Anda di halaman 1dari 12

Hukum Surat Berharga

Abdurrahman Alfaqiih
Kontrak Belajar 2
• Attending to class at least 75%
• Pakaian Sopan dan Patut (No Sandal, No Pakaian Ketat, No Kaos Oblong)
• No Smartphone (include tablet) during class (power off / silent)
• No Laptop or using internet except it is allowed
• Jangan ngobrol selama penjelasan / dilarang keras buat keributan
• Keterlambatan lebih dari 20 menit dianggap tidak hadir. Kalau dosen terlambat
atau tidak hadir?
• Penitipan ttd pada daftar hadir dilarang keras.
• Wajib join Google classroom
• Plagiat dalam membuat tugas dilarang
• Izin wajib dilakukan 2 minggu sebelum hari H
Pertemuan Topik Bahasan

1 Kontrak Belajar
Silabus 2 Pengantar Surat Berharga (Pengertian, Perbedaan, Fungsi) 3
3 Pokok-pokok Hukum Surat Berharga
4 Wesel
5 Cek, Promise dan kwitansi
6 Cek, Promise dan kwitansi
7 Commercial Paper
8 UTS
9 Medium Term Note
10 Surat Berharga Pasar Uang
11 Sertifikat Bank Indonesia
12 Sertifikat Deposito
13 Konosemen (Bill of Leading)
14 – 15 Resi Gudang dan Surat Utang Negara
16 UAS
Referensi 4

• James Julianto Irawan, Surat Berharga Suatu Tinjauan Yuridis dan


Praktis,Kencana, Jakarta, 2014
• Ridwan Khairandy, Pokok-pokok Hukum Dagang,FH UII Press, 2013
• Joni Emirzon, Hukum Surat Berharga dan Perkembangannya di
Indonesia, PT Prenhallindo, Jakarta, 2002
• Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Hukum Dagang Surat Surat
Berharga, Seksi Hukum Dagang UGM, 1982
Penilaian 5

• Kehadiran / keaktifan : 10 %
• Tugas (Resume/Kuis/Presentasi) : 25 %
• UTS : 30 %
• UAS : 35 %
Pengantar Surat Berharga 6

• Istilah Surat Berharga dalam system hukum asing dikenal negotiable


instrument, Commercial Paper/CP, Waarde van papieren. Dulu, di Indonesia
istilah yang digunakan beragam seperti surat perniagaan atau kertas berharga.
Sejak abad pertengahan telah dikenal penggunaan surat berharga di wilayah laut
tengah terutama di cities state. Berkembangnya praktik perniagaan lintas batas
wilayah menyebabkan muncul masalah dan kesulitan dalam pembayaran. Utk
mengatasi itu, diciptakan “Law of Merchant” dan “Mercantile Court”.
Pada 1882, Inggris dan beberapa negara eropa menerbitkan UU tentang Surat
Berharga, lalu Amerika mengikuti dengan menerbitkan Uniform Negotiable
Instrument Acts 1896.
Indonesia dipengaruhi hukum belanda (Wet Boek van Koophandel) pada saat itu,
kemudian berkembang oleh pengaruh kebijakan liberalisasi perbankan.
Definisi Surat Berharga 7
• “akta-akta atau alat-alat bukti yang menurut kehendak penerbitnya atau ketentuan
perundang-undangan diperuntukkan semata-mata sebagai upaya bukti diri (legitimasi), yang mana
akta tersebut digunakan untuk menagih.” (Molengraff)
• “Surat yang pada umumnya harus di dalam pemilikan seseorang untuk dapat melaksanakan haknya
yang ada dalam surat tersebut.” (Ribbius)
• “Surat bukti tuntutan utang, pembawa hak, dan mudah dijual belikan. Tidak saja melihat sisi dari
krediturnya untuk mendapatkan haknya, melainkan juga bagi debitur untuk dapat membayar sehingga
membebaskan dirinya, tidak dapat berbuat lain selain dengan meminta penyerahan/penunjukkan dari
surat berharga tersebut.” (Scheltema)
• “Surat yang senilai dengan perikatan dasarnya.” (Prof. Soekardono)
• “Surat bukti tuntutan utang, pembawa hak dan mudah dijualbelikan.” (H.M.N. Purwosutjipto)
• “Surat yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi yang
berupa pembayaran sejumlah uang.” (Abdulkadir Muhammad)
• “Surat berharga yang dapat diperdagangkan dalam dunia perniagaan, guna untuk memudahkan
pemakaian uang yang akan diterima dari pihak ketiga dan untuk mempermudah penagihan piutang
dari pihak ketiga.” (CST. Kansil)
Definisi Surat Berharga 8

• “Suatu alat bukti dari suatu tagihan atas orang yang menandatangani surat itu,
tagihan mana dipindahtangankan dengan penyerahan surat itu dan akan
dilunasi sesudah surat itu ditunjukkan.” (H. Boerhanoeddin Soetan Batoeah)
• “Permintaan atau janji tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang yang
mudah ditransfer dari satu orang kepada orang lain.” (Kamus Istilah Ekonomi
dan Pasar Modal)
• “Suatu tanda bukti yang pembayarannya utangnya sudah dapat dilakukan
hanya dengan cara memperlihatkan surat, pemegangnya sudah dianggap
sebagai penagih utang yang berhak.” (Kamus Istilah Hukum Fockema Andreae,
Belanda-Indonesia)
Dari beberapa definisi di atas, pada hakekatnya surat berharga merupakan alat
bayar atau instrument pembayaran dalam berbagai transaksi perdagangan
sebagai pengganti uang, pemegang surat berharga adalah orang yang berhak
atau dianggap berhak melakukan penagihan.
Surat Berharga vs Surat yang Berharga 9

• Waarde Papier: • Papier van Waarde:


1. Diterbitkan sbg alat 1. Surat yang melekat suatu
pembayaran dari perikatan
dasarnya; hak;
2. Mudah dipindahtangankan 2. Sulit dipindahtangankan
atau dialihkan atau dialihkan
3. Surat bukti hak tagih bagi 3. Klausula Rekta
yang memegangnya (Surat
Legitimasi) 4. Bentuknya tidak
4. Bentuknya telah ditentukan
ditentukan oleh
Peraturan-peraturan
tertentu
Mengapa orang menggunakan surat berharga? 10

• Aspek keamanan
• Praktis
• Prestise
• Trend
• Komoditas
• Fasilitas
Fungsi Surat Berharga 11

• Sebagai alat Pembayaran


• Sebagai alat bukti perikatan dasar
• Sebagai alat untuk mengalihkan hak
• Sebagai alat atau sarana untuk berinvestasi
Sumber Pengaturan Surat Berharga 12

• Sumber terkodifikasi dan non-kodifikasi


• KUHD dalam Buku I bab VI dan VII; contoh Wesel di Buku I Bab VI
Pasal 100 – 173, Surat Sanggup di Pasal 174 – 177, Cek di Buku I
Bab VII Pasal 178 – 229 d, Kuitansi dan promes atas tunjuk di Pasal
229 e – 229 k.
• Non-kodifikasi terdapat dalam peraturan perundang-undangan
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai