Anda di halaman 1dari 106

COVER

LAPORAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PENATAAN WARKAH PTSL DENGAN METODE


DIGITALISASI DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN
KEPULAUAN MENTAWAI
PROVINSI SUMATERA BARAT

DISUSUN OLEH:
TRI FITRI PUSPITA SARI, S.AP.
NIP. 199104132019032006

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III


ANGKATAN XI GELOMBANG II

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
2019
LEMBAR PENGESAHAN JUDUL

OPTIMALISASI PENATAAN WARKAH PTSL DENGAN METODE


DIGITALISASI DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN
KEPULAUAN MENTAWAI
PROVINSI SUMATERA BARAT

Oleh

TRI FITRI PUSPITA SARI, S.AP.


NIP. 199104132019032006

Laporan Aktualisasi ini Diterima dan Disahkan Salah Satu Persyaratan


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil 2018 pada
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

Disahkan Oleh:

Coach, Mentor,

Drs. Lihardo Saragih, S.H., M.Si. Rahmatsyah, S.Kom.


NIP. 19670623 199403 1 003 NIP. 19850524 200804 1 001

Mengetahui,
Penguji

Bambang Gunawan, S.Pd.


NIP. 19690623 199703 1 003

i
ii
I. KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat-Nya Laporan


aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Penataan Warkah PTSL dengan
Metode Digitalisasi di Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai
Provinsi Sumatera Barat” dapat dikerjakan oleh penulis dengan baik. Tujuan
dari pembuatan laporan aktualisasi ini adalah persyaratan Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Tahun 2019 gelombang II pada Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, bahwa peserta yang telah mendapatkan
pembelajaran konsepsi habituasi dan konsepsi aktualisasi memperoleh bekal
pengetahuan tentang kegiatan pembelajaran aktualisasi di tempat kerja untuk
mengimplementasikan substansi mata-mata pelatihan agenda kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI serta nilai-nilai dasar PNS ke dalam rancangan,
pelaksanaan, dan penyajian hasil aktualisasi.
Terima kasih tak terhingga penulis haturkan kepada almarhum Ayahanda
Dasirun yang selalu mengajarkan anak-anaknya untuk selalu bertanggung jawab
dan berintegritas tinggi seperti beliau, Ibunda Saldiar dan Suami tercinta Alfi
Alhuda, S.AP yang selalu memberi dukukangan dalam pengerjaan aktualisasi ini.
Selanjutnya kepada Abang dan Adik tersayang yang merupakan partner
perjuangan dan tukar pikiran sesama pejuang CPNS yang telah memberikan
masukan dan doanya kepada penulis dalam rangka penyelesaian Laporan
Aktualisasi ini. Kepada Bapak Rahmatsyah, S.Kom selaku mentor, Bapak Drs.
Lihardo Saragih, S.H., M.Si. selaku coach, serta bapak Bambang Gunawan, S.Pd
selaku penguji. Berkat bimbingan dan arahan dari mereka, penulis dapat
menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini dengan baik. Penulis menyadari dalam
penyelesaian laporan aktualisasi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
baik moril maupun materil. Selaku Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Virgo Eresta Jaya, M.Eng.Sc. selaku Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
2. Bapak Yunaldi, A.Ptnh., M.M. selaku Kepala Pertanahan Kabupaten
Kepulauan Mentawai
3. Ibu Meyester LRL. Siregar, S.H. selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai

iii
4. Bapak Suyatna selaku Kepala Seksi Infrastruktur Pertanahan Kantor
Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai
5. Bapak Indra Muchtar, S.SiT selaku Kepala Seksi Pengadaan Tanah Kantor
Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai
6. Rekan-rekan Pegawai Negeri, Calon Pegawai Negeri dan Pegawai
Pemerintah Non Pegawai Negeri dikantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan
Mentawai yang selalu memberikan bantuan dan motivasi dalam pembuatan
laporan aktualisasi.
7. Bapak dan Ibu Panitia Penyelenggara serta Widyaiswara Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Kementerian Agraia dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan
Nasional
Penulis berharap dengan selesainya kegiatan aktualisasi ini, semoga nilai-
nilai ANEKA yang ditanamkan kepada peserta Latsar CPNS selama mengikuti
Pelatihan Dasar dan dilakukan di unit kerja masing-masing dapat terus
dilaksanakan. Pelaksanaan pengembangan inovasi-inovasi terkait pelayanan pun
dapat terus dilanjutkan selama bertugas, dan dengan segala kerendahan hati
penulis mengharapkan kritik dan saran dalam memperbaiki laporan ini dimasa
akan datang.

iv
DESKRIPSI SINGKAT

Sebagaimana disebutkan di dalam pasal 43 Peraturan Menteri Agraria dan


Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 38
tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan, adapun tugas dan fungsi bagian hubungan
hukum pertanahan salah satunya menjalankan pelaksanaan pendaftaran hak atas
tanah dan pengelolaan informasi dan Komputerisasi Kegiatan Pertanahan berbasis
data yuridis. Salah satu data yuridis yang perlu dioptimalkan pemeliharaannya
adalah warkah, dengan Kondisi geografis wilayah tugas Kantor Pertanahan
Kabupaten Kepulauan Mentawai yang terdiri dari banyak pulau-pulau kecil
menyebabkan akses antar pulau sangat susah, sehingga untuk mendapatkan
pelayanan ke Pulau Induk yaitu di Tua Pejat terkendala. Oleh sebab itu, Kantor
Pertanahan Kepulauan Mentawai membuat inovasi baru berupa “Teras Agraria”
yang berada di Kota Padang (Ibukota Provinsi Sumatera Barat), karena akses dari
Kota Padang ke pulau-pulau kecil di Kepulauan Mentawai lebih terjangkau
dibandingkan askes ke Kantor Pertanahan yang ada di Tua Pejat sehingga
mempercepat pelayanan. Namun karena lokasi yang berbeda menyebabkan
penyimpanan warkah menjadi terbagi dua antara di Teras Agraria dan Kantor
Pertanahan yang ada di Tua Pejat, karena itulah penulis mengangkat isu terkait
belum optimalnya penataan warkah karena masih menggunakan sistem manual
dan ruang pengarsipan warkah yang terbagi dua antara kantor pertanahan
kabupaten kepulauan mentawai di pulau tua pejat dengan teras agraria di kota
padang. Melalui inovasi dalam pendigitalisasian warkah penulis dapat
menghasilkan database yang disusun di dalam aplikasi Google Drive sehingga
dapat diakses dengan mudah, baik dari Teras Agraria maupun dari Kantor
Pertanahan yang ada di Tua Pejat, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
dan mempersingkat waktu untuk mencari data warkah yang sebelumnya dilakukan
secara manual. Penggunaan Microsoft Access Form dapat mempermudah
penambahan data warkah dan pencarian data warkah yang sudah ada. Selain itu
pemakaiannya juga mudah digunakan dan petunjuk penggunaannya dapat dilihat
dan diunduh dari Google Drive yang dapat diakses oleh petugas yang diberi
wewenang dalam menangani warkah.

Keyword: Optimalisasi, Digitalisasi, Warkah

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN JUDUL................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
DESKRIPSI SINGKAT...................................................................................... v
DAFTAR ISI....................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG..................................................................... 1
B. PENENTUAN ISU UTAMA........................................................... 3
C. ANALISIS GAGASAN................................................................... 3
BAB II DESKRIPSI LOKUS............................................................................ 5
A. DESKRIPSI UMUM........................................................................ 5
1. Deskripsi Wilayah/ Gambaran Umum Instansi............................. 5
2. Sumber Daya.................................................................................. 8
3. Visi dan Misi.................................................................................. 10
4. Tugas Pokok dan Fungsi................................................................ 11
5. Struktur Organisasi........................................................................ 14
B. DESKRIPSI KHUSUS..................................................................... 16
1. Program dan Kegiatan Saat ini...................................................... 16
2. Role Model.................................................................................... 17
BAB III REALISASI AKTUALISASI............................................................... 19
A. Realisasi Kegiatan dan Out Put Kegiatan........................................ 19
1. Menyiapkan rancangan penataan warkah PTSL dengan sistem
digital............................................................................................. 19
2. Melaksanakan kegiatan penginputan data warkah dengan
menggunakan sistem digitalisasi................................................... 22
3. Melaksanakan sosialisasi database................................................ 27
4. Membuat laporan kegiatan terkait digitalisasi warkah.................. 31

vi
B. Faktor Pendukung Realisasi Aktualisasi.......................................... 32
C. Faktor Penghambat Realisasi Aktualisasi........................................ 33
D. Kegiatan Peserta Pada Saat Habituasi di luar Kegiatan
Aktualisasi........................................................................................ 33
BAB IV ANALISA............................................................................................. 35
A. Realisasi Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Substansi Mata
Pelatihan........................................................................................... 35
Kegiatan 1 : Menyiapkan rancangan penataan warkah PTSL
dengan sistem digital........................................................................ 35
Kegiatan 2 : Melaksanakan Kegiatan Penginputan Data Warkah
dengan Menggunakan Sistem Digitalisasi....................................... 38
Kegiatan 3 : Melaksanakan sosialisasi database.............................. 44
Kegiatan 4 : Membuat laporan kegiatan terkait digitalisasi
warkah ..................................................................................... 47
B. Realisasi Aktualisasi dan Kontribusi terhadap Visi - Misi
Organisasi......................................................................................... 50
Kegiatan 1 : Menyiapkan rancangan penataan warkah PTSL
dengan sistem digital........................................................................ 50
Kegiatan 2 : Melaksanakan Kegiatan Penginputan Data Warkah
dengan Menggunakan Sistem Digitalisasi....................................... 51
Kegiatan 3 : Melaksanakan sosialisasi database.............................. 51
Kegiatan 4 : Membuat laporan kegiatan terkait digitalisasi
warkah ..................................................................................... 52
C. Realisasi Aktualisasi dan Penguatan Nilai-nilai Organisasi............ 52
BAB V PENUTUP............................................................................................. 54
A. Kesimpulan...................................................................................... 54
B. Tindak Lanjut................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto Dokumentasi......................................................................... i


Lampiran 2 : Formulis Rancangan Aktualisasi.................................................... iii
Lampiran 3 : Formulir Kendali Aktualisasi oleh Coach...................................... xiii
Lampiran 4: Formulir Kendali Aktualisasi oleh Mentor.................................... xvii
Lampiran 4 : Laporan Singkat Pelaksanaan Penguatan Kompetensi Teknis....... xxi
Lampiran 5: Form Nilai Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas
Pelatihan Dasar CPNS...................................................................
................................................................................................xxxi
Lampiran 6: Penilaian Deskriptif Rancangan Aktualisasi Dari Pembimbing
(Coach)...........................................................................................
...............................................................................................xxxii
Lampiran 7: Penilaian Deskriptif Rancangan Aktualisasi Dari Pembimbing
(Mentor).........................................................................................
..............................................................................................xxxiii
Lampiran 8: Biodata Penulis ..............................................................................
..............................................................................................xxxiv

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Letak Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai.... 5


Gambar 2. Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan
Mentawai.......................................................................................... 15
Gambar 3. Konsultasi dengan Kepala Seksi Bidang Hubungan Pertanahan
Terkait Warkah yang Akan Ditata Secara Digital............................ 19
Gambar 4. Buku Panduan Pemakaian Aplikasi Microsoft Access..................... 20
Gambar 5. Tampilan Aplikasi Camscan dan Google Drive pada Handphone
dan Account Email yang Dipakai untuk Warkah............................. 21
Gambar 6. Koordinasi dengan Tim..................................................................... 22
Gambar 7. Penyusunan Warkah.......................................................................... 23
Gambar 8. Kegiatan Scanning Data Warkah...................................................... 23
Gambar 9. Gambar Tampilan Warkah Pada Google Drive Beradasarkan Nomor
DI.208............................................................................................... 24
Gambar 10. Gambar Database Berbentuk Microsoft Excel................................ 25
Gambar 11. Gambar Database Berbentuk Form pada Microsoft Access........... 26
Gambar 12. Langkah-Langkah Pemakaian Database Warkah Digital................ 29
Gambar 13. Melakukan Sharing dengan Petugas Warkah.................................. 30
Gambar 14. Beberapa Cuplikan di Video Tutorial............................................. 30
Gambar 15. Sharing Tutorial Melalui Aplikasi WhatsApp Grup....................... 31

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis GagasanMenggunakan Pendekatan Teori Tapisan................. 5


Tabel 2. Daftar Kecamatan, Desa, dan Dusun di Kabupaten Kepulauan
Mentawai............................................................................................... 6
Tabel 3. Formulis Rancangan Aktualisasi.......................................................... 4iii
Tabel 4. Waktu Pelaksanaan Aktualisasi Bagian 1............................................. xi
Tabel 5. Waktu Pelaksanaan Aktualisasi Bagian 2............................................. xii

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana disebutkan di dalam pasal 43 Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 38 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan, adapun tugas dan fungsi
bagian hubungan hukum pertanahan salah satunya menjalankan pelaksanaan
pendaftaran hak atas tanah dan pengelolaan informasi dan Komputerisasi
Kegiatan Pertanahan berbasis data yuridis. Menjamin adanya pengelolaan
informasi yang baik merupakan akuntabilitas yang perlu dioptimalkan
pelaksanaan guna mempercepat, mengefisienkan, mengefektifkan penyediaan
layanan. Salah satu data yuridis yang perlu dioptimalkan pemeliharaannya
adalah warkah, karena warkah adalah dokumen yang merupakan alat
pembuktian data fisik dan data yuridis bidang tanah yang telah dipergunakan
sebagai dasar pendaftaran tanah. Keberadaan warkah sebagai salah satu arsip
vital dalam operasional kantor pertanahan tidak hanya berfungsi ketika
seseorang mengajukan pendaftaran saja, namun juga penting peranannya saat
terjadi sengketa tanah, karena warkah menjadi salah satu alat bukti tertulis
yang digunakan oleh Pengadilan.
Warkah pada dasarnya terdiri dari warkah pada pendaftaran pertama kali,
warkah pemeliharaan data-data pendaftaran tanah (peralihan hak, pemberian
hak, dan lain-lain); warkah perubahan data fisik dan data yuridis (pemisahan,
penggabungan, pembaharuan hak/peningkatan hak, dan lain-lain). Penataan
arsip warkah sangat berperan penting di dalam meningkatkan pelayanan
prima kepada masyarakat, adapun tujuan penataan arsip yaitu:
1. Agar berkas warkah terpelihara dengan baik, teratur, dan aman;
2. Agar mudah mendapatkan kembali berkas yang dibutuhkan dengan cepat
dan tepat;
3. Efisiensi waktu dan tenaga dalam mencari berkas yang dibutuhkan;

1
4. Untuk menghemat tempat penyimpanan;
5. Untuk menjaga kerahasiaan berkas warkah.
Warkah sebagai arsip vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan
persyaratan dasar bagi kelangsungan operasional, susah untuk diperbarui
jika rusak atau hilang. Begitu juga halnya yang terjadi di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kepulauan Mentawai, untuk menjaga warkah dari kerusakan dan
kehilangan maka warkah dialbumkan dan diletakkan di Kantor Pertanahan
dengan baik secara manual. Kondisi wilayah tugas Kantor Pertanahan
Kabupaten Kepulauan Mentawai yang terdiri dari banyak pulau-pulau kecil
menyebabkan akses antar pulau sangat susah, sehingga untuk mendapatkan
pelayanan ke Pulau Induk yaitu di Tua Pejat terkendala. Oleh sebab itu
dibuatlah kebijakan untuk mendirikan Teras Agraria di Kota Padang,
sehingga semua kegiatan operasional Kantor Pertanahan Kepulauan
Mentawai dipusatkan di Teras Agraria tersebut, karena akses dari Kota
Padang ke pulau-pulau kecil di Kepulauan Mentawai lebih terjangkau
dibandingkan askes ke Tua Pejat. Adanya Teras Agraria yang berada di Kota
Padang memaksa penyimpanan warkah menjadi terbagi dua antara di pulau
Tua Pejat dan di Kota Padang. Warkah yang sekiranya sudah lama disimpan
di Pulau Tua Pejat dan yang terbaru ada di Teras Agraria, salah satunya
warkah PTSL.
Jauhnya akses antara Kota Padang dan Pulau Tua Pejat mengakibatkan
akses informasi warkah kadang terlambat, karena jika memerlukan data
warkah tertentu yang sudah disimpan di Tua Pejat harus dikirim dulu ke Kota
Padang melalui ekspedisi kapal dan memakan waktu pengiriman kurang lebih
16 jam. Mengingat pentingnya penataan arsip agar ketersediaan informasi
warkah pada kantor pertanahan bisa diakses dengan cepat maka perlu adanya
pengoptimalan penataan warkah yang lebih modern dan dapat diakses dengan
cepat. Oleh karena itu penulis mengangkat isu terkait Belum Optimalnya
Penataan Warkah karena Masih Menggunakan Sistem Manual dan
Ruang Pengarsipan Warkah yang Terbagi Dua Antara Kantor
Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai Di Pulau Tua Pejat
dengan Kantor Perwakilan (Teras Agraria) Di Kota Padang.

2
B. PENENTUAN ISU UTAMA
Meningkatkan budaya kerja yang berorientasi mutu dan berkelanjutan
perlu adanya pelaksanaan komitmen Aparatur Sipil Negara yang mampu
berinovasi di dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu
kebijakan yang inovatif di Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan
Mentawai yaitu dibuatnya Teras Agraria sebagai kantor perwakilannya di
Kota Padang. Kebijakan ini diharapkan dapat memenuhi pelayanan prima
kepada masyarakat untuk mengatasi susahnya akses antar pulau di wilayah
kerja Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Namun, seiring
dengan terbagi duanya kantor operasional mengakibatkan hal yang sama juga
terjadi dalam penataan warkah apalagi penataan masih dilakukan secara
manual. Belum Optimalnya Penataan Warkah karena Masih
Menggunakan Sistem Manual dan Ruang Pengarsipan Warkah yang
Terbagi Dua Antara Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan
Mentawai Di Pulau Tua Pejat dengan Kantor Perwakilan (Teras
Agraria) Di Kota Padang ini pelu diberikan solusi agar pelayanan bisa lebih
efektif dan efisien.

