Anda di halaman 1dari 19

RANCANGAN AKTUALISASI

PENATAAN ARSIP PETA DI KANWIL ATR/BPN SULAWESI TENGAH


KHUSUSNYA PETA KABUPATEN MOROWALI

Disusun Oleh :

Nama Peserta : Muhammad Ainurrahman, A.P.


NIP : 19970829 201903 1 001
Jabatan : Calon Petugas Ukur
Unit Kerja : Kantor Wilayah ATR/BPN Sulawesi Tengah
Angkatan : XI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II


PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Rancangan Aktualisasi ini diajukan oleh:

Nama Peserta : Muhammad Ainurrahman, A.P.


NIP : 19970829 201903 1 001
Jabatan : Calon Petugas Ukur
Unit Kerja : Kantor Wilayah ATR/BPN Sulawesi Tengah
Angkatan : XI

Core Issue / Isu yang di angkat:


“Belum optimalnya penataan arsip Peta di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah pasca gempa
khususnya peta Kab. Morowali.” telah diseminarkan dan diterima sebagai salah satu persyaratan
Pelatihan Dasar CPNS untuk selanjutnya diaktualisasikan pada saat Off Class mulai tanggal 26
September 2019.

Bogor, 24 September 2019

Coach, Mentor,

Drs Sugito Anwar Harryanto Yunus, S.ST., M.M


NIP. 196301131987011001 NIP. 198007302002121002
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Latar Belakang

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan


Nasional adalah kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di
bidang agraria/pertanahan dan tata ruang dalam pemerintahan untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan
tata ruang untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian ATR menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang tata ruang, infrastruktur


keagrariaan/pertanahan, hubungan hukum keagrariaan/pertanahan, penataan
agraria/pertanahan, pengadaan tanah, pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan
tanah, serta penanganan masalah agraria/pertanahan, pemanfaatan ruang, dan tanah;
2) Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
3) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian
Agraria dan Tata Ruang;
4) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
5) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang di daerah; dan
6) Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang.

Sedangkan sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Badan Pertanahan Nasional, BPN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam
melaksanakan tugasnya, BPN menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan;
2) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei, pengukuran, dan pemetaan;
3) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak tanah, pendaftaran tanah,
dan pemberdayaan masyarakat;
4) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan, penataan dan pengendalian
kebijakan pertanahan;
5) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah;
6) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan penanganan sengketa
dan perkara pertanahan;
7) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPN;
8) Pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unit organisasi di lingkungan BPN;
9) Pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan dan
informasi di bidang pertanahan;
10) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan; dan
11) Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanahan.

Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi BPN di daerah, dibentuk Kantor Wilayah BPN
di provinsi dan Kantor Pertanahan di kabupaten/kota.
Mengenai tugas dan fungsi Kantor Pertanahan diatur dalam Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan. Kantor Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan tugas dan fungsi
Badan Pertanahan Nasional di kabupaten/kota diantaranya :
1) Penyusun rencana, program, anggaran dan pelaporan.
2) Pelaksanaan survey, pengukuran dan pemetaan.
3) Pelaksanaan penetapan hak tanah, pendaftaran tanah dan pemberdayaan masyarakat.
4) Pelaksanaan penataan pertanahan.
5) Pelaksanaan pengadaan tanah.
6) Pelaksanaan pengendalian pertanahan dan penanganan sengketa dan perkara pertanahan,
dan
7) Pelaksanaan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi Kantor
Pertanahan.
1. Tugas Dan Fungsi Bidang Infrastruktur Pertanahan
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Nomor 38 Tahun 2016 Pasal 10 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Dan Kantor Pertanahan disebutkan bahwa uraian tugas untuk Jabatan
Kepala Bidang Infrastrukur Pertanahan pada Kantor Wilayah terdiri dari :

a. pelaksanaan pengukuran dan pemetaan dasar;

b. pelaksanaan pengukuran batas administrasi, kawasan dan wilayah tertentu;

c. pelaksanaan, koordinasi dan pembinaan tenaga teknis, surveyor, dan petugas survei dan
pemetaan tematik pada Kantor Pertanahan di wilayahnya;

