Yang
Satuan Rumah
Bersifat
Susun
Perorangan

RUMAH SUSUN Bagian Bersama

Pemilikan
Benda Bersama
Bersama

Tanah Bersama

106
Jenis-Jenis Rumah Susun

Rumah Susun

Rumah Susun Rumah Susun Rumah Susun Rumah Susun


Umum Khusus Negara Komersial

107
CONTOH GAMBAR SARUSUN KOMERSIAL

[ES-TAM 2017] 108


CONTOH GAMBAR SARUSUN UMUM

[ES-TAM 2017] 109


CONTOH GAMBAR SARUSUN RUSUNAWA

[ES-TAM 2017] 110


HAK PENGELOLAAN (HPL)

Pengertian dan Isi kewenangan


(Baca : Pasal 3 PMDN No. 5/1974)

Hak Pengelolaan adalah hak atas tanah yang


memberikan wewenang kepada pemegangnya untuk:
1. Merencanakan peruntukkan dan penggunaan
tanahnya;
2. Menggunakan tanah untuk keperluan sendiri;
3. Menyerahkan bagian dari tanahnya kepada pihak
ketiga menurut persyaratan yang telah ditentukan
bagi pemegang hak tersebut yang meliputi segi
peruntukkan, segi penggunaan, segi jangka waktu
dan segi keuangannya.
111
HAK PENGELOLAAN (HPL)
Dasar Hukum HPL:
 PP No. 8 Tahun 1953 tentang Penguasaan Tanah-Tanah Negara;
 PMNA No. 9 Tahun 1965 tentang Pelaksanaan Konversi Hak atas
Tanah dan Ketentuan-ketentuan tentang Kebijaksanaan Selanjutnya;
 PMA No. 1 Tahun 1966 tentang Pendaftaran Hak Pakai dan Hak
Pengelolaan;
 PMDN No. 1 Tahun 1967 tentang Pembagian Tugas & Wewenang
Agraria;
 PMDN No. 5 Tahun 1974 tentang Ketentuan Mengenai Penyediaan &
Pemberian Tanah Untuk Keperluan Perusahaan;
 PMDN No. 1 Tahun 1977 tentang Tata Cara Permohonan dan
Penyelesaian Pemberian Hak Atas Bagian-Bagian Tanah Hak
Pengelolaan dan Pendaftarannya*;
 PMNA/KBPN No. 9 Tahun 1999 tentang Tata cara Pemberian dan
Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan. 112
SUBYEK HPL.
1) HPL untuk instansi pemerintah hanya dapat diberikan kepada :
a. Instansi Pemerintah termasuk Pemerintah Daerah;
b. Badan Hukum Milik Negara;
c. Badan Hukum Milik Daerah;
d. Badan Otorita;
e. Badan-badan hukum Pemerintah lainya yang ditunjuk
Pemerintah.
(vide Pasal 67(1) PMNA/KBPN No. 9 Tahun 1999)
2) Hak Pengelolaan Pelabuhan (PP No.61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan jo. PP No.
69 Tahun 2015 tentang Perubahannya);
3) Hak Pengelolaan Otorita (Keppres No. 41 Tahun 1973 tentang Daerah Industri Pulau
Batam jo. Keppres No. 94 Tahun 1998 dan perubahannya);
4) Hak Pengelolaan Perumnas (PP No. 83 Tahun 2015 tentang Perum Perumnas);
5) Hak Pengelolaan Pemda (PP No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah jo. Permendagri No. 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah);
6) Dll. 113
Obyek HPL.
1) Tanah-tanah dikuasai berdasarkan Staatblad Tahun 1991 No. 110
tentang pengusaan benda-benda tidak bergerak, gedung-gedung dan
lain-lain bangunan milik Negara.
2) Tanah-tanah dikuasai berdasarkan PP No. 8 Tahun 1953 Tentang
Penguasaan Tanah-tanah Negara.
3) Tanah-tanah yang dikuasai berdasarkan UU No. 86 Tahun 1958 Tentang
Nasionalisasi Perusahaan Milik Belanda.
4) Pembelian tanah untuk pemerintah sebagai dimaksud Bijblad No. 11372
jo. 12476.
5) Pembebasan tanah berdasarkan PMDN no. 15/1975 jo. PMDN no.
2/1976.
6) Pengadaan Tanah untuk keperluan Proyek Pembangunan berdasarkan
PMNA No. 2 Tahun 1985.
7) Pengadaan Tanah Berdasarkan UU No. 2 Tahun 2012.
8) Pencabutan Hak berdasarkan UU No. 20/1961.
9) Dll. 114
Lahirnya, kewenangan. kewajiban,larangan
dan hapusnya HPL.
1) HPL terbit melalui penetapan pemerintah (pemberian hak atas tanah);
2) HPL wajib didaftarkan menurut ketentuan PP No. 24 Tahun 1997;
3) Tidak dapat dipindahtangankan;
4) Tidak dapat dijadikan jaminan hutang;
5) Berisi kewenangan perdata dan kewenangan publik;
6) Jangka waktu HPL: selama tanah tersebut dipergunakan sesuai
ketentuan dalam pemberian HPL tsb;
7) Luas Tanah HPL: tidak dibatasi tetapi disesuaikan dengan kebutuhan
peruntukan dan penggunaan tanahnya
8) Hapusnya HPL:
(1) Dilepaskan oleh pemegang haknya (Pelepasan Hak)
(2) Dicabut untuk kepentingan umum (Pencabutan Hak)
(3) Diterlantarkan
(4) Tanahnya musnah
115
Materi II.
PENDAFTARAN TANAH DI INDONESIA

[ES-TAM 2017] 116


KERANGKA PAPARAN
PENDAFTARAN TANAH
• DASAR HUKUM
• PENGERTIAN , ASAS, TUJUAN DAN SISITEM PENDAFTARAN DAN PUBLIKASI
• PENYELENGGARA DAN PELAKSANA PENDAFTRAN TANAH
• SATUAN TATA USAHA PENDAFTARAN TANAH.
• OBYEK PENDAFTARAN TANAH
• KEGIATAN PENDAFTARAN TANAH
• JENIS PENDAFTARAN TANAH , PEMBUKTIAN HAK , PEMBUKUAN HAK
• PELAKSANAAN PENDATARAN TANAH :
1. A. Pendaftaran Tanah Pertama kali
a. Pendaftaran Tanah secara Sistematis
b. Pendaftaran Tanah secara Sporadik
B. Pendaftaran Tanah Sistematis lengkap(PTSL)
1. Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah
a. Perubahan Data Fisik
b. Perubahan Data Yuridis
c. Pendaftaran Pemindahan Hak karena PENGAMPUNAN PAJAK
[ES-TAM 2017] 117
DASAR HUKUM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH *)

UU No. 5 tahun 1960 Tentang DASAR DASAR POKOK POKOK AGRARIA( UNDANG UNDANG POKOK
AGRARIA/UUPA) ; pasal 19

UNDANG UNDANG NOMOR 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan dan Benda –Benda yang ada
diatasnya ;

UNDANG UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

PERATURAN PEMERINTAH NO. 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAAN TANAH

PerMen ATR/Ka.BPN No. 3/1997 tentang Peraturan Pelaksanaan PP No. 24/1997, yang telah diubah
dengan Peraturan Ka. BPN Nomor 8 tahun 2012

PerMen ATR/Ka.BPN No.33 Tahun 2016 Tentang SURVEYOR KADASTER BERLISENSI BERLISENSI yang telah
diubah dengan PERMEN ATR/Ka.BPN No. 11 Tahun 2017.

PerMen ATR/Ka.BPN N0. 35 tahun 2016 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang telah diubah dengan
Permen ATR/Ka.BPN Nomor 1 tahun 2017 dan Permen ATR/ka.BPN Nomor 12 Tahun 2017

Peraturan Perundangan lainya terkait dengan pelaksanaan Pendaftaran Tanah dan struktur organisas
[ES-TAM 2017]
i kanwil dan kantah *)
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PENDAFTARAN TANAH

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar


Pokok-Pokok Agraria.
2. Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

119
Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah.
3. Undang – Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.
4. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Perubahan
Undang-Undang No. 20 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan
Redistribusi Daerah.
5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
6. PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
7. PP No. 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat
ES
Pembuat Akta Tanah yang telah diubah daengan PP Nomor
2014

24 tahun 2016.
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PENDAFTARAN TANAH

8. PP Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang –


Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf
9. PP Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas jenis

120
Penerimaan Negara Bukan pajak Yang Berlaku Pada Kementerian
ATR/ Badan Pertanahan Nasional
10. PMNA/Ka. BPN RI Nomor 4 Tahun 1996 tentang Penetapan
Batas Waktu Penggunaan Surat Kuasa Membebankan Hak
Tanggungan Untuk Menjamin Pelunasan Kredit-Kredit Tertentu
11. PMNA /Ka. BPN RI No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Pelaksanaan PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
12. Perkaban No. 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP
No. 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan PPAT ES
2014
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMELIHARAN
DATA PENDAFTARAN TANAH

13. Perkaban No. 23 Tahun 2009 tentang Perubahan atas


Perkaban No. 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan
PP No. 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan PPAT

121
14. Perkaban No. 1 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan
Pertanahan
15. Perkaban No. 8 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
PMNA/KBPN No. 3 tahun 1997
16. Perkaban No. 2 tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan
Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah.
17. Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN No.38 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor wilayah BPN dan Kantor
Pertanahan. ES
2014
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMELIHARAN
DATA PENDAFTARAN TANAH
• Permen ATR/ka.BPN No.29/2016 tentang Tata Cara Pemberian, Pelepasan atau
Pengalihan atas pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian oleh Orang
Asing yang berkedudukan di Indonesia.
• Permen ATR/BPN No. 1/ 2017 tentang Perubahan Permen ATR/BPN
no.35/2016 tentang Percapatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah secara
Lengkap.
• Permen ATR/Ka.BPN No. 2/2017 tentang Tata cara Pendaftaran Tanah wakaf di
Kementerian ATR/BPN.
• Permen ATR/Ka.BPN No.4/2017 tentang Standar Pelayanan Kementerian
ATR/BPN.
• Permen ATR/Ka.BPN no.5/2017 tentang Layanan Informasi Pertanahan Secara
Elektronik
• Permen ATR/ka.BPN No. 7/2017 tentang Pengaturan dan Tata Cara Penetapan
Hak Guna Usaha
• Permen ATR/ka.BPN No. 13/2017 tentang Tata Cara Blokir dan Sita
• Permen ATR/ka.BPN No. 15/2017 tentang Pendaftaran Peralihan Hak Atas
Tanah Dalam rangka Pengampunan Pajak.

[ES-TAM 2017]
PENGERTIAN, ASAS, TUJUAN DAN
SISTEM DAN PUBLIKASI

[ES-TAM 2017]
PENGERTIAN:
Pendaftaran Tanah (PP Nomor 24 tahun 1997)
adalah :
Rangkaian kegiatan dilakukan secara
terus menerus berkesinambungan dan
teratur meliputi pengumpulan,
pengolahan, pembukuan dan penyajian
serta pemeliharaan data fisik dan yuridis,
pembuatan Peta dan daftar bidang tanah,
pemberian surat tanda bukti hak

ES 2014 124
ASAS-ASAS PENDAFTARAN TANAH
(PENJELASAN PASAL 2 PP NO. 24 TAHUN 1997)
1. Sederhana
Prosedurnya dengan mudah dapat dipahami oleh pihak-pihak
yang berkepen​tingan, terutama hak atas tanah.
2. Aman

125
Pendaftaran tanah perlu diselenggarakan secara teliti dan cermat
sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian hukum
sesuai dengan tujuan pendaftaran tanah itu sendiri.
3. Terjangkau
a. Keterjangkauan bagi pihak-pihak yang memerlukan,
khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan
kemampuan golongan ekonomi lemah.
b. Pelayanan yang diberikan dalam rangka penyelenggaraan
pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh para pihak yangES
2014
memerlukan.
LANJUTAN ….
4. Mutakhir
a. Kelengkapan yang memadai dalam
pelaksanaannya dan kesinambungan dalam

126
pemeliharaan datanya.
b. Data yang tersedia harus menunjukkan keadaan
yang mutakhir.
c. Perlu diikuti kewajiban mendaftar dan pencatatan
perubahan-perubahan yang terjadi di kemudian hari.
5. Terbuka
Data-data tanah di kantor BPN bersifat terbuka untuk publik,
dan masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai
data yang benar. ES
2014
TUJUAN PENDAFTARAN TANAH :
1. Menjamin kepastian hukum dan perlindungan hukum
kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah dan
hak-hak lain yang terdaftar untuk dengan mudah
membuktikan dirinya sebagai pemegang hak
2. Menyediakan informasi kepada pihak-piahk yang
berkepentingan agar dengan mudah untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan
perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah yang
sudah terdaftar
3. Untuk terselenggaranya tertib administrasi
pertanahan.

PP No.24/1997 Pasal 3

ES 2014 127
Kepastian hukum pendaftaran tanah:
 Menjamin Kepastian Hukum Terhadap Hak Atas Tanah
yang dimiliki oleh pemegang haknya
 Kebenaran data fisik dan data yuridis bidang tanah dalam
tanda bukti hak (Sertifikat HAT /HM Sarusun/Wakaf/Hak
Tanggungan)

Kepastian hukum meliputi:


 Data Yuridis :
1. Subyek hak : Pemilik/pemegang hak
2. Jenis hak : status hak atas tanahnya
 Data Fisik :
Obyek Pendaftaran Tanah (terdiri dari , letak tanah,
batas –batas, luas bidang tanah, penggunaan dan
pemanfaatannya tanahnya)

ES 2014 128
SISTEM PENDAFTARAN TANAH

Sistem pendaftaran yang digunakan :


 Sistem Pendaftaran Hak (registration of titles)
bukan sistem pendaftaran akta

129
adanya Buku Tanah dan sebagai dokumen yang memuat data
fisik dan data yuridis atas tanah dan diterbitkan Sertipikat
sebagai tanda bukti hak yang sudah didaftar.

Sistem publikasi yang digunakan :


 Sistem negatif yang mengandung unsur positif
menghasilkan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat
pembuktian yang kuat (pasal 19 ayat (2) huruf c, pasal 32 ayat
ES
(2) dan pasal 38 ayat (2) UUPA. 2014
Sertipikat :
Surat tanda bukti hak yang berisi
salinan dari buku tanah yang
dilengkapi Surat Ukur berisi data
yuridis dan data fisik bidang tanah,
berlaku sebagai alat pembuktian
yang kuat

ES 2014 130
Alat Pembuktian yang kuat:

bahwa selama tidak dapat dibuktikan sebaliknya, data fisik dan


data yuridis yang tercantum didalamnya harus diterima sebagai
data yang benar. Perorangan atau Badan Hukum yang merasa
kepentingannya dirugikan terhadap hak atas tanah yang telah
terdaftar dan diterbitkan sertipikatnya, berhak mengajukan
gugatan ke Pengadilan. Hak atas tanah dan /atau sertipikat dapat
dibatalkan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap, yang bunyi amar putusannya
menyatakan batal atau tidak mempunyai kekuatan hukum atau
yang pada intinya sama dengan itu.

ES 2014 131
PENYELENGGARA DAN PELAKSANA
PENDAFTARAN DI INDONESIA

Untuk menjamin kepastian hukum terhadap hak-


hak atas tanah, berdasarkan Pasal 19 ayat (1) UUPA,
Pemerintah wajib menyelenggarakan pendaftaran
tanah di seluruh wilayah Indonesia

Penyelenggara Pendaftaran Tanah :


Badan Pertanahan Nasional
Pendaftaran Tanah di Indonesia

KEPASTIAN HUKUM HAK


ATAS TANAH/HM SARUSUN

PENDAFTARAN TANAH
DI SELURUH WILAYAH RI
(OLEH PEMERINTAH)

Pendaftaran Hak,
Pengukuran Peralihan Hak dan Pemberian Surat
Perpetaan & Pembebanan Hak Tanah Bukti Hak
Pembukuan Tanah (Pemeliharaan Data sebagai Alat Bukti
Pendaftaran Tanah) yang Kuat

UUPA Pasal 19 Terkait tugas


[ES-TAM 2017] PPAT 133
PENYELENGGARA & PELAKSANA
(PP 24/1997 Pasal 5-8)
PENDAFTARAN TANAH

PENYELENGGARA
PELAKSANA
(PEMERINTAH)

KEPALA KANTOR PERTANAHAN

dapat didelegasikan kepada :


Badan Pertanahan  Kepala Seksi HTPT dan
Nasional (BPN)  Kepala Subseksi terkait
Dibantu oleh :

PPAT PEJABAT LAIN


• Diangkat dan diberhentikan oleh
Menteri/Ka. BPN PPAT/PPATS/PPAT PPAIW,
• Pembinaan dan Pengawasan oleh KHUSUS Pejabat Lelang,
Menteri/Ka. BPN dan jajarannya Notaris 134
[ES-TAM 2017]
a. Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan Hak Milik, Hak
Guna Bangunan dan Hak Pakai;

b. Hak Pengelolaan;

OBYEK c. Hak Milik Satuan Rumah Susun;


PENDAFTA
RAN
TANAH. d. Tanah Wakaf;

e. Hak Tanggungan;

f. Tanah Negara.

135
[ES-TAM 2017]
Kegiatan Pendaftaran Tanah
Meliputi:
a. Pengukuran, Perpetaan dan Pembukuan Tanah;
b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan Peralihan hak-hak tersebut;
c. Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai
alat pembuktian yang kuat.
(Pasal 19 ayat (2) UU Nomor 5 tahun 1960)

Pelaksanaan Pendaftaran Tanah melalui:


1. Pendaftaran Tanah Pertama Kali :
a. Pendaftaran Tanah Sistematik
b. Pendaftaran Tanah Sporadik
2. Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah
[ES-TAM 2017] 136
tam es 2017
Jenis Pendaftaran Tanah
a. Pendaftaran Tanah Sistematik
- Sumber dana dibiayai pemerintah
- Prakarsa pemerintah atas dasar rencana jangka
panjang
- Penetapan lokasi oleh menteri
- Lokasi paling kurang seluruh /sebagian
kelurahan/desa dlam satu hamparan.
b. Pendaftaran Tanah Sporadik
- Atas permintaan yang berkepentingan (individu
atau kolektif)
- Sumber dana (pemerintah atau swadaya)
- Lokasi tersebar

[ES-TAM 2017] 137


tam es 2017
[ES-TAM 2017] 138
PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH

a. pengumpulan dan pengolahan data fisik;


Pendaftaran b. pembuktian hak dan pembukuannya;
Tanah untuk c. penerbitan sertipikat;
Pertama Kali
d. penyajian data fisik dan data yuridis;
e. penyimpanan daftar umum dan dokumen.

Pemeliharaan
Data Pendaftaran
a. pendaftaran peralihan dan pembebanan hak;
Tanah b. pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah lainnya.

Pasal 11 dan 12 PP No.24/1997

139
[ES-TAM 2017]
PENDAFTARAN PERTAMA KALI DAN
PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP
(PTSL)

[ES-TAM 2017] 140


PEMBUKTIAN HAK DAN PEMBUKUAN HAK PADA
KEGIATAN PENDAFTARAN PERTAMA KALI

A.PEMBUKTIAN HAK dibedakan : (berdasar Pasal 23 PP 24/1997) :


1. Pembuktian hak baru :
Alat bukti sebagai dasar pembukuan hak/penerbitan sertipikat:
a. Surat Keputusan penetapan pemberian hak oleh Pejabat yang
berwenang:
- HM, HGB, HP atas tanah yang berasal dari tanah Negara/tanah Hak
Pengelolaan;
- HGU, atas tanah Negara;
- HPL atas tanah Negara.

b Akta PPAT:
- Asli Akta Pemberian hak guna bangunan dan hak pakai di atas hak
milik;
- Asli Akta pemberian hak tanggungan,  untuk pemberian hak
tanggungan .

