Anda di halaman 1dari 104

LAPORAN AKTUALISASI

“PENERTIBAN LAPORAN BULANAN PEMBUATAN


AKTA OLEH PPAT DI WILAYAH KERJA
KABUPATEN MANOKWARI”

Disusun Oleh :

Nama : Nur Tania Dhyaksa Sofiyanti, S.H.


NIP : 199505012018012001
Jabatan : Calon Analis Permohonan Hak Tanah dan
Pendaftaran Tanah
Angkatan : XIV
No. Absen : 27
Unit Kerja : Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Papua Barat

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III GELOMBANG II

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
BOGOR
2018

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT bahwa berkat rahmat,
karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini dengan tepat
waktu. Selanjutnya shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW sebagai pengemban risalah Islam, dengan mewariskan ilmu kepada
umatnya yang telah tersebar di seluruh pelosok dunia.
Laporan Aktualisasi ini disusun dan diajukan demi persyaratan kelulusan Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dengan judul “PENERTIBAN LAPORAN
BULANAN PEMBUATAN AKTA OLEH PPAT DI WILAYAH KERJA
KABUPATEN MANOKWARI”
Dalam penulisan laporan ini mulai dari awal hingga akhir, penulis menyadari banyak
pihak-pihak yang turut memberikan bantuan, motivasi, semangat, saran, ide, bahkan fasilitas
moril dan materil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua Orang Tua penulis yaitu Ayah Ahmad Sofi, Ibu Elies Jantina, Kakak Nur
Avicenia Yusticia Sofiyanti, dan Adik Rizky Ahmad Elsa yang selalu memberikan
semangat dan motivasi tanpa lelah. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kepada:
1. Bapak Ir. Virgo Eresta Jaya, M.Eng.Sc., selaku Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional RI.
2. Toto Sutantono, S.H., selaku Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Papua Barat.
3. Bapak Subur, S.SiT., selaku Kepala Bagian Tata Usaha pada Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Papua Barat sekaligus mentor penulis selama kegiatan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil ini.
4. Pamelia Tambunan, S.E., selaku Kepala Seksi Pemeliharaan Data Hak Tanah dan
Pembinaan PPAT pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Papua
Barat.

iv
5. Bapak Yakob Mano, S.H., selaku Kepala Seksi Penetapan Hak Tanah dan
Pemberdayaan Hak Tanah Masyarakat pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Papua Barat.
6. Bapak Istanto Nurhidayat, S.H., selaku Pembimbing (Coach) yang selama ini senantiasa
meluangkan waktu dan pikirannya dengan penuh kesabaran membimbing penulis
membuat rancangan aktualisasi.
7. Bapak Eldi, S.H., M.H., selaku Penguji yang telah membantu penulis dalam
menyempurnakan Rancangan Aktualisasi dan meluangkan waktu untuk menguji
penulis.
8. Ibu Poppy Ade Ristawati, S.T. dan Maya Novita selaku PUPP Latsar CPNS
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional RI Gelombang II
Angkatan XIV Tahun 2018.
9. Seluruh karyawan dan staf yang ada di Pusat Pendidkan dan Pelatihan Kementerian

Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional RI.

10. Seluruh pegawai dan staf Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Papua

Barat.

11. Seluruh para pihak yang telah membantu memberikan masukan guna melengkapi data

yang diperlukan dalam pembuatan aktualisasi ini.

12. Rekan-rekan peserta Latsar CPNS Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan

Pertanahan Nasional RI Gelombang II Tahun 2018.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa laporan ini tidak luput dari

segala kekurangan dan kesalahan. Atas segala kekurangan dan kesalahan dalam penulisan

laporan ini penulis mohon maaf. Untuk itu penulis mengharapkan masukan, kritik maupun

saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis di masa mendatang.

v
vi
Deskripsi Singkat

Dalam kehidupan masyarakat PPAT memiliki peran yang sangat penting, terutama berkaitan dengan

tanah, karena PPAT adalah yang berwenang untuk membuat akta-akta otentik yang berhubungan

dengan perpindahan hak atas tanah. Dalam menjalankan tugasnya, PPAT bertanggung jawab atas

akta-akta yang telah dibuatnya. Bentuk tanggung jawab dari tugas PPAT tersebut yaitu pembuatan

laporan bulanan dari akta-akta yang telah dibuat kepada pihak yang berkepentingan. Laporan bulanan

pembuatan akta yang dibuat oleh PPAT ditujukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak, Kepala

Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kepala Kantor Pertanahan dan Kepala Kantor Wilayah

BPN. Laporan bulanan tersebut dikirimkan paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya. PPAT

yang tidak menyampaikan laporan bulanan dapat dikenakan sanksi yang berupa denda sampai

diberhentikan dengan hormat dari jabatannya. Namun dalam prakteknya masih terdapat PPAT yang

membuat laporan bulanan pembuatan akta belum tertib sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam

SKB-2 TAHUN 1998 KEP-179/PJ/1998 tentang Laporan Bulanan Pembuatan Akta Oleh Pejabat

Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan Pemberitahuan Bulanan Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten/Kotamadya dan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2006

Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan

Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah . Begitu pula di penempatan kerja penulis yaitu Kantor Wilayah

BPN Provinsi Papua Barat, tiap bulannya masih ditemukan beberapa PPAT yang mengirim laporan

tidak tepat waktu bahkan ada yang salah dalam membuat format laporannya. Oleh karena itu Saya

memilih judul aktualisasi “Penertiban Laporan Bulanan Pembuatan Akta Oleh PPAT di Wilayah

Kerja Kabupaten Manokwari”.

Keyword: Laporan PPAT, Tertib, Pengawasan

vii
DAFTAR TABEL/GAMBAR/BAGAN

Tabel 1.1 Rekapitulasi SDM Kanwil BPN Papua Barat Berdasarkan Jabatan Struktural dan

Fungsional

Tabel 1.2 Distribusi Jumlah SDM di Kanwil BPN Provinsi Papua Barat

Tabel 1.3 Distribusi Jumlah SDM di Kantah BPN Provinsi Papua Barat

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Formulir Kendali Aktualisasi oleh Mentor/Coach

Dokumentasi Kegiatan Aktualisasi

Laporan Kegitan Penguatan Kompetensi Bidang

Dokumentasi Kegiatan Penguatan Kompetensi Bidang

ix
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................ i


Lembar Pengesahan Judul .......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan Seminar ..................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................................ iv
Deskripsi Singkat ......................................................................................................... vii
Daftar Tabel dan Skema/Bagan ................................................................................. viii
Daftar Lampiran .......................................................................................................... ix
Daftar Isi ....................................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Identifikasi Isu .................................................................................................. 3
C. Penetapan Isu .................................................................................................... 4
BAB II DESKRIPSI LOKUS
DESKRIPSI UMUM
A. Deskripsi Wilayah ............................................................................................. 5
B. Sumber Daya ..................................................................................................... 6
C. Visi dan Misi ..................................................................................................... 9
D. Tugas Pokok dan Fungsi ................................................................................... 9
E. Struktur Organisasi............................................................................................ 11
DESKRIPSI KHUSUS
A. Program dan Kegiatan Saat ini .......................................................................... 12
B. Role Model ........................................................................................................ 13
C. Rencana Kegiatan, Tahapan Kegiatan dan Output Kegiatan ............................ 14
BAB III REALISASI AKTUALISASI
A. Realisasi Kegiatan dan Output Kegiatan ........................................................... 18
B. Faktor Pendukung Realisasi Aktualisasi ........................................................... 20
C. Faktor Penghambat Realisasi Aktualisasi ......................................................... 21
BAB IV ANALISA
A. Realisasi Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan ......... 22
B. Realisasi Aktualisasi dan Kontribusi terhadap Visi- Misi Organisasi .............. 26
C. Realisasi Aktualisasi dan Penguatan Nilai-Nilai Organisasi............................. 28
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 32
B. Tindak lanjut ..................................................................................................... 34

x
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 35
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan aturan hukum yang berlaku bahwa PPAT di kualifikasikan sebagai

pejabat umum dan di berikan kewenangan untuk membuat akta-akta tertentu di bidang

peralihan dan pembebanan hak atas tanah. Sebagaimana di atur dalam Pasal 1 Ketentuan

Umum dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak tanggungan atas tanah

beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah bahwa: PPAT adalah pejabat yang

diberikan kewenangan untuk membuat akta pemindahan hak atas Tanah yang merupakan

bagian dari pendaftaran tanah. Pasal 1 Ketentuan Umum dari Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menyebutkan bahwa: “Pejabat

Pembuat Akta Tanah, sebagaimana disebut PPAT adalah pejabat umum yang diberikan

kewenangan untuk membuat akta-akta tertentu”. Selain ketentuan tersebut pengertian

PPAT serta peran dari PPAT juga tergambar dalam Pasal 1 ketentuan umum Peraturan

Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah dari

Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah disebutkan: “PPAT adalah pejabat umum yang

diberi kewenangan untuk membuat akta-akat otentik mengenai perbuatan hukum tertentu

mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun.”

Sesuai ketentuan perundangan-undangan di bidang pertanahan, sebagaimana di

atur dalam ketentuan ini di uraikan secara rinci dalam pasal 2 sampai dengan pasal 6

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 tahun 2006 tentang Ketentuan

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Jabatan Pejabat

Pembuat Akta Tanah yang merupakan penjabaran dari Peraturan Pemerintah Nomor 37

Tahun 1998 tentang Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah dan tindak lanjut dari ketentuan

yang di atur dalam Peraturan Pemeritah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran

1
Tanah, dan di dalam Peraturan Mentri Negara Agraria Nomor 3 Tahun 1997 tentang

Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran

Tanah, dijelaskan tugas pokok dan kewenangan PPAT yakni, melaksanakan sebagian dari

kegiatan pendaftaran tanah dengan tugas pembuatan akta otentik sebagai bukti telah

dilakukan perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan

Rumah Susun yang dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah

yang di akibatkan oleh perbuatan hukum itu di daerah kerjanya yang di tentukan oleh

pemerintah yaitu kabupaten atau kota satu wilayah dengan wilayah kerja Kantor

pertanahan. Catatan untuk PPAT sementara (Camat) adalah wilayah jabatan camat saat

menjabat. Ada 8 (delapan) jenis akta PPAT yang menjadi alat bukti dan dasar perubahan

data pada pendaftaran tanah yakini:

1) Akta Jual beli,

2) Akta tukar menukar,

3) Akta Hibah,

4) Akta Pemasukan ke dalam perusahaan,

5) Akta pembagian bersama,

6) Akta pemberian Hak guna bangunan/ hak pakai atas tanah hak milik,

7) Akta pemberian hak tanggungan, dan

8) Akta pemberian kuasa membebankan hak tanggungan.

PPAT sebagai pejabat umum yang di berikan kewenangan untuk membuat akta-

akta otentik untuk perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah dan hak milik atas

satuan rumah susun memiliki kewajiban untuk membuat laporan bulanan dari akta-akta

yang telah dibuat kepada pihak yang berkepentingan. Laporan bulanan pembuatan akta

yang dibuat oleh PPAT ditujukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak, Kepala Kantor

Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kepala Kantor Pertanahan dan Kepala Kantor

2
Wilayah BPN. Laporan bulanan tersebut dikirimkan paling lambat tanggal 10 pada bulan

berikutnya. PPAT yang tidak menyampaikan laporan bulanan dapat dikenakan sanksi

yang berupa denda sampai diberhentikan dengan hormat dari jabatannya.

Pelaporan pembuatan akta oleh PPAT di Wilayah Kerja Kabupaten Manokwari

pada tiap bulannya masih ditemukan ada yang belum tertib. Belum tertibnya pelaporan ini

terkait waktu pelaporan, pengisian laporan dan format laporannya. Oleh karena itu

penulis bermaksud membuat kegiatan Penertiban Laporan Pembuatan Akta Oleh PPAT

agar pelaporan lebih tertib sehingga memudahkan staf yang bertugas merekap dan dari

segi estetika akan lebih rapi saat dipandang.

B. Identifikasi Isu

Pada proses perekapan laporan bulanan pembuatan akta oleh PPAT terdapat

beberapa kendala yang mengahambat pekerjaan tersebut. Kendala-kendala tersebut

disebabkan oleh beberapa hal yaitu keterlambatan dalam pengumpulan laporan oleh

PPAT, keterlambatan dalam pengumpulan laporan ini akan menghambat proses

perekapan karena jika ada PPAT yang belum mengumpul tentu datanya akan kosong dan

terlewati. Selain itu masih terdapat beberapa PPAT yang membuat format laporannya

tidak sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Negara Agraria/Kepala Badan

Pertanahan Nasional dan Direktur Jenderal Pajak Nomor : SKB-2 TAHUN 1998 KEP-

179/PJ/1998 tentang Laporan Bulanan Pembuatan Akta Oleh Pejabat Pembuat Akta

Tanah (PPAT) dan Pemberitahuan Bulanan Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten/Kotamadya serta Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1

Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998

Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Kedua kendala tersebut menjadi

penghambat dalam proses perekapan data laporan bulanan PPAT karena menjadikan

pekerjaan tidak efisien dan dari segi keseragaman format menjadi tidak rapi.

