Anda di halaman 1dari 228

ORGANISASI

KELEMBAGAAN KEMENTERIAN Disampaikan Oleh :


AGRARIA DAN TATA RUANG/ ERNA SRIYATMI. B.Sc.SH.MM.

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL ERNA_SRY 21 1


I. SEJARAH KELEMBAGAAN KEMENTERIAN AGRARIAN DAN TATA
RUANG, BADAN PERTANAHAN NASIONAL

1. Periode Tahun 1945 – 1966 ( Orde Lama )


2. Periode Tahun 1967 – 1999 ( Orde Baru )
3. Periode Tahun 1999 – 2014 ( Era Reformasi )
4. Periode Tahun 2014 - 2019 ( Kabinet Kerja)
5. Periode Tahun 2019 – 2024 (Kabinet Indonesia Maju )

ERNA_SRY 21 2
SEKILAS SEJARAH KELEMBAGAAN AGRARIA DAN PERTANAHAN
Orde Lama
Orde Baru
(1945-1966) (1967-1999)

1. Kantor Urusan Agraria, Departemen 1. Direktorat Jenderal Agraria ,


Dalam Negeri tahun 1951 – 1952; Departemen Dalam Negeri .
2. Kementerian Agraria 1955– 1959; 1967 -1972(Peraturan Menteri No 1
3. Departeman Muda Agraria 1959 - Tahun 1967 Jo Peraturan Menteri
1960; Dalam Negeri No 6 Tahun 1972),
4. Departemen Agraria 1960 –
1962; 2. Direktorat Jenderal Agraria ( Th.
5. Departemen Koordinator Pertanian 1972-1988).Keputusan Menteri Dalam
dan Agraria 1962 – 1963; Negeri Nomor 88 Tahun1972,
6. Departemen Agraria ;1964 – 1965; penyatuan Instansi Agraria di tinkat
Peraturan Menteri Agraria Nomor 1 Propinsi dan Kabupaten.
Tahun 1965 3. Badan Pertanahan Nasional 1988 -
7. Direktorat Jenderal Agraria dan 1993; Keputusan Presiden Nomor 26
Transmigrasi;(Tahun 1965) Tahun 1988 tentang Badan Pertanahan
8. Direktorat Jendral Agraria, pada Nasional;
Depdagri. (Th 1965); 4. Kementerian NegaraAgraria/Badan
Pertanahan Nasional 1993 – 1999.

ERNA_SRY 21 3
SEKILAS SEJARAH KELEMBAGAAN AGRARIA DAN PERTANAHAN
Kabinet
Era Reformasi Era Kabinet Kerja Indonesia Maju
(1999-2015 (2015 -2019)
(2019-2024)
Kementerian Agraria dan Tata Kementerian Agraria dan Tata
Badan Pertanahan Nasional
Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(BPN) 2000 – 2019 Ø Perpres 17/2015 * Tentang Ø Perpres No 47/2020 Tentang
Ø Keppres 103/2001 BPN
Kementerian Agraria dan Tata Kementerian Agraria dan Tata Ruang
adalah LPND (Instansi
Ruang ditetapkan 26 Maret 2020
vertikal);
Ø Perpres 20/2015* Tentang Badan diundangkan 26 Maret 2020
Ø Perpres 10/2006 Ø Perpres No 48/2020 Tentang Badan
Pertanahan Nasional
Ø Perpres 63/2013 Ø Peraturan Menteri ATR BPN No 8 Pertanahan Nasional , ditetapkan
tentang BPN Tahun 2015* Tentang Organisasi Tanggal 26 Maret 2020, diundangkan
dan Tata Kerja Kementerian Agraria tanggal
dan Tata Ruang/BPN Jo No 23 Ø Peraturan Menteri ATR BPN No 16
Tahun 2019* Tahun 2020 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional ditetapkan 1 September
2020 diundangkan 2 September 2020

ERNA_SRY 21 4
SEJARAH KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG REPUBLIK INDONESIA
Periode 1945 – 1955 :
• Sebelum menjadi Kementerian Agraria periode tahun 1955, Kantor Urusan
A g r a r i a d i s e l e n g g a r a k a n o l e h  D e p a r t e m e n D a l a m N e g r i . H a l i n i
dikarenakan awalnya pemerintah pada waktu itu menganggap bahwa
urusan agraria belum merupakan urusan strategis yang diselenggarakan
oleh suatu lembaga di bawah kementerian.
Periode 1955 – 1960 :
• Pada tahun 1955 pertama kali, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor
55 Tahun 1955 dibentuk Kementerian Agraria Republik Indonesia berdiri
sendiri terpisah dari Depdagri
Periode 1957
• Keputusan Presiden No 190 Tahun 1957  Jawatan Pendaftaran Tanah
yang semula berada di Kementerian Kehakiman dialihkan
Era Orde Lama Kementerian Agraria.

1945 - 1960 Periode 1960


• Titik tolak Reformasi hukum pertanahan nasional terjadi pada 24
September 1960. Rancangan Undang-Undang Pokok Agraria, disetujui
dan disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960. Dengan
berlakunya UUPA tersebut, untuk pertama kalinya pengaturan tanah di
Indonesia menggunakan produk hukum nasional yang bersumber dari
hukum adat. Dengan ini pula Agrarische Wet dinyatakan dicabut dan tidak
berlaku. Tahun 1960 ini menandai berakhirnya dualisme hukum agraria
di Indonesia.

ERNA_SRY 21 5
Periode 1961 : Departemen Agraria.
Contoh produk hukum pada era 1961 : PMA No 10 Tahun 1961 Tentang Penunjukan
Pejabat dalam yang dimaksudkan dalam Pasal 9 PP 10/1961 (PPAT) , PMA Nomor 11
Tahun 1961 tentang Bentuk Akta PPAT.
Periode 1962 - 1964
• Departemen Agraria diubah menjadi Departemen Agraria dan Pertanian (tersirat dari
produk hukum pada masa 1962 – 1964 : Peraturan Menteri Agraria dan Pertania No 2
Tahun 1962; Peraturan Menteri Agraria dan Pertanian No 7 Tahun 1963; Peraturan
Menteri Agraria dan Pertania No 2 Tahun 1964;
Periode 1964 -1965
Peraturan Menteri Agraria Nomor 1 Tahun 1964, ditetapkan tugas, susunan, dan pimpinan
Departemen Agraria.
Periode 1965,

Era Orde Lama


• PMA No.1 Tahun1964, diubah dan disempurnakan dengan Peraturan Menteri Agraria
Nomor 1 Tahun 1965, menetapkan tugas Departemen Agraria serta menambahkan
Direktorat Transmigrasi dan Kehutanan ke dalam organisasi tersebut.

1945 - 1965
• Pada periode ini, terjadi penggabungan antara Kantor Inspeksi Agraria-Departemen
Dalam Negeri, Direktorat Tata Bumi-Departemen Pertanian, Kantor Pendaftaran Tanah-
Departemen Kehakiman. (terjadi penggabungan unit dari 3 Departemen)
Contoh produk hukum pada era1964 : PMA No 4 Tahun 1964 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Bagi Hasil .
Periode Transisi Orde Lama ke Orde Baru ( 1965 -1966) ,
• Departemen Agraria kembali diciutkan secara kelembagaan menjadi Direktorat
Jenderal. Hanya saja, kewenangan dan wilayahnya ditambah dengan Direktorat bidang
Transmigrasi sehingga namanya menjadi Direktorat Jenderal Agraria dan Transmigrasi,
di bawah Departemen Dalam Negeri. Penciutan ini dilakukan oleh Pemerintah Orde
Baru dengan alasan efisiensi dan penyederhanaan organisasi.
• Pada tahun yang sama terjadi perubahan organisasi yang mendasar. Direktorat
Jenderal Agraria tetap menjadi salah satu bagian dari Departemen Dalam Negeri dan
berstatus Direktorat Jenderal, sedangkan permasalahan transmigrasi ditarik ke
dalam Departemen Veteran, Transmigrasi, dan Koperasi.

ERNA_SRY 21 6
SEJARAH KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG REPUBLIK INDONESIA
Periode 1972
• Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 88 Tahun 1972,
ditetapkan mengenai penyatuan instansi Agraria di daerah di tingkat
provinsi, selanjutnya dibentuk Kantor Direktorat Agraria Provinsi,
sedangkan di tingkat kabupaten/kota dibentuk Kantor Sub Direktorat
Agraria Kabupaten/ Kotamadya.
• (Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 88 Tahun1972 Tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Agraria Provinsi dan Sub
Direktorat Agraria Kabupaten/Kotamadya,
Mencabut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 145 Tahun 1969 . ).

Orde Baru Periode 1988


• Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988 tentang
Badan Pertanahan Nasional, merupakan tonggak sejarah terbentuknya
Badan Pertanahan Nasional menggantikan Direktorat Jenderal Agraria.
Sejalan dengan meningkatnya pembangunan nasional yang menjadi tema
sentral proyek ekonomi – politik Orde Baru, kebutuhan akan tanah
juga makin meningkat. Persoalan yang dihadapi Direktorat Jenderal
Agraria bertambah berat dan rumit. Untuk mengatasi hal tersebut, status
Direktorat Jenderal Agraria ditingkatkan menjadi Lembaga Pemerintah
Non Departemen dengan nama Badan Pertanahan Nasional. Dengan
lahirnya Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988 tersebut, Badan
Pertanahan Nasional bertanggung jawab langsung kepada Presiden. ERNA_SRY 21 7
SEJARAH KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG REPUBLIK INDONESIA

Periode 1993 – 1998


• Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun
1993, tugas Kepala Badan Pertanahan Nasional kini
Era Orde Baru dirangkap oleh Menteri Negara Agraria. Kedua
lembaga tersebut dipimpin oleh satu orang sebagai
1966-1998 Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional. Dalam pelaksanaan tugasnya,
Kantor Menteri Negara Agraria berkonsentrasi
merumuskan kebijakan yang bersifat koordinasi,
sedangkan Badan Pertanahan Nasional l ebi h
berkonsentrasi pada hal-hal yang bersifat
operasional.

ERNA_SRY 21 8
SEJARAH KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG REPUBLIK INDONESIA

Periode 1999
• Pada masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman
Wahid pada tahun 1999, Kementerian Negara Agraria
Era Reformasi dibubarkan melalui Keputusan Presiden Nomor 154
1998 sd. 1999 Tahun 1999 tentang Perubahan Keputusan Presiden
Nomor 26 Tahun 1988.
• Kepala Badan Pertanahan Nasional dirangkap oleh
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.
• Pelaksanaan pengelolaan pertanahan sehari-harinya
dilaksanakan Wakil Kepala Badan Pertanahan
Nasional.

ERNA_SRY 21 9
SEJARAH KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG REPUBLIK INDONESIA
Periode 2001, Nama Lembaga Badan Pertanahan Nasional,
• Pada Era Kepemimpinan Megawati, berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departeme

Periode Tahun 2003,


Era Reformasi Keputusan Presiden No 34 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Nasional di
Bidang Pertanahan memposisikan BPN sebagai Lembaga yang menangani
2001 - 2015 kebijakan nasional di bidang pertanahan.

Periode 2006 - 2015 , Nama Lembaga Badan Pertanahan Nasional,


• Pada Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kedudukan BPN diperkuat
dengan diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan
Pertanahan Nasional dan menempatkan BPN RI di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Pada tahun 2013
• Pada tahun 2013 Lembaga BPN di perkuat dan disempurnakan dengan
Perpres No 63 tahun 2013 Tentang Badan Pertanahan Nasion a l.
Peraturan ini mencabut Perpres No 10 Tahun 2006 yang telah diubah dengan
Prepres No 85 Tahun 2012 .
ERNA_SRY 21 10
Periode 2015 – 2019
Pada Era Kabinet Kerja, masa kepemimpinan Presiden Jokowi.  Lembaga Agraria kembali diperkuat
yakni dengan menggabungkan Badan Pertanahan Nasional dengan unit pemerintah yang mengurusi
penataan ruang, planologi dan perencanaan kehutanan, serta informasi geospasial. Penggabungan
struktur ini diikuti dengan uraian tugas dan fungsi kelembagaan Kementerian Agraria.

Kabinet Keppres 121/P Th. 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet
Kerja Periode 2014-2019; dan Perpres No.165 Th.2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet

Kerja Kerja

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional merupakan Penggabungan 2


2015 - 2019 (dua) Organisasi, yaitu BPN dan Dirjen Tata Ruang pada Kementerian PU
Perpres No. 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara
Kementerian Agraria dan Tata Ruang masuk Kategori Cluster II yaitu : Kementerian yang menangani
urusan pemerintah yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD 1945,

• Perpres Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang
• Perpres Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional

Permen ATR/Kepala BPN Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/ Badan Pertanahan Nasional.

ERNA_SRY 21 11
Latar belakang dan dasar hukum pembetukan Kementerian ATR/BPN
pada Era Pemerintahan Kabinet Indonesia Maju, Tahun 2019 – 2024.

Undang-Undang No 39 Tahun
2008
Perpres No 47/2020 Tentang
KEMENTERIAN AGRARIA DAN Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Kepres 113/P Tahun 2019 TATA RUANG ditetapkan 26 Maret 2020
Tentang Pembentukan diundangkan 26 Maret 2020
Kementerian Negara dan
Pengangkatan Menteri Negara
Kabinet Indonesia Maju
Tindak Lanjut periode 2019 - 2024

BADAN PERTANAHAN Perpres No 48/2020, Tentang Badan


Dalam rangka mendukung Pertanahan Nasional ditetapkan 26 Maret
NASIONAL 2020, diundangkan 26 Maret 2020
efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan tugas dan fungsi di
bidang pertanahan dipandang
perlu melakukan penyempurnaan
organisasi dan tata kerja Badan
Pertanahan Nasional
• Peraturan Menteri ATR BPN No 16 Tahun 2020 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional ditetapkan 1 September
• Perpres Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang Mencabut 2020 diundangkan 2 September 2020
• Perpres Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional • Permen ATR Ka.BPN No 17 Tahun 2020 Tentang Organisasi
• Permen ATR Ka.BPN No 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Jo Permen ATR Ka.BPN No 23 Tahun 2019 dan Kantor Pertanahan
ERNA_SRY 21 12
ORGANISASI KEMENTERIAN ATR/BPN

ERNA_SRY 21 13
DASAR HUKUM PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
KEMENTERIAN AGRAIA DAN TATA UANG.
Kabinet Kerja Periode Kabinet Indonesia Maju
2015 - 2019 2019 - 2024
• Dasar Pembentukan : • Dasar Pembentukan :
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17/2015 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47/2020
Tentang Kementerian Agraria Dan Tata Ruang, ditetapkan di Tentang Kementerian Agraria Dan Tata Ruang, ditetapkan di
Jakarta tanggal 21 Januari 2015, diundangkan di Jakarta Jakarta tanggal 26 Maret 2020, diundangkan di Jakarta pada
pada tanggal 23 Januari 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK tanggal 26 Maret 2020 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 18 INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR 83
• Kedudukan : • Kedudukan :
Kementerian Agraria dan Tata Ruang berada dibawah dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden dan Kementerian bertanggung jawab kepada Presiden dan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang dipimpin oleh Menteri . Agraria dan Tata Ruang dipimpin oleh Menteri (Pasal 1)
Ø Dalam memimpin Kementerian, Menteri dibantu oleh
Wakil Menteri sesuai dengan Penunjukan Presiden
Ø Wakil Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
Ø Wakil Menteri berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri
Ø Wakil Menteri mempunyai tugas membantu Menteri
dalam memimpin pelaksanaan tugas Kementerian Agraria
dan Tata Ruang (Pasal 2)
• Menteri dan Wakil Menteri merupakan satu kesatuan unsur
Kementerian (Pasal 3)
• Tugas Pokok • Tugas Pokok :
Kementerian Agraria dan Tata Ruang : Menyerlenggarakan Kementerian Agraria dan Tata Ruang , Menyerlenggarakan
urusan pemerintah dibidang Pertanahan/Agraria dan Tata urusan pemerintah dibidang Pertanahan/Agraria dan Tata
Ruang untuk membantu Presiden dalam menjalankan Ruang untuk membantu Presiden dalam menjalankan
ERNA_SRY 21 14
pemerintahan negara. pemerintahan negara (Pasal 4)
KEMENTERIAN AGRARIAN DAN TATA RUANG menyelenggarakan fungsi
Kabinet Kerja Periode Kabinet Indonesia Maju
2015 – 2019* 2019 - 2024
a) Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di a) Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang tata ruang, infrastruktur keagrariaan/pertanahan, bidang tata ruang, survei dan pemetaan pertanahan dan
hubungan hukum keagrariaan/pertanahan, penataan ruang, penetapan hak dan pendaftaran tanah, penataan
agrarian/pertanahan, pengadaan tanah, pengendalian, keagrarian, pengadaan tanahdan pengembangan
pemanfaatan r u an g dan pen gu asaan t an ah , ser t a pertanahan, pengendalian dan penertipan tanah dan ruang,
penanganan masalah agrarian/pertanahan, pemanfaatan serta penanganan konflik pertanahan;
ruang, dan tanah; b) Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian
b) Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepadda seluruh unsur organisasi di
dukungan administrasi kepadda seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan c) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
Pertanahan Nasional (ATR/BPN); tanggung jawab Kementrian Agraria dan Tata Ruang;
c) Pengelolaan barang milik /kekayaan negara yang menjadi d) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
tanggung jawab Kementerian ATR/BPN; Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
d) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan e) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
Kementerian ATR/BPN; pelaksanaan urusan Kementerian Agraria dan Tata Ruang di
e) Pelak san aan bimb i n ga n t e k n i s d a n s u p e r v i s e a t a s daerah; dan
pelaksanaan urusan Kementerian ATR/BPN di daerah; dan f) Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada
f) Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantive kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agraria
seluruh unsur orgaisasi di lingkungan Kementerian ATR/BPN dan Tata Ruang.