[ES-TAM 2017] 141


tam es 2017
PENDAFTARAN PERTAMA KALI
LANJUTAN …

c. Akta ikrar wakaf (PPAIW), untuk tanah wakaf:


- Tanah wakaf berasal dari sertipikat HM, prosesnya
pendaftrannya berdasarkan akta ikrar wakaf;
- Tanah wakaf berasal dari tanah negara, proses
pendaftrannya melalui keputusan penetapan tanah
wakaf;
- Tanah wakaf berasal dari tanah bekas milik adat,
proses pendaftrannya melalui konversi
penegasan/pengakuan tanah wakaf;

d. Akta pemisahan (pertelaan yang disahkan


Bupati/Walikota) untuk Hak milik atas satuan rumah
susun.
[ES-TAM 2017] 142
tam es 2017
PENDAFTARAN PERTAMA KALI
LANJUTAN …

2. Pembuktian hak lama


Alat bukti berupa :
Berita Acara Pengesahan Data Fisik dan Yuridis
(d.i. 202) oleh Pejabat yang berwenang
dibedakan menjadi:
a. bukti kepemilikannya Lengkap, melalui
konversi penegasan hak
b. bukti kepemilikannya tidak lengkap, melalui
pengakuan hak
c. bukti kepemilikannya tidak ada sama sekali,
melalui pengakuan hak
[ES-TAM 2017] 143
tam es 2017
PENDAFTARAN PERTAMA KALI
LANJUTAN …
a). Bukti lengkap :
Dokumen asli yang membuktikan adanya hak:
• Groose hak eigendom yang diterbitkan sejak berlakunya
UUPA, sampai tanggal pendaftaran dilaksanakan menurut
PP 10 Tahun 1961 di daerah yang bersangkutan, atau
• Surat bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan
Peraturan Swapraja yang bersangkutan.
• Sertipikat Hak Milik yang diterbitkan berdasarkan PMNA
No. 9/1959, atau
• Surat Keputusan Pemberian Hak Milik dari pejabat yang
berwenang, baik sebelum ataupun sejak berlakunya UUPA,
yang tidak disertai kewajiban untuk mendaftarkan haknya,
tetapi telah dipenuhi kewajiban yang disebut didalam Surat
Keputusannya, atau

[ES-TAM 2017] 144


tam es 2017
PENDAFTARAN PERTAMA KALI
LANJUTAN …

• Petuk Pajak Bumi/Landrente, girik, kekitir dan


Verponding Indonesia sebelum berlakunya PP No.
10/1961, atau
• Akta pemindahan hak yang dibuat dibawah tangan,
yang dibubuhi tanda tangan Saksi Kepala Adat/Kepala
Desa/Kelurahan, yang dibuat sebelum berlakunya PP
ini, dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau
• Akta pemindahan hak atas tanah yang dibuat oleh PPAT,
yang tanahnya belum dibukukan, dengan disertai alas
hak yang dialihkan, atau
• Akta Ikrar – wakaf / Surat Ikrar Wakaf yang dibuat
sebelum atau sejak mulai dilaksanakan PP. 28/1977,
dengan disertai alas hak yang diwakafkan, atau
[ES-TAM 2017] 145
tam es 2017
PENDAFTARAN PERTAMA KALI
LANJUTAN …
• Risalah Lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang
yang berwenang, yang tanahnya belum
dibukukan, dengan disertai alas hak yang
dialihkan, atau
• Surat penunjukan atas pembelian kaveling
tanah pengganti tanah, yang diambil oleh
Pemerintah atau Pemda, atau
• Surat Keterangan Riwayat Tanah yang pernah
dibuat oleh Kantor PBB dengan disertai alas hak
yang dialihkan, atau
• Lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis
dengan nama apapun juga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal II, VI dan VII Ketentuan
Konversi UUPA [ES-TAM 2017] 146
tam es 2017
LANJUTAN …
PENDAFTARAN PERTAMA KALI

b). Bukti tidak lengkap :

Apabila bukti kepemilikan sebagaimana dimaksud dalam


huruf a) tidak lengkap/tidak ada, dapat dilakukan dengan
bukti lain misalnya bukti kwitansi pembelian tanah akta
jual beli, pembayaran PBB dll., yang dilengkapi dengan
pernyataan yang bersangkutan, dan keterangan yang
dapat dipercaya dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
saksi dari masyarakat setempat, yang tidak mempunyai
hubungan keluarga dengan yang bersangkutan, dan
membenarkan bahwa yang bersangkutan adalah pemilik
tanah tersebut.
[ES-TAM 2017] 147
tam es 2017
PENDAFTARAN
LANJUTAN …
PERTAMA KALI
c). Bukti tidak ada sama sekali
Apabila bukti sebagaimana dimaksud huruf a) dan b) tidak
ada, dapat dilengkapi:
1. Surat pernyataan dari pemohon yang menyatakan hal-
hal sebagai berikut:
• bahwa penguasaan tanah itu telah dilakukan dengan
iktikad baik;
• bahwa penguasaan itu tidak pernah diganggu gugat,
dan karena itu dianggap diakui dan dibenarkan oleh
masyarakat hukum adat atau desa/kelurahan yang
bersangkutan;
• bahwa secara fisik tanahnya secara nyata dikuasai dan
digunakan sendiri oleh pihak yang bersangkutan;
• bahwa tanah tersebut sekarang tidak dalam sengketa;
[ES-TAM 2017] 148
tam es 2017
PENDAFTARAN PERTAMA KALI
LANJUTAN …

• bahwa pemohon telah menguasai secara nyata


tanah yang bersangkutan selama 20 tahun atau
lebih secara berturut-berturut, atau telah
memperoleh penguasaan itu dari pihak atau pihak-
pihak lain yang telah menguasainya, sehingga
waktu penguasaan, pemohon dan pendahulunya
tersebut berjumlah 20 tahun atau lebih;
• bahwa apabila pernyataan tersebut memuat hal-
hal yang tidak sesuai dengan kenyataan,
penandatangan bersedia dituntut dimuka Hakim
secara pidana maupun perdata, karena
memberikan keterangan palsu.
[ES-TAM 2017] 149
tam es 2017
PENDAFTARAN PERTAMA KALI
LANJUTAN …

2. Keterangan dari Kepala Desa/Lurah dan


sekurangnya-kurangnya 2 (dua) orang saksi yang
kesaksiannya dapat dipercaya, karena fungsinya
sebagai tetua adat setempat dan/atau penduduk
yang sudah lama bertempat tinggal di
desa/kelurahan letak tanah yang bersangkutan,
dan tidak mempunyai hubungan keluarga
pemohon sampai derajat kedua, baik dalam
kekerabatan vertikal maupun horizontal, yang
membenarkan apa yang dinyatakan oleh
pemohon dalam surat pernyataan diatas,

[ES-TAM 2017] 150


tam es 2017
TAHAPAN KEGIATAN PENDAFTARAN
TANAH PERTAMA KALI
1. Permohonan Pendaftaran
• Pemohon mengajukan permohonan:
a. Permohonan hak atas tanah negara
b. Permohonan pendaftaran konversi penegasan/pengakuan hak;

• Berkas diteliti petugas loket, yang berkasnya telah lengkap didaftar


menggunakan aplikasi KKP ke daftar isian permohonan pekerjaan
pendaftan tanah (d.i. 301), daftar permohonan pekerjaan pengukuran
(d.i. 302) dan kepada pemohon diwajibkan membayar biaya daftar
penerimaan uang muka biaya pendaftaran tanah (d.i. 305) sesuai dengan
ketentuan PP Nomor 13 tahun 2010, antara lain:
a. Biaya pelayanan pengukuran;
b. Biaya pelayanan pemeriksaan tanah;
c. Biaya pelayanan pendaftaran tanah ; [ES-TAM 2017] 151
tam es 2017
LANJUTAN …

2. Pengukuran :

Permohonan yang belum ada Peta


bidang/surat ukur/gambar situasi, dilakukan
pengukuran. Pemohon berkewajiban
memasang tanda batas tanah yang dimohon.
Setelah tanda batas tanah dipasang,
dilaksanakan pengukuran bidang tanah.sesuai
dengan kewenangan:
a. Kantor Pertanahan
b. Kantor Wilayah BPN;
c. BPN-RI [ES-TAM 2017] 152
tam es 2017
LANJUTAN …
3. Pemeriksaan Tanah
Pemeriksaan tanah (Perkaban No. 7/ 2007) dilakukan oleh:
a. Panitia Pemeriksaan Tanah A :
 Permohonan HM, HGB, HP atas tanah negara/diatas HPL;
 Permohonan penetapan tanah wakaf atas tanah negara oleh
Nahzir
 Permohonan HPL atas tanah negara;
 Permohonan konversi, penegasan/pengakuan hak;
 Permohonan konversi penegasan/pengakuan hak tanah wakaf
atas tanah bekas milik adat oleh Nahzir
b. Panitia Pemeriksaan Tanah B :
Permohonan HGU atas tanah negara
c. Tim Peneliti Tanah :
Permohonan HP atas tanah negara, jangka waktu selama dipergunakan
untuk Instansi Pemerintah
d. Petugas konstatasi (constatering rapport) :
Permohonan perpanjangan atau pembaharuan hak atas tanah

[ES-TAM 2017] 153


tam es 2017
LANJUTAN …
4. Pengumuman (untuk tanah milik adat) :
a. Permohonan konversi melalui penegasan/pengakuan hak
dilakukan pengumuman bertempat di Kantor Pertanahan
setempat, Kantor Desa/Kelurahan atau di lokasi letak tanah
apabila diperlukan.
b. Pengumuman (DI 201B) harus menyatakan :
• Mengumumkan hasil penyelidikan riwayat tanah dan
penetapan batas-batas bidang tanah, terdiri atas : Peta
Bidang, DI 201 dan Daftar Tanah.
• Mempersilahkan kepada pihak-pihak yang merasa
keberatan untuk mengajukan sanggahan/keberatan
terhadap data fisik dan data yuridis dalam jangka waktu 60
(enam puluh) hari untuk permohonan sporadis atau 30 (tiga
puluh) hari untuk permohonan sistematis.
c. Petugas ukur menyiapkan Peta Bidang dan daftar data fisik.
d. Petugas Administrasi/Pengolah Data menyiapkan d.i. 201B, d.i.
201C dan d.i. 202.
[ES-TAM 2017] 154
tam es 2017
Pengumuman
Lamanya waktu pengumuman data fisik dan data
yuridis:
1. Untuk Pendaftaran Tanah Pertama kali Sistematik
melalui ajudikasi selama 30 hari (pasal 26 PP
No.24/1997 jo pasal 63 Permenag/Ka.BPN
No.3/1997)
2. Untuk pendaftaran tanah Pertama kali secara
sporadik selama 60 hari (Pasal 26 PP No.24/1997 jo
pasal 86 Permenag/Ka.BPN No.3/1997)
3. Untuk Pendaftaran Tanah Pertama kali Sistematik
secara lengkap (PTSL) melalui ajudikasi percepatan
PTSl selama 14 hari kalender (Permen ATR/BPN
no.12/2017)
155
LANJUTAN …
5. Penetapan hak
a. Permohonan konversi, penegasan/pengakuan
hak (pembuktian hak lama):

 Surat buktinya lengkap dan memenuhi


persyaratan, melalui konversi penegasan hak
dengan pengesahan data fisik dan data
yuridis (d.i. 202) oleh Kepala Kantor
Pertanahan.

 surat buktinya tidak lengkap atau tidak ada


sama sekali, melauipengakuan hak dengan
pengesahan data fisik dan data yuridis (d.i.
202) oleh Kepala Kantor Pertanahan.
[ES-TAM 2017] 156
tam es 2017
LANJUTAN …
b. Permohonan hak atas tanah negara (Pembuktian hak baru):

 Penetapan haknya melalui keputusan pemberian hak atas


tanah atau penetapan tanah wakaf.

 Kewenangan keputusan pemberian hak atas tanah


berpedoman pada Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia nomor 1 Tahun 2011 tentang
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan
Kegiatan Pendaftaran Tanah Tertentu.

 Surat Keputusan pemberian hak dibukukan dan diterbitkan


sertipikatnya setelah penerima hak memenuhi kewajiban
yang tertuang dalam keputusan pemberian haknya.

[ES-TAM 2017] 157


tam es 2017
LANJUTAN …
B. PEMBUKUAN HAK
a. Tanah dengan surat bukti hak lama (mis: bekas milik adat),
dibukukan haknya berdasarkan pengesahan data fisik dan
data yuridis (d.i. 202) oleh Kepala Kantor Pertanahan dan
surat bukti baru (untuk tanah negara) dibukukan haknya
berdasarkan surat keputusan pemberian haknya atau
penetapan tanah wakaf dalam Buku Tanah hak atas tanah (d.i.
205A) atau Buku Tanah Wakaf (d.i. 205C).
b. Hak atas tanah, dan tanah wakaf didaftar dengan
membukukannya dalam buku tanah yang memuat data
yuridis dan data fisik bidang tanah yang bersangkutan, dan
sepanjang ada Surat Ukurnya dicatat pula pada Surat Ukur
tersebut (Pasal 29 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997).
c. Untuk keperluan pendaftaran hak, setiap bidang tanah yang
sudah dipetakan dalam peta pendaftaran, dibuatkan Surat
Ukur.
[ES-TAM 2017] 158
tam es 2017
LANJUTAN …

d. Pembukuan dalam buku tanah serta


pencatatannya pada Surat Ukur sebagaimana
dimaksud pada Pasal 29 ayat (1) PP. 24/1997
merupakan bukti bahwa hak yang bersangkutan
beserta pemegang haknya dan bidang tanahnya
yang diuraikan dalam Surat Ukur secara hukum
telah didaftar menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997 (Pasal 29 ayat (2) PP No.
24/1997).

[ES-TAM 2017] 159


tam es 2017
LANJUTAN …

C. Penerbitan Sertipikat
a. Untuk kepentingan pemegang hak atau pengelola
tanah wakaf, diterbitkan sertipikat hak atas tanah dan
tanah wakaf (Pasal 178 ayat (1) PMNA/KBPN No.
3/1997).
b. Pembuatan sertipikat adalah seperti cara pembuatan
buku tanah.
c. Untuk pembuatan sertipikat dibuatkan salinan Surat
Ukur oleh pejabat yang berwenang menandatangani
sertipikat yang bersangkutan.
d. Kewenangan penandatanganan buku tanah dan
sertipikat berpedoman Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia nomor 1
Tahun 2011 tentang Pelimpahan Kewenangan
Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran
[ES-TAM 2017] 160
tam es 2017 Tanah Tertentu.
Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap
(PTSL)

[ES-TAM 2017] 161


DASAR HUKUM PERCEPATAN PELAKSANAAN PTSL

1. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH


2. PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG KETENTUAN
PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN
TANAH
3. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH
SISTEMATIS LENGKAP
4. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA
RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG
PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP
5. KEPUTUSAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 37/KEP-7.1/I/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS
LENGKAP
a. PETUNJUK TEKNIS NOMOR 01/JUKNIS-300/2016 TANGGAL 30 DESEMBER 2016 TENTANG
PENGUKURAN DAN PEMETAAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP;
b. PETUNJUK TEKNIS NOMOR 01/JUKNIS-400/XII/2016 TANGGAL 30 DESEMBER 2016 TENTANG
PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP BIDANG YURIDIS;
c. PETUNJUK TEKNIS NOMOR 345/2.1-100/I/2017 TANGGAL 19 JANUARI 2017 TENTANG
PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP
PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIK LENGKAP (PTSL)

“Kegiatan pendaftaran tanah yang


dilakukan secara serentak yang
meliputi semua obyek pendaftaran
tanah yang belum didaftar dalam
satu wilayah desa/kelurahan atau
nama lainnya yang setingkat, dan
juga termasuk pemetaan seluruh
obyek pendaftaran tanah yang
sudah didaftar dalam rangka
menghimpun dan menyediakan
informasi yang lengkap mengenai
bidang-bidang tanahnya.”
16
3
MENGAPA HARUS
1. PTSL
2. PARTISIPATIF MASYARAKAT

Setiap bidang Dengan partisipasi Menghindari Turut


tanah dapat aktif dari masyarakat Sengketa memperbaiki
maka lebih cepat, karena atau
dipetakan
mudah dan lengkap pemetaan meningkatkan
seluruhnya dalam mengumpulkan dilakukan desa kualitas data
tanpa ada yang data, sekaligus per desa pertanahan yang
terlewatkan mekanisme cross- ada
(sapu bersih, check untuk
tidak ada lagi menghindari sengketa
sertipikat yang
melayang)
PELAKSANA KEGIATAN PERCEPATAN PTSL
• dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota;
Pendaftaran Tanah Sistematis
• di bawah kendali dan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan
Lengkap bidang yuridis (monitoring evaluasi) Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi dan
Menteri ATR/Kepala BPN c.q. Direktur Jenderal Hubungan Hukum
Keagrariaan;

• Memimpin rapat koordinasi persiapan PTSL dengan seluruh pejabat di


lingkungan Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan, dan apabila diperlukan
dapat melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah terkait dengan
pelaksanaan percepatan PTSL dan sinkronisasi kegiatan lintas sektor;
• Memimpin rapat strategi pengelolaan SDM yang tersedia dan arahan
lokasi yang akan ditetapkan untuk pelaksanaan PTSL, termasuk
Kepala Kantor Wilayah BPN memobilisasi sumber daya manusia yang ada di lingkungan Kantor
Provinsi bertanggung jawab Wilayah BPN;
terhadap keberhasilan • Menandatangani kontrak kinerja dengan seluruh personil yang terlibat
pelaksanaan PTSL secara dalam kegiatan PTSL;
keseluruhan di wilayah kerja
Kantor Wilayah, yang • Melaksanakan bimbingan dan pembinaan kepada seluruh pelaksana
mempunyai tugas: kegiatan PTSL;
• Memantau dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan kegiatan secara
berkala serta menyelesaikan hambatan yang ada;
• Melaporkan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan
PTSL dan langkah-langkah penyelesaiannya kepada Menteri ATR/Kepala
BPN dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Hubungan Hukum
Keagrariaan (Lampiran 2a: Format Laporan Pemasalahan).
PELAKSANA KEGIATAN PERCEPATAN PENDAFTARAN TANAH
SISTEMATIS LENGKAP

• Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan PTSL di lingkungan kabupaten/kota


pada wilayah kerja kabupaten/kota;
• Membentuk dan menetapkan susunan Panitia Ajudikasi Percepatan dan
Kepala Kantor Pertanahan Satuan Tugas Yuridis;
mempunyai tugas : • Melaporkan pelaksanaan PTSL kepada Kepala Kantor Wilayah BPN secara
berkala (Lampiran 3: Format Laporan Berkala);
• Menandatangani Berita Acara penerimaan berkas dan warkah hasil kegiatan
PTSL Pertanahan yang bersangkutan

• Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Bidang Yuridis di Kabupaten/Kota


wilayah administrasi Kantor Pertanahan Yang bersangkutan;
Kepala Seksi Hubungan Hukum • Kontrol kualitas PTSL di lingkungan kabupaten/kota wilayah kerja Kantor
Kantor Pertanahan Pertanahan Kabupaten/Kota dan dalam pelaksanaannya berkoordinasi
Kabupaten/Kota secara teknis dengan Kepala Bidang Hubungan Hukum Kegrariaan;
bertanggung jawab terhadap :
• Menerima berkas dan warkah hasil kegiatan PTSLdari Panitia Ajudikasi
Percepatan untuk disimpan sebagai arsip pada Kantor Pertanahan yang
bersangkutan.
TAHAPAN PERCEPATAN PELAKSANAAN
PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP
1 2 3 4
PEMBENTUKAN DAN
PENETAPAN LOKASI KEGIATAN PENGUMPULAN DAN
PENETAPAN PANITIA AJUDIKASI
PERCEPATAN PENDAFTARAN
PENDAFTARAN TANAH PENYULUHAN PENGOLAHAN DATA FISIK DAN
TANAH SISTEMATIS LENGKAP DATA YURIDIS BIDANG TANAH
SISTEMATIS LENGKAP

8 7 6 5
PENERBITAN
PENGUMUMAN DATA
PEMBUKUAN KEPUTUSAN
FISIK DAN DATA PEMERIKSAAN TANAH
HAK ATAS TANAH PEMBERIAN
YURIDIS
HAK ATAS TANAH

9 10
PENERBITAN SERTIPIKAT PENYERAHAN SERTIPIKAT
HAK ATAS TANAH HAK ATAS TANAH.

