Anda di halaman 1dari 24

SOAL CBT UPPAT BERANDA HUKUM

3 NOVEMBER 2022
[KHUSUS BAGI PESERTA TIDAK UNTUK DISEBARLUASKAN]

KATEGORI : ORGANISASI KELEMBAGAAN KEMENTERIAN

1. Manakah dibawah ini yang bukan termasuk sejarah nama-nama Kementerian Agraria pada
masa Orde Lama (1945-1956)
a. Menteri Negara Urusan Agraria
b. Menteri Negara Agraria/Badan Pertanahan Nasional
c. Menteri Agraria
d. Menteri Koordinator Pertanian dan Agraria
2. Berikut merupakan nilai-nilai pada Kementerian Agraria, yaitu:
a. Amanah, Kompeten, Adaptif
b. Integritas, Sinergi, Melayani
c. Melayani, Profesional, Terpercaya
d. Inovasi, Responsif, Terbuka
3. Berikut ini merupakan Direktorat Jenderal sebagaimana Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 terkait Struktur
Organisasi dan Kelembagaan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, kecuali
a. Direktorat Jenderal Penanganan Masalah Agraria, Pemanfaatan Ruang dan
Tanah
b. Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang
c. Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang
d. Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan
4. Ditjen V Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional sebagaimana
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16
Tahun 2020, memiliki tugas
a. Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan tata
ruang dan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
b. Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei dan
pemetaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
c. Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan pengadaan tanah dan pencadangan tanah, konsolidasi tanah dan
pengembangan pertanahan, penilaian tanah dan ekonomi pertanahan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official


d. Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan dan
penetapan hak tanah dan ruang, pengaturan pendaftaran tanah dan ruang, pengaturan
hak komunal, hubungan kelembagaan dan PPAT, serta pengaturan dan penetapan
tanah pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
5. Berikut ini merupakan pernyataan tepat terkait kedudukan Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional
a. Dipimpin oleh seorang Kepala, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Menteri melalui Wakil Menteri
b. Dipimpin oleh seorang Kepala, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Menteri melalui Sekretaris Jenderal
c. Dipimpin oleh seorang Kepala, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Menteri melalui Direktorat Jenderal
d. Dipimpin oleh seorang Kepala, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Menteri melalui Sekretaris Jenderal
6. Berikut merupakan makna 4 (empat) butir padi pada Lambang/Logo Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, kecuali:
a. Kemakmuran
b. Keadilan
c. Keterbukaan
d. Harmoni Sosial
7. Dibawah ini merupakan pernyataan yang tidak benar berkenaan Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional, yaitu:
a. Kantor Wilayah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan
Pertanahan Nasional dalam wilayah provinsi yang bersangkutan
b. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional, yang selanjutnya disebut
Kantor Wilayah adalah instansi horizontal Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional di provinsi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional melalui Sekretaris Jenderal
c. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional, menyelenggarakan fungsi
pengoordinasian, pembinaan, dan pelaksanaan penyusunan rencana, program,
anggaran dan pelaporan Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan di wilayahnya
d. Kantor Wilayah dipimpin oleh seorang Kepala
8. Susunan Organisasi Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional sebagaimana Pasal 4
Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020,
terdiri dari:
a. Bagian Penanganan Pertanahan
b. Bagian Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang
c. Bagian Penetapan Hak dan Pendaftaran
@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official
d. Semua jawaban benar
9. Dibawah ini merupakan susunan organisasi yang tidak termasuk dalam Sekretariat Jenderal
sebagaimana Pasal 10 Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 16 Tahun 2020, yaitu:
a. Biro Perencanaan dan Kerja Sama
b. Biro Hubungan Masyarakat
c. Biro Organisasi dan Keuangan
d. Biro Keuangan dan Barang Milik Negara
10. Dibawah ini merupakan Direktorat Jenderal yang salah satunya menyelenggarakan fungsi
terkait Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), yaitu:
a. Ditjen I
b. Ditjen II
c. Ditjen III
d. Ditjen IV
11. Kepala Kantor Wilayah merupakan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama atau setara dengan
jabatan struktural yaitu:
a. Eselon I.a
b. Eselon II.a
c. Eselon III.a
d. Eselon IV.a
12. Kepala Kantor Pertanahan, Kepala Bagian Tata Usaha dan Kepala Bidang merupakan
Jabatan Administrator atau setara dengan jabatan struktural yaitu:
a. Eselon I.a
b. Eselon II.a
c. Eselon III.a
d. Eselon IV.a
13. Sekretaris Jenderal pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
saat ini, yaitu dijabat oleh:
a. Dr. Yagus Suyadi, S.H., M.Si.
b. Ir. Suyus Windayana, M.App.Sc
c. Dr. Andi Tenrisau, S.H., M.Hum.
d. Ir. Himawan Arief Sugoto, M.T
14. Kementerian Agraria dan Tata Ruang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden. Kementerian Agraria dan Tata Ruang dipimpin oleh Menteri. Dasar peraturan
yang menjadi landasan Kementerian Agraria dan Tata Ruang yaitu:
a. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2020
b. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2020
c. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020
d. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2020
@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official
15. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2019 tentang Penataan Tugas dan
Fungsi Kementerian Negara Kabinet Indonesia Maju 2019-2024, Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian mengkoodinrasikan, kecuali:
a. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
b. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
c. Kementerian Pertanian
d. Kementerian Perindustrian
16. Dalam rangka pelaksanaan program prioritas percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah
oleh pemerintah, pada saat itu telah ditetapkan dan ditandatangani Keputusan Bersama 3
(tiga) Menteri Nomor 25/SKB/V/2017; Nomor 590-3167A Tahun 2017 dan Nomor 34
Tahun 2017 tentang Pembiayaan Persiapan Pendaftaran Tanah Sistematis. Ketiga Menteri
tersebut yaitu:
a. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional; Menteri
Keuangan; Menteri Dalam Negeri
b. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional; Menteri
Dalam Negeri; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
c. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional; Menteri Badan
Usaha Milik Negara, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
d. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional; Menteri
Perindustrian, Menteri Pertanian
17. Presiden melalui Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap di Seluruh Wilayah Republik Indonesia. Berikut adalah Menteri
yang bukan secara langsung diberikan instruksi dalam pelaksanaan percepatan Pendaftaran
Tanah melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, yaitu:
a. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
b. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
c. Menteri Pertanian
d. Menteri Badan Usaha Milik Negara
18. Badan Pertanahan Nasional yang selanjutnya disebut BPN adalah Lembaga Pemerintah
Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BPN
dipimpin oleh seorang Kepala. Dasar hukum yang menjadi pedoman dalam fungsi dan
tugas Badan Pertanahan Nasional yaitu:
a. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020
b. Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2020
c. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2020
d. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2020

