Anda di halaman 1dari 14

KELEMBAGAAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA

RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7

: SITI KHALIZA (1906200301)

ADELIA RIZKA HANDAYANI (1906200305)

ANGGA WIRA A. (1906200279)

T.M FADILN TARMIZI TAHER (1906200287)

MHD REHAN AULIA G. (1906200274)

KUKUH PRIYOGO (1706200363)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmatnya yang telah diberikan kepada

kami Sehingga bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kelembagaan

Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional” ini tepat pada

waktunya.Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,

tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai

pihak.Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik

dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh

karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar

kami dapat memperbaiki makalah ini.Kami berharap semoga makalah yang kami

susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb

ii
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Masalah.............................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kelembagaan Kementerian Agraria dan

Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional..............................................................3

B. Susunan Organisasi Badan Pertanahan Nasional..........................................4

C. Agenda Kebijakan Badan Pertahanan Nasional............................................6

D. Prinsip Pengelolaan Pertanahan Nasional.....................................................7

BAB III..................................................................................................................10

PENUTUP.............................................................................................................10

A. Kesimpulan.................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Badan Pertanahan Nasional adalah lembaga pemerintah non

kementerian yang mempunyai tugas dibidang pertanahan dengan unit

kerjanya, yaitu Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional di tiap-tiap

Provinsi, Kabupaten dan Kota yang melakukan pendaftaran hak atas tanah

dan pemeliharaan daftar umum pendaftaran tanah. Lembaga tersebut

dibentuk berdasarkan surat keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

26 tahun 1988 yang bertugas membantu presiden dalam mengelola dan

mengembangkan administrasi per tanahan, baik berdasarkan UUPA

maupun peraturan perundangundangan lain yang meliputi pengaturan

penggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah, penguasaan hak-hak tanah,

pengukuran dan pendaftaran tanah dan lainlain yang berkaitan dengan

masalah pertanahan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Presiden.

Tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960

Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang lebih dikenal dengan

sebutan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA). UUPA mengatur

pendaftaran tanah yang bertujuan untuk memberikan jaminan kepastian

hukum. Pendaftaran tanah ini menjadi kewajiban bagi pemerintah maupun

pemegang hak atas tanah. Ketentuan tentang kewajiban bagi Pemerintah

untuk menyelenggarakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik

1
Indonesia diatur dalam Pasal 19 UUPA, meliputi: pengukuran, pemetaan

dan pembukuan tanah, pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-

hak tertentu, pemberian surat-surat bukti, yang berlaku sebagai alat

pembuktian yang kuat . Jaminan kepastian hukum yang hendak

diwujudkan dalam pendaftaran tanah ini meliputi kepastian status hak

yang didaftar, kepastian subjek hak, dan kepastian objek haknya.

Pendaftaran tanah ini menghasilkan sertipikat sebagai tanda bukti haknya.

Kenyataannya,meskipuntanahtersebuttelahdidaftarkan,masihsajater

jadikonflikhakgunatanahdimasyarakat.KalaupundiakuiolehUUPA,sertifika

titutidakmenjaminkepastianhukumbagipemegangnyakarenamenurutketent

uannyasendirimemberikemungkinanasalkanpihaklainmerasakannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kelembagaan Kementerian Agraria

dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional?

2. Apa Susunan Organisasi Badan Pertanahan Nasional?

3. Apa Agenda Kebijakan Badan Pertahanan Nasional?

4. Apa Prinsip Pengelolaan Pertanahan Nasional?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kelembagaan

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

2. Untuk mengetahui Susunan Organisasi Badan Pertanahan Nasional.

3. Untuk mengetahui Agenda Kebijakan Badan Pertahanan Nasional.

4. Untuk mengetahui Prinsip Pengelolaan Pertanahan Nasional.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kelembagaan Kementerian Agraria

dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

1) Kedudukan Kelembagaan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan

Pertanahan Nasional

Badan Pertanahan Nasional merupakan bagian internal dari

pembangunan negara, Badan Pertanahan Nasional merupakan suatu

departemen yang berkedudukan melaksanakan pengelolaan

pertanahan.