ERNA_SRY 21 15
SUSUNAN ORGANISASI
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
Kabinet Kerja Periode Kabinet Indonesia Maju
2015 – 2019 2019 – 2024
(Perpres No 17 Tahun 2015)* (Perpres No 47 Tahun 2020 Pasal 6)
Susunan Organisasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang terdiri dari : Susunan Organisasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang terdiri dari :
a. Sekretariat Jenderal; a. Sekretariat Jenderal;
b. Direktorat Jenderal Tata Ruang; b. Direktorat Jenderal Tata Ruang;
c. Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan; c. Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan
d. Direktorat Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan; Ruang;
e. Direktorat Jenderal Penataan Agraria; d. Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah;
f. Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah; e. Direktorat Jenderal Penataan Agraria;
g. Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan f. Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan
Penguasaan Tanah; Pertanahan;
h. Direktorat Jenderal Penanganan Masalah Agraria, Pemanfaatan g. Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan
Ruang dan Tanah; Ruang;
i. Inspektorat Jenderal; h. Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik
j. Staf Ahli Bidang Landreform dan Hak Masyarakat atas Tanah; Pertanahan;
k. Staf Ahli Bidang Masyarakat Adat dan Kemasyarakatan; dan i. Inspektorat Jenderal;
l. Staf Ahli Bidang Ekonomi Pertanahan. j. Staf Ahli Bidang Hukum Agraria dan Masyarakat Adat;
k. Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi;
l. Staf Ahli Bidang Partisipasi Masyarakat dan Pemerintah
* Dicabut Daerah;
m. Staf Ahli Bidang Pengembangan Kawasan; dan
n. Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi.

ERNA_SRY 21 16
DI SAMPING STAF AHLI MENTERI, TERDAPAT STAF KHUSUS

ADA 5 Staf Khusus :


1. Staf Khusus Menteri ATR/Ka BPN Bidang Manajemen Data.
2. Staf Khusus Menteri ATR/Ka BPN Bidang Kelembagaan
3. Staf Khusus Menteri ATR/Ka BPN Bidang Pengembangan Tehnologi Informasi
4. Staf Khusus Menteri ATR/Ka BPN Bidang Penanganan Sengketa dan Konflik Tanah
dan Ruang
5. Staf Khusus Menteri ATR/Ka BPN Bidang Hukum Adat.
dan juga didukung oleh TENAGA AHLI sesuai kebutuhan..

ERNA_SRY 21 17
SEKRETARIAT JENDERAL (SETJEN)
Pasal 7
(1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.

Pasal 8
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang.

ERNA_SRY 21 18
SEKRETARIAT JENDERAL
MENYELENGGARAKAN FUNGSI
Pasal 9
a. Koordinasi kegiatan Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
b. Koordinasi dan penyrusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Agraria dan Tata
Ruang;
c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi
KementeriaAgraria dan Tata Ruang;
d. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundangan serta pelaksanaan advokasi hukum;
f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/ kekayaan negara dan layanan pengadaan barang
jasa; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

ERNA_SRY 21 19
DIREKTORAT JENDERAI TATA RUANG
Pasal 10
(1) Direktorat Jenderal Tata Ruang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Tata Ruang dipimpin oleh Direktur Jenderal.

Pasal 11
Direktorat Jenderal Tata Ruang mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

ERNA_SRY 21 20
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG
MENYELENGGARAKAN FUNGSI
Pasal 12
a. Perumusan kebijakan di bidang perencanaan tata ruang nasional, pembinaan perencanaan tata
ruang daerah, dan sinkronisasi pemanfaatan ruang;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan tata ruang nasional, pembinaan perencanaan tata
ruang daerah, dan sinkronisasi pemanfaatan ruang;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perencanaan tata ruang nasional,
pembinaan perencanaan tata ruang daerah, dan sinkronisasi pemanfaatan ruang;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan tata ruang nasional, pembinaan
perencanaan tata ruang daerah, dan sinkronisasi pemanfaatan ruang;
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Tata Ruang; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

ERNA_SRY 21 21
DIREKTORAT JENDERAL SURVEI DAN PEMETAAN
PERTANAHAN DAN RUANG

Pasal 13
(1) Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri
(2) Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang dipimpin oleh Direktur Jenderal.

Pasal 14
Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengukuran dan pemetaan
kadastral, pengukuran dan pemetaan dasar pertanahan, serta survei dan pemetaan tematik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

ERNA_SRY 21 22
DIREKTORAT JENDERAL SURVEI DAN PEMETAAN PERTANAHAN DAN
RUANG MENYELENGGARAKAN FUNGSI:
Pasal 15
a. Perumusan kebijakan di bidang pengukuran dan pemetaan kadastral, pengukuran dan pemetaan dasar pertanahan, serta survei dan pemetaan
tematik;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengukuran dan pemetaan kadastral, pengukuran dan pemetaan dasar pertanahan, serta survedan
pemetaan tematik;
c. Pelaksanaan kebijakan pembinaan surveyor dan pemanfaatan peralatan survei dan pemetaan;
d. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengukuran dan pemetaan kadastral, pengukuran dan pemetaan dasar
pertanahan, serta survei dan pemetaan tematik;
e. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengukuran dan pemetaan kadastral, pengukuran dan pemetaan dasar pertanahan, serta
survei dan pemetaan tematik;
f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengukuran dan pemetaan kadastral, pengukuran dan pemetaan dasar pertanahan, serta survei
dan pemetaan tematik;
g. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

ERNA_SRY 21 23
DIREKTORAT JENDERAL
PENETAPAN HAK DAN PENDAFTARAN TANAH

Pasal 16
(1) Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah dipimpin oleh
Direktur Jenderal.

ERNA_SRY 21 24
TUGAS DIREKTORAT JENDERAL
PENETAPAN HAK DAN PENDAFTARAN TANAH

Pasal 17
Direktorat Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan penetapan hak tanah dan
ruang, pengaturan pendaftaran tanah dan ruang, pengaturan hak komunal, serta
pengaturan dan penetapan tanah instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

ERNA_SRY 21 25
DIREKTORAT JENDERAL PENETAPAN HAK DAN PENDAFTARAN TANAH
MENYELENGGARAKAN FUNGSI
Pasal 18
a. Perumusan kebijakan di bidang pengaturan penetapan hak tanah dan ruang, pengaturan pendaftaran tanah dan
ruang, pengaturan hak komunal, pengaturan dan penetapan tanah instansi pemerintah, serta pembinaan Pejabat
Pembuat Akta Tanah;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan penetapan hak tanah dan ruang, pengaturan pendaftaran tanah dan
ruang, pengatura hak komunal dan hubungan kelembagaan, pengaturan dan penetapan tanah instansi pemerintah,
serta pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengaturan penetapan hak tanah dan ruang,
pengaturan pendaftaran tanah dan ruang, pengaturan hak komunal, pengaturan dan penetapan tanah instansi
pemerintah, serta pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengaturan penetapan hak tanah dan ruang, pengaturan
pendaftaran tanah dan ruang, pengaturan hak komunal, pengaturan dan penetapan tanah instansi pemerintah, serta
pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengaturan penetapan hak tanah dan ruang, pengaturan
pendaftaran tanah dan ruang, pengaturan hak komunal dan hubungan kelembagaan, pengaturan dan penetapan
tanah instansi pemerintah, serta pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah;
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. ERNA_SRY 21 26
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN AGRARIA

Pasal 19
(1) Direktorat Jenderal Penataan Agraria berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Penataan Agraria dipimpin oleh Direktur Jenderal

ERNA_SRY 21 27
TUGAS DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN AGRARIA

Pasal 20
Direktorat Jenderal Penataan Agraria mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang redistribusi tanah, pemberdayaan
tanah masyarakat, penatagunaan tanah dan penataan wilayah pesisir, pulau-pulau
kecil, perbatasan dan wilayah tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

ERNA_SRY 21 28
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN AGRARIA
MENYELENGGARAKAN FUNGSI
Pasal 21
a. Perumusan kebijakan di bidang redistribusi tanah, pemberdayaan tanah masyarakat, penatagunaan tanah dan
penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang redistribusi tanah, pemberdayaan tanah masyarakat, penatagunaan tanah dan
penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang redistribusi tanah, pemberdayaan tanah masyarakat,
penatagunaan tanah dan penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang redistribusi tanah, pemberdayaan tanah masyarakat,
penatagunaan tanah dan penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang redistribusi tanah, pemberdayaan tanah masyarakat, penatagunaan
tanah dan penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penataan Agraria; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

ERNA_SRY 21 29
DIREKTORAT JENDERAL PENGADAAN TANAH
DAN PENGEMBANGAN PERTANAHAN

Pasal 22
(1) Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan dipimpin
oleh Direktur Jenderal.

ERNA_SRY 21 30
TUGAS DIREKTORAT JENDERAL PENGADAAN TANAH DAN
PENGEMBANGAN PERTANAHAN

Pasal 23
Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan mempunyai
tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan pengadaan tanah dan pencadangan tanah, konsolidasi tanah dan
pengembangan pertanahan, penilaian tanah dan ekonomi pertanahan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

ERNA_SRY 21 31
DIREKTORAT JENDERAL PENGADAAN TANAH DAN PENGEMBANGAN
PERTANAHAN MENYELENGGARAKAN FUNGSI
Pasal 24
a. Perumusan kebijakan di bidang pembinaan pengadaan tanah dan pencadangan tanah yang berasal dari tanah terlantar, bekas hak
dan tanah lainnya, konsolidasi tanah dan pengembangan pertanahan, penilaian tanah dan ekonomi pertanahan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pengadaan tanah dan pencadangan tanah yang berasal dari tanah terlantar, bekas
hak dan tanah lainnya, konsolidasi tanah dan pengembangan pertanahan, penilaian tanah dan ekonomi pertanahan;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan pengadaan tanah dan pencadangan tanah yang berasal
dari tanah terlantar, bekas hak dan tanah lainnya, konsolidasi tanah dan pengembangan pertanahan, penilaian tanah dan ekonomi
pertanahan;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan pengadaan tanah dan pencadangan tanah yang berasal dari tanah
terlantar, bekas hak dan tanah lainnya, konsolidasi tanah dan pengembangan pertanahan, penilaian tanah dan ekonomi
pertanahan;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan pengadaan tanah dan pencadangan tanah yang berasal dari tanah
terlantar, bekas hak dan tanah lainnya, konsolidasi tanah dan pengembangan pertanahan, penilaian tanah dan ekonomi pertanahan;
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
ERNA_SRY 21 32
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN
TANAH DAN RUANG

Pasal 25
(1) Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang dipimpin oleh
Direktur Jenderal.

ERNA_SRY 21 33
TUGAS DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN
TANAH DAN RUANG
Pasal 26
Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penerbitan Tanah dan Ruang memunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian
pemanfaatan ruang, pengendalian alih fungsi lahan, pengendalian wilayah pesisir,
pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu, penertiban pemanfaatan ruang,
dan penertiban penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

ERNA_SRY 21 34
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN TANAH DAN
RUANG MENYELENGGARAKAN FUNGSI
Pasal 27
a. Perumusan kebijakan di bidang pengendalian pemanfaatan ruang, pengendalian alih fungsi lahan,
pengendalian wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu, penertiban pemanfaatan
ruang, dan penertiban penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian pemanfaatan ruang, pengendalian alih fungsi lahan,
pengendalian wiiayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu, penertiban pemanfaatan
ruang, dan penertiban penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian pemanfaatan ruang, pengendalian
alih fungsi lahan, pengendalian wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu, penertiban
pemanfaatan ruang, dan penertiban penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian pemanfaatan ruang, pengendalian alih
fungsi lahan, pengendalian wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu, penertiban
pemanfaatan ruang, dan penertiban penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian pemanfaatan ruang, pengendalian alih fungsi
lahan, pengendalian wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu, penertiban
pemanfaatan ruang, dan penertiban penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah;
f. Pelaksanaan administrasi direktorat jenderal pengendalian dan penertiban tanah dan ruang; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh menteri.

ERNA_SRY 21 35
DIREKTORAT JENDERAL PENANGANAN SENGKETA
DAN KONFLIK PERTANAHAN

Pasal 28
(1) Direktorat Jenderal Penanganan Konflik Pertanahan berada di bertanggung jawab
kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Penanganan Konflik Pertanahan dipimpin Jenderal.

ERNA_SRY 21 36
TUGAS DIREKTORAT JENDERAL PENANGANAN SENGKETA
DAN KONFLIK PERTANAHAN

Pasal 29
Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan memiliki tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan dan
pencegahan sengketa dan konflik pertanahan serta penanganan perkara pertanahan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

ERNA_SRY 21 37
DIREKTORAT JENDERAL PENANGANAN SENGKETA DAN KONFLIK
PERTANAHAN MENYELENGGARAKAN FUNGSI

Pasal 30
a. Perumusan kebijakan di bidang penanganan dan pencegahan sengketa dan konflik pertanahan serta
penanganan perkara pertanahan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan dan pencegahan sengketa dan konflik pertanahan,
penanganan perkara pertanahan serta hubungan kelembagaan penanganan konflik pertanahan;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penanganan dan pencegahan sengketa dan
konflik pertanahan serta penanganan perkara pertanahan;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penanganan sengketa dan konflik pertanahan serta
penanganan perkara pertanahan;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penanganan dan pencegahan sengketa dan konflik
pertanahan, penanganan perkara pertanahan serta hubungan kelembagaan penanganan konflik
pertanahan;
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

ERNA_SRY 21 38
INSPEKTORAT JENDERAL

Pasal 31
(1) Inspektorat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal.

Pasal 32
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan intern di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

ERNA_SRY 21 39
INSPEKTORAT JENDERAL MENYELENGGARAKAN FUNGSI

Pasal 33
a. Penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan kementerian agraria dan
tata ruang;
b. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan kementerian agraria dan tata ruang
terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantalran, dan kegiatan
pengawasan lainnya;
c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan menteri;
d. Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan kementerian agraria dan tata ruang;
e. Pelaksanaan administrasi inspektorat jenderal; dan
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh menteri.

ERNA_SRY 21 40
STAF AHLI
Pasal 34
Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan secara
administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal

ERNA_SRY 21 41
STAF AHLI
Pasal 35
1) Staf Ahli Bidang Hukum Agraria dan Masyarakat Adat mempunyai tugas memberikan
rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang hukum
agraria dan masyarakat adat.
2) Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap
isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang reformasi birokrasi.
3) Staf Ahli Bidang Partisipasi Masyarakat dan Pemerintah Daerah mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
partisipasi masyarakat dan pemerintah daerah.
4) Staf Ahli Bidang Pengembangan Kawasan mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang pengembangan kawasan.
5) Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap
isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang teknologi informasi.
ERNA_SRY 21 42
PUSAT
Pasal 36
(1) Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang dapat dibentuk Pusat yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan beban kerja.
(2) Pusat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui
Sekretaris Jenderal.
(3) Pusat dipimpin oleh seorang Kepala.

ERNA_SRY 21 43
UNIT PELAKSANA TEKNIS
Pasal 37
1) Untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang dapat dibentuk Unit Pelaksana
Teknis.
2) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala.

Pasal 38
Unit Pelaksana Teknis Kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1)
ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara.
ERNA_SRY 21 44
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 39
Di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang dapat ditetapkan jabatan
fungsional sesuai dengan kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

ERNA_SRY 21 45
TATA KERJA KEMENTERIAN ATR

Pasal 40
Menteri dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus menerapkan sistem akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah.
Pasal 41
1) Kemen teria n Ag ra ria d a n Ta ta Ru a n g h a r u s menyu su n p roses b isn is ya n g
menggambarkan tata hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang.
2) Proses bisnis antar unit organisasi di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 42
Menteri menyampaikan laporan kepada Presiden mengenai hasil pelaksanaan urusan
pemerintahan di bidang agraria dan tata ruang secara berkala atau sewaktu-waktu sesuai
kebutuhan.
ERNA_SRY 21 46
Pasal 43
Kementerian Agraria dan Tata Ruang harus menyrusun analisis jabatan, peta jabatan, analisis
beban kerja, dan uraian tugas terhadap seluruh jabatan di lingkungan Kementerian Agraria
dan Tata Ruang.
Pasal 44
Setiap unsur di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang dalam melaksanakan
tugasnya harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang, maupun dalam hubungan antar kementerian
atau dengan lembaga lain terkait.
Pasal 45
Semua unsur di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang harus menerapkan sistem
pengendalian intern di lingkungan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

ERNA_SRY 21 47
Pasal 46
1) S e t i a p p i m p i n a n s a t u a n o r ga n i s a s i b e r t a n g g u n g j a wa b m e m i m p i n d a n
mengoordinasikan bawahan dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas sesuai dengan uraian tugas yang telah ditetapkan.
2) Pengarahan dan petunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diikuti dan
dipatuhi oleh bawahan secara bertanggungjawab serta dilaporkan secara berkala
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 47
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan
dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya.

ERNA_SRY 21 48
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 49
Wakil Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) juga merupakan
Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional.
Pasal 50
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat
persetujuan dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
aparatur negara.