C. ANALISIS GAGASAN
Analisis gagasan dalam menjawab core issue atau masalah utama yang
diangkat dalam penulisan aktualisasi ini adalah menggunakan metode tapisan
yang diperkenalkan oleh Robert Mc. Namara. Analisis tapisan dapat
dilakukan dengan menentukan tiga kriteria yang dinilai dari setiap alternatif
yakni dari segi keefektifan, efisiensi, dan kemudahan gagasan tersebut. Tiap
kriteria diberi skala nilai antara satu sampai dengan lima yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 1.
Analisis GagasanMenggunakan Pendekatan Teori Tapisan

No. Alternatif Gagasan Efektifitas Efesiensi Kemudahan Total


5 3 2 10
1. Mengusulkan disedia-
kannya ruangan khusus

3
warkah di Teras Agraria

2. Mengoptimalkan
penataan warkah PTSL
dengan sistem digita-
5 4 4 13
lisasi di Kantor
Pertanahan Kebupaten
Kepulauan Mentawai

3. Sosialisasi penataan
warkah sesuai jenis per-
mohonannya di Kantor 3 4 4 11
Pertanahan Kabupaten
Kepulauan Mentawai
*angka total tertinggi menjadi isu utama yang diangkat dalam rancangan aktualisasi

Keterangan angka yang terdapat pada Tabel Analisis Gagasan


Menggunakan Pendekatan Teori Tapisan di atas dapat dijelaskan:
Nilai 5 = Sangat (Efektif/Efisien/Mudah)
Nilai 4 = (Efektif/Efisien/Mudah)
Nilai 3 = Cukup (Efektif/Efisien/Mudah)
Nilai 2 = Kurang (Efektif/Efisien/Mudah)
Nilai 1 = Tidak (Efektif/Efisien/Mudah)
Berdasarkan analisis gagasan menggunakan pendekatan teori tapisan
yang dipaparkan di dalam tabel tersebut, maka gagasan yang paling tinggi
total nilainya berdasarkan tingkat keefetivan, keefisienan, dan tingakat
kemudahan di jalankannya gagasan, maka gagasan yang diangkat menjadi
pemecah isu yang diangkat adalah Mengoptimalkan penataan warkah
PTSL dengan sistem digitalisasi di Kantor Pertanahan Kebupaten
Kepulauan Mentawai.

4
BAB II
DESKRIPSI LOKUS

A. DESKRIPSI UMUM
1. Deskripsi Wilayah/ Gambaran Umum Instansi
Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah salah satu kabupaten yang
terletak di provinsi Sumatera Barat, Indonesia, dengan ibukota kabupaten
yaitu Tua Pejat yang berada di Pulau Sipora. Kabupaten ini dibentuk
berdasarkan UU RI Nomor 49 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Kepulauan Mentawai, merupakan daerah pemekaran dari
Kabupaten Padang Pariaman. Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai
terdiri dari gugusan pulau, 4 pulau besar yaitu Pulau Siberut, Pulau Sipora,
Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan ditambah 95 pulau-pulau kecil
lainnya sesuai dengan UU RI No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau kecil.
Kabupaten Kepulauan Mentawai terletak di sebelah barat Pulau
Sumatera, terpisah laut dari Provinsi Sumatera Barat dan dikelilingi oleh
Samudera Hindia. Secara geografis, Kabupaten Kepulauan Mentawai
terletak di antara 0055’00” – 3021’00” Lintang Selatan dan 98035’00” –
100032’00” Bujur Timur dengan luas wilayah 6.011,35 km2 dan garis
pantai sepanjang 1.402,66 km. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat
Siberut, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah
Timur berbatasan dengan Selat Mentawai, dan sebelah Barat berbatasan
dengan Samudera Hindia.
Secara topografi, keadaan geografis Kabupaten Kepulauan Mentawai
bervariasi antara dataran, sungai, dan berbukit-bukit, dimana rata-rata
ketinggian daerah seluruh ibukota kecamatan dari permukaan laut (DPL)
adalah 2 meter. Kabupaten Kepulauan Mentawai beribukota di Tuapeijat
yang terletak di Kecamatan Sipora Utara dengan jarak tempuh ke kota
Padang sepanjang 153 km. Untuk mencapai ibukota Provinsi Sumatera
Barat ini harus ditempuh melalui jalan laut. Begitu pula halnya transportasi

5
dari masing-masing ibukota kecamatan ke Kota Padang ataupun ke ibukota
Kabupaten juga harus ditempuh melalui jalur laut.
Pada tahun 2017, sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 14 Tahun
2013 (19 Februari 2013) Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki 10
kecamatan, 43 desa, dan 341 dusun. Berdasarkan Peraturan Bupati tersebut,
jumlah dusun bertambah dari tahun 2012, yaitu dari 266 dusun menjadi 341
dusun. Adapun pembagian wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan
Mentawai dapat digambarkan melalui tabel berikut:
Tabel 2. Daftar Kecamatan, Desa, dan Dusun
di Kabupaten Kepulauan Mentawai
Luas
Ibu Kota
No. Kecamatan Daerah Desa Dusun
Kecamatan
(Ha)
1. Pagai Utara Saumanganya 34.202 3 Saumanganya, Silabu, Betumonga 30
2. Pagai Selatan Bullasat 90.108 4 Bulasat, Sinaka, Makalo, Malakopa 49
3. Siberut Barat Simalegi 112.486 1 Simatalu, Simalegi, Sigapokna 29
4. Siberut Barat Taileleu 64.908 3 Pasakiat Taileleu, Katurei, 25
Daya Sagulubbeg
5. Siberut Muara Siberut 50.833 5 Madobag, Muara Siberut, 34
Selatan Maileppet, Muntei, Matonan
6. Siberut Saibi Samukop 73.987 3 Saliguma, Saibi Samukop, 32
Tengah Cimpungan
7. Siberut Utara Muara 81.611 6 Sirilogui, Muara Sikabaluan, 26
Sikabaluan Mongan Poula, Sotboyak, Bojakan,
Malancan
8. Sikakap Taikako 27.845 3 Taikako, Sikakap, Matobe 44
9. Sipora Sioban 26.847 7 Bosua, Nemnemleleu, Beriulou, 43
Selatan Mara, Sioban, Matobe,Saureinu
10. Sipora Utara Sido Makmur 38.308 6 Betumonga, Goisooinan, Bukit 29
Pamewa, Sipora Jaya, Sido
Makmur, Tuapejat
Jumlah/ Total 601.135 41 341

Penduduk di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tahun 2017 tercatat


sebanyak 88.692 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 46.118
jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 42.574. Tingkat kepadatan
penduduk Kepulauan Mentawai tahun 2017 rata-rata 15 orang per km2. Suku
Mentawai sebagai penduduk utama di kabupaten ini, secara garis besar
masyarakat ini tidak mempunyai gambaran yang jelas tentang asal usul
mereka, walaupun ada di antara mereka mengenal beberapa mitologi yang
kadang agak kabur dan sukar dipercaya. Masyarakat setempat menyebut

6
negeri mereka dengan nama Bumi Sikerei. Sebahagian besar penghuni pulau-
pulau di kabupaten Kepulauan Mentawai berasal dari pulau Siberut.
Masyarakat suku Mentawai secara fisik memiliki kebudayaan agak kuno
yaitu zaman neolitikum dimana pada masyarakat ini tidak mengenal akan
teknologi pengerjaan logam, begitu pula bercocok tanam maupun seni
tenun.Penduduk di kabupaten ini separuhnya adalah penganut animisme,
kemudian sebahagian beragama Kristen dan Islam. Setelah kemerdekaan
masyarakat di kabupaten ini telah membaur dengan suku-suku bangsa lain
yang ada di Indonesia terutama setelah kabupaten ini menjadi salah satu
daerah transmigrasi.
Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai terbentuk setelah
adanya pemekaran pada tahun 2009, dimana kantor pertanahan mentawai
berada di ibukota Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu Tuapejat, alamat
kantor Pertanahan Kabupaten Kepualauan Mentawai di jalan Raya Tuapejat
KM. 10, Bukit Pamewa, Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Wilayah Kerja Kantor Pertanahan Kabupaten Mentawai terdiri dari 10
kecamatan sesuai dengan tabel 2 yang menjabarkan kecamatan dan desa di
Kabupaten Kepulauan Mentawai. Pada tahun 2019 demi mengoptimalkan
pelayanan kepada masyarakat, maka diambillah sebuah kebijakan yang sangat
inovatif untuk mendirikan Teras Agraria di Kota Padang (Ibukota Provinsi
Sumatera Barat). Kebijakan ini diambil menimbang terbatasnya transportasi
antar pulau di Kabupaten Kepulauan Mentawai sehingga akses masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan pertanahan sangat terbatas, untuk perlu adanya
kantor perwakilan di Padang yang aksesnya lebih dapat dijangkau
dibandingkan di Tua Pejat. Teras Agraria Kabupaten Kepulauan Mentawai
berlokasi di Jalan Batang Arau Nomor 88 Blok B.19, Kota Padang. Lokasi
Teras Agraria saat ini sangat strategis karena berada di depan pelabulan kapal
yang menghubungkan Kota Padang dengan Pulau-pulau yang ada di
Mentawai sehingga dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat mentawai
yang baru saja berlabuh. Berikut peta letak Kantor Pertanahan Kabupaten
Kepulauan Mentawai:

7
Gambar 1. Peta Letak Kantor Pertanahan
Kabupaten Kepulauan Mentawai

2. Sumber Daya
Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai mempunyai jumlah
pegawai sebanyak 29 orang, 12 Pegawai Negeri Sipil (PNS), 6 orang Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan 11 orang Pegawai Pemerintah Non
Pegawai Negeri (PPNPN), dapat dirincikan menjadi:
a. 1 orang Kepala Kantor;
- Yunaldi, A.Ptnh., M.M.
b. 4 orang Eselon IV;
- Meyester L.R.L. Siregar, S.H.
- Indra Muchtar, S. SiT.
- Rahmatsyah, S.Kom.
- Suyatna
c. 3 orang Eselon V;
- Muhammad Rasul
- Daru Probo Laksono, S.E.
- Mario Eka Saputra, S.H.
d. 1 orang Pengadministrasian Umum;

8
- Supinah
e. 3 orang Analisis Permohonan Hak Tanah Dan Pendaftaran Tanah
- Annisa Inten Tesya, S.H.
- Arsyaid Rido, S.H.
- Tri Fitri Puspita Sari, S.AP.
f. 1 orang Analis Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
- Kenya Giovanni, S.T.
g. 1 orang Analis Sengketa Pertanahan
- Mutiara Nafriyulita, S.H.
h. 1 orang Pengelolaan Sistem dan Jaringan
- Arief Rahman Yuri, A.Md.
i. 3 orang Petugas Ukur;
- Azwarman, A.P.
- Ichwan Septiadi, A.P.
- Oom Homsanah, A.P.
j. 11 orang Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
- Ridha Rahmatan Hafiz, S.H.
- Lisa Ramasanita, A.Md.
- Guntur Halomoan
- Dyo Handrial
- Utari Krisnawati
- Febriandi
- Andri Syahputra
- Riky Septianto
- Yulia Putri
- Lilis Suryaningsih
- Didi Ismanto
Saat ini Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan mentawai masih
kekurangan pegawai karena beberapa posisi seperti Kepala Seksi Penataan
Pertanahan dan Kepala Seksi Penanganan Masalah Dan Pengendalian
Pertanahan di tugaskan kepada Kepala Seksi Bidang 1 dan Kepala Sub
Bagian TU. Selain itu, untuk Subseksi, posisi yang diisi hanya Subseksi

9
Pengukuran dan Pemetaan Kadastral serta Subseksi Pendaftaran Hak Tanah
saja. Walaupun dengan kondisi tersebut tidak mengurangi kinerja Kantor
Pertanahan Kabupaten Kepulauan mentawai untuk memberikan pelayanan
publik terbaik kepada masyarakat. Terbukti untuk mendukung pelayanan
prima kepada masyarakat Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan
Mentawai membuat suatu inovasi terkait “Teras Agraria” yang merupakan
kantor pelayanan yang disediakan di Kota Padang (Ibukota Provinsi) sebagai
tambahan pelayanan dari Kantor Pertanahan yang ada di Tua Pejat (Ibukota
Kabupaten) yang bertujuan untuk membantu masyarakat mendapatkan
pelayanan tanah semakin dekat dan mudah, mengingat wilayah kerja Kantor
Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai yang berupa daerah kepulauan
dan transportasi antar pulau yang masih terbatas.

3. Visi dan Misi


Menjalankan tugas dan fungsinya Kantor Pertanahan Kabupaten
Kepulauan Mentawai memiliki Visi dan Misi organisasi yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
- Visi
Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, serta keadilan dan berkelanjutan
sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.
- Misi
Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan
untuk:
a. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru
kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan
pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan.
b. Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan
bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T).
c. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan
mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh
tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan

10
pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di
kemudian hari.
d. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan,
Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi akan
datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat.
Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip,
dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.

4. Tugas Pokok dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan Calon Analisis Permohonan Hak Tanah dan Pendaftaran
Tanah berada di bawah Seksi Hubungan Hukum Pertanahan. Adapun tugas
dari seksi dua yaitu melakukan pengoordinasian dan pelaksanaan penetapan
hak tanah dan pemberdayaan hak tanah masyarakat, pendaftaran hak tanah
dan pemeliharaan data hak tanah serta pembinaan PPAT. Mendukung tugas
tersebut, Seksi Hubungan Hukum Pertanahan menyelenggarakan beberapa
fungsi yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pemberian penetapan, perpanjangan dan penetapan
kembali hak perseorangan dan badan hukum swasta, serta hak atas
ruang dan hak komunal;
2. Penyiapan bahan pemberian izin dan penetapan hak atas tanah badan
sosial/keagamaan serta penegasan sebagai tanah wakaf, tanah bekas
milik Belanda dan bekas tanah asing lainnya;
3. Penyiapan bahan penunjukan badan hukum tertentu yang dapat
mempunyai hak milik;
4. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi tanah hak perseorangan dan
badan hukum swasta, serta hak atas ruang;
5. Pelaksanaan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat;
6. Penyiapan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan lembaga non
pemerintah dalam rangka pemberdayaan hak atas tanah masyarakat;

11
7. pelaksanaan pengembangan dan diseminasi model pemberdayaan hak
atas tanah masyarakat;
8. Pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah, hak atas ruang, hak milik atas
satuan rumah susun, hak pengelolaan, hak tanggungan, tanah wakaf,
hak atas tanah badan sosial/keagamaan dan pencatatan pembatalan hak
serta hapusnya hak;
9. Pemeliharaan data pendaftaran tanah dan ruang, hak milik atas satuan
rumah susun, hak pengelolaan, tanah wakaf, dan pemberian izin
peralihan hak, pelepasan hak, perubahan penggunaan dan perubahan
pemanfaatan/komoditas, peralihan saham, pengembangan dan
pembinaan PPAT;
10. Pengelolaan informasi dan Komputerisasi Kegiatan Pertanahan
berbasis data yuridis; dan
11. Pelaksanaan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan di seksi hubungan hokum pertanahan.
Seksi Hubungan Hukum Pertanahan terdiri tiga subseksi dan kelompok
jabatan fungsional, adapun tugas dari masing-masing subseksi dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Subseksi Penetapan Hak Tanah dan Pemberdayaan Hak Tanah
Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan
teknis, koordinasi, pemantauan, pelaksanaan pemberian penetapan,
perpanjangan dan penetapan kembali hak perseorangan dan badan
hukum swasta, serta hak atas ruang dan hak komunal, penyiapan bahan
pemberian izin dan penetapan hak atas tanah badan sosial/keagamaan
serta penegasan sebagai tanah wakaf, tanah bekas milik Belanda dan
bekas tanah asing lainnya, penyiapan bahan penunjukan badan hukum
tertentu yang dapat mempunyai hak milik, pelaksanaan inventarisasi
dan identifikasi tanah hak perseorangan dan badan hokum swasta, hak
atas ruang, pelaksanaan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat,
penyiapan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan lembaga non
pemerintah dalam rangka pemberdayaan hak atas tanah masyarakat,

12
pelaksanaan pengembangan dan diseminasi model pemberdayaan hak
atas tanah masyarakat, serta evaluasi dan pelaporan.
2. Subseksi Pendaftaran Hak Tanah mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan,
pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah, hak atas ruang, hak milik atas
satuan rumah susun, hak pengelolaan, hak tanggungan, tanah wakaf,
hak atas tanahbadan sosial/keagamaan dan pencatatan pembatalan hak
serta hapusnya hak, serta evaluasi dan pelaporan.
3. Subseksi Pemeliharaan Data Hak Tanah dan Pembinaan PPAT
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis,
koordinasi, pemantauan, pemeliharaan data pendaftaran tanah dan
ruang, hak milik atas satuan rumah susun, hak pengelolaan, tanah
wakaf, dan pemberian izin peralihan hak, pelepasan hak, perubahan
penggunaan dan perubahan pemanfaatan/komoditas, peralihan saham,
pengembangan dan pembinaan PPAT, serta pengelolaan informasi dan
Komputerisasi Kegiatan Pertanahan berbasis data yuridis, serta
evaluasi dan pelaporan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 18 Tahun 2015, adapun tugas dan fungsi dari Calon Analis
Permohonan Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah yaitu: melakukan analisis
terhadap permohonan hak tanah dan pendaftaran tanah yang dilakukan
melalui proses pemeriksaan kelengkapan berkas permohonan, uraian
tugasnya dapat dijabarkan sebagai berikut
1. Menyusun bahan usulan rencana kegiatan dan anggaran dibidang
hubungan hukum pertanahan
2. Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas permohonan dan surat-
surat yang berhubungan dengan permohonan Hak Tanah dan
pendaftaranTanah berdasarkan disposisi pimpinan;
3. Menganalisa dan memproses berkas permohonan sesuai ketentuan
yang berlaku;
4. Mempersiapkan petunjuk/penjelasan atas surat dari masyarakat/pihak
lain yang menyangkut hak tanah dan pendaftaran tanah;

13
5. Membuat hasil risalah berdasarkan jenis layanan yang diserahkan
kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti;
6. Membuat konsep SK berdasarkan jenis layanan permohonan
pendaftaran tanah;
7. Menyusun bahan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang Hak
Tanah dan Pendaftaran Tanah; dan
8. Menyusun konsep naskah kedinasan lainnya di bidang Hubungan
Hukum pertanahan.

5. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 38 Tahun 2016 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Dan Kantor
Pertanahan adapun susunan strukstur organisasi yang ada di Kantor
Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai dapat dilihat di dalam bagan
berikut:

14
Gambar 2. Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai

KEPALA
KEPALAKANTOR
KANTORPERTANAHAN
PERTANAHAN
MUHAMMAD RASUL
NIP. 19671231
YUNALFI,
YUNALFI, 199403
A.Ptnh.,
A.Ptnh., M.M.1 053
M.M.
NIP. Penata199003
NIP.19670729
19670729 (III/c) 11001
199003 001
Pembina
Pembina( (IV/a)
IV/a) KEPALA
KEPALA SUBBAGIAN
SUBBAGIAN TATA
TATA USAHA
USAHA

MEYESTER
MEYESTER L.R.L.
L.R.L. SIREGAR,
SIREGAR, S.H.
S.H.
NIP.
NIP. 19770517
19770517 200502
200502 22 001
001
Penata
Penata Tk.I
Tk.I (III/d)
(III/d)

URUSAN
URUSANPERENCANAAN,
PERENCANAAN, URUSAN
URUSANKEUANGAN
KEUANGAN URUSAN
URUSANUMUM
UMUMDAN
DAN
EVALUASIDAN
EVALUASI DANPELAPORAN
PELAPORAN DAN
DANBMN
BMN KEPEGAWAIAN
KEPEGAWAIAN
DARU
DARUPROBO
PROBOLAKSONO,
LAKSONO,S.E.S.E.
NIP.
NIP.19831103
19831103200804
20080411001
001
Penata
Penata(III/a)
(III/a)

KEPALA
KEPALA SEKSI
SEKSI KEPALA
KEPALA SEKSI
SEKSI HUBUNGAN
HUBUNGAN PLT.
PLT. KEPALA
KEPALA SEKSI
SEKSI PENATAAN
PENATAAN KEPALA
KEPALA SEKSI
SEKSI PENGADAAN
PENGADAAN PLT.
PLT. KEPALA
KEPALA SEKSI
SEKSI PENANGANAN
PENANGANAN
INFRASTRUKTUR MASALAH
MASALAH DAN
DAN PENGENDALIAN
PENGENDALIAN TANAH
TANAH
INFRASTRUKTUR PERTANAHAN
PERTANAHAN HUKUM
HUKUM PERTANAHAN
PERTANAHAN PERTANAHAN
PERTANAHAN TANAH
TANAH
SUYATNA
SUYATNA RAHMATSYAH,
RAHMATSYAH, S. S. KOM.
KOM. SUYATNA
SUYATNA INDRA
INDRA MUCHTAR,
MUCHTAR, S.SiT.S.SiT. MEYESTER
MEYESTER L.R.L.
L.R.L. SIREGAR,
SIREGAR, S.H.
S.H.
NIP.
NIP. 19611212
19611212 198403
198403 11 002
002 NIP.
NIP. 19850524
19850524 200804
200804 11 001
001 NIP.
NIP. 19611212
19611212 198403
198403 11 002
002 NIP.
NIP. 19750613
19750613 199803
199803 11 004
004 NIP.
NIP. 19770517
19770517 200502
200502 22 001
001
Penata
Penata (III/c)
(III/c) Penata
Penata (III/c)
(III/c) Penata
Penata (III/c)
(III/c) Penata
Penata Tk.I
Tk.I (III/d)
(III/d) Penata
Penata Tk.I
Tk.I (III/d)
(III/d)

KEPALA
KEPALASEKSI
SEKSI SUBSEKSI
SUBSEKSIPENETAPAN
PENETAPANHAK
HAKTANAH
TANAH SUBSEKSI
SUBSEKSIPENATAGUNAAN
PENATAGUNAANTANAH
TANAH SUBSEKSI
SUBSEKSIPEMANFAATAN
PEMANFAATANTANAH
TANAH SUBSEKSI
SUBSEKSIPENANGANAN
PENANGANANSENGKETA
SENGKETA
INFRASTRUKTUR DAN
DANPEMBERDAYAAN
PEMBERDAYAANHAK
HAKTANAH DAN
DANKAWASAN
KAWASANTERTENTU PEMERINTAH
PEMERINTAHDAN
DANPENILAIAN
INFRASTRUKTURPERTANAHAN
PERTANAHAN TANAH TERTENTU PENILAIAN KONFLIK
KONFLIKDAN
DANPERKARA
PERKARA
MASYARAKAT
MASYARAKAT TANAH
TANAH PERTANAHAN
PERTANAHAN

SUBSEKSI
SUBSEKSI PENGUKURAN
PENGUKURANDAN
DAN SUBSEKSI
SUBSEKSI PENDAFTARAN
PENDAFTARAN HAK
HAK SUBSEKSI
SUBSEKSI LANDREFORM
LANDREFORM DAN
DAN SUBSEKSI
SUBSEKSIFASILITASI
FASILITASIPENGADAAN
PENGADAAN SUBSEKSI
SUBSEKSI PENGENDALIAN
PENGENDALIAN
PEMETAAN TANAH DAN
DANPENETAPAN
PENETAPANTANAH
PEMETAANKADASTRAL
KADASTRAL TANAH KONSOLIDASI
KONSOLIDASITANAH
TANAH TANAH PERTANAHAN
PERTANAHAN
PEMERINTAH
PEMERINTAH
MARRIO MUHAMMAD
MUHAMMADRASUL RASUL
MARRIOEKASAPUTRA
EKASAPUTRA ARSAYID
ARSAYIDRIDHO,
RIDHO,S.H. S.H.
NIP.
NIP.19890322
19890322201101
20110111002002 NIP.
NIP. 19671231
19671231 199403
199403 11 053
053 NIP.
NIP. 19910601
19910601201801
20180111001
001
Penata Penata
Penata (III/c)
(III/c)
Penata Muda
Muda (III/)
(III/) Penata
Penata (III/c)
(III/c)

SUBSEKSI
SUBSEKSIPEMELIHARAAN
PEMELIHARAANDATA
DATA
HAK
HAKTANAH
TANAHDAN
DANPEMBINAAN
PEMBINAANPPAT
PPAT

ANNISA
ANNISAINTEN
INTENTESYA,
TESYA,S.H.S.H.
NIP.
NIP. 19940808
19940808 201801
201801 22 001
001
Penata
Penata (III/c)
(III/c)
15
B. DESKRIPSI KHUSUS
1. Program dan Kegiatan Saat ini
Terdapat beberapa program dan kegiatan yang sedang dilaksanakan oleh
Kantor Pertanahan Kabupaten kepulauan Mentawai pada tahun 2019, yaitu:
1. Rutin
Adapun pelayanan rutin yang dilaksanakan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kepulauan Mentawai belum seperti di Kantor Pertanahan lain
yang memang volume kegiatan rutinnya banyak. Pemohon untuk
kegiatan rutin di Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai ra-
rata berasal dari PPAT. Permohonan untuk pelayanan rutin masih kurang
mungkin karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya
sertifikat untuk tanah hak milik dan keuntungan pensertifikatan tanah,
selain itu dengan kondisi masyarakat Kepualauan Mentawai yang
memang belum terlalu maju dan transportasi antar pulau yang susah
sehingga Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai memberi
solusi kepada masyarakat dengan menyediakan Teras Agraria agar
pelayanan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat. Selain itu mungkin
perlu adanya penyebaran informasi di kantor-kantor kepala desa agar
informasi pelayanan pertanahan dapat menjangkau masyarakat, karena
memang jaringan komunikasi belum memadai di daerah-daerah
Kabupaten Kepulauan Mentawai.

2. Pendaftaran Tanah Sistematik lengkap


Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang dilakukan
Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah sebanyak
2500 bidang tanah. Dilakukan di dua desa yaitu Desa Saumanganya
yang berada di Kecamatan Pagai Utara dan Desa Muara Sikabaluan di
Kecamatan Siberut Utara. Program PTSL sangat baik terlaksana karena
dapat mencapai target sebelum waktu yang ditentukan. Kantor
Pertanahan Kabupaten Kepulauan dapat menyelesaikan 2500 bidang di
akhir bulan April untuk Kluster 1 yaitu bidang tanah yang memenuhi
syarat untuk diterbitkan sertifikat. Keberhasilan pencapaian target ini

16
membuat Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai mendapat
tambahan target untuk PTSL sebanyak 2000 bidang tanah.

3. Redistribusi
Penataan ketimpangan struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan
dan pemanfaatan tanah (P4T) menuju struktur yang berbasis hukum,
damai dan berkelanjutan merupakan amanat konstitusi yang dikenal
dengan terminologi Reforma Agraria. Implementasi cita-cita mulia dan
perintah konstitusi ini dilaksanakan melalui kegiatan Redistribusi Tanah
dan kegiatan Konsolidasi Tanah. Adapun kegiatan yang dilaksanakan di
Kantor Pertanahan Kabupaten Mentawai dalam waktu dekat ini yaitu
Redistribusi Tanah sebanyak 1000 bidang. Walaupun adanya
penambahan bidang untuk kegiatan PTSL, Kantor Pertanahan Kabupaten
Kepulauan Mentawai tetap mengusahakan yang terbaik untuk
terselenggaranya redistribusi tanah untuk masyarakat.

2. Role Model
Kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilakukan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kepulauan Mentawai tidak terlepas dari peran serta dukungan
para pegawai, baik dukungan Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun
Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) yang membimbing dan
mengajari penulis selalu memberikan kontribusi terbaik bagi instansi
tempat penulis mengabdi. Setiap pegawai bekerja secara professional dan
saling bahu membahu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat
sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Selama penulis bekerja
pada Kantor Pertanahan Kepulauan Mentawai, sosok yang menjadi panutan
bagi penulis dan bisa dijadikan contoh yang patut diteladani adalah bapak
Rahmatsyah, S.Kom selaku Kepala Seksi Hubungan Hukum Pertanahan
dan juga selaku mentor penulis.
Adapun sikap dan prilaku yang patut diteladani dari Bapak Rahmatsyah,
S.Kom bagi seluruh pegawai adalah beliau merupakan sosok yang memiliki
dedikasi tinggi, bertanggung jawab, mengayomi bawahannya, sehingga

17
memotivasi bawahannya agar giat dalam bekerja dan bertanggung jawab
dengan apa menjadi tugas dan wewenangnya. Bapak Rahmat selalu bekerja
dengan totalitas dan selalu menekankan setiap pekerjaan itu harus
dilakukan dengan prosedur dan aturan yang telah ditetapkan. Bapak
Rahmat juga merupakan pemimpin yang tidak terlalu banyak bicara tapi
selalu perhatian, ramah, dan juga baik kepada bawahannya.
Hal tersebut dapat terlihat dalam kinerja beliau pada program PTSL
yang banyak memiliki hambatan, kendala dan segala keterbatasan di pulau,
namun beliau dapat bekerja sama dengan baik di lapangan untuk
mengatasinya. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai baik ketika di lapangan maupun di kantor. Menghargai
komunikasi, konsultasi dan kerja sama di dalam setiap permasalahan yang
dihadapi selama menjalankan pekerjaan dan selalu mengusahakan yang
terbaik untuk bawahannya. Ketika ada kendala selalu sharing untuk
menemukan jalan terbaik untuk totalitas pekerjaan yang dijalankan dan
selalu berupaya agar pekerjaan dapat terpenuhi sebelum target yang
ditetapkan.

18
BAB III
REALISASI AKTUALISASI

A. Realisasi Kegiatan dan Out Put Kegiatan


Realisasi kegiatan yang telah dirancang mulai diaktualisasikan pada
peserta latsar saat kembali ke unit kerja masing-masing, yaitu pada tanggal 27
Mei 2019 sampai dengan tanggal 5 Juli 2019. Adapun realisasi kegiatan dan
output kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis antara lain sebagai berikut:

1. Menyiapkan rancangan pelaksanaan penataan warkah PTSL dengan sistem


digital;
Tahapan kegiatan yang penulis lakukan di dalam kegiatan menyiapkan
rancangan pwlaksanaan penataan warkah PTSL dengan sistem digital ini,
yaitu:
a. Konsultasi dengan atasan terkait rancangan yang sudah di konsep;
Kegiatan aktualisasi yang penulis lakukan pertama kali yaitu melakukan
konsultasi dengan Mentor terkait warkah mana yang sebaiknya
dilakukan penyusunan dan didigitaisasi. Hasil dari konsultasi ini
diambillah keputusan bahwa warkah yang disusun adalah warkah PTSL
tahun 2018, karena kondisinya belum disusun.

Gambar 3. Konsultasi dengan Kepala Seksi Bidang Hubungan Pertanahan


Terkait Warkah yang Akan Ditata Secara Digital

b. Mempelajari penggunaan aplikasi Microsoft Excel dan Microsoft


Access yang akan digunakan untuk pendigitalisasian warkah;
Mendukung proses pendigitalisasian warkah, penulis memutuskan
untuk mempelajari ulang beberapa aplikasi yang sekiranya menunjang
di dalam penyusunan warkah yaitu aplikasi Microsoft Excel dan
Microsoft Access. Oleh sebab itu, maka penulis membeli buku panduan

19
di dalam pelaksanaan aktualisasi ini, yaitu buku yang berjudul “Kupas
Tuntas Microsoft Access 2019” yang disusun oleh Tim Kreatif
MADCOMS.

Gambar 4. Buku Panduan Pemakaian Aplikasi


Microsoft Access

c. Mengunduh dan menginstal aplikasi Microsoft Excel, Microsoft Access


pada komputer dan aplikasi Camscan, Google Drive pada handphone.
Dikarenakan keterbasan orang diakibatkan banyaknya karyawan yang
diarahkan ke pulau untuk kegiatan PTSL sehingga dalam aktualisasi
penulis mengoptimalkan penggunaan aplikasi yang ada untuk
memudahkan dalam melakukan kegiatan scanning dan penyusunan
warkah secara digital untuk menghemat waktu yang memang dirasa
cukup singkat di dalam penyusunan warkah. Agar lebih up to date
penulis meminta bantuan kepada rekan CPNS Calon Pengelola Sistem
Jaringan untuk menginstal dan mengupdate aplikasi Microsoft Office
pada komputer penulis guna mengoptimalkan performa aplikasi
Microsoft Excel dan Microsoft Access. Melakukan kegiatan scanning
diupayakan dilakukan dengan printer yang memang dilengkapi dengan
fungsi scanning, namun karena keterbatasan printer dan penghematan
waktu maka sebagian warkah di-scanning dengan menggunakan
handphone melalui aplikasi camscan yang di-download melalui google
play store sedangkan untuk penyimpanan data warkah agar bisa diakses

20
dan disimpan secara langsung maka penyimpanan dilakukan dengan
menggunakan google drive untuk menyimpan hasil scan warkah ini.
Adapun account google yang dipakai untuk penyimpanan warkah yaitu
mentawai.bpnkm10@gmail.com.

Gambar 5. Tampilan Aplikasi Camscan dan Google Drive pada Handphone dan
Account Email yang Dipakai untuk Warkah

Output yang penulis dapat dari kegiatan menyiapkan rancangan


pelaksanaan penataan warkah PTSL dengan sistem digital yaitu:
a. Izin untuk mendigitalisasikan warkah PTSL 2018 di kantor pertanahan
Kabupaten Kepulauan Mentawai dari Kepala Seksi Hubungan Hukum
Pertanahan.
b. Menemukan buku yang dapat dipelajari untuk aplikasi yang digunakan
dalam pendigitalisasian warkah, yaitu buku dengan judul “Kupas
Tuntas Microsoft Access 2019” yang disusun oleh Tim Kreatif
MADCOMS.
c. Pengunduhan dan penginstalan aplikasi:
- Pada komputer: Microsoft Office 2010 yang memuat Microsoft
Excel dan Microsoft Access
- Pada Handphone: Aplikasi Camscan dan Google Drive yang
didownload dari google playstore
- Membuat email untuk account yang digunakan membuka aplikasi
google drive bisa diakses untuk menyimpan data warkah secara
digital yaitu: mentawai.bpnkm10@gmail.com

21
2. Melaksanakan kegiatan penginputan data warkah dengan menggunakan
sistem digitalisasi
a. Berkoordinasi dengan tim yang telah dibentuk untuk melakukan
inventarisasi, scanning dan penginputan data warkah;
Penulis meminta bantuan kepada rekan sesama CPNS dan pegawai
PPNPN yang ada di kantor untuk bersedia membantu dalam proses
pendigitalisasian warkah PTSL 2018.

Gambar 6. Koordinasi dengan Tim

b. Mengumpulkan dan menyusun warkah PTSL pada tempat yang telah


disediakan berdasarkan desa;
Tahapan kegiatan ini penulis lakukan dengan mengurutkan nomor
warkah dari mulai yang terkecil hingga yang terbesar. Karena ada dua
desa untuk warkah PTSL 2018 sehingga penulis memisahkan dan
mengelompokkan warkah dengan melabeli antara desa Sikakap dan
Matobe dengan warna label yang berbeda. Warkah yang sudah
dikelompokkan berdasarkan desa, penulis susun di rak dokumen yang
ada di kantor dengan rapi.

22
Gambar 7. Penyusunan Warkah

c. Melakukan scanning berdasarkan desa PTSL;


Tahapan kegiatan ini penulis lakukan dengan memilih desa Sikakap
sebagai desa pertama yang warkahnya akan didigatilisasikan, karena
nomor warkahnya dimulai dari nomor terkecil, dibandingkan Desa
Matobe. Proses scanning dilakukan dengan menggunakan aplikasi
CamScan untuk mempercepat proses scanning. Dilakukan pada jam-
jam senggang, ketika tugas lain juga dilakukan. Karena penulis juga
ditunjuk sebagai petugas loket sehingga kegiatan aktualisasi dilakukan
disela-sela waktu senggang ketika kegiatan rutin tidak ada.