@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official


KATEGORI : HUKUM PERTANAHAN NASIONAL

1. Secara substansial, kewenangan Pemerintah untuk mengatur lalu lintas hukum di bidang
pertanahan, didasarkan pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 (UUPA) yaitu Pasal:
a. 1 ayat 2
b. 2 ayat 2 huruf a
c. 2 ayat 1
d. 2 ayat 2 huruf b dan c
2. Pendaftaran tanah sebagaimana diatur dalam Pasal 19 UUPA merupakan cerminan atau
perwujudan dari:
a. Rech Kadaster
b. Fiscal Kadaster
c. Sistem Publikasi Negatif Bertendensi Positif
d. Semua Jawaban Benar
3. Berikut merupakan dasar hukum yang mengatur tentang Badan Bank Tanah, yaitu:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2021
b. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2021
c. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2021
d. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021
4. Berikut merupakan asas-asas Pengadaan Tanah sebagaimana Pasal 2 Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2012, kecuali:
a. Keselarasan
b. Keberlanjutan
c. Kemakmuran
d. Keikutsertaan
5. Pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2021 tentang Badan Bank Tanah
mendefinisikan kewenangan-kewenangan Bank Tanah, yaitu:
a. Melakukan pengadaan tanah
b. Membantu peralihan atas tanah
c. Menentukan tarif pelayanan
d. Jawaban a dan c benar
6. Upaya Pemerintah Indonesia untuk membentuk Hukum Agraria Nasional yang akan
menggantikan Hukum Agraria kolonial. Tahapan-tahapan dalam penyusunan Undang-
Undang Pokok Agraria (UUPA) setidaknya melewati beberapa Panitia dan Rancangan,
kecuali:
a. Panitia Agraria Yogya
b. Panitia Soewahjo
c. Rancangan Mardjono
d. Rancangan Soenarjo

@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official


7. Berikut adalah daftar orang yang pernah menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional atau nama setingkat, yaitu:
a. Surachman, Amran Sulaiman, Suswono
b. Soni Harsono, Ary Mardjono, Hasan Basri Durin
c. Soedjarwo, Sumohadi, MS Kaban
d. Sunarjo, Soemitro, Jusuf Wibisono
8. Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 mengatur Inventarisasi Kawasan
Terindikasi Terlantar. Inventarisasi kawasan terindikasi terlantar dilaksanakan oleh
Pimpinan Instansi sesuai dengan kewenangannya. Inventarisasi tersebut dilaksanakan
dalam jangka tahun tertentu sejak diterbitkannya Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha untuk
kawasan yang Izin/Konsesi/Perizinan Berusahanya diterbitkan setelah berlakunya PP
Nomor 20 Tahun 2021, yaitu:
a. 1 (satu) tahun
b. 2 (dua) tahun
c. 3 (tiga) tahun
d. 5 (lima) tahun
9. Tanah negara adalah:
a. Tanah yang dimiliki oleh Negara
b. Tanah yang belum dilekati dengan hak atas tanah berdasarkan UUPA
c. Tanah yang digunakan oleh lembaga-lembaga negara untuk pelaksanaan kegiatan
operasionalnya
d. Tanah yang berada di seluruh wilayah Negara Republik indonesia
10. Berikut merupakan dasar-dasar pertimbangan dalam perumusan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan
Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam, kecuali:
a. Bahwa pengelolaan sumber daya agraria/sumber daya alam yang berlangsung selama
ini telah menimbulkan penurunan kualitas lingkungan, ketimpangan struktur
penguasaan pemilikan, penggunaan dan pemanfaatannya serta menimbulkan
berbagai konflik
b. Bahwa pengelolaan sumber daya agraria/sumber daya alam yang adil, berkelanjutan,
dan ramah lingkungan harus dilakukan dengan cara terkoordinasi, terpadu dan
menampung dinamika, aspirasi dan peran serta masyarakat serta menyelesaikan
konflik
c. Bahwa hukum agraria nasional harus memberi kemungkinan akan tercapainya
fungsi bumi, air dan ruang angkasa, sebagai yang dimaksud di atas dan harus
sesuai dengan kepentingan rakyat Indonesia serta memenuhi pula
keperluannya
d. Bahwa untuk mewujudkan citacita luhur bangsa Indonesia sebagaimana tertuang
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official
diperlukan komitmen politik yang sungguh-sungguh untuk memberikan dasar dan
arah bagi pembaruan agraria dan pengelolaan sumber daya alam yang adil,
berkelanjutan dan ramah lingkungan;
11. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IX/MPR/2001
tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam ditetapkan di Jakarta
pada tanggal:
a. 9 September 2001
b. 9 Oktober 2001
c. 9 November 2001
d. 9 Desember 2001
12. Konsep hukum agrarian atau hokum tanah nasional ditunjukkan oleh Pasal 1 ayat (2):
Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung
didalamnya, dalam wilayah Republik Indonesia, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa,
adalah bumi, air dan ruang angkasa yang diberikan kepada bangsa Indonesia dan
merupakan kekayaan nasional. Bermakna bahwa hokum tanah nasional adalah bersifat:
a. Individualistik
b. Komunalistik
c. Harmoni Individual dan Sosial
d. Nasionalistik
13. Perselisihan tanah antara orang perseorangan, kelompok, golongan, organisasi, badan
hukum, atau lembaga yang mempunyai kecenderungan atau sudah berdampak luas,
merupakan pengertian dari:
a. Kasus Pertanahan
b. Sengketa Pertanahan
c. Konflik Pertanahan
d. Perkara Pertanahan
14. Pada tanggal 24 September 1960 disahkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, LNRI Tahun 1960 No. 104-TLNRI No. 2043.
Sejak diundangkannya UUPA, berlakulah Hukum Agraria Nasional yang mencabut
peraturan dan keputusan yang dibuat pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, antara lain:
a. Agrarische Wet Stb. 1870 No. 65 dan Agrarische Besluit Stb. 1970 No. 188
b. Agrarische Wet Stb. 1868 No. 65 dan Agrarische Besluit Stb. 1870 No. 168
c. Agrarische Wet Stb. 1970 No. 55 dan Agrarische Besluit Stb. 1870 No. 168
d. Agrarische Wet Stb. 1870 No. 55 dan Agrarische Besluit Stb. 1870 No. 188
15. Secara garis besar, Hukum Agraria setelah berlakunya UUPA dibagi menjadi dua bidang
yaitu:
a. Hukum Agraria Perdata, Hukum Agraria Administrasi
b. Hukum Agraria Perdata, Hukum Agraria Tata Negara
c. Hukum Agraria Perdata, Hukum Agraria Pidana
@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official
d. Hukum Agraria Perdata, Hukum Adat
16. Tahapan-tahapan dalam penyusunan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 (UUPA) telah
melewati perjalanan panjang baik melalui Panitia, Rancangan maupun proses lainnya.
Salah satu Panitia/Rancangan yang menjadi dasar usulan terhadap asas-asas yang
meniadakan asas domein dan pengakuan hak ulayat, yaitu:
a. Panitia Agraria Yogyakarta
b. Panitia Agraria Jakarta
c. Rancangan Sadjarwo
d. Rancangan Soenarjo
17. Hubungan antara bangsa Indonesia dengan bumi, air dan ruang angkasa adalah hubungan
yang bersifat abadi. Pernyataan yang tepat berkenaan hubungan yang bersifat abadi
tersebut berarti:
a. Bahwa bumi, air dan ruang angkasa dalam wilayah Republik Indonesia yang
kemerdekaannya diperjuangkan oleh bangsa sebagai keseluruhan, menjadi hak pula
dari bangsa Indonesia, jadi tidak semata-mata menjadi hak dari para pemiliknya saja
b. Bahwa selama rakyat Indonesia yang bersatu sebagai bangsa Indonesia masih
ada dan selama bumi, air serta ruang angkasa Indonesia itu masih ada pula,
dalam keadaan yang bagaimanapun tidak ada sesuatu kekuasaan yang akan
dapat memutuskan atau meniadakan hubungan tersebut
c. Bahwa hak atas tanah apapun yang ada pada seseorang tidaklah dapat dibenarkan,
bahwa tanahnya itu akan dipergunakan (atau tidak dipergunakan) semata-mata untuk
kepentingan pribadinya, apalagi kalau hal itu menimbulkan kerugian bagi masyarakat
d. Bahwa hukum agraria yang ada memberi kemungkinan akan tercapainya fungsi
bumi, air dan ruang angkasa sebagai yang dimaksudkan di atas dan harus sesuai pula
dengan kepentingan rakyat dan Negara serta memenuhi keperluannya menurut
permintaan zaman dalam segala soal agraria
18. Hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah hukum adat, sepanjang
tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas
persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia serta dengan peraturan-peraturan yang
tercantum dalam Undang-undang ini dan dengan peraturan perundangan lainnya,segala
sesuatu dengan mengindahkan unsur-unsur yang bersandar pada hukum agama. Hal
tersebut merupakan perwujudan dalam UUPA pada Pasal:
a. Pasal 4
b. Pasal 5
c. Pasal 6
d. Pasal 7