ERNA_SRY 21 49
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 51
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, ketentuan pelaksanaan dari
Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 18), masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diubah dan/atau diganti dengan
peraturan baru berdasarkan Peraturan Presiden ini.
Pasal 52
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada beserta
pejabat yang memangku jabatan di Kementerian Agraria dan Tata Ruang, tetap
melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan dibentuk jabatan baru dan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan Presiden ini.
ERNA_SRY 21 50
ERA KABINET INDONESIA MAJU
( PERIODE TAHUN 2019 – 2024)

BADAN PERTANAHAN NASIONAL


( BPN)

ERNA_SRY 21 51
DASAR HUKUM PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN)
Kabinet Kerja Periode Kabinet Indonesia Maju
2015 – 2019* 2019 - 2024
• Dasar Pembentukan : • Dasar Pembentukan :
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20/2015 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 48/2020
Tentang Badan Pertanahan Nasional, ditetapkan di Jakarta Tentang Badan Pertanahan Nasional, ditetapkan di Jakarta
tanggal 21 Januari 2015, diundangkan di Jakarta pada tanggal 26 Maret 2020, diundangkan di Jakarta pada tanggal
tanggal 23 Januari 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK 26 Maret 2020 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 21 TAHUN 2020 NOMOR 84

• Kedudukan : • Kedudukan (Pasal 1) :


Ø Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah Lembaga Ø Badan Pertanahan Nasional yang selanjutnya disebut BPN
Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada
bertanggung jawab kepada Presiden; di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Ø BPN dipimpin oleh seorang Kepala; Ø BPN dipimpin oleh Kepala.

• Tugas Pokok : • Tugas Pokok (Pasal 2) :


Ø Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan Ø B a d a n Pe r t a n a h a n N a s i o n a l m e m p u n y a i t u g a s
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan
undangan; sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ø Dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPN dikoordinasikan
oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agraria dan tata ruang;

ERNA_SRY 21 52
BADAN PERTANAHAN NASIONAL menyelenggarakan fungsi
Kabinet Kerja Periode Kabinet Indonesia Maju
2015 – 2019 2019 – 2024
(Perpres No 20 Tahun 2015)* (Perpres No 48 Tahun 2020)

a. Penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan; a. Penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan;
b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sur vei, b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei dan pemetaan
pengukuran, dan pemetaan; pertanahan;
c. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan c. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak dan
hak tanah, pendaftaran tanah, dan pemberdayaan masyarakat; pendaftaran tanah;
d. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan, d. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang redistribusi tanah,
penataan dan pengendalian kebijakan pertanahan; pemberdayaan tanah masyarakat, penatagunaan tanah, penataan tanah sesuai
e. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan rencana tata ruang, dan penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan
tanah; dan wilayah tertentu;
f. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian e. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah dan
dan penanganan sengketa dan perkara pertanahan; pengembangan pertanahan;
g. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPN; f. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan penertiban
h. Pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian penguasaan dan pemilikan tanah, serta penggunaan dan pemanfaatan tanah
dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di sesuai rencana tata ruang;
lingkungan BPN; g. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan dan pencegahan
i. Pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian sengketa dan konflik serta penanganan perkara pertanahan;
pangan berkelanjutan dan informasi di bidang pertanahan; h. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPN;
j. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang i. Pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
pertanahan; dan kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPN;
k. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang j. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pertanahan dan lahan pertanian
pertanahan. pangan berkelanjutan;
k. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan; dan
* Dicabut , tidak berlaku lagi.. l. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanahan.
ERNA_SRY 21 53
SUSUNAN ORGANISASI
BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN)

Kabinet Kerja Periode Kabinet Indonesia Maju


2015 – 2019 2019 – 2024
(Perpres No 20 Tahun 2015)* (Perpres No 48 Tahun 2020)
Susunan Organisasi Badan Pertanahan Nasional terdiri Susunan Organisasi Badan Pertanahan Nasional (Pasal
atas : 4) terdiri atas :
a. Kepala yang dijabat oleh Menteri Agraria dan Tata a. Kepala yang dijabat oleh Menteri Agraria dan Tata
Ruang; Ruang;
b. Susunan unit organisasi Eselon I menggunakan susunan b. Wakil Kepala yang dijabat oleh Wakil Menteri
organisasi Eselon I pada Kementerian Agraria dan Tata Agraria dan Tata Ruang; dan
Ruang yang tugas dan fungsinya bersesuaian. c. Susunan unit organisasi Eselon I teknis menggunakan
* Telah dicabut, tidak berlaku lagi. Diganti dngan- susunan organisasi Eselon I pada Kementerian Agraria
dan Tata Ruang yang tugas dan fungsinya bersesuaian.

ERNA_SRY 21 54
LANJUTAN –
SUSUNAN ORGANISASI
BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN).
PERIODE TH.2019 -2024.
Pasal 5 :
Kepala dan Wakil Kepala merupakan satu kesatuan unsur pemimpin BADAN
PERTANAHAN NASIONAL
Pasal 6 :
(1) Wakil Kepala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden.
(2) Wakil Kepala berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(3) Wakil Kepala mempunyai tugas membantu Kepala dalam memimpin pelaksanaan
tugas dan fungsi BPN.
(4) Rincian tugas Wakil Kepala ditetapkan oleh Kepala.
ERNA_SRY 21 55
LANJUTAN –
SUSUNAN ORGANISASI
BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN)
Unsur Pendukung

Pasal 7 :
Unsur pendukung BPN menggunakan unsur pendukung yang ada pada Kementerian
Agraria dan Tata Ruang yang tugas dan fungsinya bersesuaian.

ERNA_SRY 21 56
KANTOR WILAYAH DAN KANTOR PERTANAHAN
Pada Era Kabinet Indonesia Maju Periode 2019 – 2024
Pasal 8 :
(1) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi BPN di daerah, dibentuk Kantor
Wilayah BPN di provinsi dan Kantor Pertanahan di kabupaten/kota.
(2) Kantor Pertanahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk lebih
dari 1 (satu) Kantor Pertanahan di tiap kabupaten/kota.
(3) Tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Kantor Wilayah BPN dan Kantor
Pertanahan ditetapkan oleh Kepala setelah mendapat persetujuan dari menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara.

ERNA_SRY 21 57
JABATAN FUNGSIONAL
PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Pasal 9 :
Di lingkungan BPN dapat ditetapkan jabatan fungsional sesuai dengan kebutuhan
yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

ERNA_SRY 21 58
TATA KERJA
PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL (Pasal 10 – Pasal 16)
Pasal 10
(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BPN harus menyusun proses bisnis yang
menggambarkan tata hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit
organisasi di lingkungan BPN.
(2) Proses bisnis antar unit organisasi di lingkungan BPN sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala.

Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya
ERNA_SRY 21 59
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
BPN dalam melaksanakan tugasnya menggunakan unit organisasi dan sumber daya
di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang yang tugas dan fungsinya
bersesuaian.

ERNA_SRY 21 60
PERIODE KABINET INDONESIA MAJU
(TAHUN 2019-2024)

ORGANISASI DAN TATA KERJA


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

ERNA_SRY 21 61
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2020
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGRARIA
DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENCABUT :
Permen ATR Ka.BPN No 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional Jo Permen ATR Ka.BPN No 23 Tahun 2019

ERNA_SRY 21 62
LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2020 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL

ØMelaksanakan ketentuan Pasal 50 Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang


Kementerian Agraria dan Tata Ruang, dan
ØMenindaklanjuti Pasal 4 dan Pasal 7 Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang
Badan Pertanahan Nasional,
ØPerlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;

ERNA_SRY 21 63
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN AGRARIA DAN
TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Pasal 1
(1) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
(2) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dipimpin oleh
Menteri yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Badan Pertanahan Nasional.

ERNA_SRY 21 64
TUGAS KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN
PERTANAHAN NASIONAL

Pasal 2
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata
ruang untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

ERNA_SRY 21 65
KEPEMIMPINAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN
NASIONAL
Pasal 3
1) Dalam Memimpin Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Menteri/Kepala dibantu oleh Wakil
Menteri/Wakil Kepala sesuai dengan penunjukan Presiden.
2) Wakil Menteri/Wakil Kepala diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
3) Wakil Menteri/Wakil Kepala berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri/Kepala.
4) Wakil Menteri/Wakil Kepala mempunyai tugas membantu Menteri/Kepala dalam memimpin pelaksanaan tugas
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
5) Ruang lingkup bidang tugas Wakil Menteri/Wakil Kepala sebagaimana dimaksud pada ayat (4), meliputi:
a. Membantu Menteri/Kepala dalam perumusan dan/atau pelaksanaan kebijakan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional; dan
b. Membantu Menteri/Kepala dalam mengoordinasikan pencapaian kebijakan strategis lintas unit organisasi Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya atau Eselon I di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional
Pasal 4
Menteri/Kepala dan Wakil Menteri/Wakil Kepala merupakan satu kesatuan unsur pemimpin Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

ERNA_SRY 21 66
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN
NASIONAL MENYELENGGARAKAN FUNGSI
Pasal 5
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang tata ruang, survei dan
pemetaan pertanahan dan ruang, penetapan hak dan pendaftaran tanah, penataan
agraria, pengadaan tanah dan pengembangan pertanahan, pengendalian dan
penertiban tanah dan ruang, serta penanganan sengketa dan konflik pertanahan;
2. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
5. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di daerah; dan
6. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
ERNA_SRY 21 67
SUSUNAN ORGANISASI - KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN
PERTANAHAN NASIONAL (Permen No 16 Tahun 2020)
Pasal 6
a. Sekretariat Jenderal, yang selanjutnya disebut Setjen;
b. Direktorat Jenderal Tata Ruang, yang selanjutnya disebut Ditjen I;
c. Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang, yang selanjutnya disebut Ditjen II;
d. Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah, yang selanjutnya disebut Ditjen III;
e. Direktorat Jenderal Penataan Agraria, yang selanjutnya disebut Ditjen IV;
f. Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan, yang selanjutnya disebut Ditjen V;
g. Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, yang selanjutnya disebut Ditjen VI;
h. Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan, yang selanjutnya disebut Ditjen VII;
i. Inspektorat Jenderal, yang selanjutnya disebut Itjen;
j. Staf Ahli Bidang Hukum Agraria dan Masyarakat Adat;
k. Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi;
l. Staf Ahli Bidang Partisipasi Masyarakat dan Pemerintah Daerah;
m. Staf Ahli Bidang Pengembangan Kawasan;
n. Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi;
o. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia, yang selanjutnya disebut PPSDM;
p. Pusat Pengembangan dan Standarisasi Kebijakan Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan; dan
q. Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata Ruang dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, yang selanjutnya disebut Pusdatin

ERNA_SRY 21 68
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Permen. ATR/KaBPN No 16 Tahun 2020.
M E N T E R I A G R A R I A D A N TATA R U A N G / K E P A L A B A D A N P E R T A N A H A N N A S I O N A L
S T A F AHLI WAKIL M E N T E R I AGRARIA D A N TATA R U A N G / W A K I L KEPALA B A D A N PERTANAHAN NASIONAL
B I D A N G H U K U M AG R AR I A D A N STAF K H U S U S
M AS Y AR AK AT AD AT

S T A F AHLI
BIDANG REFORMASI BIROKRASI

S T A F AHLI
B I D A N G PARTISIPASI M AS Y AR AK AT
DAN PEMERINTAH DAERAH INSPEKTORAT S E K R E T AR IA T
S T A F AHLI
JENDERAL JENDERAL
BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN

S T A F AHLI
BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT


DIREKTORAT DIREKTORAT
JENDERAL JENDERAL JENDERAL
D IR E K T O R A T JENDERAL DIREKTORAT JENDERAL
SURVEI DAN PENGADAAN TANAH PENANGANAN
JENDERAL PENETAPAN HAK DAN JENDERAL PENGENDALIAN DAN
PEMETAAN DAN SENGKETA DAN
TATA R U A N G PENDAFTARAN PENATAAN AGRARIA PENERTIBAN TANAH
PERTANAHAN DAN PENGEMBANGAN KONFLIK
RUANG TANAH DAN RUANG
PERTANAHAN PERTANAHAN

PUSAT PUSAT PUSAT


PUSAT
PENGEMBAGAN DAN PUSAT
PENGEMBANGAN DAN DATA DAN INFORMASI
PE
STANDNG E AMB
R I SANG
A S I AN STANDARISASI
P E NG E MB ANG AN PERTANAHAN, TATA
K E B I JSAUKBAE
N RA GDAYA
RARIA, KEBIJAKAN
SUMBER D AGRARIA,
AYA RUANG DAN LAHAN
T A T A MANUSIA
RUANG DAN TATA
MAN R UA
U SNG
I A DAN PERTANIAN PANGAN
PERTANAHAN PERTANAHAN BERKELANJUTAN

S E K O L A H TINGGI
PERTANAHAN
NASIONAL
(STP N)
KANTOR WILAYAH
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KANTOR PERTANAHAN

ERNA_SRY 21 69
Permen ATR Ka.BPN No
8 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian
Agraria dan Tata
Ruang/Badan
Pertanahan Nasional Jo
Permen ATR Ka.BPN No
19523 Tahun 2019 ERNA_SRY 21 70
UNIT ORGANISASI KEMENTERIAN AGRARIAN DAN
TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PEMBAHASAN MATERI DALAM BIMBEL :
Ø Dari 17 Unit Organisasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional , yang akan disampaikan
dalam Bimbibingan belajar ini hanya secara garis besar dan tertentu , yang saat ini sering terkait dengan tugas pokok
jabatan PPAT, antara lain :
a. Sekretariat Jenderal, yang selanjutnya disebut Setjen;
b. Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang, yang selanjutnya disebut Ditjen II;
c. Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah, yang selanjutnya disebut Ditjen III;
d. Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan, yang selanjutnya disebut Ditjen V;
e. Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan, yang selanjutnya disebut Ditjen VII;
f. Inspektorat Jenderal, yang selanjutnya disebut Itjen;
g. Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata Ruang dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, yang selanjutnya disebut
Pusdatin

Ø Secara lebih terperinci akan disampaikan terkait dengan Tugas pokok dan Fungsi dari Direktorat Jenderal Penetapan
Hak dan Pendaftaran Tanah, yang selanjutnya disebut Ditjen III, yang terkait dengan Tugas Pokok PPAT.
Ø TATA KERJA

ERNA_SRY 21 71
Periode 2014 – 2019 tidak
Staf Ahli Bidang Landreform Menteri Agraria dan Tata berlaku
dan Hak Masyarakat Atas Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Staf Khusus
Tanah
Wakil Menteri/Wakil Kepala Badan
Staf Ahli Bidang Masyarakat
Adat dan Kemasyarakatan
Inspektorat Sekretariat
Staf Ahli Bidang Ekonomi Jenderal Jenderal
Pertanahan
Sekretariat
Inspektorat Jenderal

Inspektorat Inspektorat Inspektorat Inspektorat Inspektorat Biro Perencanaan Biro Organisasi dan Biro Keuangan dan Biro Hubungan Biro Umum dan
Biro Hukum
Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV Wilayah V dan Kerja Sama Kepegawaian BMN Masyarakat Layanan Pengadaan

Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal


Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal
Hubungan Hukum Pengendalian Pemanfaatan Penanganan Masalah Agraria,
Tata Ruang Infrastruktur Keagrariaan Penataan Agrarian Pengadaan Tanah
Keagrariaan Ruang dan Penguasaan Tanah Pemanfaatan Ruang dan Tanah

Sekretariat Sekretariat Sekretariat Sekretariat Sekretariat Sekretariat Sekretariat


Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat
Jenderal Jenderal Jenderal Jenderal Jenderal Jenderal Jenderal

Direktorat Perencanaan Direktorat Pengaturan dan Direktorat Direktorat Direktorat Pengendalian Direktorat Sengketa dan
Direktorat Pengukuran dan
Tata Ruang Penetapan Hak Tanah dan Penatagunaan Tanah Pemanfataan Pemanfaatan Ruang Konflik Tanah dan Ruang
Pemetaan Dasar
Ruang Tanah Pemerintah Wilayah I
Direktorat Penataan Direktorat Penertiban
Direktorat Pemanfaatan Direktorat Pengukuran dan Wilayah Pesisir, Direktorat Pembinaan Pemanfaatan Ruang Direktorat Sengketa dan
Ruang Direktorat Pengaturan dan Pengadaan dan Konflik Tanah dan Ruang
Pemetaan Kadastral Pulau-Pulau Kecil,
Penetapan Hak Tanah dan Penetapan Tanah Direktorat Pengendalian Wilayah II
Perbatasan dan
PPAT Pemerintah dan Pemantauan
Wilayah Tertentu
Direktorat Penataan Direktorat Survei dan Pertanahan Direktorat Penanganan
Kawasan Pemetaan Tematik Direktorat Pemberdayaan Direktorat Direktorat Penilaian Perkara Tanah dan
Tanah Direktorat Penertiban
Hak Atas Tanah Konsolidasi Tanah Ruang
dan Pendayagunaan
Direktorat Pembinaan Masyarakat Tanah Terlantar
Perencanaan Tata Ruang Direktorat
dan Pemanfaatan Ruang Landreform
Daerah
Note
Pusat Pengembangan Sumber Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata
Pusat Penelitian dan
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon Daya Manusia Ruang dan Lahan Pertanian Pangan Pusat Hukum Agraria dan Tata Ruang
Pengembangan
Berkelanjutan
I.a.
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon I.b. Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama atau Jabatan Struktural Eselon II.a. Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional
Jabatan Administrator atau Jabatan Struktural Eselon III.a. Kantor Pertanahan
Menteri Agraria dan Tata Periode 2020 - 2024
Staf Ahli Menteri ATR/KBPN Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Bidang Refomasi Birokrasi Nasional Staf Khusus
Wakil Menteri/Wakil Kepala Badan
Staf Ahli Menteri ATR/KBPN
Bidang Hukum Agraria dan
Masyarakat Adat
Staf Ahli Menteri ATR/KBPN Inspektorat Sekretariat
Bidang Penegmbangan Jenderal Jenderal
Kawasan
Sekretariat
Staf Ahli Menteri ATR/KBPN Inspektorat Jenderal
Bidang Teknologi Informasi