3
C. Perumusan dan Penetapan Isu

Tidak tertibnya waktu pengumpulan dan kesalahan dalam pembuatan format

laporan bulanan PPAT, maka sesuai tugas dan fungsi penulis sebagai staff di bidang

hubungan hukum pertanahan memiliki gagasan untuk melakukan penertiban terhadap

laporan tersebut. Penertiban tersebut dilakukan dengan mengirimkan surat kepada

masing-masing PPAT maupun PPATS yang masih belum tertib waktu pengumpulan

maupun format laporannya.

4
BAB II

DESKRIPSI LOKUS

DESKRIPSI UMUM

A. Deskripsi Wilayah/ Gambaran Umum Instansi

Papua Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di ujung

barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari, nama provinsi ini sebelumnya

adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun

1999. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18

April 2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat

dan Papua merupakan provinsi yang memperoleh status otonomi khusus. Provinsi

Papua Barat, meski telah menjadi provinsi tersendiri, tetap mendapat perlakuan

khusus sebagaimana provinsi induknya. Provinsi ini juga mempunyai KPUD

sendiri dan menyelenggarakan pemilu untuk pertama kalinya pada tanggal 5

April 2004. Provinsi ini dibagi dalam beberapa kabupaten dan Kota antara lain

Kota Sorong, kabupaten sorong, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja

Ampat, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Teluk

Bintuni, Kabupaten Fak-Fak, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Maybrat,

Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten

Tambraw. Dari beberapa kabupaten tersebut hanya 10 kabupaten yang memiliki

kantor pertanahan yaitu Kota Sorong, kabupaten sorong, Kabupaten Sorong

Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Teluk

Wondama, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Fak-Fak, Kabupaten Kaimana.

Sedangkan letak Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Papua

Barat ada di ibukotanya yaitu di Manokwari.

5
B. Sumber Daya

Kondisi Geografis di Papua Barat

Provinsi Papua Barat terletak pada 1 4 hingga 4 19 Lintang Selatan dan 129 18

hingga 135 15 Bujur Timur. Secara geografis Provinsi Papua Barat memiliki

batas-batas administrasi sebagai berikut :

Utara : Samudra Pasifik

Timur : Provinsi Papua

Selatan : Laut Banda/Provini Maluku

Barat : Laut Seram/Provinsi Maluku

Luas Wilayah Provini Papua Barat mencapai 10.901.615,88 Ha yang terdiri dari :

Wilayah Budidaya : 526.548,05 Ha (4,83%)

Wilayah Non Budidaya : 10.375.174,57 Ha (95,17%)

Kondisi Ekonomi di Papua Barat

Provinsi ini mempunyai potensi yang luar biasa, baik itu pertanian,

pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput laut

dihasilkan di kabupaten Raja Ampat sedangkan satu-satunya industri tradisional

tenun ikat yang disebut kain Timor dihasilkan di kabupaten Sorong Selatan. Sirup

pala harum dapat diperoleh di kabupaten Fak-Fak serta beragam potensi lainnya.

Selain itu wisata alam juga menjadi salah satu andalan Irian Jaya Barat, seperti

Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang berlokasi di kabupaten Teluk

Wondama. Taman Nasional ini membentang dari timur Semenanjung Kwatisore

sampai utara Pulau Rumberpon dengan panjang garis pantai 500 km, luas darat

mencapai 68.200 ha, luas laut 1.385.300 ha dengan rincian 80.000 ha kawasan

terumbu karang dan 12.400 ha lautan.

6
Kondisi Sosial Budaya di Papua Barat

Sumber Daya Manusia Kanwil BPN Provinsi Papua Barat

Efektif tidaknya suatu organisasi sangat begantung dari “the man


behind system”. Di BPN RI, sistem dan SDM secara berangsur dan pasti
sudah mulai ditata. Dalam konteks penataan SDM sesuai dengan Perka
BPN RI Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kanwil
BPN dan Kantah, dengan jumlah pegawai sampai dengan 13 Agustus 2018
adalah sebanyak 159 orang.
Dengan jumlah pegawai sebanyak 159 orang yang secara normal
kurang sekitar 360 orang, hal ini menyebabkan pelayanan pertanahan tidak
maksimal dan berdampak pada pencapaian kinerja dalam meanfaatkan
anggaran dan penyelesaian pekerjaan tepat waktu. Selain itu kemampuan
keahlian dalam pelaksanaan tugas, pokok, dan fungsi masih terbatas.
(Kanwil Papua Barat, 2016).
Tabel 2.1
Rekapitulasi SDM Kanwil BPN Papua Barat
Berdasarkan Jabatan Struktural dan Fungsional

Struktural Fungsional Tugas


No Satuan Kerja Eselon Eselon Eselon Eselon Gol Gol Gol Belaja Jumlah
II III IV V III II I r
Kanwil BPN Prov.
1 1 6 14 - 4 8 - 3 36
Papua Barat
Kantah Kab.
2 1 2 7 2 4 1 2 19
Manokwari
Kantah Kab.
3 1 5 3 1 4 - - 14
Sorong
Kantah Kab.
4 1 3 3 2 4 - 1 14
Fakfak
Kantah Kota
5 1 4 5 3 5 - - 18
Sorong
Kantah Kab.
6 1 3 1 1 2 - 1 9
Sorong Selatan
Kantah Kab. Raja
7 1 2 2 2 3 - 1 11
Ampat
Kantah Kab.
8 1 2 2 2 2 - 1 10
Teluk Bintuni
9 Kantah Kab. 1 4 1 1 2 - 2 11

7
Struktural Fungsional
Tugas
No Satuan Kerja Eselon Eselon Eselon Eselon Gol Gol Gol Belaja Jumlah
II III IV V III II I r
Kaimana
Kantah Kab.
10 1 1 2 1 3 - - 9
Tambrauw
Kantah Kab.
11 1 1 2 1 1 1 1 8
Teluk Wondama
JUMLAH
1 16 41 28 21 38 2 12 159
PEGAWAI
KEBUTUHAN
1 16 79 140 131 135 5 - 507
PEGAWAI
KEKURANGAN
- - 38 112 110 97 3 - 360
PEGAWAI

Tabel 2.2
Distribusi Jumlah SDM di Kanwil BPN Provinsi Papua Barat
Jumlah PNS
No. Satuan Kerja Bagian Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang Total
TU 1 2 3 4 5
Kanwil BPN
1 Prov. Papua 12 10 9 10 7 7 55
Barat

Tabel 2.3
Distribusi Jumlah SDM di Kantah BPN Provinsi Papua Barat
Jumlah PNS
No. Satuan Kerja Subbagian Total
Seksi 1 Seksi 2 Seksi 3 Seksi 4 Seksi 5
TU
Kantah Kab.
1 3 6 2 1 0 0 12
Fakfak
Kantah Kab.
2 3 4 1 0 1 0 9
Kaimana
Kantah Kab.
3 4 6 3 1 1 0 15
Manokwari
Kantah Kab.
4 4 3 0 0 1 0 8
Raja Ampat
Kantah Kab.
5 5 3 2 1 1 1 13
Sorong
Kantah Kab.
6 3 4 1 0 0 0 8
Sorong Selatan
Kantah Kab.
7 2 2 3 0 0 0 7
Tambrauw

8
Jumlah PNS
No. Satuan Kerja Subbagian Total
Seksi 1 Seksi 2 Seksi 3 Seksi 4 Seksi 5
TU
Kantah Kab.
8 4 2 1 0 0 0 7
Teluk Bintuni
Kantah Kab.
9 4 3 1 0 0 0 8
Teluk Wondama
Kantah Kota
10 6 3 4 1 1 1 16
Sorong
Jumlah 159

C. Visi dan Misi

Visi

Menjadi Instansi Pusat di Daerah untuk Kemakmuran Rakyat yang Adil dan Merata

Misi

a. Meningkatkan Legalisasi Aset dengan mengutamakan masyarakat kurang mampu;

b. Peningkatan penataan kehidupan masyarakat di bidang pertahanan menuju keadilan

dan kesejahteraan;

c. Perwujudan tatanan kehidupan yang harmonis melalui penanganan sengketa,

konflik dan perkara perrtanahan;

d. Penguatan lembaga pertanahan sesuai jiwa, semangat dan prinsip dalam UUPA dan

aspirasi masyarakat melalui pengelolaan tanah secara optimal menuju sebesar-

besar kemakmuran masyarakat;

e. Perwujudan penataan, penguasaan, pemilikan hak ulayat untuk kesejahteraan

masyarakat

D. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas dan Fungsi Analis Permohonan Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

Adapun Ikhtisar Jabatan dari Analisis Permohonan Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

yang dilakukan melalui proses pemeriksaan kelengkapan berkas permohonan. Dengan

uraian tugas antara lain sebagai berikut:

9
1. Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas permohonan dan surat-surat yang

berhubungan dengan permohonan hak tanah dan pendaftran tanah berdasarkan

disposisi pimpinan;

2. Menganalisa dan memproses berkas permohonan sesuai ketentuan yang berlaku;

3. Mempersiapkan petunjuk/penjelasan atas surat dari masyarakat/pihak lain yang

menyangkut hak tanah dan pendaftaran tanah;

4. Membuat hasil risalah berdasarkan jenis layanan yang diserahkan kepada pimpinan

untuk ditindaklanjuti;

5. Membuat konsep SK berdasarkan jenis layanan permohonan pendaftaran tanah.

10
E. Struktur Organisasi

11
DESKRIPSI KHUSUS

A. Program dan Kegiatan Saat ini

Adapun kegiatan penulis selama masa habituasi adalah untuk merealisasikan

aktualisasi agar berjalan sesuai rancangan yang telah dibuat, berdasarkan nilai-nilai dasar

profesi ASN. Selain itu, penulis juga melaksanakan kegiatan lain atas perintah pimpinan.

Kegiatan penulis saat ini yaitu melakukan rekap data laporan PPAT pada tiap bulan.

Menurut pasal 3 Keputusan Bersama Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan

Nasional dan Direktur Jenderal Pajak Nomor : SKB-2 Tahun 1998 KEP-179/PJ/1998,

PPAT wajib menyampaikan laporan bulanan tersebut pada angka 2 paling lambat tanggal

10 bulan berikutnya. Namun dalam praktek masih terdapat PPAT yang membuat laporan

tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ketidaksesuaian dengan peraturan tersebut

berkaitan dengan keterlambatan pengumpulan laporan serta format laporan yang tidak

memenuhi ketentuan yang ada. Kedua masalah ini tentunya menghambat petugas dalam

melaukan perekapan data karena pengisian data yang kurang tepat akan dikosongkan.

Selain itu Saya juga diberi tugas membuat Risalah Pengolahan Data permohonan Hak

Atas Tanah serta menganalisi kelengkapan berkas-berkas yang menjadi syarat suatu

permohonan.

B. Role Model

Selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi serta melihat dan

mempelajari sistem dan cara kerja di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

Provinsi Papua Barat yang dilakukan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) baik Pegawai

Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai Tidak Tetap (PTT) dalam menyelesaikan pekerjaan

setiap hari, penulis melihat profesionalitas dari masing-masing Apararut Sipil Negara

yang ada namun penulis melihat sosok yang paling patut dijadikan contoh dan panutan

12
(role model) adalah Ibu Pamelia Tambunan, S.E. Ibu Pamelia Tambunan menjabat

sebagai Kepala Seksi Pemeliharaan Data Hak Tanah dan Pembinaan PPAT yang

terhitung mulai 23 Mei 2017. Penulis memilih beliau sebagai role model selama

menjalankan kegiatan aktualisasi tentunya memiliki beberapa alasan. Pertama, perannya

mendukung penulis dalam melakukan kegiatan aktualisasi selama masa habituasi serta

memberikan pengarahan dan saran dalam pembuatan laporan aktualisasi penulis. Kedua,

memiliki jiwa kepemimpinan yang ideal, seperti memberikan perintah kepada bawahan

secara lugas, jelas, dan detail serta mampu memberikan penjelasan dengan baik kepada

staff apabila belum mengerti. Ketiga, beliau memiliki wawasan dan pemikiran yang luas,

hal ini terlihat dari kebiasaan ibu yang senang membaca dan banyak pengetahuan yang

dia kuasai. Selain itu beliau juga UpToDate terhadap hal-hal baru atau dengan kata lain

mengikuti perkembangan zaman. Keempat, beliau memiliki sifat bijaksana dimana dia

tidak membedakan dan memberi jarak kepada pegawai tidak tetap ataupun pegawai yang

masih baru. Sehingga penulis sebagai cpns tidak canggung untuk bertanya minta

penjelasan namun tetap menghormati beliau sebagai atasan.