KATEGORI : HAK TANAH DAN PENDAFTARAN TANAH

@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official


1. Sistem pendaftaran tanah yang diterapkan di suatu Negara didasarkan pada asas hokum
yang dianut oleh Negara tersebut dalam mengalihkan hak atas tanah. Ada dua macam asas
hukum, yaitu asas itikad baik dan asas nemo plus yuris. Apa pengertian asas nemo plus
yuris
a. Orang yang memperoleh suatu hak dengan itikad baik baik akan tetap menjadi
pemegang hak yang sah menurut hukum
b. Mengikuti benda dimanapun dan dalam tangan siapapun benda itu berada
c. Orang tidak dapat mengalihkan hak melebihi hak yang ada padanya
d. Memberikan pengumuman kepada masyarakat mengenai status kepemilikan melalui
pendaftaran secara resmi
2. Pemindahan hak atas tanah pertanian, kecuali pembagian warisan sebagaimana diatur pada
Pasal 9 ayat 1 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 56 Tahun 1960
tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian, dilarang apabila pemindahan hak itu
mengakibatkan timbulnya atau berlangsungnya pemilikan tanah yang luasnya kurang dari :
a. 1 hektar
b. 2 hektar
c. 3 hektar
d. 5 hektar
3. Berikut merupakan Badan-badan hokum yang dapat mempunyai tanah dengan hak milik
sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963, kecuali
a. Badan-badan keagamaan yang ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri setelah
mendengar Menteri Agraria
b. Badan-badan hukum yang ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri setelah
mendengar Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
c. Badan-badan sosial yang ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri setelah mendengar
Menteri Sosial
d. Perkumpulan-perkumpulan koperasi pertanian yang didirikan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 79 Tahun 1958
4. Berikut merupakan pernyataan yang sesuai terkait Jangka Waktu Perolehan, Perpanjangan
dan Pembaharuan Hak Guna Usaha sebagaimana Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun dan
Pendaftaran Tanah
a. Perolehan 30 Tahun, Perpanjangan 20 Tahun, Pembaharuan 30 Tahun
b. Perolehan 35 Tahun, Perpanjangan 25 Tahun, Pembaharuan 35 Tahun
c. Perolehan 25 Tahun, Perpanjangan 20 Tahun, Pembaharuan 25 Tahun
d. Perolehan 35 Tahun, Perpanjangan 20 Tahun, Pembaharuan 35 Tahun
5. Sebagaimana Pasal 103, maka Pada saat Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021
mulai berlaku, berikut merupakan peraturan perundangan yang dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku :
@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official
a. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996; Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997; Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015
b. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996; Peraturan Pemerintah Nomor
103 Tahun 2015
c. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961, Peraturan Pemerintah Nomor 40
Tahun 1996; Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015
d. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996; Peraturan Pemerintah Nomor 103
Tahun 2015, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018
6. Berikut merupakan pernyataan yang benar terkait Hak Pengelolaan, kecuali:
a. Hak Pengelolaan dapat berasal dari Tanah Negara dan Tanah Ulayat
b. Hak Pengelolaan tidak dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain
c. Hak Pengelolaan dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak
tanggungan
d. Hak Pengelolaan wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan
7. Berikut merupakan ketentuan dalam Bagian Keenam Pasal 14 Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hapusnya Hak Pengelolaan, kecuali:
a. Diberikan Hak Milik
b. Dijadikan jaminan utang
c. Dilepaskan untuk kepentingan umum
d. Dibatalkan oleh Menteri
8. Berikut merupakan pernyataan yang benar terkait pembebanan, peralihan, pelepasan,
perubahan maupun hapusnya Hak Guna Usaha, kecuali:
a. Hak guna usaha dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak tanggungan
b. Hak guna usaha hapus karena diubah haknya menjadi Hak Atas Tanah lain
c. Hak guna usaha tidak dapat beralih dan/atau dialihkan
d. Hak guna usaha dilepaskan kepada pihak lain dihadapan pejabat berwenang dan
dilaporkan kepada Menteri
9. Berikut merupakan pernyataan yang tepat sebagaimana Pasal 88 Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2021 berkenaan pengumuman hasil pengumpulan data fisik dan data
yuridis:
a. dalam Pendaftaran Tanah secara sistematik dilakukan selama 14 (empat belas) hari
kalender, dalam Pendaftaran Tanah secara sporadic selama 14 (empat belas) hari
kalender
b. dalam Pendaftaran Tanah secara sistematik dilakukan selama 30 (tiga puluh) hari
kalender, dalam Pendaftaran Tanah secara sporadic selama 14 (empat belas) hari
kalender
c. dalam Pendaftaran Tanah secara sistematik dilakukan selama 7 (tujuh) hari kalender,
dalam Pendaftaran Tanah secara sporadic selama 14 (empat belas) hari kalender