23
Gambar 8. Kegiatan Scanning Data Warkah

d. Menginput data dan menyatukan semua data hasil scanning yang


dilakukan tim;

24
Semua data hasil scanning yang dilakukan dikumpulkan di dalam
google drive agar mudah diakses dan dikumpulkan. Adapun akun email

yang dipakai untuk kegiatan pengumpulan data warkah ini, yaitu


mentawai.bpnkm10@gmail.com.
Gambar 9. Gambar Tampilan Warkah Pada Google Drive Beradasarkan Nomor DI.208

Tujuan warkah dimasukkan ke dalam google drive agar mudah


diakses dari Teras Agraria dan Kantor Pertanahan Kabupaten
Kepulauan Mentawai di Tua Pejat. Jadi walaupun warkah ada di Teras
Agraria ataupun berada di Tua Pejat, warkah tetap bisa diakses secara
bersama. Selain dikumpulkan di dalam google drive, warkah juga
dipindahkan ke dalam hardisk, sehingga warkah juga lebih mudah
ditemukan oleh petugas warkah yang akan mencari di database. Pada
prinsipnya pemakaian Microsoft Excel hanya membantu penginputan di
dalam Microsoft Access untuk pertama kali, karena jika dilakukan
secara manual penulis harus melakukan satu persatu. Setelah Database
di Microsoft Axcel jadi, maka database yang ada di Microsoft Acces
dapat dengan mudah di akses. Adapun bentuk database dalam bentuk
Microsoft Axcel, yaitu:

25
26
27
Gambar 10. Gambar Database Berbentuk Microsoft Excel

28
Setelah data dimasukkan di dalam microsof Excel, maka data
dipindahkan ke Microsoft Access agar lebih mudah digunakan. Selain
itu penulis juga membuat form yang dapat memudahkan pemanggilan
data warkah dan peginputan atau penambahan data warkah yang baru di
dalam database. Adapun bentuk form yang digunakan, yaitu:

Gambar 11. Gambar Database Berbentuk Form pada Microsoft Access

e. Melakukan pengecekan dan perbaikan file-file yang sudah diinput di


database jika ada kesalahan;
Penulis melakukan pengecekan kembali kepada data warkah dan data
yang dihubungkankan melalui hyperlink di Microsoft Excel dan
mengecek attachment yang ada di Microsoft Access.
f. Memperbaiki kesalahan penginputan file warkah.
Kenyataannya terdapat beberapa file yang penomorannya berbeda
dengan data scanning yang sudah diambil sehingga penulis
memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.
Output yang penulis dapat dari kegiatan penginputan data warkah dengan
menggunakan sistem digitalisasi yaitu:

29
a. Arsip warkah yang sudah dikelompokkan berdasarkan nama desa,
sudah diberi label, dan disusun rapi di rak dokumen yang tersedia.
b. Hasil scanning data warkah dalam bentuk file yang berjenis Portable
Document Format (pdf)
c. Database yang sudah disusun berurutan berdasarkan nomor warkah di
dalam google drive dan hardisk kantor serta dikelompokan berdasarkan
desa.
d. Database warkah yang dapat diakses dalam aplikasi Microsof Access,
disajikan dalam bentuk tabel dan form yang dapat memudahkan
pengaksesan warkah digital.
e. Dokumentasi berupa foto selama kegiatan.

3. Melaksanakan sosialisasi database


a. Menyiapkan petunjuk langkah-langkah pemakaian database
Pada kegiatan ini penulis mempelajari dan mencatat langkah-langkah
yang dipakai untuk mengakses database warkah melalui Microsoft
Access. Selanjutnya penulis merangkum langkah-langkah tersebut di
dalam pdf untuk dicetak dan dibagikan kepada pegawai yang ditunjuk
sebagai petugas yang mengurusi warkah dan kepada petugas loket yang
kadang membutuhkan data warkah. Berikut susunan langkah-langkah
yang disusun untuk mengakses database warkah:

30
31
Gambar 12. Langkah-Langkah Pemakaian Database Warkah Digital

32
b. Melakukan sharing dengan petugas warkah terkait penggunaan database
Kegiatan ini penulis lakukan dengan mengajarkan secara langsung
pegawai yang sekiranya sering menggunakan warkah dalam
pekerjaannya dan membuat video tutorial yang bisa digunakan di dalam
penginputan atau pencarian data warkah agar lebih mudah.

Gambar 13. Melakukan Sharing dengan Petugas Warkah

33
Gambar 14. Beberapa Cuplikan di Video Tutorial
c. Menyebarkan tata cara penggunaan database melalui Google Drive
sehingga ketika akan mengakses warkah bisa dilihat dan bisa juga
selalu diupdate jika memerlukan perubahan. Selain menyimpan tata
cara dan file warkah di Google drive penulis juga menyebarkan melalui
Whats Application langkah-langkah mengakses database tersebut.

34
Gambar 15. Sharing Tutorial Melalui Aplikasi WhatsApp Grup

Output yang penulis dapat dari kegiatan penginputan data warkah


dengan menggunakan sistem digitalisasi yaitu:
a. Tata cara penggunaan aplikasi database di Microsof Access untuk
mencari data warkah.
b. Tata cara penginputan database baru di Google Drive dan cara melink
data warkah berupa pdf dengan data warkah yang ada di Microsoft
Access secara tertulis.
c. Video Tutorial terkait pemakaian aplikasi database warkah digital.
d. Dokumentasi berupa foto selama kegiatan.

4. Membuat laporan kegiatan terkait digitalisasi warkah


a. Menyiapkan laporan kegiatan
Setelah aktualisasi selesai penulis membuat laporan kegiatan aktualisasi
sebagai bentuk pertanggung jawaban penulis terhadap aktualisasi yang
dilaksanakan. Format yang dipakai sesuai dengan penulisan laporan
kegiatan biasanya.
b. Melaporkan hasil kegiatan

35
Pada kegiatan ini, penulis melaporkan kegiatan yang dilaksanakan
kepada mentor, memberikan laporan kegiatan dan melihatkan hasil
aktualisasi yang dibuat kepada mentor agar bisa diberikan masukan.
c. Merevisi laporan sesuai dengan kritik dan saran yang masuk
Masukan yang diterima langsung penulis benarkan. Mentor dan Kepala
Kantor memberikan saran agar pendigitalisasian warkah ini tidak hanya
berhenti hingga aktualisasi selesai.
Output yang penulis dapat dari kegiatan penginputan data warkah
dengan menggunakan sistem digitalisasi yaitu:
a. Laporan kegiatan pendigitalisasian warkah yang sudah direvisi
b. Dokumentasi

B. Faktor Pendukung Realisasi Aktualisasi


Realisasi kegiatan aktualisasi ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik
tanpa adanya pendukung yang membantu penulis selama proses pelaksanaan
aktulisasi ini. Adapun faktor-faktor pendukung yang membantu melancarkan
kegiatan aktualisasi ini adalah:
1. Dukungan dari berbagai pihak seperti Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Kepulauan Mentawai, mentor sekaligus Kepala Seksi
Hubungan Hukum Pertanahan dan seluruh rekan kerja yang memberi
motivasi, bimbingan, arahan, saran, dan juga kritikan sehingga penulis
dapat melaksanakan kegiatan aktualisasi ini dengan baik dan lancar. Selain
itu penulis banyak mendapatkan motivasi dan semangat kerja agar giat
melaksanakan aktualisasi, walaupun dengan situasi dan kondisi kerja yang
dibilang padat.
2. Tersedianya fasilitas kantor yang dapat penulis gunakan dalam proses
pengerjaan aktualisasi, seperti alat tulis, printer, laptop, akses internet
dengan menggunakan wifi yang memudahkan dalam pengerjaan kegiatan
maupun dalam menyusun laporan aktulisasi.
3. Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan kantor
saat ini, karena warkah 2018 yang memang belum disusun dengan baik,
sehingga penulis membantu dalam merapikan berkas warkah dan

36
mendigitalisasikan data warkah yang disusun tersebut pada Kantor
Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

C. Faktor Penghambat Realisasi Aktualisasi


Faktor yang menjadi penghambat dalam realisasi aktualisasi selama proses
habituasi di tempat kerja yaitu kurangnya orang di dalam melakukan proses
scanning karena sebagian besar pegawai dikerahkan ke pulau untuk
melakukan pengukuran bidang dan pengumpulan data yuridis. Dikarenakan
memang kondisinya butuh banyak orang di lapangan untuk mengoptimalkan
pencapaian PTSL mengingat kondisi wilayah yang berupa kepulauan serta
adanya penambahan target PTSL sebanyak 2.000 bidang untuk Kantor
Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Namun, mengingat
pendigitalisasian warkah dapat dilakukan secara berkelanjutan, sehingga
setelah habituasi pun pendigitalisasian warkah tetap akan dilanjutkan.
Keterbatasan tempat penyusunan warkah pun menjadi halangan di dalam
pelaksanaan aktualisasi ini, mengingat terbatasanya tempat yang disediakan
untuk warkah di Teras Agraria karena memang ruangan khusus untuk warkah
belum tersedia. Walaupun adanya keterbatasan tempat, namun penulis tetap
mengoptimalkan pemakaian rak warkah yang tersedia agar lebih terlihat rapi
dan penyusunannya dapat lebih teratur.

D. Kegiatan Peserta Pada Saat Habituasi Diluar Kegiatan Aktualisasi


Adapun kegiatan yang penulis kerjakan di luar kegiatan habituasi selama
proses aktualisasi ini berjalan, yaitu:
1. Melaksanakan kegiatan rutin di loket sehingga setiap adanya berkas rutin
masuk, penulis melayani pemohon yang datang untuk kegiatan pelayanan
pertanahan.
2. Selesainya penyelenggaraan PTSL 2019 dan penambahan 2000 bidang di
Kantor Pertanahan Mentawai menuntuk penulis beserta teman-teman lain
harus segera mencetak sertifikat dan memeriksa data-data yuridis dan
risalah-risalah yang belum lengkap.

37
3. Penulis juga mengikuti kegiatan Halal Bihalal dan acara IKAWATI
Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Barat di Hotel Kriyad Bumi Minang
pada tanggal 28 Juni 2019.

38
BAB IV
ANALISA

A. Realisasi Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan


Pelaksanaan kegiatan aktualisasi bertujuan agar Calon Pegawai Negeri Sipil
dapat menerapkan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara yang telah dipelajari
saat kegiatan on class selama pelatihan dasar yang dilaksanakan selama 21 hari di
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan
Pertanahan Nasional. Calon Pegawai Negeri Sipil diharapkan dapat menerapkan
nilai-nilai dasar yang mencakup nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) di unit kerja masing-masing.
Penerapan ANEKA dalam kegaitan aktualisasi yang dilaksanakan pada Kantor
Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai, yaitu:

Kegiatan 1: Menyiapkan rancangan pelaksanaan penataan warkah PTSL


dengan sistem digital
1. Konsultasi dengan Atasan terkait rancangan yang sudah dikosep
a. Akuntabilitas
Adanya semangat kerja sama dalam mencapai kinerja yang diharapkan
merupakan cerminan dari akutanbilitas kelompok yang dibiasakan di tempat
proses aktualisasi ini dilakukan. Arahan dari pemimpin merupakan bentuk
akuntabilitas yang patut dicontoh oleh bawahan, karena pemimpin yang baik
akan memberikan contoh teladan di dalam pelaksanaan tugasnya.
b. Etika Publik
Seorang Aparatur Sipil Negara harus melaksanakan tugas sesuai dengan
perintah atasan dan dijalankan berdasarkan peraturan perundangan dan etika
pemerintah yang berlaku. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
dengan menyampaikan kepada pemimpin terkait maksud dan tujuan
dilakansakannya aktualisasi merupakan cerminan dari etika publik yang baik.
c. Komitmen Mutu
Menyampaikan maksud dan tujuan aktualisasi dapat meningkatkan mutu
kinerja dalam penerapan aktualisasi. Adanya rancangan, planning kegiatan

39
yang matang dapat menjamin mutu pelaksanaan aktualisasi. Jika ada
kekurangan di dalam rencana tersebut dapat diperbaiki atau dapat menghemat
waktu dan prosedur yang digunakan di dalam proses digitalisasi warkah
sehingga meningkatkan mutu pengerjaan aktualisasi tersebut.

2. Mempelajari penggunaan aplikasi Microsoft Excel dan Microsoft Access


yang akan digunakan untuk pendigitalisasian warkah;
a. Nasionalisme
Aparatur Sipil Negara yang berorientasi pada kepentingan publik akan
berusaha melakukan variasi pada pelayanan, sehingga akan memotivasi
dirinya untuk selalu tetap belajar. Proses belajar yang dilakukan pun bisa dari
pengalaman selama melakukan pekerjaan maupun mempelajari sendiri
dengan menggali ilmu-ilmu baru yang menunjang pekerjaan maupun
terciptanya terobsan baru di tempat bekerja. Namun, di dalam pembelajaran
perlu adanya motivasi dan integritas yang kuat baik kepada kantor maupun
kepada Negara sehingga terciptalah nilai kecintaan terhadap Negara.
b. Anti Korupsi
Tanggung jawab spiritual yang di dapat dalam pelaksanaan anti korupsi
membuat timbulnya semangat untuk melakukan usaha terbaik di dalam setiap
pekerjaan yang dilakukan. Baik dalam proses pelaksanaan maupun dalam
menyajikan hasil dari pekerjaan. Kurangnya kesadaran spiritual inilah yang
menyebabkan seseorang kurang termotivasi di dalam melaksanakan sesuatu,
karena pekerjaan dilakukan tidak dari hati. Oleh karena itu perlu adanya
peningkatan spiritual dan membangun budaya spiritual itu sendiri di tempat
bekerja.
c. Etika Publik
Inisiatif di dalam meningkatkan kulitas diri baik dari segi pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan merupakan etika terhadap diri sendiri yang
akan berdampak juga bagiamana kita memperlakukan orang lain. Semakin
besar kesadaran beretika, maka akan semakin bagus cerminan dirinya yang
terlihat dari tindak tanduk dalam menghargai dirinya sendiri dan cara

40
memperlakukan orang lain. Belajar merupakan salah satu cara kita
memberikan penghargaan bagi diri sendiri.

3. Mengunduh dan menginstal aplikasi Microsoft Excel, Microsoft Access pada


komputer dan aplikasi Camscan, Google Drive pada handphone.
a. Komitmen Mutu
Mencetuskan inovasi dengan menciptakan dan menawarkan jasa atau barang
yang bersifat baru, lebih baik, atau lebih murah dibandingkan dengan yang
sudah tersedia merupakan bentuk pelaksanaan nilai-nilai komitmen mutu di
dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Mempercepat penyelesaian pekerjaan
dibantu dengan teknologi baru ataupun aplikasi baru yang dapat memudahkan
proses pelayanan merupakan proses di dalam menanmkan peningkatan mutu
pelayanan kepada masyarakat. Menolak teknologi dan pembaruan, lebih
memilih cara-cara lama yang sudah dibiasakan merupakan hal yang lumrah
ditemui, namun dengan memberikan penjelasan terkait inovasi ataupun
pembaruan yang dicetuskan, dan melakukan sharing akan membantu
menghilangkan gap yang ada, karena berbagi ilmu dan pengalaman di tempat
bekerja akan membantu meningkatkan performa bekerja.
b. Etika Publik
Peningkatan teknologi di dalam proses pelayanan publik memang suatu yang
harus dilakukan setiap unit kerja, namun hal ini harus diiringi dengan etika
yang baik dari Aparatur Sipil Negara yang menjalankannya. Ilmu yang tinggi
dan kemodernan kadang menggiring APARATUR SIPIL NEGARA baru
kepada sifat yang kurang beretika seperti kurang peduli akan sekitar, egois,
dan sombong sehingga susah untuk bergaul di tempat bekerja. Padahal
lingkungan kerja yang baikpun belum tentu menerima kita sekalipun kita
sudah baik kepada orang lain, untuk itu ilmu yang tinggi harus diiringi dengan
etika yang baik kepada orang lain.
c. Pelayanan Publik
Aparatur yang berorientasi pada kepentingan publik akan berusaha
memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat guna memuaskan kebutuhan
public yang beragam. Menghadapi tuntutan publik yang beragam perlu adanya

41
inovasi-inovasi yang ditumbuhkan di dalam pelayanan publik tersebut.
Penggunaan teknologi merupakan salah satu solusi di dalam mempercepat
sampainya pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, integritas yang tinggi
juga sangat dibutuhkan agar APARATUR SIPIL NEGARA mempunyai
komitmen menyediakan pelayanan yang sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan mereka sesuai dengan standar operasional pekerjaan masing-
masing.

Kegiatan 2: Melaksanakan Kegiatan Penginputan Data Warkah dengan


Menggunakan Sistem Digitalisasi
1. Berkoordinasi dengan tim yang telah dibentuk untuk melakukan inventarisasi,
scanning dan penginputan data warkah;
a. Akuntabilitas
Adanya semangat kerja sama di dalam setiap kegiatan yang dilakukan
membuat pekerjaan tersebut lebih ringan dilakukan. Kesadaran akan tugas
masing-masing merupakan tanggung jawab yang diemban oleh setiap anggota
kelompok jika bekerja di dalam satu tim yang sama. Adanya strategi di dalam
menyelesaikan masalah juga merupakan tanggung jawab bersama di dalam
mencapai tujuan yang sama, sehingga butuh planning dan rancangan yang
baik di dalam semua proses kegiatan yang dilakukan. Walaupun kadang ada
sebagian orang yang susah untuk bekerja di dalam tim, namun bagaimanapun
juga mampu bekerja secara tim merupakan tuntutan yang mau tidak mau akan
selalu dilakukan di tempat bekerja.
b. Etika Publik
Menghargai setiap pendapat yang dicetuskan di dalam melaksanakan suatu
pekerjaan merupakan cerminan di dalam pembiasaan nilai-nilai etika di dalam
kelompok. Perlunya komunikasi yang baik antar pegawai merupakan nilai
yang harus dijunjung di dalam pergaulan sehari-hari agar dinilai sebagai
individu yang beretika tinggi. Masukan-masukan selama proses habituasi
merupakan cerminan kepedulian pegawai lainnya yang harus dihargai,
banyaknya saran-saran yang membangun merupkan bentuk solidaritas di
tempat bekerja. Selain saran yang membangun, terdapat juga kritik yang juga
perlu diterima dengan lapang dada.

42
c. Whole of Government
Bentuk koordinasi, integritas dan perlibatan tim di dalam pelaksanaan
aktulaisasi maupun dalam pekerjaan sehari-hari merupakan salah satu bentuk
langkah-langkah yang ada di dalam penanaman prinsip whole of government.
Pada dasarnya dalam prinsip whole of government, prinsip kerja sama
merupakan salah satu yang diutamakan di dalam pengimplementasiannya.
Selain itu, pada prinsipnya di dalam Whole of government terdapat
kesejajaran tugas di dalam membuat sebuah pemecahan masalah dan
pelibatan semua tim. Semua bertanggung jawab untuk memberikan solusi
terbaik di dalam pengerjaan sebuah pekerjaan.