Tahapan dilaksanakan sesuai dengan subjek, objek,


alas hak dan proses pendaftaran tanah sistematis lengkap

PERUBAHAN … (Pasal 3)
TAHAPAN KEGIATAN PENDAFTARAN SPORADIS.

1 2 3 4
TANPA ADA PEMBENTUKAN Tanpa ada
DIAWALI DENGAN KEGIATAN
PANITYA AJUDIKASI- penyuluhan, PENGUMPULAN DAN
TANPA PENETAPAN LOKASI . tetapi ada penunjukan kecuali melalui PENGOLAHAN DATA FISIK DAN
Panitya A. pemerikasaan program PRONA, DATA YURIDIS BIDANG TANAH
tanah . (PENGUKURAN DAN PULDADIS)
lintas sektor

8 7 6 5
PENGUMUMAN DATA
PENERBITAN
FISIK DAN DATA
PEMBUKUAN KEPUTUSAN
YURIDIS , (Hanya untuk PEMERIKSAAN TANAH
HAK ATAS TANAH PEMBERIAN
tanah milik bekas
HAK ATAS TANAH
adat., selama 60 hari)

9 10
PENERBITAN SERTIPIKAT PENYERAHAN SERTIPIKAT
HAK ATAS TANAH HAK ATAS TANAH.

PERMENAG /KABPN NO.3 TAHUN 1997)


Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah

[ES-TAM 2017] 169


TUJUAN menyesuaikan data fisik
dan data yuridis dalam peta
pendaftaran, daftar tanah, daftar
nama, surat ukur, buku tanah dan
Sertifikat dengan perubahan-
perubahan yang terjadi kemudian.

JENISNYA : Dilakukan terhadap obyek hak


atas tanah yang telah didaftar haknya.
Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah Terdiri dari :
(Pasal 36-56 PP No. 24/1997 jis. Pasal 94-134 1. Pemeliharaan data FISIK
PerMen ATR/Ka.BPN No. 3/1997 dan Peraturan
Ka.BPN No. 8/2012) 2, Pemeliharaan data YURIDIS.

KEWAJIBAN PEMEGANG HAK ;


mendaftarkan perubahan data yuridis
dan data fisik kepada Kantor
pertanahan

[ES-TAM 2017] 170


PEMELIHARAAN DATA FISIK

1. Pemisahan
2. Pemecahan
3. Penggabungan
bidang tanah
Pemeliharaan Data bidang tanah
FISIK yang haknya
(Pasal 48 sd.50 PP masih berlaku.,
24 tahun 1997 nama pemegang
hak sama dan
jo.Pasal 94 ayat 3
sisa jangka waktu
PMNA/ka BPN. 3/th Syarat yang sama
1997) diperhatikan:
- Jika ada hak
tanggungan wajib
ada ijin dari
pemegang HT
- Penggabungan jika
sisa waktu berbeda.
.

Pasal 2017]
[ES-TAM 48 , 49 dan 50 94 ayat (3) PP No.24/1997 jis. Pasal 94, 133sd 135 PMNA/Perkaban No. 3/1997
171
WAJIB diperhatikan dalam perubahan
data fisik , antara lain :
 Sertipikat hak atas tanah yang dimohonkan perubahan data fisik,
masih berlaku haknya;
 Apabila terhadap hak atas tanah terdapat pembebanan Hak
Tangungan, diperlukann persetujuan tertulis dari pemegang Hak
Tanggungan;
 Pemecahan terhadap tanah Pertanian wajib diperhatikan
ketentuan batas minimal pemilikan tanah (Pasl 48 ayat 3 PP
24/997);
 Untuk permohonan penggabungan terhadap tanah yang berbeda
jangka waktu berakhir haknya, dapat diajukan oleh pemohonnya
dengan ketentuan : Jangka waktu hasil penggabungan disesuaikan
dengan jangka waktu berakhir haknya yang terpendek atau yang
terpanjang dengan melalui proses pelepasan hak dana perolehan
hak yang baru (Pasal 135 PMNA 3/1997)
[ES-TAM 2017] 172
Pemindahan Hak karena Jual Beli, Tukar Menukar, Hibah, Pemasukan dalam Perusahaan,
Perbuatan Hukum Pemindahan Hak Lainnya √

Pemindahan Hak Dengan Lelang

Pewarisan

Penggabungan atau Peleburan Perseroan atau Koperasi

Perubahan Pembebanan Hak Tanggungan


data yuridis
(Berdasar Pasal
Pasal 94 ayat (2) Peralihan Hak Tanggungan
PMNA/kaBPN No.
3/1997)
Hapusnya HAT, HPL, HM atas Satuan Rusun dan HT

Pembagian Hak Bersama

Perubahan Data Berdasarkan Putusan Pengadilan

Perubahan Nama

Perpanjangan Jangka Waktu HAT


[ES-TAM 2017] 173
Syarat Permohonan Pemindahan Hak (diluar lelang)
yang Sudah Terdaftar Haknya

Pasal 103 ayat (2) PMNA Nomor 3 Tahun 1997:


1. surat permohonan pendaftaran peralihan hak yang ditandatangani oleh
penerima hak atau kuasanya;
2. surat kuasa tertulis dari penerima hak apabila yang mengajukan permohonan
pendaftaran peralihan hak bukan penerima hak;
3. akta tentang perbuatan hukum pemindahan hak yang bersangkutan yang
dibuat oleh PPAT yang pada waktu pembuatan akta masih menjabat dan yang
daerah kerjanya meliputi letak tanah yang bersangkutan;
4. bukti identitas pihak yang mengalihkan hak (suami dan isteri bila telah
menikah);
5. bukti identitas penerima hak (suami dan isteri jika telah berkeluarga);
6. sertipikat hak atas tanah atau HM sarusun , yang dialihkan;
7. izin pemindahan hak sebagaimana dimaksud dalam Psl 98 ayat (2);
8. bukti pelunasan pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
sebagaimana dimaksud dalam UU No. 28 TAHUN 2009 hal bea tersebut
terutang;
9. bukti pelunasan pembayaran PPh sebagaimana dimaksud dalam PP No.
48/1994 yang telah diubah dengan PP Nomor 34 tahun 2016, dalam hal pajak
tersebut terutang. [ES-TAM 2017]
Syarat Permohonan Pemindahan Hak
yang Belum Terdaftar Haknya

Pasal 103 ayat (3) PMNA Nomor 3 Tahun 1997:


• surat permohonan pendaftaran hak atas tanah yang dialihkan yang
ditandatangani oleh pihak yang mengalihkan hak;
• surat permohonan pendaftaran peralihan hak yang ditandatangani oleh
penerima
• hak atau kuasanya;
• surat kuasa tertulis dari penerima hak apabila yang mengajukan permohonan
pendaftaran peralihan hak bukan penerima hak;
• akta PPAT tentang perbuatan hukum pemindahan hak yang bersangkutan;
• bukti identitas pihak yang mengalihkan hak;
• bukti identitas penerima hak;
• surat-surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76;
• izin pemindahan hak sebagaimana dimaksud dalam Psl 98 ayat (2);
• bukti pelunasan pembayaran BPHTB dan Bangunan sebagaimana dimaksud
dalam UU No 28 tahun 2009, dalam hal bea tersebut terutang;
• bukti pelunasan pembayaran PPh sebagaimana dimaksud dalam PP No.
34/2016, dalam hal pajak tersebut terutang.
[ES-TAM 2017]
Kewajiban Kantor Pertanahan Dalam Kegiatan
Pendaftaran Pemindahan Hak

• Pasal 103 ayat (4) PMNA Nomor 3 Tahun 1997:


Kantor Pertanahan wajib memberikan tanda penerimaan atas
penyerahan permohonan pendaftaran beserta akta PPAT dan berkasnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) yang diterimakan kepada
PPAT yang bersangkutan.
• Pasal 103 ayat (7) PMNA Nomor 3 Tahun 1997:
Pendaftaran peralihan hak karena pemindahan hak yang dibuktikan
dengan akta PPAT harus juga dilaksanakan oleh Kepala Kantor Pertanahan
sesuai ketentuan yang berlaku walaupun penyampaian akta PPAT
melewati batas waktu 7 (tujuh) hari sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
• Pasal 103 ayat (6) PMNA Nomor Tahun 1997 :
Pengurusan Penyelesaian permohonan pendaftaran peralihan hak
selanjutnya dilakukan oleh penerima hak atau oleh PPAT atau pihak lain
atas nama penerima hak
• Dalam hal penyampaian akta PPAT tersebut melewati batas waktu yang
ditentukan maka kepala kantor wajib memberitahukan tentang
pelanggaran ketentuan batas waktu tersebut. (Pasal 103 ayat (8) PMNA
No. 3 tahun 1997) [ES-TAM 2017]
Kepala Kantor Wajib Menolak Permohonan (Pasal 104 PMNA No.
3/1997)
• Apabila sesudah dilakukan pengecekan sertipikat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 97 terjadi perubahan data pendaftaran tanah yang tercatat
dalam buku tanah akan tetapi tidak tercatat di sertipikat, maka Kepala
Kantor Pertanahan memberitahukan secara tertulis kepada pemohon
pendaftaran peralihan hak bahwa permohonan pendaftarannya ditolak
dengan surat sesuai bentuk sebagaimana tercantum dalam lamp.24.
• Perubahan data pendaftaran tanah sbgm dimaksud pada ayat (2) berupa:
• hapusnya hak atas tanah;
• adanya catatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126 atau Pasal
127 yang belum dihapus atau hapus dengan sendirinya karena
lewatnya waktu;
• adanya perintah status quo atau peletakan sita oleh Pengadilan.
• Atas penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pemohon
pendaftaran dapat mengajukan keberatan dengan mengajukan gugatan
ke Pengadilan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
[ES-TAM 2017]
PEMINDAHAN HAK DENGAN LELANG

Dasar:
Pasal 107 s/d Pasal 110 PMNA/KaBPN No. 3 Tahun 1997

tam es 2017 [ES-TAM 2017]


Pemindahan Hak Dengan Lelang
Pasal 107 s/d 110 PMNA Nomor

Kepala Kantor Pertanahan


menerbitkan Surat Keterangan
Pendaftaran Tanah atas permintaan
Kepala Kantor Lelang, selambat-
lambatnya 5 hari kerja setelah
diterimanya permintaan.
3/1997

Untuk penerbitan SKPT tidak perlu


dilakukan pemeriksaan tanah kecuali
untuk tanah yang belum terdaftar.

tam es 2017 [ES-TAM 2017]


Syarat Permohonan Pendaftaran Peralihan Hak Yang
Diperoleh Melalui Lelang

1
• kutipan risalah lelang yang bersangkutan;

• Sertipikat HM Sarusun atau hak atas tanah yang telah terdaftar


2 • Surat-surat bukti pemilikan mengenai tanah yang belum terdaftar;

3
• bukti identitas pembeli lelang;

4
• bukti pelunasan harga pembelian;

5
• bukti pelunasan pembayaran BPHTB

6
• bukti pelunasan pembayaran PPh

tam es 2017 [ES-TAM 2017]


LANJUTAN …

• Jika lelang telah dilaksanakan sebagai tindak lanjut sita,


maka melampirkan keterangan dari Kepala Kantor Lelang
7 bahwa sita itu sudah ditindaklanjuti dengan lelang yang
hasilnya dimohonkan pendaftarannya.

• Jika lelang dalam rangka pelunasan utang yang dijamin


dengan Hak Tanggungan, maka harus disertai dengan
pernyataan dari kreditor bahwa pihaknya melepaskan Hak
8 Tanggungan tersebut untuk jumlah yang melebihi hasil
lelang

tam es 2017 [ES-TAM 2017]


Peralihan Hak Karena Pewarisan
(Pasal 111-112 PMNA 3 Tahun 1997)

Syarat Permohonan Pendaftaran


• sertipikat hak atas tanah atau sertipikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun
1 atas nama pewaris,
• surat kematian atas nama pemegang hak yang tercantum dalam sertipikat
2 yang bersangkutan

3 • surat tanda bukti sebagai ahli waris

4 • Surat Kuasa tertulis dari ahli waris

5 • Bukti identitas ahli waris

6 • Putusan pengadilan /penetapan hakim/ akta pembagian waris jika ada

tam es 2017 [ES-TAM 2017]


Surat Tanda Bukti Sebagai Ahli Waris, Berupa

• wasiat dari pewaris, atau


• putusan Pengadilan, atau
• penetapan hakim/Ketua Pengadilan, atau
– bagi warganegara Indonesia penduduk asli: surat
keterangan ahli waris yang dibuat oleh para ahli waris
dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi dan
dikuatkan oleh Kepala Desa/Kelurahan dan Camat
tempat tinggal pewaris pada waktu meninggal dunia;
– bagi warganegara Indonesia keturunan Tionghoa: akta
keterangan hak mewaris dari Notaris,
– bagi warganegara Indonesia keturunan Timur Asing
lainnya: surat keterangan waris dari Balai Harta
Peninggalan.
Pasal 111 ayat (1) c PMNA/KaBPN No. 3 Tahun 1997 [ES-TAM 2017]
Pemindahan Hak Karena Waris Disertai Dengan
Pembagian

Pasal 111 ayat (2) PMNA Pasal 111 ayat (3) PMNA Pasal 111 ayat (5) PMNA
No. 3 Tahun 1997: No. 3 Tahun 1997: No. 3 Tahun 1997:
• Apabila pada waktu • Akta mengenai • Apabila ahli waris lebih
permohonan pembagian waris dari 1 (satu) orang dan
pendaftaran peralihan sebagaimana pada waktu pendaftaran
sudah ada putusan peralihan haknya disertai
dimaksud pada ayat
pengadilan atau dengan akta pembagian
penetapan hakim/Ketua (2) dapat dibuat waris yang memuat
Pengadilan atau akta dalam bentuk akta keterangan bahwa hak
mengenai pembagian dibawah tangan oleh atas tanah atau Hak Milik
waris sebagaimana semua ahli waris Atas Satuan Rumah
dimaksud Pasal 42 ayat dengan disaksikan Susun tertentu jatuh
(4) Peraturan Pemerintah oleh 2 orang saksi kepada 1 (satu) orang
Nomor 24 Tahun 1997, atau dengan akta penerima warisan, maka
maka notaris. pencatatan peralihan
putusan/penetapan atau haknya dilakukan kepada
akta tersebut juga penerima warisan yang
dilampirkan pada bersangkutan
permohonan berdasarkan akta
sebagaimana dimaksud pembagian waris
pada ayat (1). tersebut.

tam es 2017 [ES-TAM 2017]


Pewarisan disertai dengan hibah wasiat

• Sertifikat HAT /HM atas satuan rusun a.n. Pewaris atau


Bukti pemilikan tanah a.n. pemberi hibah
• Surat Kematian Pemberi hibah wasiat
• Putusan Pengadilan mengenai pembagian harta waris
Tertentu yg telah dihibahwasiatkan, akta PPAT mengenai hibah
wasiat, serta akta pembagian waris yg telah
jika: dihibahwasiatkan.
• Surat kuasa tertulis dari penerima hibah
• Bukti identitas penerima hibah
• Bukti pelunasan pembayaran BPHTB
• Bukti pelunasan pembayaran PPH

Belum • Pendaftaran peralihan haknya dilakukan pada


para ahli waris danpenerima hibah wasiat
tertentu, sebagai harta bersama

jika:
[ES-TAM 2017]
Peralihan Hak Karena Penggabungan atau Peleburan Perseroan atau
Koperasi
(Pasal 113 PMNA Nomor 3 Tahun 1997)

Jika tidak dengan likuidasi diajukan dengan dokumen sbb :

Sertifikat HAT, HM atas satuan rusun atau HP atau bukti kepemilikan tanah

Akta penggabungan atau Peleburan

Pernyataan dari direksi perseroan atau pengurus koperasi bahwa penggabungan atau
peleburan telah dilaksanankan tidak dengan likuidasi

Anggaran Dasar dari perseroan /koperasi hasil penggabungan/peleburan yang telah disahkan

Anggaran Dasar dari masing-masing perseroan/koperasi yang bergabung/melebur

[ES-TAM 2017]
PEMBEBANAN HAK
1. Pendaftaran Hak Tanggungan
2. Pendaftaran Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai
atas HakMilik

tam es 2017 [ES-TAM 2017]


dasar hukum pelaksanaan
Pendaftaran
B. Pembebanan HGB atau HP
A. Hak Tanggungan atas Hak Milik

PP Nomor 24 /tahun 1997


UU. Nomor 4 tahun 1996 pasal 51

PP .Nomor 24/Tahun 1997,


PMNA/Ka.BPN Nomor 3 Tahun
Pasal 44 ,Pasal 38 , pasal 39 dan 1997 pasal 120.
Pasal 40

PP Nomor 40 Tahun 1996 dan


PP Nomor 103/2015

PMNA/ka.BPN Nomor 3
Tahun 1997, pasal 114 sd.
119. jo. PMNA /KaBPN.
3/1997.

PMNA /Ka BPN No.4 Tahun 1997 tentang Batas


Waktu Penggunaan Surat Kuasa Membebankan
Hak Tanggungan untuk menjamin pelunasan
Kredit kredit tertentu

[ES-TAM 2017]
HAK TANGGUNGAN
HAK TANGGUNGAN adalah hak jaminan
yang dibebankan pada hak atas tanah
sebagaimana disebutkan dalam UU
Ketentuan No.5/1960 (UUPA) berikut atau tidak
berikut benda benda lain yang merupakan
Umum satu kesatuan dengan tanah itu, untuk
pelunasan utang tertentu , yang
memberikan kedudukan yang diutamakan
kepada Kreditor Tertentu terhadap
Kreditor kreditor lain.
(pasal 1 ayat(1) UU No,.4 tahun 1996. )

 HT adalah satu satunya lembaga jaminan hak atas tanah dalam


Hukum Tanah Nasional
[ES-TAM 2017]
Kedudukan Istimewa kreditor

1. DROIT DE PREFERENCE;
Kreditor (pemegang Hak Tanggungan) mempunyai hak mendahului dari
pada kreditor –kreditor lain, atau kedudukan yang diutamakan (Pasal 6).
Kedudukan dengan hak mendahulu tersebut ,tidak mengurangi
preferensi pitang –piutang Negara mneurut ketentuan hukum yang
berlaku . (sebagaimana dimaksud dalam Titel XIX Buku Kedua KUU Hpdt.
( ref: Prof.Budi Harsono , sejarah pembentukan UUPA Isi dan
pelaksanannya. Edisi 2008,hal 416).

2. DROIT DE SUITE .
Hak Tanggungan tetap membebani obyek Hak tanggungan di tangan
siapapun benda tersebut berada .
Ketentuan ini memberi kewenangan Kreditor pemegang HT tetap
berhak menjual lelang benda tersebut , walaupun obyek HT nya sudah
dipindahkan haknya kepada orang lain.(Ps.7)
[ES-TAM 2017]
Lanjutan :
3. Hak Tanggungan mempunyai sifat tidak dapat
dibagi-bagi, jika dibebankan pada lebih dari satu
obyek hak, kecuali jika diperjanjikan dalam APHT.
sebagaimana pada pasal 2 ayat (2) UU HT.
4. Kepastian tanggal kelahiran Hak Tanggungan.
tanggal hari ketujuh setelah penerimaan secara
lengkap surat-surat yang diperlukan untuk
pendaftarannya, jika hari ketujuh tepat pada hari
libur maka dibukukannya pada tangal berikutnya.

