Disusun Oleh :
Coach, Mentor,
A. Latar Belakang
Sedangkan sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Badan Pertanahan Nasional, BPN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam
melaksanakan tugasnya, BPN menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan;
2) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei, pengukuran, dan pemetaan;
3) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak tanah, pendaftaran tanah,
dan pemberdayaan masyarakat;
4) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan, penataan dan pengendalian
kebijakan pertanahan;
5) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah;
6) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan penanganan sengketa
dan perkara pertanahan;
7) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPN;
8) Pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unit organisasi di lingkungan BPN;
9) Pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan dan
informasi di bidang pertanahan;
10) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan; dan
11) Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanahan.
Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi BPN di daerah, dibentuk Kantor Wilayah BPN
di provinsi dan Kantor Pertanahan di kabupaten/kota.
Mengenai tugas dan fungsi Kantor Pertanahan diatur dalam Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan. Kantor Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan tugas dan fungsi
Badan Pertanahan Nasional di kabupaten/kota diantaranya :
1) Penyusun rencana, program, anggaran dan pelaporan.
2) Pelaksanaan survey, pengukuran dan pemetaan.
3) Pelaksanaan penetapan hak tanah, pendaftaran tanah dan pemberdayaan masyarakat.
4) Pelaksanaan penataan pertanahan.
5) Pelaksanaan pengadaan tanah.
6) Pelaksanaan pengendalian pertanahan dan penanganan sengketa dan perkara pertanahan,
dan
7) Pelaksanaan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi Kantor
Pertanahan.
1. Tugas Dan Fungsi Bidang Infrastruktur Pertanahan
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Nomor 38 Tahun 2016 Pasal 10 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Dan Kantor Pertanahan disebutkan bahwa uraian tugas untuk Jabatan
Kepala Bidang Infrastrukur Pertanahan pada Kantor Wilayah terdiri dari :
c. pelaksanaan, koordinasi dan pembinaan tenaga teknis, surveyor, dan petugas survei dan
pemetaan tematik pada Kantor Pertanahan di wilayahnya;
d. pelaksanaan pengelolaan dan pemutakhiran peralatan teknis serta teknologi pengukuran dan
pemetaan;
f. pelaksanaan, koordinasi dan pengelolaan basis data geospasial pertanahan dan Komputerisasi
Kegiatan Pertanahan berbasis data spasial;
g. pelaksanaan pengukuran dan pemetaan kadastral, pembukuan serta pengelolaan basis data
dan informasi batas bidang tanah, ruang dan perairan;
h. pelaksanaan survei dan pemetaan tematik pertanahan, perbatasan, dan wilayah tertentu; dan
Dari urain tugas diatas keterkaitan dengan isu “Belum optimalnya penataan arsip Peta di
Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah pasca gempa khususnya Peta Kab.Morowali.” Yaitu
Seperti yang diketahui bencana alam Likuifaksi yang terjadi di Kota Palu, Sigi, dan Donggala tepat
tanggal 28 September 2018 banyak menelan banyak korban serta banyak menyebabkan kerusakan
dimana-mana tidak terkecuali pada Kantor Wilayah ATR/BPN Sulawesi Tengah, terlebih lagi pada
Bidang Infrastruktur Pertanahan yang menyebabkan banyak peta yang berusaha diselamatkan
dengan memindahkannya ke gudang yang namun karena tindakan tersebut membuat peta di Kantor
Wilayah ATR/BPN Sulawesi Tengah tercampur antar Kabupaten, dipilihnya Kabupaten Morowali
karena pada kabupaten tersebut dianggap rawan konflik serta menduduki jumlah peta terbanyak jika
dibanding dengan jumlah peta pada Kabupaten lain. Dengan diangkatnya isu tersebut diharapkan
pengarsipan peta di Kantor Wilayah ATR/BPN Sulawesi Tengah dapat diperbaiki sehingga penataan
data pertanahan kedepan bisa lebih berkualitas dan dapat mencegah konflik pertanahan. Sesuai
dengan ikhtiar jabatan yaitu Menerima dan mengumpulkan serta mengolah data survei,
pengukuran dan pemetaan.
B. Identifikasi Isu
Selama berada di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah, penulis menemui beberapa isu
permasalahan yang ada di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah, diantaranya sebagai berikut:
1. Kurangnya pemeliharaan Buku Tugu TDT Orde 3 di Kanwil ATR/BPN Sulawesi
Tengah.
2. Belum optimalnya penataan arsip Peta di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah pasca
gempa khususnya peta Kabupaten Morowali.
3. Kurangnya pemeliharaan alat ukur lama di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah.
4. Lambatnya pencarian Gambar Ukur saat dibutuhkan.
5. Belum adanya digitalisasi arsip Gambar Ukur.
Menurut penulis, untuk dapat menentukan core isu haruslah ditetapkan menggunakan alat
analisis. Dalam menentukan core isu dari penulisan rancangan aktualisasi ini, penulis
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth).