d. pelaksanaan pengelolaan dan pemutakhiran peralatan teknis serta teknologi pengukuran dan
pemetaan;

e. pelaksanaan pemeliharaan kerangka dasar kadastral nasional di wilayahnya;

f. pelaksanaan, koordinasi dan pengelolaan basis data geospasial pertanahan dan Komputerisasi
Kegiatan Pertanahan berbasis data spasial;

g. pelaksanaan pengukuran dan pemetaan kadastral, pembukuan serta pengelolaan basis data
dan informasi batas bidang tanah, ruang dan perairan;

h. pelaksanaan survei dan pemetaan tematik pertanahan, perbatasan, dan wilayah tertentu; dan

i. pelaksanaan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang


infrastruktur pertanahan.

2. Tugas Dan Fungsi Seksi Pengukuran Dan Pemetaan Kadastral


Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor 38
Tahun 2016 Pasal 12 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Dan Kantor Pertanahan disebutkan bahwa uraian tugas untuk Jabatan Kepala Seksi
Pengukuran dan Pemetaan Kadastral pada Kantor Wilayah terdiri dari :

a. melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan, pelaksanaan


pengukuran dan pemetaan kadastral,
b. pembukuan serta pengelolaan basis data dan informasi batas bidang tanah, ruang dan
perairan, serta evaluasi dan pelaporan.

3. Tugas Dan Fungsi Petugas Ukur


Berdasarkan Lampiran V Permen ATR/BPN 18 Tahun 2015, No.28 berisi tentang ikhtisar
jabatan, uraian tugas, hasil kerja, tanggung jawab, wewenang dan syarat jabatan.
1. Ikhtisar Jabatan:
a. Menerima dan mengumpulkan serta mengolah data survei, pengukuran dan pemetaan.
2. Uraian Tugas:
a. Menyiapkan bahan peta penyebaran (ground Check) dalam penginderaan jauh;
b. Melakukan survei lokasi dan penggambaran situasi lokasi pengukuran;
c. Melakukan proses pengukuran bidang;
d. Mengisi dan membuat Sketsa di GU (DI 107);
e. Melakukan Kontradiktur Delimitasi (Kesepakatan Sandingan batas);
f. Entri Berkas Pengukuran untuk monitoring;
g. Entri Berkas 307 pengukuran;
h. Entri Berkas 307 A;
i. Mengolah data pengukuran menjadi peta bidang; dan
j. Mengirimkan hasil pengukuran dan pemetaan untuk didaftarkan.

Dari urain tugas diatas keterkaitan dengan isu “Belum optimalnya penataan arsip Peta di
Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah pasca gempa khususnya Peta Kab.Morowali.” Yaitu
Seperti yang diketahui bencana alam Likuifaksi yang terjadi di Kota Palu, Sigi, dan Donggala tepat
tanggal 28 September 2018 banyak menelan banyak korban serta banyak menyebabkan kerusakan
dimana-mana tidak terkecuali pada Kantor Wilayah ATR/BPN Sulawesi Tengah, terlebih lagi pada
Bidang Infrastruktur Pertanahan yang menyebabkan banyak peta yang berusaha diselamatkan
dengan memindahkannya ke gudang yang namun karena tindakan tersebut membuat peta di Kantor
Wilayah ATR/BPN Sulawesi Tengah tercampur antar Kabupaten, dipilihnya Kabupaten Morowali
karena pada kabupaten tersebut dianggap rawan konflik serta menduduki jumlah peta terbanyak jika
dibanding dengan jumlah peta pada Kabupaten lain. Dengan diangkatnya isu tersebut diharapkan
pengarsipan peta di Kantor Wilayah ATR/BPN Sulawesi Tengah dapat diperbaiki sehingga penataan
data pertanahan kedepan bisa lebih berkualitas dan dapat mencegah konflik pertanahan. Sesuai
dengan ikhtiar jabatan yaitu Menerima dan mengumpulkan serta mengolah data survei,
pengukuran dan pemetaan.
B. Identifikasi Isu
Selama berada di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah, penulis menemui beberapa isu
permasalahan yang ada di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah, diantaranya sebagai berikut:
1. Kurangnya pemeliharaan Buku Tugu TDT Orde 3 di Kanwil ATR/BPN Sulawesi
Tengah.
2. Belum optimalnya penataan arsip Peta di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah pasca
gempa khususnya peta Kabupaten Morowali.
3. Kurangnya pemeliharaan alat ukur lama di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah.
4. Lambatnya pencarian Gambar Ukur saat dibutuhkan.
5. Belum adanya digitalisasi arsip Gambar Ukur.