[ES-TAM 2017]
OBYEK HAK TANGGUNGAN
1. HAK MILIK,
2. HAK GUNA USAHA,
3. HAK GUNA BANGUNAN
4. HAK PAKAI atas Negara dengan jangka waktu
terbatas yang diberikan kepada orang
perorangan dan Badan Hukum perdata untuk
keperluan pribadi atau usaha mempunyai
sifat dapat dipindahkan haknya.
5. Hak Milik Satuan Rumah Susun
[ES-TAM 2017]
Mengenai Hak Tanggungan
 Bagaimana menentukan peringkat Hak tanggungan? –(Pasal 5 UU
HT)

A. PEMBERI HAK TANGGUNGAN:


1. Syarat Pemberi, Penerima /pemegang hak tanggungan  Pasal 8
UUHT
2. Kapan Saat adanya kewenangan Pemberi Hak Tanggungan (Pasal 8
ayat (2) dan penjelasannya)
3. Alat –alat bukti kewenangan obyek HT.

B. PENERIMA / PEMEGANG HAK TANGGUNGAN .


 Tidak ada persyaratan khusus bagi penerima /pemegang HT.
Perseorangan, Badan Hukum, bisa orang asing atau Badan hukum asing
yang berkedudukan di Indonesia atau Luar negeri yang tentang Kredit
yang diberikan untuk pembangunan di Indonesia. (Pasal 9 dan
penjelasan Pasal 10 ayat (1) UU HT).
[ES-TAM 2017]
PROSES HAK TANGGUNGAN
DUA TAHAP :
1. Tahap pertama: pemberian Hak Tanggungan
dilakukan oleh para pihak dihadapan PPAT
dan disaksikan oleh paling kurang dua orang
saksi. (Pasal 44 dan pasal 38 sd 40 PP no. 24
Tahun 1996)
2. Tahap kedua: lahirnya hak tanggungan
pendaftarannya yang dilaksanakan oleh
Kepala Kantor Pertanahan (Pasal 10 sd 15 UU
no.4 Tahun 1996 dan Pelaksanananya pada
pasal 114 sd pasal 119 PMNA/Ka.BPN Nomor
3 tahun 1997).
[ES-TAM 2017]
SYARAT SPESIALITAS HT, dalam APHT
wajib dicantumkan :

1. Nama dan identitas pemberi dan peneima HT;


2. Domisili para pihak-pihak dalam APHT, apabila ada pihak yang
berdomisili di luar Indonesia harus dicantumkan domisili pilihan
di Indonesia, jika dalam Akta tersebut tidak dicantumkan maka
Kkanntor PPAT tempat membuat akta dianggap domisili yang
dipilih.
3. Penunjukaan secara jelas utang atau utang –utang yang dijamin (
meliputi juga nama dan identitas debitor , jika pemberi HT buka
Debitor).
4. Nilai Tanggungan.
5. Uraian yang jelas mengenai obyek Hak Tanggungan.
Apabila dalam APHT tidak dicantumkan isi/lima unsur secara lengkap
berakibat akta batal demi hukum.
(penjelasan Pasal 11 UUHT).
[ES-TAM 2017]
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT)

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam


SKMHT:
1. Kemungkinan pemberian kuasa
2. Proses Pemberian kuasa > pasal 15 ayat (1) UUHT  SKMHT dibuat
oleh Notaris atau PPAT dalam bentuk Akta rangkap dua semuanya asli(
in originali),
3. Larangan dan persyaratan >pasal 15 ayat (2),-> tidak memuat kuasa
substitusi, tidak memuaat melakukan perbuatan hukum lain , dn tidak
dapat ditarik kembali,
4. Perlindungan hukum bagi Kreditor pemegang Kuasa
5. Batas waktu SKMHT  pasal 15 ayat (3) dan (4)., ayat (5) kecuali
SKMHT yang diberikan untuk menjamin kredit tertentu.

[ES-TAM 2017]
Pembebanan Hak
(Pasal 114-124 PMNA No.3/1997)
Pendaftaran Hak Tanggungan (HT)

Obyek HT berupa sebagian atau


Objek HT sudah hasil pemecahan atau pemisahan
Objek HT sudah terdaftar belum dari hak atas tanah induk yang
sudah terdaftar dalam suatu usaha Objek HT belum
terdaftar a.n. a.n. pemberi HT real estat, kawasan industri atau terdaftar
pemberi HT (warisan, Perusahaan Inti Rakyat (PIR) dan
pemindahan Hak) diperoleh pemberi Hak Tanggungan
melalui pemindahan hak

tam es 2017 [ES-TAM 2017]


Objek HT sudah terdaftar atas nama pemberi HAK
TANGGUNGAN

Berkas permohonan terdiri dari :

Surat Pengantar dari PPAT

Surat permohonan pendaftaran Hak Tanggungan dari penerima Hak Tanggungan

Fotocopy surat bukti identitas pemberi dan pemegang Hak Tanggungan;

Sertipikat asli obyek Hak Tanggungan;

Lembar ke-2 Akta Pemberian Hak Tanggungan

Salinan akta pemberian HT

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan

tam es 2017 [ES-TAM 2017]


Pembebanan HGB atau Hak Pakai
atas Hak Milik
Surat permohonan pendaftaran

SHM yang dibebani dengan HGB atau HP

Akta PPAT yang bersangkutan


Syarat pendaftaran
pembebanan HGB Identitas penerima HGB atau HP
atau HP atas HM
Surat kuasa tertulis dari pemohon

Bukti pelunasan BPHTB

Bukti pelunasan PPh


[ES-TAM 2017]
[
E
S
-
Peralihan Hak Tanggungan
T
A Akta cessie
M

2 Sertipikat HT
0 Akta subrogasi
1
7
] Surat tanda bukti beralihnya piutang
yang dijamin dengan HT
Syarat Bukti pewarisan
pendaftaran
peralihan HT
Identitas pemohon dan/atau surat kuasa
Bukti
penggabungan/peleburan
perseroan/koperasi

Surat kuasa tertulis dari pemohon

tam es 2017
[
E
S
-
Pendaftaran Hapusnya Hak (1)
T
A
M
Pendaftaran hapusnya hak atas tanah dan Hak Milik Atas
2
0
Satuan Rumah Susun yang karena habisnya jangka waktu
1 dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan
7
] Pendaftaran hapusnya hak atas tanah, Hak Pengelolaan,
atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun karena
dibatalkan/dicabutnya hak dilakukan oleh Kepala Kantor
atas permohonan yang berkepentingan dengan
melampirkan :
 salinan Keputusan pejabat yang berwenang, dan
 sertipikat hak

tam es 2017
Pendaftaran Hapusnya Hak (2)
Pendaftaran hapusnya hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun karena dilepaskan oleh pemegangnya dilakukan oleh
Kepala Kantor berdasar pemohon dengan melampirkan:
 akta notaris
 surat keterangan dari pemegang hak yang dibuat di depan dan
disaksikan oleh Camat dan surat keterangan yang dibuat di depan
dan disaksikan oleh Kepala Kantor Pertanahan,
 persetujuan dari pemegang Hak Tanggungan
 sertipikat hak yang bersangkutan;
 Apabila pemegang Hak Milik mewakafkan tanahnya, maka akta
ikrar wakaf berlaku sebagai surat keterangan melepaskan Hak
Milik
tam es 2017 [ES-TAM 2017]
Hapusnya Hak Tanggungan
• Hapusnya • Dilepaskannya
Hutang yang HT oleh
dijamin Pemegang HT

1 2

4 3
•Pembersihan HT berdasarkan
• Hapusnya Hak penetapan peringkat oleh
ketua PN
yang dibebani
HT

tam es 2017 [ES-TAM 2017]


Pendaftaran Hapusnya Hak Tanggungan

Dokumen yang dibutuhkan:

• Sertipikat hak objek HT


• Akta atau surat yang dijadikan bukti dasar hapusnya HT
Caranya :

• mencoret catatan mengenai adanya HT di dalam buku tanah hak yang dibebani dan
sertipikatnya, dengan disertai pencantuman catatan yang berbunyi: “Berdasarkan
………… Hak Tanggungan ini hapus”, tanggal dan tanda tangan Kepala Kantor Pertanahan
atau pejabat yang ditunjuk, dan
• mencantumkan catatan di dalam buku tanah HT bahwa HT itu sudah hapus dan bahwa
buku tanah HT itu tidak berlaku lagi, dan
• menarik sertipikat Hak Tanggungan dan mencantumkan catatan bahwa HT tersebut
sudah hapus dan sertipikat tersebut tidak berlaku lagi, dengan ketentuan bahwa
apabila sertipikat Hak Tanggungan tidak dapat ditarik, di dalam buku tanah Hak
Tanggungan dicantumkan catatan bahwa sertipikat tersebut tidak dapat ditarik.
tam es 2017 [ES-TAM 2017]
Pembagian Hak Bersama

• sertipikat hak atas tanah atau HM


SARUSUN bersangkutan;
• akta PPAT tentang pembagian hak
bersama;
Permohonan
• bukti identitas para pemegang hak
pendaftaran bersama;
melampirkan • surat kuasa tertulis
• bukti pelunasan pembayaran
BPHTB
• bukti pelunasan pembayaran PPh

tam es 2017 [ES-TAM 2017]


Perubahan Nama
Permohonan perubahan nama pemegang suatu hak, diajukan oleh
yang berkepentingan dengan melampirkan bukti adanya perubahan
nama

Dicatat dalam buku tanah dan sertipikat

Dalam daftar-daftar lainnya nama yang lama dicoret dan diganti


dengan nama yang baru dari pemegang haknya.

[ES-TAM 2017] [ES-TAM 2017]


[
E
S
Pendaftaran Perpanjangan Jangka
-
T
Waktu hak atas tanah
A
M

2
0 didaftar berdasarkan keputusan pemberian perpanjangan dan
1 dicatat didalam halaman perubahan buku tanah dan sertipikat.
7
]
tidak diadakan perubahan nomor hak

tidak dilakukan pengukuran ulang, kecuali dengan persetujuan


karena terjadi perubahan batas
Pendaftaran Pemindahan Hak karena
Pengampunan Pajak (Tax Amnesty)

[ES-TAM 2017] 208


DASAR HUKUM:
• UU No. 11/2016 tentang Pengampunan
Pajak;
• Permen ATR/Ka.BPN No.15/2017 tentang
Pendaftaran Peralihan Hak Atas Tanah
dalam rangka Pengampunan Pajak;
• Surat Edaran Menteri No. 9/SE/100/2017

[ES-TAM 2017] 209


Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN

Pasal 15 UU 11/2016
Dasar Hukum
• Pengalihan hak
UU No. 11 Tahun 2016 tentang sebagaimana dimaksud
• Wajib Pajak yang telah memperoleh Surat Keterangan
Pengampunan Pajak pada ayat (1) huruf b
dan membayar Uang Tebusan atas:
dibebaskan dari pengenaan
a. Harta tidak bergerak berupa tanah dan/atau
Pajak Penghasilan dalam hal
bangunan; dan/atau
terdapat perjanjian
b. Harta berupa saham, yang belum dibaliknamakan
pengalihan hak dalam
atas nama Wajib Pajak, harus melakukan
jangka waktu paling lambat
pengalihan hak menjadi atas nama Wajib Pajak.
Sesuai dengan Pasal 15 UU tanggal 31 Desember 2017.
No. 11 Tahun 2016 tentang
Pengampunan Pajak • Pengalihan hak sebagaimana dimaksud pada ayat
• Apabila sampai dengan
(1) huruf a dibebaskan dari pengenaan Pajak
tanggal 31 Desember
Penghasilan, dalam hal:
2017, Wajib Pajak tidak
a. permohonan pengalihan hak; atau
mengalihkan hak
b. penandatanganan surat pernyataan oleh kedua
sebagaimana dimaksud
belah pihak di hadapan notaris yang
pada ayat (1), atas
menyatakan bahwa Harta sebagaimana
pengalihan hak yang
dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah benar
dilakukan dikenai pajak
milik Wajib Pajak yang menyampaikan Surat
sesuai dengan ketentuan
Pernyataan, dalam hal Harta dimaksud belum
peraturan perundang-
dapat diajukan permohonan pengalihan hak,
undangan yang mengatur
dilakukan dalam jangka waktu paling lambat
mengenai Pajak
tanggal 31 Desember 2017.
Penghasilan.
SKEMA PEMBEBASAN PPH DALAM UU 11/2016
(Sesuai Pasal 15)

SKEMA I SKEMA II

Wajib Pajak telah memperoleh Wajib Pajak telah memperoleh


Surat Keterangan dan Surat Keterangan dan membayar
membayar Uang Tebusan atas Uang Tebusan atas Harta tidak
Harta tidak bergerak berupa bergerak berupa tanah dan/atau
tanah dan/atau bangunan bangunan

Wajib Pajak membuat surat


Dalam hal terdapat
Wajib Pajak mengajukan pernyataan oleh kedua belah perjanjian pengalihan
permohonan untuk Akta pihak di hadapan notaris yang hak dalam jangka
pengalihan ke atas nama Pemindahan menyatakan bahwa Harta adalah waktu paling lambat
Wajib Pajak dan dilakukan Hak Atas benar milik Wajib Pajak, dan tanggal 31 Desember
dalam jangka waktu paling Tanah, dibuat dilakukan dalam jangka waktu 2017
lambat tanggal 31 Desember oleh PPAT paling lambat tanggal 31
2017 Desember 2017
• (Perjanjian
Perikatan
Pemindahan Hak
Atas Tanah
(Notaris) – Akta
Di bawah tangan)
• Surat Pernyataan

Pengalihan Hak Menjadi Atas Nama Wajib Pajak


Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN

Dasar Hukum Latar Belakang


• Surat Edaran nomor
9/SE/100/2017 tentang
Pelaksanaan Permen • Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Agraria dan Tata
ATR/KBPN Nomor 15 Tahun
2017 tentang Pendaftaran
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 15 Tahun 2017 tentang
Peralihan Hak Atas Tanah Pendaftaran Peralihan Hak Atas Tanah Dalam Rangka Pengampunan Pajak
Dalam Rangka sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pengampunan Pajak Pengampunan Pajak, maka perlu disampaikan petunjuk pelaksanaan atas
ketentuan dimaksud
• Maksud dan tujuan dari Surat Edaran ini untuk memberikan petunjuk
pelaksanaan Pendaftaran Hak Atas Tanah atas nama wajib pajak dalam
Sebagai petunjuk pelaksanaan rangka Pengampunan Pajak. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan Wajib
atas Permen ATR/KBPN Nomor
Pajak yang telah memperoleh pengampunan pajak dan membayar uang
15 Tahun 2017 tentang
Pendaftaran Peralihan Hak tebusan untuk mendaftarkan tanahnya, serta demi terwujudnya kepastian
Atas Tanah Dalam Rangka hukum dan tertib administrasi pertanahan
Pengampunan Pajak • Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi ketentuan pelaksanaan dan tata cara
Pendaftaran Hak Atas Tanah Dalam Rangka Pengampunan Pajak, sesuai
dengan ketentuan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 juncto
Pasal 1 dan Pasal 2 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 15 Tahun 2017 tentang Pendaftaran Peralihan
Hak Atas Tanah Dalam Rangka Pengampunan Pajak
SKEMA PELAKSANAAN PENGALIHAN HAK MENJADI ATAS NAMA WAJIB PAJAK
(Surat Edaran Pelaksanaan Permen ATR/KBPN Nomor 15 Tahun 2017)

Ada 3 Skema Pencatatan pada buku tanah dan


Apabila Surat Pernyataan Notariil belum dibuat Sertipikat Hak Atas Tanah :
Pengaturan dan sebelumnya telah melakukan perbuatan
hukum, maka sebagai pengganti Surat
Pernyataan Notariil tersebut, dapat
• Surat Pernyataan Notariil menggunakan: Pencatatan berdasarkan Surat
antara Nominee dan • Akta Pemindahan Hak Atas Tanah/Hak Milik Pernyataan Notariil antara Nominee
Wajib Pajak Atas Satuan Rumah Susun yang dibuat oleh
PPAT, Akta Perjanjian Pengikatan Pemindahan
dan Wajib Pajak
sebagaimana diatur
dalam Pasal 1 dan Pasal Hak Atas Tanah/Hak Milik Atas Satuan Rumah
2 Peraturan Menteri Susun yang dibuat oleh Notaris atau akta di
Nomor 15 Tahun 2017 bawah tangan, yang dimaksudkan untuk
digunakan sebagai dasar memindahkan kepemilikan sesuatu bidang Pencatatan berdasarkan Akta Pemindahan
pendaftaran hak atas tanah dan/atau sesuatu hak atas tanah/hak Hak Atas Tanah/Hak Milik Atas Satuan
tanah atas nama Wajib milik atas satuan rumah susun; Rumah Susun yang dibuat oleh PPAT, Akta
Pajak. • Dalam hal Nominee telah meninggal dunia, Perjanjian Pengikatan Pemindahan Hak
• Surat pernyataan maka proses perubahan nama dari Nominee Atas Tanah/Hak Milik Atas Satuan Rumah
tersebut merupakan menjadi nama Wajib Pajak dilakukan Susun yang dibuat oleh Notaris atau akta di
bukti bahwa tanah berdasarkan Surat Pernyataan Notariil antara bawah tangan
dan/atau bangunan atas seluruh ahli waris Nominee dan Wajib Pajak,
nama Nominee adalah yang dilengkapi dengan surat
benar milik Wajib Pajak pernyataan/keterangan yang dibuat oleh para
ahli waris yang menerangkan mengenai waris.

Pencatatan berdasarkan Surat


Pernyataan Notariil antara seluruh
ahli waris Nominee dan Wajib Pajak
Lanjutan …

Permohonan Pendaftaran Hak Atas Tanah Dalam Rangka Pengampunan


Pajak, dilengkapi dengan persyaratan:
1. Surat Permohonan yang diajukan oleh Wajib Pajak atau kuasanya
dilengkapi dengan Surat Kuasa dan identitas penerima kuasa;
2. Surat Pernyataan Notariil antara Nominee dan Wajib Pajak yang dibuat
di hadapan Notaris; atau Akta Pemindahan Hak Atas Tanah/Hak Milik • Permohonan pendaftaran
Atas Satuan Rumah Susun yang dibuat oleh PPAT; atau Akta Perjanjian hak atas tanah atas nama
Wajib Pajak yang sudah
Pengikatan Pemindahan Hak Atas Tanah/Hak Milik Atas Satuan
diajukan sampai dengan
Rumah Susun yang dibuat oleh Notaris; atau akta di bawah tangan;
tanggal 31 Desember 2017
3. Surat Pernyataan Penguasaan Fisik dan Tidak Sengketa; • Penyampaian kelengkapan
4. Identitas pihak-pihak yang membuat Surat Pernyataan Notariil antara berkas dan/atau dokumen
Nominee dan Wajib Pajak yang dibuat di hadapan Notaris; atau Akta yang dipersyaratkan dan
Pemindahan Hak Atas Tanah/Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun proses penyelesaiannya
yang dibuat oleh PPAT; atau Akta Perjanjian Pengikatan Pemindahan dilaksanakan paling lama
Hak Atas Tanah/Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang dibuat oleh sampai dengan tanggal 31
Notaris; atau akta di bawah tangan; Maret 2018, kecuali terdapat
5. Bukti kepemilikan tanah berupa sertipikat, girik atau bukti perkara di pengadilan yang
kepemilikan lainnya; belum memperoleh
6. Surat Keterangan pengampunan pajak dan bukti membayar uang keputusan yang berkekuatan
tebusan; hukum tetap untuk
7. SPPT PBB tahun berjalan; dilaksanakan
8. Bukti surat setoran BPHTB; dan
9. Izin Lokasi dan persyaratan dokumen lainnya, bagi Wajib Pajak Badan
Hukum.
Lanjutan …

Biaya pendaftaran hak atas tanah atas nama Wajib Pajak dikenakan: Tarif pemeliharaan data
pendaftaran tanah sesuai dengan Pasal 16 ayat (2) dan tarif pelayanan pertanahan lainnya,
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif
Atas Jenis PNBP Yang Berlaku Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional

(Pasal 16 ayat (2) PP 128/2015)


(2) Tarif Pelayanan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 huruf b berupa Pelayanan
Pendaftaran Pemindahan Peralihan Hak Atas Tanah untuk
Perorangan dan Badan Hukum, dihitung berdasarkan rumus
T = (1‰x Nilai Tanah) + Rp 50.000,00.