Inspektorat Inspektorat Inspektorat Inspektorat Inspektorat Biro Hukum dan


Biro Perencanaan Biro Organisasi dan Biro Keuangan dan Biro Hubungan
Bidang Biro Hukum
Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV dan Kerja Sama Kepegawaian BMN Masyarakat Layanan Pengadaan
Investigasi
Direktorat Jenderal
Direktorat Jenderal Survei Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal
Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal
dan Pemetaan Pertanahan Penatapan ak dan Pengembangan Pengendalian dan Pentertiban Penanganan Sengketa dan
Tata Ruang Penataan Agrarian
dan Ruang Pendaftaran Tanah Pertanahan Tanah dan Ruang Konflik Pertanahan

Sekretariat Sekretariat Sekretariat Sekretariat Sekretariat Sekretariat Sekretariat


Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat
Jenderal Jenderal Jenderal Jenderal Jenderal Jenderal Jenderal

Direktorat Perencanaan Direktorat Bina Direktorat Pengendalian


Direktorat Pengukuran dan Direktorat Pengaturan dan Direktorat Landreform Direktorat Penanganan
Tata Ruang Pengadaandan Penataan Ruang
Pemetaan Kadastral Penetapan Hak Atas Tanah Sengketa Pertanahan
Pencadangan Tanah
Direktorat Penertiban
Direktorat Pemanfaatan Direktorat Pengukuran dan Direktorat Konsolidasi Pemanfatan Ruang
Direktorat Direktorat Penanganan
Ruang Pemetaan Dasar Pertanahan Direktorat Pengaturan Tanah dan
Pemberdayaan Tanah Perkara Pertanahan
Ruang Pendaftaran Tanah dan Pengembangan Direktorat Pengendalian
Masyarakat
Ruang Pertanahan Hak Tanah, Alih Fungsi
Direktorat Penataan Direktorat Survei dan Lahan, Kepulauan dan Direktorat Pencegahan dan
Kawasan Pemetaan Tematik Direktorat Direktorat Penilaian wilayah tertentu Penanganan Konflik
Direktorat Pengaturan
Tanah Komunal Hubungan Penatagunaan Tanah Tanah dan Ekonomi Pertanahan
Pertanahan Direktorat Penertiban
Direktorat Pembinaan Kelembagaan dan PPAT
Penguasaan Pemilikan
Perencanaan Tata Ruang dan Pemilikan Tanah
dan Pemanfaatan Ruang
Daerah Direktorat Pengaturan
Note Pemerintah
Pusat Pengembangan Sumber Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata
Pusat Penelitian dan
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon Daya Manusia Ruang dan Lahan Pertanian Pangan Pusat Hukum Agraria dan Tata Ruang
Pengembangan
Berkelanjutan
I.a.
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon I.b. Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama atau Jabatan Struktural Eselon II.a. Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional
Jabatan Administrator atau Jabatan Struktural Eselon III.a. Kantor Pertanahan
Inspektorat Jenderal

Sekretariat Inspektorat Inspektorat Inspektorat Inspektorat Inspektorat


Inspektorat Jenderal Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV Bidang Investigasi

Bagian Program dan Hukum Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha

• Subagian Program dan


Evaluasi Kinerja
• Subbagian Kepatuhan,
Kelompok Jabatan Kelompok Jabatan Kelompok Jabatan Kelompok Jabatan Kelompok Jabatan
Hukum dan Data Informasi
Fungsional Auditor Fungsional Auditor Fungsional Auditor Fungsional Auditor Fungsional Auditor
Pengawasan

Bagian
Kepagawaian dan Umum
Kelompok Jabatan
• Subbagian Kepegawaian,
Tata Usaha dan Rumah Fungsional
Tangga
• Subbagian Keuangan dan
Barang Milik Negara

Kelompok Jabatan Fungsional

Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon I.a.

Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon II.a.

Jabatan Administrator atau Jabatan Struktural Eselon III.a.

Jabatan Pengawas atau Jabatan Struktural Eselon IV.a.

Jabatan Fungsional
Sekretariat Jendral

Biro Perencanaan Biro Organisasi Biro Keuangan dan Biro Hubungan Biro Umum dan
Biro Hukum
dan Kerja Sama Dan Kepegawaian Barang Milik Negara Masyarakat Layanan Pengadaan

Bagian Bagian Pemberitaan dan Bagian Pemberitaan dan


Bagian Penyusunan Rencana Bagian Penyusunan Rencana Bagian Anggaran dan PNBP
Perundang – undangan I Hubungan Antar Lembaga Hubungan Antar Lembaga
• Subbagian Perencanaan • Subbagian Organisasi dan • Subbagian Anggaran dan PNBP I • Subbagian Penyusunan • Subbagian Pemberitaan dan • Subbagian Tata Persuratan
Jangka Panjang dan Reformasi Birokrasi • Subbagian Anggaran dan PNBP II Perundang – undangan IA Publikasi • Subbagian Kearsipan
Menengah • Subbagian Tata Laksana • Subbagian Anggaran dan PNBP III • Subbagian Penyusunan • Subbagian Media Center • Subbagian Tata Usaha Biro
• Subbagian Perencanaa • Subbagian Analisis Jabatan Perundang – undangan IB • Subbagian Hubungan Antar
Tahunan • Subbagian Tata Usaha Biro Lembaga
• Subbagian Sistem dan Bagian Perbendaharaan Bagian Rumah Tangga dan
Standarisasi Bagian Perencanaan dan Perlengkapan
Pembinaan Pegawai Bagian Bagian Informasi Publik dan
• Subbagian Perbendaharaan I • Subbagian Pengamanan dan
Bagian Rancangan Perundang – undangan II Pengeloaan Pengaduan
• Subbagian Perbendaharaan II Rumah Tangga
• Subbagian Perencanaan
Penganggaran • Subbagian Tata Usaha dan • Subbagian Penyusunan • Subbagian Layanan Informasi • Subbagian Perlengkapan
dan Informasi Pegawai
• Subbagian Disiplin Pegawai
Belanja Pegawai Perundang – undangan IIA Publik • Subbagian Pemeliharaan
• Subbagian Perencanaan • Subbagian Tata Usaha dan • Subbagian Penyusunan • Subbagian Pengelolaan
Program dan Anggaran I Kesejahteraan Pegawai Bagian Akuntansi Perundang – undangan IIB Pengaduan Masyarakat Bagian Layanan Pengadaan
• Subbagian Perencanaan • Subbagian Tata Usaha Biro Barang/Jasa (PBJ)
dan Pelaporan
Program dan Anggaran II
Bagian Pengembangan • Subbagian Akuntansi dan Bagian Advokasi dan
Bagian Tata Usaha Pimpinan
Pegawai Pelaporan Keuangan I Dokumentasi Hukum • Subbagian Pengelolaan PBJ
Bagian Pemantauan, dan Protokol
• Subbagian Kinerja dan • Subbagian Akuntansi dan • Subbagian Pengelolaan LPSE
Evaluasi dan Pelaporan • Subbagian Advokasi Hukum
Peningkatan Kapasitas Pelaporan Keuangan II • Subbagian Tata Usaha
Program • Subbagian Akuntansi dan Wilayah I
Pegawai Menteri/Kepala dan Protokol
• Subbagian Pemantauan • Subbagian Advokasi Hukum
• Subbagian Talenta Pegawai Pelaporan Keuangan III • Subbagian Tata Usaha Wakil
• Subbagian Evaluasi Wilayah II Kelompok Jabatan Fungsional
• Subbagian Karir Jabatan Menteri/Wakil Kepala
• Subbagian Penyusunan • Subbagian Jaringan
Pegawai Bagian Penata Usahaan Barang • Subbagian Tata Usaha
Laporan Dokumentasi dan Informasi
Milik Negara Sekretaris Jenderal
Hukum
Bagian Mutasi • Subbagian Tata Usaha Staf Ahli
Kepegawaian • Subbagian Penata Usahaan BMN I
Bagian Kerja Sama
• Subbagian Penata Usahaan BMN II Kelompok Jabatan Fungsional
• Subbagian Mutasi • Subbagian Penata Usahaan BMN III
Kelompok Jabatan Fungsional
• Subbagian Kerja Sama Kepegawaian Wilayah I
Dalam Negeri • Subbagian Mutasi
• Subbagian Kerja Sama Luar Kepegawaian Wilayah II Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon I.a.
Negeri Kelompok Jabatan Fungsional
• Subbagian Mutasi Jabatan Fungsional
• Subbagian Tata Usaha Biro Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon II.a.
Kepegawaian Wilayah III
Jabatan Administrator atau Jabatan Struktural Eselon III.a.
Kelompok Jabatan Kelompok Jabatan
Fungsional Fungsional Jabatan Pengawas atau Jabatan Struktural Eselon IV.a.
Direktorat Jenderal
Penataan Agraria

Sekretatis Direktorat Direktorat Pemberdayaan Diektorat Penatagunaan


Direktorat Landreform Tanah Masyarakat Tanah
Jenderal

Bagian Subdirektorat Pengelolaan Subdirektorat


Subdirektorat Penataan
Program dan Hukum Penguasaan, Pemilikan, Pengembangan dan
dan Koordinasi Sektoral
Penggunaaan dan Diseminasi Model Akses
• Subbagian Program dan Regional
• Subbagian Hukum
Pemnafaatan Tanah Reforma Agraria
• Subbagian Evaluasi
Kinerja dan Program Subdirektorat Fasilitas dan Subdirektorat Penataan
Subdirektorat Penetapan Wilayah Pesisir, Pulau –
Kerjasama Akses Reforma
Potensi Redistribusi Tanah Pulau Kecil Perbatasan
Agraria
Bagian Wilayah Tertentu
Kepegawaian dan Umum Subdirektorat Pengaturan
Subdirektorat Pengaturan Subdirektorat Layanan
dan Pengelolaan Akses
• Subbagian Restribusi Tanah
Reforma Agraria dan Pengembangan
Kepegawaian
• Subbagian Keuangan Penataagunaan Tanah
dan Barang Milik
Negara Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha
• Subbagian Umum dan Subbagian Tata Usaha
Informasi
Kelompok Jabatan Kelompok Jabatan
Fungsional Fungsional Kelompok Jabatan
Kelompok Jabatan Fungsional
Fungsional

Kelompok Jabatan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon I.a.
Fungsional
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon II.a.

Jabatan Administrator atau Jabatan Struktural Eselon III.a.

Jabatan Pengawas atau Jabatan Struktural Eselon IV.a.

Jabatan Fungsional
Direktorat Jendral Tata Ruang
(Ditjen I)

Direktorat Perencanaan Tata Direktorat Bina Perencanaan Direktorat Bina Perencanaan Direktorat Sinkronisasi
Sekretariat Direktorat Jenderal
Ruang Nasional Tata Ruang Daerah Wilayah I Tata Ruang Daerah Wilayah II Pemanfataan Ruang

Subdirektorat Perencanaan Subdirektorat Perencanaan Subdirektorat Perencanaan


Bagian Program dan Data Subdirektorat Sinkronisasi
Tata Ruang Nasional, Pulau Tata Ruang Provinsi dan Kota Tata Ruang Provinsi dan Kota
Informasi Pemanfaatan Ruang Wilayah I
dan Kepulauan Wilayah I Wilayah II
• Subbagian Perencanaan Strategis
Kerja Sama dan Data Infromasi Subdirektorat Perencanaan Subdirektorat Perencanaan Subdirektorat Perencanaan
Subdirektorat Sinkronisasi
• Subbagian Program dan Anggaran Tata Ruang Kawasan Strategis Tata Ruang Kabupaten Tata Ruang Kabupaten
Pemanfaatan Ruang Wilayah II
• Subbagian Evaluasi Kinerja Nasional I Wilayah I Wilayah II

Subdirektorat Perencanaan Subdirektorat Perencanaan Subdirektorat Perencanaan Subdirektorat Sinkronisasi


Tata Ruang Kawasan Strategis Detail Tata Ruang Kawasan Detail Tata Ruang Kawasan Pemanfaatan Ruang Wilayah
Bagian Hukum, Kepegawaian Nasional II Ekonomi Wilayah I Ekonomi Wilayah II III
dan Ortala
Subdirektorat Perencanaan Subdirektorat Perencanaan Subdirektorat Perencanaan Subdirektorat Sinkronisasi
• Subbagian Hukum
• Subbagian Kepegawaian Tata Ruang Kawasan Strategis Detail Tata Ruang Kawasan Detail Tata Ruang Kawasan Pemanfaatan Ruang Wilayah
• Subbagian Ortala dan Nasional III Sosial Budaya Wilayah I Sosial Budaya Wilayah II IV
Pengembangan Sumber Daya
Manusia Subdirektorat Perencanaan Subdirektorat Perencanaan
Subdirektorat Perencanaan Subdirektorat Pedoman
Detail Tata Ruang Kawasan Detail Tata Ruang Kawasan
Tata Ruang Kawasan Strategis Tata Ruang
Daya Dukung Lingkungan Daya Dukung Lingkungan
Nasional IV
Bagian Keuangan dan Umum Wilayah I Wilayah II

• Subbagian Keuangan Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha


Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha
• Subbagian Pengelolaan Barang
Milik Negara
• Subbagian Umum dan Publikasi
Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional

Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon I.a.


Kelompok Jabatan Fungsional Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon II.a.
Jabatan Administrator atau Jabatan Struktural Eselon III.a.
Jabatan Pengawas atau Jabatan Struktural Eselon IV.a.
Jabatan Fungsional
Direktorat Jendral Survei dan Pemetaan
Pertanahan dan Ruang
(Ditjen II)

Direktorat Pengukuran Direktorat Pengukuran dan Diektorat Survei dan


Sekretatis Direktorat
dan Pemetaan Pemetaan Dasar Pertanahan Pemetaan Tematik
Jenderal
Kasadtral dan Ruang

Bagian Subdirektorat Pengukuran Subdirektorat Pemetaan


dan Pengelolaan Data Subdirektorat Tenatik
Program dan Hukum dan Pemetaan Bidang
Dasar Pertanahan dan Ruang
• Subbagian Program
• Subbagian Hukum
• Subbagian Evaluasi
Kinerja dan Program Subdirektorat Pengukuran Subdirektorat Pengukuran Subdirektorat Tematik
dan Pemetaan Ruang Dasar dan Peralatan Kawasan
Bagian
Kepegawaian dan Umum Subdirektorat Penanganan Subdirektorat Pembinaan
Masalah dan Peningkatan Pejabat Fungsional dan Subdirektorat Layanan
• Subbagian
Kualitas Kadastral Surveyor Berlisensi Informasi Geospasial
Kepegawaian
• Subbagian Umum dan Tematik Multiguna
Informasi
• Subbagian Keuangan Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha
dan Barang Milik Subbagian Tata Usaha
Negara
Kelompok Jabatan Kelompok Jabatan
Fungsional Fungsional Kelompok Jabatan
Kelompok Jabatan Fungsional
Fungsional

Kelompok Jabatan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon I.a.
Fungsional
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon II.a.

Jabatan Administrator atau Jabatan Struktural Eselon III.a.

Jabatan Pengawas atau Jabatan Struktural Eselon IV.a.

Jabatan Fungsional
Direktorat Jendral Penetapan
Hak dan Pendaftaran Tanah
(Ditjen III)

Direktorat Pengaturan dan Direktorat Pengaturan Tanah


Direktorat Pengaturan Direktorat Pengaturan Tanah
Sekretariat Direktorat Jenderal Penetapan Hak Atas Komunal, Hubungan
Pendaftaran Tanah dan Ruang Pemerintah
Tanah dan Ruang Kelembagaan dan PPAT

Subdirektorat Penetapan Subdirektorat Pendaftaran Subdirektorat Tanah Ulayat Subdirektorat Penetapan Hak
Bagian Program dan Hukum
Hak Guna Usaha Tanah dan Ruang dan Hak Komunal Pengelolaan
• Subbagian Program
• Subbagian Hukum Subdirektorat Penetapan Hak
Subdirektorat Pemeliharaan Subdirektorat Hubungan Subdirektorat Penetapan Hak
• Subbagian Evaluasi Kinerja dan Milik, Hak Guna Bagunan dan
Hak Atas Tanah dan Ruang Kelembagaan dan Mitra Kerja Tanah Pemerintah
Program Hak Pakai

Subdirektorat Pengaturan Hak Subdirektorat Pengembangan Subdirektorat Pengelolaan Subdirektorat Pengaturan dan
Bagian Kepegawaian dan Atas Tanah dan Ruang Sistem Pelayanan Pertanahan PPAT Pengelolaan Tanah Pemerintah
Umum
• Subbagian Kepegawaian
• Subbagian Keuangan dan Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha
Barang Milik Negara
• Subbagian Umum dan Informasi

Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional

Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon I.a.


Kelompok Jabatan Fungsional
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan Struktural Eselon II.a.

Jabatan Administrator atau Jabatan Struktural Eselon III.a.

Jabatan Pengawas atau Jabatan Struktural Eselon IV.a.

Jabatan Fungsional
SEKRETARIAT JENDRAL (SETJEN)
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 7
(1) Setjen berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri/Kepala.
(2) Setjen dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.