Menurut penulis, untuk dapat menentukan core isu haruslah ditetapkan menggunakan alat
analisis. Dalam menentukan core isu dari penulisan rancangan aktualisasi ini, penulis
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth).

C. Penentuan Isu Utama


Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan
prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan,
dan perkembangan isu. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk
lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
Urgensy atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut
diselesaikan.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan
masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa
dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih
serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri. Seriousness atau tingkat
keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas
kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan system atau tidak.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan. Growth atau tingkat
perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga
sulit untuk dicegah.
Penggunaan metode USG dalam penentuan prioriotas masalah dilaksanakan apabila
pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada, serta hal yang sangat dipentingkan
adalah aspek yang ada dimasyarakat dan aspek dari masalah itu sendiri

Kriteria
No Isu U S G Jumlah
(1-5) (1-5) (1-5)
1. Kurangnya pemeliharaan Buku Tugu TDT Orde 3 di Kanwil 3 3 4 11
ATR/BPN Sulawesi Tengah.

2. Belum optimalnya penataan arsip Peta di Kanwil ATR/BPN 5 5 5 15


Sulawesi Tengah pasca gempa khususnya Kabupaten Morowali.
3. Kurangnya pemeliharaan alat ukur lama di Kanwil ATR/BPN 5 4 4 12
Sulawesi Tengah .

4. Lambatnya pencarian Gambar Ukur saat dibutuhkan. 3 3 4 11

5. Belum adanya digitalisasi arsip Gambar Ukur. 3 4 5 12

Keterangan :
1 Sangat Kurang
2 Kurang
3 Cukup
4 Tinggi
5 Sangat Tinggi
*Skala Likert

Hasil dari analisis USG (Urgent, Serious, Growth) terpilih isu utama yaitu “Belum
optimalnya penataan arsip Peta di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah pasca gempa
khususnya Kabupaten Morowali.” Isu tersebut dipilih oleh penulis karena isu tersebut dapat
menjadi acuan untuk menata arsip peta di Kantor Wilayah ATR/BPN Sulawesi Tengah,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan pencarian peta agar lebih efektif dan efisien untuk
pembuatan peta tunggal khususnya peta Kabupaten Morowali.
1. Identifikasi Gagasan
Berdasarkan hasil analisis di atas menggunakan analisis USG (Urgent, Serious,
Growth), maka isu yang terpilih adalah “Belum optimalnya penataan arsip Peta di Kanwil
ATR/BPN Sulawesi Tengah pasca gempa khususnya Kabupaten Morowali.”Untuk menjawab
permasalahan isu tersebut disusunlah 3 gagasan sebagai berikut :

1. Menggunakan satu perangkat komputer sebagai penyimpanan digitalisasi Peta di


Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah.
2. Penataan arsip peta di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah kususnya peta Kabupaten
Morowali.
3. Memperbaiki tempat penyimpanan arsip di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah.

2. Penetapan Gagasan

Berdasarkan beberapa gagasan yang dsebutkan pada bagian identifikasi gagasan, akan
dipilih 1 (satu) gagasan yang akan digunakan untuk penyelesaian isu utama. Untuk
memilih 1 (satu) gagasan yang akan digunakan, maka akan dilakukan menggunakan
analisis Tapisan. Hasil analisis Tapisan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Efisiensi
No Alternatif Gagasan Efektifitas Kemudaha Total Keterangan
(Biaya)
n

Menggunakan satu perangkat


1. 4 5 4 13
komputer sebagai penyimpanan
digitalisasi Peta di Kanwil
ATR/BPN Sulawesi Tengah.