2. Mengumpulkan dan menyusun warkah PTSL pada tempat yang telah


disediakan berdasarkan desa;
a. Akuntabilitas
Kegiatan mengumpulkan warkah dan disusun berdasarkan desa secara rapi
merupakan salah satu fungsi yang dicapai di dalam penerapan akuntabilias
yaitu berupa peningkatan efektivitas dan efisiensi di dalam menyelesaikan
sebuah pekerjaan. Memudahkan sebuah pekerjaan merupakan tanggung jawab
sebagai Aparatur Sipil Negara di dalam setiap pelaksanaan tugasnya secara
professional. Bekerja dengan rapi juga merupakan cerminan sebagai Aparatur
Sipil Negara yang disiplin di dalam bekerja. Walupun kadang ada sebagian
orang yang memang tidak bisa bekerja secara rapi, tapi sebagai sesame
pegawai kita bisa memberikan masukan agar orang bersangkutan selalu ingat
jika bekerja harus sepenuh jiwa yang dapat tercermin dari kerapian diri sendiri
dan lingkungan.
b. Komitmen Mutu
Efisiensi yang tercermin di dalam pengumpulan dan pengelompokan warkah
yaitu dapat meringankan proses pengerjaan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan
tujuan di dalam pelaksanaan pekerjaan yang didasarkan nilai-nilai komitmen
mutu. Hakikatnya di dalam semua pekerjaan semua orang pasti menginginkan
pekerjaan cepat selesai, sehingga butuh strategi-strategi dalam peningkatan
mutu pekerjaan yang dilaksanakan. Selain itu butuh perbaikan-perbaikan atau

43
memikirkan cara-cara yang dianggap dapat meringankan pekerjaan dan
mempersingkat waktu pengerjaan demi mencapai mutu yang baik di dalam
bekerja.
c. Pelayanan Publik
Aparatur Sipil Negara yang berorientasi pada kepentingan public akan selalu
menanamkan dimensi kelengkapan dan akurasi di dalam memberikan
pelayanan. Hal ini tercermin di dalam pengerjaan penyusunan data warkah
yang membutuhkan akurasi agar susunan warkah dapat diurutkan dengan
benar dan memerikasa kelengkapan berkas warkah. Karena warkah
merupakan data Negara yang sifatnya harus dipelihara maka butuh
kecermatan di dalam penataannya.

3. Melakukan scanning berdasarkan desa PTSL;


a. Akuntabilitas
Melakukan kegiatan scanning terhadap data Negara yang bersifat rahasia
membutuhkan integritas yang tinggi di dalam pelakasanaan pengerjaannya.
Menjaga data warkah dengan mendigitalkannya juga merupakan bentuk nilai-
nilai akuntabilitas terhadap Negara di dalam memelihara data-data Negara dan
menjamin kerahasiaannya. Pendigitalisasian data warkah berupa hasil
scanning merupakan upaya di dalam mencegah terjadinya kehilangan, ataupun
kerusakan terhadap data-data Negara berupa warkah. Prosesnya pun harus
dilaksanakan dengan hati-hati agar tidak menghilangkan atau merusaka data
warkah.
b. Komitmen Mutu
Meningkatkan cara pemeliharaan warkah, salah satunya dengan melakukan
proses scanning terhadap warkah merupakan bentuk peningkatan mutu
pelayanan di dalam pemeliharan data tanah. Proses pengerjaannya yang
dilakukan berdasarkan desa ataupun lokasi dan menyusunnya secara rapi
berdasarkan penomoran warkah merupakan bentuk efisiensi di dalam
mengerjakan pekerjaan. Pembaruan proses pemeliharaan data tanah ini
merupakan bentuk inovasi yang dapat meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat sehingga mutu pelayanan pun dapat meningkat. Tuntutan

44
masarakat dapat terjawab dan pekerjaan pun dapat dipercepat dan
dimudahkan.
c. Manajemen ASN
Melakukan kegiatan scanning merupakan proses yang dilakukan untuk
memelihara data pertanahan berupa warkah. Warkah sebagai data Negara
yang harus dijaga dan dilindungi kerahasaiaannya merupakan tanggung jawab
bagi Aparatur Sipil Negara. Proses pengaturan memerlukan manajemen yang
baik di dalam pelaksanaannya. Pelaksanaannya pun sesuai dengan
manajemen pemerintah yang mengajarkan agar setiap data Negara benar-
benar dijaga penataan pengarsipannya dan juga perlu strategi dan manajemen
yang baik di dalam planning mapun implementasinya agar pelayanan public
terkait informasi data dapat dilakukan dengan baik.

4. Menginput data dan menyatukan semua data hasil scanning yang dilakukan
tim;
a. Akuntabilitas
Sesuai dengan akuntabilitas yang menanamkan adanya keterbukaan informasi
dan pelaksanaan yang dilakukan secara bersama. Adanya tanggung jawab
bersama membuat semua orang mau bertanggung jawab di dalam
mengerjakan pekerjaannya. Namun, kadang kala dalam pelaksanaan tugas
yang membutuhkan kerja sama ada segelintir orang yang kurang bertanggung
jawab di dalam melaksanakan tugasnya, karena merasa tugas sudah
dikerjakan oleh yang lain. Untuk itu, perlu saling mengingatkan diantara
karyawan agar melaksanakan tugasnya agar mencapai pengerjaan tugas yang
masksimal.
b. Komitmen Mutu
Mendigitalisasikan warkah merupakan kegiatan yang bersifat inovasi yaitu
kegiatan menciptakan dan menawarkan jasa atau barang yang lebih baik.
Adanya produk berupa data digital warkah dapat memberikan efektifitas di
dalam peningkatan komitmen mutu pelayanan. Karena selain memberikan
kemudahan dan kecepatan pelayanan. Dalam proses pelaksanaan dan

45
penyatuan data digital memerlukan adanya kerjasama tim untuk mencapai
hasil yang sudah direncanakan dengan sebaik mungkin.
c. Whole of Government
Dalam langkah-langkah Whole of Government terdapat koordinasi, integritas
dan perlibatan tim. Keterlibatan tim di dalam proses aktualisasi mengajarkan
penulis untuk menghargai setiap usaha yang dilakukan oleh setiap individu,
walau sekecil apapun bantuan yang diberikan tetap harus dihargai di dalam
mengerjakan sesuatu. Keinginannya untuk membantu dan terlibat di dalam
proses pelaksanaan aktualisasi pun sudah bisa meringankan beban
pelaksanaan aktualisasi, karena memang selain kegiatan aktualisasi peserta
juga harus menjalankan dan dilibatkan di dalam kegiatan-kegiatan yang ada
di kantor pertanahan.

5. Melakukan pengecekan dan perbaikan file-file yang sudah diinput di database


jika ada kesalahan;
a. Akuntabilitas
Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan merupakan bentuk
akuntabilias di dalam pelayanan publik. Ketelitian di dalam menghimpun data
warkah merupakan suatu bentuk integritas yang diterapkan di dalam
pelaksanaan aktualisasi. Penyediaan informasi yang benar merupakan hak
masyarakat di dalam mendapatkan pelayanan public. Sebagai seorang
Aparatur Sipil Negara yang professional pengecekan ulang dan ketelitian
adalah kebutuhan yang harus dipenuhi di dalam pelaksanaan tugas yang
terkait dokumen Negara.
b. Komitmen Mutu
Menampilkan kinerja tanpa cacat merupakan strategi di dalam pelaksanaan
manajemen mutu. Ketelitian merupakan sifat yang harus diterapkan di dalam
pelayanan, apalagi terkait dokumen Negara seperti warkah. Memberikan
kinerja yang dilakukan sebaik mungkin dengan mengurangi kecacatan-
kecacatan di dalam proses pelaksanaan dapat mengurangi kegagalan suatu
tujuan pelaksanaan kegiatan. Untuk itu perlu adanya komitmen dan kehati-

46
hatian di dalam pengecekan dokumen, apalagi yang terkait dengan hokum.
Karena adanya kesalahan di dalam pelaksanaan yang terkait hukum bisa
menyeret seseorang ke proses hokum yang harus dipertanggung jawabkan.
c. Pelayaan Publik
Tepat dan akurat merupakan nilai dasar pelayanan public yang harus
dipenuhi. Memberikan pelayanan harus dilakukan sesuai dengan standar yang
sudah ditetapkan di dalam pelayanan. Mengikuti koridor yang berlaku juga
merupakan usaha peyediaan pelayanan prima untuk masyarakat. Walaupun
kadang di dalam proses kegiatan ada kekhilafan, namun dengan membiasakan
pengecekan ulang sebuah kegiatan dapat mengurangi kecacatan-kecacatan di
dalam sebuah kegiatan. Hal inilah yang perlu ditanamkan di dalam setiap
Aparatur Sipil Negara yang baik, menanamkan kehati-hatian di dalam
bertindak dan membisakan berpikir panjang di dalam melaksanakan suatu
tindakan. Karena hakikatnya Aparatur Sipil Negara dinilai oleh masyarakat,
dan memang bertugas sebagai abdi Negara.

6. Memperbaiki kesalahan penginputan file warkah.


a. Akuntabilitas
Tersedianya assesibilitas warkah jika dibutuhkan merupakan suatu kunci yang
menentukan keberhasilan sebuah penataan warkah. Penataan warkah
dilakukan untuk memperbaiki system penataan yang sebelumnya kurang baik
menjadi lebih baik. Karena itu perlu adanya tanggung jawab di dalam
pelaksanaan perbaikan. Melakukan perbaikan memang perlu dilakukan untuk
membangun sebuah system yang baik. Tidak ada salahnya melakukan
perbaikan akan kesalahan jika memang itu sebuah keharusan dan kebutuhan
yang perlu dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas di dalam melakukan
pekerjaan.
b. Etika Publik
Apapun yang dikerjakan perlu adanya kecermatan, ketelitian, dan kehati-
hatian. Karena pada dasarnya yang menilai kita adalah masyarakat dan
kepusanan masyarakat adalah tujuan utama kita sebagai abdi negara. Hal ini
juga mencerminkan seorang pelayan publik memang harus beretika baik di

47
dalam melaksanakan kegiatan. Melakukan perbaikan dan berjiwa besar
melakukan perbaikan tersebut, merupakan penerepan nilai-nilai etika di dalam
pelayanan publik yang baik.
c. Pelayaan Publik
Menanamkan nilai keterbukaan informasi dan data yang dibutuhkan oleh
publik dan pemerintah merupakan sebuah standar di dalam melaksanakan
pelayanan public untuk masyarakat dan sebagai aparatur negara. Keterbukaan
untuk menerima kesalahan di dalam melaksanakan tugas merupakan bentuk
kesetiaan bagi individu dalam memberikan pelayanan publik yang prima.
Ketelitian terhadap pengerjaan tugas dan pelaksanaan revisi atau perbaikan
memang harus dilakukan sebagai bentuk evaluasi dari pelayanan yang
diberikan.

Kegiatan 3: Melaksanakan sosialisasi database


1. Menyiapkan petunjuk langkah-langkah pemakaian database
a. Akuntabilitas
Pelaksanaan penyiapan langkah-langkah pemakaian database perlu dilakukan
dengan memikirkan outcome atau hasil dari kegiatan serta tujuan dari
dilaksanakannya kegiatan tersebut. Menyiapkan konsep langkah-langkah yang
dipakai sebagai petunjuk pelaksanaan kegiatan harus dilakukan dengan hati-
hati dan penuh tanggung jawab. Selain itu perlu memikirkan apa dampak
positif dan negatif dari kegiatan yang dilakansakan tersebut baik untuk diri
sendiri, lingkungan, dan orang-orang di unit kerja.
b. Pelayanan Publik
Memberikan informasi harus yang asessible dan gampang untuk dipahami
merupakan sebuah keharusan di dalam memberikan informasi kepada orang
lain, baik bagi masyarakat maupun bagi rekan kerja yang terlibat di dalam
pelaksanaan kegiatan aktualisasi. Menerangkan informasi untuk sebuah
kegiatanpun perlu adanya konsep yang matang agar orang lain paham dengan
maksud dan tujuan kita terhadap sebuah target yang memang sudah ditetapkan
tersebut. Mampu mengkomunikasikan dengan baik adalah prinsip yang harus
dijunjung di dalam memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat.

48
c. Manajemen Mutu
Dalam bekerja perlu adanya penyusunan program yang berbasis mutu dan bisa
meningkatkan kinerja pekerjaan. Rencana yang matang di dalam memberikan
pelayanan maupun mengerjakan pekerjaan adalah standar yang harus dipenuhi
di dalam memberikan mutu yang baik. Manajemen di dalam penentuan tujuan
pun juga harus dilakukan dengan penuh hati-hati guna mengurangi kegagalan
pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan.

2. Melakaukan sharing dengan petugas warkah terkait penggunaan database


a. Akuntabilitas
Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan merupakan
akuntabilitas di dalam pelayanan publik. Memberikan informasi yang jelas
dan mampun dikomunikasikan dengan baik kepada pegawai lainnya di tempat
kerja merupakan sebuah keharusan yang ditanaman di dalam diri. Pembiasaan
kejujuran merupakan bentuk tanggung jawab kepada diri sendiri, orang lain,
dan yang terpenting kepada Allah S.W.T.
b. Komitmen Mutu
Membangun kerjasama kolegial antar pengawai dilandasi kepercayaan dan
kejujuran dan memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan. Baik internal
maupun eksternal merupakan salah satu strategi di dalam menjalankan
komitmen mutu yang baik. Kerjasama yang dipupuk antar pegawai dengan
melakukan tukar pikiran dalam pengerjaan sesuatu akan meningkatkan mutu
pekerjaan yang diselesaikan. Melakukan kerjasama dapat membangun
kepercayaan dan kekompakan antar pegawai sehingga dapat mencipatakan
lingkungan kerja yang baik.
c. Whole of Government
Dalam langkah-langkah WOG terdapat koordinasi, integritas dan perlibatan
tim. Sharing kegiatan baik itu planning kegiatan, bagaimana implementasi dan
hasil dari kegiatan itu kepada teman-teman yang terlibat merupakan bentuk
cerminan pemakaian whole of government. Keterbukaan antar pegawai akan

49
membangun kerjasama tim yang solid dan memberikan sebuah kemajuan
kepada apapun yang dilakukan.

3. Menyebarkan tata cara penggunaan database melalui Google Drive dan


Aplikasi Whats Up grup.
a. Akuntabilitas
Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan merupakan
akuntabilitas di dalam pelayanan publik. Memberikan informasi yang terkait
program kegiatan ataupun hasil dari kegiatan yang dilaksanakan perlu
dilakukan agar semua pihak mengetahui info program apa saja yang kita
jalankan sehingga jika dilibatkan akan semakin mengerti akan tugas yang
diberikan dan lebih mengerti akan tanggung jawabnya. Sebagai seseorang
yang mencetuskan ide pun harus mampu mengkomunikasikan program
sebagai bentuk akuntabilitas dalam bekerja.
b. Komitmen Mutu
Perlu adanya komunikasi, cepat tanggap dan pemahaman di dalam
memberikan pelayanan yang bermutu. Begitupun di dalam penyebaran
informasi terkait kegiatan yang dilaksanakan, perlu adanya standar mutu yang
perlu di jaga di dalam penentuan keberhasilan. Jika informasi tersebar maka
semua orang bisa memahami apa yang menjadi tujuan dan target kita di dalam
sebuah program, sehingga ada kontrol yang diberikan terhadap pelaksanaan
kegiatan tersebut. Baik itu berupa kontrol positif yang tercermin di dalam
dukungan setiap kegiatan maupun kontrol negative berupa kritikan yang
diberikan untuk sebuah perbaikan.
c. Whole of Governement
Menjalankan kegiatan dilakukan berdasarkan Whole of Government yang
terdapat koordinasi, integritas dan perlibatan pihak lain di dalam melaksanakan
program aktualisasi bisa diaplikasikan di dalam penyebaran informasi terkait
program yang dilaksanakan. Karena program warkah yang dibuat menyangkut
kebutuhan dan kepentingan orang banyak. Semua bidang memerlukan
pengaksesan warkah di dalam pelaksanaan pekerjaannya. Oleh sebab itu,

50
penyampaian informasi yang jelas merupakan sebuah keharusan yang dipenuhi
agar memudahkan semua pihak di dalam berkoordinasi dan pengaksesan data
warkah.

Kegiatan 4: Membuat laporan kegiatan terkait digitalisasi warkah


1. Menyiapkan laporan kegiatan
a. Akuntabilitas
Sesuai dengan aspek akuntabilitas untuk menanmkan nilai yang berorientasi
pada hasil, maka perlu adanya rancangan di dalam semua proses kegiatan agar
hasil atau outcome yang dicapai bisa maksimal. Rancangan yang baik
merupakan tanggung jawab yang dilakukan setiap individu di dalam
mengerjakan semua perkerjaan. Tanpa rancangan yang matang sebuah
kegiatan akan berjalan kurang optimal, untuk itu perlu adanya planning yang
baik di dalam menyusun sebuah kegiatan. Seseorang yang mampu menyusun
planning yang baik, akan sangat berguna di dalam tempat bekerja karena
orang tersebut mampu berpikiran ke depan, mampu menganalisis bahaya
ataupun hambatan di dalam pengerjaan sesuatu, sehingga mengurangi
kegagalam sebuah kegiatan. Sebagian orang kadang berpikir mengerjakan
seusatu mengalir sesuai dengan kondisi yang ada. Namun, kedua sifat ini akan
lebih baik lagi jika ada pada diri seseorang secara seimbang, karena sangat
berguna di dalam melaksanakan semua proses kegiatan.
b. Komitmen Mutu
Penyusunan program yang berbasis peningkatan mutu. Setiap kegiatan
memang perlu direncanakan untuk mengendalikan mutu yang akan dicapai di
dalam proses implementasi sebuah kegiatan maupun kebijakan. Strategi
perencanaan merupakan kekuatan yang mendukung tercapainya peningkatan
mutu. Melaksanakan peningkatan mutu kegiatan tidak terlepas dari komitmen
yang tinggi di dalam menjaga standar mutu yang akan dicapai di dalam
pelaksanaan kegiatan.
c. Pelayanan Publik
Melakukan tertib administrasi di dalam menjalankan pelayanan publik
merupakan salah satu cerminan yang dilakukan di dalam penerapan nilai-nilai
ANEKA di dalam proses aktualisasi dan selama melaksanakan penkerjaan

51
rutin. Hakikatnya terdapat prosedur-prosedur yang harus diikuti sebagai
Aparatur Sipil Negara yang diatur dengan peraturan yang berlaku. Begitu pula
di dalam melaksanakan sebuah kegiatan perlu mengikuti aturan-aturan yang
berlaku agar dikemudian hari tidak terjadi konflik atau disalahkan karena
menjalankan prosedur tidak sesuai dengan aturan yang ada. Tertib
administrasi inilah yang kadang di lingkungan Aparatur Sipil Negara kadang
diabaikan, banyak mengurang-ngurangi prosedur yang tidak menguntungkan
dirinya. Padahal sebagai seorang yang professional apaun kondisinya harus
mengikuti koridor yang berlaku.