@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official


d. dalam Pendaftaran Tanah secara sistematik dilakukan selama 14 (empat belas)
hari kalender, dalam Pendaftaran Tanah secara sporadic selama 30 (tiga puluh)
hari kalender
10. Pemegang hak yang sebenarnya selalu dapat menuntut kembali hak (dari tangan siapapun
hak itu berada) yang telah dialihkan tanpa sepengetahuannya, adalah merupakan:
a. Asas Itikad Baik
b. Asas Mirror Principle
c. Asas Nemo Plus Juris
d. Asas Rechtverwerking
11. Hak tanggungan dalam pelaksanaannya, berpedoman pada beberapa asas-asas salah
satunya yaitu onsplitbaarheid, yaitu:
a. Ketangan siapapun benda yang dimiliki beralih, pemilik dengan hak kebendaan
tersebut berhak untuk menuntutnya kembali, dengan atau tanpa disertai ganti rugi
b. Hak tanggungan diberikan secara keseluruhan, yaitu hak tanggungan diberikan
dengan segala ikutannya, yang melekat dan menjadi satu kesatuan dengna bidang
tanah yang dijamin dengan Hak Tanggungan
c. Suatu objek HT dapat dibebani dengan lebih dari satu HT untuk menjamin pelunasan
lebih dari satu utang. Masing-masing HT tersebut berdiri sendiri. Eksekusi atau
hapusnya HT yang satu tidak berpengaruh terhadap HT lainnya
d. Pembebanan Hak Tanggungan akan dilakukan terhadap bidang tanah tertentu
beserta segala apa yang melekat diatasnya
12. Berikut merupakan pengaturan tentang hapusnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996
Hak Tanggungan, kecuali:
a. Hapusnya utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan
b. Dilepaskannya Hak Tanggungan oleh pemegang Hak Tanggungan
c. Pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh Kepala
Kantor Pertanahan
d. Hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan
13. Berikut ini merupakan hal-hal yang tercantum pada Pengecekan Sertipikat secara
elektronik, kecuali:
a. Sertipikat, Nama Pemilik, Nilai Tanah, Penunjuk, Catatan Pendaftaran Terakhir,
Daftar Hak Tanggungan, Blokir, Sita, Informasi Kasus
b. Sertipikat, Nama Pemilik, Penunjuk, Catatan Pendaftaran Terakhir, Daftar
Hak Tanggungan, Blokir, Sita, Informasi Kasus
c. Sertipikat, Nama Pemilik, Penunjuk, Letak Objek Penilaian, Catatan Pendaftaran
Terakhir, Daftar Hak Tanggungan, Blokir, Sita, Informasi Kasus
d. Sertipikat, Nama Pemilik, Penunjuk, Catatan Pendaftaran Terakhir, Daftar Hak
Tanggungan, Blokir, Sita, Roya, Informasi Kasus

@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official


14. Berikut merupakan perundangan yang mengatur tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional, yaitu:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 125 Tahun 2015
b. Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015
c. Peraturan Pemerintah Nomor 125 Tahun 2018
d. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2015
15. Pendaftaran Tanah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 didefinisikan
sebagai:
a. Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berke-
sinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengo-lahan, pembukuan, dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan
daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan satuan rumah susun, termasuk
pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang bidang tanah yang sudah ada
haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang
membebaninya
b. Rangkaian kegiatan untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan
pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan -
ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah, meliputi pengukuran perpetaan
dan pembukuan tanah, pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut
dan pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian
yang kuat
c. Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus,
berkesinambungan dan teratur meliputi pengurnpulan, pengolahan,
pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis,
dalam bentuk peta dan daftar, rnengenai bidang-bidang Tanah, Ruang Atas
Tanah, Ruang Bawah Tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk
pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang Tanah, Ruang Atas
Tanah, Ruang Bawah Tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas Satuan
Rumah Susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya
d. Rangkaian kegiatan yang dilakukan secara serentak bagi semua objek Pendaftaran
Tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan
atau nama lainnya yang setingkat dengan itu, yang meliputi pengumpulan data fisik
dan data yuridis mengenai satu atau beberapa objek Pendaftaran Tanah untuk
keperluan pendaftarannya
16. Penyelesaian kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) sebagaimana
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6
Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap terdiri atas 4 (empat) kluster