Penataan arsip peta di Kanwil


ATR/BPN Sulawesi Tengah
2. khususnya peta Kabupaten 5 4 5 14 Terpilih
Morowali

Memperbaiki tempat
penyimpanan arsip di Kanwil
3. ATR/BPN Sulawesi Tengah. 5 2 3 10

Keterangan :
1 Sangat Kurang
2 Kurang
3 Cukup
4 Baik
5 Sangat Baik
*Skala Likert
Berdasarkan proses analisis Tapisan diatas, maka diperoleh gagasan terpilih “Penataan arsip peta
di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah khususnya peta Kabupaten Morowali.” Kemudian untuk
mengetahui masalah dan mendapatkan kegiatan yang akan dilakakukan dari gagasan terpilih, maka
akan dilakukan menggunakan analisis Fishbone (tulang ikan)/ Cause and Effect (sebab dan akibat).

Analisis Fishbone (tulang ikan)

Identifikasi penyebab masalah menggunakan diagram Fishbone untuk penentuan kegiatan

No. Aspek Jika Maka


Belum adanya petugas yang Pelaksanaan pemeliharaan dan
1. bertanggung jawab untuk memeliharan pendigitalisasian peta tidak
Man dan menjadi admin scan pengarsipan akan terlaksana.
peta.

2. Peta ukuran A0 baik yang baru terlebih Tidak akan tercapainya


Material lagi yang sudah 5 tahun kebawah yang pemeliharaan peta untuk
mudah rusak tidak di scan. pengarsipan
3. Belum tersedianya anggaran untuk
Money membuat tempat penyimpanan peta.
Tidak optimalnya
Belum ada kontrol pengawasan pada pemeliharaan peta .
4. Method pengarsipan peta.
Pengumpulan peta dan
digitalisasi peta bermutu
rendah.

Terbatasnya ketersediaan scanner.


5. Machine
Proses pendigitalisasian peta
kurang optimal.
FORMULIR RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : Kantor Wilayah ATR/BPN Sulawesi Tengah


Identifikasi Isu : 1. Kurangnya pemeliharaan Buku Tugu TDT Orde 3 di Kanwil
ATR/BPN Sulawesi Tengah.
2. Belum optimalnya penataan arsip Peta di Kanwil ATR/BPN
Sulawesi Tengah pasca gempa khususnya peta Kabupaten
Morowali.
3. Kurangnya pemeliharaan alat ukur lama di Kanwil ATR/BPN
Sulawesi Tengah.
4. Lambatnya pencarian Gambar Ukur saat dibutuhkan.
5. Belum adanya digitalisasi arsip Gambar Ukur.

Isu Yang Diangkat : “Belum optimalnya penataan arsip Peta di Kanwil


ATR/BPN Sulawesi Tengah pasca gempa khususnya peta
Kabupaten Morowali”

Gagasan : 1. Menggunakan satu perangkat komputer sebagai penyimpanan


Pemecahan Isu digitalisasi Peta di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah.
2. Penataan arsip peta di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah
khususnya peta Kabupaten Morowali.
3. Memperbaiki tempat penyimpanan arsip di Kanwil ATR/BPN
Sulawesi Tengah.

Gagasan : Penataan arsip peta di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah


Pemecahan Isu khususnya peta Kabupaten Morowali
yang diambil
Rancangan Aktualisasi

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai Organisasi
Pelatihan Visi-Misi Organisasi