Pasal 8
Setjen mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi
di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

ERNA_SRY 21 80
FUNGSI SEKRETARIAT JENDRAL (SETJEN)

Pasal 9
a. Koordinasi kegiatan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional;
b. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip,
dan dokumentasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
d. Pembinaan dan penataan organisasi, tata laksana dan Reformasi Birokrasi;
e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan
advokasi hukum
f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan
pengadaan barang/jasa; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri/Kepala.
ERNA_SRY 21 81
SUSUNAN ORGANISASI SETJEN
Pasal 10 ,
Setjen terdiri atas :
a. Biro Perencanaan dan Kerja Sama;
b. Biro Organisasi dan Kepegawaian;
c. Biro Keuangan dan Barang Milik Negara;
d. Biro Hukum;
e. Biro Hubungan Masyarakat;
f. Biro Umum dan Layanan Pengadaan; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

ERNA_SRY 21 82
SUSUNAN ORGANISASI (SEKRETARIAT JENDERAL) SETJEN
Pasal 10 Permen ATR/Ka.BPN No 16 Tahun 2020

SEKRETARIAT JENDERAL

BIRO PERENCANAAN BIRO ORGANISASI BIRO KEUANGAN DAN BIRO HUBUNGAN BIRO UMUM DAN LAYANAN
BIRO HUKUM
DAN KERJA SAMA DAN KEPEGAWAIAN BARANG MILIK NEGARA MASYARAKAT PENGADAAN

Pasal 14 - 29 Pasal 30 - 48 Pasal 49 - 67 Pasal 68 - 82 Pasal 83 - 97 Pasal 98 - 112

Kelompok Jabatan Fungsional

ERNA_SRY 21 83
DIREKTORAT JENDERAL SURVEI DAN PEMETAAN
PERTANAHAN DAN RUANG

ERNA_SRY 21 84
DIREKTORAT JENDERAL SURVEI DAN PEMETAAN PERTANAHAN DAN
RUANG

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI


Pasal 188
(1) Ditjen II merupakan unsur pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri/Kepala.
(2) Ditjen II dipimpin oleh Direktur Jenderal.

ERNA_SRY 21 85
TUGAS DIREKTORAT JENDERAL SURVEI DAN PEMETAAN
PERTANAHAN DAN RUANG (DITJEN II)

Pasal 189
Tugas Ditjen II
1. Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei
2. Pemetaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

ERNA_SRY 21 86
FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL SURVEI DAN PEMETAAN
PERTANAHAN DAN RUANG (DITJEN II)
Pasal 190
a. Perumusan kebijakan di bidang survei dan pemetaan pertanahan dan ruang;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengukuran dan pemetaan dasar dan kadastral, serta survei dan
pemetaan tematik;
c. Pelaksanaan kebijakan pembinaan tenaga teknis, surveyor berlisensi dan pemanfaatan peralatan
survei, pengukuran dan pemetaan;
d. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang survei dan pemetaan pertanahan dan
ruang;
e. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang survei dan pemetaan pertanahan dan ruang;
f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang survei dan pemetaan pertanahan dan ruang;
g. Pelaksanaan administrasi ditjen II;
h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh menteri/kepala.

ERNA_SRY 21 87
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
DIREKTORAT JENDERAL SURVEI DAN PEMETAAN PERTANAHAN DAN RUANG
DIREKTORAT J E N D E R A L
SURVEI DAN PEMETAAN
PERTANAHAN DAN R U A N G

S E KRETARIAT
DIREKTOTAT
JENDERAL

DIREKTORAT DIREKTORAT D IR E KTOR AT


P ENGU KU RA N PENGUKURAN DAN S U R V E I DAN
DAN PEMETAAN PEMETAAN D ASAR PEMETAAN
KADASTRAL PERTANAHAN TEMATIK
R U ANG

ERNA_SRY 21 88
SUSUNAN ORGANISASI
(PERIODE 2015 – 2019)* SAAT INI TIDAK BERLAKU LAGI

ERNA_SRY 21 89
DIREKTORAT JENDERAL PENETAPAN HAK DAN
PENDAFTARAN TANAH
(DITJEN III)

ERNA_SRY 21 90
DIREKTORAT JENDERAL PENETAPAN HAK DAN PENDAFTARAN TANAH
(DITJEN III)
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 233
(1) Ditjen III merupakan unsur pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri/Kepala.
(2) Ditjen III dipimpin oleh Direktur Jenderal.

ERNA_SRY 21 91
TUGAS DIREKTORAT JENDERAL PENETAPAN HAK
DAN PENDAFTARAN TANAH (DITJEN III)

Pasal 234
a. Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan
dan penetapan hak tanah dan ruang,
b. Pengaturan pendaftaran tanah dan ruang,
c. Pengaturan hak komunal,
d. Hubungan kelembagaan dan pejabat pembuat akta tanah (PPAT),
e. Pengaturan dan penetapan tanah pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

ERNA_SRY 21 92
FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL PENETAPAN HAK
DAN PENDAFTARAN TANAH (DITJEN III)
Pasal 235
a. Perumusan kebijakan di bidang pengaturan dan penetapan hak tanah dan ruang,
pengaturan pendaftaran tanah dan ruang, pengaturan hak komunal, hubungan
kelembagaan dan PPAT, serta pengaturan dan penetapan tanah pemerintah;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan dan penetapan hak tanah dan ruang,
pengaturan pendaftaran tanah dan ruang, pengaturan hak komunal, hubungan
kelembagaan dan PPAT, serta pengaturan dan penetapan tanah pemerintah;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengaturan dan
penetapan hak tanah dan ruang, pengaturan pendaftaran tanah dan ruang,
pengaturan hak komunal, hubungan kelembagaan dan PPAT, serta pengaturan dan
penetapan tanah pemerintah;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengaturan dan penetapan hak
tanah dan ruang, pengaturan pendaftaran tanah dan ruang, pengaturan hak komunal,
hubungan kelembagaan dan PPAT, serta pengaturan dan penetapan tanah pemerintah
ERNA_SRY 21 93
LANJUTAN - FUNGSI
DIREKTORAT JENDERAL PENETAPAN HAK DAN PENDAFTARAN TANAH
(DITJEN III)

Pasal 235
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengaturan dan penetapan hak tanah
dan ruang, pengaturan pendaftaran tanah dan ruang, pengaturan hak komunal,
hubungan kelembagaan dan PPAT, serta pengaturan dan penetapan tanah
pemerintah;
f. Pelaksanaan urusan administrasi ditjen III; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri/Kepala.

ERNA_SRY 21 94
SUSUNAN ORGANISASI
DIREKTORAT JENDERAL PENETAPAN HAK DAN PENDAFTARAN TANAH (DITJEN III)
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Pasal 236 Direktorat Jenderal
Penetapan Hak dan
Pendaftaran Tanah

Sekretariat Direktorat
Jenderal (Setditjen)

Direktorat Pengaturan
Direktorat Pengaturan Direktorat Pengaturan
Tanah Komunal, Direktorat Pengaturan
dan Penetapan Hak Pendaftaran Tanah dan
Hubungan Tanah Pemerintah
Atas Tanah Ruang
Kelembagaan dan PPAT
ERNA_SRY 21 95
DIREKTORAT PENGATURAN DAN PENDAFTARAN HAK TANAH, RUANG DAN PPAT
(PERIODE 2015 – 2019)*
TUGAS :
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan penyusunan NSPK, dan pemberian bimbingan
teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendaftaran tanah dan
ruang, hak komunal, pemeliharaan data pendaftaran tanah dan ruang, dan pemberian izin
peralihan hak, pelepasan hak, perubahan penggunaan dan perubahan pemanfaatan/komoditas,
peralihan saham, dan PPAT.

FUNGSI:
a) penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan NSPK
b) pemberian bimbingan teknis, dan supervisi
c) pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan,
di bidang pendaftaran tanah dan ruang, hak komunal, pemeliharaan data pendaftaran tanah dan
ruang, dan pemberian izin peralihan hak, pelepasan hak, perubahan penggunaan dan perubahan
pemanfaatan/komoditas, peralihan saham, pengembangan dan pembinaan PPAT
ERNA_SRY 21 96
SUSUNAN ORGANISASI (PERIODE 2015 – 2019)
*SAAT INI TIDAK BERLAKU LAGI..HANYA UNTUK PEMBANDING!!!

Hanya untuk
Pembanding dengan
Nama Lembaga Yang
baru, karena tidak
berlaku lagi --

ERNA_SRY 21 97
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL (SETDITJEN III).

ERNA_SRY 21 98
TUGAS SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL (DITJEN III).

Pasal 237
a. Melaksanakan pemberian pelayanan administratif kepada seluruh satuan
organisasi,
b. Pengembangan jabatan fungsional dan fasilitasi pelaksanaan reformasi birokrasi
di lingkungan ditjen III.

ERNA_SRY 21 99
FUNGSI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL ( SETDITJEN III).

Pasal 238
a. Pengelolaan manajemen sumber daya manusia, organisasi, dan tata laksana;
b. Pengelolaan dan pengembangan jabatan fungsional;
c. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pelaksanan reformasi birokrasi;
d. Fasilitasi penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan;
e. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran, fasilitasi
administrasi kerjasama serta evaluasi dan pelaporan;
f. Pengelolaan dan pengembangan teknologi dan informasi;
g. Pengelolaan urusan keuangan dan barang milik negara; dan
h. Pengelolaan urusan umum dan rumah tangga ditjen III.

ERNA_SRY 21 100
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL terdiri dari
Pasal 239

a. Bagian b. Bagian
Program dan Kepegawaian
Hukum dan Umum

c. Kelompok Jabatan
Fungsional

ERNA_SRY 21 101
BAGAN SUSUNAN
ORGANISASI SEKRETARIAT SEKRETARIAT
DIREKTORAT
JENDERAL III.

DIREKTORAT JENDERAL (III)

BAGIAN BAGIAN
P R O G R A M DAN H U K U M KEPEGAWAIAN DAN U M U M

S ub bagian Subbagian
Program Kepegawaian

S ub bagian Subbagian
Hukum Keuangan dan Barang Milik
Negara

Subbagian Evaluasi Subbagian


Kinerja dan Program U m u m dan Informasi

Kelompok J a b a t a n
Fungsional

ERNA_SRY 21 102
DIREKTORAT PENGATURAN DAN PENETAPAN
HAK ATAS TANAH DAN RUANG

ERNA_SRY 21 103
TUGAS DIREKTORAT PENGATURAN DAN PENETAPAN
HAK ATAS TANAH DAN RUANG

Pasal 248
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan
penyajian informasi, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan di bidang pengaturan dan penetapan hak tanah dan ruang

ERNA_SRY 21 104
FUNGSI DIREKTORAT PENGATURAN DAN PENETAPAN
HAK ATAS TANAH DAN RUANG (Pasal 249)
a. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan dan penetapan hak tanah dan
ruang
b. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengaturan dan penetapan hak
tanah dan ruang;
c. Pelaksanaan penetapan hak meliputi pemberian, perpanjangan dan pembaruan hak atas tanah dan hak
ruang bagi perseorangan dan badan hukum swasta;
d. Penunjukan badan hukum tertentu yang dapat mempunyai hak milik;
e. Pengaturan penetapan hak atas tanah bekas milik belanda dan bekas tanah asing lainnya;
f. Pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi di bidang pengaturan
dan penetapan hak tanah dan ruang;
g. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengaturan dan penetapan hak tanah dan ruang;
h. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengaturan dan penetapan hak tanah dan ruang; dan
i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
ERNA_SRY 21 105
DIREKTORAT PENGATURAN DAN PENETAPAN HAK ATAS TANAH DAN
RUANG terdiri dari

Pasal 250
a. Subdirektorat Penetapan Hak Guna Usaha; (Pasal
b. Subdirektorat Penetapan Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai;
c. Subdirektorat Pengaturan Hak Atas Tanah dan Ruang;
d. Subbagian Tata Usaha; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

ERNA_SRY 21 106
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
DIREKTORAT PENGATURAN DAN PENETAPAN HAK ATAS TANAH DAN RUANG

DIREKTORAT
PENGATURAN DAN
PENETAPAN HAK ATAS
TANAH DAN R U A N G

SUBBAGIAN
TATA U S A H A

S U B D IR E KTO R AT SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT


PENETAPAN HAK PENETAPAN HAK PENGATURAN HAK
GUNA USAHA MILIK, HAK G U N A ATAS TANAH DAN
BANGUNAN DAN RUANG
HAK PAKAI

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL

ERNA_SRY 21 107
SUBDIREKTORAT PENETAPAN HAK GUNA USAHA

Pasal 251
Tugas Subdiktorat Penetapan Hak Guna Usaha, melaksanakan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan
kriteria, pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian
informasi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penetapan Hak
Guna Usaha untuk perseorangan dan badan hukum swasta

Pasal 252
Subdirektorat Penetapan Hak Guna Usaha terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional

ERNA_SRY 21 108
SUBDIREKTORAT PENETAPAN HAK MILIK, HAK GUNA BANGUNAN DAN
HAK PAKAI
Pasal 253
Tugas Subdirektorat Penetapan Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai, melaksanakan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur
dan kriteria, pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi,
serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penetapan Hak Milik, Hak Guna Bangunan
dan Hak Pakai untuk perseorangan dan badan hukum swasta, serta penunjukan badan hukum
tertentu yang dapat mempunyai Hak Milik.

Pasal 254
Subdirektorat Penetapan Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai terdiri atas Kelompok
Jabatan Fungsional.

ERNA_SRY 21 109
SUBDIREKTORAT PENGATURAN HAK ATAS TANAH DAN RUANG
Pasal 255
Tugas Subdirektorat Pengaturan Hak Atas Tanah dan Ruang mempunyai tugas
melaksanakan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian
informasi, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan di bidang penetapan Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan
dan Hak Pakai untuk perseorangan dan badan hukum swasta dan hak atas bekas
milik Belanda dan bekas tanah asing lainnya, serta penunjukan badan hukum tertentu
yang dapat mempunyai Hak Milik.

Pasal 256 Subdirektorat Pengaturan Hak Atas Tanah dan Ruang terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional

ERNA_SRY 21 110
DIREKTORAT PENGATURAN PENDAFTARAN
TANAH DAN RUANG

ERNA_SRY 21 111
TUGAS DIREKTORAT PENGATURAN PENDAFTARAN
TANAH DAN RUANG MEMPUNYAI TUGAS

Pasal 258
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan
penyajian informasi, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan di bidang pengaturan dan pendaftaran hak tanah dan
ruang.

ERNA_SRY 21 112
FUNGSI DIREKTORAT PENGATURAN PENDAFTARAN TANAH DAN
RUANG , MENYELENGGARAKAN
Pasal 259
a. Perumusan kebijakan di bidang pendaftaran tanah dan ruang, pemeliharaan hak atas tanah dan
ruang, serta standarisasi dan modernisasi layanan pertanahan;
b. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pendaftaran tanah dan ruang,
pemeliharaan hak atas tanah dan ruang, serta standarisasi dan modernisasi layanan pertanahan;
c. Pelaksanaan pemberian izin dalam rangka pemeliharaan hak atas tanah dan ruang;
d. Pelaksanaan kegiatan pembangunan, pengembangan dan pemantauan sistem pelayanan
penetapan, pendaftaran dan pemeliharaan hak atas tanah dan ruang dalam rangka standarisasi
dan modernisasi layanan pertanahan;
e. Pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi kegiatan
pendaftaran dan pemeliharaan hak atas tanah dan ruang;
f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendaftaran tanah dan ruang, pemeliharaan
hak atas tanah dan ruang, serta standarisasi dan modernisasi layanan pertanahan;
g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendaftaran tanah dan ruang, pemeliharaan hak
atas tanah dan ruang, serta standarisasi dan modernisasi layanan pertanahan; dan
h. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
ERNA_SRY 21 113
DIREKTORAT PENGATURAN PENDAFTARAN TANAH DAN RUANG
terdiri dari

Pasal 260
a. Subdirektorat Pendaftaran Tanah dan Ruang;
b. Subdirektorat Pemeliharaan Hak Atas Tanah dan Ruang;
c. Subdirektorat Pengembangan Sistem Pelayanan Pertanahan;
d. Subbagian Tata Usaha; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

ERNA_SRY 21 114
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
DIREKTORAT PENGATURAN DIREKTORAT
PENDAFTARAN TANAH DAN PENGATURAN
PENDAFTARAN TANAH DAN
RUANG
RUANG
SUBBAGIAN
TATA U S A H A

S U B D IR E KTO R AT SUBDIREKTORAT S U B D IR E KTO R AT


PENDAFTARAN PEMELIHARAAN PEN G E MB ANG AN
TANAH DAN HAK ATAS TANAH SIST EM
RUANG DAN R U A N G PELAYANAN
PERTANAHAN

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL

ERNA_SRY 21 115
SUBDIREKTORAT PENDAFTARAN TANAH DAN RUANG

Pasal 261
Tugas Subdirektorat Pendaftaran Tanah dan Ruang, melaksanakan perumusan
kebijakan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
pendaftaran tanah dan ruang

Pasal 262 Subdirektorat Pendaftaran Tanah dan Ruang terdiri atas Kelompok
Jabatan Fungsional.

ERNA_SRY 21 116
SUBDIREKTORAT PEMELIHARAAN HAK ATAS TANAH DAN RUANG

Pasal 263
Tugas Subdirektorat Pemeliharaan Hak Atas Tanah dan Ruang, melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian
informasi, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan di bidang pemeliharaan Hak Atas Tanah dan Ruang.

Pasal 264
Subdirektorat Pemeliharaan Hak Atas Tanah dan Ruang terdiri atas Kelompok
Jabatan Fungsiona

ERNA_SRY 21 117
SUBDIREKTORAT PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN PERTANAHAN

Pasal 265
Tugas Subdirektorat Pengembangan Sistem Pelayanan Pertanahan melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi dan pemberian bimbingan teknis
dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan
sistem pelayanan pertanahan.

Pasal 266
Subdirektorat Pengembangan Sistem Pelayanan Pertanahan terdiri atas Kelompok
Jabatan Fungsional.