“Yang dimaksud dengan "Nilai Tanah" adalah nilai pasar (market value) yang ditetapkan oleh Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam peta zona nilai tanah yang disahkan oleh
Kepala Kantor Pertanahan untuk tahun berkenaan dan untuk wilayah yang belum tersedia peta zona
nilai tanah digunakan Nilai Jual Objek Pajak atas tanah pada tahun berkenaan” (Penjelasan Pasal 16 ayat
(2) PP 128/2015)
MATERI III. PERATURAN JABATAN PPAT
DAN
MATERI IV. PENGANTAR PEAMBUATAN AKTA PPAT.

Disampaikan oleh:

Erna Sriyatmi, BSc, S.H., M.M.


Tenaga Ahli Menteri ATR/BPN

SEMARANG, 11 November 2017

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
2017
[ES-TAM 2017]
MATERI KE III.
PERATURAN JABATAN PPAT

Disampaikan oleh:

Erna Sriyatmi, BSc, S.H., M.M.


Tenaga Ahli Menteri ATR/BPN

SEMARANG, 11 November 2017

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
2017
[ES-TAM 2017]
Siapakah PPAT?

PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH disebut


PPAT adalah Pejabat Umum yang diberi
kewenangan untuk membuat akta
pemindahan hak atas tanah dan akta
pembebanan hak atas tanah dan akta
pemberian kuasa membebankan Hak
Tanggungan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(pasal 1 angka (4) UU Nomor 4 tahun
1996).
[ES-TAM 2017] 218
TUGAS POKOK dan FUNGSI PPAT
Melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah
dengan membuat akta sebagai bukti telah dilaksanakan
Tugas Pokok suatu perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah
atau hak milik atas satuan rumah susun yang kemudian
(PP 37 Tahun akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data
1998) pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan
hukum.

 Membantu Kepala Kantor Pertanahan dalam


melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah
dengan membuat akta ppat.
Fungsi
(Penjelasan UU No. 4  Meningkatkan sumber penerimaan negara dari pajak
Tahun 1996 dan PP 37 (PPh) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
Tahun 1998) (BPHTB) dari pemindahan hak atas tanah sebelum
membuat akta.
 (pada saat penandatangan akta dan pada saat
pemberitahuan laporan bulanan pembuatan akta).

[ES-TAM 2017] 219


• Pasal 1 angka(1): PPAT adalah pejabat umum yang
PPAT berwenang diberi kewenangan membuat akta-akta otentik
mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai Hak
buat Akta Otentik
Atas Tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun;
perbuatan hukum
tertentu
(PP Nomor 37/1998 yang • Pasal 1 Angka (4): Akta PPAT adalah sebagai bukti
telah diubah dengan PP telah dilaksanakannya perbuatan hukum tertentu
No.24/2016) tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas
Satuan Rumah Susun.

[ES-TAM 2017]
220
PPAT sebagai Pejabat Umum
UU No.4/1996 tentang UU Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda
yang berkaitan dengan tanah.

Penjelasan 1. PPAT sebagai Pejabat Umum berwenang


membuat akta pemindahan hak atas tanah dan
Umum angka 7 akta lain dalam rangka pembebanan hak atas
tanah, yang bentuk aktanya ditetapkan, sebagai
bukti dilakukannya perbuatan hukum tertentu
mengenai tanah yang terletak dalam daerah
kerjanya masing-masing.

2. Dalam kedudukannya sebagai Pejabat


Umum. Akta-akta yang dibuat PPAT
merupakan akta otentik. (hanya PPAT
yang berwenang yang berhak untuk
membuatnya)

[ES-TAM 2017]
221
PPAT
• PPAT Sementara
• PPAT Khusus

Dimana Dasar Apa Tugas Pokok &


Hukum? Fungsi?

[ES-
TAM
2017
]
222
JENIS PPAT
Pejabat umum yang diberi kewenangan
membuat akta otentik mengenai perbuatan
PPAT hukum tertentu mengenai hak atas tanah/ hak
milik atas satuan rumah susun diangkat dan
diberhentikan oleh Menteri / Kepala BPN

Pejabat pemerintah (Camat) yang ditunjuk


PPAT karena jabatannya untuk melaksanakan tugas
SEMENTARA PPAT dengan membuat akta-akta di daerah yang
belum cukup terdapat ppat

Kepala Kantor Pertanahan yang ditunjuk karena


jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT
PPAT KHUSUS dengan membuat akta ppat tertentu khusus dalam
rangka pelaksanaan program-program pelayanan [ES-
TAM
masyarakat atau tugas pemerintah tertentu 2017
]
223
Kepala Kantor
PPAT KHUSUS Pertanahan
yang ditunjuk

Contoh :
• Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Halmahera
Tengah
• Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Halmahera
Selatan
• Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kayong
[ES-TAM 2017]
224
Daerah Kerja PPAT/PPATS/PPAT KHUSUS
(pp no. 37 Tahun 1998)

Satu wilayah kerja dengan Kantor


PPAT Pertanahan Kabupaten/Kota

PPAT SEMENTARA/ Wilayah kerjanya sebagai pejabat pemerintah yang


PPAT KHUSUS menjadi dasar penunjukannya

[ES-TAM 2017]
225
DASAR HUKUM LAHIRNYA PPAT DAN PERATURAN JABATAN PPAT.

Pasal 19 UUPA “Untuk PP 24/1997 tentang Pendaftaran Tanah (Penganti dari PP No.10/1961 jo. PMA
menjamin kepastian No.10/1961 tentang PPAT)
hukum oleh • Pasal 5
Pemerintah diadakan • “Pendaftaran Tanah diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional”
Pendaftaran Tanah di • Pasal 6
seluruh wilayah • “Dalam melaksanakan pendaftaran tanah, Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh
Republik Indonesia PPAT dan Pejabat lain yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
menurut ketentuan- tertentu menurut Peraturan Pemerintah ini dan peraturan perundang-undangan
ketentuan yang diatur yang bersangkutan”
dengan Peraturan
Pemerintah” • Pasal 7 “Peraturan jabatan PPAT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah tersendiri”

PP No.37/ Tahun 1998 PP No. 24/ Tahun 2016 ttg Permen ATR/KaBPN No. 10 Tahun
Perubahan Atas PP No. 2017 ttg Ujian, Magang,
tentang Peraturan Jabatan Pengangkatan dan Perpanjangan
PPAT 37/Tahun 1998 ttg Peraturan Usia Masa Jabatan. ( Revisi dari
Jabatan PPAT Per ka.BPN Nomor 1 tahun 2006,
• Permen ATR/KaBPN •9 (Sembilan perubahan mengganti Permen ATR/KaBPN
No. 1 Tahun 2006 jabatan PPAT) 31 Tahun 2016)

[ES-TAM 2017] 226


PERATURAN JABATAN PPAT DAN PERATURAN PELAKSANANNYA *)

UU No. 4/1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah dan Benda – benda yang ada diatasnya;

PERATURAN PEMERINTAH No. 24/1997 tentang Pendaftaran Tanah;

PERATURAN PEMERINTAH No. 37/1998 tentang Peraturan Jabatan PPAT;

PERATURAN PEMERINTAH No. 24/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan; Pemerintah No. 37/1998 tentang Peraturan Jabatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah;

PerMen ATR/Ka.BPN No. 3/1997 tentang Peraturan Pelaksanaan PP No. 24/1997;

PerMen ATR/Ka.BPN No.1/2006 tentang Peraturan Pelaksanaan PP No. 37/1998 (telah diubah dengan Peraturan Kepala BPN No.
23/2009);

PerMen ATR/Ka.BPN No. 10/2017 tentang tata cara, ujian, magang, pengangkatan dan perpanjangan masa jabatan PPAT ( pengganti PerMen
ATR/Ka.BPN NO. 31/2016 merubah sebagian Peraturan Kepala BPN No. 1/2006);

[ES-TAM 2017]
Peraturan Perundangan lainya yang terkait dengan pelaksanaan Pendafataran Tanah dan tugas jabatan PPAT *) 227
PP No. 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan PPAT

Bab I. Ketentuan Umum (Psl 1)

Bab II. Tugas Pokok dan Kewenangan PPAT (Psl


2 s.d 4)

Bab III. Pengangkatan dan Pemberhentian


PPAT (Psl 5 s.d 11)

Bab IV. Daerah Kerja PPAT (Psl 12 s.d 14)

PP No. 37/1998 tentang Peraturan


Jabatan PPAT (ditetapkan 5 Maret
1998) Bab V. Sumpah Jabatan PPAT (Psl 15 s.d 18)

Bab VI. Pelaksanaan Jabatan PPAT (Psl 19 s.d 32)

Bab VII. Pembinaan dan Pengawasan (Psl


33)

Bab VIII. Ketentuan Peralihan


(Psl 34 s.d 36)

Bab IX Penutup (psl 37 s.d 38)

[ES-TAM 2017]
Bab I. Ketentuan Umum (Psl 1)

Bab II. Tugas Pokok dan Kewenangan PPAT


(Psl 2 s.d 4)

Bab III. Daerah kerja PPAT (Psl 5 s.d 6)

Bab IV. Formasi PPAT, PPATS & PPAT


Khusus (Psl 7 s.d 10)

Bab V. Pengangkatan, Pemindahan dan


Pemberhentian PPAT (terdiri dr 6 bagian Psl
Perka.BPN No.1/2006 11 s.d 31)
tentang ketentuan
pelaksanaan PP No. Bab VI. Pelantikan dan Sumpah Jabatan
PPAT (Psl 32 s.d 35)
37/1998 tentang
Peraturan Jabatan
Bab VII. Hak dan Kewajiban PPAT (2
PPAT (ditetapkan bagian Psl 36 s.d 45)
tanggal 16 Mei 2006)
Bab VIII. Pelaksanaan Jabatan PPAT
(7 bagian, Psl 46 s.d 64)

Bab IX Pembinaan & Pengawasan (psl


65 s.d 68)

Bab X Organisasi profesi PPAT 7 PPATs (Psl 69)

Bab XI Ketentuan Peralihan (Psl 70)

[ES-TAM 2017]
Bab XII Penutup (psl 71 s.d 72)
PP No.24 Tahun 2016

Persyaratan Pengangkatan PPAT

Rangkap Jabatan

Perpanjangan Masa Jabatan

Pemberhentian PPAT

PP 24/2016 merubah
fundamental terhadap
Daerah Kerja
PP 37/1998, antara
lain

Penghapusan formasi

Kewajiban setelah sumpah jabatan

PPAT Pengganti

Pembinaan dan Pengawasan

[ES-TAM 2017]
230
Ketentuan Umum (Psl 1 s. Psl 4)
Bagan Permen ATR/KaBPN No. 10
TH. 2017 (Pengganti Permen 31 Thn
2016)
Penyl. Peningkatan Kualitas (psl 5)

Magang (Psl 6 s.d Psl 10)

Ujian PPAT (Psl 11 s.d Psl 21)

Permen
Pengangkatan PPAT (Psl 22)
ATR/BPN No.
10/2017
Perpanjangan Masa jabatan (Psl 23
s.d 25)

Ketentuan peralihan (Psl 26 s.d 28)

Ketentuan Penutup (Psl 29 s.d 31)

Lampiran (contoh format) 231


[ES-TAM 2017]
PERUBAHAN PP No.24 Tahun 2016

PP 24/2016
merubah
secara
fundamental
terhadap PP
37/1998,
antara lain:

[ES-TAM 2017] 232


Syarat untuk diangkat sebagai PPAT pertama kali sampai
dengan Melaksanakan Jabatan PPAT.

(Lulusan
Pelaksanaan (MKN)/(Cn, SP1, Magang ≥ 1 Tahun (6 bln di
Jabatan Secara Spn) atau Prodiksus Kantah, 6 bln di Kantor PPAT)
Nyata PPAT pada STPN

Penyampaian cth
tanda tangan, paraf, Kegiatan Peningkatan Kualitas
teraan/stempel, WNI Usia PPAT
Kop Surat, Alamat ≥ 22thn
Kantor, No. HP dan
Email

Ujian PPAT
Sumpah dan
Pelantikan oleh
Kepala Kantor Permohonan
Pertanahan Pengangkatan PPAT
Pertama Kali ke
Menteri
ATR/Ka.BPN
233
[ES-TAM 2017]
PERSYARATAN DIANGKAT MENJADI
PPAT
a. Warga Negara Indonesia;
b. berusia paling rendah 22 (dua puluh dua) tahun;
c. berkelakuan baik yang dinyatakan dengan surat keterangan yang dibuat
oleh Instansi Kepolisian setempat;
d. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
e. sehat jasmani dan rohani;
f. berijazah sarjana hukum dan lulusan jenjang strata dua kenotariatan atau
lulusan program pendidikan khusus PPAT yang diselenggarakan oleh
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agraria/pertanahan;
g. Lulus ujian yang diselenggarakan oleh kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan; dan
h. telah menjalani magang atau nyata-nyata telah bekerja sebagai karyawan
pada kantor PPAT paling sedikit 1 (satu) tahun, setelah lulus pendidikan
kenotariatan
PENGANGKATAN PPAT
 PPAT diangkat oleh Kepala Badan
 Untuk dapat diangkat sebagai PPAT, yang
bersangkutan harus lulus ujian PPAT yang
diselenggarakan oleh Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia

Materi Ujian:
a. Hukum Pertanahan Nasional dan Organisasi dan Kelembagaan Pertanahan;
b. Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah;
c. Peraturan Jabatan PPAT;
d. Pembuatan Akta PPAT; dan
e. Kode Etika profesi IPPAT yang telah disahkan oleh Menteri Atr/BPN No
112/KEP-4.1/IV/2017.
MATERI UJIAN PPAT.
MELIPUTI ;
1. Hukum Pertanahan Nasional dan Organisasi dan
Kelembagaan Pertanahan;
2. Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah;
3. Peraturan Jabatan PPAT;
4. Pembuatan Akta PPAT; dan
5. Kode Etika profesi IPPAT yang telah disahkan oleh
Menteri Atr/BPN No 112/KEP-4.1/IV/2017
YAGUS SUYADI 09/11/2017
KEBIJAKAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG /
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN


UNTUK NASIONAL
MENGHASILKAN NOMOR 10 TAHUN 2017
PPAT YG TENTANG
BERKUALITAS TATA CARA UJIAN, MAGANG, PENGANGKATAN DAN PERPANJANGAN MASA
JABATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
mekanisme untuk mengetahui kompetensi dan memperoleh surat keterangan
UJIAN lulus Ujian, syarat nya harus sudah mengikuti magang dan peningkatan
kualitas PPAT (pasal 4) dan pasal 31.

rangkaian sistem dalam proses pengangkatan PPAT berupa kegiatan untuk


MAGANG memperdalam tugas pokok dan fungsi di bidang hubungan hukum keagrariaan
yang dilakukan secara praktek di Kantor Pertanahan dan Kantor PPAT untuk
membentuk PPAT yang profesional dan berintegritas

upaya meningkatkan kemampuan bagi seorang WNI yang akan diangkat


sebagai PPAT;
upaya meningkatkan pengetahuan di bidang pertanahan bagi seorang yang
PENINGKATAN telah menjabat sebagai PPAT dalam waktu tertentu; dan
KUALITAS upaya meningkatkan kemampuan bagi Camat yang akan ditunjuk sebagai
PPAT Sementara
237
[ES-TAM 2017]
PENINGKATAN KUALITAS PPAT
• Pasal 5 Permen ATR/BPN Nomor 10 tahun 2017

[ES-TAM 2017]
No.128/2015 tentang PNBP yang berlaku
pada Kementerian ATR/BPN
238
PELAKSANAAN MAGANG

Syarat untuk Magang atau nyata-nyata telah bekerja sebagai karyawan


diangkat
pada Kantor Pertanahan;
menjadi
PPAT, antara Magang tersebut hanya dapat diikuti oleh orang yang telah
lain: lulus pendidikan Kenotariatan.

1. Calon PPAT yang telah lulus ujian dan telah menjabat Notaris;
Pengecualian 2. Calon PPAT pernah menduduki jabatan struktural di bidang Hubungan
Ketentuan
Magang, Hukum Keagrariaan atau yang setara, paling rendah pejabat pengawas
yaitu: (eselon IV);
3. Calon PPAT lulusan prodiksus PPAT dari STPN.

[ES-TAM 2017] 239


MAGANG Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh calon PPAT dalam pelaksanaan MAGANG,
antara lain:

1. Pelaksanaan magang wajib dilakukan sebelum ujian PPAT*).


lihat ketentuan Pasal 30 (berlaku untuk ujian PPAT Tahun
2018).
2. Pada Kantor PPAT wajib membantu dalam pelaksanaan kegiatan:
a. pembuatan akta perbuatan hukum hak atas tanah atau hak
milik atas satuan rumah susun paling sedikit 7 (tujuh) akta;
dan
PERMEN b. proses penatausahaan dan pengelolaan Protokol PPAT.
ATR/Ka.BPN
NO. 10 TAHUN 3. Pada Kantor Pertanahan wajib memahami dan membantu:
2017 (Pasal 6 a. proses kegiatan dan pelayanan pertanahan;
s.d 10) b. proses penerimaan dan pemeriksaan akta-akta yang didaftar;
dan
c. proses pemeriksaan data yuridis permohonan hak atas tanah.
4. Dalam melaksanakan magang, PPAT wajib memahami dan
merahasiakan dan dilarang menggandakan dokumen pelaksanaan
jabatan PPAT dan pelaksanaan kegiatan dan pelayanan Kantor
Pertanahan.

[ES-TAM 2017]
240
Syarat Permohonan Magang
(Pasal 7 Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN No. 10 Tahun 2017)

1. Permohonan magang diajukan secara tertulis kepada:


a. Kepala Kantor Pertanahan (Magang di Kantah selama 6 bulan);
b. PPAT yang memenuhi syarat (Magang di kantor PPAT selama 6 bulan)
2. Syarat-syarat Permohonan Magang di Kantor Pertanahan:
a. Fotocopy KTP Pemohon;
b. Fotocopy Ijazah Program Pendidikan Spesialis Notariat atau Magister
Notariat;
c. Surat Keterangan Lulus Ujian PPAT (apabila telah lulus ujian PPAT);
d. Surat pernyataan bermaterai cukup dari pemohon magang, isinya
bersedia magang di Kantor Pertanahan dengan sukarela dan selama
magang merahasiakan dan tidak akan menggandakan dokumen-
dokumen Pendaftaran Tanah.
Jika magang di Kantor PPAT wajib merahasiakan dokumen pelaksanaan
jabatan PPAT atau protokol PPAT).

[ES-TAM 2017] 241


TATACARA, TEMPAT dan WAKTU UNTUK MAGANG

PERATURAN MENTERI ATR/BPN No. 10 TAHUN 2017 :


1. Calon PPAT/calon Peserta Magang harus mengajukan
permohonan*
2. Tempat magang dan waktu
a. Di Kantor Pertanahan : 6 (enam) bulan
b. Di Kantor PPAT : 6 (enam) bulan

Dikecualikan Magang adalah :


CAL-PPAT telah lulus PPAT yang sudah menjabat NOTARIS,
Lulusan PRODIKSUS PPAT-STPN dan CALPPAT yang pernah
menjabat di BPN jabatan struktural di bidang Hubungan
hukum atau setara.
[ES-TAM 2017] 242
* Terlampir
KETENTUAN MAGANG PERMEN ATR/BPN N0. 10 Tahun 2017 ( pengganti Permen
ATR/BPN No 31 tahun 2016)

Pasal 8
1. Kantor PPAT yang menjadi tempat magang bagi Calon PPAT
harus mempunyai masa kerja paling kurang 5 (lima) tahun, atau
telah menerbitkan paling sedikit 60 (enam puluh) akta.

2. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota tempat magang tidak


harus sama dengan permohonan daerah kerja PPAT.

3. Kantor Pertanahan dan Kantor PPAT menerbitkan Sertifikat


Magang bagi Calon PPAT yang telah melaksanakan magang
sesuai ketentuan .

[ES-TAM 2017] 243


Penyelenggara Ujian

[ES-TAM 2017] 244


Syarat Ujian PPAT

Pasal 31: ketentuan Pasal 4 berlaku untuk 1 Januari 2018

[ES-TAM 2017] 245


Lanjutan..

[ES-TAM 2017] 246


Lanjutan..

[ES-TAM 2017] 247


Tahapan Penyelenggaraan Ujian PPAT

[ES-TAM 2017] 248


Pendaftaran Ujian

[ES-TAM 2017] 249


Materi Ujian

[ES-TAM 2017] 250


Biaya Ujian
• Biaya ujian dibebankan kepada Peserta Ujian
berdasarkan PP No.128/2015 tentang PNBP
yang berlaku pada Kementerian ATR/BPN

[ES-TAM 2017] 251


Persyaratan Pengangkatan PPAT (Pasal 6 PP 24 Tahun 2016
jo. PERMEN ATR/Ka.BPN No. 10 Tahun 2017)

Perubahan Syarat Syarat Baru


Syarat Usia Pengangkatan PPAT • Menjalani Magang
Pada Kantor PPAT
• 30 Tahun dan Kantor
menjadi 22 Pertanahan paling
Tahun sedikit 1 Tahun*)

Syarat Pengangkatan:
1. WNI
2. Usia min.22 tahun Tujuan:
3. Surat Berkelakuan Baik • PPAT dapat langsung bekerja secara nyata dan
4. Sehat Jasmani dan Rohani dan bebas profesional
Narkoba. • Dapat menerapkan semua ketentuan
5. Berijazah SH dan lulusan S2 Kenotariatan peraturan pelaksanaan Jabatan PPAT secara
atau pendidikan khusus PPAT nyata
6. Lulus ujian PPAT • Menguasai administrasi tata usaha
7. Surat Keterangan magang dari Kantor pengelolaan protokol PPAT
Pertanahan dan dan PPAT
8. Sertipikat peningkatan kualitas*) 252
[ES-TAM 2017]
RANGKAP JABATAN
PP 37 Tahun PP 24 Tahun
1998 Pasal (7) Diubah 2016 Pasal (7) 1. Diadakan
perubahan untuk
menjaga
Notaris, Konsultan atau
Notaris di tempat kedudukan yang sama dengan PPAT
profesionalitas
Penasehat Hukum dan martabat
PPAT.
Dilarang:
2. PPAT dapat fokus
1. Advokat, konsultan atau penasehat hukum; pada tugas
2. Pegawai negeri, pegawai badan usaha milik pembuatan akta.
negara, pegawai badan usaha milik daerah, 3. Mengurangi
1. Pengacara atau pegawai swasta;
advokat;
3. Pejabat Negara atau Pegawai Pemerintah
kesalahan pada
2. Pegawai negeri, atau dengan Perjanjian Kerja (PPPK) ; produk yang
pegawai Badan 4. Pimpinan pada sekolah, perguruan tinggi dibuat oleh PPAT.
Usaha Milik negeri, atau perguruan tinggi swasta;
Negara/Daerah
5. Surveyor berlisensi;
6. Penilai tanah;
7. Mediator; dan/atau
8. Jabatan lainnya yang dilarang oleh peraturan
[ES-TAM 2017] perundang-undangan. 253
Permohonan Berhenti Karena Rangkap Jabatan

Dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak


PPAT yang merangkap jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) tidak
mengajukan permohonan berhenti, maka
Kepala Badan memberhentikan dengan hormat
yang bersangkutan sebagai PPAT.
(Pasal 31 Perkaban Nomor 1 Tahun 2006)

[ES-TAM 2017] 254


Pemberhentian PPAT (Pasal 10)

PPAT BERHENTI
MENJABAT
SEBAGAI PPAT :

DIBERHENTIKAN
TELAH
MENINGGAL OLEH MENTERI
MENCAPAI USIA
DUNIA SESUAI
65 TAHUN
KETENTUAN

Dengan Tidak Diberhentikan


Dengan Hormat
Hormat Sementara

[ES-TAM 2017] 255


Diberhentikan Diberhentikan dengan Diberhentikan
Dengan Hormat tidak hormat Sementara

• Permintaan Sendiri • Melakukan • Sedang dalam


• Kondisi kesehatan pelanggaran berat pemeriksaan
terhadap larangan Pengadilan
tidak
atau kewajiban PPAT • Tidak melaksanakan
memungkinkan
• Dijatuhi hukuman jabatan PPAT secara
• Rangkap Jabatan pidana berdasarkan nyata
• Dinyatakan pailit putusan pengadilan • Melakukan
atas putusan pelanggaran ringan
pengadilan • Tempat kedudukan
• Berada dibawah notaris beda dengan
pengampuan secara tempat kedudukan
terus menerus PPAT
• Dalam proses pailit
• Berada di bawah
pengampuan
• Melakukan perbuatan
tercela

[ES-TAM 2017] 256


Daerah Kerja PPAT/PPATS/PPAT KHUSUS (Pasal 12 PP Nomor 37
tahun 1998).

Satu wilayah kerja dengan Kantor


PPAT Pertanahan Kabupaten/Kota

PPAT Wilayah kerjanya sebagai pejabat


SEMENTARA/ pemerintah yang menjadi dasar
PPAT KHUSUS
penunjukannya.

[ES-TAM 2017] 257


Perubahan Daerah Kerja (Pasal 12 PP 37 Tahun 1998 yang
telah diubah dengan PP 24 tahun 2016)

1 Kab/Kota 1 Provinsi *)

Ketentuan Daerah Kerja:


Tujuan: 1. Daerah kerja PPAT adalah satu wilayah provinsi*)
1. Untuk meningkatkan 2. Daerah kerja PPAT Sementara dan PPAT Khusus
pelayanan meliputi wilayah kerjanya sebagai Pejabat
Pemerintah yang menjadi dasar penunjukannya.
masyarakat 3. PPAT mempunyai tempat kedudukan di
2. Untuk meningkatkan kabupaten/kota di provinsi yang menjadi bagian
peran PPAT terhadap dari daerah kerja.
4. PPAT yang berpindah alamat kantor yang masih
pendaftaran tanah dalam kabupaten/kota tempat kedudukan PPAT,
3. Untuk mencegah wajib melaporkan kepada Kepala Kantor
Pertanahan kabupaten/kota tempat kedudukan
pinjam akta antar PPAT.
PPAT 5. PPAT akan berpindah tempat kedudukan ke
kabupaten/kota pada daerah kerja yang sama
atau berpindah daerah kerja, wajib mengajukan
* Pelaksanaan dengan Peraturan
permohonan perpindahan tempat kedudukan
Menteri
atau daerah kerja kepada Menteri. 258
[ES-TAM 2017]
Dampak pemekaran wilayah kabupaten/kota atau provinsi
terhadap daerah kerja *) pelaksanaannya diatur dengan PERMEN ATR/Ka BPN.
Tempat kedudukan sesuai dengan yang
tercantum dalam keputusan pengangkatan
Pemekaran PPAT
Kabupaten/ko
ta Tempat kedudukannya memilih di wilayah
Pemekaran pemekaran harus mengajukan permohonan
Wilayah pindah tempat kedudukan.

Tempat kedudukan PPAT masih pada


Kabupaten/Kota provinsi Induk tempat
Pemekaran
kedudukannya
Provinsi
Berdampak pada Tata
Kabupaten/Kota masuk pada provinsi
Usaha Pelaksanaan
Pemekaran maka PPAT harus mengajukan
Jabatan PPAT
permohonan pindah daerah kerja

• Perubahan tempat kedudukan PPAT yang memilih tempat kedudukan


pemekarannya wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Menteri paling lambat 90 hari terhitung sejak tanggal Undang-Undang
mengenai pemekaran Kabupaten/Kota atau provinsi.
• Selama 90 hari PPAT tersebut masih dapat membuat akta di tempat
kedudukan yang baru maupun yang lama. 259
[ES-TAM 2017]
KEWAJIBAN SETELAH DIANGKAT SEBAGAI PPAT

1 KETENTUAN PELAKSANAAN PENGANGKATAN SUMPAH JABATAN DAN PELANTIKAN

MENYAMPAIKAN SPESIMEN : TERAAN CONTOH PARAF, TANDATANGAN DAN ALAMAT


2
KANTOR.

3 MELAKSANAKAN JABATAN PPAT SECARA NYATA.

[ES-TAM 2017] 260


PENGANGKATAN SUMPAH JABATAN, PELANTIKAN PPAT, BATAS
WAKTU PELAKSANAAN DAN LARANGAN SEBELUM SUMPAH.

A. Ketentuan SUMPAH JABATAN PPAT


 Pasal 15 PP. Nomor 37 tahun 1998 yang telah diubah
dengan PP. 24 tahun 2016:
(1) PPAT /PPATS sebelum menjalankan jabatannya wajib
mengangkat sumpah jabatan PPAT dihadapan Menteri
atau Pejabat yang ditunjuk.
(2) PPAT yang tempat kedudukannya/daerah kerjanya
disesuaikan karena pemekaran wilayah kabupaten/kota
atau Provinsi sebagaimana tersebut dalam pasal 13
ayat (1) dan (2) tidak perlu mengangkat sumpah
jabatan PPAT untuk laksanakan tugasnya di tempat
daerah kerjanya yang baru.

[ES-TAM 2017] 261


B. Pelaksanaan pengangkatan sumpah jabatan
dan pelantikan ppat
Pasal 16 PP 37 tahun 1998 jo. Pasal 32
perkabpn No.1 tahun 2006.

(1). Untuk keperluan pengangkatan sumpah,


PPAT wajib melapor kepada Kepala Kanntor
pertanahan mengenai pengangkatannya.

(2). Batas waktu pelaporan adalah 3 (tiga) bulan


sejak tanggal pengangkatan sebagai PPAT.
[ES-TAM 2017] 262
C. LARANGAN MENJALANKAN JABATAN SEBELUM
DIANGKAT SUMPAH DAN DAMPAK HUKUM

Pasal 18 PP 37 tahun 1998


(1) PPAT/PPATS yang belum mengucapkan
sumpah jabatan dilarang menjalankan
jabatannya sebagai PPAT.
(2) Apabila larangan tersebut pada ayat (1)
dilanggar, maka akta yang dibuat oleh PPAT
tersebut tidak sah dan tidak dapat dijadikan
dasar bagi pendaftaran perubahan data
pendaftaran tanah.

[ES-TAM 2017] 263


Pelaksanaan jabatan PPAT
A. Setelah mengangkat sumpah jabatan PPAT dan
pelantikan (pasal 19 PP 37 tahun 1998 yang telah
diubah dalam PP 24 Tahun 2016)
Dalam waktu 60 hari PPAT wajib:
a. Menyampaikan alamat kantor, contoh tanda
tangan, paraf, teraan cap/stempel jabatan PPAT;
b. Melaksanakan jabatannya secara nyata.
c. Apabila kewajiban tsb (a) dan (b) tidak
dilaksanakan dapat diberhentikan sementara

[ES-TAM 2017] 264


A. Kewajiban Setelah Sumpah Jabatan.

Jangka Waktu Jangka Waktu


Penyampaian Penyampaian
1 bulan 60 hari

Kewajiban menyampaikan alamat kantornya, contoh tanda tangan, contoh


paraf, dan teraan cap/stempel jabatannya kepada Kepala Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional provinsi, Bupati/ Walikotamadya Kepala Daerah
Tingkat II, Ketua Pengadilan Negeri, dan Kepala Kantor Pertanahan yang
wilayahnya meliputi daerah kerja PPAT yang bersangkutan, semula 1 bulan
diubah menjadi 60 hari, untuk memberikan waktu yang lebih luas kepada PPAT
untuk mempersiapkan kantornya.

[ES-TAM 2017] 265


B. RUANG LINGKUP PELAKSANAAN JABATAN PPAT
PP No.37 tahun 1998 telah diubah PP 24 tahun 2016 dan
PERKABAN No.1 Tahun 2006( Pasal 46 s/d 64 )

Meliputi :
1. Kantor PPAT (pasal 46-47)
2. Stempel Jabatan PPAT ( Pasal 48, lampiran 6)
3. Papan Nama dan Kop Surat 2(Pasal 49, lampiran 7 dan 8)
4. Penggunaan Blanko Akta PPAT DAN PEMBUATAN AKTA
(Pasal 52 dan 55 dan PerKa.BPN No. 8/2012)
5. Buku Daftar akta PPAT (Pasal 56-57)
6. Penjilidan Akta dan Warkah Pendukung Akta (Pasal 58-61)
7. Laporan Bulanan PPAT Pasal 62 jo. PP RI No. 34/1997
Tentang Pelaporan atau pemberitahuan Perolehan Hak Atas
Tanah Atau Bangunan (BPHTB).
8. Pengelolaan protokol PPAT
[ES-TAM 2017] 266
1. Kantor PPAT
a. Satu kantor dalam daerah kerjanya seuai
keputusan pengangkatan atau penunjukan. *
b. Apabila merangkap jabatan sebagai Notaris,
kantor PPAT wajib di tempat yang sama dengan
kantor Notarisnya. *
c. Tidak dibenarkan membuka kantor cabang atau
perwakilan atau bentuk lainnya yang terletak di
luar dan atau di dalam daerah kerjanya.
*Pasal 8 ayat (1) huruf c, PP. Nomor 37 Tahun 1998 diubah dengan PP 24 Tahun 2016
dan
*Pasal 17 ayat (2) dan pasal 19 ayat (2) UU. Nomor 2 Tahun 2014. tentang Jabatan
Notaris
267
[ES-TAM 2017]
JAM KERJA KANTOR PPAT
Pasal 48 PerkaBPN No.1 tahun 2006.
(1) Wajib dibuka setiap hari kecuali pada hari libur resmi
dengan jam kerja paling kurang sama dengan jam Kerja
Kantor Pertanahan setempat.
(2) Apabila dianggap perlu, PPAT dapat membuka
kantornya di luar jam kerja, dalam rangka memberikan
pelayanan pembuatan akta pada Masyarakat (perlu
koordinasi dengan Kantor Pertanahan).
(3) Dalam hal PPAT Cuti tidak menunjuk PPAT Pengganti,
Kantor PPAT wajib dibuka setiap hari kerja untuk
melayani masyarakat dalam pemberian Keterangan.

[ES-TAM 2017] 268


2. Stempel Jabatan PPAT

Ukuran stempel sesuai ketentuan dalam Pasal 48


ayat (2) Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 1 Tahun 2006.

[ES-TAM 2017] 269


Warna Tinta Stempel : MERAH

[ES-TAM 2017] 270


3a. Papan Nama
Bentuk dan Ukuran Papan Nama Jabatan PPAT dan PPAT
Sementara yang dijabat oleh Camat dan/atau Kepala Desa adalah
sebagai berikut :
a. Ukuran : 100 x 40 cm atau 150 x 60 cm atau 200 x 80 cm;
b. Warna : Dasar dicat putih, tulisan hitam;
c. Bentuk huruf : Cetak kapital (huruf besar), untuk nama
dipergunakan huruf yang lebih besar.

Pasal 49, lampiran 7 dan 8 Perkaban No.1 Tahun 2006

[ES-TAM 2017] 271


Contoh Papan Nama Sesuai Ketentuan

Pasal 49, lampiran 7 dan 8 Perkaban No.1 Tahun 2006


[ES-TAM 2017] 272
3b. Kop Surat
Kop surat jabatan PPAT dicantumkan di bagian
atas sebelah kiri dari kertas surat dan sampul
dinas PPAT;
• Tidak dibenarkan menulis jabatan lain kecuali
jabatan PPAT;
• Kop surat jabatan PPAT dibuat dengan warna
hitam.
Pasal 50, lampiran VII Perkaban No.1 Tahun 2006

[ES-TAM 2017] 273


Contoh Kop Surat sesuai Ketentuan

[ES-TAM 2017] 274


4. Blanko Akta PPAT
SEBELUM TAHUN 2013 (sebelum terbit PerKa.BPN No. 8/2012)
1. Tahun 2006 → PerKa.BPN No.1/2006 pasal 51
Blanko akta PPAT dibuat dan diterbitkan oleh Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia dan hanya boleh dibeli oleh PPAT/PPAT
S/PPAT Pengganti.
2. Tahun 2009 → PerKaBpn No.23/2009.
Blanko AKTA PPAT, pengadaan blanko akta PPAT oleh BPN-RI dan
hanya dapat diperoleh PPAT/PPATS/PPAT Khusus/PPAT Pengganti.
MULAI TAHUN 2013 (SETELAH TERBITNYA Peraturan Kepala BPN No.8/2012).
1. Sejak tanggal 2 Tanuari 2013, blanko akta PPAT disiapkan dan diadakan oleh
PPAT sesuai dengan bentuk, spesifikasi blanko akta dan tata cara
pengisiannya yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Mulai Juli 2013 blanko akta PPAT hasil pengadaan BPN sebelum Tahun 2013
masih dapat di pergunakan sampai habis dan dilaporkan penggunaannya
kepada Kantor pertanahan
275
[ES-TAM 2017]
5. BUKU DAFTAR AKTA

 PPAT wajib membuat daftar akta dengan


menggunakan 1 (satu) buku daftar akta untuk
semua jenis akta yang dibuatnya

 Buku daftar akta harus diisi secara lengkap


dan jelas sesuai kolom yang ada sehingga
dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan
pembuatan akta termasuk mengenai surat-
surat yang berkaitan

[ES-TAM 2017] 276


Buku Daftar Akta PPAT
1. PPAT wajib membuat daftar akta dengan
menggunakan 1 buku daftar akta untuk semua
jenis akta yang dibuatnya, yang di dalamnya
dicantumkan secara berurut nomor semua akta
yang dibuat berikut data lain yang berkaitan
dengan pembuatan akta.
2. Buku daftar PPAT diisi setiap hari kerja PPAT dan
ditutup setiap akhir hari kerja yang sama dengan
garis tinta hitam dan diparaf oleh PPAT pada
kolom terakhir dibawah garis penutup.

[ES-TAM 2017] 277


Buku Daftar Akta PPAT
3. Apabila pada hari kerja yang bersangkutan tidak
terdapat akta yang dibuat, maka dicantumkan kata
“Nihil”, disamping tanggal pencatatan dimaksud.
4. Pada akhir kerja terakhir setiap bulan, daftar akta
PPAT ditutup dengan garis merah dan tanda tangan
serta nama jelas PPAT, dengan catatan di atas tanda
tangan tersebut yang berbunyi sebagai berikut :
“Pada hari ini …. tanggal …. daftar akta ini ditutup
oleh saya, dengan catatan dalam bulan ini telah
dibuat …. (….) buah akta”

[ES-TAM 2017] 278


Buku Daftar Akta PPAT
5. Dalam hal PPAT menjalankan cuti, diberhentikan
untuk sementara atau berhenti dari jabatannya,
maka pada hari terakhir jabatannya itu PPAT yang
bersangkutan wajib menutup daftar akta dengan
garis merah dan tanda tangan serta nama jelas
dengan catatan di atas tanda tangan tersebut
yang berbunyi sebagai berikut : “Pada hari ini ….
tanggal …. Daftar akta ini ditutup oleh saya,
karena menjalankan cuti/berhenti untuk
sementara/berhenti.”
[ES-TAM 2017] 279
Sudah sesuai

[ES-TAM 2017] 280


6. Penjilidan Akta dan Warkah
Pendukung Akta
Penjilidan Akta :
Akta otentik, surat dibawah tangan, atau dokumen
lainnya yang dipakai sebagai dasar bagi penghadap
sebagai pihak dalam perbuatan hukum yang
dibuatkan aktanya dinyatakan dalam akta yang
bersangkutan dan dilekatkan atau dijahitkan pada
akta yang disimpan oleh PPAT.