1 Pengumpulan Mengkonsultasikan kepada Hasil Konsultasi Etika public: Terwujudnya  Mewujudkan sikap jujur, adil,
Data Inventarisasi mentor mengenai daftar Bagaimana menjaga tata Pengelolaan Ruang transparan, akuntabel, tepat
Peta Kabupaten inventarisasi Peta krama dan sopan santun dan Pertanahan yang waktu, cerdas, kreatif, dengan
Morowali ketika berkonsultasi dengan Terpercaya dan filosofi senang memudahkan.
atasan. Berstandar Dunia  Mewujudkan sikap ramah,
sopan dan disiplinkreatif serta
Pencarian seluruh Peta Kumpulan Peta Manajemen ASN: professional dalam memberikan
Kabupaten Morowali yang Morowali Melaksanakan kegiatan pelayanan.
telah tercampur dengan dengan penuh tanggungjawab  Menjaga harkat martabat dan
Kabupaten lain marwah institusi Kementerian
Pemilihan Peta yang bisa di Daftar Peta yang Akuntabel: Agraria dan Tata Ruang / Badan
scan dengan yang bias di Scan Bertanggung jawab Pertanahan Nasional
tidak(Kondisi rusak berat) Terhadap perawatan alat
agar meminimalisir scanner yang menjadi
terjadinya kerusakan pada penunjang kegiatan
alat scanner
Memilah Peta menjadi per Daftar peta Komitmen mutu:
Desa berdasarkan Menjadikan data lebih
lokasi Dea terperinci dengan memilahnya
per desa

2 Proses Scanning Mngkonsultasikan kepada Hasil Konsultasi Etika public:


Peta mentor mengenai proses Bagaimana menjaga tata
scan peta krama dan sopan santun
ketika berkonsultasi dengan
atasan.
Membeli stempel yang berisi Stempel beserta Komitmen Mutu: Terwujudnya  Mewujudkan sikap jujur, adil,
tulisan “SUDAH DISCAN” Nota Pembelian Agar memudahkan dalam Pengelolaan Ruang transparan, akuntabel, tepat
tanggal serta kode raster Stempel pencarian dengan adanya dan Pertanahan yang waktu, cerdas, kreatif, dengan
stempel yang didalamnya ada Terpercaya dan filosofi senang memudahkan.
kode raster Berstandar Dunia  Mewujudkan sikap ramah,
Membersihkan Peta yang Peta yang bersih Akuntabilitas : sopan dan disiplinkreatif serta
bisa discan dari debu dan dan aman untuk Bertanggung jawab professional dalam memberikan
kotoran discan (Bertanggung jawab terhadap pelayanan.
perawatan peta)  Menjaga harkat martabat dan
marwah institusi Kementerian
Melakukan Proses scanning Hasil scan Peta Komitmen Mutu: Agraria dan Tata Ruang / Badan
peta berformat JPG Berorientasi Mutu Pertanahan Nasional
(meningkatnya kualitas
data dari data data manual
ke data digital)
Menyimpan hasil scan File tersimpan Komitmen Mutu:
sesuai data Efektif
(karena file akan otomatis
berurutan)

Membubuhkan stempel Peta yang sudah Komitmen Mutu:


pada peta yang sudah di di stempel Efektif
scan (tidak perlu lagi membuka
folder yang berbeda)

Mengisi tanggal dan kode Peta yang telah Komitmen Mutu:


raster pada bagian stempel diberikan Efisien
peta tanggal scan (mempermudah dalam
dank ode raster pencarian Gambar Ukur)
dengan posisi
tergulung
3 Pembuatan Mengkonsultasikan kepada Hasil Konsultasi Etika public: Terwujudnya  Mewujudkan sikap jujur, adil,
Kumpulan data mentor mengenai Bagaimana menjaga tata Pengelolaan Ruang transparan, akuntabel, tepat
berbasis Excel pembuatan data berbasis krama dan sopan santun dan Pertanahan yang waktu, cerdas, kreatif, dengan
excel ketika berkonsultasi dengan Terpercaya dan filosofi senang memudahkan.
atasan. Berstandar Dunia  Mewujudkan sikap ramah,
sopan dan disiplinkreatif serta
professional dalam memberikan
pelayanan.
 Menjaga harkat martabat dan
marwah institusi Kementerian
Melengkapi data Excel Data Excel Komitmen Mutu: Agraria dan Tata Ruang / Badan
dengan isian skala, tahun mengenai Melengkapi data untuk dapat Pertanahan Nasional
serta sistem koordinat peta Informasi Peta menginformasikan selengkap-
yang dipakai. secara lengkap lengkapnya

