3 NOVEMBER 2022
[KHUSUS BAGI PESERTA TIDAK UNTUK DISEBARLUASKAN]
1. Manakah dibawah ini yang bukan termasuk sejarah nama-nama Kementerian Agraria pada
masa Orde Lama (1945-1956)
a. Menteri Negara Urusan Agraria
b. Menteri Negara Agraria/Badan Pertanahan Nasional
c. Menteri Agraria
d. Menteri Koordinator Pertanian dan Agraria
2. Berikut merupakan nilai-nilai pada Kementerian Agraria, yaitu:
a. Amanah, Kompeten, Adaptif
b. Integritas, Sinergi, Melayani
c. Melayani, Profesional, Terpercaya
d. Inovasi, Responsif, Terbuka
3. Berikut ini merupakan Direktorat Jenderal sebagaimana Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 terkait Struktur
Organisasi dan Kelembagaan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, kecuali
a. Direktorat Jenderal Penanganan Masalah Agraria, Pemanfaatan Ruang dan
Tanah
b. Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang
c. Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang
d. Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan
4. Ditjen V Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional sebagaimana
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16
Tahun 2020, memiliki tugas
a. Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan tata
ruang dan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
b. Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei dan
pemetaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
c. Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan pengadaan tanah dan pencadangan tanah, konsolidasi tanah dan
pengembangan pertanahan, penilaian tanah dan ekonomi pertanahan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
1. Secara substansial, kewenangan Pemerintah untuk mengatur lalu lintas hukum di bidang
pertanahan, didasarkan pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 (UUPA) yaitu Pasal:
a. 1 ayat 2
b. 2 ayat 2 huruf a
c. 2 ayat 1
d. 2 ayat 2 huruf b dan c
2. Pendaftaran tanah sebagaimana diatur dalam Pasal 19 UUPA merupakan cerminan atau
perwujudan dari:
a. Rech Kadaster
b. Fiscal Kadaster
c. Sistem Publikasi Negatif Bertendensi Positif
d. Semua Jawaban Benar
3. Berikut merupakan dasar hukum yang mengatur tentang Badan Bank Tanah, yaitu:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2021
b. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2021
c. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2021
d. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021
4. Berikut merupakan asas-asas Pengadaan Tanah sebagaimana Pasal 2 Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2012, kecuali:
a. Keselarasan
b. Keberlanjutan
c. Kemakmuran
d. Keikutsertaan
5. Pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2021 tentang Badan Bank Tanah
mendefinisikan kewenangan-kewenangan Bank Tanah, yaitu:
a. Melakukan pengadaan tanah
b. Membantu peralihan atas tanah
c. Menentukan tarif pelayanan
d. Jawaban a dan c benar
6. Upaya Pemerintah Indonesia untuk membentuk Hukum Agraria Nasional yang akan
menggantikan Hukum Agraria kolonial. Tahapan-tahapan dalam penyusunan Undang-
Undang Pokok Agraria (UUPA) setidaknya melewati beberapa Panitia dan Rancangan,
kecuali:
a. Panitia Agraria Yogya
b. Panitia Soewahjo
c. Rancangan Mardjono
d. Rancangan Soenarjo
1. Pasal 127 A Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 menyatakan bahwa dalam hal
PPAT membuat akta berdasarkan PPJB yang dibuat di hadapan Notaris dengan tempat
kedudukan yang tidak sesuai dengan letak tanah yang diperjanjikan maka PPAT wajib
meneliti kelengkapan dokumen dengan menerapkan asas kehati-hatian untuk melindungi
pemilik sebenarnya dan mengurangi konflik di bidang pertanahan. PPJB adalah singkatan
dari:
a. Perikatan Perjanjian Jual Beli
b. Perjanjian Peralihan Jual Beli
c. Perjanjian Pengikatan Jual Beli
d. Perjanjian Perikatan Jual Beli
2. PPAT wajib menyampaikan akta PPAT dan dokumen-dokumen lain yang diperlukan untuk
keperluan pendaftaran peralihan hak yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan,
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak ditandatanganinya akta yang bersangkutan.
Akta yang wajib disampaikan PPAT kepada Kantor Pertanahan yaitu berupa:
a. Akta Lembar Pertama
b. Akta lembar Kedua
c. Salinan Akta
d. Grosse Akta
3. Berikut merupakan hal yang wajib dicantumkan di dalam Akta Pemberian Hak
Tanggungan sebagaimana dijelaskan pada Pasal 11 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996,
kecuali:
a. Domisili pihak-pihak
b. Nama dan identitas pemegang dan pemberi Hak Tanggungan
c. Janji-janji yang membatasi
d. Nilai tanggungan
4. Berikut merupakan pernyataan yang tepat berkenaan Surat Kuasa Membebankan Hak
Tanggungan yang dibuat dengan akta PPAT, yaitu:
a. Diperkenankan memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum lain daripada
membebankan Hak Tanggungan
1. Kode Etik Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) disahkan melalui Keputusan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tertanggal 27 April
2017, Nomor:
a. 112/KEP-5.I/V/2017
b. 114/KEP-4.I/IV/2017
c. 112/KEP-4.I/IV/2017
d. 115/KEP-6.I/VI/2017
2. Setiap PPAT, baik dalam rangka melaksanakan tugas jabatan maupun dalam kehidupan
sehari-hari wajib memenuhi ketentuan Larangan sebagaimana Kode Etik IPPAT, yaitu
Pasal:
a. Pasal 3
b. Pasal 4
c. Pasal 5
d. Pasal 6
3. Kode Etik IPPAT secara berturut-turut terbagi dalam beberapa Bab, diantara Bab IV, V, VI
mengatur tentang:
a. Kewajiban, Larangan dan Hal-hal Yang Dikecualikan; Tata Cara Penegakan Kode
Etik; Pemecatan Sementara Anggota Perkumpulan IPPAT
b. Sanksi-sanksi; Tata Cara Penegakan Kode Etik; Kewajiban Pengurus Pusat
c. Sanksi-sanksi; Tata Cara Penegakan Kode Etik; Pemecatan Sementara
Anggota Perkumpulan IPPAT
d. Larangan; Sanksi-sanksi; Tata Cara Penegakan Kode Etik
4. Berikut merupakan Kewajiban PPAT sebagaimana diatur dalam Kode Etik IPPAT yaitu:
a. Pemuatan nama anggota perkumpulan IPPAT dalam buku petunjuk faksimili
dan/atau teleks
b. Menetapkan satu kantor, dan kantor tersebut merupakan satu-satunya kantor
bagi PPAT yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas jabatan sehari-hari
c. Memasang papan nama dengan cara dan/atau bentuk di luar batas-batas kewajaran
dan/atau memasang papan nama di beberapa tempat di luar lingkungan kantor PPAT
yang bersangkutan