2) Tugas Kelembagaan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan

Pertanahan Nasional

Tugas dari Badan Pertanahan Nasional adalah membantu Presiden

dalam mengelola dan mengembangkan Administrasi Pertanahan baik

berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 maupun peraturan

perundang-undangan lain yang meliputi pengaturan, penggunaan,

penguasaan dan pemilikan tanah, penetapan hak-hak atas tanah,

pengukuran dan pendaftaran tanah dan lain-lain yang berkaitan dengan

masalah pertanahan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh

Presiden

3) Fungsi Kelembagaan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan

Pertanahan Nasional

3
a. Koordinasi tugas, pelatihan dan dukungan administrasi untuk

semua bagian organisasi dilingkungan Kementerian Agraria dan

Tata Ruang.

b. Pengelolaan barang milik/pusaka Negara menjadi tanggung jawab

Kementerian Agraria dan Tata Ruang.

c. Mengawasi pelaksanaan tugas di Kementerian Agraria dan Tata

Ruang.

d. Melaksanakan bimbingan teknis dan mengawasi pelaksanaan

pekerjaan Kementerian Agraria dan Tata Ruang di daerah.

e. Melakukan dukungan fungsional bagi seluruh unsur organisasi

dilingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang.

B. Susunan Organisasi Badan Pertanahan Nasional

4
Tugas dari masing-masing sub bagian/seksi tersebut di atas dapat

dikemukan sebagai berikut:

1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan

administratif kepada semua satuan organisasi Kantor Pertanahan,

serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan program dan

peraturan perundang-undangan

2. Seksi Survey, Pengukuran dan Pemetaan mempunyai tugas

melakukan survey, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang

dan perairan; perataan kerangka dasar, pengukuran batas

kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah,

penyiapan pembinaan surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah.

3. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas

menyiapkan bahan dan melakukan penetapan hak dalam rangka

pemberian, perpanjangan dan pembaruan hak tanah, pengadaan

tanah, perijinan, pendataan dan penerbitan berkas tanahhak;

pendaftaran, peralihan, pembebanan hak atas tanah serta pembinaan

Pejabat Pembuatan Akta Tanah (PPAT).

4. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai tugas

menyiapkan bahan dan melakukan penatagunaan tanah, landreform,

konsolidasi tanah, penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau

kecil, perbatasan dan wilayah tertentu lainnya.

5. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mempunyai tugas

menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pengendalian pertanahan,

pengelolaan

5
tanah negara, tanah terlantar dan kritis serta pemberdayaan

masyarakat.

6. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara mempunyai tugas menyiapkan

bahan dan melakukan kegiatan penanganan sengketa konflik dan

perkara pertanahan.

C. Agenda Kebijakan Badan Pertahanan Nasional

Kantor Pertanahan yang pada dasarnya sebagai instansi vertikal

dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) dalam agenda nasionalnya telah

mencanangkan agendanya Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

memiliki 11 agenda kebijakan yaitu :

a. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional.

b. Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran, serta

sertipikasi tanah secara menyeluruh di seluruh Indonesia.

c. Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah (land tenureship).

d. Menyelesaikan persoalan pertanah an di daerah-daerah korban bencana

alam dan daerah-daerah konflik.

e. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa, dan konflik

pertanahan di seluruh Indonesia secara sistematis.

f. Membangun Sistem Informasi Pertanahan Nasional (SIMTANAS),

dan sistem pengamanan dokumen pertanahan di seluruh Indonesia.

g. Menangani masalah KKN serta meningkatkan partisipasi dan

pemberdayaan masyarakat.

h. Membangun data base pemilikan dan penguasaan tanah skala besar.

6
i. Melaksanakan secara konsisten semua peraturan perundang-undangan

Pertanahan yang telah ditetapkan.

j. Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional.

k. Mengembangkan dan memperbarui politik, hukum dan kebijakan

Pertanahan.

D. Prinsip Pengelolaan Pertanahan Nasional

Terdapat empat (4) prinsip pengelolaan Pertanahan Nasional yaitu :

1. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada

kesejahteraan masyarakat.

2. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada keadilan

penguasaan dan pemilikan tanah.

3. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada

keberlanjutan sistem kemasyarakatan dan Kebangsaan Indonesia.

4. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada harmoni

sosial.