13
C. Rencana Kegiatan, Tahapan Kegiatan dan Output Kegiatan

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan


Substansi Materi Terhadap Visi Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 Melakukan 1. Mengajukan usulan Persetujun Etika Publik Perwujudan tatanan Mewujudkan
konsultasi dengan kegiatan dalam pimpinan Baik dan Sopan kehidupan bersama sikap jujur, adil,
pimpinan, terkait rangka penertiban yang harmonis transparan,
kegiatan laporan bulanan Nasionalisme dengan mengatasi akuntabel, tepat
penertiban laporan pembuatan akta oleh Kerjasama berbagai sengketa, waktu, cerdas,
bulananpembuatan PPAT kepada konflik dan perkara kreatif, dengan
akta oleh PPAT pimpinan pertanahan di filosofi senang
2. Melakukan seluruh tanah air memudahkan
konsultasi dengan dan penataan
pimpinan dan rekan perangkat hukum
kerja terkait jenis dan sistem
kegiatan dalam pengelolaan
rangka penertiban pertanahan
laporan sehingga tidak
bulananpembuatan melahirkan
akta oleh PPAT sengketa, konflik
2 Mengidentifikasi 1. Mencari aturan Menambahnya Komitmen Mutu dan perkara di
peraturan terkait terkait laporan pemahaman Cermat, teliti, benar kemudian hari.
bulanan pembuatan terhadap akurat dan fokus
akta oleh PPAT peraturan
2. Membaca aturan tersebut dan Nasionalisme
tersebut dan daftar petunjuk Baik dan Benar
mempelajarinya pengisian

14
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Materi Terhadap Visi Nilai
Misi Organisasi Organisasi
3. Membuat daftar laporan bulanan
yang berisi pembuatan akta
petunjuk pengisian oleh PPAT
laporan bulanan
pembuatan akta
oleh PPAT
3 Pengumpulan data 1. Izin kepada atasan Diperolehnya Etika Publik
dan informasi untuk meminjam berkas-berkas Baik, Sopan dan
(berkas-berkas berkas-berkas laporan bulanan Santun
laporan bulanan laporan bulanan pembuatan akta
pembuatan akta pembuatan akta oleh PPAT Komitmen mutu
ol\di Wilayah oleh PPAT di bulan di Wilayah Cermat, teliti, benar
Kerja Kabupaten terakhir Kerja akurat dan fokus
Manokwari) 2. Menginventarisasi Kabupaten
berkas-berkas Manokwari
laporan bulanan Akuntabilitas
pembuatan akta Profesional
oleh PPAT yang
ada di Wilayah
Kerja Kabupaten
Manokwari saja
3. Meminjam berkas-
berkas laporan
bulanan tersebut
4 Identifikasi dan 1. Mengidentifika-si Daftar nama Komitmen mutu
inventarisasi berkas laporan PPAT yang Cermat, teliti, benar
berkas-berkas bulanan masih belum akurat dan fokus

15
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Materi Terhadap Visi Nilai
Misi Organisasi Organisasi
laporan bulanan pembuatan akta tertib beserta
pembuatan akta oleh PPAT dengan kesalahan dan Akuntabilitas
oleh PPAT yang aturan terkait alamatnya Profesional
masih belum tertib untuk dicari
masalahnya
2. Membuat daftar
nama-nama PPAT
beserta
kesalahannya
berdasarkan
identifikasi
peraturan terkait
3. Mengidentifika
si alamat para
PPATyang masih
belum tertib guna
tujuan pengiriman
surat
5 Pembuatan surat 1. Berkoordinasi Surat Etika Publik
dengan atasan Baik, Sopan dan
untuk Santun
menentukan
konsep isi surat Nasionalisme
2. Menyiapkan alat Kerjasama
dan bahan
(laptop, printer, Akuntabilitas
kertas, amplop, Profesional

16
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Materi Terhadap Visi Nilai
Misi Organisasi Organisasi
pulpen)
3. Pengetikan Komitmen Mutu
Surat Cermat, Efisien,
4. Pencetakan Inovatif
Surat

6 Pengiriman surat 1. Pengecekan Surat Terkirim Komitmen Mutu


kembali Cermat, Teliti, Benar
kelengkapan
surat-surat yang Etika Publik
akan dikirim Baik, Sopan dan
2. Pengiriman Santun
Surat Melalui
Kantor Pos

7 Monitoring dan 1. Mengecek Laporan Akuntabilitas


evaluasi ketertiban Profesional
laporan bulanan
pembuatan Komitmen Mutu
aktaoleh PPAT Cermat, Teliti,
di Wilayah Efisien
Kerja
Kabupaten
Manokwari
pada bulan
Agustus
2. Membuat daftar

17
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Materi Terhadap Visi Nilai
Misi Organisasi Organisasi
nama-nama
PPAT yang
masih belum
tertib (jika ada)

18
BAB III

REALISASI AKTUALISASI

A. Realisasi Kegiatan dan Output Kegiatan

Realisasi aktualisasi merupakan tahapan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang

telah disusun sebelumnya dalam rancangan aktualisasi. Kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan tersebut harus mencapai tujuan dan sasaran sehingga menghasilkan output

sesuai dengan yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini

penulis melaksanakan 6 (enam) kegiatan yang bertujuan untuk menertibkan laporan

PPAT pada tiap bulannya.

Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini ada beberapa hal yang perlu

dilakukan terlebih dahulu yakni melapor kepada pimpinan antara lain Kepala Seksi dan

Mentor bahwa penulis telah selesai melaksanakan kegiatan on class di Pusat Pendidikan

dan Pelatihan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional.

Selanjutnya memberikan proposal kegiatan aktualisasi yang telah diseminarkan serta

meminta arahan dan masukan dari pimpinan tersebut terkait kegiatan-kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh penulis.Adapun kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Melakukan konsultasi dengan pimpinan, terkait kegiatan penertiban laporan bulanan

pembuatan akta oleh PPAT

Pada kegiatan ini pertama kali yang dilakukan adalah mengajukan usulan kegiatan

dalam rangka penertiban laporan bulanan pembuatan akta oleh PPAT kepada mentor

yaitu Pak Subur dan pimpinan kantor . Selanjutnya melakukan konsultasi dengan

pimpinan dan rekan kerja terkait jenis kegiatan dalam rangka penertiban laporan

bulanan pembuatan akta oleh PPAT. Kemudian mentor dan pimpinan memberikan

pendapat dan keputusan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

18
2. Membaca aturan tersebut dan mempelajarinya

Mencari aturan terkait laporan bulanan pembuatan akta oleh PPAT. Membaca aturan

tersebut dan mempelajarinya. Membuat daftar yang berisi petunjuk pengisian

laporan bulanan pembuatan akta oleh PPAT. Membuat daftar yang berisi petunjuk

pengisian laporan bulanan pembuatan akta oleh PPAT.

3. Pengumpulan data dan informasi (berkas-berkas laporan bulanan pembuatan akta

oleh PPAT di Wilayah Kerja Kabupaten Manokwari)

Izin kepada atasan untuk meminjam berkas-berkas laporan bulanan pembuatan akta

oleh PPAT di bulan terakhir. Menginventarisasi berkas-berkas laporan bulanan

pembuatan akta oleh PPAT yang ada di Wilayah Kerja Kabupaten Manokwari saja.

Meminjam berkas-berkas laporan bulanan tersebut.

4. Identifikasi dan inventarisasi berkas-berkas laporan bulanan pembuatan akta oleh

PPAT yang masih belum tertib

Mengidentifika-si berkas laporan bulanan pembuatan akta oleh PPAT dengan aturan

terkait untuk dicari masalahnya. Membuat daftar nama-nama PPAT beserta

kesalahannya berdasarkan identifikasi peraturan terkait. Mengidentifikasi alamat

para PPATyang masih belum tertib guna tujuan pengiriman surat.

5. Pembuatan surat

Berkoordinasi dengan atasan untuk menentukan konsep isi surat. Menyiapkan alat

dan bahan (laptop, printer, kertas, amplop, pulpen). Pengetikan Surat. Pencetakan

Surat.

19
6. Pengiriman surat

Pengecekan kembali kelengkapan surat-surat yang akan dikirim. Pengiriman

Surat Melalui Kantor Pos.

7. Monitoring dan evaluasi

Mengecek ketertiban laporan bulanan pembuatan aktaoleh PPAT di Wilayah

Kerja Kabupaten Manokwari pada bulan Agustus. Membuat daftar nama-nama

PPAT yang masih belum tertib (jika ada).

B. Faktor Pendukung Realisasi Aktualisasi

Dalam melaksanakan kegiatan penertiban laporan pembuatan akta oleh PPAT ini ada

beberapa faktor yang mendukung yakni :

1. Adanya dukungan dari mentor, pimpinan, dan rekan kerja

Dalam pelaksanaan aktualisasi ini dukungan dari beberapa pihak sangat

membantu terealisasinya kegiatan aktualisasi penulis. Faktor pendukung

pertama dari mentor, dalam hal ini mentor penulis memberikan beberapa saran

yang dapat mempermudah penulis dalam pengerjaan penertiban laporan PPAT

ini. Faktor pendukung kedua berasal dari pimpinan, dalam berkonsultasi tidak

jarang pimpinan memberi penjelasan-penjelasan terkait peraturan yang

mengatur tentang laporan bulanan pembuatan akta oleh PPAT. Faktor

pendukung yang ketiga berasal dari rekan kerja dimana mereka membantu

penulis dalam melakukan beberapa kegiatan sehingga mempermudah penulis

menjalankan beberapa kegiatan aktualisasi.

2. Tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan aktualisasi

Dalam menjalankan kegiatan aktualisasi tentunya sarana dan prasarana yang

memadai sangat membantu penulis saat proses pengerjaan. Pada Kantor

Wilayah BPN Provinsi Papua Barat sudah tersedia sarana dan prasarana yang

20
lengkap sehingga penulis dapat menekan biaya yang timbul. Beberapa sarana

dan prasarana yang mendukung yaitu tersedianya kertas, printer, mesin

fotocopy, dan amplop. Dengan tersedianya beberapa sarana dan prasarana

tersebut telah memberikan kemudahan bagi penulis sehingga kegiatan

aktualisasi penulis dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

C. Faktor Penghambat Realisasi Aktualisasi

Dalam melaksanakan kegiatan penertiban laporan pembuatan akta oleh PPAT ini

faktor penghambatnya terletak pada PPAT sendiri. Semua keperluan dalam

pelaksanaan kegiatan ini penulis mudah penuhi dan bahan-bahan yang diperlukan

sudah lengkap tersedia di kantor. Sampai dengan tahapan pengiriman surat pun

semua dapat terlaksana dengan baik. Faktor penghambat dari PPAT ini terletak pada

kurang perhatiannya PPAT untuk membuat laporannya lebih tertib sesuai peraturan

yang berlaku.

21
BAB IV

ANALISA

A. Realisasi Aktualisasi dan Keterkaitannya dengan substansi Mata Pelatihan

Pada bagian ini akan dibahas kaitan antara proses aktualisasi dengan substansi

mata pelatihan diklat dasar yaitu nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA

(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi).

Berikut ini keterkaitan antara kegiatan aktualisasi dengan nilai-nilai dasar ASN:

1. Melakukan konsultasi dengan pimpinan, terkait kegiatan penertiban laporan

bulanan pembuatan akta oleh PPAT

a. Akuntabilitas

Pada kegiatan ini sifat jujur dan bertaggung jawab dibutuhkan dalam

melakukan konsultasi dengan pimpinan. Bentuk tanggung jawab pada

pimpinan diperlihatkan dengan mengerjakan kegiatan pernertiban

laporan bulanan pembuatan akta oleh PPAT secara benar dan sungguh-

sungguh serta memberikan laporan hasil kegiatan.

b. Komitmen Mutu

Konsultasi bersama mentor dan pimpinan juga merupakan bagian dari

perencanaan yang sempurna untuk dapat menghasilkan output dengan

kualitas yang baik. Selain itu hal tersebut merupakan bentuk tertib

administrasi dimana dalam pelaksanaan suatu kegiatan harus dimintakan

izin terlebih dahulu kepada pimpinan.

c. Etika Publik

Dalam kegiatan penertiban laporan bulanan pembuatan akta oleh PPAT

harus menjunjung etika, sopan santun, dan sikap saling menghormati.

22
Sikap-sikap tersebut diwujudkan dalam penulisan surat teguran ke PPAT.

Dalam pembuatan surat teguran kalimat yang digunakan harus resmi dan

sopan sehingga pesan yang disampaikan kepada PPAT dapat diterima

dengan baik.

2. Mengidentifikasi Peraturan Terkait

a. Komitmen Mutu

Dalam mengidentifikasi peraturan terkait kecermatan dan ketelitian

dibutuhkan agar dapat memahami poin-poin yang menjadi aturan di

dalam peraturan tersebut. Dengan bertambahnya pemahamn akan

peraturan tersebut maka penulis akan mampu mengidentifikasi

perturan terkait dengan laporan bulanan pembuatan akta oleh PPAT

secara baik.

b. Nasionalisme

Dengan mengidentifikasi peraturan terkait maka akan timbul

semangat cinta tanah air. Semangat cinta tanah air atau nasionalisme

ini timbul dari rasa ingin tahu dan memahami produk peraturan

Negara Indonesia.

3. Pengumpulan Data dan Informasi (pengumpulan berkas-berkas laporan

bulanan pembuatan akta oleh PPAT di Wilayah Kerja Kabupaten

Manokwari)

a. Akuntabilitas

Kegiatan pengumpulan data dan informasi perlu dilakukan secara

tepat dan bertanggungjawab. Data dan informasi tersebut harus

didapat dengan benar jangan sampai salah mengambil data yang

dibutuhkan.

23
b. Komitmen Mutu

Dalam mengumpulkan data dan informasi harus dilakukan secara

cermat dan teliti. Jika diperoleh dengan cermat dan teliti maka data

dan informasi yang didapat akan tepat dan dapat diidentifikasi.

c. Etika Publik

Dalam mengumpulkan data dan informasi diperlukan etika yang baik

dalam meminjam data. Sebelum meminjam berkas-berkas yang

dibutuhkan akan lebih baik jika meminta ijin terlebih dahulu kepada

atasan. Hal tersebut penting karena data dan informasi yang dibutuhkan

merupakan arsip kantor.