2. Melaporkan hasil kegiatan


a. Akuntabilitas
Setiap pekerjaan hendaklah dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya pertanggung jawaban dari kegiatan
yang telah dilaksanakan tersebut harus dilaporkan kepada atasan ataupun
kepada tim yang terlibat di dalam pelaksanaan kegaitan. Pada proses
pelaksanakaan kegiatan aktualisasi ini setiap pekerjaan yang dilakukan selalu
dilaporkan setiap tahapannya kepada atasan sebagai bentuk pertanggung
jawaban kepada semua kegiatan yang telah direncanakan. Kenyataannya
kadang ada sebagian orang yang kadang ingin jalan sendiri, mengerjakan
sesuatu tanpa konsultasi dulu dengan atasan, enggan karena merasa dirinya
mampu, padahal jika terjadi sesuatu yang buruk tidak ada yang akan
bertanggung jawab atas tindakan tersebut. Untuk itu, perlu adanya konsultasi
dengan kegiatan untuk melaporkan apapun kegiatan yang dilakukan sebagai
bentuk akuntabilitas kita terhadap pekerjaan dan sebagai seorang pegawai
yang professional.
b. Nasionalisme
Melaporkan kegiatan merupakan cerminan keterbukaan di dalam pengerjaan
suatu kegiatan. Keterbukaan sebagai salah satu nilai nasionalisme, haruslah
ditanamkan di dalam diri kita untuk memupuk kejujuran dan integritas di
dalam setiap pekerjaan. Keterbukaan di dalam informasi dan pelayanan
merupakan hal yang lumrah dilakukan pada zaman teknologi saat ini.

52
Informasi apapun itu sangat cepat beredar di khalayak ramai. Keterbukaan
sebagai wujud rasa nasionalisme harus dijalankan secara hati-hati agar tidak
kebablasan dan tidak mendapat respon negatif dari hasil tindak tanduk yang
dilakukan.
c. Etika Publik
Setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang Aparatur Sipil Negara harus
sesuai dengan petunjuk dari atasan atau pejabat yang berwenang dan
berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku merupakan
cerminan perwujudan pelaksanaan etika pemerintahan. Melaporkan kegiatan
merupakan salah satu step yang memang harus dilakukan setiap orang di dalam
pengerjaan sebuah kegiatan sebagai bukti kongkrit kegiatan yang dilaksanakan.
Menjungnjung keterbukaan merupakan etika seorang ASN di dalam beretika.

3. Merevisi laporan sesuai dengan kritik dan saran yang masuk


a. Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas yang menuntut perubahan ke arah yang lebih baik dapat
tercermin di dalam proses kegiatan ini. Adanya perbaikan atas kritik dan saran
yang masuk merupakan tanggung jawab yang harus diemban ketika
melaksanakan sebuah kegiatan. Kritik yang masuk dapat dijadikan sarana
perubahan untuk mengetahui aspek saja yang butuh perbaikan karena
dipandang tidak baik ataupun kurang maksimal dalam pengerjaannya.
Sedangkan saran dapat dijadikan masukan yang dapat memotivasi kita kea rah
yang lebih baik. Memang tidak semua orang mampu berjiwa besar di dalam
menerima kritikan, tetapi sebagai Aparatur Sipil Negara yang professional
harus terbiasa akan hal itu, karena ke depannya masyarakat hari ini bukanlah
masyarakat yang pasif seperti dulu. Apapun tindak tanduk kita akan selalu
dipantau oleh masyarakat karena kita memang dibayar Negara untuk melayani
kebutuhan dan tuntutan masyarakat dan betanggung jawab kepada setiap
pekerjaan yang dilakukan
b. Etika Publik
Beretika di dalam bekerja perlu menghargai atasan dan mau menerima
masukan-masukan dari atasan terhadap pekerjaan yang kita lakukan. Mampu

53
bekerja secara professional pada setiap pekerjaan yang diamanatkan atasan
kepada kita merupakan ciri seorang pegawai yang bertika baik terhadap
atasannya. Mampu menghargai atasan juga merupakan bentuk cerminan
seorang Aparatur Sipil Negara yang baik. Karena bagaimanapun juga ketika
bekerja kita membutuhkan bimbingan dan arahan agar tidak salah di dalam
mengerjakan sebuah pekerjaan.
c. Komitmen Mutu
Komitmen terhadap peningkatkan pekerjaan dan melakukannya secara
berkelanjutan merupakan target yang diharapkan di dalam pencapaian
penerapan nilai-nilai komitmen mutu. Begitu juga di dalam proses
pendigitalisasian warkah yang dilakukan adanya komitmen untuk meneruskan
kegiatan aktualisasi di tempat bekerja merupakan komitmen mutu yang dapat
diterapkan di unit kerja. Adanya revisi yang dilakukan terhadap kegiatan yang
dilaknsakan merupakan bentuk perwujudan pelaksanaan komitmen mutu di
dalam pelaksanaan aktualisasi.

B. Realisasi Aktualisasi dan Kontribusi terhadap Visi-Misi Organisasi

Kegiatan 1: Menyiapkan rancangan pelaksanaan penataan warkah PTSL


dengan sistem digital
Proses perencanaan di dalam kegiatan organisasi harus disesuaikan dengan tujuan
dari organisasi itu sendiri, dan mampu memberikan peningkatan di dalam
pelaksanaannya. Rencana yang matang dan kesiapan di dalam pelaksanaan
kegiatan warkah dapat mengurangi kecacatan-kecacatan ataupun gagalnya
program. Pengkoordinasian dengan atasan pun juga harus dilaksanakan sebelum
melakukan kegiatan. Planning yang baik tapi tiak didukung oleh pimpinan tidak
akan bisa dilaksanakan karena tidak ada izin. Selain itu adanya upaya di dalam
pengembangan diri dan pengembangan sistem-sistem baru juga akan
meningkatkan kualitas sebuah organisasi. Apalagi proses belajarnya dilakukan
secara berkelanjutan dan ditularkan keda lingkungan sekitar. Sistem yang
digunakan harus selalu diupdate dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Hal inilah yang dituntut di dalam sebuah pekerjaan dan akan membawa organisasi
ke dalam profesionalisme yang berstandar dunia sehingga visi misi yang

54
dicanangkan yaitu terwujudnya pengelolaan ruang dan perrtanahan yang
terpercaya dan berstandar dunia dapat diwujudkan. Oleh sebab itu, penulis akan
berkomitmen untuk selalu belajar baik dari proses belajar yang dilakukan maupun
dari pengalaman yang akan dilakukan secara berkelanjutan.

Kegiatan 2: Melaksanakan Kegiatan Penginputan Data Warkah dengan


Menggunakan Sistem Digitalisasi
Pembaruan system dan memikirkan inovasi ataupun terobosan-terobosan baru
yang dapat membangun kekuatan organisasi haruslah dilakukan di dalam tempat
bekerja seperti pendigitalisasian warkah yang telah dilaksanakan. Karena tuntutan
zaman yang menuntut kita selalu up to date di dalam menjalankan pekerjaan.
Semakin canggih sebuah system yang digunakan maka semakin memudahkan
pengerjaan dan penyelesaian pekerjaan di dalam organisasi. Mewujudkan hal
tersebut butuh koordinasi yang baik, pembangunan kerjasama, dan mampu
mengkomunikasikan kegiatan, baik di dalam planning, implementasi dan hasil
dalam pengerjaan pembaruan. Kecermatan di dalam pengerjaan warkah
merupakan cerminan akuntabilitas di dalam pengerjaan kegiatan pertanahan
apalagi di dalam menjamin keaslian informasi dokumen Negara. Adanya
pemerikasaan ulang akan mengurangi kesalahan-kesalahan dalam proses
pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan pelaksanaan pengelolaan ruang dan
perrtanahan yang terpercaya dan berstandar dunia. Karena pentingnya ketelitian di
dalam pelaksanaan tugas apalagi yang terkait dengan hukum, maka penulis
berkomitmen untuk selalu berhati-hati baik di dalam bertindak, maupun bekerja.

Kegiatan 3: Melaksanakan sosialisasi database


Penyebaran informasi terkait planning, implementasi, dan hasil yang dicapai di
tempat kerja perlu dilakukan agar semua pihak dapat mengakses informasi dan
memantau setiap pekerjaan yang dilakukan. Melakukan sharing terhadap
pekerjaan yang dilakukanpun perlu di dalam membandung bonding atau ikatan
antar individu di dalam organisasi. Adanya pertukaran informasi dan pertukaran
ilmu akan menjadi kekuatan di dalam organisasi. Pertukaran informasi yang
dilakukan di dalam kegiatan pendigitalisasian warkah dapat dijadikan ilmu baru

55
bagi pegawai lain. Saran maupun kritikan yang diberikanpun dapat menjadi lahan
perbaikan di dalam pengerjaan program-program pembaruan atau keberlanjutan
program itu sendiri. Hal ini sesuai dengan visi misi ATR/BPN yang menuntut
terwujudnya pengelolaan ruang dan perrtanahan yang terpercaya dan berstandar dunia.
Pentingnya kerjasama di dalam semua kegiatan dapat dijadikan komitmen untuk
menjunjung musyawarah, kerja sama dan membangun komunikasi yang baik antar
pegawai untuk membangun bonding yang kuat di dalam mendukung kinerja.

Kegiatan 4: Membuat laporan kegiatan terkait digitalisasi warkah


Apapun kegiatan yang dilakukan harus dilakukan dengan bertanggung jawab dan
perlu adanya laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan itu sendiri.
Adanya pelaporan di dalam pelaksanaan kegiatan kepada atasan merupakan
sebuah prosedur yang harus dilakukan di dalam setiap kegiatan. Komitmen
terhadap apa yang dilakukan merupakan bentuk keprofesionalan seorang Aparatur
Sipil Negara yang berstandar dunia. Sesuai dengan visi misi ATR/BPN di dalam
mewujudkan individu yang berkualitas dan mampu mengakses informasi secara
cepat agar pengelolaan ruang dan perrtanahan lebih up todate dan penyampaian
informasi tersebut terpercaya dan dilaksanakan oleh pegawai yang mempunyai mutu
sesuai standar dunia.

C. Realisasi Aktualisasi dan Penguatan Nilai-nilai Organisasi


Keterkaitan dengan nilai organisasi, tercermin dalam “Catur Tekad Jajaran
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, yaitu :
1. Mewujudkan sikap jujur, adil, transparan, akuntabel, tepat waktu, cerdas,
kreatif, dengan filosofi senang memudahkan;
2. Mewujudkan penolakan segala bentuk pemberian janji, kerjasama dengan
oknum mafia tanah dan tata ruang yang bertentangan dengan norma dan etika
profesi;
3. Mewujudkan sikap ramah, sopan dan disiplin, kreatif serta profesional dalam
memberikan pelayanan;
4. Menjaga harkat, martabat dan marwah institusi Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/ Badan Pertanahan Nasional.

56
Melalui kegiatan yang dijalankan selama aktualisasi yang berkenaan dengan
penataan warkah secara digital melalui aplikasi google drive selalu dikaitkan
dengan catur tekad jajaran Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/ Badan
Pertanahan Nasional, dengan menjalankan kegiatan optimalisasi penataan warkah
PTSL dengan metode digitalisasi di Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan
Mentawai sudah menerapkan nilai tepat waktu, akuntabel, disiplin, kreatif dan
profesional dimana setelah diterapkannya kegiatan tersebut proses pencarian
warkah menjadi jauh lebih mudah dan efektif tanpa membuang banyak waktu
untuk mencari secara manual.

57
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa perngarsipan warkah dengan sistem manual dapat
dioptimalkan dengan mendigitalkan arsip warkah, sehingga data warkah dapat
disimpan dengan baik. Selain itu karena kurangnya akses transportasi di wilayah
kerja Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai, dengan adanya Teras
Agraria membuat pelayanan kepada masyarakat semakin mudah. Namun, disisi
lain hal ini menyebabkan terbaginya tempat penyimpanan warkah antara di Teras
Agraria dan Kantor yang ada di Tua Pejat. Melalui pendigitalan warkah dan
adanya database yang baik, penataan warkah di Kantor Pertanahan dapat
dioptimalkan.
Pelaksanaan realisasi aktualisasi ini tidak lepas dari penanaman nilai-nilai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komiten Mutu dan Anti
Korupsi) yang memberikan output yang sangat berguna dalam pelayanan
pertanahan di kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Adanya inovasi
dalam pendigitalisasian warkah ini menghasilkan database yang disusun di dalam
aplikasi google drive sehingga dapat diakses dengan mudah, baik dari Teras
Agraria maupun dari Kantor Pertanahan yang ada di Tua Pejat, sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan dan mempersingkat waktu untuk mencari data
warkah yang sebelumnya dilakukan secara manual. Penggunaan Microsoft Access
Form dapat mempermudah penambahan data warkah dan pencarian data warkah
yang sudah ada. Selain itu pemakaiannya juga mudah digunakan dan petunjuk
penggunaannya dapat dilihat dan diunduh dari Google Drive yang dapat diakses
oleh petugas yang diberi wewenang dalam menangani warkah.

B. Tindak lanjut
Pelaksanaan aktualisasi di unit kerja sebagai proses penguatan dan penerapan
nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu)

58
yang sudah diajarkan selama diklat oleh PPSDM menanamkan nilai-nilai luhur
kebangsaan dalam menjalankan kewajiban sebagai Aparatur Sipil Negara yang
professional dan mampu memenuhi pelayanan publik terbaik untuk masyarakat.
Nilai-nilai ANEKA yang diterapkan dan kegiatan aktualisasi yang sudah
dilaksanakan dapat dikembangkan menjadi sebuah terobosan yang baik bagi
Kantor Pertanahan. Penataan warkah sangat penting di dalam mempermudah dan
mempercepat pelayanan yang diterima masyarakat, sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap Aparatur Sipil Negara, khususnya bagi Pegawai
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional semakin lebih
baik. Saat ini hanya sebatas pendigitalan warkah, nanti akan dikembangkan lagi
dengan penambahan link kepada buku tanah dan surat ukur sehingga penataan
warkah dan buku tanah lebih rapi dan lebih mudah di akses.

59
DAFTAR PUSTAKA

Arba. 2018. Hukum Agraria Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika

Arnowo, Hadi dan Waskito. 2019. Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah di


Indonesia. Jakarta: Prenadamedia Group

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Mentawai. “Beranda: Publikasi”,


diakses pada tanggal 16 Juni 2019 dari https://mentawaikab.bps.go.id/
publication.html

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Mentawai. 2018. Kabupaten


Kepulauan Mentawai Dalam Angka 2018. Mentawai: CV. Graphic Dwipa

Madcoms, Litbang.2019. Kupas Tuntas Microsoft Access 2019.Madiun: Andi


Yogyakarta

Santoso, Urip. 2015. Perolehan Hak Atas Tanah. Jakarta: Kencana

Wahid, Yunus. 2016. Pengantar Hukum Tata Ruang. Jakarta: Kencana

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 1 Tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan

Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan


Pelaksanaan PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah


LAMPIRAN 1 : FOTO DOKUMENTASI

Konsultasi dengan Kepala Seksi Hubungan Hukum Buku yang dipakai untuk pedoman di dalam
Pertanahan (mentor) pemakaian aplikasi database

Meminta bantuan kepada CPNS dengan jabatan Sistem Meminta bantuan kepada CPNS dan PTT yang tidak
dan jaringan untuk mengupdate dan menginstal aplikasi ke lapangan untuk melakukan scanning warkah PTSL
yang dibutuhkan 2018

i
Mengurutkan Berkas PTSL 2018 sesuai dengan nomor Melabeli warkah dengan membedakan warna untuk
warkah dan desa masing-masing desa

Menyusun warkah di tempat yang telah tersedia Kegiatan scanning warkah dengan mesin scanner
berdasarkan urutan nomor warkah dan desa yang tersedia di kantor

Kegiatan scanning warkah dengan menggunakan Melakukan sharing dengan petugas warkah dan
aplikasi wecam via handphone menerangkan cara menginput warkah ke aplikasi

ii
Meginstal dan Mengupdate
Aplikasi yang dibutuhkan
untuk pendigitalisasian warkah

Koordinasi dengan rekan-rekan


yang membantu dalam
aktualisasi

Mengurutkan warkah
berdasarkan nomor warkah dan
berdasarkan desa PTSL

iii
LAMPIRAN
LAMPIRAN 2 : FORMULIS RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja : Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya pengarsipan warkah karena masih dengan sistem manual dan ruang pengarsipan warkah yang terbagi
dua antara kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai di Pulau Tua Pejat dengan kantor perwakilan (Teras
Agraria) di Kota Padang.
Identifikasi Gagasan : - Mengusulkan disediakannya ruangan khusus warkah di Teras Agraria
- Mengoptimalkan penataan warkah PTSL dengan sistem digitalisasi di Kantor Pertanahan Kebupaten Kepulauan
Mentawai
- Sosialisasi penataan warkah sesuai jenis permohonannya di Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai
Gagasan Pemecahan Isu : Mengoptimalkan penataan warkah PTSL dengan sistem digitalisasi di Kantor Pertanahan Kebupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 3. Formulir Rancangan Aktualisasi


Kontribusi
Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Terhadap Visi
Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1. Menyiapkan rancangan 1. Konsultasi dengan atasan terkait - Surat Tugas 1. Etika Publik Terwujudnya Melalui diskusi dapat
pelaksanaan penataan rancangan yang sudah di konsep - Aplikasi Seorang ASN harus melaksan- Pengelolaan mewujudkan sikap yang
warkah PTSL dengan Microsoft kan tugas sesuai dengan perintah Ruang dan sesuai dengan nilai jujur,
sistem digital Excel dan atasan dan dijalankan beradasar- Pertanahan yang adil, transparan, akun-
Microsoft kan peraturan perundangan dan Terpercaya dan tabel, tepat waktu,
Access yang etika pemerintahan Berstandar Dunia cerdas, kreatif, dengan
siap 2. Akuntabilitas filosofi senang memu-
digunakan Dalam akuntabilitas kelompok dahkan antar individu di
diperlukan adanya semangat kerja dalam organisasi.
sama dalam mencapai kinerja
yang diharapkan

iv
3. Komitmen Mutu
Membangun kerjasama kolegial
antar pegawai dilandasi keperca-
yaan dan kejujuran dan
memfokuskan kegiatan pada
kepuasan pelanggan