(Pasal 58 s/d 60 Perkaban No. 1 Tahun 2006)

[ES-TAM 2017] 281


Yang perlu diperhatikan
a. akta atau surat kuasa dari pihak yang berwenang
melaksanakan perbuatan hukum;
b. akta atau surat persetujuan yang menurut peraturan
diperlukan sebagai dasar kewenangan penghadap atau
yang memberi kuasa kepada penghadap
untukmelakukan perbuatan hukum, misalnya
persetujuan suami atau isteri mengenai tanah
kepunyaan bersama;
c. akta atau surat yang memuat bentuk pemberian
kewenangan lain;
d. surat atau peta yang menjelaskan obyek perbuatan
hukum yang bersangkutan.

[ES-TAM 2017] 282


7. Laporan Bulanan PPAT/PPATS

 Laporan Bulanan PPAT/PPATS (Pasal 62 jo. PP RI No. 34


Tahun 1997 tentang Pelaporan atau pemberitahuan
Perolehan Hak Atas Tanah Atau Bangunan (BPHTB).
 Berdasarkan Surat Edaran Kepala BPN Nomor 2363/17.3-
300/VII/2012 tanggal 5 juli 2012 tentang tindak lanjut dari
Surat Keputusan Bersama Menteri Negara Agraria/Kepala
Badan Pertanahan dan Direktur Jenderal Pajak Nomor
SKB 2 Tahun 1998/KEP-279/P1/1998 tentang Laporan
Bulanan Pembuatan Akta oleh Pejabat Pembuat Akta
Tanah dan Pemberitahuan Bulanan Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota
[ES-TAM 2017] 283
laporan bulanan pembuatan akta oleh PPAT, disampaikan
kepada :
a. Kepala Kanwil BPN Provinsi
b. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
c. Kepala Dinas Pendapatan Daerah/Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah/Instansi
Pemerintah Daerah yang ditunjuk Kepala Daerah
d. Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Kebupaten/Kota setempat atau yang ditunjuk Kepala
Kanwil Ditjen Pajak apabila dalam satu Kabupaten/Kota
terdapat lebih dari satu KPP Pratama

[ES-TAM 2017] 284


8.PENGELOLAAN PROTOKOL PPAT
PP. Nomor 37 TAHUN 1998 jo. Pasal 27 Peraturan
Kepala BPN No.1 tahun 2006.
A. Dokumen apa saja yang termasuk PROTOKOL
PPAT
B. PPAT WAJIB MENGELOLA PROTOKOL
C. Kewajiban PPAT menerima PROTOKOL PPAT Lain
atau nenyerahkan PROTOKOL nya apabila Pindah
daerah kerja, Cuti, berhenti sebagai PPAT dan
atau Berakhir masa jabatannya karena Pensiun
atau meninggal dunia 9bagi ahli warisnya).
[ES-TAM 2017] 285
PROTOKOL PPAT

Kumpulan dokumen yang harus


disimpan dan dipelihara oleh PPAT
yang terdiri dari daftar akta, akta
asli, warkah pendukung akta, arsip
Protokol laporan, agenda dan surat-surat
PPAT lainnya.
(Pasal 1 angka (5) PP. Nomor 37
Tahun 1998 yang telah diubah
dengan PP 24 tahun 2016.

[ES-TAM 2017] 286


Lanjutan
 PPAT-> berhenti/pensiun/dan ahli waris dari PPAT yang meninggal
dunia wajib menyerahkan protokolnya kepada PPAT yang
ditunjuk/Kepala Kantor Pertanahan

 PPAT wajib menerima protokol dari PPAT lain atas penunjukkan dari
PPAT yang bersangkutan /Kepala Kantor Pertanahan/Kantor Wilayah
BPN Provinsi

 Penyerahan protokol PPAT yang berhenti menjabat bukan karena


Mekanisme meninggal dunia diberikan kepada PPAT lain yang ditentukan
dan oleh PPAT yang berhenti menjabat tersebut dalam waktu 7
Pengelolaan (tujuh) hari kerja sejak tanggal berhenti PPAT yang bersangkutan
Protokol PPAT atau apabila menurut pemberitahuan dari PPAT yang bersangkutan
tidak ada yang ditentukan olehnya, ditunjuk oleh Kepala Kantor
Pertanahan dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak tanggal penunjukan
penerima tersebut.

 Dalam hal PPAT berhenti karena meninggal dunia, maka ahli


warisnya wajib menyerahkan protokol PPAT kepada PPAT yang
ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah dalam waktu paling lama 1
(satu) bulan setelah penunjukan tersebut.

(Pasal 27-29 PP. Nomor 37 Tahun 1998 yang telah diubah dengan PP 24
tahun 2016 jo. Pasal 27 Perkaban Nomor 1 Tahun 2006) 287
[ES-TAM 2017]
Lanjutan

 Apabila jumlah dan volume protokol PPAT cukup besar,


maka penyerahannya dapat dilakukan kepada lebih dari
satu PPAT yang daerah kerjanya sama kecuali untuk PPAT
Khusus dan PPAT Sementara.

 Serah terima protokol PPAT dituangkan dalam Berita Acara


Mekanisme Serah Terima Protokol PPAT yang diketahui/disaksikan
dan oleh Kepala Kantor Pertanahan atau dalam hal Kepala
Pengelolaan Kantor Pertanahan berhalangan secara sah, oleh petugas
Protokol PPAT yang ditunjuknya.
 PPAT yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pertanahan atau
Kepala Kantor Wilayah sebagai penerima protokol wajib
menerima protokol PPAT yang bersangkutan.

 PPAT wajib menurunkan papan nama PPATnya pada hari


yang bersangkutan berhenti dari jabatan PPAT.

(Pasal 27-29 PP. Nomor 37 Tahun 1998 jo. Pasal 27 Perkaban


Nomor 1 Tahun 2006)

[ES-TAM 2017] 288


HAK DAN KEWAJIBAN PPAT

 KEWAJIBAN PPAT

 Sebelum Melaksanakan jabatan sebagai PPAT


a. Mengangkat sumpah sebelum melaksanakan jabatan.
b. Untuk keperluan pengangkatan sumpah melapor
pengangkatannya kepada kepala kantor pertanahan kab/kota
setempat, apabila tidak dilakukan setelah keluarnya SK, maka SK
batal.
c. Menyampaikan alamat kantor. contoh tanda tangan, paraf, cap
kepada kakanwil bpn propinsi, bupati/walikota, ketua pengadilan
negeri dan kepala kantor pertanahan.
d. Melaksanakan jabatan secara nyata.
e. Memasang papan nama dan menggunakan stempel yang
ditentukan menteri.

• (Pasal 45 Peraturan Kepala BPN No. 1 Tahun 2006)


[ES-TAM 2017] 289
 Setelah Menjabat sebagai PPAT :

1. Sebelum membuat akta perbuatan hukum tertentu hak atas tanah/hak milik atas
satuan rumah susun, ppat melakukan pengecekan sertipikat ke kantor pertanahan dan
memperhatikan ketentuan pasal 39 peraturan pemerintah nomor 24 tahun 1997 dan
Pasal 54 Peraturan Kepala BPN nomor 1 tahun 2006.
2. Mengirim laporan bulanan kepada kepala kantor dan kantor-kantor lain sesuai
peraturan perundang-undangan, selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.
3. Menyerahkan protokol ppat kepada ppat lain di daerah kerjanya apabila berhenti
menjabat karena pensiun, pindah, menjabat notaris diluar daerah kerjanya,
diberhentikan menteri atau sebab lain dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja.
4. PPAT meninggal dunia, ahli waris/prgawai wajib melapor 30 (tigapuluh) hari sejak
meninggal dan ahli waris keluarga terdekat atau pihak menguasai wajib menyerahkan
protokol ppat atai ppat yang ditunjuk.
5. Menerima protokol PPAT dari ppat lain atau apabila ditunjuk dari kantor
pertanahan/kantor wilayah bpn provinsi.
6. Memberi jasa tanpa memungut biaya kepada yang tidak mampu.
7. Apabila sejak tanggal 5 Maret 1998 mempunyai lebih dari satu daerah kerja, dalam
waktu 2 (dua) tahun memilih daerah kerja (salah satu).
8. Kewajiban menyampaikan akta (pemindahan hak dan pembebanan hak) dalam
tenggang waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja

[ES-TAM 2017] 290


9. Membuat akta dengan kehadiran para pihak dan saksi.
10. PPAT wajib menurunkan papan nama ppat-nya pada
hari yang bersangkutan berhenti dari jabatan ppat.
11. PPAT wajib menutup buku daftar akta setiap hari kerja.
12. PPAT wajib menutup buku daftar akta pada hari terakhir
jabatannya.
13. PPAT wajib melaporkan berakhirnya pelaksanaan cuti
kepada kepala kantor pertanahan setempat selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah jangka waktu cutinya
habis dan melaksanakan kembali tugas jabatannya.
14. PPAT wajib memberi kesempatan kepada petugas
pemeriksa.
15. Lai-lain sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

[ES-TAM 2017] 291


Hak PPAT
a. Cuti
b. Memperoleh Uang Jasa (Honororium)
c. Memperoleh Informasi serta perkembangan terbaru
terkait peraturan perundang-undangan
d. Memperoleh kesempatan untuk mengajukan
pembelaan diri sebelum ditetapkannya keputusan
pemberhentia sebagai PPAT

•(Pasal 36 dan 37 Peraturan Kepala BPN No. 1 Tahun


2006)

[ES-TAM 2017] 292


CUTI PPAT
Pasal 30 PP No. 37 Tahun 1998 telah diubah PP 24 tahun 2016
• PPAT dilarang meninggalkan kantornya lebih dari 6 (enam) hari kerja berturut-turut kecuali dalam
rangka menjalankan cuti.
• Permohonan cuti diajukan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang :
a. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya setempat untuk permohonan cuti kurang dari 3
(tiga) bulan;
b. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi untuk permohonan cuti lebih dari 3
(tiga) bulan tetapi kurang dari 6 (enam) bulan;
c. Menteri untuk permohonan cuti lebih dari 6 (enam) bulan.
Pasal 31 PP No. 24 Tahun 2016 ayat (3)
 Selama PPAT menjalani cuti, tugas dan kewenangan PPAT dapat dilaksanakan oleh PPAT pengganti
atas permohonan PPAT yang bersangkutan.
Pasal 37 Perka.BPN Nomor 1 tahun 2006
Jenis cuti :
 cuti tahunan paling lama 2 minggu.
 cuti karena alasan sakit
 cuti karena alasan penting.(paling lama 9 bulan dalam setiap 3 takwim).
(Untuk cuti tahunan dan cuti alasan penting bagi PPAT baru atau PPAT yang diangkat kembali,
paling kurang harus buka kantor 3 (tiga ) tahun )

[ES-TAM 2017] 293


8. Persyaratan PPAT Pengganti (Pasal 31)

a. telah lulus program pendidikan


kenotariatan dan telah menjadi
pegawai kantor PPAT paling sedikit
lulus program pendidikan strata selama 1 (satu) tahun; atau
satu jurusan hukum dan telah b. telah lulus program pendidikan
menjadi pegawai Kantor PPAT
khusus PPAT yang diselenggarakan
yang bersangkutan sekurang-
kurangnya selama 2 tahun oleh kementerian yang
menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agraria/
pertanahan

Untuk menjamin kualitas akta, PPAT Pengganti


harus mempunyai kualifikasi sebagai PPAT

[ES-TAM 2017] 294


PELANGGARAN-PELANGGARAN YANG SERING
DILAKUKAN OLEH PPAT

1. Masih ditemukan PPAT yang merangkap jabatan Notaris,


bertempat kedudukan kantor di luar Kantor Notaris
2. Tidak melaksanakan pengecekan sertipikat, untuk tanah yang
telah bersertipikat, sebelum membuat akta;
3. Stempel tidak sesuai dengan ketentuan
4. Akta-akta yang telah dibuat tidak dibukukan dalam buku
daftar akta;
5. Akta PPAT tidak disampaikan kepada Kantor Pertanahan
dalam waktu 7 hari kerja;
6. Akta tidak dijilid/belum dijilid sehingga akta-akta yang telah
dibuat tercecer;

[ES-TAM 2017] 295


Lanjutan

7. Penandatanganan akta tidak dihadapan para


pihak dan saksi;
8. a. Tidak membuat laporan bulanan PPAT secara
rutin dan tepat waktu;
b. Pengisian kolom daftar bulanan
9. Kejelasan para pihak di dalam komparisi akta
yang tidak jelas (kapasitas para pihak dalam
melakukan perbuatan hukum tersebut tidak
jelas);
[ES-TAM 2017] 296
Contoh Format Permohonan

[ES-TAM 2017] 297


298
[ES-TAM 2017]
299
[ES-TAM 2017]
MATERI KE IV.
PENGANTAR PEMBUATAN AKTA PPAT

Disampaikan oleh:

Erna Sriyatmi, BSc, S.H., M.M.


Tenaga Ahli Menteri ATR/BPN

SEMARANG, 11 November 2017

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
2017
[ES-TAM 2017]
Pedoman Dalam Pembuatan Akta

Ketentuan Pasal 38, 39, 40, Pasal 44 dan Pasal 51 PP. Nomor
1 24 tahun 1997, jo.pasal 97, 100 -103, Permenag/ka.BPN
No. 3 tahun 1997

Ketentuan Pasal 2, 3,5 dan 6 dan pasal-pasal 19 sd 30 PP.37


2 Tahun 1998 jo PP. 24 tahun 2016 dan Pasal 54- 55 Per Ka.BPN
Nomor 1 tahun 2006 dan Permen ATR Nomor 10 tahun 2017.

3 TATACARA PENGISIAN ,SPESIFIKASI FORMULIR AKTA DAN PROSES


PEMBAUATAN AKTA, ( PerkaBPN Nomor 8 Tahun 2012.

5 HAK ATAS TANAH, YANG MENJADI OBYEK PERBUATANHUKUM TERTENTU..


DAN KEPEMILIKAN HP BAGI ORANG ASING

[ES-TAM 2017] 301


Lanjutan Pedoman :
1. UU No.5 tahun 1960;
2. UU No.4 tahun 1996;
3. UU No.1/1974 tentang perkawinan, Pasal 29 dan Pasal 35-36 dan yg
terkait dengan subyek hak jo. Putusan MK no. 69/ 2016;
4. UU No. 28/ 2009 berkaitan dengan BPHTB;
5. UU No.11/ 2016 tentang Tax amnesty jo. Permen ATR/BPN Nomor
15/2017;
6. PP No.34/2016 berkaitan dengan PPH;
7. PP No. 103/2015 berkaitan dengan pemilikan orang asing;
8. Permen ATR/BPN No. 29/2016;
9. Keputusan Menteri ATR/BPN Nomor 4/SE/I/2015 tentang Batasan Usia
dewasa dalam rangka pelayanan pertanahan;
10. Dan lain –lain.
Peraturan Perundangan lainnya yang
terkait dengan perbuatan hukum
terhadap hak atas tanah/hak milik
satuan rusun dan hak tanggugan,
perpajakan, PNBP, kependudukan.
Kewarganegaraan, Badan hokum ,
Perbankan, pengendalian tanah dan
ruang. Antara lain :

[ES-TAM 2017] 302


1. AKTA JUAL BELI;
2. AKTA TUKAR MENUKAR;
3. AKTA HIBAH;
Jenis 4. AKTA PEMASUKAN KE DALAM
PERUSAHAAN;
perbuatan
5. AKTA PEMBAGIAN HAK
hukum BERSAMA;
tertentu dan 6. AKTA PEMBERIAN HAK
TANGGUNGAN;
Akta PPAT
7. AKTA PEMBERIAN HGB/HAK
PAKAI DI ATAS TANAH HAK MILIK;
8. SURAT KUASA MEMBEBANKAN
HAK TANGGUNGAN.

[ES-TAM 2017] 303


Subyek Hak dalam Perbuatan Hukum Tertentu
terhadap Hak Atas Tanah/HM Sarusun

Badan
Perseorangan
Hukum

Warga Negara Indonesia Badan hukum Indonesia

[ES-TAM 2017]
tunggal atau

WNA berkedudukan di
Indonesia (terhadap Hak Pakai Badan Hukum Asing yang
dengan Kriteria tertentu) dan berkedudukan di Indonesia
Mempunyai KITAS.

Harus memenuhi unsur Kecakapan dan Kewenangan sesuai


ketentuan perundangan serta dapat menjadi salah satu subyek hak
atas tanah atau hak Milik satuan rumah susun.
304
a. Hak milik ( termasuk tanah milik bekas hak adat)

b. Hak Guna Usaha

Obyek
Perbuatan
Hukum c. Hak guna Bangunan
Tertentu

d. Hak Pakai yang mempunyai jangka waktu


tertentu. (syarat wajib ada izin dari yang
berwenang)

e.HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN).

305
[ES-TAM 2017]
Daerah kerja dan kewenangan PPAT

Untuk melaksanakan tugas pokoknya,


PPAT mempunyai kewenangan
membuat akta otentik mengenai
semua perbuatan hukum
sebagaimana pada Pasal 2 ayat (2) PP
No.37/1998 mengenai Hak Atas
Tanah/Hak Milik Sarusun yang
terletak di dalam daerah kerjanya.

Ada Pengecualiannya Pasal 4 PP Nomor 37/1998

[ES-TAM 2017] 306


DESA DEMI DESA, atau
KELURAHAN atau Nama lain
yang setara

TATA USAHA
PENDAFTARAN TANAH

Paling luas satu wilayah


kabupaten /kota.

Contoh dalam penyebutan Hak atas tanah:


1. HM No.1/Desa Mawar; HGB No.1/Mawar; HP No.1/Mawar.
2. HGU Nomor 1/Kabupaten Bekasi.
3. HM sarusun Nomor1/Mawar.
4. HPL No. 1/Kabupaten Bekasi.
5. Hak Tanggungan No.1 /Tahun 2017.

[ES-TAM 2017] 307


Wajib diperhatikan PPAT, jika dilanggar
termasuk pelanggaran berat dan dapat
diberhentikan dengan tidak hormat

Pasal 23 PP 37 tahun 1998


PPAT dilarang buat akta apabila untuk PPAT
Pasal 22 PP 37 tahun 1998
sendiri, suami atau isterinya , keluarga
Akta PPAT WAJIB dibacakan /dijelaskan
sedarah atau semenda , dalam garis lurus
isinya kepada para pihak dan dihadiri oleh
tanpa pembatasan derajat dan dalam garis ke
para saksi yang memenuhi syarat sebagi saksi,
samping sampa derajat kedua, baik
sebelum ditandatangani seketika itu juga oleh
bertindsak senddiri, maupun melalui kuasa
para pihak , saksi-saksi dan PPAT.
atau menjadi kuasa dari pihak lain.