ERNA_SRY 21 118
DIREKTORAT DIREKTORAT PENGATURAN TANAH KOMUNAL,
HUBUNGAN KELEMBAGAAN DAN PPAT

ERNA_SRY 21 119
TUGAS DIREKTORAT DIREKTORAT PENGATURAN TANAH KOMUNAL,
HUBUNGAN KELEMBAGAAN DAN PPAT (Pasal 268)
• Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan;

• Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria; untuk


mendukung
pelaksanaan
• Pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian
tugas
informasi dibidang
penetapan
• Pemberian bimbingan teknis dan supervisi hak,
pendaftaran
dan
• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penatausahaan tanah pemeliharaa
ulayat/hak komunal, tanah lintas sektor kementerian/lembaga serta n hak atas
tanah dan
• Pengelolaan PPAT dan mitra kerja ruang

• Hubungan kelembagaan dengan kementerian/lembaga


ERNA_SRY 21 120
FUNGSI DIREKTORAT DIREKTORAT PENGATURAN TANAH KOMUNAL,
HUBUNGAN KELEMBAGAAN DAN PPAT

Pasal 269
a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penatausahaan tanah ulayat/hak komunal,
tanah lintas sektor kementerian/lembaga, pengelolaan PPAT dan mitra kerja, serta
kelembagaan dengan kementerian/lembaga untuk mendukung pelaksanaan tugas di bidang
penetapan hak, pendaftaran dan pemeliharaan hak atas tanah dan ruang;
b. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penatausahaan tanah
ulayat/hak komunal, tanah lintas sektor kementerian/lembaga, pengelolaan PPAT dan mitra
kerja, serta hubungan kelembagaan dengan kementerian/lembaga untuk mendukung
pelaksanaan tugas di bidang penetapan hak, pendaftaran dan pemeliharaan hak atas tanah
dan ruang
c. Pelaksanaan kegiatan koordinasi dan kerja sama dengan kementerian/lembaga dan mitra
kerja untuk mendukung pelaksanaan tugas di bidang penetapan hak, pendaftaran dan
pemeliharaan hak atas tanah dan ruang;

ERNA_SRY 21 121
LANJUTAN
FUNGSI DIREKTORAT DIREKTORAT PENGATURAN TANAH KOMUNAL,
HUBUNGAN KELEMBAGAAN DAN PPAT
Pasal 269
d. Pelaksanaan ujian, pengangkatan, pengangkatan kembali, perubahan data, pemberian
sanksi, cuti, pemberhentian dan perpanjangan PPAT;
e. Pelayanan pemberian, perpanjangan atau pencabutan lisensi mitra kerja;
f. Pelaksanaan kegiatan pengembangan serta pembinaan PPAT dan mitra kerja;
g. Pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi tanah
ulayat/hak komunal, tanah lintas sektor kementerian/lembaga, hubungan kelembagaan dengan
kementerian/ lembaga, serta PPAT dan mitra kerja;
h. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi kegiatan di bidang penatausahaan tanah
ulayat/hak komunal, tanah lintas sektor kementerian/lembaga, pengelolaan PPAT dan mitra
kerja serta hubungan kelembagaan dengan kementerian/lembaga untuk mendukung
pelaksanaan tugas di bidang penetapan hak, pendaftaran dan pemeliharaan hak atas tanah
dan ruang ERNA_SRY 21 122
LANJUTAN
FUNGSI DIREKTORAT DIREKTORAT PENGATURAN TANAH KOMUNAL,
HUBUNGAN KELEMBAGAAN DAN PPAT
Pasal 269
i. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penatausahaan tanah ulayat/hak komunal,
tanah lintas sektor kementerian/lembaga, pengelolaan PPAT dan mitra kerja serta hubungan
kelembagaan dengan kementerian/lembaga untuk mendukung pelaksanaan tugas di bidang
penetapan hak, pendaftaran dan pemeliharaan hak atas tanah dan ruang; dan
j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat

ERNA_SRY 21 123
DIREKTORAT PENGATURAN TANAH KOMUNAL, HUBUNGAN
KELEMBAGAAN DAN PPAT terdiri dari:

Pasal 270
a. Subdirektorat Tanah Ulayat dan Hak Komunal;
b. Subdirektorat Hubungan Kelembagaan dan Mitra Kerja;
c. Subdirektorat Pengelolaan PPAT;
d. Subbagian Tata Usaha; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional

ERNA_SRY 21 124
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
DIREKTORAT PENGATURAN TANAH KOMUNAL, HUBUNGAN KELEMBAGAAN DAN PEMBINAAN PPAT

DIREKTORAT PENGATURAN
TANAH KOMUNAL,
H U B U N G A N KELEMBA GA A N
DAN PEMBINAAN PPAT

SUBBAGIAN
TATA U S A H A

S U B D IR E KTO R AT SUBDIREKTORAT S U B D IR E KTO R AT


TANAH ULAYAT HUBUNGAN PENGELOLAAN
DAN HAK KELEMBA GA A N PPAT
KOMUNAL DAN MITRA K E R J A

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL

ERNA_SRY 21 125
SUBDIREKTORAT TANAH ULAYAT DAN HAK KOMUNAL

Pasal 271
Tugas Subdirektorat Tanah Ulayat dan Hak Komunal melaksanakan perumusan kebijakan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan inventarisasi, identifikasi,
pengelolaan data dan penyajian informasi, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penatausahaan tanah ulayat/hak
komunal.

Pasal 272
Subdirektorat Tanah Ulayat dan Hak Komunal terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

ERNA_SRY 21 126
SUBDIREKTORAT PENGELOLAAN PPAT

Pasal 275
TUGAS SUBDIREKTORAT PENGELOAAN PPAT
- Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
- Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
- Pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi,
- Pemberian bimbingan teknis dan supervise
- Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan PPAT.

Pasal 276
Subdirektorat Pengelolaan PPAT terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

ERNA_SRY 21 127
SUBDIREKTORAT HUBUNGAN KELEMBAGAAN DAN MITRA KERJA

Pasal 273
Tugas Subdirektorat Hubungan Kelembagaan dan Mitra Kerja, melaksanakan perumusan
kebijakan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan inventarisasi,
identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi, pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang hubungan kelembagaan
dengan Kementerian/ Lembaga dan pengelolaan mitra kerja untuk mendukung pelaksanaan
tugas di bidang penetapan hak, pendaftaran dan pemeliharaan hak atas tanah dan ruang

Pasal 274
Subdirektorat Hubungan Kelembagaan dan Mitra Kerja terdiri atas Kelompok Jabatan
Fungsional.

ERNA_SRY 21 128
DIREKTORAT PENGATURAN TANAH PEMERINTAH

ERNA_SRY 21 129
TUGAS DIREKTORAT PENGATURAN TANAH PEMERINTAH
(Pasal 278)

•Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

•Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,

•Pelaksanaan inventarisasi, identifikasi,

•Pengelolaan data dan penyajian informasi pemilikan,

•Penguasaan dan pemanfaatan tanah pemerintah,

•Pemberian bimbingan teknis dan supervise


•Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengaturan
tanah pemerintah ERNA_SRY 21 130
FUNGSI DIREKTORAT PENGATURAN TANAH PEMERINTAH
(Pasal 279)
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penetapan hak dan pengelolaan tanah
pemerintah;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak dan pengelolaan tanah pemerintah;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penetapan
hak dan pengelolaan tanah pemerintah;
d. Pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi
pemilikan, penguasaan dan pemanfaatan tanah pemerintah;
e. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penetapan hak dan pengelolaan
tanah pemerintah;
f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penetapan hak dan pengelolaan
tanah pemerintah; dan
g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. ERNA_SRY 21 131
DIREKTORAT PENGATURAN TANAH PEMERINTAH terdiri dari
(Pasal 280)

a. Subdirektorat Penetapan Hak Pengelolaan;


b. Subdirektorat Penetapan Hak Tanah Pemerintah;
c. Subdirektorat Pengaturan dan Pengelolaan Tanah Pemerintah;
d. Subbagian Tata Usaha dan;
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

ERNA_SRY 21 132
SUBDIREKTORAT PENETAPAN HAK PENGELOLAAN

Pasal 281
Tugas Subdirektorat Penetapan Hak Pengelolaan melaksanakan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan
kriteria, pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian
informasi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penetapan hak
pengelolaan untuk tanah Instansi Pemerintah dan Badan Usaha Pemerintah.

Pasal 282
Subdirektorat Penetapan Hak Pengelolaan terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional

ERNA_SRY 21 133
SILAHKAN DI PELAJARI ORGANISASI
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PERMEN ATR/KA.BPN NO 16 TAHUN 2020

• DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN AGRARIA (Pasal 288 – 332)


• DIREKTORAT JENDERAL PENGADAAN TANAH DAN PENGEMBANGAN PERTANAHAN (Pasal 333 – 377)
• DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN TANAH DAN RUANG (Pasal 378 – 438)
• DIREKTORAT JENDERAL PENANGANAN SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN (Pasal 439 – 483)
• INSPEKTORAT JENDERAL (Pasal 484 – 518)
• STAF AHLI (Pasal 519 – 520)
• PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (Pasal 521 – 536)

ERNA_SRY 21 134
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN AGRARIA
Pasal 288 – 332)

DIREKTORAT J E N D E R A L
PENATAAN AGRARIA

S E KRETARIAT
DIREKTOTAT
JENDERAL

DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT


LAND R E F O R M PEM B E R D AYAAN PEN ATAG U NAAN
TANAH TANAH
MASYARAKAT

ERNA_SRY 21 135
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
DIREKTORAT JENDERAL PENGADAAN TANAH DAN PENGEMBANGAN PERTANAHAN
(Pasal 333 – 377)

DIREKTORAT J E N D E R A L
PENGADAAN TANAH DAN
PENGEMBANGAN
PERTANAHAN

S E KRETARIAT
DIREKTOTAT
JENDERAL

DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT


BINA PENGADAAN KONSOLIDASI PENILAIAN TANAH
DAN TANAH DAN DAN EKO NO MI
PENCADANGAN PEN G E MB ANG AN PERTANAHAN
TANAH
PERTANAHAN

ERNA_SRY 21 136
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN TANAH DAN RUANG
(Pasal 378 – 438)

DIREKTORAT J E N D E R A L
PENGENDALIAN DAN
PENERTIBAN TANAH DAN
RUANG

S E KRETARIAT
DIREKTOTAT
JENDERAL

DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT


PEN G E ND ALIAN PENERTIBAN PENGENDALIAN PENERTIBAN
PEMANFAATAN PEM ANF AATAN HAK TANAH, ALIH PENGUASAAN,
RUANG RUANG F U N G S I LAHAN, PEMILIKAN DAN
KEPULAUAN DAN P ENGGU NA A N
WILAYAH TANAH
TERTENTU

ERNA_SRY 21 137
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
DIREKTORAT JENDERAL PENANGANAN SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN
(Pasal 439 – 483)

DIREKTORAT J E N D E R A L
PENANGANAN S E N G K E T A
DAN KONFLIK PERTANAHAN

S E KRETARIAT
DIREKTOTAT
JENDERAL

DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT


PEN ANG ANAN PEN ANG ANAN PENCEGAHAN
SENGKETA PERKARA DAN PENANGANAN
PERTANAHAN PERTANAHAN KONFLIK
PERTANAHAN

ERNA_SRY 21 138
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI INSPEKTORAT JENDERAL
(Pasal 484 – 518)

INSPEKTORAT J E N D E R A L

SEKRETARIAT
INSPEKT O R AT
JENDERAL

INSPEKT O R AT INSPEKT O R AT INSPEKT O R AT INSPEKT O R AT INSPEKT O R AT


WILAYAH I WILAYAH II WILAYAH III WILAYAH IV BIDA NG
INVESTIGASI

ERNA_SRY 21 139
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI PUSAT
P E N G E M B A N G A N S U M B E R DAYA MANUSIA
PUSAT PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA BAGIAN U M U M

Pasal (521 – 536)


BIDA NG BIDA NG Subbagian
P E N G E M B A N G A N KOMPETENSI PENILAIAN KOMPETENSI Tata U sa ha dan Kepegawaian
S D M APARATUR

Subbagian Perencanaan dan


Keuangan
Subbidang Subbidang Program dan
Pengembangan Pusat Belajar Instrumen Penilaian
Kompetensi Subbagian
R u m a h Tangga dan
Subbidang Penyelenggaraan Subbidang Penyelenggaraan Perlengkapan
Pelatihan Kompetensi Penilaian Kompetensi

Subbidang Pengembangan Subbidang Pengembangan


Kompetensi J a b a t a n Fungsional Basis Data Penilaian
Kompetensi

Kelompok J a b a t a n
Fungsional

ERNA_SRY 21 140
PUSAT PENGEMBANGAN DAN STANDARISASI
KEBIJAKAN AGRARIA, TATA RUANG DAN PERTANAHAN

ERNA_SRY 21 141
PUSAT DATA DAN INFORMASI PERTANAHAN, TATA
RUANG DAN LAHAN PERTANIAN PANGAN
BERKELANJUTAN

ERNA_SRY 21 142
PUSAT DATA DAN INFORMASI PERTANAHAN, TATA RUANG DAN
LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Pasal 546
(1) Pusdatin merupakan unsur pendukung yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri/Kepala melalui Sekretaris Jenderal.
(2) Pusdatin dipimpin oleh seorang Kepala.

ERNA_SRY 21 143
TUGAS PUSAT DATA DAN INFORMASI PERTANAHAN, TATA RUANG
DAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (Pasal 547)
Penyusunan tata kelola dan infrastruktur teknologi
informasi,

Pengembangan dan inovasi sistem informasi,

Pengelolaan data dan penyajian informasi.

ERNA_SRY 21 144
FUNGSI PUSAT DATA DAN INFORMASI PERTANAHAN, TATA RUANG
DAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (Pasal 548)
a. Penyusunan kebijakan teknis, program dan anggaran tata kelola dan infrastruktur teknologi informasi,
pengembangan, strategi perancangan dan inovasi sistem informasi, serta pengelolaan data dan penyajian
informasi;
b. Koordinasi dan pelaksanaan program dan anggaran tata kelola dan infrastruktur teknologi informasi,
pengembangan, strategi perancangan dan inovasi sistem informasi, serta pengelolaan data dan penyajian
informasi
c. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pusdatin;
d. Pelaksanaan sosialisasi dan bimbingan teknis, pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga pusdatin;
e. Pelaksanaan tata kelola, penyediaan, pemeliharaan dan pembaruan infrastruktur sistem teknologi informasi;
f. Pelaksanaan tata kelola, pembangunan dan pengembangan sistem informasi dan inovasi sistem informasi;
g. Pelaksanaan tata kelola, pembuatan, pemeliharaan dan penyajian data dan informasi; dan
h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh menteri/kepala.
ERNA_SRY 21 145
1. Bidang Tata
PUSDATIN TERDIRI DARI Kelola dan
Infrastruktur
Pasal 549 Teknologi
Informasi

2. Bidang
5. Kelompok
Pengembangan
Jabatan
dan Inovasi
Fungsional
Sistem Informasi

Pusdatin

3. Bidang
4. Subbagian Pengelolaan
Tata Usaha Data dan
Informasi

ERNA_SRY 21 146
FUNGSI BIDANG PENGEMBANGAN DAN INOVASI SISTEM INFORMASI
Pasal 555
a. Penyusunan kebijakan teknis, koordinasi dan pelaksanaan, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan program dan anggaran penyelenggaraan pengembangan sistem
informasi;
b. Penyusunan kebijakan teknis, koordinasi dan pelaksanaan, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan program dan anggaran penyelenggaraan inovasi sistem
informasi;
c. Pelaksanaan pengembangan dan implementasi sistem informasi;
d. Pelaksanaan inovasi, rekayasa dan fasilitasi sistem informasi.

ERNA_SRY 21 147
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

ERNA_SRY 21 148
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 563
Di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
d a p a t d i t e t a p k a n j a b a t a n f u n g s i o n a l s e s u a i d e n ga n keb u t u h a n ya n g
pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

ERNA_SRY 21 149
TUGAS DAN FUNGSI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 564
1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas memberikan pelayanan fungsional
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama sesuai dengan
bidang keahlian dan keterampilan.
2) Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
Koordinator Pelaksana Fungsi Pelayanan Fungsional sesuai dengan ruang lingkup
bidang tugas dan fungsi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama masing-masing
3) Koordinator Pelaksana Fungsi Pelayanan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) mempunyai tugas mengoordinasikan dan mengelola kegiatan pelayanan fungsional
sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembagian tugas Koordinator Pelaksana Fungsi
Pelayanan Fungsional ditetapkan oleh Menteri/Kepala.

ERNA_SRY 21 150
(PASAL 565) KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

1. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 564, terdiri dari
berbagai jenis jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilan
yang pengangkatannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Jumlah Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan
berdasarkan kebutuhan yang didasari atas analisis jabatan dan beban kerja.
3. Tugas, jenis dan jenjang Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur
jabatan fungsional masing-masing.

ERNA_SRY 21 151
TATA KERJA

ERNA_SRY 21 152
ESELON, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN

ERNA_SRY 21 153
ESELON, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN

Pasal 574
1. Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, dan Inspektur Jenderal merupakan Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya atau setara dengan jabatan struktural eselon I.a.
2. Staf Ahli merupakan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau setara dengan jabatan struktural
eselon I.b.
3. Kepala Biro, Direktur, Inspektur, Kepala Pusat, Sekretaris Direktorat Jenderal, dan Sekretaris
Inspektorat Jenderal merupakan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama atau setara dengan
jabatan struktural eselon II.a
4. Kepala Bagian, Kepala Bidang, dan Kepala Subdirektorat merupakan Jabatan Administrator
atau setara dengan jabatan struktural eselon III.a.
5. Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan Jabatan Pengawas atau setara
dengan jabatan struktural eselon IV.a.