2. Mempelajari penggunaan aplikasi 1. Nasionalisme


Microsoft Excel yang akan ASN yang berorientasi pada
digunakan untuk pendigitalisasian kepentingan publik akan berusaha
warkah melakukan variasi pada pelayanan
2. Anti Korupsi
Tanggung jawab spriritual yang
baik membuat timbulnya sema-
ngat untuk proses selalu belajar
dan melakukan usaha terbaik
3. Etika Publik
Berinisiatif meningkatkan kualitas
pengetahuan, kemampuan &
keterampilan merupakan etika
terhadap diri sendiri

3. Mengunduh dan menginstal 1. Pelayanan Publik


aplikasi Microsoft Excel ASN yang berorientasi pada
kepentingan publik akan berusaha
melakukan variasi pada pelayanan
2. Komitmen Mutu
Bersifat inovasi karena kegiatan
menciptakan dan menawarkan
jasa atau barang baik yang
sifatnya baru, lebih baik atau
lebih murah dibandingkan dengan
yang sudah tersedia
3. Etika Publik
Perlu adanya usaha untuk
meingkatkan kemampuan meru-
pakan etika untuk meningkatkan
pelayanan publik

v
2. Melaksanakan kegiatan 1. Berkoordinasi dengan tim yang - Catatan untuk 1. Akuntabilitas Terwujudnya Mewujudkan sikap,
penginputan data warkah telah dibentuk untuk melakukan warkah yang Dalam akuntabilitas kelompok Pengelolaan ramah, sopan dan
dengan menggunakan inventarisasi, scanning dan tidak lengkap diperlukan adanya semangat kerja Ruang dan disiplin, kreatif serta
sistem digitalisasi penginputan data warkah - Arsip hasil sama dalam mencapai kinerja Pertanahan yang profesional dalam
scanning yang diharapkan Terpercaya dan memberikan pelayanan.
warkah yang 2. Whole of Government Berstandar Dunia
sudah Dalam langkah-langkah WOG
dikelompkkan terdapat koordinasi, integritas dan
- Database data pelibatan
yang sudah 3. Etika Publik
benar Menghargai komunikasi dan
- Dokumentasi kerjasa antar pegawai merupakan
berupa foto nilai-nilai dalam beretika publik
1. Komitmen Mutu
2. Mengumpulkan dan menyusun
warkah PTSL pada tempat yang Berkaitan dengan adanya
telah disediakan berdasarkan desa pemakaian efektifitas dan efisen
di dalam pelaksanaan tugas
pengumpulan warkah yang sudah
dikelompokkan akan meringan-
kan penginputan data
2. Pelayanan Publik
ASN yang berorientasi kepenti-
ngan publik menanamkan dimensi
kelengkapan dan akurasi dalam
pelayanan
3. Akuntabilitas
Fungsi akuntabilitas adalah
meningkat efisiennsi dan efektivi-
tas di dalam bekerja
1. Komitmen Mutu
3. Melakukan scanning berdasarkan Mengelompokkan kegiatan
desa PTSL scanning berdasarkan wilayah
1. PTSL merupakan cara yang
efisien di dalam melakukan
pekerjaan.

vi
2. Manajemen ASN
Melakukan scanning warkah
merupakan pelayanan yang
dilakukan dengan menjaga
kerahasiaan negara
3. Akuntabilitas
Kegiatan harus dilaksanakan
dengan penuh integritas terhadap
negara
1. Akuntabilitas
4. Menginput data dan menyatukan Sesuai dengan akuntabilitas yang
semua data hasil scanning yang menanamkan nilai keterbukaan
dilakukan tim informasi dan data yang
dibutuhkan oleh publik.
2. Komitmen Mutu
Mendigitalisasikan warkah
merupakan kegiatan yang ber-
sifat inovasi yaitu kegiatan
menciptakan dan menawarkan
jasa atau barang yang lebih baik
3. Whole of Government
Dalam langkah-langkah WOG
terdapat koordinasi, integritas dan
pelibatan tim
1. Akuntabilitas
5. Melakukan pengecekan dan Memberikan informasi secara
perbaikan file-file yang sudah benar dan tidak menyesatkan
diinput di database jika ada kepada pihak lain yang
kesalahan memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan merup-
akan bentuk akuntabilitas di
dalam pelayanan public
2. Manajemen Mutu
Menampilkan kinerja tanpa cacat
merupakan strategi di dalam
pelaksanaan manajemen mutu

vii
3. Pelayanan Publik
Tepat dan akurat merupakan nilai
dasar pelayanan public yang
harus dipenuhi.
1. Etika Publik
6. Memperbaiki kesalahan peng- Apapun yang dikerjakan perlu
inputan file warkah adanya kecermatan dan disiplin
untuk menjamin kebenaran
informasi yang diinput.
2. Akuntabilitas
Tersedianya asesibilitas informasi
warkah jika dibutuhkan
3. Pelayanan Publik
Menanamkan nilai keterbukaan
informasi dan data yang
dibutuhkan oleh public dan
pemerintah yang membutuhkan
3. Melaksanakan sosiali- 1. Menyiapkan petunjuk langkah- - Daftar hadir 1. Akuntabilitas Terwujudnya Mewujudkan sikap,
sasi database langkah pemakaian database - Dokumentasi Sesuai dengan aspek akuntabilitas Pengelolaan ramah, sopan dan
- Petunjuk cara untuk menanamkan nilai yang Ruang dan disiplin, kreatif serta
pemakaian data berorientasi pada hasil sehingga Pertanahan yang profesional dalam
base perlu adanya rancangan agar hasil Terpercaya dan memberikan pelayanan.
atau outcome yang dicapai Berstandar Dunia
maksimal
2. Pelayanan Publik
Memberikan informasi harus yang
asesibel dan gampang untuk
dipahami
3. Manajemen Mutu
Dalam bekerja perlu adanya
penyusunan program yang
berbasis mutu

2. Melakukan sharing dengan petugas 1. Akuntabilitas


warkah terkait penggunaan Memberikan informasi secara
database benar dan tidak menyesatkan

viii
kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan merup-
akan akuntabilitas di dalam
pelayanan public
2. Komitmen Mutu
Membangun kerjasama kolegial
antar pegawai dilandasi keperca-
yaan dan kejujuran dan
memfokuskan kegiatan pada
kepuasan pelanggan, baik internal
maupun eksternal merupakan
salah satu strategi di dalam
menjalankan komitmen mutu
yang baik.
3. Whole of Government
Dalam langkah-langkah WOG
terdapat koordinasi, integritas dan
pelibatan tim

3. Menyebarkan tata cara penggunaan 1. Akuntabilitas


database melalui email atau wa Memberikan informasi secara
benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan merup-
akan akuntabilitas di dalam
pelayanan public
2. Whole of Government
Dalam langkah-langkah WOG
terdapat koordinasi, integritas dan
pelibatan
3. Manajemen Mutu
Perlu adanya komunikasi, cepat
tanggap, dan pemahaman di
dalam memberikan pelayanan
yang bermutu

ix
4. Membuat laporan kegia- 1. Menyiapkan laporan kegiatan - Laporan 1. Manajemen Mutu Terwujudnya Mewujudkan sikap,
tan terkait digitalisasi Kegiatan Dalam bekerja perlu adanya Pengelolaan ramah, sopan dan
warkah penyusunan program yang Ruang dan disiplin, kreatif serta
- Dokumentasi
berbasis mutu Pertanahan yang profesional dalam
2. Akuntabilitas Terpercaya dan memberikan pelayanan.
Sesuai dengan aspek akuntabilitas Berstandar Dunia
untuk menanamkan nilai yang
berorientasi pada hasil sehingga
perlu adanya rancangan agar hasil
atau outcome yang dicapai
maksimal
3. Pelayanan Publik
Melakukan tertib administrasi di
dalam menjalankan pelayanan
publik

2. Melaporkan hasil kegiatan 1. Etika Publik


Seorang ASN harus melaks-
anakan tugasnya sesuai dengan
perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perun-dang-
undangan dan etika pemerintahan
2. Akuntabilitas
Sesuai dengan prinsip akunta-
bilitas yang mengatakan bahwa
setiap pekerjaan harus dilaksana-
kan dengan tanggung jawab dan
harus dilaporkan sebagai per-
tangungjawaban tugas.
3. Nasionalisme
Melaporkan kegiatan berarti
menjunjung adanya keterbukaan
di dalam menjalankan tugas

x
xi
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN RANCANGAN AKTUALISASI

Tabel 4. Waktu Pelaksanaan Aktualisasi Bagian 1

Waktu
No. Kegiatan Keterangan
Mei 2019 Juni 2019
27 28 29 30 31 1 2 s/d 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Sabtu

Sabtu
Minggu

Minggu
1. Menyiapkan Rancangan

Cuti bersama & Libur Idul Fitri


Pelaksanaan Penataan Warkah
PTSL dengan Sistem Digital

Kenaikan Yesus Kristus

Hari Lahir Pancasila


2. Melaksanakan Kegiatan Pengin-
putan Data Warkah PTSL dengan
sistem digital
3. Melaksanakan sosialisasi
database
4. Membuat laporan kegiatan
terkait digitalisasi warkah

xii
Tabel 5. Waktu Pelaksanaan Aktualisasi Bagian 2
Waktu

No. Kegiatan Juli 2019 Keterangan


Juni 2019
24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sabtu
Minggu

Sabtu
Minggu
1. Menyiapkan Rancangan Pelaksanaan
Penataan Warkah PTSL dengan Sistem
Digital
2. Melaksanakan Kegiatan Pengin-putan
Data Warkah PTSL dengan sistem
digital
3. Melaksanakan sosialisasi database
4. Membuat laporan kegiatan terkait
digitalisasi warkah

xiii
LAMPIRAN 3 : FORMULIR KENDALI AKTUALISASI OLEH COACH

Nama : Tri Fitri Puspita Sari


NIP : 199104132019032006
Unit Kerja : Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai
Jabatan : Calon Analisis Permohonan Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah
Isu : Belum optimalnya pengarsipan warkah karena masih dengan
sistem manual dan ruang pengarsipan warkah yang terbagi dua
antara kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai di Pulau
Tua Pejat dengan kantor perwakilan (Teras Agraria) di Kota
Padang.
Kegiatan 1 : Menyiapkan Rancangan Pelaksanaan Penataan Warkah PTSL
Dengan Sistem Digital
Mentor/ Coach
Penyelesaian Kegiatan
Catatan Paraf
Tahapan Kegiatan - Penambahan
1. Konsultasi dengan atasan terkait rancangan yang penggunaan aplikasi
sudah di konsep camscan untuk proses
2. Mempelajari penggunaan aplikasi Microsoft scanning dan google
Excel dan Microsoft Access yang akan drive untuk
digunakan untuk pendigitalisasian warkah menyimpan warkah
3. Mengunduh dan menginstal aplikasi Microsoft agar mempermudah
Excel, Microsoft Access pada komputer dan peserta bekerja
aplikasi Camscan, Google Drive pada
handphone -Kegiatan dan
Output kegiatan terhadap pemecahan isu tahapan kegiatan
1. Izin untuk mendigitalisasikan warkah PTSL berjalan baik
2018 di Kantor Pertanahan Kabupaten dan lancar
Kepulauan Mentawai dari Kepala Seksi
Hubungan Hukum Pertanahan
2. Buku panduan penggunaan aplikasi microsoft
access
3. Pengunduhan, penginstalan, dan peng-update-an
aplikasi Microsoft excel & Access, Google
Drive, Camscan, dan pembuatan email
Kontribusi terhadap visi misi organisasi
Terwujudnya pengelolaan ruang dan pertanahan
yang terpercaya dan berstandar dunia
Penguatan nilai organisasi
Melalui diskusi dan pembelajaran yang didapat
sehingga mampu mewujudkan sikap yang sesuai
dengan nilai jujur, adil, transparan, akun-tabel, tepat
waktu, cerdas, kreatif, dengan filosofi senang
memudahkan antar individu di dalam organisasi.

xiv
Kegiatan 2 : Melaksanakan Kegiatan Penginputan Data Warkah Dengan
Menggunakan Sistem Digitalisasi

Mentor/ Coach
Penyelesaian Kegiatan
Catatan Paraf
Tahapan Kegiatan - Memaksimalkan
1. Berkoordinasi dengan tim untuk melakukan tenaga di kantor,
inventarisasi, scanning, dan penginputan karena sebagian
2. Mengumpulkan dan menyusun warkah karyawan ada di
PTSL pada tempat yang telah disediakan lapangan (pulau)
berdasarkan desa untuk kegiatan
3. Melakukan scanning berdasarkan desa PTSL
PTSL
4. Menginput data dan menyatukan semua data - Warkah dimulai
hasil scanning yang dilakukan tim; dari warkah Desa
5. Melakukan pengecekan dan perbaikan file- Sikakap
file yang sudah diinput di database jika ada
kesalahan -Kegiatan dan
6. Memperbaiki kesalahan peng-inputan file tahapan kegiatan
warkah berjalan baik
dan lancar
Output kegiatan terhadap pemecahan isu
1. Arsip warkah yang dikelompokkan
berdasarkan nama desa, sudah diberi label,
dan disusun di rak yang telah tersedia
2. Hasil scanning warkah dalam bentuk file
pdf
3. Database yang disusun berdasarkan nomor
warkah di dalam google drive dan hardisk
4. Database warkah yang dapat diakses dan
disajikan dengan tabel dan form
5. Dokumentasi kegiatan berupa foto

Kontribusi terhadap visi misi organisasi


Dengan database warkah dapat membantu
terwujudnya pengelolaan ruang dan pertanahan
yang terpercaya dan berstandar dunia

Penguatan nilai organisasi


Melalui pendigitalisasian warkah dapat
meningkatkan kreatifitas, inovasi, peningkatan
mutu pelayanan, ketepatan waktu pelayanan,
mewujudkan sikap professional dalam
memberikan pelayanan.

xv
Kegiatan 3 : Melaksanakan sosialisasi database

Mentor/ Coach
Penyelesaian Kegiatan
Catatan Paraf
Tahapan Kegiatan - Penambahan
1. Menyiapkan petunjuk langkah-langkah pembuatan video
pemakaian database tutorial untuk
2. Melakukan sharing dengan petugas warkah penggunaan
terkait penggunaan database database
3. Menyebarkan tata cara penggunaan database
melalui email atau wa -Kegiatan dan
tahapan kegiatan
Output kegiatan terhadap pemecahan isu berjalan baik
1. Tata cara penggunaan aplikasi database dan lancar
Microsoft access untuk mencari data warkah
dan penginputan
2. Tata cara penginputan database baru di
google drive dan Microsoft Access
3. Video tutorial pemakaian database warkah
digital
4. Dokumentasi kegiatan berupa foto

Kontribusi terhadap visi misi organisasi


Dengan menyediakan dan menyebarkan
informasi secara internal dapat membantu
terwujudnya pengelolaan ruang dan pertanahan
yang terpercaya dan berstandar dunia

Penguatan nilai organisasi


Melalui penyebaran informasi secara internal
dapat meningkatkan koordinasi antar pegawai,
kerja sama, saling percaya, cerdas, kreatifitas,
inovasi, peningkatan mutu pelayanan,
mewujudkan sikap professional dalam
memberikan pelayanan, dan mewujudkan
filosofi senang memudahkan antar individu di
dalam organisasi

xvi
Kegiatan 4 : Membuat laporan kegiatan terkait digitalisasi warkah

Mentor/ Coach
Penyelesaian Kegiatan
Catatan Paraf
Tahapan Kegiatan -Laporan cukup
1. Menyiapkan laporan kegiatan dengan
2. Melaporkan hasil kegiatan memberikan dan
3. Merevisi laporan sesuai dengan kritik dan menjelaskan
saran yang masuk laporan aktualisasi
Output kegiatan terhadap pemecahan isu
1. Laporan kegiatan berupa soft copy dan hard -Kegiatan dan
copy tahapan kegiatan
2. Dokumentasi kegiatan berupa foto berjalan baik
dan lancar
Kontribusi terhadap visi misi organisasi
Dengan menyediakan dan menyebarkan
informasi secara internal dapat membantu
terwujudnya pengelolaan ruang dan pertanahan
yang terpercaya dan berstandar dunia

Penguatan nilai organisasi


Melalui diskusi dan koordinasi mampu
mewujudkan sikap yang sesuai dengan nilai
jujur, adil, transparan, akuntabel, cerdas,
kreatif, dan kooperatif.

xvii
LAMPIRAN 4 : FORMULIR KENDALI AKTUALISASI OLEH
MENTOR

xviii
xix
xx
xxi
C. LAMPIRAN 5 : LAPORAN SINGKAT
PELAKSANAAN PENGUATAN KOMPETENSI TEKNIS

Dalam rangka terbentuknya kompetensi teknis yang dibutuhkan oleh para peserta
LATSAR CPNS di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional serta berdasarkan peraturan Peraturan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor 24 dan 25 tahun 2017 tentang pedoman
penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan III,
perlu dilaksanakan pembelajaran penguatan kompetensi teknis bagi para calon
analisi sengketa pertanahaan, calon analis permohonan hak atas tanah dan
pendaftaran tanah, calon analisis penggunaan dan pemanfaatan tanah, calon
pengelola sistem dan jaringan dan calon petugas ukur. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan dalam penguatan kompetensi teknis bidang yaitu:

1. Kompetensi Pengetahuan tentang Peraturan dan Perundangan

Dalam kompetensi pengetauan tentang peraturan perundangan ini terkait dasar


pertanahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria. Dalam penguatan kompetensi ini dilaksanakan dengan cara
diskusi dengan mentor. Dari penulis menjelaskan pemahaman tentang Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok - Pokok Agraria
dimana mentor turut memberikan penjelasan serta masukan yang lebih terperinci.
Selain itu penulis juga mempelajari peraturan terkait Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang
dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan
Pertanahan Nasional serta terkait struktur organisasi dan tata kerja pada Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional. Reforma Agraria sebagaimana dijelaskan dalam
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma
Agraria adalah penataan kembali struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan,
dan pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan melalui Penataan Aset dan disertai
dengan Penataan Akses untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Pada peraturan
tersebut yang termasuk Subjek Reforma Agraria adalah penerima TORA yang

xxii
memenuhi persyaratan dan ditetapkan untuk menerima TORA. Tanah Negara
adalah tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu hak atas tanah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, dan/atau tidak merupakan tanah ulayat
Masyarakat Hukum Adat, tanah wakaf, barang milik negara/daerah/desa atau
badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, dan tanah yang telah ada
penguasaan dan belum dilekati dengan sesuatu hak atas tanah.

