Pendahuluan
sektor keuangan disebutkan antara lain, bahwa pembangunan keuangan diarahkan pada
makin handal, efisien dan mampu memenuhi tuntutan pembangunan, penciptaan suasana
yang mendorong tumbuhnya inisiatif dan kreatifitas masyarakat, serta meluasnya peran
serta masyarakat dalam pembangunan dan melalui upaya untuk terus meningkatkan
keuangan bukan bank seperti lembaga pembiayaan dan investasi, pasar modal, asuransi,
dana pensiun, sewa guna usaha, modal ventura, giro pos, dan pasar uang lebih
menyalurkan aspirasi dan minat masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan.
berharga, tetapi kita semua menyadari bahwa salah satu cara meningkatkan
penghimpunan dana melalui tabungan masyarakat, pasar uang dan pasar modal antara
lain adalah dengan menggunakan sarana surat berharga. Dalam kaitan ini, kiranya perlu
a. Pengendalian Moneter
b. Pembinaan dan pengawasan bank
c. Pengaturan
disebutkan dalam Pasal 37 UU No. 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral bahwa Bank
1
usaha pembangunan yang produktif dan berencana. Pelaksanaan tugas-tugas Bank
Indonesia tersebut sangat erat kaitannya dengan surat berharga, sehingga Bank
dagang, karena lahirnya surat berharga tidak lain dimaksudkan untuk meningkatkan dan
Pembayaran dan penyerahan barang, pada dasarnya dapat berlangsung dengan sederhana
menggunakan uang tunai pada saat barang yang dibeli diserahkan oleh penjual kepada
pembeli. Oleh karena transaksi dagang tidak selamanya, bahkan pada umumnya
dagang tersebut tidak lagi dilakukan dengan pembayaran tunai dengan menggunakan
uang kartal pada saat penyerahan barangnya, namun pembayaran itu dilakukan dengan
menyerahkan surat-surat berharga kepada pihak yang seharusnya menerima uang tunai
seandainya transaksi dilakukan dengan sederhana. Bahkan lebih rumit lagi jika para
pihak yang terlibat dalam transaksi berada pada tempat yang berjauhan, bahkan pada
negara yang berbeda, karena pembayaran bukan hanya tidak dapat dilakukan secara
langsung dari tangan ke tangan dengan menggunakan uang kartal, tapi juga harus
dalam transaksi dagang tidak lagi dilakukan dengan penyerahan barangnya secara
2
untuk menerima barang yang dimaksud. Dengan demikian, akan semakin tampak
peranan surat berharga dalam transaksi dagang. Pembayaran sejumlah uang dengan
perantaraan bank ini tidak selamanya dapat berjalan dengan lancar, karena kemungkinan
terjadi pembayaran atas harga barang sudah dilakukan, sedangkan barangnya tidak dapat
diserahkan atau paling tidak, barangnya diserahkan tetapi tidak sebagaimana mestinya.
Sebaliknya, dapat juga terjadi bahwa penyerahan barang telah dilakukan akan tetapi
pembayaran belum diterima. Dengan demikian, menjadi salah satu masalah dalam
surat berharga. Dalam bahasa Belanda disebut sebagai waarde papier dalam bahasa
Yang dimaksud dengan Surat Berharga adalah sebuah dokumen yang diterbitkan
oleh penerbitnya sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang
sehingga berfungsi sebagai alat bayar yang di dalamnya berisikan suatu perintah untuk
membayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut, baik pihak yang
diberikan surat berharga oleh penerbitnya ataupun pihak ketiga kepada siapa surat
berharga tersebut dialihkan. Dalam dunia usaha dikenal berbagai macam surat
berharga. Yaitu surat yang mempunyai harga, dapat dinilai dengan uang, atau dapat
ditukar dengan barang yang tercantum dalam surat berharga tersebut. Namun surat
berharga yang dimaksud di atas adalah pengertian yang sangat luas, yang masih perlu
perbedaannya dalam surat berharga dan surat yang mempunyai harga, dan di antara
kedua surat berharga tersebut yang dibicarakan dalam Hukum Dagang adalah Surat
Berharga Pengertian secara autentik tentang surat berharga ini tidak ditemukan dalam
3
sarjana yang berkaitan dengan surat berharga tersebut. Menurut Molengraaf, surat
berharga atau surat yang berharga adalah akta-akta atau alat-alat bukti yang menurut
mata sebagai upaya bukti diri (legitimasi), akta-akta tersebut diperlukan untuk menagih.