4. Identifikasi dan inventarisasi berkas-berkas laporan bulanan pembuatan akta

oleh PPAT yang masih belum tertib

a. Komitmen mutu

Dalam melakukan identifikasi dan inventarisasi berkas-berkas laporan

bulanan pembuatan akta oleh PPAT yang masih belum tertib sikap

cermat, teliti, akurat, dan fokus dibutuhkan agar diperoleh berkas-berkas

yang memang belum tertib.

b. Akuntabilitas

Identifikasi dan inventarisasi berkas-berkas laporan bulanan pembuatan

akta oleh PPAT untuk mencari laporan yang belum tertib harus dilakukan

secara professional. Kemampuan analisis diperlukan agar mampu

menetukan laporan mana yang telah sesuai aturan dan mana laporan yang

masih belum sesuai aturan.

24
5. Pembuatan surat

a. Etika Publik

Dalam membuat surat kepada PPAT yang belum tertib harus

menggunakan kalimat yang baik dan sopan. Kalimat yang baik dan sopan

akan mudah diterima dan dimengerti maksudnya.

b. Akuntabilitas

Dalam pembuatan surat harus memperhatikan beberapa ketentuan

pembuatan surat formal ke PPAT. Pembuatan surat ini harus baik dalam

pemilihan kata-kata dan harus benar apa yang ditulis karena membawa

nama instansi.

c. Komitmen Mutu

Surat teguran kepada PPAT dibuat dengan cermat dan teliti agar maksud

dan tujuannya dapat dipahami dan kedepannya PPAT dapat membuat

laporan pembuatan akta di bulan berikutnya dengan benar sebagaimana

aturan yang berlaku.

6. Monitoring dan evaluasi

a. Akuntabilitas

Kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap program penertiban laporan

pembuatan akta oleh PPAT ini harus dilakukan secara profesional.

Laporan dari PPAT yang sudah disurati tersebut harus diteliti secara

cermat apakah sudah memperbaiki kesalahannya dan membuat laporan

sesuai aturan. Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi dapat dihasilkan

pertanggungjawaban kepada pimpinan dari hasil surat teguran

sebelumnya.

25
b. Komitmen Mutu

Monitoring dan evaluasi dilakukan secara cermat dan teliti, hal tersebut

penting dilakukan agar hasil evaluasi benar-benar dapat menjadi bahan

pertimbangan kedepannya.

B. Realisasi Aktualisasi dan Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi

Visi

Visi :

Menjadi Instansi Pusat di Daerah untuk Kemakmuran Rakyat yang Adil dan

Merata

Misi :

a. Meningkatkan Legalisasi Aset dengan mengutamakan masyarakat kurang

mampu;

b. Peningkatan penataan kehidupan masyarakat di bidang pertahanan menuju

keadilan dan kesejahteraan;

c. Perwujudan tatanan kehidupan yang harmonis melalui penanganan sengketa,

konflik dan perkara perrtanahan;

d. Penguatan lembaga pertanahan sesuai jiwa, semangat dan prinsip dalam

UUPA dan aspirasi masyarakat melalui pengelolaan tanah secara optimal

menuju sebesar-besar kemakmuran masyarakat;

e. Perwujudan penataan, penguasaan, pemilikan hak ulayat untuk kesejahteraan

masyarakat

26
Keterkaitan antara pelaksanaan aktualisasi dengan penguatan visi misi

organisasi dapat dilihat di pada tabel di bawah ini:

No Realisasi Aktualisasi Visi-Misi Organisasi

1 Melakukan konsultasi dengan Kegiatan penertiban laporan

pimpinan, terkait kegiatan pembuatan akta oleh PPAT ini

penertiban laporan bulanan bertujuan untuk mempermudah

pembuatan akta oleh PPAT petugas dalam melakukan

2 Mengidentifikasi peraturan perekapan tiap bulannya. Isi

terkait laporan yang benar akan

3 Pengumpulan data dan mempermudah perekapan dan

informasi (berkas-berkas format yang benar akan lebih

laporan bulanan pembuatan rapi dan enak diliat. Serta

akta ol\di Wilayah Kerja waktu pelaporan yang tepat

Kabupaten Manokwari) waktu akan menertibkan

4 Identifikasi dan inventarisasi perekapan sehingga petugas

berkas-berkas laporan bulanan bisa efisiensi waktu. Hal ini

pembuatan akta oleh PPAT sesuai dengan misi Badan

yang masih belum tertib Pertanahan Nasional

5 Pembuatan surat peningkatan tatanan kehidupan

6 Pengiriman surat bersama yang lebih berkeadilan

7 Monitoring dan evaluasi dan bermartabat dalam

kaitannya dengan penguasaan,

pemilikan, penggunaan dan

pemanfaatan tanah (P4T).

27
C. Realisasi Aktualisasi dan Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Nilai-nilai organisasi mempunyai peranan yang penting bagi suatu

organisasi. Nilai tersebut menjadi patokan dan acuan dalam menjalankan setiap

kegiatan. Nilai-nilai tersebut digali dan ditelaah lebih lanjut agar jalannya suatu

organisasi sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan dan tidak melenceng

dalam pelaksanaan kegiatan maupun tugas yang diemban. Nilai inilah yang

harus dijalankan dan dipatuhi oleh semua lapisan organisasi sebagai suatu

kesatuan unit kerja. Sehingga tujuan dan fungsi suatu organisasi dapat tercapai

dan terlaksana. Adapun nilai-nilai tersebut adalah:

1. Mewujudkan sikap jujur, adil, transparan, akuntabel, tepat waktu, cerdas,

kreatif, dengan filosofi senang memudahkan.

2. Mewujudkan penolakan segala bentuk pemberian janji, kerja sama dengan

oknum mafia tanah dan tata ruang yang bertentangan dengan norma dan

etika profesi.

3. Mewujudkan sikap ramah, sopan dan disiplin kreatif serta professional

dalam memberikan pelayanan.

4. Menjaga harkat martabat dan marwah institusi Kementerian Agraria dan

Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional

28
Keterkaitan antara pelaksanaan aktualisasi dengan penguatan nilai-nilai

organisasi dapat dilihat di pada tabel di bawah ini:

No Realisasi Aktualisasi Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

1 Melakukan konsultasi dengan Dalam berkonsultasi dengan atasan

pimpinan, terkait kegiatan harus menyampaikan ide-ide

penertiban laporan bulanan kreatif yang mampu menyelesaikan

pembuatan akta oleh PPAT persoalan sehingga sesuai dengan

nilai organisasi mewujudkan sikap

ramah, sopan dan disiplin kreatif

serta professional dalam

memberikan pelayanan.

2 Mengidentifikasi peraturan Saat mengidentifikasi peraturan

terkait terkait harus dilakukan dengan

hati-hati, teliti, dan fokus agar

tidak salah dalam mengaitkan

dengan peraturan terkait sehingga

sesuai dengan nilai organisasi

Mewujudkan sikap ramah, sopan

dan disiplin kreatif serta

professional dalam memberikan

pelayanan dan Mewujudkan sikap

jujur, adil, transparan, akuntabel,

tepat waktu, cerdas, kreatif, dengan

filosofi senang memudahkan.

3 Pengumpulan data dan Dalam mengumpulkan berkas

29
No Realisasi Aktualisasi Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

informasi (berkas-berkas terlebih dahulu meminta izin

laporan bulanan pembuatan kepada petugas yang menyimpan

akta oleh PPAT di Wilayah dan itu harus dilakukan dengan

Kerja Kabupaten Manokwari) sikap sopan dan ramah. Ini

sebagaimana nilai organisasi

Mewujudkan sikap ramah, sopan

dan disiplin kreatif serta

professional dalam memberikan

pelayanan.

4 Identifikasi dan inventarisasi Dalam mengumpulkan data-data

berkas-berkas laporan bulanan dan informasi perlu menerapkan

pembuatan akta oleh PPAT sikap jujur, adil, transparan,

yang masih belum tertib akuntabel, tepat waktu, cerdas,

kreatif, dengan filosofi senang

memudahkan.

5 Pembuatan surat Surat untuk PPAT harus dibuat

menggunakan kalimat yang formal

sopan karena membawa nama baik

instansi oleh karena itu sesuai

dengan nilai-nilai organisasi

menjaga harkat martabat dan

marwah institusi Kementerian

Agraria dan Tata Ruang / Badan

Pertanahan Nasional.

30
No Realisasi Aktualisasi Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

6 Pengiriman surat Yang harus disiapkan saat

mengirim surat adalah alamat surat

yang jelas agar petugas pos dapat

mudah menyampaikan surat

teguran kepada alamat yang dituju,

memberikan kemudahan kepada

petugas pos ini sesuai dengan nilai

organisasi mewujudkan sikap jujur,

adil, transparan, akuntabel, tepat

waktu, cerdas, kreatif, dengan

filosofi senang memudahkan.

7 Monitoring dan evaluasi Agar proses monitoring dan evaluasi

dapat berjalan dengan baik maka

harus dilakukan dengan cermat, teliti,

dan hati-hati.Hal tersebut sesuai

dengan nilai organisasi mewujudkan

sikap jujur, adil, transparan, akuntabel,

tepat waktu, cerdas, kreatif, dengan

filosofi senang memudahkan.

31
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rancangan dan pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang telah

penulis kemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pada daerah kerja Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat masih

ditemukan laporan bulanan pembuatan akta oleh PPAT yang belum

tertib. Berdasarkan hasil pemeriksaan laporan mereka dan koordinasi

dengan Kepala Seksi Pemeliharaan Data Hak Tanah dan Pembinaan

PPAT terdapat dua orang PPAT yang memiliki kesalahan terbanyak

dan harus segera ditindaklanjuti dengan cara memberikan surat

teguran. Dua orang PPAT tersebut yaitu Rachel Indrasary Sidabutar,

S.H., M.Kn PPAT Kabupaten Manokwari dan seorang PPATS Distrik

Manokwari Barat yang bernama Yermias Mandacan, S.Sos.

2. Dalam pembuatan surat teguran kepada PPAT maupun PPATS

tersebut, penulis merinci beberapa kesalahan yang terdapat pada

laporan bulanan pembuatan akta PPAT maupun PPAT beserta dasar

peraturan yang mengatur. Selain itu penulis juga melampirkan contoh

pembuatan dan pengisisan laporan bulanan pembuatan akta oleh

PPAT maupun PPATS yang benar. Hal ini bertujuan agar mereka

lebih mudah memahami cara mengerjakan laporan pembuatan akta

yang benar.

32
3. Pada kegiatan terakhir yaitu monitoring dan evaluasi yang dilakukan

pada bulan berikutnya setelah pengiriman surat teguran pada bulan

Juli, penulis meneliti kembali laporan pembuatan akta pada bulan Juli

yang dikirim pada bulan Agustus yang hasilnya adalah sebagai

berikut:

PPAT Rachel Indrasary Sidabutar, S.H., M.Kn:

➢ Kop surat pada surat pengantar laporan pembuatan akta PPAT

sudah memenuhi pasal 50 Peraturan Kepala Badan Pertanahan

Nasional Nomor 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan

Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah dimana sebelumnya masih

mencantumkan jabatan Notaris.

➢ Pengisian kolom masih saja belum lengkap, terdapat beberapa

kolom yang belum diisi.

Sedangkan untuk PPATS Yermias Mandacan, S.Sos secara

keseluruhan telah baik dan memenuhi aturan berikut penjelasannya :

➢ Kop surat pada surat pengantar laporan pembuatan akta oleh PPAT

sudah benar dan tidak lagi menggunakan kop surat pemerintah

daerah dimana dahulu mencantumkan logo daerah, sebagaimana

lampiran VII Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1999 tanggal 30 Maret 1999

Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37

Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah;

33
➢ Pengisian kolom sudah lengkap dan benar;

➢ Stempel/ Cap pada surat pengantar dan laporan bulanan pembuatan

akta oleh PPAT telah sesuai dengan ketentuan pasal 48 Peraturan

Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2006 tentang

Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998

tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pambuat Akta Tanah.

B. Tindak Lanjut

Berdasarkan realisasi aktualisasi yang telah penulis uraiankan diatas,

sebagai tindak lanjut maka penulis akan melakukan pembinaan langsung

ke kantor Notaris/ PPAT. Dengan pembinaan langsung diharapkan para

PPAT yang masih belum tertib dalam pelaporannya.

34
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015.

“Akuntabilitas” Modul Pendidikan dan Prajabatan Golongan III. Jakarta :

LAN.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015.

“Akuntabilitas” Modul Pendidikan dan Prajabatan Golongan III. Jakarta :

LAN.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. “Komitmen

Mutu” Modul Pendidikan dan Prajabatan Golongan III. Jakarta : LAN.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. “Pelayanan

Publik” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta : LAN.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. “Whole of

Government” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta : LAN.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017.