E. Ketentuan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 3

Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah

1. Penyitaan hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun

dalam rangka penyidikan atau penuntutan perbuatan pidana dicatat

dalam buku tanah dan daftar umum lainnya serta, kalau mungkin, pada

sertipikatnya, berdasarkan salinan resmi surat penyitaan yang

7
dikeluarkan oleh penyidik yang berwenang sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Catatan mengenai penyitaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dihapus setelah sita tersebut dibatalkan/diangkat atau penyidikan

perbuatan pidana yang bersangkutan dihentikan sesuai ketentuan yang

berlaku atau sesudah ada putusan mengenai perkara pidana yang

bersangkutan

Kepala Kantor pertanahan dapat membuat catatan di dalam buku tanah dan

daftar umum bersangkutan status quo, namun dalam jangka waktu 30 hari

sejak tanggal pencatatan tersebut tidak diikuti dengan putusan sita jaminan

dari hakim pengadilan, catatan sita tersebut hapus dengan sendirinya.

Sesuai ketentuan Pasal 24 PP No. 24 Tahun 1997, maka selama sita

jaminan masih melekat atas hak atas tanah sebagaimana catatan sita di

dalam buku tanah dan daftar umum lainnya maka Kepala Kantor

Pertanahan menolak setiap permohonan perubahan pemeliharaan data fisik

maupun data yuridis bersangkutan. Catatan sita di buku tanah dan daftar

umum lainnya dalam perkara perdata maupun pidana hanya dapat

dibatalkan atau diangkat sita setelah perkaranya dihentikan atau

perkaranya sudah diputuskan hakim dan telah mempunyai kekuatan

hukum tetap, dibuktikan dengan surat perintah angkat sita sesuai dengan

salinan resmi berita acara eksekusi panitera pengadilan bersangkutan

Terjadinya sengketa hak atas tanah di pengadilan maka atas dasar

permohonan Hakim pengadilan dapat dilakukan pemblokiran sertipikat

hak atas tanah oleh Kantor Pertanahan.

8
a. Inisiatif Pembeli karena Belum Balik Nama

Pemblokiran sertipikat hak atas tanah pada Kantor Pertanahan juga

terjadi karena dimohonkan atas inisiatif pembeli sendiri yang telah

melaksanakan jual beli atas tanah dengan Akta Perikatan Jual Beli di

hadapan Notaris. Jabatan Notaris, sesuai ketentuan Pasal 1 dan Pasal

15 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris,

adalah berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan,

perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan

perundangundangan atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan

untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal

pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan

kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak

juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain

yang ditetapkan oleh undang-undang.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebagai instansi vertikal dalam

melaksanakan tugas-tugas Pemerintah di Bidang Pertanahan sesuai TAP

MPR Nomor : IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan

Sumber Daya Alam kemudian diatur lebih lanjut dengan dikeluarkannya

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang

Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan. Untuk melaksanakan tugas dan

fungsinya lembaga pemerintah yang berwenang dalam melaksanakan

pendaftaran tanah berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006

tentang Badan Pertanahan Nasional sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas

Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan

Nasional. Untuk pelaksanaan tugas pada daerah propinsi dan

kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia BPN mengeluarkan Peraturan

Kepala Badan Pertanahan Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan

Kabupaten/Kota.

1
DAFTAR PUSTAKA

Hutagalung, B. M. (2022). KEDUDUKAN BADAN PERTANAHAN


NASIONAL SEBAGAI MEDIATOR PARA PIHAK DALAM
PENYELESAIAN
SENGKETA TANAH DITAPANULI UTARA. Repository Universitas
HKBP Nommensen.
Oe, M. D. (2015). Tugas dan Fungsi Badan Pertanahan Nasional Dalam
Pendaftaran Tanah. Jurnal Ilmu Hukum PRANATA HUKUM, 10(1), 62-74.
Veronika, S. (2019). TINJAUAN HUKUM TERHADAP PIHAK YANG
DIRUGIKAN AKIBAT PENCATATAN BLOKIR SERTIPIKAT HAK
ATAS TANAH OLEH KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA
RUANG/BADAN PERANAHAN NASIONAL. Repository Universitas
HKBP Nommensen.

Anda mungkin juga menyukai