Jadi, surat berharga dapat dijadikan sebagai alat bukti atas suatu tuntutan terhadap
penandatanganan surat tersebut, tuntutan itu dapat dipenuhi dengan membawa dan
menyerahkan alat bukti yakni surat berharga yang dimaksud. Jadi, Secara yuridis surat
Menurut Dorhout Mess bahwa tujuan dari penerbitan surat-surat berharga adalah
adanya hak mendapatkan pembayaran dan dapat mengalihkan barang. Yang berarti
bahwa dengan surat berharga dapat ditukar dengan uang atau hak untuk mendapatkan
pembayaran atas sejumlah uang tertentu, atau memperoleh sejumlah barang tertentu
surat berharga tersebut, dapat disimpulkan bahwa surat berharga adalah surat yang
sebagai bukti diri yang digunakan untuk menagih sejumlah uang atau barang. Tagihan
tersebut dapat dipenuhi jika surat itu diserahkan kepada si tertagih, dan surat tersebut
dapat dialihkan kepada pihak ketiga. Surat berharga disebut juga Commercial Paper, dan
berharga. Surat berharga mengacu pada suatu jenis benda tertentu yang dipergunakan
4
sebagai alat membayar hutang. Benda ini pada dasarnya terbagi atas cek, yang ditulis
atau ditarik dari rekening yang disimpan pada suatu lembaga keuangan oleh orang yang
menulis cek tersebut. Meskipun sampai sekarang di negara kita belum memiliki undang-
undang tentang surat berharga, namun dalam KUHD telah diatur jenis-jenis surat atau
tentang surat berharga di Amerika Serikat pada dasarnya adalah peraturan yang
tercantum pada Pasal 3 dan Pasal 4 Uniform Commercial Code (UCC/ Kitab Undang-
undang Hukum Dagang). Pasal 3 mengatur mengenai surat berharga itu sendiri,
sedangkan Pasal 4 berisi hukum yang berlaku mengenai sistem penagihan bank atas
surat berharga. UCC telah diterima dan diterapkan di setiap negara bagian Amerika
Serikat termasuk di District of Columbia, Puerto Rico dan Virgin Islands; walaupun
kelengkapan formal tertentu, yang membuktikan adanya suatu hutang dari seseorang
kepada orang lainnya. Jika orang yang menulis negotiable instruments berjanji untuk
membayar langsung hutangnya, instrumen tersebut disebut note. Sebaliknya jika orang
yang menulis instrumen tersebut memerintahkan pihak ketiga (misalnya bank) untuk
membayar, instrumen tersebut disebut draft. Tidak seperti perjanjian kontrak untuk
membayar hutang, negotiable instruments dapat dialihkan kepada pihak ketiga dan
biasanya bebas dialihkan tanpa ada kewajiban dari si penerima pembayaran (payee)
untuk memenuhi tuntutan membayar hutang ketika hutang jatuh tempo dari pihak yang
mengeluarkan negotiable instrument pertama kali. Hal penting lainnya dari suatu
negotiable instrument adalah bahwa jumlah hutang yang disebut dalam instrumen
5
tersebut tergabung dalam surat hutang tersebut. Karena penggabungan ini, maka ketika
instrumen itu jatuh tempo. Lebih lanjut negotiable instrument juga mempunyai sifat
mudah. Karena dapat digunakan untuk jumlah berapapun, di atas secarik kertas bahkan
benda lainnya dan dengan mudah disimpan dalam tas yang paling kecil. Tetapi
negotiable instrument tidak selalu dapat diandalkan / dipercaya, karena pada dasarnya
adalah suatu janji pribadi untuk membayar, nilainya terbatas pada tanggung jawab
keuangan orang atau pihak yang menulisnya. Jika orang tersebut menghilang atau
bangkrut, nilai dari instrumen tersebut menjadi hilang dan pihak ketiga atau seterusnya
yang terlibat didalamnya akan menderita kerugian. Makin besar kredibilitas seseorang
atau pihak yang mengeluarkan surat berharga, makin besar pula kepercayaan pada surat
berharga tersebut. Pemecahan atas masalah kemudahan dan keamanan dari surat
instrument lainya yaitu yang disebut draft, yang berfungsi sebagai dasar dari sistem cek.