“Habituasi” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta : LAN.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agraria dan Tata Ruang

/ Badan Pertanahan Nasional. 2018. Pedoman Mentor, Coach, Penguji dan

Peserta Pelatihan Dasar CPNS.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2006

tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998

tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah

35
Keputusan Bersama Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan

Pertanahan Nasional dan Direktur Jenderal Pajak Nomor : SKB-2 TAHUN

1998 KEP-179/PJ/1998 tentang Laporan Bulanan Pembuatan Akta Oleh

Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan Pemberitahuan Bulanan Kepala

Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan

Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah

36
Form 1 : Formulir Kendali Aktualisasi oleh Mentor/Coach

FORM KENDALI AKTUALISASI OLEH MENTOR/COACH

NAMA : Nur Tania Dhyaksa Sofiyanti

NIP : 19950501 201801 2 001

UNIT KERJA : Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Papua Barat

JABATAN : Calon Analis Permohonan Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

ISU : Belum Tertibnya Laporan Bulanan Pembuatan Akta Oleh PPAT di

Wilayah Kerja Kabupaten Manokwari

KEGIATAN 1 : Melakukan konsultasi dengan pimpinan, terkait kegiatan penertiban

laporan bulanan pembuatan akta oleh PPAT

PENYELESAIAN KEGIATAN MENTOR/COACH

CATATAN PARAF

Tahapan Kegiatan:

1. Mengajukan usulan kegiatan dalam

rangka penertiban laporan bulanan

pembuatan akta oleh PPAT kepada

pimpinan

2. Melakukan konsultasi dengan pimpinan

dan rekan kerja terkait jenis kegiatan

dalam rangka penertiban laporan

bulananpembuatan akta oleh PPAT

Output Kegiatan terhadap Pemecahan isu:

Persetujuan pimpinan
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan:

Etika Publik

Baik dan Sopan

Nasionalisme

Kerjasama

Kontribusi terhadap Visi-Misi Organisasi:

Kegiatan penertiban laporan pembuatan akta

oleh PPAT ini bertujuan untuk

mempermudah petugas dalam melakukan

perekapan tiap bulannya. Isi laporan yang

benar akan mempermudah perekapan dan

format yang benar akan lebih rapi dan enak

diliat. Serta waktu pelaporan yang tepat

waktu akan menertibkan perekapan

sehingga petugas bisa efisiensi waktu. Hal

ini sesuai dengan misi Badan Pertanahan

Nasional peningkatan tatanan kehidupan

bersama yang lebih berkeadilan dan

bermartabat dalam kaitannya dengan

penguasaan, pemilikan, penggunaan dan

pemanfaatan tanah (P4T).

.
Penguatan Nilai Organisasi:

Dalam berkonsultasi dengan atasan harus

menyampaikan ide-ide kreatif yang mampu

menyelesaikan persoalan sehingga sesuai dengan

nilai organisasi mewujudkan sikap ramah, sopan

dan disiplin kreatif serta professional dalam

memberikan pelayanan.

KEGIATAN 2 : Mengidentifikasi peraturan terkait

PENYELESAIAN KEGIATAN MENTOR/COACH

CATATAN PARAF

Tahapan Kegiatan:

1. Mencari aturan terkait laporan bulanan

pembuatan akta oleh PPAT

2. Membaca aturan tersebut dan

mempelajarinya

3. Membuat daftar yang berisi petunjuk

pengisian laporan bulanan pembuatan

akta oleh PPAT

Output Kegiatan terhadap Pemecahan isu:

Menambahnya pemahaman terhadap peraturan

tersebut dan daftar petunjuk pengisian laporan

bulanan pembuatan akta oleh PPAT


Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan:

Komitmen Mutu

Cermat, teliti, benar akurat dan fokus

Nasionalisme

Baik dan Benar

Kontribusi terhadap Visi-Misi Organisasi:

Kegiatan penertiban laporan pembuatan akta

oleh PPAT ini bertujuan untuk mempermudah

petugas dalam melakukan perekapan tiap

bulannya. Isi laporan yang benar akan

mempermudah perekapan dan format yang

benar akan lebih rapi dan enak diliat. Serta waktu

pelaporan yang tepat waktu akan menertibkan

perekapan sehingga petugas bisa efisiensi waktu.

Hal ini sesuai dengan misi Badan Pertanahan

Nasional peningkatan tatanan kehidupan bersama

yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam

kaitannya dengan penguasaan, pemilikan,

penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T).

Penguatan Nilai Organisasi:

Saat mengidentifikasi peraturan terkait harus


dilakukan dengan hati-hati, teliti, dan fokus agar

tidak salah dalam mengaitkan dengan peraturan

terkait sehingga sesuai dengan nilai organisasi

Mewujudkan sikap ramah, sopan dan disiplin

kreatif serta professional dalam memberikan

pelayanan dan Mewujudkan sikap jujur, adil,

transparan, akuntabel, tepat waktu, cerdas,

kreatif, dengan filosofi senang memudahkan.

KEGIATAN 3 : Pengumpulan data dan informasi (berkas-berkas laporan bulanan

pembuatan akta ol\di Wilayah Kerja Kabupaten Manokwari)

PENYELESAIAN KEGIATAN MENTOR/COACH

CATATAN PARAF

Tahapan Kegiatan:

1. Izin kepada atasan untuk meminjam berkas-

berkas laporan bulanan pembuatan akta oleh

PPAT di bulan terakhir.

2. Menginventarisasi berkas-berkas laporan

bulanan pembuatan akta oleh PPAT yang ada

di Wilayah Kerja Kabupaten Manokwari saja

3. Meminjam berkas-berkas laporan bulanan

tersebut
Output Kegiatan terhadap Pemecahan isu:

Diperolehnya berkas-berkas laporan bulanan

pembuatan akta oleh PPAT di Wilayah Kerja

Kabupaten Manokwari

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan :

Etika Publik

Baik, Sopan dan Santun

Komitmen mutu

Cermat, teliti, benar akurat dan fokus

Akuntabilitas

Profesional

Kontribusi terhadap Visi-Misi Organisasi:

Kegiatan penertiban laporan pembuatan akta

oleh PPAT ini bertujuan untuk mempermudah

petugas dalam melakukan perekapan tiap

bulannya. Isi laporan yang benar akan

mempermudah perekapan dan format yang

benar akan lebih rapi dan enak diliat. Serta waktu

pelaporan yang tepat waktu akan menertibkan

perekapan sehingga petugas bisa efisiensi waktu.

Hal ini sesuai dengan misi Badan Pertanahan

Nasional peningkatan tatanan kehidupan bersama

yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam

kaitannya dengan penguasaan, pemilikan,


penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T).

Penguatan Nilai Organisasi:

Dalam mengumpulkan berkas terlebih dahulu

meminta izin kepada petugas yang

menyimpan dan itu harus dilakukan dengan

sikap sopan dan ramah. Ini sebagaimana nilai

organisasi Mewujudkan sikap ramah, sopan

dan disiplin kreatif serta professional dalam

memberikan pelayanan.

KEGIATAN 4 : Identifikasi dan inventarisasi berkas-berkas laporan bulanan pembuatan

akta oleh PPAT yang masih belum tertib

PENYELESAIAN KEGIATAN MENTOR/COACH

CATATAN PARAF

Tahapan Kegiatan:

1. Mengidentifika-si berkas laporan bulanan

pembuatan akta oleh PPAT dengan aturan

terkait untuk dicari masalahnya

2. Membuat daftar nama-nama PPAT beserta

kesalahannya berdasarkan identifikasi

peraturan terkait

3. Mengidentifikasi alamat para PPATyang

masih belum tertib guna tujuan pengiriman

surat
Output Kegiatan terhadap Pemecahan isu:

Daftar nama PPAT yang masih belum tertib

beserta kesalahan dan alamatnya

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan:

Komitmen mutu

Cermat, teliti, benar akurat dan focus

Akuntabilitas

Profesional

Kontribusi terhadap Visi-Misi Organisasi:

Kegiatan penertiban laporan pembuatan akta

oleh PPAT ini bertujuan untuk mempermudah

petugas dalam melakukan perekapan tiap

bulannya. Isi laporan yang benar akan

mempermudah perekapan dan format yang

benar akan lebih rapi dan enak diliat. Serta

waktu pelaporan yang tepat waktu akan

menertibkan perekapan sehingga petugas bisa

efisiensi waktu. Hal ini sesuai dengan misi

Badan Pertanahan Nasional peningkatan tatanan

kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan

bermartabat dalam kaitannya dengan

penguasaan, pemilikan, penggunaan dan

pemanfaatan tanah (P4T).


Penguatan Nilai Organisasi:

Dalam mengumpulkan data-data dan informasi

perlu menerapkan sikap jujur, adil, transparan,

akuntabel, tepat waktu, cerdas, kreatif, dengan

filosofi senang memudahkan.

KEGIATAN 5 : Pembuatan surat

PENYELESAIAN KEGIATAN MENTOR/COACH

CATATAN PARAF

Tahapan Kegiatan:

1. Berkoordinasi dengan atasan untuk

menentukan konsep isi surat

2. Menyiapkan alat dan bahan (laptop, printer,

kertas, amplop, pulpen)

3. Pengetikan Surat

4. Pencetakan Surat

Output Kegiatan terhadap Pemecahan isu:

Surat

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan:

Etika Publik

Baik, Sopan dan Santun

Nasionalisme

Kerjasama

Akuntabilitas
Profesional

Komitmen Mutu

Cermat, Efisien, Inovatif

Kontribusi terhadap Visi-Misi Organisasi:

Kegiatan penertiban laporan pembuatan akta

oleh PPAT ini bertujuan untuk mempermudah

petugas dalam melakukan perekapan tiap

bulannya. Isi laporan yang benar akan

mempermudah perekapan dan format yang

benar akan lebih rapi dan enak diliat. Serta

waktu pelaporan yang tepat waktu akan

menertibkan perekapan sehingga petugas bisa

efisiensi waktu. Hal ini sesuai dengan misi

Badan Pertanahan Nasional peningkatan tatanan

kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan

bermartabat dalam kaitannya dengan

penguasaan, pemilikan, penggunaan dan

pemanfaatan tanah (P4T).

Penguatan Nilai Organisasi:

Surat untuk PPAT harus dibuat menggunakan

kalimat yang formal sopan karena membawa

nama baik instansi oleh karena itu sesuai dengan


nilai-nilai organisasi menjaga harkat martabat

dan marwah institusi Kementerian Agraria dan

Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional.

KEGIATAN 6 : Pengiriman surat

PENYELESAIAN KEGIATAN MENTOR/COACH

CATATAN PARAF

Tahapan Kegiatan:

1. Pengecekan kembali kelengkapan surat-surat

yang akan dikirim

2. Pengiriman Surat Melalui Kantor Pos

Output Kegiatan terhadap Pemecahan isu:

Surat Terkirim

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan:

Komitmen Mutu

Cermat, Teliti, Benar

Etika Publik

Baik, Sopan dan Santun

Kontribusi terhadap Visi-Misi Organisasi:

Kegiatan penertiban laporan pembuatan akta

oleh PPAT ini bertujuan untuk mempermudah

petugas dalam melakukan perekapan tiap

bulannya. Isi laporan yang benar akan


mempermudah perekapan dan format yang

benar akan lebih rapi dan enak diliat. Serta

waktu pelaporan yang tepat waktu akan

menertibkan perekapan sehingga petugas bisa

efisiensi waktu. Hal ini sesuai dengan misi

Badan Pertanahan Nasional peningkatan

tatanan kehidupan bersama yang lebih

berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya

dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan

dan pemanfaatan tanah (P4T).

Penguatan Nilai Organisasi:

Yang harus disiapkan saat mengirim surat

adalah alamat surat yang jelas agar petugas pos

dapat mudah menyampaikan surat teguran

kepada alamat yang dituju, memberikan

kemudahan kepada petugas pos ini sesuai

dengan nilai organisasi mewujudkan sikap

jujur, adil, transparan, akuntabel, tepat waktu,

cerdas, kreatif, dengan filosofi senang

memudahkan.
KEGIATAN 7 : Monitoring dan evaluasi

PENYELESAIAN KEGIATAN MENTOR/COACH

CATATAN PARAF

Tahapan Kegiatan:

1. Mengecek ketertiban laporan bulanan

pembuatan aktaoleh PPAT di Wilayah

Kerja Kabupaten Manokwari pada bulan

Agustus

2. Membuat daftar nama-nama PPAT yang

masih belum tertib (jika ada)

Output Kegiatan terhadap Pemecahan isu:

Laporan Aktualisasi

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan:

Akuntabilitas

Profesional

Komitmen Mutu

Cermat, Teliti, Efisien

Kontribusi terhadap Visi-Misi Organisasi:

Kegiatan penertiban laporan pembuatan akta

oleh PPAT ini bertujuan untuk mempermudah

petugas dalam melakukan perekapan tiap

bulannya. Isi laporan yang benar akan

mempermudah perekapan dan format yang


benar akan lebih rapi dan enak diliat. Serta

waktu pelaporan yang tepat waktu akan

menertibkan perekapan sehingga petugas bisa

efisiensi waktu. Hal ini sesuai dengan misi

Badan Pertanahan Nasional peningkatan tatanan

kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan

bermartabat dalam kaitannya dengan

penguasaan, pemilikan, penggunaan dan

pemanfaatan tanah (P4T).