[ES-TAM 2017] 308


PENGECUALIAN dalam kewenangan membuat akta
PPAT:
PPAT hanya berwenang
membuat Akta 1. Akta tukar menukar;
mengenai Hak Atas 2. Akta pemasukan ke dalam
Tanah/HM Sarusun perusahaan; dan
yang terletak di dalam
daerah kerjanya, 3. Akta pembagian hak bersama.
kecuali untuk:

mengenai beberapa Hak Atas Tanah/HM Sarusun yang tidak


semuanya terletak di dalam daerah kerja seorang PPAT, dengan
syarat salah satu bidang Hak Atas Tanah/Hak Milik Satuan Rumah
Susun terletak dalam daerah kerja PPAT yang bersangkutan.
[ES-TAM 2017] 309
IMPLEMENTASI KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PPAT DALAM
PEMBUATAN AKTA PEMINDAHAN DAN PEMBEBANAN HAK

SETELAH PEMBUATAN AKTA PPAT


SEBELUM PELAKSANAAN Pembuatan Akta
Pembuatan Akta PPAT
Kewajiban PPAT Kewajiban
Penerima hak
PARA PIHAK YANG MELAKUKAN
WAJIB Pengecekan PERBUATAN HUKUM HARUS
Sertipikat HADIR / menghadap PPAT,
Menyampaikan akta dan dokumen
disaksikan paling kurang 2(DUA)
pendaftaran pemindahan /pembebanan Mendaftarkan dan
Orang saksi yang cakap dan
hak, selambat-lambatnya 7(tujuh) hari mengurus pemindahan
Memeriksa wenang
,sejak tanggal ditandatangani Akta. atau pembebanan
kebenaran (Pasal 40, 44,51 PP 24 Th.1997jo.Pasal hak ke kantor
103 Permenang /ka.BPN.3 tahun 1997) pertanahan
Dokumen, PPAT sebelum pendatangan (Pasal 36 PP. 24 tahun
kewenangan AKTA wajib MEMBACAKAN AKTA 1997 jo. Pasal 103
dan kepada para pihak dan MEMBERI permenag/ka BPN no.3
PENJELASAN mengenai tahun 1997)
kecakapan  isi dan maksud pembuatan Membukukan pada Daftar Akta
para pihak akta , PPAT, Penjilidan dan Penyimpan
 Prosedur pendaftaran yang dokumen .
harus dilaksanakan
Memeriksa bukti selanjutnya sesuai
ketentuan yang berlaku. [ES-TAM 2017]
Pembayaran PPH
(Pasal 38 PP 24 Tahun 1997jo.
dan BPHTB Pasal 22 PP 37 tahun 1998 jo. Membuat laporan pada bulan
Pasal 101 Permenag /KaBpn berikutnya pada per
Nomor3 tahun 1997) kabupaten/kota atau provinsi
310
Dasar Pengenaan BPHTB Yang Berkaitan Dengan Akta PPAT:
Nilai perolehan obyek pajak (Pasal 87 UU No. 28 Tahun 2009)

Jual Beli
Harga
Harga
Transaksi
Transaksi
yang
Penunjukan Tercantum
Pembeli
dalam
Dalam Lelang
Nilai Risalah
perolehan Lelang
obyek
pajak 1. Tukar menukar
2. Hibah
3. Hibah wasiat
4. Pemasukan Dalam Perseroan
5. Pemisahan yang
Harga Pasar mengakibatkan peralihan
6. Peralihan hak karena putusan
hakim
 Jika Nilai Perolehan Obyek Pajak 7. Penggabungan Usaha
Harga Pasar 8. Pemekaran Usaha
(NPOP) dalam perbuatan hukum
sebagaimana tersebut diatas tidak
diketahui atau lebih rendah dari NJOP  NPOP tidak kena pajak ditetapkan
yang digunakan dalam SPPT PBB tahun paling rendah Rp. 60,000,000,00-
terjadinya perolehan dasar pengenaan untuk setiap wajib pajak.
yang dipakai adalah NJOP Pajak Bumi  NPOP tidak kena pajak ditetapkan
dan Bangunan tahun berjalan. oleh Perda.
[ES-TAM 2017] 311
Saat Terhutangnya BPHTB Dalam
Pembuatan Akta PPAT (Pasal 90 UU
No. 28/2009)

Saat terutangnya pajak BPHTB Pajak yang terutang harus


untuk pembuatan akta PPAT dilunasi pada saat terjadinya
ditetapkan sejak tanggal perolehan hak atas tanah dan
dibuatnya dan bangunan sebagaimana
ditandatanganinya akta PPAT dimaksud pada ayat (1)

[ES-TAM 2017] 312


Ketentuan Yang Perlu Diperhatikan Oleh PPAT Sebelum
Menandatangani Akta

(Pasal 91 UU No. 28 Tahun 2009)


(1) PPAT hanya dapat menandatangani akta pemindahan Hak atas
Tanah dan/atau Bangunan setelah wajib pajak menyerahkan
bukti pembayaran pajak.
(Pasal 8 PP No. 34 Tahun 2016)
(5)Pejabat (PPAT) yang berwenang hanya dapat menandatangani
akta apabila kepadanya dibuktikan oleh pihak penjual/yang
mengalihkan dengan bukti telah menyerahkan fotocopy surat
setoran pajak atau hasil cetakan sarana administrasi lain yang
disamakan dengan surat setoran pajak yang bersangkutan yang
telah dilakukan penelitian oleh Kantor Pelayanan Pajak

[ES-TAM 2017] 313


Fungsi Harga Transaksi Dalam Akta PPAT
antara lain:

1. Salah satu unsur yang wajib dipenuhi dalam perbuatan hukum


terhadap hak atas tanah dan bangunan/HM Sarusun pada saat
dilaksankannya perbuatan hukum antara lain :
• Jual beli,
• Tukar menukar,
• Inbreng, dll.
2. Untuk menentukan nilai tarif pajak PPh dan BPHTB yang
terutang.
3. Untuk menentukan nilai jasa yang harus dibayar kepada PPAT
dan para saksi dari para pihak.
4. Untuk menentukan besarnya tarif PNBP dalam pendaftaran
pemindahan hak.

[ES-TAM 2017] 314


• Harga Transaksi Dalam Akta adalah nilai tukar yang
disepakati para pihak terhadap obyek perbuatan hukum
yang dinyatakan dengan uang dan harus dibayar tunai
pada saat terjadinya perbuatan hukum jual beli.
• Harga Pasar Dalam Akta adalah harga rata-rata yang
diperoleh dari berbagai sumber data yang akurat (Pasal 5
ayat (5) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
• Peta Zona Nilai Tanah adalah peta tematik yang
menggambarkan besaran-besaran nilai tanah atau nilai
pasar dan potensi tanah dalam suatu wilayah tertentu
yang berfungsi sebagai informasi spasial harga tanah
berdasarkan nilai pasar.

Manfaat Peta adalah sebagai dasar atau pedoman untuk


perencanaan atau penaksiran harga nilai tanah

[ES-TAM 2017] 315


Pengadaan dan penggunaan BLANKO AKTA PPAT

PP 24 Tahun 1997 pasal 38 ayat (2) jo.


Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
No. 8 Tahun 2012 beserta lampirannya, mulai
berlaku pada tanggal 2 Januari 2013.

BENTUK, SPESIFIKASI (KERTAS, UKURAN


HURUF, JENIS HURUF, TINTA), ISI DAN TATA
CARA PEMBUATAN AKTA PPAT diatur oleh
MENTERI.

316

[ES-TAM 2017]
Penggunaan Blanko/formulir Akta PPAT
SEBELUM MULAI TAHUN
TAHUN 2013 2013 (SETELAH
(sebelum terbit TERBITNYA
PerKa.BPN PerkaBPN Sejak tanggal 2 Tanuari 2013,
No.8/2012) Tahun 2006 → PerKa.BPN No.8/2012). blanko akta PPAT disiapkan
No.1/2006 pasal 51: dan diadakan oleh PPAT sesuai
Blanko akta PPAT dibuat dengan bentuk, spesifikasi
dan diterbitkan oleh BPN blanko akta dan tata cara
dan hanya boleh dibeli pengisiannya yang sesuai
oleh PPAT/PPAT S/PPAT dengan ketentuan yang
Pengganti. berlaku.

Tahun 2009 → PerKaBpn Mulai Juli 2013 blanko akta


No.23/2009: Blanko AKTA PPAT hasil pengadaan BPN
PPAT, pengadaan blanko akta sebelum Tahun 2013 masih
PPAT oleh BPN-RI dan hanya dapat di pergunakan sampai
dapat diperoleh habis dan dilaporkan
PPAT/PPATS/PPAT Khusus/PPAT penggunaannya kepada Kantor
Pengganti. pertanahan

317
[ES-TAM 2017]
Pengadaan dan penggunaan BLANKO
AKTA PPAT
• PP 24 Tahun 1997 pasal 38 ayat (2) jo. Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional No. 8 Tahun 2012 beserta
lampirannya, mulai berlaku pada tanggal 2 Januari 2013.

• BENTUK, SPESIFIKASI (KERTAS, UKURAN HURUF, JENIS


HURUF, TINTA), ISI DAN TATA CARA PEMBUATAN AKTA
PPAT diatur oleh MENTERI.

[ES-TAM 2017] 318


Jenis Akta PPAT
1. AKTA JUAL BELI;
2. AKTA TUKAR MENUKAR;
3. AKTA HIBAH;
4. AKTA PEMASUKAN KE DALAM PERUSAHAAN;
5. AKTA PEMBAGIAN HAK BERSAMA;
6. AKTA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN;
7. AKTA PEMBERIAN HGB/HAK PAKAI DI ATAS TANAH HAK
MILIK;
8. SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN.

[ES-TAM 2017] 319


pengecualian kewenangan PPAT apabila objek perbuatan hukum
lebih dr 1 bid tanah yg semuanya tdk terletak dlm 1 daerah kerja
PPAT yg bersangkutan (Pasal 4 PP 37 tahun 1998):
PPAT hanya berwenang membuat Akta mengenai Hak
Atas Tanah/HM Sarusun yang terletak di dalam daerah
kerjanya, kecuali untuk:
1. Akta tukar menukar;
2. Akta pemasukan ke dalam perusahaan; dan
3. Akta pembagian hak bersama.
mengenai beberapa Hak Atas Tanah/HM Sarusun yang
tidak semuanya terletak di dalam daerah kerja seorang
PPAT, dengan syarat salah satu bidang Hak Atas
Tanah/Hak Milik Satuan Rumah Susun terletak dalam
daerah kerja PPAT yang bersangkutan.

[ES-TAM 2017] 320


Pengadaan dan penggunaan BLANKO
AKTA PPAT
 PP 24 Tahun 1997 pasal 38 ayat (2) jo. Peraturan
Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 8 Tahun 2012
beserta lampirannya, mulai berlaku pada tanggal 2
Januari 2013.

 BENTUK, SPESIFIKASI (KERTAS, UKURAN HURUF, JENIS


HURUF, TINTA), ISI DAN TATA CARA PEMBUATAN AKTA PPAT
diatur oleh MENTERI.

[ES-TAM 2017] 321


Surat Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional

• Tanggal 5 Februari 2015, Nomor 543/5.31/II/2015


• Tentang Pemanfaatan Blanko Akta PPAT

• Isi Surat (inti) :


• menginstruksikan untuk memudahkan pendistribusian
Blanko Akta PPAT yang masih tersedia di Kantor Wilayah
dan Kantor Pertanahan sebagai fasilitas untuk
memperlancar tugas Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT/PPATS) dan wajib digunakan kembali sampai
persediaan habis. Pelaksanaan distribusi tersebut segera
dilaporkan pada kesempatan pertama.
[ES-TAM 2017] 322
Spesifikasi Sampul Akta Spesifikasi Formulir Akta

a. Jenis kertas sampul adalah kertas a. Jenis kertas HVS 80 s.d 1000 gram;
dengan jenis karton (Cth: BW/BC/TIK), b. Ukuran kertas 29.7 cm x 42 cm (A3);
150 s.d 250 gram;
c. Warna putih;
b. Ukuran kertas sampul 29.7 cm x 42
cm (A3); d. Setiap halaman formulir akta diketik
dengan huruf Bookman Old
c. Sampul berwarna putih;
Style, ukuran 12 dan warna hitam;
d. Sampul depan diberikan kop PPAT dan
e. Setiap lembar formulir akta diketik
ditulis judul “AKTA HIBAH”
bolak-balik tiap halaman; dan
e. Penulisan judul akta dengan huruf
Bookman Old Style, ukuran 28 dan f. Tinta yang dipergunakan berwarna
warna hitam; dan hitam dan tidak mudah luntur.
f. Tinta yang dipergunakan berwarna
hitam dan tidak mudah luntur.

[ES-TAM 2017] 323


SAMPUL AKTA

PMNA/KaBPN No 3 Tahun 1997 Perkaban No 8 Tahun 2012

[ES-TAM 2017] 324


1. AWAL AKTA (KEPALA AKTA) :
a) Kop PPAT/PPAT Sementara/PPAT Khusus (saat ini dlm
proses revisi ke depan akan gunakan Nomor seri
terintegrasi dengan Pusdatin),
b) Jenis Akta ,
c) Nomor Akta, Lembar pertama/lembar kedua,
d) Hari, Tanggal, Bulan dan Tahun, ( usulan reviisi pakai jam)
e) Nama Lengkap PPAT, PPAT Sementara/PPAT Khusus
f) Jabatan dari Pejabat yang menerbitkan keputusan
Pengangkatan/ Penunjukkan PPAT
g) Tempat Kedudukan PPAT/PPAT Sementara dan dasar
pengangkatan/ Penunjukkan PPAT/PPAT Sementara

[ES-TAM 2017] 325


2. ISI AKTA/ BADAN AKTA :
a. Komparisi akta berisi :
 Nama lengkap,
 Tempat/tanggal lahir,
 Kewarganegaraan,
 Pekerjaan, jabatan, kedudukan para
penghadap (pihak dalam perbuatan hukum)
b. Keterangan mengenai kedudukan bertindak
penghadap

[ES-TAM 2017] 326


c. Isi akta, antara lain :
1. Kehendak dan keinginan para pihak yang berkepentingan (diawali
dengan kalimat : para penghadap dikenal oleh saya/……)
2. Obyek perbuatan hukum :
 Jenis hak atas tanah dan HM Sarusun
 Tanda bukti haknya (jenis hak, nomor hak atas tanah/HM
sarusun,SU/GS,NIB,Nomor Obyek Pajak, letak bidang
tanah/Sarusun, batas-batas bidang tanah)
3. Syarat-syarat yang ditentukan oleh para pihak antara lain :
 Nilai transanksi , nilai hak tanggungan , telah dibayar lunas.
 biaya pembuatan akta, uang saksi
 segala biaya peralihan hak atau pembebanan hak
 Nama lengkap, tempat/tanggal lahir, pekerjaan, jabatan,
kedudukan dan tempat tinggal saksi pengenal (bila ada).

[es 2015] 327


3. PENUTUP AKTA (KAKI AKTA) :
a. diawali dengan “Demikianlah akta ini dibuat dihadapan
para pihak dan…..”
b. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan,
jabatan, kedudukan, dan tempat tanggal tinggal tiap-tiap
saksi akta;
c. uraian pembacaan dan penjelasan akta kepada para pihak
dan saksi-saksi
d. uraian tentang penandatanganan dan tempat
penandatanganan
e. uraian jumlah akta yang dibuat 2 (dua) rangkap asli

[ES-TAM 2017] 328


[ES-TAM 2017] 329
Lembar kedua Akta jual beli, hibah, tukar menukar, akta APHB, akta pemasukan dalam
perusahaan, apht, akta pemberian HGB/Hak Pakai diatas Hak Milik disampaikan ke kantor
pertanahan

[ES-TAM 2017] 330


[ES-TAM 2017] 331
332
[ES-TAM 2017]
Lembar kedua SKMHT diberikan
kepada penerima kuasa.

[ES-TAM 2017] 333


[ES-TAM 2017] 334
APHB (lembar kedua dapat dibuat lebih dari satu rangkap
tergantung dari jumlah bidang hak)

[ES-TAM 2017] 335


Lembar kedua dari akta tukar menukar dan akta pemasukan kedalam perusahaan, dapat dibuat
lebih dari satu rangkap tergantung dari jumlah bidang hak atas tanah disampaikan kepada
kepala kantor pertanahan.

336
[ES-TAM 2017]
KEWAJIBAN PENYAMPAIAN AKTA
Pasal 40, 44 dan 51 PP Nomor 24 Pasal 61 Peraturan Kepala BPN
Tahun 1997: Nomor 1 Tahun 2006:
Pasal 13 UU No. 4 Tahun 1996
• Selambat-lambatnya 7 (tujuh) • PPAT wajib menyampaikan akta
• Pemberian Hak Tanggungan
hari kerja sejak tanggal PPAT dan dokumen dokumen lain
wajib didaftarkan pada Kantor
ditandatanganinya akta yang uang diperlukan untuk keperluan
Pertanahan
bersangkutan, PPAT wajib pendaftaran akta perbuatan
• Selambat-lambatnya 7 (tujuh)
menyampaikan akta yang hokum yang dibuatnya kepada
hari kerja setelah
dibuatkannya berikut dokumen Kepala Kantor pertanahan paling
penandatanganan Akta
–dokumen yang bersangkutaan lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak
Pemberian Hak Tanggungan,
Kepada Kantor Pertanahan ditandatanagani akta.
PPAT wajib mengirimkan Akta
untuk didaftar. • Pelanggaran terhadap ketentuan
Pemberian Hak Tanggungan
• PPAT wajib menyampaikan tersebut merupakan pelanggaran
yang bersangkutan dan warkah
pemberitahuan tertulis administratif.
lain yang diperlukan kepada
Kantor Pertanahan. mengenai telah
disampaikannya akta kepada
para pihak yang bersangkutan.

[ES-TAM 2017] 337


Penjilidan Akta dan Warkah Pendukung
Akta
Penjilidan Akta :
Akta otentik, surat dibawah tangan, atau dokumen
lainnya yang dipakai sebagai dasar bagi penghadap
sebagai pihak dalam perbuatan hukum yang
dibuatkan aktanya dinyatakan dalam akta yang
bersangkutan dan dilekatkan atau dijahitkan pada
akta yang disimpan oleh PPAT.

(Pasal 58 s/d 60 Perkaban No. 1 Tahun 2006)

[ES-TAM 2017] 338


Yang perlu diperhatikan
a. akta atau surat kuasa dari pihak yang berwenang
melaksanakan perbuatan hukum;
b. akta atau surat persetujuan yang menurut peraturan
diperlukan sebagai dasar kewenangan penghadap atau
yang memberi kuasa kepada penghadap
untukmelakukan perbuatan hukum, misalnya
persetujuan suami atau isteri mengenai tanah
kepunyaan bersama;
c. akta atau surat yang memuat bentuk pemberian
kewenangan lain;
d. surat atau peta yang menjelaskan obyek perbuatan
hukum yang bersangkutan.

[ES-TAM 2017] 339


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM MEMBUAT AKTA PPAT
PASAL 53 S/D 55 PERKABAN NOMOR 1 TAHUN 2006 :
1. Pengisian blanko akta harus dilakukan sesuai dengan PEMBACAAN DAN PENJELASAN OLEH
kejadian, status dan data yang benar dan sesuai dengan PPAT SEBELUM PENANDATANGANAN
peraturan perundang-undangan. AKTA
2. Saksi minimal 2 (dua) , dengan syarat:
 identitas dan kapasitas penghadap;
 kehadiran para pihak atau kuasanya; Pasal 38 PP Nomor 24 tahun 1997
 kebenaran data fisik dan data yuridis obyek jo. Pasal 22 PP Nomor 37 TAHUN
perbuatan hukum dalam hal obyek tersebut sebelum 1998:
terdaftar; “Akta PPAT harus
 keberadaan dokumen yang ditunjukkan dalam dibacakan/dijelaskan isinya kepada
pembuatan akta; para pihak dengan dihadiri oleh
 telah dilaksanakannya perbuatan hukum tersebut sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
oleh para pihak yang bersangkutan. saksi sebelum ditandatangani
3. Sebelum pembuatan akta, PPAT wajib melakukan seketika itu juga oleh para pihak,
pemeriksaan keabsahan sertipikat dan catatan lain pada saksi-saksi dan PPAT”
Kantah setempat dengan menjelaskan maksud dan
tujuannya.
4. PPAT tidak diperbolehkan membuat akta atas sebagian
bidang tanah yang sudah terdaftar atau tanah milik adat,
sebelum diukur oleh Kantah dan diberikan Nomor
Identifikasi Bidang Tanah (NIB).
5. PPAT bertanggung jawab secara pribadi atas pelaksanaan
[ES-TAM 2017] 340
tugas dan jabatannya dalam setiap pembuatan akta.
[ES-TAM 2017] 341

Anda mungkin juga menyukai