Dalam sistem ini, nasabah bank mempunyai sejumlah dana yang disimpan pada bank
tersebut dan mereka dapat menarik dana tersebut bilamana diperlukan dengan menulis
draft pada bank tersebut (disebut drawee bank = bank yang mengeluarkan) . Draft ini,
adalah cek bank, diberikan pada seseorang payee, yang kemudian menyetorkannya pada
sistem koleksi (melalui perantara atau bank pengkoleksi) kepada bank yang
mengeluarkan. Ketika si penerima menerima cek sebagai pembayaran, dia setuju untuk
mendapatkan dananya tersebut dengan proses koleksi bank dan tidak menuntut
6
pembayaran dari orang yang menulis cek (pihak yang mengeluarkan cek) kecuali jika
cek tersebut ternyata ditolak oleh the drawee bank. Oleh karena dengan sistem
pembayaran ini membuat orang yang menerima pada dasarnya harus berhadapan dengan
bank, untuk pelunasan suatu hutang, maka tingkat kepercayaan atas intrumen
pembayaran ini biasanya lebih kuat dari pada suatu promissory note yang dikeluarkan
oleh seseorang atau pihak yang kredibilitasnya belum dapat dipastikan. Hal ini tentu saja
jika suatu promes yang dikeluarkan oleh pribadi atau organisasi dengan kredibilitas
tinggi akan sangat diperhatikan. Namun, harus diakui bahwa sebenarnya pengertian
mengenai Commercial Paper (CP) belum memperoleh kesamaan pendapat diantara para
ahli bahkan diseluruh duniapun. Ada yang menganut pandangan luas dan mengartikan
perniagaan yang kemudian membedakan surat perniagaan menjadi 2 (dua) jenis surat
perniagaan, yaitu: surat berharga dan surat yang berharga. Tetapi juga yang
menggunakan istilah surat berharga dan bukan surat perniagaan bagi CP.
B. BILYET GIRO
Mengenai Bilyet Giro ini pengaturannya tidak terdapat pada KUHD, tetapi
terdapat pada Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 4/670/UPB/PbB tertanggal 24
Januari 1972. Terdapat beberapa alasan bahwa Bilyet Gio diatur dalam SEBI, yakni:
a. Sampai tahun 1972 belum terdapat pengaturan secara tegas, baik dengan undang-
masyarakat;
7
c. Mengingat pentingya dan manfaat Bilyet Giro sebagai sarana perbankan;
pengawasan
Pengertian
pegertian Bilyet Giro adalah perintah nasabah yang telah distandarisasikan bentuknya,
kepada bank penyimpan dana untuk memindahkan sejumlah dana dari rekening giro
yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya kepada bank yang
bahwa:
sejumlah dana dari rekening Penarik yang bersangkutan kepada rekening Pemegang
kepentingan Pemegang;
f. BG tidak dibayar dengan uang secara tunai, tetapi hanya merupakan
pemindahbukuan;
g. BG berbentuk atas nama (op naam);
h. BG tidak dipindahtangankan atau diendosemenkan ;
8
i. BG tidak dapat diperdagangkan;
j. Penerima BG baru dapat menerima pemindahbukuan / menikmati hak yang
respon yang baik dari masyarakat, masyarakat lebih senang menggunakan cek
dibandingkan BG, namun sejak adanya sanksi Undang-undang Nomor 17 Tahun 1964
tentang Pelarangan Penarikan Cek Kosong, yang dapat memberikan sanksi pidana cukup
a. BG dapat post dated, artinya dapat diberi tanggal lebih terhadap tanggal
penarikannya. Pada BG terdapat tanggal penarikan dan terdapat pula tanggal efektif,
tersebut. Selama tanggal efektif belum jatuh waktu, maka pemindahbukuan tidak
akan dilakukan, yang tidak melebihi 3 (tiga) tahun sejak tanggal penerbitan ;
b. Tanggal Penerbitan adalah tanggal diterbitkannya surat perintah pemindahbukuan;