Penguatan Nilai Organisasi:

Agar proses monitoring dan evaluasi dapat

berjalan dengan baik maka harus dilakukan

dengan cermat, teliti, dan hati-hati.Hal tersebut

sesuai dengan nilai organisasi mewujudkan sikap

jujur, adil, transparan, akuntabel, tepat waktu,

cerdas, kreatif, dengan filosofi senang

memudahkan.
Dokumentasi Kegiatan Aktualisasi

1. Melakukan konsultasi dengan pimpinan, terkait kegiatan penertiban

laporan bulananpembuatan akta oleh PPAT


2. Mengidentifikasi peraturan terkait
3. Pengumpulan data dan informasi (berkas-berkas laporan bulanan

pembuatan akta oleh PPAT di Wilayah Kerja Kabupaten Manokwari)

4. Identifikasi dan inventarisasi berkas-berkas laporan bulanan

pembuatan akta oleh PPAT yang masih belum tertib (daftar yang

belum tertib)
5. Pembuatan surat

6. Pengiriman Surat
Ringkasan Peraturan Terkait Laporan Bulanan
Pembuatan Akta Oleh PPAT

 Dalam Pasal 62 Peraturan Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah, PPAT wajib menyampaikan laporan bulanan mengenai
semua akta yang dibuatnya paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya kepada Kepala
Kantor Pertanahan dan Kepala Kantor Wilayah. ) PPAT wajib menyampaikan laporan
bulanan mengenai Akta Jualbeli, Akta Tukar Menukar, Akta Hibah, Akta Pemasukan
Ke Dalam Perusahaan, Akta Pembagian Hak Bersama, Akta Pemberian Hak Guna
Bangunan Atas Tanah Hak Milik, dan Akta Pemberian Hak Pakai Atas Tanah Hak
Milik kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan dan Kepala Kantor
Pelayanan Pajak.

 Menurut pasal 63 Peraturan Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah, Laporan bulanan PPAT dibuat sebagaimana dimaksud
pada contoh dan ketentuan dalam Keputusan Bersama Menteri Negara Agraria/Kepala
Badan Pertanahan Nasional dan Direktur Jenderal Pajak Nomor : SKB 2 Tahun 1998
KEP-179/PJ./1998. Berikut adalah Petunjuk Pengisian Laporan Bulanan PPAT .

PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN BULANAN PPAT UMUM

Bentuk laporan ini digunakan oleh PPAT untuk melaporkan semua perbuatan hokum
mengenai pembuatan akta perolehan/pengalihan/pembebanan hak atas tanah dan atau
berikut bangunan atau hak milik atas satuan rumah susun. Dalam hal PPAT
melaporkan pembuatan akta pemberian Hak Tanggungan dan Surat Kuasa
Membebankan Hak Tanggungan, maka nilai Tanggungan tidak dilaporkan. Dalam hal
PPAT membuat akta hibah sebagai pelaksanaan hibah wasiat menurut pasal 112 ayat
(1) PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997, PPAT hanya dapat menandatangani akta
pemindahan hak atas tanah dan atau berikut bangunan setelah wajib pajak
menyerahkan bukti pembayaran pajak. Dalam hal pelaksanaan hibah wasiat tidak
terutang pajak, maka PPAT dapat menandatangani akta tanpa harus diserahkan bukti
pembayaran pajak lebih dahulu. Untuk memudahkan pengisian diharapkan
menggunakan kertas A3 (doeble folio). Apabila dalam satu bulan tidak ada akta yang
dibuat, PPAT tetap membuat dan menyampaikan laporan dengan keterangan “NIHIL”

Angka 1 : Nama PPAT yang bersangkutan, atau PPAT pengganti Contoh : Robby
Permana, SH. Atau Nuzul, SH., pengganti dari Rbby, SH
Angka 2 : Alamat PPAT yang bersangkutan
Angka 3 : NPWP PPAT yang bersangkutan
Angka 4 : Daerah kerja PPAT yang bersangkutan Contoh : Kabupaten Sidoarjo
Angka 5 : Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya yang wilayah kerjanya meliputi
daerah kerja PPAT Contoh : Kantor Pertanahan Kabupaten Siodarjo
Angka 6 : Nama Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan yang meliputi letak
tanah dan atau bangunan Contoh : KPPBB Sidoarjo
Angka 7 : Nama Kantor Pelayanan Pajak yang meliputi letak tanah dan atau bangunan
Contoh : KPP Sidoarjo
Angka 8 : Kantor Wilayah BPN PropinsiContoh : Kepala Kantor Wilayah BPN
Propinsi Jawa Timur. Angka 9 : Bulan dan tahun yang bersangkutan Contoh : Bulan
Juli Tahun 1998
Angka 10 & 11 : Kota, tanggal, nama jelas PPAT/pelapor dan tanda tangan

Dalam table
Kolom 1 : Nomor urut pengisian table

Kolom 2 : Nomor berdasarkan nomor akta yang dibuat PPAT yang bersangkutan

Kolom 3 : Tanggal pembuatan akta pengisian diusahakan menggunakan angka Contoh


: tgl pembuatan akta 15 Juli 1997 Ditulis : 15-07-1997

Kolom 4 : Bentuk pembuatan hukum Contoh : jual beli, tukar menukar, hibah, dsb.
Kolom 5 : Nama, alamat, dan NPWP pihak yang mengalihkan/memberikan. Contoh :
Nuzul beralamat di Jl. Sisingamangaraja No. 2 dengan NPWP 5.045.678.0.51 Ditulis :
Nuzul (baris X) Jl. Sisingamangaraja No. 2 (baris selanjutnya) 5.045.678.0.051
Kolom 6 : Nama, alamat, dan NPWP pihak yang menerima (cara penulisan seperti
kolom 5)

Kolom 7 : Jenis dan nomor hak a. apabila tanah sudah bersertipikat disebutkan jenis,
nomor hak dan kelurahan/desa sesuai yang tercantum di sertipikat - jenis hak ditulis
Hak Milik = M Hak Guna Bangunan = B Hak Guna Usaha = U Hak Pakai = P Contoh
: Hak Milik No. 373/Utan Kayu terletak di Kel. Utan Kayu Selatan. Ditulis : -
M.373/Utan Kayu (apabila dialihkan seluruhnya) - M.373/Utan Kayu sebagian
(apabila dialihkan sebagian) b. Apabila tanah bekas hak milik dapat, diisi nomor kohir
dari petuk pajak yang bersangkutan berikut persilnya atau nomor dan tanggal alat
bukti hak yang bersangkutan. Contoh : Vervonding Indonesia kohir nomor 47/465
masa pajak tahun 1960-1964. Ditulis : V.I. No. 47/465 tahun 1960-1964. Contoh :
petuk pajak C. No. 395 Blok II.D persil 30 Ditulis : C. No. 395 blok II.D ps. 30.
apabila dialihkan sebagian, maka dibelakangnya ditulis : “sebagian”.

Kolom 8 : Letak tanah dan atau bangunan, untuk kejelasan dapat menyebutkan
kelurahan/desa yang bersangkutan.

Kolom 9 & 10 : Diisi luas tanah dan atau bangunan yang dialihkan/diperoleh/dibebani
- 5 - PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI Page 5 SJDI HUKUM Contoh : Jual
beli tanah seluas 200 M2 dengan bangunan lantai dasar seluas 50 M2 dan lantai satu
seluas 25 M2 Ditulis : kolom 9 = 200 Kolom 10 = 75

Kolom 11 : Diisi harga yang sebenarnya sesuai akta Contoh : harga jual beli yang
terjadi adalah 100.000.000 Ditulis : 100.000 Nilai Hak Tanggungan tidak dilaporkan,
sedang perbuatan hukum pemberian hak tanggungan atau pemberian kuasa
membebankan hak tanggungan atau pemberian kuasa membebankan hak tanggungan
tetap dilaporkan.

Kolom 12 : Diisi berdasarkan nomor tahun SPPT Contoh : No. SPPT


31.74.021.002.040.0/97-01 Ditulis : 021.002.040.0124.0/1997 (bisa disambung ke
bawah sehubungan dengan terbatasnya lebar kolom)
Kolom 13 : Diisi NJOP sebagai dasar pengenaan PBB (NJOP sebelum dikurangi
NJOPKP) pada tahun yang sama dengan tahun perolehan/pengalihan. Contoh 1:
pengalihan/perolehan seluruh Tanah yang ada pada SPPT (NJOP sebagai dasar
pengenaan PBB adalah Rp. 250.000.000) Ditulis : 250.000 Contoh 2:
pengalihan/perolehan atas sebagian tanah dan keseluruhan bangunan yang ada di
atasnya seluas 100 M2 dan bangunan 25 M2 yang dialihkan/diperoleh adalah sebagian
tanah atau seluas 50 M2 dan keseluruhan bangunan seluas 25 M2. diketahui NJOP
(SPPT) tanah adalah 200.000.000 ( untuk 100 M2) dan bangunan adalah 50.000.000
(untuk 25 M2) maka : NJOP tanah Seluas 50 M2 : 100.000.000 NJOP bangunan
seluas 25 M2 : 50.000.000 Total NJOP : 150.000.000 Ditulis : 150.000

Kolom 14 & 15 : Diisi tanggal pembayaran (diusahakan dengan angka seperti kolom
3) dan besarnya pembayaran PPh atas penghasilan dan pengalihan hak atas tanah dan
atau bangunan (data diperoleh dari pihak yang mengalihkan)

Kolom 16 & 17 : Diisi tanggal pembayaran (diusahakan dengan angka seperti kolom
3) dan besarnya pembayaran BPHTB (data diperoleh dari pihak yang memperoleh)

Kolom 18 : Mencantumkan keadaan tanah dan bangunan yang diperoleh/dialihkan


dengan keterangan : a. Penuh/seluruhnya atau sebagian atas tanah dan atau bangunan.
Contoh : - seluruh tanah dan bangunan - seluruh tanah dan seluruh bangunan b.
Dicantumkan pemenuhan kewajiban penyampaian akta dan dokumen ke Kantor
Pertanahan diisi nomor daftar isian (pendaftaran) dan atau tanggal penyampaian. - 6 -
PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI Page 6 SJDI HUKUM Contoh : -
d.i.301/4097/98 atau - tanggal 10-7-1998 c. Diisi hubungan keluarga antara pemberi
hibah wasiat dengan penerima hibah wasiat. Contoh : - hibah wasiat dari ayah ke anak
- ayah - anak .

 Untuk penggunaan stempel Jabatan PPAT diatur dalam Pasal 48 Peraturan Kepala
BPN Nomor 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah yang
ketentuannya adalah sebagai berikut:
 Stempel jabatan PPAT diterakan pada setiap tanda tangan PPAT, akta, salinan
akta, surat dan dokumen lain yang merupakan produk dari PPAT yang
bersangkutan.
 Bentuk dan ukuran stempel jabatan PPAT, PPAT Pengganti dan PPAT
Sementara adalah sebagaimana contoh yang tercantum dalam Lampiran VI
yang rinciannya adalah sebagai berikut :
a. Bentuk : Bulat, terdapat 2 (dua) lingkaran, di tengah lingkaran dalam untuk
nama PPAT atau PPAT Pengganti atau tulisan Camat atau Kepala Desa.
b. Tulisan dalam stempel :
1. untuk PPAT atau PPAT Pengganti, lingkaran luar bagian atas ditulis
“PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH” atau “PPAT PENGGANTI”
dan lingkaran luar bagian bawah ditulis daerah kerja nama
Kabupaten/Kota yang dibatasi dengan gambar bintang;
2. untuk PPAT Sementara, lingkaran luar bagian atas ditulis “PPAT
SEMENTARA” dan lingkaran luar bagian bawah ditulis daerahkerja
PPAT Sementara “Kecamatan atau Desa” yang dibatasi dengan gambar
bintang;
3. warna tinta stempel : Merah.
c. Ukuran :
1. bulatan luar dengan garis tengah 31 /2 cm, dibuat dalam garis lingkar
rangkap yang sebelah luar agak menebal sedangkan yang di dalam
dengan garis lebih tipis dan bergaris tengah lebih kecil. Jarak antara
kedua bulatan adalah 1 mm.
2. bulatan dalam dengan garis tengah 2 cm, dibuat dengan garis lingkar
tunggal.
3. di antara bulatan luar dan dalam, di bagian tengah bawah terdapat 2
(dua) lukisan bintang bersudut 5 (lima) dengan ukuran garis tengah 3
mm.
4. dalam ruang bulatan terdapat ruang yang dibatasi oleh 2 (dua) garis lurus
mendatar sejajar dengan jarak satu sama lain 1 1 /2 cm yang ditulis
dengan huruf kapital : a) Nama PPAT atau PPAT Pengganti; atau b)
tulisan Camat; atau c) tulisan Kepala Desa. 5. Sebelah atas maupun
bawah dari ruang angka 4 di atas terlukis garis-garis tegak lurus dengan
jarak antara garis satu dengan yang lainnya sebesar 1 mm.
 Wakil Camat atau Sekretaris Desa yang membuat akta untuk keperluan pihak-
pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor37 Tahun 1998 mempergunakan stempel jabatan yang dipergunakan
PPAT Sementara yang bersangkutan.
 Sedangkan aturan tentang kop surat jabatan diatur dalam pasal 50 Peraturan
Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat
Akta Tanah, yang mana mengatur bahwa Kop surat jabatan PPAT dibuat
seperti contoh sebagaimana tercantum pada Lampiran VIII dengan ketentuan
sebagai berikut : (a). kop surat jabatan PPAT dicantumkan di bagian atas
sebelah kiri dari kertas surat dan sampul dinas PPAT; (b). tidak dibenarkan
menulis jabatan lain kecuali jabatan PPAT; (c). kop surat jabatan PPAT dibuat
dengan warna hitam. Adapun contoh kop surat/sampul jabatan :

TINCE NUR SETYA, SH


PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
Jl. Perkutut No. 99
Sleman, 5512, Telp. (0274) 201799
KUMPULAN LAPORAN BULANAN PPAT
DI WILAYAH KERJA KABUPATEN
MANOKWARI
DAFTAR NAMA PPAT DI WILAYAH KERJA KABUPATEN MANOKWARI YANG BELUM
SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

NO NAMA KESESUAIAN KESALAHAN ALAMAT


DENGAN
PERATURAN
1 Priyo Handoko, SH. Sudah
2 Nina Diana, S.H. Sudah
3 Ita Dameria Sihotang, Sudah
SH., M.Kn.
4 Rachel Indrasary Belum Kop Surat Jl. Drs. Esau
Sidabutar, S.H., M.Kn Pengisian Kolom Tidak Sesa
Lengkap
5 Lience,SH.,M.Kn Sudah
6 Purwanto,SH.,M.Kn Sudah
7 Yermias Belum Kop Surat Jl. Karya
Mandacan,S.Sos Nomor Urut Tidak ABRI
Berurutan Sanggeng,
Pengisian Kolom Tidak Manokwari,
Lengkap Papua Barat
Stempel/Cap
SURAT YANG DIKIRIM KE PPAT
DAFTAR NAMA PPAT DI WILAYAH KERJA KABUPATEN MANOKWARI YANG MASIH
BELUM SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

NO NAMA KESESUAIAN KESALAHAN ALAMAT


DENGAN
PERATURAN
1 Priyo Handoko, SH. Sudah
2 Nina Diana, S.H. Sudah
3 Ita Dameria Sihotang, Sudah
SH., M.Kn.
4 Rachel Indrasary Belum Harga Transaksi Kosong Jl. Drs. Esau
Sidabutar, S.H., M.Kn Sesa
5 Lience,SH.,M.Kn Sudah
6 Purwanto,SH.,M.Kn Sudah
7 Yermias Sudah Jl. Karya
Mandacan,S.Sos ABRI
Sanggeng,
Manokwari,
Papua Barat
Monitoring dan Evaluasi

Surat Pengantar Laporan Bulanan


PPAT sebelum diberi surat teguran
Surat Pengantar Laporan Bulanan
PPAT setelah diberi surat teguran
Laporan Bulanan PPAT Sebelum
Diberi Surat Teguran
Laporan Bulanan PPAT Setelah Diberi Surat Teguran
Laporan Kegiatan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang

Nama : Nur Tania Dhyaksa Sofiyanti, S.H.

NIP : 19950501 201801 2 001

Angkatan : XIV (empat belas)

Gelombang : 2

Jabatan : Calon Analis Permohonan Hak Tanah Dan Pendaftaran Tanah

Unit Kerja : Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Papua

Barat

Selain kegiatan aktualisasi, peserta juga diwajibkan untuk meningkatkan

kompetensi teknis bidang tugas peserta yang berlangsung selama 24 hari mulai dari

tanggal 4 Juni 2018 s/d 18 Juli 2018. Kegiatan ini bertujuan untuk lebih menguatkan

kompetensi peserta dalam bidang tugas agar dalam menjalankan tugas dapat berjalan

dengan baik. Berikut peserta paparkan hasil kegiatan tersebut:

1. Kompetensi Pengetahuan tentang PeraturanPerundang-Undangan

Pada kegiatan ini penulis dibimbing dan dituntut untuk menguasai pengetahuan

tentang Peraturan dan Perundangan seperti Peraturan tentang Pendaftaran Hak

Tanah, (PP No. 24 Tahun 1997, PMNA/KBPN No.3 Tahun 1997), kemudian

peraturan tentang naskah dinas Kementrian (Permen ATR/KBPN NO.9 Tahun

2018),dan peraturan lainnya yang terkait dengan tugas dan fungsi peserta sebagai

ASN. Dalam kegiatan ini penulis merangkum materi-materi yang telag didapat

yaitu:
Dalam pasal 1 angka 1 PP No.24 tahun 1997 disebutkan bahwa pendaftaran tanah

adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus-menerus,

berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan,

dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan

daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk

pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada

haknya dan hak milik atas satuan rumah sususn serta hak-hak tertentu yang

membebaninya. Obyek pendaftaran tanah diatur dalam ketentuan Pasal 9 ayat (1)

PP 24/1997 sebagai berikut: (1) Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak

milik, hak guna usaha, hak gunabangunan dan hak pakai, (2) Tanah hak

pengelolaan, (3) Tanah wakaf, (4) Hak milik atas satuan rumah susun, (5) Hak

tanggungan, (6)Tanah negara. Menurut Pasal 1 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria

dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 12

Tahun 2017 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap,

Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap yang selanjutnya disingkat PTSL adalah

kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak

bagi semua obyek Pendaftaran Tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam

satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu, yang

meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis

mengenai satu atau beberapa obyek Pendaftaran Tanah untuk keperluan

pendaftarannya. Selanjutnya mengenai Tata Naskah Dinas Kementerian Agraria

dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional telah diatur dalam Peraturan Menetri

Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018

menggantikan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2009.

Menurut pasal 1 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Badan
Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018, Tata Naskah Dinas adalah pengelolaan

informasi tertulis yang meliputi pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan,

pengabsahan, distribusi dan penyimpanan naskah dinas serta media yang

digunakan dalam komunikasi kedinasan.

2. Kompetensi Sistem, Proses danProsedur

Yang harus dipelajari dalam sistem, proses dan prosedur adalah persyaratan

pendaftaran hak tanah, tata cara atau prosedur pendaftaran hak tanah, serta jangka

waktu penyelesaian pendaftaran Hak Tanah. Peserta juga diharapkan mampu

memahami dan menguasai Aplikasi KKP training untuk Prosedur pendaftaran Hak

tanah. Materi yang penulis dapat anatara lain :

A. Pendaftaran Tanah Pertama Kali (Konversi, Pengakuan, dan Penegasan Hak)

Persayaratan:

1. Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani permohon atau

kuasanya di atas materai cukup

2. Surat Kuasa apabila dikuasakan

3. Fotocopy identitas (KTP, KK) pemohon dan kuasa apabila dikuasakan

yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket

4. Buktu kepemilikan tanah/ alas hak milik adat/bekas milik adat

5. Focopy SPPT PBB tahun berjalan yang telah dicocokkan dengan aslinya

oleh petugas loket dan penyerahan bukti SSB (BPHTB)

6. Melampirkan bukti SSP/PPh sesuai dengan ketentuan

(lama pelayanan 98 hari)

B. Peralihan Hak (Jual Beli/Balik Nama)

Persayaratan:
1. Formulir permohonan yang sudah dan ditandatangani pemohon atau

kuasanya di atas materai cukup

2. Surat Kuasa apabila dikuasakan

3. Fotocopy identitas pemohon (KTP, KK) dan kuasa apabila dikuasakan

yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket

4. Fotocopy akta pendirian dan pengesahan badan hukum yang telah

dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket bagi badan hukum

5. Sertipikat asli

6. Akta jual beli dari PPAT

7. Fotocopy KTP dan para pihak penjual-pembeli dan/atau kuasanya

8. Ijin pemindahan hak apabila di dalam sertipikat/keputusannya dicantumkan

tanda yang menyatakan bahwa hak tersebut hanya boleh

dipindahtangankan jika telah diperoleh ijin dari instansi yang berwenang

9. Fotocopy SPPT PBB tahun berjalan yang telah dicocokkan dengan aslinya

oleh petugas loket, penyerahan bukti SSB (BPHTB) dan bukti bayar uang

pemasukan pada saat pendaftaran hak

(lama pelayanan 5 hari)

C. Perpanjangan HGU, HGB, dan Hak Pakai

Persyaratan:

1. Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon atau

kuasanya di atas materai cukup

2. Surat Kuasa apabila dikuasakan

3. Fotocopy identitas pemohon/pemegang dan penerima hak (KTP, KK) atau

Kartu Ijin Metetap serta kuasa apabila dikuasakan yang telah dicocokkan

dengan aslinya oleh petugas loket


4. Fotocopy akta pendirian dan pengesahan badan hukum yang telah

dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket

5. Sertipikat asli

6. Fotocopy SPPT PBB tahun berjalan yang telah dicocokkan dengan aslinya

oleh petugas loket dan bukti

D. Hak Guna Usaha

Lama pelayanan

1. Hak Gunan Usaha :

 30 (tiga puluh ) hari untuk luas tanah tidak lebih dari 200 Ha

 70 (tujuh puluh) hari untuk luas tanah lebih dari 200 Ha

2. Hak Guna Bangunan/ Hak Pakai

 30 (tiga puluh) hari untuk luas tanah tidak lebih dari 2.000 m2

 49 (empat puluh sembilan) hari untuk luas tanah lebih dari 2.000 m2

s.d. 150.000 m2

 89 (delapan puluh sembilan ) hari untuk luas tanah lebih dari 150.000

m2

E. Perubahan Hak

Persyaratan:

1. Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon atau

kuasanya di atas materai cukup

2. Surat Kuasa apabila dikuasakan

3. Fotocopy identitas pemohon (KTP, KK) dan kuasa apabila dikuasakan

yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket

4. Surat persetujuan dari kreditor (jika dibebani hak tanggungan)


5. Fotocopy SPPT PBB tahun berjalan yang telah dicocokkan dengan

aslinya oleh petugas loket

6. Penyerahan bukti bayar uang

7. Pemasukan (pada saat pendaftaran hak)

8. Sertipikat HM/HGB/HP

9. IMB/ Surat keterangan Kepala Desa/ Lurah bagi perubahan hak dari

HGB/HP menjadi HM untuk rumah tinggal dengan luas sampai dengan

600m2

(Lama Pelayanan 5 hari)

F. Pemecahan/Pemisahan Bidang Tanah Perorangan

Persyaratan:

1. Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatagani pemohon atau

kuasanya di atas materai cukup

2. Surat Kuasa apabila dikuasakan

3. Fotocopy identitas pemohon (KTP,KK) dan kuasa apabila dikuasakan

yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket

4. Sertipikat asli

5. Ijin Perubahan Penggunaan Tanah, apabila terjadi perubahan penggunaan

tanah

6. Melampirkan bukti SSP/PPh sesuai dengan ketentuan

7. Tapak kavling dari Kantor Pertanahan

(lama pelayanan 15 hari)

G. Penggabungan Bidang Tanha Perorangan

Persyaratan:
1 Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon atau

kuasanya di atas materai cukup

2 Surat Kuasa apabila dikuasakan

3 Fotocopy identitas pemohon (KTP,KK) dan kuasa apabila dikuasakan yang

telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket

4 Sertipikat asli

(lama pelayamam 15 hari)

3. Komputer Dasar

A. Microsoft Office

1. Microsoft Word

Salah satu aplikasi yang terdapat pada Ms. Office yaitu Ms. Word adalah

aplikasi yang sangat terkenal dan banyak digunakan. Aplikasi ini diterbitkan

pada tahun 1983 dengan berbagai versi dan hingga saat ini sudah ada versi

Ms. Word 2010 yang lebih canggih dan lebih nyaman digunakan. Melalui

aplikasi ini kita bisa menulis berbagai hal, surat, dokumen, buku dan lainnya.

2. Microsoft Excel

Selain Ms. Word di atas, aplikasi yang terkenal dari Ms. Office adalah MS.

Excel. Aplikasi ini digunakan untuk pengolahan data berupa angka dan

sangat membantu akuntan, administrasi ataupun untuk perusahaan yang

membutuhkan pengolahan angka. Melalui aplikasi ini perkantoran bisa

dengan mudah menyusun laporan keuangan maupun laporan pengolahan

aritmatika lainnya.

3. Microsoft Office Power Point

Aplikasi Power Point digunakan untuk presentasi, aplikasi ini bisa

dijalankan dengan OS Windows dan Apple Mac. Power Point pada MS.
Office ini sering digunakan untuk presentasi pendidik, pelajar, trainer

ataupun manager perusahaan.

4. Microsoft Office Outlook

Program lainnya dari Ms. Office adalah Ms. Outlook, program ini digunakan

untuk pengiriman dan membaca surat elektronik. Ms. Outlook menyediakan

kalender, kotak surat dan juga jadwal bersama.

5. Microsoft Publisher

Microsoft Publisher adalah paket aplikasi Perkantoran Microsoft yang sangat

berguna untuk Desktop Publisihing, membuat Surat Kabar, Kartu Ucapan

dan sebagainya. Microsoft Publisher awalnya dirilis untuk Microsoft Office

2003 lalu selanjutnya untuk Microsoft Office 2007 dan yang terbaru

Microsoft Office 2010 untuk edisi Professional.

6. Microsoft Visio

Microsoft Visio (atau sering disebut Visio) adalah sebuah program aplikasi

komputer yang sering digunakan untuk membuat diagram, diagram alir

(flowchart), brainstorm, dan skema jaringan yang dirilis oleh Microsoft

Corporation. Aplikasi ini menggunakan grafik vektor untuk membuat

diagram-diagramnya.