@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official


meliputi Kluster 1, 2, 3 dan 4. Bidang tanah yang merupakan kategori Kluster 3 (tiga)
yaitu:
a. Bidang tanah yang data fisik dan data yuridisnya tidak dapat dibukukan dan
diterbitkan Sertipikat Hak atas Tanah karena subjek dan/atau objek haknya
belum memenuhi persyaratan tertentu yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri
b. Bidang tanah yang data fisik dan data yuridisnya memenuhi syarat untuk diterbitkan
Sertipikat Hak atas Tanahnya namun terdapat perkara di Pengadilan dan/atau
sengketa
c. Bidang tanah yang data fisik dan data yuridisnya memenuhi syarat untuk diterbitkan
Sertipikat Hak atas Tanah
d. Bidang tanah yang objek dan subjeknya sudah terdaftar dan sudah bersertipikat Hak
atas Tanah, baik yang belum dipetakan maupun yang sudah dipetakan namun tidak
sesuai dengan kondisi lapangan atau terdapat perubahan data fisik, wajib dilakukan
pemetaannya ke dalam Peta Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
17. Untuk membuat akta pemindahan Hak Atas Tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah
Susun dan mendaftarnya, tidak diperlukan izin pemindahan hak sebagaimana Pasal 98
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021, kecuali:
a. Pemindahan Hak Pakai atas Tanah Negara
b. Peralihan hak karena lelang
c. Pemindahan hak yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang
d. Dalam rangka pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum, proyek
strategis nasional maupun kawasan ekonomi khusus
18. Berikut merupakan Subjek Reforma Agraria sebagaimana dimaksud pada Pasal 9, 10, 11
dan 12 Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria, kecuali
a. Kelompok masyarakat dengan Hak Kepemilikan Bersama
b. Orang Perseorangan
c. Pemerintah
d. Badan Hukum

KATEGORI : PERATURAN JABATAN PPAT

1. PPAT diberhentikan sementara sebagaiamana Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun


2016, apabila:
a. Sedang dalam pemeriksaan pengadilan sebagai terdakwa suatu perbuatan
pidana yang diancam dengan hukuman kurungan atau penjara selama-
lamanya 5 (lima) tahun atau lebih berat

@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official


b. Dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap
c. Dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 5 (lima) tahun atau lebih
d. Permintaan sendiri
2. Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 memerintahkan bahwa PPAT yang
berhenti menjabat karena alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat 1 huruf b dan c
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 untuk menyerahkan protokol PPAT. Apabila
tidak ada PPAT penerima protokol maka protokol PPAT diserahkan kepada:
a. Majelis Pembina dan Pengawas Daerah
b. Kepala Kantor Pertanahan
c. Kepala Kantor Wilayah ATR/BPN
d. Menteri melalui Sekretaris Jenderal
3. Berikut merupakan ketentuan nilai ekonomis sebagaimana diatur pada Pasal 1 ayat 3
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 33
Tahun 2021, kecuali:
a. Lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah), paling banyak sebesar 0,75% (nol koma
tujuh lima persen)
b. Lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah), paling
banyak sebesar 0,1% (nol koma satu persen)
c. Lebih dari Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah), paling banyak sebesar 0,5%
(nol koma lima persen)
d. Kurang dari atau sampai dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), paling
banyak sebesar 1% (satu persen)
4. PPAT dan PPAT Sementara wajib memberikan jasa tanpa memungut biaya kepada
seseorang yang tidak mampu, hal ini diatur secara tegas dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 37 Tahun 1998 juncto. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 Pasal:
a. Pasal 30
b. Pasal 31
c. Pasal 32
d. Pasal 33
5. Pasal 30 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 menjelaskan bahwa PPAT dilarang
meninggalkan kantornya lebih dari 6 (enam) hari kerja berturut-turut kecuali dalam rangka
menjalankan cuti. Permohonan cuti diajukan secara tertulis. Apabila cuti dilakukan lebih
dari 3 bulan dan tidak sampai 6 bulan maka mengajukan permohonan cuti kepada :
a. Menteri
@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official
b. Kepala Kantor Wilayah
c. Kepala Kantor Pertanahan
d. Ketua Pengurus Daerah
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia,
Joko Widodo di Jakarta pada tanggal :
a. 12 September 2016
b. 22 Juni 2016
c. 24 September 2016
d. 20 Agustus 2016
7. Bahwa pengaturan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan jabatan Pejabat
Pembuat Akta Tanah yang dilakukan oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional, telah diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37
Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Untuk itu Menteri
melalui Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
telah menetapkan peraturan tentang Pembinaan dan Pengawasan Pejabat Pembuat Akta
Tanah, yaitu:
a. Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 2 Tahun 2018
b. Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 2 Tahun 2020
c. Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 5 Tahun 2018
d. Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 5 Tahun 2020
8. Kepala Kantor Pertanahan dalam rangka pengawasan atas pelaksanaan jabatan PPAT,
dilakukan dengan pemeriksaaan ke kantor PPAT atau cara pengawasan lainnya.
Pemeriksaan ke kantor PPAT oleh Kepala Kantor Pertanahan yaitu:
a. Dilaksanakan paling sedikit 1 kali dalam 2 tahun
b. Dilaksanakan paling sedikit 2 kali dalam 1 tahun
c. Dilaksanakan paling sedikit 1 kali dalam 1 tahun
d. Dilaksanakan secara berkala
9. Majelis Pembina dan Pengawas Pejabat Pembuat Akta Tanah Daerah (MPPD) dibentuk
dan ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah BPN atas nama Menteri dan berkedudukan di
Kantor Pertanahan. Susunan keanggotaan MPPD dibawah ini, kecuali:
a. 1 (satu) orang ketua, dari unsur Kementerian yang dijabat oleh Kepala Kantor
Pertanahan atau pejabat yang ditunjuk
b. 1 (satu) orang wakil ketua, yang dijabat oleh unsur IPPAT
c. 2 (dua) orang anggota, dari unsur IPPAT
d. 2 (dua) orang anggota, dari unsur Kementerian
10. Pasal II Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 menjelaskan bahwa PPAT yang
merangkap jabatan sebagai konsultan atau penasehat hukum wajib memilih jabatan sebagai
PPAT atau konsultan/penasehat hukum dalam jangka waktu tertentu sejak Peraturan
@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official
Pemerintah ini mulai berlaku, dengan ketentuan apabila dalam jangka waktu tersebut
pilihan tidak dilakukan maka diberhentikan dari jabatannya sebagai PPAT sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini, yaitu:
a. 1 bulan
b. 3 bulan
c. 6 bulan
d. 1 tahun
11. Pengertian Protokol PPAT yaitu:
a. Dokumen yang dijadikan dasar pembuatan akta PPAT
b. Kumpulan dokumen yang harus disimpan dan dipelihara oleh PPAT yang
terdiri dan daftar akta, akta asli, salinan akta, warkah pendukung akta, arsip
laporan, agenda dan surat-surat lainnya
c. Kumpulan dokumen yang harus disimpan dan dipelihara oleh PPAT yang terdiri dan
daftar akta, akta asli, warkah pendukung akta, arsip laporan, agenda dan surat-surat
lainnya
d. Bukti telah dilaksanakannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau
Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun
12. Dalam melaksanakan pendaftaran tanah, Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh PPAT dan
Pejabat lain yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu menurut
Peraturan Pemerintah ini dan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan. Hal ini
dinyatakan secara tegas dalam Bab III Pokok-Pokok Penyelenggaran Pendaftaran Tanah
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, yaitu Pasal:
a. Pasal 5
b. Pasal 6
c. Pasal 7
d. Pasal 8
13. PPAT menolak untuk membuat akta sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah, kecuali:
a. Salah satu atau para pihak yang akan melakukan perbuatan hukum yang
bersangkutan atau salah satu saksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
tidak berhak atau tidak memenuhi syarat untuk bertindak demikian
b. Salah satu pihak atau para pihak bertindak atas dasar suatu surat kuasa yang
berisikan perbuatan hukum pemindahan hak
c. untuk perbuatan hukum yang akan dilakukan telah diperoleh izin Pejabat atau
instansi yang berwenang, apabila izin tersebut diperlukan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku; atau
d. Obyek perbuatan hukum yang bersangkutan tidak sedang dalam sengketa mengenai
data fisik dan atau data yuridisnya