Memindahkan file Informasi Folder dengan isi Komitmen mutu:


Peta berbasis Excel serta Peta digital Efisien
hasil scan Peta dalam satu dengan format (agar pencariannya tidak
folder yang sama di Google JPEG di Google lama, maka dijadikan satu
Drive Drive folder)
Memfoto Peta yang rusak Daftar Peta Akuntabel
serta memberikan rusak Dengan tetap
keterangan rusak pada excel mempertanggung jawabkan
informasi Peta peta yang telah dipilah
4 Pengarsipan Peta Mengkonsultasikan kepada Hasil Konsultasi Etika public: Terwujudnya  Mewujudkan sikap jujur, adil,
atasan mengenai mengenai Bagaimana menjaga tata Pengelolaan Ruang transparan, akuntabel, tepat
pengarsipan peta yang telah pengarsipan peta krama dan sopan santun dan Pertanahan yang waktu, cerdas, kreatif, dengan
discan ketika berkonsultasi dengan Terpercaya dan filosofi senang memudahkan.
atasan. Berstandar Dunia  Mewujudkan sikap ramah,
sopan dan disiplinkreatif serta
professional dalam memberikan
pelayanan.
 Menjaga harkat martabat dan
marwah institusi Kementerian
Agraria dan Tata Ruang / Badan
Membuat label peta yang Label Peta. Komitmen Mutu:
Pertanahan Nasional
berisi judul peta, tahun Melengkapi data untuk dapat
pembuatan, skala desa serta menginformasikan selengkap-
kecamatan lengkapnya

Menyimpan peta yang telah Peta yang telah Komitmen Mutu:


discan pada lemari tempat tertata rapi. Memastikan bahwa semua
peta peta tidak mudah rusak
karena salah peletakan
5 Melakukan Meminta saran atau kritik Saran serta Komitmen Mutu: Terwujudnya  Mewujudkan sikap jujur, adil,
Evaluasi Proses dari petugas/pejabat terkait masukan yang Memastikan bahwa alur Pengelolaan Ruang transparan, akuntabel, tepat
Pengarsipan Peta dalam hal kegiatan penataan akan ditindak pengarsipan peta memiliki dan Pertanahan yang waktu, cerdas, kreatif, dengan
peta. lanjuti kualitas yang baik Terpercaya dan filosofi senang memudahkan.
Berstandar Dunia

Menindak lanjuti hasil Melakukan Komitmen Mutu:


evaluasi penataan arsip peta perbaikan serta Memastikan bahwa alur
peningkatan pengarsipan peta memiliki
kualitas alur kualitas yang baik
pengarsipan peta

6 Mensosialisasikan Mengkonsultasikan kepada Hasil Konsultasi. Etika public:


hasil dan alur atasan mengenai sosialisasi Bagaimana menjaga tata
pengarsipan peta hasil dan pembuatan alur krama dan sopan santun
pengarsipan Peta. ketika berkonsultasi dengan
atasan.
Mensosialisasikan tata cara Terlaksanananya Komitmen mutu:
pengarsipan peta serta sosialisasi Memberikan penjelasan yang
pencarian peta dalam kepada rekan maksimal tentang kegiatan
bentuk digital kepada rekan kerja serta yang dilakukan.
kerja. pengguna
lainnya.

Menempel poster alur Poster yang telah Komitmen mutu:


tertempel di Memberikan penjelasan yang
pengarsipan peta yang baik
dinding sekitar maksimal tentang kegiatan
bidang IP yang dilakukan.
D. JADWAL PELAKSANAAN RANCANGAN AKTUALISASI

KEGIATAN
NO KEGIATAN SEPTEMBER OKTOBER
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan Data Inventarisasi Peta Kabupaten
Morowali. 26 - 30
2 Proses Scanning Peta.
1- 10
3 Pembuatan Kumpulan data berbasis Excel.
11 - 17
4 Pengarsipan Peta
18 - 23
5 Melakukan Evaluasi proses pengarsipan peta 24-25
6 Mensosialisasikan hasil dan alur pengarsipan Peta 28-30

Anda mungkin juga menyukai