B. Instalasi Setting Printer

a. Hubungkan printer ke PC sesuai dengan yang tertulis pada instruksi dari

pabrik

b. Klik ‘Start’> Control Panel> Hardware and Sound >Printers


c. Klik ‘Add a printer’

d. Pada halaman ‘Choose a printer port’, pilih ‘Use an existing port’ dan

pilihlah port printer sesuai dengan yang kamu pasang ke PC kemudian klik

‘Next’.

e. Pada halaman ‘Install the printer driver’ pilihlah model printer yang kamu

gunakan kemudian klik ‘Next’

f. Selesaikan langkah selanjutnya dan klik ‘Finish’

C. Instalasi Jaringan LAN

Menyiapkan parameter koneksi untuk komputer lain :

a. Start>Control Panel>Network Connections

b. Pilih Local Area Connections, klik kanan mouse lalu properties

c. Pilih tab general, klin internet protocol (TCP/IP) klik properties

d. Pilih opsi Obtain an IP address automatically, tapi lebih aman jika anda

berikan IP address dalam range 192.168.0.254 lalu di gateway ketikkan

192.168.0.1 (alamat IP modem yang akan dishare)

e. Klik Ok, selesai

4. Survei

Peta Tematik Pertanahan diperlukan untuk Visualisasi Spasial Data Pertanahan

dan produk kegiatan pertanahan dalam rangka mempermudah perencanaan

program pertanahan dan evaluasi program pertanahan. Data pertanahan baik

data tekstual dan data spasial sangat banyak/kompleks sehingga diperlukan

media untuk menyajikan keduanya (tekstual dan spasial) dengan tema yang

ditentukan dan distandarkan. Kebutuhan geoservice peta yang dapat digunakan

oleh seluruh bidang/seksi di BPN sangat diperlukan sebagai suatu sistem

terpadu database spasial pertanahan. Geoservice peta menjembatani


kompleksitas penggunaan berbagai macam software pengolahan data spasial

dan visualisasi data spasial masing-masing bidang/seksi di BPN. Kebutuhan

peta terkait aspek pertanahan oleh eksternal user (instansi pemerintah lainnya,

NGO, dan masyarakat) untuk kepentingan terkait. Eksternal user perlu

diberikan pelayanan untuk dapat melihat jenis peta dan preview-nya yang telah

dimiliki oleh BP

5. Pengukuran

Pengukuran Dengan Theodolit

1. Pembacaan sudut horizontal (Az)

Sudut arah adalah sudut horisontal yang dibentuk oleh perpotongan suatu

garis dengan meridian bumi ( utara-selatan). Dalam pengukuran, untuk

menyatakan besarnya sudut dikenal dua cara, yaitu : “Bearing” dan

“Azimuth”.

Bearing merupakan sudut arah yang diukur dari utara atau selatan magnet

bumi ke titik lain yang searah/berlawanan dengan arah putaran jarum

jam, dengan sudut kisaran antara 0-90. Azimuth merupakan sudut arah

yang diukur dari utara magnet bumi ke titik yang lain searah jarum jam

sehingga mempunyai kisaran antara 0-360.

2. Pembacaan sudut miring (V)

Sudut miring merupakan sudut yang dibentuk oleh garis bidik teropong

dengan bidang horisontal. Pada umumnya besarnya sudut horisontal dan

vertikal terdapat dalam satu mikrometer, namun adapula yang dipisahkan.

3. Pengukuran jarak (D) dan beda tinggi (BT)

Jarak horisontal (H) dan Jarak (D)

D = 100 ( Ca-Cb). Cos α


H = D. Cos α

H = 100 ( Ca – Cb). Cos2 α

Beda Tinggi (BT)

BT = H. Tg α – h

4. Penggambaran posisi tiap titik kenampakan pada peta

Penggambaran dapat dilakukan secara grafis dengan busur derajat untuk

menentukan sudut arah dan jaraknya dengan mistar (sesuai skala). Cara

lain adalah menggunakan sistem koordinat yang terdiri atas dua saling

tegak lurus. Posisi tiap sasaran yang diukur digambarkan dengan

menghitung harga absis dan ordinatnya.

5. Poligon

Poligon adalah rangkaian titik-titik yang dihubungkan secara berurutan.

Jika titik awal dan titik akhir bertemu, disebut sebagai poligon tertutup.

Sebaliknya jika titik awal dan titik akhir tidak bertemu maka disebut

sebagai poligon terbuka.

Poligon digunakan sebagai kerangka dasar di dalam pengukuran

kenampakan di lapangan. Poligon terbuka lebih sering untuk pekerjaan

perencanaan/perbaikan jalan, saluran, irigasi dll. Poligon tertutup untuk

pembuatan peta areal/wilayah dan kontur.

Untuk pembuatan poligon tertutup, pengukuran sudut arah cukup

dilakukan pada awal pengukuran saja. Sudut arah untuk titik berikutnya

didasarkan pada sudut arah awal (titik sebelumnya) dari sudut dalam

bersangkutan. Sudut dalam untuk menghitung sudut arah (azimuth)

adalah sudut dalam terkoreksi. Tiga parameter yang digunakan sebagai

pedoman adanya penyimpanan dan perlu koreksi adalah :


1. Σ sudut dalam = (n-2) x 180

2. Σ D sin α = 0

3. Σ D cos α = 0

Jika data pengukuran menyompang dari syarat di atas, maka poligon

tidak tertutup dan perlu adanya koreksi.

Persamaan umum dalam menghitung sudut arah adalah :

Azimuth (α)n = α (n-1) + 1800 – Sn

Untuk koreksi secara grafis, maka polygon yang tidak tertutup setelah

tergambar dapat dikoreksi dengan menghitung sudut atau cara graphical

plot.

6. Pemetaan

Surat Ukur merupakan salah satu kegiatan pengukuran dan pemetaan, dimana

setiap bidang tanah yang telah dipetakan dalam peta pendaftaran dibuat surat

ukur guna keperluan pendaftaran haknya (pasal 14 ayat 2 dan pasal 22 ayat 1

PP24/1997).Sedangkan untuk wilayah wilayah-wilayah pendaftaran tanah

secara sporadik yang belum tersedia peta pendaftaran, surat ukur dibuat dari

hasil pengukuran yang dipetakan pada peta dasar pendaftaran, atau jika peta

dasar pendaftaran juga tidak tersedia, maka surat ukur dibuat dari peta bidang

tanah (pasal 22 ayat 2 PP24/1997).

A. Tersedia Peta pendaftaran

1. Bidang tanah dimaksud yang terdapat pada peta pendaftaran disalin ke

blanko daftar isian 207 pada halaman 2 atau halaman 2 dan 3. Penyalinan

tersebut dapat dilakukan langsung dengan skala yang sama sesuai skala

peta pendaftarannya atau di buat dalam skala yang lebih besar, namun
harus disesuaikan dengan ruang gambar yang tersedia pada daftar isian

207 (pasal 157 ayat 4 PMNA 3/1997).

2. Cara penyalinan yang paling mudah dilakukan jika skalanya sama dengan

skala peta pendaftaran adalah dengan menggunakan meja gambar kaca

yang mempunyai lampu penerangan di dalamnya. Letakkan peta

pendaftaran pada meja kaca, kemudian letakkan blanko daftar isian 207

diatasnya.

3. Penyalinan tidak hanya bidang tanah yang dimaksud, tetapi juga bidang

tanah yang bersebelahan serta situasi disekitar bidang tanah dimaksud.

B. Tidak Tersedia Peta Pendaftaran

1. Jika tersedia peta dasar pendaftaran, maka hasil ukuran dilapangan di

kartir pada peta dasar pendaftaran. Hasil kartiran ini disalin atau dikutip

pada blanko daftar isian 207 sebagai mana cara diatas.

2. Jika tidak tersedia peta dasar pendaftaran maka hasil pengukuran dikartir

untuk pembuatan peta bidang tanah guna pengumuman. Surat ukur dapat

dibuat dengan menyalin atau mengutip peta bidang tanah tersebut.

3. Dalam hal bidang tanah yang akan digambarkan sangat luas, sehingga

penggambaran pada daftar isian 207 yang tersedia akan menghasilkan

skala yang sangat kecil, maka salinan peta pendaftaran dapat digunakan

sebagai surat ukur (pasal 157 ayat 5 PMNA 3/1997).

7. Software Pendukung

A. ArGIS

Merupakan produk software GIS paling mutakhir saat ini dari ESRI (Environment

Science & research Institute) dengan segala "kecanggihannya". Software ArcGIS

pertama kali diperkenalkan kepada publik oleh ESRI pada tahun 1999, yaitu
dengan kode versi 8.0 (ArcGIS 8.0). ArcGIS merupakan penggabungan, modifikasi

dan peningkatan dari 2 software ESRI yang sudah terkenal sebelumnya yaitu

ArcView GIS 3.3 (ArcView 3.3) dan Arc/INFO Workstation 7.2 (terutama untuk

tampilannya). Dalam kaitannya dengan ArcGIS ini, secara umum ada dua versi

yaitu ArcGIS Desktop (untuk komputer

B. Autocad

AutoCAD adalah sebuah perangkat lunak CAD yang berfungsi untuk

menggambar/ mendesain sebuah objek 2 dimensi maupun 3 dimensi dengan sistem

CAD. AutoCAD adalah software desain yang paling populer di dunia karena

keunggulannya dalam mengembangkan produk-produknya. Autocad biasa

digunakan oleh seorang Insinyur Sipil, Arsitek, Mesin, Listrik dll. Pada zaman

yang modern seperti sekarang Autocad sangat diminati khususnya untuk

menggambar baik itu menggambar 2 dimensi ataupun 3 dimensi, karena dengan

bantuan software ini akan memudhkan kita dalam mengerjakan pekerjaan

menggambar dalam waktu yang relatif singkat dan tentunya memiliki kualitas

gambar yang baik.

8. Pendaftaran Tanah

A. Pendaftran Tanah

Pasal 19 ayat (2) UUPA menentukan bahwa pendaftaran tanah meliputi:

1. Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah

2. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut.

3. Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat

pembuktian yang kuat.

Pengertian pendaftaran tanah yang diatur dalam Pasal 19 ayat (2) UUPA yang

kemudian diatur lebih lanjut dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah


Nomor 24 Tahun 1997. Pengertian pendaftaran tanah dalam Pasal 1 angka 1

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1997, yang menetukan bahwa:

“Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh

Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi

pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data

fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang

tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti

haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik satuan

rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.”

B. Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah

Pemeliharaan data pendaftaran tanah dilakukan apabila terjadi perubahan pada

data fisik atau data yuridis objek pendaftaran tanah yang telah didaftar.

Pemegang hak yang bersangkutan wajib mendaftrakan perubahan yang

bersangkutan kepada kantor pertanahan.(pasal 36 PP 24/1997). Pemeliharaan

data pendaftaran tanah terdiri dari :

a. Pemeliharaan data karena pemindahan hak yang tidak melalui lelang

b. Pemeliharaan data karena pemindahan hak melalui lelang

c. Pemeliharaan data disebabkan peralihan hak karena pewarisan

d. Pemeliharaan data disebabkan peralihan hak karena penggabungan atau

peleburan perseroan atau koperasi

e. Pemeliharaan data karena pembebanan hak

f. Pemeliharaan data karena perpanjangan jangka waktu hak atas tanah

g. Pemeliharaan data karena pemecahan, pemisahan dan penggabungan

bidang tanah

h. Pemeliharaan data karena pembagian hak bersama


i. Pemeliharaan data karena hapusnya hak atas tanah, hak pengelolaan, dan

hak milik atas satuan rumah susun

j. Pemeliharaan data karena perubahan nama

k. Pemeliharaan data berdasarkan putusan atau penetapan ketua pengadilan

l. Pemeliharaan data sehubungan hak atas tanah

9. Penetapan Hak Tanah

Materi penguatan kompetensi bidang terkait Penetapan hak tanah, ada beberapa

kemampuan yang perlu dimiliki yaitu menganalisa berkas permohonan, pembuatan

ceklis/persyaratan penetapan hak tanah, penyiapan konsep surat/Nota Dinas/ Konsep

SK. Untuk kemampuan tersebut penulis telah melakukan praktek analisis berkas

permohonan yang tujuannya untuk memeriksa kelengkapan syarat-syarat berkas

permohonan. Apabila dari proses analisis tesebut hasilnya dapat diberikan hak

sebagaimana yang dimohonkan maka proses yang terakhir adalah pembuatan SK.
Dokumentasi Kegiatan Penguatan Kompetensi Bidang

Gambar 1. Pemaparan Materi Oleh Coach


BIODATA PENULIS

NUR TANIA DHYAKSA SOFIYANTI, S.H.,

lahir di Yogyakarta, pada 1 Mei 1995. Penulis

menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah

Dasar Negeri Kotagede V Yogyakarta pada

Tahun 2007 dan dilanjutkan dengan pendidikan

menengah pertama di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 9 Yogyakarta yang selesai pada

Tahun 2010. Pendidikan menengah atas penulis, diselesaikan pada Tahun

2013 di Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Yogyakarta dan dilanjutkan

pada jenjang pendidikan Strata 1 (S1) di Fakultas Hukum Universitas

Islam Indonesia yang selesai pada Tahun 2017. Saat ini penulis

merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian

Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Anda mungkin juga menyukai