Kriteria
No Isu U S G Jumlah
(1-5) (1-5) (1-5)
1. Kurangnya pemeliharaan Buku Tugu TDT Orde 3 di Kanwil 3 3 4 11
ATR/BPN Sulawesi Tengah.
Keterangan :
1 Sangat Kurang
2 Kurang
3 Cukup
4 Tinggi
5 Sangat Tinggi
*Skala Likert
Hasil dari analisis USG (Urgent, Serious, Growth) terpilih isu utama yaitu “Belum
optimalnya penataan arsip Peta di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah pasca gempa
khususnya Kabupaten Morowali.” Isu tersebut dipilih oleh penulis karena isu tersebut dapat
menjadi acuan untuk menata arsip peta di Kantor Wilayah ATR/BPN Sulawesi Tengah,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan pencarian peta agar lebih efektif dan efisien untuk
pembuatan peta tunggal khususnya peta Kabupaten Morowali.
1. Identifikasi Gagasan
Berdasarkan hasil analisis di atas menggunakan analisis USG (Urgent, Serious,
Growth), maka isu yang terpilih adalah “Belum optimalnya penataan arsip Peta di Kanwil
ATR/BPN Sulawesi Tengah pasca gempa khususnya Kabupaten Morowali.”Untuk menjawab
permasalahan isu tersebut disusunlah 3 gagasan sebagai berikut :
2. Penetapan Gagasan
Berdasarkan beberapa gagasan yang dsebutkan pada bagian identifikasi gagasan, akan
dipilih 1 (satu) gagasan yang akan digunakan untuk penyelesaian isu utama. Untuk
memilih 1 (satu) gagasan yang akan digunakan, maka akan dilakukan menggunakan
analisis Tapisan. Hasil analisis Tapisan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Efisiensi
No Alternatif Gagasan Efektifitas Kemudaha Total Keterangan
(Biaya)
n
Memperbaiki tempat
penyimpanan arsip di Kanwil
3. ATR/BPN Sulawesi Tengah. 5 2 3 10
Keterangan :
1 Sangat Kurang
2 Kurang
3 Cukup
4 Baik
5 Sangat Baik
*Skala Likert
Berdasarkan proses analisis Tapisan diatas, maka diperoleh gagasan terpilih “Penataan arsip peta
di Kanwil ATR/BPN Sulawesi Tengah khususnya peta Kabupaten Morowali.” Kemudian untuk
mengetahui masalah dan mendapatkan kegiatan yang akan dilakakukan dari gagasan terpilih, maka
akan dilakukan menggunakan analisis Fishbone (tulang ikan)/ Cause and Effect (sebab dan akibat).
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai Organisasi
Pelatihan Visi-Misi Organisasi
1 Pengumpulan Mengkonsultasikan kepada Hasil Konsultasi Etika public: Terwujudnya Mewujudkan sikap jujur, adil,
Data Inventarisasi mentor mengenai daftar Bagaimana menjaga tata Pengelolaan Ruang transparan, akuntabel, tepat
Peta Kabupaten inventarisasi Peta krama dan sopan santun dan Pertanahan yang waktu, cerdas, kreatif, dengan
Morowali ketika berkonsultasi dengan Terpercaya dan filosofi senang memudahkan.
atasan. Berstandar Dunia Mewujudkan sikap ramah,
sopan dan disiplinkreatif serta
Pencarian seluruh Peta Kumpulan Peta Manajemen ASN: professional dalam memberikan
Kabupaten Morowali yang Morowali Melaksanakan kegiatan pelayanan.
telah tercampur dengan dengan penuh tanggungjawab Menjaga harkat martabat dan
Kabupaten lain marwah institusi Kementerian
Pemilihan Peta yang bisa di Daftar Peta yang Akuntabel: Agraria dan Tata Ruang / Badan
scan dengan yang bias di Scan Bertanggung jawab Pertanahan Nasional
tidak(Kondisi rusak berat) Terhadap perawatan alat
agar meminimalisir scanner yang menjadi
terjadinya kerusakan pada penunjang kegiatan
alat scanner
Memilah Peta menjadi per Daftar peta Komitmen mutu:
Desa berdasarkan Menjadikan data lebih
lokasi Dea terperinci dengan memilahnya
per desa
KEGIATAN
NO KEGIATAN SEPTEMBER OKTOBER
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan Data Inventarisasi Peta Kabupaten
Morowali. 26 - 30
2 Proses Scanning Peta.
1- 10
3 Pembuatan Kumpulan data berbasis Excel.
11 - 17
4 Pengarsipan Peta
18 - 23
5 Melakukan Evaluasi proses pengarsipan peta 24-25
6 Mensosialisasikan hasil dan alur pengarsipan Peta 28-30