@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official


14. Berikut merupakan pengertian Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) sebagaimana
berdasarkan dan termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, yaitu:
a. Pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai
perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun
b. Pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta tanah
tertentu
c. Pejabat umum yang diberi kwenangan untuk membuat akta-akta tanah
d. Pejabat umum yang diberi wewenang untuk membuat akta pemindahan hak atas
tanah, akta pembebanan Hak Tanggungan, menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
15. PPAT wajib mempunyai hanya satu kantor, yaitu di tempat kedudukannya. Hal ini
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 yaitu, Pasal:
a. Pasal 15
b. Pasal 20
c. Pasal 25
d. Pasal 27
16. Pembuatan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dapat dilakukan secara elektronik.
Hal ini diatur sebagaimana pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021, Pasal:
a. Pasal 85
b. Pasal 86
c. Pasal 87
d. Pasal 88
17. Daerah kerja PPAT adalah satu wilayah provinsi. Dalam hal terjadi pemekaran
kabupaten/kota yang mengakibatkan terjadinya perubahan tempat kedudukan PPAT, maka
tempat kedudukan PPAT tetap sesuai dengan tempat kedudukan yang tercantum dalam
keputusan pengangkatan PPAT atau PPAT yang bersangkutan mengajukan permohonan
pindah tempat kedudukan yang sesuai. PPAT wajib melakukan penyesuaian tempat
kedudukan dan daerah kerja PPAT dalam jangka waktu tertentu sejak berlakunya Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016, yaitu:
a. 1 bulan
b. 3 bulan
c. 6 bulan
d. 12 bulan
18. Berikut merupakan pernyataan yang salah berkenaan Pemberhentian PPAT, yaitu:
a. PPAT yang diberhentikan sementara, berlaku sampai ada putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap
b. Pemberhentian PPAT dengan hormat dilakukan setelah PPAT yang bersangkutan
diberi kesempatan untuk mengajukan pembelaan diri kepada Menteri
@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official
c. PPAT yang berhenti atas permintaan sendiri dapat diangkat kembali menjadi
PPAT
d. Pemberhentian PPAT dengan tidak hormat dilakukan setelah PPAT yang
bersangkutan diberi kesempatan untuk mengajukan pembelaan diri kepada Menteri

KATEGORI : PEMBUATAN AKTA PPAT

1. Pasal 127 A Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 menyatakan bahwa dalam hal
PPAT membuat akta berdasarkan PPJB yang dibuat di hadapan Notaris dengan tempat
kedudukan yang tidak sesuai dengan letak tanah yang diperjanjikan maka PPAT wajib
meneliti kelengkapan dokumen dengan menerapkan asas kehati-hatian untuk melindungi
pemilik sebenarnya dan mengurangi konflik di bidang pertanahan. PPJB adalah singkatan
dari:
a. Perikatan Perjanjian Jual Beli
b. Perjanjian Peralihan Jual Beli
c. Perjanjian Pengikatan Jual Beli
d. Perjanjian Perikatan Jual Beli
2. PPAT wajib menyampaikan akta PPAT dan dokumen-dokumen lain yang diperlukan untuk
keperluan pendaftaran peralihan hak yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan,
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak ditandatanganinya akta yang bersangkutan.
Akta yang wajib disampaikan PPAT kepada Kantor Pertanahan yaitu berupa:
a. Akta Lembar Pertama
b. Akta lembar Kedua
c. Salinan Akta
d. Grosse Akta
3. Berikut merupakan hal yang wajib dicantumkan di dalam Akta Pemberian Hak
Tanggungan sebagaimana dijelaskan pada Pasal 11 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996,
kecuali:
a. Domisili pihak-pihak
b. Nama dan identitas pemegang dan pemberi Hak Tanggungan
c. Janji-janji yang membatasi
d. Nilai tanggungan
4. Berikut merupakan pernyataan yang tepat berkenaan Surat Kuasa Membebankan Hak
Tanggungan yang dibuat dengan akta PPAT, yaitu:
a. Diperkenankan memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum lain daripada
membebankan Hak Tanggungan

@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official


b. Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengenai hak atas tanah yang sudah
terdaftar wajib diikuti dengan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah diberikan
c. Kuasa Untuk Membebankan Hak Tanggungan tidak dapat ditarik kembali
atau tidak dapat berakhir oleh sebab apapun juga kecuali karena kuasa
tersebut telah dilaksanakan atau karena telah habis jangkawaktunya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1996
d. Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengenai hak atas tanah yang belum
terdaftar wajib diikuti dengan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah diberikan
5. Berikut merupakan ketentuan penulisan judul akta PPAT, yaitu:
a. Bookman Old Style ukuran 24 dan berwarna hitam
b. Bookman Old Style ukuran 26 dan berwarna hitam
c. Bookman Old Style ukuran 28 dan berwarna hitam
d. Bookman Old Style ukuran 30 dan berwarna hitam
6. Bentuk, isi dan cara pembuatan akta-akta PPAT diatur oleh Menteri. Hal ini sebagaimana
dinyatakan pada:
a. Pasal 34 ayat 2
b. Pasal 36 ayat 2
c. Pasal 38 ayat 2
d. Pasal 35 ayat 2
7. Berikut ini yang bukan merupakan struktur dalam Akta PPAT yaitu:
a. Kepala Akta
b. Isi Akta
c. Badan Akta
d. Kaki Akta
8. Berikut merupakan spefisikasi formulir akta yang tepat, yaitu:
a. Jenis kertas HVS 70-150 gram, Ukuran kertas 29,7 cm x 42 cm (A3), Setiap halaman
formulir akta dicetak diketik dengan huruf Bookman Old Style ukuran 12 dan warna
hitam
b. Jenis kertas HVS 80-100 gram, Ukuran kertas 29,7 cm x 42 cm (A3), Setiap
halaman formulir akta dicetak diketik dengan huruf Bookman Old Style ukuran
12 dan warna hitam
c. Jenis kertas HVS 70-100 gram, Ukuran kertas 29,7 cm x 42 cm (A3), Setiap halaman
formulir akta dicetak diketik dengan huruf Bookman Old Style ukuran 12 dan warna
hitam

@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official


d. Jenis kertas HVS 80-120 gram, Ukuran kertas 29,7 cm x 42 cm (A3), Setiap halaman
formulir akta dicetak diketik dengan huruf Bookman Old Style ukuran 10 dan warna
hitam
9. Berikut merupakan pernyataan yang tepat berkaitan dengan Protokol PPAT, kecuali:
a. Calon PPAT sebelum diangkat sebagai PPAT wajib membuat surat pernyataan
bermaterai cukup terkait kesediannya untuk ditunjuk sebagai penerima protokol
PPAT lain
b. PPAT yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pertanahan atau Kepala Kantor Wilayah
sebagai penerima protokol wajib menerima protokol PPAT yang bersangkutan
c. Dalam hal PPAT berhenti karena meninggal dunia, maka Majelis Pembina
dan Pengawas PPAT Daerah wajib menyerahkan protokol PPAT kepada
PPAT yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah dalam waktu paling lama 1
bulan setelah penunjukkan tersebut
d. PPAT, PPATS, PPAT Khusus yang berhenti dari jabatannya, wajib menyerahkan
protokol PPAT-nya kepada PPAT, PPATS, atau kepada Kepala Kantor Pertanahan
10. Pihak Pertama menjamin, bahwa objek jual beli tersebut di atas tidak tersangkut dalam
suatu sengketa, bebas dari sitaan, tidak terikat sebagai jaminan untuk sesuatu utang yang
tidak tercatat dalam sertipikat dan bebas dari beban-beban lainnya yang berupa apapun.
Ketentuan ini wajib dituliskan oleh PPAT dalam pembuatan Akta Jual Beli tepatnya pada
Pasal :
a. Pasal 1
b. Pasal 2
c. Pasal 3
d. Pasal 4
11. Berikut merupakan ketentuan yang dimuat dalam komparisi, kecuali:
a. Kapasitas dan kewenangan pihak pemegang ha katas tanah/Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun selaku Pemberi Kuasa
b. Identitas Pemegang Hak Atas Tanah/Hak Milik atas Satuan Rumah Susun disertai
tanda pengenal atau identitas dirinya
c. Identitas Saksi-saksi dalam akta disertai tanda pengenal atau identitas dirinya
d. Surat-surat/dasar hukum yang menjadi landasan perbuatan hukumnya
12. Berikut merupakan ketentuan yang tepat dalam penambahan kata/frasa/kalimat dalam Akta
PPAT dilakukan di:
a. Melakukan pemberitahuan kepada Kantor Pertanahan melalui laporan bulanan
b. Lembaran kertas yang ditambahkan pada akta, mencantumkan nomor akta di
setiap halaman yang ditambahkan dan diberi paraf oleh penandatangan akta
c. Perbaikan/Penambahan (renvoi) dicantumkan pada akhir akta dan diberi paraf oleh
penandatangan akta
d. Pembuatan Berita Acara Perbaikan oleh PPAT
@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official
13. Berikut merupakan ketentuan yang tidak sesuai berkenaan Bentuk dan Ukuran Stempel
Jabatan PPAT, PPAT Pengganti dan PPAT Sementara, yaitu:
a. Untuk PPAT atau PPAT Pengganti, lingkaran luar bagian atas ditulis “PEJABAT
PEMBUAT AKTA TANAH” atau “PPAT PENGGANTI”
b. Sebelah atas maupun bawah dari ruang bulatan terlukis garis-garis tegak
lurus dengan jarak antara garis satu dengan yang lainnya sebesar 5 mm
c. Bentuk bulat, terdapat 2 lingkaran, di tengah lingkaran dalam untuk nama PPAT
atau PPAT Pengganti atau tulisan Camat atau Kepala Desa
d. Untuk PPAT Sementara, lingkaran luar bagian atas ditulis “PPAT SEMENTARA”
dan lingkaran luar bagian bawah ditulis daerah kerja PPAT Sementara
14. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB) merupakan perolehan hak
atas tanah dan/atau bangunan baik karena pemindahan hak atau karena pemberian hak
baru. Namun BPHB dikecualikan apabila:
a. Waris
b. Kelanjutan pelepasan hak
c. Wakaf
d. Hadiah
15. PPAT hanya dapat berwenang membuat akta mengenai hak atas tanah atau hak atas satuan
rumah susun yang terletak di daerah kerjanya, kecuali:
a. Akta Pembagian Hak Bersama
b. Akta Pemasukan Dalam Perusahaan
c. Akta Tukar Menukar
d. Semua Jawaban Benar
16. PPAT hanya berwenang membuat akta mengenai ha katas tanah atau hak milik atas satuan
rumah susun yang terletak di dalam daerah kerjanya. Pengecualian terhadap batasan
kewenangan tersebut adalah hal PPAT membuat:
a. Akta Jual Beli
b. Akta Pemberian Hak Tanggungan
c. Akta Tukar Menukar
d. Akta Pembagian Hak Bersama
17. Akta PPAT, berikut akta otentik, surat di bawah tangan atau dokumen lainnya dijilid 1
(satu) sampul yang berisi:
a. 15 akta
b. 25 akta
c. 50 akta
d. 100 akta