c. BG dapat dibatalkan setiap saat selama belum jatuh tanggal efektifnya atau belum
selintas bentuknya sama seperti cek (bahkan ada yang menamakan BG sebagai giro
cek);
e. Walaupun menurut ketententuan BG tidak dapat dipindahtangankan atau dialihkan
hak tagihnya kepada pihak lain, tetapi kenyataannya penarik suatu BG sering tidak
mencantumkan nama penerima dan nama bank dimana penerima dana mempunyai
rekening. Sehingga BG sering kali dialihkan begitu saja hak tagihnya kepada pihak
lain;
9
f. BG sebagai warkat kliring, yaitu dapat diperhitungkan melalui kliring antar bank,
BG yang tidak memenuhi salah satu syarat sebagaimana tersebut di atas, maka
a. Semua perubahan atau tambahan amanat penarik harus ditandatangani oleh penarik
sendiri;
b. Apabila nama penerima tidak dicantumkan, maka bank tertarik diwajibkan menolak
atau mengembalikan;
10
c. Bila nama bank, di mana penerima mempunyai rekening giro, tidak dicantumkan
atau tidak ditulis dalam BG, maka hal itu berarti dana dapat dipindahkan ke bank
apabila tanggal penerbitan BG tidak ada, maka tanggal efektif berlakunya amanat
tersebut sepanjang pada waktu penerimaan pemberitahuan tertulis oleh bank yang
dengan pembatalan ini terdapat perbedaan dengan pembatalan suatu cek. Menurut Pasal
209 ayat 1 KUH Dagang penarikan kembali suatu cek tak berlaku melainkan setelah
berakhirnya tenggang waktu pengunjukan. Dengan perkataan lain suatu cek hanya dapat
dibatalkan setelah lewat waktu pengunjukannya atau tidak dapat dilakukan setiap waktu.
Hal demiikian berbeda dengan pada BG yang dapat dibatalkan sepanjang amanat BG
tersebut belum dilaksanakan. Hal itu berarti BG dapat ditarik kembali/dibatalkan setiap
perlindungannya.
Dari beberapa ketentuan dalam KUH Dagang dapat disimpulkan bahwa pada
suatu cek, perlindungan lebih diutamakan kepada pemegang cek tersebut. Hal ini terlihat
antara lain dengan dianutnya asas legitimasi formal, serta pada dasarnya tidak
diperkenankan adanya alasan yang bersifat pribadi atau tangkisan relatif (exceptionis in
11
personan). Sebaliknya BG lebih mengutamakan perlindungan kepada penarik / penerbit,
ketidak pastian hukum. Oleh karena itu ketentuan mengenai pembatalan BG ini
akan datang.
a. Bank tertarik menerima BG dari penarik dan memindahkan dana tersebut dalam BG
dengan nota kredit kepada bank dari penerima dana, untuk dikreditkan ke dalam
yang bersangkutan disalurkan kerekeningnya sendiri pada bank tertarik atau bank
lainnya. Dalam hal dana tersebut disetor pada bank yang berlainan, maka bank
alasan karena BG tidak dapat diperdagangkan dan tidak dapat dialihkan kepada
pihak lain, sehingga tidak memenuhi ciri-ciri dan pengertian surat berharga.
12
b. BG sebagai surat berharga. Bahwa BG tetap masih dapat digolongkan sebagai surat
berharga sejauh telah memenuhi semua syarat material (senilai dengan perikatan
dasarnya) dan memenuhi semua syarat-syarat formal yang diharuskan oleh peraturan
yang bersangkutan dan syarat-syarat surat berharga pda umumnya dikurangi syarat
bukan merupakan surat berharga. Akan tetapi oleh karena terdapat keuntungan-
olah sebagai alat pembayaran seperti cek dan dapat dialihkan hak tagihnya dari
pemegang terakhir (tentunya harus yang mempunyai rekening di bank) akan mengisi
13
CONTOH BILYET GIRO
14