ERNA_SRY 21 154
ESELON, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN
* Nama Jabatan Pimpinan dan Eselon (Pasal 574)
No Jabatan Jabatan Pimpinan Jabatan Struktural
1 Sekretaris Jenderal Jabatan Pimpinan Tinggi I.a
Direktur Jenderal Madya
Inspektur Jenderal
2 Staf Ahli Jabatan Pimpinan Tinggi I.b
Madya
3 Kepala Biro
Direktur
Inspektur Jabatan Pimpinan Tinggi II.a
Kepala Pusat Pratama
Sekretaris Direktorat Jenderal
Sekretaris Inspektorat Jenderal
4 Kepala Bagian, Jabatan Administrator III.a
Kepala Bidang,
Kepala Subdirektorat
5 Kepala Subbagian Jabatan Pengawas IV.a
Kepala Subbidang
ERNA_SRY 21 155
PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN

Pasal 575
(1) Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal, dan Staf Ahli diangkat
dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri/Kepala.
(2) Pejabat struktural eselon II ke bawah diangkat dan diberhentikan oleh
Menteri/Kepala.
(3) Pejabat struktural eselon III ke bawah dapat diangkat dan diberhentikan oleh
pejabat yang diberi pelimpahan wewenang oleh Menteri/Kepala

ERNA_SRY 21 156
UNIT PELAKSANA TEKNIS

Pasal 576
(1) Untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis.
(2) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala.

ERNA_SRY 21 157
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2020
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR WILAYAH BADAN
PERTANAHAN NASIONAL DAN KANTOR PERTANAHAN

Bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 8 Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
dan Kantor Pertanahan;
ERNA_SRY 21 158
Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Dan Kantor Pertanahan di tetapkan pada
tanggan 1 September 2020, diundang – undangkan pada tanggal 2 September
2020 mulai berlaku, Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 38 Tahun
2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
dan Kantor Pertanahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1874)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2018 tentang Perubahan
atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 38 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 500), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

ERNA_SRY 21 159
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL

ERNA_SRY 21 160
KEDUDUKAN KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Pasal 1
1) Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional, yang selanjutnya disebut Kantor
Wilayah adalah instansi vertikal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional di provinsi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional melalui Sekretaris Jenderal.
2) Kantor Wilayah dipimpin oleh seorang Kepala.

ERNA_SRY 21 161
KANTOR WILAYAH
BADAN PERTANAHAN Fungsi BPN
NASIONAL dalam wilayah
Provinsi yang
Pasal 2 bersangkutan

Tugas BPN
dalam
wilayah
Provinsi yang
bersangkutan
Kantor
Wilayah
BPN

ERNA_SRY 21 162
FUNGSI KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Pasal 3
a. Pengoordinasian, pembinaan, dan pelaksanaan penyusunan rencana, program, anggaran dan
pelaporan kantor wilayah dan kantor pertanahan di wilayahnya;
b. Pengoordinasian, pembinaan, dan pelaksanaan survei dan pemetaan pertanahan, penetapan hak
dan pendaftaran tanah, redistribusi tanah, pemberdayaan tanah masyarakat, penatagunaan
tanah, penataan tanah sesuai rencana tata ruang, dan penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil,
perbatasan dan wilayah tertentu, pengadaan tanah, pencadangan tanah, konsolidasi tanah,
pengembangan pertanahan, pemanfaatan tanah, penilaian tanah dan ekonomi pertanahan,
pengendalian dan penertiban penguasaan dan pemilikan tanah, serta penggunaan dan
pemanfaatan tanah sesuai rencana tata ruang, penanganan dan pencegahan sengketa dan
konflik serta penanganan perkara pertanahan;
c. Pengoordinasian dan pelaksanaan reformasi birokrasi, penyelesaian tindak lanjut pengaduan dan
temuan hasil pengawasan;
d. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pertanahan di kantor wilayah dan
kantor pertanahan; dan
e. Pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi kantor wilayah dan
pengoordinasian tugas dan pembinaan administrasi pada kantor pertanahan
ERNA_SRY 21 163
SUSUNAN ORGANISASI 1. Bagian
Tata Usaha
KANTOR WILAYAH 6. Bidang
Pasal 4 Pengendalian 2. Bidang
dan Survei dan
Penanganan Pemetaan
Sengketa. Susunan
Organisasi
Kantor
5. Bidang
Pengadaan
Wilayah 3. Bidang
Penetapan
Tanah dan
Hak dan
Pengembang
4. Bidang Pendaftaran
an
Penataan
dan
Pemberdaya
an
ERNA_SRY 21 164
BAGAN SUSUNAN LAMPIRAN I
ORGANISASI PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUA N G / KEPALA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH BADAN N O M O R 17 TAHUN 2020

PERTANAHAN NASIONAL TENTANG ORGANISASI DAN TATA K E R J A KANTOR WILAYAH


BADAN PERTANAHAN NASIONAL DAN KANTOR PERTANAHAN

KANTOR WILAYAH
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAGIAN
TATA U S A H A

Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian


Perencanaan, Evaluasi d a n Keuangan dan Barang H u k u m , Kepegawaian dan Umum dan Hubungan
Pelaporan Milik Negara Organisasi Masyarakat

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


BIDANG
PENETAPAN HAK DAN PENATAAN DAN P E N G ADAAN TANAH DAN PENGENDALIAN DAN
SURVEI DAN PEMETAAN
PENDAFTARAN P E M B E RD AY AAN PENGEMBANGAN PENANGANAN SE N G K E T A

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL

ERNA_SRY 21 165
S U S U N A N O RG A N I S AS I P E R I O D E K A B I N E T K E RJA *

BAGAN ORGANISASI
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI *Hanya Sebagai Pembanding
dengan nama Lembaga yang
baru *Saat tidak berlaku lagi
KANTOR WILAYAH
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAGIAN
TATA U S A H A

Subbagian Subbagian
Subbagian Subbagian
Perencanaan, Evaluasi Organisasi dan
Keuangan dan BMN U m u m d a n Informasi
dan Pelaporan Kepegawaian

BIDANG
BIDANG BIDANG BIDANG
BIDANG PENANGANAN MASALAH
IN F R A S T R U K T U R HUBUNGAN HUKUM PENATAAN
PENGADAAN TANAH* DAN PENGENDALIAN
PERTANAHAN* PERTANAHAN* PE R TAN AH AN *
PERTANAHAN*

Seksi Seksi Seksi Seksi


Penetapan H a k Tanah dan Seksi
Pengukuran dan Pemanfaatan Tanah Sengketa d a n Konflik
Pemberdayaan H a k Tanah Penatagunaan Tanah
Pemetaan Dasar Masyarakat Pemerintah Pertanahan

Seksi Seksi Seksi Seksi


Seksi
Pengukuran dan Landreform dan Bina Pengadaan dan Penanganan Perkara
Pendaftaran H a k Tanah
Pemetaan Kadastral Konsolidasi T a n a h Penetapan Tanah Pemerintah Pertanahan

Seksi Seksi Seksi


Survei dan Pemetaan Pemeliharaan Data H a k Seksi Seksi
Penataan Kawasan
Tematik Tanah dan Pembinaan PPAT Penilaian T a n a h Pengendalian Pertanahan
Tertentu

Kelompok J a b a t a n Fungsional

229 [ES-TAM 2018]


ERNA_SRY 21 166
BAGIAN TATA USAHA

ERNA_SRY 21 167
TUGAS BAGIAN TATA USAHA
(Pasal 5)

Pemberian di Lingkungan
Melaksanakan
Dukungan Kantor
Pembinaan Wilayah
Administrasi

ERNA_SRY 21 168
BIDANG SURVEI DAN PEMETAAN

ERNA_SRY 21 169
Pengoordinasian

Pembinaan, dan
Pembinaan pelaksanaan
tenaga teknis dan pengukuran dan
surveyor berlisensi pemetaan bidang
dan ruang

TUGAS BIDANG SURVEI DAN


PEMETAAN (Pasal 9)
Survei dan Pemeliharaan
pemetaan tematik kerangka dasar
bidang dan kadastral nasional
Pasal 10 kawasan dan pengukuran
pertanahan dan batas administrasi
Bidang Survei dan Pemetaan
ruang dan kawasan
terdiri atas Kelompok Jabatan
Fungsional.
Pengukuran dan
pemetaan dasar
ERNA_SRY 21 170
BIDANG PENETAPAN HAK DAN PENDAFTARAN

ERNA_SRY 21 171
TUGAS BIDANG PENETAPAN HAK DAN PENDAFTARAN (Pasal 11)
Melaksanakan pembinaan;

Koordinasi, pelaksanaan dan inventarisasi;

Identifikasi;

Pengelolaan data dan penyajian informasi penetapan hak tanah dan ruang;
Pembinaan dan
Pendaftaran tanah dan ruang; pengawasan mitra
kerja dan pejabat
Pemeliharaan hak atas tanah dan ruang; pembuat akta tanah
(PPAT).
Penatausahaan tanah ulayat dan hak komunal;
Pasal 12
Penetapan dan pengelolaan tanah pemerintah; Bidang Penetapan
Hak dan Pendaftaran
Penetapan dan pengelolaan tanah pemerintah; terdiri atas Kelompok
Jabatan Fungsional.
Hubungan kelembagaan ERNA_SRY 21 172
BIDANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN

ERNA_SRY 21 173
TUGAS BIDANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN
Pasal 13 Pasal 14
1. Melaksanakan pengoordinasian, Bidang Penataan dan
Pemberdayaan terdiri
2. Pembinaan dan pelaksanaan landreform, atas Kelompok Jabatan
3. Pengelolaan dan analisis penguasaan, Fungsional
4. Pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah,
5. Redistribusi tanah,
6. Pemberdayaan tanah masyarakat,
7. Penatagunaan tanah,
8. Penataan tanah sesuai rencana tata ruang,
9. Fasilitasi penyusunan rencana tata ruang dan pemanfaatan ruang di daerah,
10. Penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu.
ERNA_SRY 21 174
BIDANG PENGADAAN TANAH DAN PENGEMBANGAN

ERNA_SRY 21 175
TUGAS
BIDANG PENGADAAN TANAH 2. Pembinaan,
DAN PENGEMBANGAN 1. Melaksanakan
dan pelaksanaan
pengadaan dan
pengoordinasian
pencadangan
tanah,

3. Konsolidasi
tanah,
4. Penilaian tanah
pengembangan
Pasal 15 Bidang Pengadaan dan ekonomi
pertanahan dan
Tanah dan Pengembangan pertanahan
pemanfaatan
terdiri atas Kelompok Jabatan
Fungsional. tanah

ERNA_SRY 21 176
BIDANG
PENGENDALIAN DAN PENANGANAN SENGKETA

ERNA_SRY 21 177
KANTOR PERTANAHAN

ERNA_SRY 21 178
KEDUDUKAN DAN TUGAS KANTOR PERTANAHAN
Pasal 18
1. Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional di kabupaten/kota yang berada di
bawah dan ber tanggung jawab kepada Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional.
2. Kantor Pertanahan dipimpin oleh seorang Kepala

Pasal 19
Kantor Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi
Badan Pertanahan Nasional di kabupaten/kota yang bersangkutan.

ERNA_SRY 21 179
FUNGSI KANTOR PERTANAHAN
Pasal 20
a. Penyusunan rencana, program, anggaran dan pelaporan;
b. Pelaksanaan survei dan pemetaan;
c. Pelaksanaan penetapan hak dan pendaftaran tanah;
d. Pelaksanaan penataan dan pemberdayaan;
e. Pelaksanaan pengadaan tanah dan pengembangan pertanahan;
f. Pelaksanaan pengendalian dan penanganan sengketa pertanahan;
g. Pelaksanaan modernisasi pelayanan pertanahan berbasis elektronik;
h. Pelaksanaan reformasi birokrasi dan penanganan pengaduan; dan
i. Pelaksanaan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi Kantor
Pertanahan. ERNA_SRY 21 180
SUSUNAN ORGANISASI KANTOR PERTANAHAN
(Pasal 21) terdiri dari :

Kantor
Pertanahan

Seksi Penetapan Seksi Pengadaan Seksi Pengendalian


Subbagian Tata Seksi Survei dan Seksi Penataan dan
Hak dan Tanah dan dan Penanganan
Usaha Pemetaan Pemberdayaan
Pendaftaran Pengembangan Sengketa

ERNA_SRY 21 181
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI KANTOR PERTANAHAN

KANTOR PERTANAHAN

S UB B AG IAN
TATA USAHA

K O O R D INA T O R D A N K E L O M P O K
J A BA T A N F U N G S I O N A L

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


SEKSI
PENETAPAN HAK DAN PENATAAN DAN PENGADAAN TANAH DAN PENGENDALIAN DAN
SURVEI DAN PEMETAAN
PENDAFTARAN PEM B E RD AYAAN PENGEMBANGAN PENANGANAN SENGKETA

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN
F UNGSIO NA L F UNGSIO NA L F UNGSIO NA L F UNGSIO NA L F UNGSIO NA L

ERNA_SRY 21 182
S U S U NA N ORGANISASI
BAGAN ORGANISASI
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA

KANTOR PERTANAHAN

SUBBAGIAN
TATA U S A H A

Urusan Urusan
Urusan
Perencanaan, Evaluasi, U m u m dan
Keuangan dan BMN
d a n Pelaporan K ep eg a w a ia n

SEKSI
SEKSI SEKSI SEKSI PENANGANAN
SEKSI MASALAH DAN
IN F R A S T R U K T U R HUBUNGAN HUKUM PENATAAN
PENGADAAN TANAH P E N G E N D A L IA N
PERTANAHAN PERTANAHAN PE R TA N A H A N
PERTANAHAN

Subseksi Subseksi Subseksi


Subseksi Subseksi
Penetapan Ha k Tanah dan Penanganan Sengketa,
Pengukuran dan Pemetaan
Pemberdayaan H a k Tanah
Penatagunaan Tanah Pemanfaatan Tanah Pemerintah
Konflik d a n Perkara
Das ar d an Tematik d a n K a w a s a n Tertentu d a n Penilaian T a n a h
Masyarakat Pertanahan

Subseksi Subseksi Subseksi


Subseksi Subseksi
Pengukuran dan Landreform dan Fasilitasi P e n ga d a a n d a n
Pengendalian Pertanahan
Pendaftaran H a k Tanah Penetapan Tanah Pemerintah
Pemetaan Kadastral Konsolidasi T a n a h

Subseksi
Pemeliharaan Data Ha k
Tanah dan Pembinaan PPAT

Kelompok J a b a t a n Fungsional

241 [ES-TAM 2018]


ERNA_SRY 21 183
SUBBAGIAN TATA USAHA

ERNA_SRY 21 184
TUGAS
SUBBAGIAN TATA USAHA
(Pasal 22) Pemberian Pelaksanaan
Dukungan Pengelolaan
Administrasi Modernisasi
Kepada Seluruh Pelayanan
Unit Organisasi Pertanahan
Kantor Berbasis
Pertanahan, Elektronik,

Pelaksanaan Fasilitasi
Reformasi Birokrasi Di
Pasal 23
Kantor Pertanahan.
Subbagian Tata Usaha terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional
ERNA_SRY 21 185
SEKSI SURVEI DAN PEMETAAN

ERNA_SRY 21 186
Pemeliharaan
Melaksanakan Kerangka Dasar
Pengukuran Dan Kadastral Nasional
TUGAS Pemetaan Bidang Dan Dan Pengukuran Batas
SEKSI SURVEI DAN Ruang, Administrasi Dan
Kawasan,
PEMETAAN (Pasal 24)

Survei Dan Pemetaan


Tematik Bidang Dan Pengukuran Dan
Kawasan Pertanahan Pemetaan Dasar,
Dan Ruang

Pasal 25
Pembinaan Tenaga
Seksi Survei dan Pemetaan terdiri
Teknis Dan Surveyor
atas Kelompok Jabatan Fungsional.
Berlisensi.
ERNA_SRY 21 187
SEKSI PENETAPAN HAK DAN PENDAFTARAN

ERNA_SRY 21 188
SEKSI PENETAPAN HAK Inventarisasi,

DAN PENDAFTARAN Hubungan


kelembagaan serta
(Pasal 26) pembinaan dan Identifikasi,
pengawasan mitra
kerja dan PPAT.

Pengelolaan data
dan penyajian
Penetapan dan informasi kegiatan
pengelolaan tanah penetapan hak tanah
pemerintah, dan ruang dan
pendaftaran tanah
dan ruang,
Pasal 27
Seksi Penetapan Hak dan
Pendaftaran terdiri atas
Penatausahaan tanah
Kelompok Jabatan Fungsional. Pemeliharaan hak
ulayat dan hak
atas tanah dan ruang,
komunal,
ERNA_SRY 21 189
SEKSI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN

ERNA_SRY 21 190
TUGAS SEKSI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN (Pasal 28)

Penataan Tanah
Melaksanakan
Penatagunaan Tanah, Sesuai Rencana Tata
Landreform,
Ruang,

Fasilitasi Penyusunan
Pengelolaan Dan Pemberdayaan Rencana Tata Ruang
Analisis Penguasaan, Tanah Masyarakat, Dan Pemanfaatan
Ruang Di Daerah,

Pasal 29
Penataan Wilayah Seksi Penataan dan
Pemilikan,
Pesisir, Pulau-pulau Pemberdayaan terdiri
Penggunaan Dan Redistribusi Tanah,
Kecil, Perbatasan Dan atas Kelompok
Pemanfaatan Tanah,
Wilayah Tertentu Jabatan Fungsional.
ERNA_SRY 21 191
SEKSI PENGADAAN
TANAH DAN PENGEMBANGAN

ERNA_SRY 21 192
TUGAS SEKSI PENGADAAN
TANAH DAN PENGEMBANGAN
(PASAL 30)

Konsolidasi Tanah
Pelaksanaan
Pengembangan Penilaian Tanah Dan
Pengadaan Dan
Pertanahan Dan Ekonomi Pertanahan
Pencadangan Tanah
Pemanfaatan Tanah

Pasal 31
Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan terdiri
atas Kelompok Jabatan Fungsional.

ERNA_SRY 21 193
SEKSI PENGADAAN
TANAH DAN PENGEMBANGAN

ERNA_SRY 21 194
TUGAS SEKSI PENGENDALIAN DAN PENANGANAN SENGKETA (Pasal 32)

2. Alih Fungsi Lahan,


Wilayah Pesisir, Pulau-pulau 3. Penertiban Penguasaan,
Kecil, Perbatasan Dan Pemilikan Dan Penggunaan
Wilayah Tertentu,

1. Pengendalian
Hak Tanah
Pasal 33

5. Pemanfaatan Tanah, Dan Seksi Pengendalian dan


4. Penanganan Perkara Penanganan Sengketa terdiri
Penanganan Sengketa Dan
Pertanahan atas Kelompok Jabatan
Konflik Fungsional.

ERNA_SRY 21 195
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

ERNA_SRY 21 196
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 34
Di lingkungan Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan dapat dibentuk Kelompok
Jabatan Fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 35
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan
jabatan fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

ERNA_SRY 21 197
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 36
1) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, terbagi dalam berbagai
kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilan
2) Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan Koordinator
Pelaksana Fungsi Pelayanan Fungsional sesuai dengan ruang lingkup bidang tugas dan fungsi
masing-masing Jabatan Adminitrator/Jabatan Pengawas.
3) Koordinator Pelaksana Fungsi Pelayanan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mempunyai tugas mengoordinasikan dan mengelola kegiatan pelayanan fungsional sesuai
dengan bidang tugas masing-masing.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembagian tugas Koordinator Pelaksana Fungsi Pelayanan
Fungsional ditetapkan oleh Menteri.
5) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh
pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
6) Jumlah pejabat fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan
kebutuhan dan beban kerja.
7) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
ERNA_SRY 21 198
TATA KERJA

ERNA_SRY 21 199
TATA KERJA
(Pasal 37)

Kantor
Wilayah
Kementerian Agraria dan Tata
Badan Ruang / Badan Pertahanan
Pertanahan Nasional

Nasional Menteri Agraria dan Tata Ruang,


Laporan Sekretaris Jendral Kepala Badan Pertanahan
Nasional

Kantor
Pertanahan

Hasil pelaksanaan
urusan pemerintahan di
bidang pertanahan
secara berkala atau
sewaktu-waktu sesuai
kebutuhan ERNA_SRY 21 200
TATA KERJA
Pasal 37
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan menyampaikan laporan
kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Sekretaris
Jenderal mengenai hasil pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang pertanahan secara berkala
atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan
Pasal 38
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan harus menyusun analisis
beban kerja terhadap seluruh jabatan di lingkungannya.
Pasal 39
Setiap unsur di lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan
dalam melaksanakan tugasnya harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi
baik dalam lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan
maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah
ERNA_SRY 21 201
TATA KERJA
Pasal 40
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah
di lingkungan masing-masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas
publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang
terintegrasi.
Pasal 41
Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan
bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan
tugas bawahan.
Pasal 42
Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahan masing-
masing dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang
diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
ERNA_SRY 21 202
TATA KERJA
Pasal 43
Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta
bertanggung jawab kepada atasan masing- masing dan menyampaikan laporan kinerja
secara berkala tepat pada waktunya.
Pasal 44
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan
dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya.

ERNA_SRY 21 203
ESELON,
PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN

ERNA_SRY 21 204
ESELON, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN
*Nama Jabatan Pimpinan dan Eselon (Pasal 45)

No Jabatan Jabatan Pimpinan Jabatan Struktural

1 Kepala Kantor Wilayah Jabatan Pimpinan II.a


Tinggi Pratama

2 Kepala Kantor Pertanahan Jabatan III.b


Kepala Bagian Tata Usaha Admministrator
Kepala Bidang
3 Kepala Subbagian Jabatan Pengawasan IV.a
Kepala Seksi
ERNA_SRY 21 205
PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN

Pasal 46
1) Kepala Kantor Wilayah, Kepala Kantor Pertanahan, Kepala Bagian Tata
Usaha dan Kepala Bidang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional.
2) Pejabat struktural eselon IV atau pejabat pengawas dapat diangkat dan
diberhentikan oleh pejabat yang diberi pelimpahan wewenang oleh
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional

ERNA_SRY 21 206
KETENTUAN LAIN – LAIN (PASAL 48)

1. Nama dan wilayah kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
2. Pembentukan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional atau Kantor
Pertanahan baru, ditetapkan dengan Peraturan Menteri tersendiri setelah
mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang aparatur negara
3. Dalam pembentukan kantor baru maka perlu dilakukan melalui Peraturan
Menteri tentang pembentukan kantor sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dengan melakukan penyesuaian nama dan wilayah kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
ERNA_SRY 21 207
KETENTUAN PERALIHAN (PASAL 50)

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada beserta
pejabat yang memangku jabatan di lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 38 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 38 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan, tetap berlaku dan tetap
melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan ditetapkan dan diangkatnya
pejabat baru berdasarkan Peraturan Menteri ini.

ERNA_SRY 21 208
Pertanahan: Pelaksanaan
Urusan pertanahan di
daerah dilaksanakan Kanwil
BPN dan Kantor Pertanahan
di Kabupaten/Kota sebagai
unit vertikal dari
Kementerian Agraria dan
Penyelenggaraan Tata Ruang/BPN di daerah. Pelaksanaan Urusan
U rusan Pertanahan Penataan Ruang di
dan daerah, merupakan
Tata Ruang di kewenangan pemerintah
daerah
provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota.

Tata Ruang:
Untuk mendukung
pelaksanaan tugas teknis
operasional dan/atau tugas
teknis penunjang, dapat
dibentuk Unit Pelaksana
Teknis (UPT) penataan
ruang.

ERNA_SRY 21 209
J U M L A H KANTOR DI PROVINSI DAN KABUPATEN

• 33 Kantor Wilayah BPN


• 458 Kantor Pertanahan di 457
Kantor yang sudah Kabupaten/Kota (Kota Surabaya terdiri
ada: dari 2 (dua) Kantor Pertanahan)
• 20 Perwakilan Kantor Pertanahan di
Kabupaten/Kota pemekaran

• 1 Provinsi (Provinsi Kalimantan Utara)


• 37 Kabupaten/Kota
Kantor yang belum
terbentuk:

ERNA_SRY 21 210
PERWAKILAN KANTOR PERTANAHAN

KEDUDUKAN:
1. Perwakilan Kantor Pertanahan adalah bagian dari Kantor Pertanahan Induknya dan
merupakan satu kesatuan organisasi, administrasi dan keuangan yang tidak terpisahkan
keberadaannya dalam pelaksanaan pelayanan pertanahan kepada masyarakat
2. Perwakilan Kantor Pertanahan dipimpin oleh Pejabat Perwakilan Kantor
Pertanahan
3. Pejabat Perwakilan dibantu oleh beberapa koordinator dan staf Perwakilan

TUGAS :
 Perwakilan Kantor Pertanahan melaksanakan tugas dan fungsi Kantor Pertanahan Induk
dalam lingkungan wilayah kerjanya, kecuali untuk urusan keuangan dan kepegawaian.

ERNA_SRY 21 211
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUA N G / KEPALA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA N O M O R 17
TAHUN 2020 TENTANG
ORGANISASI DAN TATA K E R J A KANTOR WILAYAH
BADAN PERTANAHAN NASIONAL DAN KANTOR
PERTANAHAN

WILAYAH KERJA KANTOR WILAYAH BADAN PERTAHANAN NASIONAL

Wilayah Kerja Kantor Wilayah BPN 33 Note

Kantor Wilayah Kalimantan Timur ada


2 Wilayah Kerja
Badan Prov. Kalimantan Timur
Pertahanan Prov. Kalimantan
Wilayah Kerja
Nasional 35 Utara

ERNA_SRY 21 212
WILAYAH KERJA
KANTOR Kantor
PERTANAHAN Pertanaha
n 471

Wilayah
Kerja
514
Wilayah
Kerja Kantor
Pertanahan

ERNA_SRY 21 213
VISI, MISI DAN MOTTO
Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Visi
Terwujudnya Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang
Terpercaya dan Berstandar Dunia dalam Melayani Masyarakat untuk
Mendukung Tercapainya: “Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”
Misi
1. Menyelenggarakan Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang
Produktif, Berkelanjutan dan Berkeadilan;
2. Menyelenggarakan Pelayanan Pertanahan dan Penataan Ruang yang
Berstandar Dunia.

Motto
Melayani, Profesional, Terpercaya
ERNA_SRY 21 214
KEMENTERIAN AGRARIAN DAN TATA RUANG REPUBLIK INDONESIA

Lambang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang

Bendera Kementerian
Agraria dan Tata Ruang

ERNA_SRY 21 215
KEMENTERIAN AGRARIAN DAN TATA RUANG REPUBLIK INDONESIA -
GAMBARAN UMUM

Gambaran Umum
Dibentuk 24 September 1960; 61 tahun lalu
Dasar hukum pendirian Peraturan Presiden Nomor 17 dan 20
Tahun 2015
Bidang tugas Agraria/pertanahan dan tata ruang
Slogan ATR/BPN Maju Modern

ERNA_SRY 21 216
ARTI LAMBANG DAN WARNA LOGO BPN
(Sejak berlakunya Keputusan Menteri No 59/KEP.-5.11/III/Tahun 2017 maka lambang dan logo BPN wajib disesuaikan dengan
lambang yang baru dan logo yang lama dinyatakan tidak berlaku lagi) materi ini disampaikan hanya untuk pembanding dengan
lambang dan logo yang baru

Gambar Keterangan Makna Penjelasan


Memaknai atau
melambangkan 4 tujuan
penataan pertanahan
4 Butir Padi Kemakmuran dan yang telah dilakukan BPN
Kesejahteraan RI yaitu:
• Kemakmuran
• Keadilan
• Keberlanjutan, dan
• Harmoni Sosial
M e l a m b a n g k a n wa d a h
atau area untuk berkarya
bagi BPN RI yang
Lingkarang Sumber Kehidupan b e r h u b u n ga n l a n g s u n g
Manusia dengan unsur-unsur yang
ada di dalam bumi yang
meliputi Tanah, Air dan
Udara
ERNA_SRY 21 217
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pertanahan_Nasional#Arti_Lambang_Dan_Warna_Logo
ARTI LAMBANG DAN WARNA LOGO BPN
(Sejak berlakunya Keputusan Menteri No 59/KEP.-5.11/III/Tahun 2017 maka lambang dan logo BPN wajib disesuaikan dengan
lambang yang baru dan logo yang lama dinyatakan tidak berlaku lagi) materi ini disampaikan hanya untuk pembanding dengan
lambang dan logo yang baru

Gambar Keterangan Makna Penjelasan


3 Garis Lintang dan 3 Garis
Bujur memaknai atau
melambangkan pasal 33
Sumbu Proses Keseimbangan ayat 3 Undang Undang
Dasar 1945 yang
mendasari lahirnya
Undang-undang Pokok
Agraria (UUPA) No. 5
Tahun 1960

https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pertanahan_Nasional#Arti_Lambang_Dan_Warna_Logo
ERNA_SRY 21 218
ARTI LAMBANG DAN WARNA LOGO BPN
(Sejak berlakunya Keputusan Menteri No 59/KEP.-5.11/III/Tahun 2017 maka lambang dan logo BPN wajib disesuaikan dengan
lambang yang baru dan logo yang lama dinyatakan tidak berlaku lagi) materi ini disampaikan hanya untuk pembanding dengan
lambang dan logo yang baru
Gambar Keterangan Makna Penjelasan
11 bidang bumi memaknai
atau melambangkanWarna
Coklat melambangkan
bumi, alam raya dan
cerminan dapat dipercaya
11 agenda yang akan dan dan teguh.
11 Bidang Grafis Bumi telah dilakukan BPN RI Warna Kuning
Emas melambangkan
kehangatan, pencerahan,
intelektual dan
kemakmuran.
Warna Abu-
abu melambangkan
kebijaksanaan,
kedewasaan serta
keseimbangan.[2]
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pertanahan_Nasional#Arti_Lambang_Dan_Warna_Logo
ERNA_SRY 21 219
Lampiran I : Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor No 59/KEP.-5.11/III/Tahun 2017, Tentang
Lambang/Logo Kementerian agrarian dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Bentuk Lambang / Logo Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan
Nasional, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan

Ditetapkan di Jakar ta
pada tanggal 2 Maret 2017

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/


KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,
Sumber https://landregulations.wordpress.com/peraturan-pertanahan
ERNA_SRY 21 220
Lampiran II : Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor No 59/KEP.-5.11/III/Tahun 2017, Tentang
Lambang/Logo Kementerian agrarian dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Makna Lambang/Logo Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan

4 (empat) Butir Padi


Melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan
M e m a k n a i a t a u m e l a m b a n g k a n 4 (empat) t u j u a n Pe n a t a a n
Pe r t a n a h a n ya n g a k a n d a n t e l a h d i l a k u k a n Ke m e n t e r i a n
ATR/BPN yaitu:
1. Kemakmuran
2. Keadilan
3. Keberlanjutan
4. Harmoni Sosial

Ditetapkan di Jakar ta
pada tanggal 2 Maret 2017

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/


Sumber https://landregulations.wordpress.com/peraturan-pertanahan KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,
ERNA_SRY 21 221
Lampiran II : Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor No 59/KEP.-5.11/III/Tahun 2017, Tentang
Lambang/Logo Kementerian agrarian dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Makna Lambang/Logo Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan

Lingkaran Bumi
Melambangkan sumber penghidupan manusia
Memaknai atau melambangkan wadah atau u n t u k berkarya
b a g i Ke m e n t e r i a n AT R / B P N ya n g b e r h u b u n g a n l a n g s u n g
dengan u n s u r- u n s u r yang ada di dalam bumi yang meliputi
tanah dan udara.

Ditetapkan di Jakar ta
pada tanggal 2 Maret 2017

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/


Sumber https://landregulations.wordpress.com/peraturan-pertanahan KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,
ERNA_SRY 21 222
Lampiran II : Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor No 59/KEP.-5.11/III/Tahun 2017, Tentang
Lambang/Logo Kementerian agrarian dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Makna Lambang/Logo Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan

Gelombang Hijau dan Biru


Hijau melambangkan lingkungan yang terjaga
Biru melambangkan warna air
Memaknai tugas Kementerian ATR/BPN yang
berhubungan langsung dengan pemanfataan ruang,
tanah dan air

Ditetapkan di Jakar ta
pada tanggal 2 Maret 2017

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/


Sumber https://landregulations.wordpress.com/peraturan-pertanahan KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,
ERNA_SRY 21 223
Lampiran II : Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor No 59/KEP.-5.11/III/Tahun 2017, Tentang
Lambang/Logo Kementerian agrarian dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Makna Lambang/Logo Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan

Sumbu
Melambangkan poros keseimbangan 3
(tiga) garis lintang
3 (tiga) garis bujur
Memaknai a ta u melambangkan Pasal 33 ayat 3 U U D 1945
mendasari lahir nya U n d a n g - U n d a n g Nomor 5 Ta h u n 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

Ditetapkan di Jakar ta
pada tanggal 2 Maret 2017

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/


Sumber https://landregulations.wordpress.com/peraturan-pertanahan KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,
ERNA_SRY 21 224
Lampiran II : Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor No 59/KEP.-5.11/III/Tahun 2017, Tentang
Lambang/Logo Kementerian agrarian dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Makna Lambang/Logo Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan

Bangunan Gedung dan Pohon


Sebagai simbol ke k u a t a n , tekad yang b ula t ,
keberlanjutan, dan sinergitas
Memaknai pelaksanaan secara konsisten dalam
menangani, menyelesaikan dan mengutamakan h a k
serta m e n u n t a s k a n kewa j i b a n d e n ga n p e n u h
ko n s i s t e n s i , ter tib , d i s i p l i n s e s u a i keb i j a k a n ya n g
berlaku. Lambang ini juga bermakna penggunaan dan
p e m a n f a a t a n t a n a h ya ng selaras s e s u a i d e n ga n t a t a
ruang.
Ditetapkan di Jakar ta
pada tanggal 2 Maret 2017

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/


Sumber https://landregulations.wordpress.com/peraturan-pertanahan KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,
ERNA_SRY 21 225
Lampiran III : Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor No 59/KEP.-5.11/III/Tahun 2017, Tentang
Lambang/Logo Kementerian agrarian dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Makna warna Lambang/Logo Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan
Makna Warna
Keterangan Warna
Warna Hijau dan Biru Muda
Hijau Biru Muda
Melambangkan lingkungan alam sekitar yang terjaga dengan baik serta air
C : 49 C : 78
M : 0 M : 30
Warna Kuning Y : 99 Y : 2
Melambangkan kehangatan,pencerahan, intelektual dan kemakmuran K : 0 K : 0

Warna Biru Biru Kuning


Melambangkan ruang terbuka, kebijaksanaan, kejujuran, dinamis, dan C : 100 C : 0
M : 55 M : 24
keseimbangan
Y : 10 Y : 91
K : 48 K : 0
Warna Merah Butir Padi
Melambangkan semangat, usaha yang menyeluruh dan antusiasme Merah Putih
C : 16 C : 0
Warna Putih pada tepi Bangunan dan Rumah M : 69 M : 0
Melambangkan perdamaian, spritualitas, persatuan, pencapaian dipadukan Y : 82 Y : 0
dengan keterbukaan, kejujuran, dinamis serta berimbang K : 5 K : 0

Ditetapkan di J akart a pada


tanggal 2 Maret 2017
Sumber https://landregulations.wordpress.com/peraturan-pertanahan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA
ERNA_SRY 21 226
BADAN PERTANAHAN NASIONAL,
Lampiran IV : Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor No 59/KEP.-5.11/III/Tahun 2017, Tentang
Lambang/Logo Kementerian agrarian dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Ukuran (grid) Lambang / Logo Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan
Pertanahan Nasional, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan

Ditetapkan di Jakar ta
pada tanggal 2 Maret 2017

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/


KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,
Sumber https://landregulations.wordpress.com/peraturan-pertanahan
ERNA_SRY 21 227
TERIMA KASIH Salam, Erna Sriyatmi

ERNA_SRY 21 228

Anda mungkin juga menyukai