18. Sampul Akta PPAT berwarna:


a. Abu-abu
@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official
b. Hijau
c. Putih
d. Kuning

KATEGORI : KODE ETIK PROFESI PPAT

1. Kode Etik Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) disahkan melalui Keputusan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tertanggal 27 April
2017, Nomor:
a. 112/KEP-5.I/V/2017
b. 114/KEP-4.I/IV/2017
c. 112/KEP-4.I/IV/2017
d. 115/KEP-6.I/VI/2017
2. Setiap PPAT, baik dalam rangka melaksanakan tugas jabatan maupun dalam kehidupan
sehari-hari wajib memenuhi ketentuan Larangan sebagaimana Kode Etik IPPAT, yaitu
Pasal:
a. Pasal 3
b. Pasal 4
c. Pasal 5
d. Pasal 6
3. Kode Etik IPPAT secara berturut-turut terbagi dalam beberapa Bab, diantara Bab IV, V, VI
mengatur tentang:
a. Kewajiban, Larangan dan Hal-hal Yang Dikecualikan; Tata Cara Penegakan Kode
Etik; Pemecatan Sementara Anggota Perkumpulan IPPAT
b. Sanksi-sanksi; Tata Cara Penegakan Kode Etik; Kewajiban Pengurus Pusat
c. Sanksi-sanksi; Tata Cara Penegakan Kode Etik; Pemecatan Sementara
Anggota Perkumpulan IPPAT
d. Larangan; Sanksi-sanksi; Tata Cara Penegakan Kode Etik
4. Berikut merupakan Kewajiban PPAT sebagaimana diatur dalam Kode Etik IPPAT yaitu:
a. Pemuatan nama anggota perkumpulan IPPAT dalam buku petunjuk faksimili
dan/atau teleks
b. Menetapkan satu kantor, dan kantor tersebut merupakan satu-satunya kantor
bagi PPAT yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas jabatan sehari-hari
c. Memasang papan nama dengan cara dan/atau bentuk di luar batas-batas kewajaran
dan/atau memasang papan nama di beberapa tempat di luar lingkungan kantor PPAT
yang bersangkutan

@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official


d. Pengiriman kartu pribadi dari anggota perkumpulan IPPAT yang berisi ucapan
selamat pada kesempatan-kesempatan ulang tahun, kelahiran anak, keagamaan, adat
atau ucapan ikut berduka cita dan lain sebagainya yang bersifat pribadi
5. Tata cara penegakan Kode Etik yaitu pada tahapan pengawasan atas pelaksanakaan Kode
Etik IPPAT, di tingkat pertama dilakukan oleh:
a. Pengurus Daerah IPPAT
b. Pengurus Daerah IPPAT dan Pengurus Wilayah IPPAT
c. Majelis Kehormatan Daerah dan Majelis Kehormatan Wilayah
d. B dan C benar
6. Tanpa mengurangi ketentuan yang mengatur tentang prosedur atau tata cara maupun
penjatuhan sanksi-sanksi secara bertingkat yang berupa peringatan dan teguran, maka
pelanggaran-pelanggaran yang oleh Pengurus Pusat secara mutlak harus dikenakan sanksi
pemecatan sementara sebagai anggota perkumpulan IPPAT disertai usul Pengurus Pusat
kepada Kongres untuk memecat anggota perkumpulan IPPAT yang bersangkutan sebagai
anggota perkumpulan IPPAT ialah pelanggaran yaitu:
a. Mempergunakan media massa yang bersifat promosi
b. Mengirim minuta kepada klien-klien untuk ditandatangani oleh klien-klien
tersebut
c. Melakukan perbuatan ataupun persaingan yang merugikan sesama rekan PPAT,
baik moral maupun material ataupun melakukan usaha-usaha untuk mencari
keuntungan bagi dirinya semata-mata
d. Berusaha atau berupaya agar seseorang berpindah dari PPAT lain kepadanya
dengan jalan apapun, baik upaya itu ditujukan langsung kepada klien yang
bersangkutan maupun melalui perantaraan orang lain
7. Onzetting merupakan salah satu sanksi yang dikenakan terhadap anggota perkumpulan
IPPAT yang melakukan pelanggaran Kode Etik, yaitu berupa:
a. Teguran
b. Peringatan
c. Pemecatan Sementara
d. Pemecatan
8. Apabila ada anggota perkumpulan IPPAT yang diduga melakukan pelanggaran terhadap
Kode Etik, baik dugaan tersebut berasal dari pengetahuan Majelis Kehormatan Daerah
sendiri maupun karena laporan dari Pengurus Wilayah ataupun pihak lain kepada Majelis
Kehormatan Daerah, maka selambatlambatnya dalam jangka waktu tertentu Majelis
Kehormatan Daerah wajib segera mengambil tindakan dengan mengadakan sidang Majelis
Kehormatan Daerah untuk membicarakan dugaan terhadap pelanggaran tersebut, yaitu:
a. 10 hari
b. 14 hari
c. 7 hari
@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official
d. 30 hari
9. Menurut ketentuan Pasal 7 ayata 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, PPAT
dilarang untuk merangkap jabatan sebagai:
a. Advokat, konsultan dan/atau penasehat hukum
b. Pegawai Negeri, Pegawai Badan Usaha Milik Negara, Pegawai Badan Usaha Milik
Daerah, Pegawai Swasta
c. Pejabat Negara atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
d. Semua Jawaban Benar
10. Pengawasan berupa penegakan aturan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang PPAT dilaksanakan atas temuan dari Kementerian terhadap
pelanggaran pelaksanaan jabatan PPAT atau terdapat pengaduan atas dugaan pelanggaran
yang dilakukan oleh PPAT. Pengaduan tersebut dapat berasal dari, kecuali:
a. Perorangan
b. Badan Hukum
c. Kementerian ATR/BPN
d. IPPAT

@berandahukum_official - @berandahukum_official - @berandahukum_official

Anda mungkin juga menyukai