Program reforma agraria (PRONA) yang dijelaskan pada Peraturan Menteri


Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2015
tentang Program Nasional Agraria merupakan rangkaian penyertipikatan secara
masal pada suatu wilayah adminstrasi desa /kelurahan atau sebutan lain atau
bagian-bagian lainnya. Sasaran program ini adalah seluruh bidang yang belum
tersertipikat yang dikuasi atau dimiliki oleh perorangan.

Selain ini juga penulis mempelajari Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2015 tentang Program Nasional
Agraria. Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi
pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data
fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang
tanah dan satuan rumah susun, termasuk pemberian tanda bukti haknya bagi
bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya, dan hak milik atas satuan rumah
susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap yang selanjutnya disingkat PTSL adalah kegiatan Pendaftaran Tanah
untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi semua objek Pendaftaran
Tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan
atau nama lainnya yang setingkat dengan itu, yang meliputi pengumpulan data
fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa objek Pendaftaran Tanah untuk
keperluan pendaftarannya.

xxiii
2. Kompetensi Pendaftaran Tanah

Dalam kompetensi penulis dibimbing oleh mentor dalam memahami dasar-dasar


hukum dalam pendaftaran tanah yaitu Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 2018, Keputusan
Bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional,
Menteri Dalam Negeri, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 25/SKB/V/2017, Nomor 590- 3167A Tahun 2017, Nomor
34 Tahun 2017, Instruksi Presiden RI Nomor 2 Tahun 2018. Serta mengetahaui
dasar hukum tentang Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf,
Pengetahuan tentang Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2
Tahun 2017 tentang Tata Cara Pendaftaran.

Tanah Wakaf di Kementerian ATR/BPN.

Selain itu, hak tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan
tanah dijelaskan pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 yang mana Hak
Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah, yang
selanjutnya disebut Hak Tanggungan, adalah hak jaminan yang dibebankan pada
hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Per-aturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut
benda-benda lain yang merupakan satu kesa-tuan dengan tanah itu, untuk
pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada
kreditor tertentu terhadap kreditorkreditor lain.

3. Sistem, Proses dan Prosedur

Untuk perseorangan yang ingin mendaftarkan hak tanah harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut :

a. Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon atau


kuasanya diatas materai

b. Surat kuasa apabila dikuasakan

xxiv
c. Fotokopi identitas (KTP, KK) pemohonan dan kuasa apabila dikuasakan yang
telah dicocokan dengan aslinya oleh petugas loket

d. Asli bukti perolehan tanah / alas hak

e. Asli surat-surat bukti pelepasan han dan pelunasan tanah dan rumah atau
rumah yang dibeli pemerintah

f. Fotokopi SPPT PBB Tahun berjalan yang telah dicocokan dengan aslinya
oleh petugas loket, penyerahan bukti SSB (BPHTB) dan bukti bayar uang
pemasukan

g. Melampirkan bukti SSP/PPh sesuai dengan ketentuan.

Persyaratan Pemeliharaan data pendaftaran tanah


 Jual Beli
a. Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon atau
kuasanya di atas materai cukup
b. Surat Kuasa apabila dikuasakan
c. Fotocopy identitas pemohon (KTP, KK) dan kuasa apabila dikuasakan,
yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket
d. Fotocopy Akta Pendirian dan Pengesahan Badan Hukum yang telah
dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket, bagi badan hukum
e. Sertipikat asli
f. Akta Jual Beli dari PPAT
g. Fotocopy KTP dan para pihak penjual-pembeli dan/atau kuasanya
h. Ijin Pemindahan Hak apabila di dalam sertipikat/ keputusannya
dicantumkan tanda yang menyatakan bahwa hak tersebut hanya boleh
dipindahtangankan jika telah diperoleh ijin dari instansi yang berwenang
i. Foto copy SPPT PBB Tahun berjalan yang telah dicocokkan dengan
aslinya oleh petugas loket, penyerahan bukti SSB (BPHTB) dan bukti
bayar uang pemasukan (pada saat pendaftaran hak)
 Pewarisan / Wasiat
a. Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon atau
kuasanya di atas materai cukup

xxv
b. Surat Kuasa apabila dikuasakan
b. Fotocopy identitas pemohon/para ahli waris (KTP, KK) dan kuasa apabila
dikuasakan, yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket
a. Sertipikat asli
b. Surat Keterangan Waris sesuai peraturan perundang-undangan
c. Akte Wasiat Notariel
d. Foto copy SPPT PBB tahun berjalan yang telah dicocokkan dengan
c. aslinya oleh petugas loket
a. Penyerahan bukti SSB (BPHTB), bukti SSP/PPH untuk perolehan
d. tanah lebih dari 60 Juta Rupiah bukti bayar uang pemasukan (pada
e. saat pendaftaran hak)
- Hibah
1. Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon
2. atau kuasanya di atas materai cukup
3. Surat Kuasa apabila dikuasakan
4. Fotocopy identitas pemohon/pemegang dan penerima hak (KTP, KK) serta
kuasa apabila dikuasakan,yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh
petugas loket
5. Sertipikat asli
6. Akta Hibah dari PPAT
7. Ijin Pemindahan Hak apabila di dalam sertipikat/keputusannya
dicantumkan tanda yang menyatakan bahwa hak tersebut hanya boleh
dipindah tangankan jika telah diperoleh ijin dari instansi yang berwenang
8. Foto copy SPPT PBB tahun berjalan yang telah dicocokkan dengan
aslinya oleh petugas loket
9. Penyerahan bukti SSB (BPHTB) dan bukti SSP/PPH untuk perolehan
tanah lebih dari 60 Juta Rupiah
- Pemecahan / pemisahan bidang tanah
1. Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohonatau
kuasanya di atas materai cukup
2. Surat Kuasa apabila dikuasakan

xxvi
3. Fotocopy identitas pemohon (KTP, KK) dan kuasa apabila
dikuasakan,yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket
4. Sertipikat asli
5. Ijin Perubahan Penggunaan Tanah, apabila terjadi perubahan penggunaan
tanah
6. Melampirkan bukti SSP/PPh sesuai dengan ketentuan
7. Tapak kavling dari Kantor Pertanahan

3. PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP (PTSL)

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang selanjutnya disingkat PTSL adalah


kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak
bagi semua objek Pendaftaran Tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia
dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu,
yang meliputi pengumpulan data fisik dan data yuridis mengenai satu atau
beberapa objek Pendaftaran Tanah untuk keperluan pendaftarannya.

4. PROGRAM NASIONAL AGRARIA (PRONA)

Prona adalah rangkaian kegiatan pensertifikatan tanah secara massal pada suatu
wilayah administrasi desa, Tujuan Prona memberikan pelayanan pendaftaran
tanah 66 pertama kali dengan proses yang sederhana mudah, cepat dan murah
Sasaran Prona seluruh bidang tanah yang belum bersertifikat yg dikuasai dimiliki
perorangan. Obyek yg dpat dijadikan prona a. Bekas tanah milik adat b. Tanah yg
dikuasai langsung oleh negara c. Tanah hamparan perdesaan

5. BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan


Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan Calon Analisis Permohonan Hak Tanah dan Pendaftaran
Tanah berada di bawah Seksi Hubungan Hukum Pertanahan. Adapun tugas dari

xxvii
seksi dua yaitu melakukan pengoordinasian dan pelaksanaan penetapan hak tanah
dan pemberdayaan hak tanah masyarakat, pendaftaran hak tanah dan
pemeliharaan data hak tanah serta pembinaan PPAT. Mendukung tugas tersebut,
Seksi Hubungan Hukum Pertanahan menyelenggarakan beberapa fungsi yang
dijabarkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pemberian penetapan, perpanjangan dan penetapan kembali
hak perseorangan dan badan hukum swasta, serta hak atas ruang dan hak
komunal;
2. Penyiapan bahan pemberian izin dan penetapan hak atas tanah badan
sosial/keagamaan serta penegasan sebagai tanah wakaf, tanah bekas milik
Belanda dan bekas tanah asing lainnya;
3. Penyiapan bahan penunjukan badan hukum tertentu yang dapat
mempunyai hak milik;
4. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi tanah hak perseorangan dan
badan hukum swasta, serta hak atas ruang;
5. Pelaksanaan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat;
6. Penyiapan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan lembaga non
pemerintah dalam rangka pemberdayaan hak atas tanah masyarakat;
7. pelaksanaan pengembangan dan diseminasi model pemberdayaan hak atas
tanah masyarakat;
8. Pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah, hak atas ruang, hak milik atas
satuan rumah susun, hak pengelolaan, hak tanggungan, tanah wakaf, hak
atas tanah badan sosial/keagamaan dan pencatatan pembatalan hak serta
hapusnya hak;
9. Pemeliharaan data pendaftaran tanah dan ruang, hak milik atas satuan
rumah susun, hak pengelolaan, tanah wakaf, dan pemberian izin peralihan
hak, pelepasan hak, perubahan penggunaan dan perubahan
pemanfaatan/komoditas, peralihan saham, pengembangan dan pembinaan
PPAT;
10. Pengelolaan informasi dan Komputerisasi Kegiatan Pertanahan berbasis
data yuridis; dan

xxviii
11. Pelaksanaan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan di seksi hubungan hokum pertanahan.
Seksi Hubungan Hukum Pertanahan terdiri tiga subseksi dan kelompok
jabatan fungsional, adapun tugas dari masing-masing subseksi dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Subseksi Penetapan Hak Tanah dan Pemberdayaan Hak Tanah Masyarakat
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis,
koordinasi, pemantauan, pelaksanaan pemberian penetapan, perpanjangan
dan penetapan kembali hak perseorangan dan badan hukum swasta, serta
hak atas ruang dan hak komunal, penyiapan bahan pemberian izin dan
penetapan hak atas tanah badan sosial/keagamaan serta penegasan sebagai
tanah wakaf, tanah bekas milik Belanda dan bekas tanah asing lainnya,
penyiapan bahan penunjukan badan hukum tertentu yang dapat
mempunyai hak milik, pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi tanah hak
perseorangan dan badan hokum swasta, hak atas ruang, pelaksanaan
pemberdayaan hak atas tanah masyarakat, penyiapan kerjasama dengan
lembaga pemerintah dan lembaga non pemerintah dalam rangka
pemberdayaan hak atas tanah masyarakat, pelaksanaan pengembangan dan
diseminasi model pemberdayaan hak atas tanah masyarakat, serta evaluasi
dan pelaporan.
2. Subseksi Pendaftaran Hak Tanah mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan, pelaksanaan pendaftaran
hak atas tanah, hak atas ruang, hak milik atas satuan rumah susun, hak
pengelolaan, hak tanggungan, tanah wakaf, hak atas tanahbadan
sosial/keagamaan dan pencatatan pembatalan hak serta hapusnya hak, serta
evaluasi dan pelaporan.
3. Subseksi Pemeliharaan Data Hak Tanah dan Pembinaan PPAT mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis, koordinasi,
pemantauan, pemeliharaan data pendaftaran tanah dan ruang, hak milik
atas satuan rumah susun, hak pengelolaan, tanah wakaf, dan pemberian
izin peralihan hak, pelepasan hak, perubahan penggunaan dan perubahan
pemanfaatan/komoditas, peralihan saham, pengembangan dan pembinaan

xxix
PPAT, serta pengelolaan informasi dan Komputerisasi Kegiatan
Pertanahan berbasis data yuridis, serta evaluasi dan pelaporan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 18 Tahun 2015, adapun tugas dan fungsi dari Calon Analis
Permohonan Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah yaitu: melakukan analisis
terhadap permohonan hak tanah dan pendaftaran tanah yang dilakukan
melalui proses pemeriksaan kelengkapan berkas permohonan, uraian
tugasnya dapat dijabarkan sebagai berikut
1. Menyusun bahan usulan rencana kegiatan dan anggaran dibidang
hubungan hukum pertanahan
2. Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas permohonan dan surat-
surat yang berhubungan dengan permohonan Hak Tanah dan
pendaftaranTanah berdasarkan disposisi pimpinan;
3. Menganalisa dan memproses berkas permohonan sesuai ketentuan
yang berlaku;
4. Mempersiapkan petunjuk/penjelasan atas surat dari masyarakat/pihak
lain yang menyangkut hak tanah dan pendaftaran tanah;
5. Membuat hasil risalah berdasarkan jenis layanan yang diserahkan
kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti;
6. Membuat konsep SK berdasarkan jenis layanan permohonan
pendaftaran tanah;
7. Menyusun bahan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang Hak
Tanah dan Pendaftaran Tanah; dan
8. Menyusun konsep naskah kedinasan lainnya di bidang Hubungan
Hukum pertanahan.

6. PERATURAN PRESIDEN TENTANG REFORMA AGRARIA.

Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:


- Reforma Agraria adalah penataan kembali struktur penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan melalui
Penataan Aset dan disertai dengan Penataan Akses untuk kemakmuran
rakyat Indonesia.

xxx
- Penataan Aset adalah penataan kembali penguasaan,pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah dalam rangka menciptakan keadilan di
bidang penguasaan dan pemilikan tanah.
- Penataan Akses adalah pemberian kesempatan akses permodalan maupun
bantuan lain kepada Subjek Reforma Agraria dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan yang berbasis pada pemanfaatan tanah,yang disebut juga
pemberdayaan masyarakat.
- Tanah Objek Reforma Agraria yang selanjutnya disingkat TORA adalah
tanah yang dikuasai oleh negara dan/atau tanah yang telah dimiliki oleh
masyarakat untuk diredistribusi atau dilegalisasi.
- Subjek Reforma Agraria adalah penerima TORA yang memenuhi
persyaratan dan ditetapkan untuk menerima TORA.
- Tanah Negara adalah tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu hak atas
tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, dan/atau tidak
merupakan tanah ulayat Masyarakat Hukum Adat,tanah wakaf, barang
milik negara/daerah/desa atau badan usaha milik negara/badan usaha milik
daerah, dan tanah yang telah ada penguasaan.

xxxi
LAMPIRAN 6 : FORM NILAI PENGUATAN KOMPETENSI TEKNIS
BIDANG TUGAS PELATIHAN DASAR CPNS

xxxii
LAMPIRAN 7 : PENILAIAN DESKRIPTIF RANCANGAN AKTUALISASI
DARI PEMBIMBING (COACH)

PENJELASAN KEMAMPUAN PESERTA DALAM MEMBUAT


RANCANGAN AKTUALISASI

Nama Peserta : Tri Fitri Puspita Sari, S.AP.


Instansi : Kantor Pertanahan Kabupaten Kepualauan Mentawai
Jabatan : Calon Analis Permohonan Hak Tanah dan Pendaftaran
Tanah
Tempat Aktualisasi : Kantor Pertanahan Kabupaten Kepualauan Mentawai

Saya menilai peserta Pelatihan Calon PNS Golongan III tersebut,

Sangat Mampu/ Mampu/ Kurang Mampu/ Tidak Mampu *

Membuat rancangan aktualisasi substansi mata Pelatihan Dasar Calon PNS


Golongan III dengan menyelesaikan isu yang telah ditetapkan, denan penjelasan
sebagai berikut:
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

................, ........................................
Coach,

Drs. Lihardo Saragih, S.H., M.Si.


NIP. 19670623 199403 1 003

*
Coret yang tidak perlu

xxxiii
LAMPIRAN 8 : PENILAIAN DESKRIPTIF RANCANGAN AKTUALISASI
DARI PEMBIMBING (MENTOR)

PENJELASAN KEMAMPUAN PESERTA DALAM MEMBUAT


RANCANGAN AKTUALISASI

Nama Peserta : Tri Fitri Puspita Sari, S.AP.


Instansi : Kantor Pertanahan Kabupaten Kepualauan Mentawai
Jabatan : Calon Analis Permohonan Hak Tanah dan Pendaftaran
Tanah
Tempat Aktualisasi : Kantor Pertanahan Kabupaten Kepualauan Mentawai

Saya menilai peserta Pelatihan Calon PNS Golongan III tersebut,

Sangat Mampu/ Mampu/ Kurang Mampu/ Tidak Mampu *

Melaksanakan aktualisasi substansi mata Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan


III dengan menyelesaikan isu yang telah ditetapkan, denan penjelasan sebagai
berikut:
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

................, ........................................
Mentor,

Rahmatsyah, S.Kom.
NIP. 19850524 200804 1 001

*
Coret yang tidak perlu

xxxiv
LAMPIRAN 9
BIODATA PENULIS

Tri Fitri Puspita Sari, S.AP., lahir pada tanggal 13 April


1991 di Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat.
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari
pasangan suami istri bernama Bapak Dasirun Hadi Prayitno
dan Ibu Saldiar. Penulis dipersunting oleh seorang laki-laki
yang bernama Alfi Alhuda, S.AP. pada Jumat, 14
Desember 2018. Menempuh pendidikan pertama kali pada
tahun1996 di TK Islam Raudhatul Jannah Payakumbuh selama 1 tahun,
dilanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di yayasan yang sama pada tahun 1997
yaitu SD Islam Raudhatul Jannah Payakumbuh, tahun 2003 melanjutkan ke SMP
Negeri 1 Payakumbuh, kemudian menempuh pendidikan SMA selama 3 tahun di
SMA Negeri 1 Payakumbuh pada jurusan Ilmu Pengetahuan Alam. Adapun
pendidikan terakhir yang ditempuh oleh penulis adalah Sarjana Ilmu Administrasi
Publik di Fakultas Ilmu Administrasi , Universitas Brawijaya, Malang dan lulus
pada tahun 2014. Semasa kuliah penulis cukup aktif dalam Organisasi yang
bernama Ikatan Pemuda Pelajar Minang Bundo Kanduang Kota Malang,
merupakan salah satu organisasi daerah di Kota Malang yang mewadahi pemuda
pemudi Minang untuk berkreasi, menyalurkan bakat, berkegiatan positif, dan aktif
menjalin kerjasama dengan organisasi dari daerah lain.

Berkegiatan di alam baik hiking, caving, maupun mountaineering merupakan hobi


yang disukai penulis selain membaca buku sciene fiction dan sejarah. Penulis
mempunyai prinsip jika ada target pasti akan berusaha menemukan jalan untuk
mencapai target tersebut, terus berusaha dengan ikhlas dan sabar dalam
menjalankan sesuatu, insyaallah akan diberi kemudahan oleh Allah. Penulis
sekarang merupakan Calon Analis Permohonan Hak Tanah dan Pendaftaran
Tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

xxxv

Anda mungkin juga menyukai