Disahkan ditanggal Enam bulan November tahun Dua Ribu Dua Puluh
Coach, Mentor,
Telah diseminarkan di hadapan penguji dan diterima sebagai bagian dari persyaratan
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas, untuk selanjutnya Aksi
Perubahan akan dilanjutkan pada Jangka Panjang dan Jangka Menengah.
Coach, Mentor,
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Aksi
Perubahan ini, yang merupakan bagian dari peningkatan kualitas pelayanan publik
dari Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan IV pada Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan
Nasional. Laporan Aksi Perubahan ini berjudul Pemetaan Bidang Tanah Wilayah Adat
Wabula Melalui Penatausahaan Tanah Masyakarat Hukum Adat Di Kabupaten Buton
Dengan Menggunakan Aplikasi Survey Tanahku, sebuah Laporan Aksi Perubahan
yang akan melakukan perubahan penatausahaan tanah Masyarakat Hukum Adat
Wabula melalui kegiatan pengukuran, pemetaan dan pencatatan dalam daftar tanah
Kantor Pertanahan Kabupaten Buton, dengan menggunakan aplikasi Survey
Tanahku. Melalui penatausahaan tanah ulayat Masyarakat Hukum Adat Wabula,
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Buton
untuk menjadi embrio realisasi pelaksanaan PTSL untuk Masyarakat Hukum Adat
Wabula pada tahun anggaran 2021.
Mengingat kemampuan dan pengetahuan dari penulis yang terbatas, maka
penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan ketidaksempurnaan yang ditemui. Oleh karena itu, dengan hati
terbuka dan lapang dada, penulis mengharapkan saran atau kritik yang bersifat positif
terhadap laporan ini, guna peningkatan kemampuan penulis di masa yang akan
datang dan kemajuan ilmu pengetahuan penulis.
Tersusunnya Laporan Aksi Perubahan ini atas dukungan dan bantuan
beberapa pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
hormat, terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Sulawesi Tenggara, yang telah
memberikan kepercayaan dan dukungan secara penuh kepada penulis untuk
merancang Aksi Perubahan ini.
2. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Buton, Bapak Tageli Lase, S.SiT. selaku
Mentor yang memberikan dukungan penuh dalam memberikan bimbingan
kepada penulis.
i
ii
iii
iv
vi
vii
viii
ix
A. Latar Belakang
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Lembaga Administrasi Negara Nomor 15 tahun 2019 menjadi dasar semua
lembaga pelatihan yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi peserta
dalam rangka memenuhi standar kompetensi manajerial.
Hasil akhir dari proses pelatihan ini adalah membentuk seorang leader yang
memiliki kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap/perilaku PNS
yang dapat diamati dan diukur dan terlihat dalam pelaksanaan tugas jabatannya.
Kompetensi tersebut dijelaskan sebagai kompetensi pemimpin melayani dan
dapat melahirkan Akuntabilitas Jabatan yakni kemampuan mengendalikan
kegiatan pelaksanaan pelayanan publik yang dilakukan pejabat pelaksana sesuai
standar operasional prosedur.
Laporan Aksi Perubahan Peningkatan Kinerja Pelayanan Publik adalah kertas
kerja penulis untuk menunjukkan Kompetensi Kepemimpinannya sesuai bidang
tugas dan mengelola perubahan dalam bentuk inovasi, dengan melakukan
kolaborasi, dan mengoptimalkan seluruh potensi sumberdaya (internal dan
eksternal) dalam rangka peningkatan kualitas Kinerja Pelayanan Publik. Dengan
Diklat Kepemimpinan Pengawas ini, diharapkan mampu untuk mewujudkan
Sosok Kepemimpinan melayani yang diindikasikan dengan kemampuan :
• Membangun karakter dan sikap perilaku kepemimpinan Pancasila yang
berintegritas, menjunjung tinggi etika birokrasi, dan bertanggungjawab dalam
pengendalian pelayanan publik di unit organisasinya sebagai bentuk perilaku
kepemimpinan Pancasila dan belanegara, dan
• Mengaktualisasikan kepemimpinan pelayanan dan pengendalian pekerjaan
sesuai dengan bidang tugasnya dengan melakukan inovasi, kolaborasi, dan
mengoptimalkan seluruh potensi sumberdaya internal dan eksternal dalam
rangka implementasi peningkatan kinerja pelayanan publik yang dilakukan
oleh pejabat pelaksana.
Seluruh tanah di dalam MHA Wabula terbagi menjadi hak ulayat yang dikuasai
langsung oleh Parabela dan bagian lain dikuasai oleh perorangan dengan luas
dan batas-batas tertentu.
a) Penguasaan Tanah Ulayat oleh Parabela
Penguasaan tanah ulayat dalam MHA Wabula menjadi wewenang Parabela,
baik tanah kaombo maupun hutan kaombo. Anggota MHA Wabula tetap
memiliki hak pakai yang tidak terbatas untuk mendirikan rumah di atas tanah
itu dengan batasan setiap rumah harus memiliki cucuran air dari atap.
Kepemilikan oleh MHA Wabula tersebut terletak pada bangunan rumahnya,
bukan pada tanahnya. Ketika Parabela berganti, perwalian terhadap tanah
yang ada juga akan diberikan pada Parabela selanjutnya.
Sementara itu, tanah kaombo juga memiliki makna yang sama dengan hutan
kaombo yang dikeramatkan. Hak pakai tanah tersebut akan diserahkan
kepada warga MHA Wabula, baik untuk mendirikan rumah maupun hak pakai
untuk mmenanam tanaman pertanian. Pemberian hak pakai akan dilakukan
oleh Parabela kepada anggota MHA Wabula yang mengajukan permohonan
penguasaan tanah. Terkait kekuasaan Parabela pada tanah ulayat tersebut,
sebenarnya Parabela tidak memiliki kekuasaan yang bersifat mutlak.
Parabela hanya bertugas untuk mengatur serta memberikan sanksi adat
kepada anggota MHA Wabula yang melanggar aturan adat. Kekuasaan
Sejak diluncurkannya Geoportal Kebijakan Satu Peta pada akhir tahun 2018,
ada beberapa hal yang menjadi perhatian publik. Pertama, ada dua komponen
peta Informasi Geospasial Tematik (IGT) yang belum terkompilasi, yaitu peta
batas desa dan peta tanah ulayat (wilayah adat). Padahal dua peta tematik ini
sangat strategis terkait dengan ruang hidup masyarakat adat dan warga desa.
Dapat dikatakan dua peta tematik ini menjadi layer (lapisan) paling bawah yang
berhubungan langsung dengan keberadaan dan relasi masyarakat dengan
sumber-sumber agraria dengan berbagai pemenuhan kebutuhan pangan
masyarakat seperti berladang, sawah, kebun campur (agroforestry), menangkap
ikan, berburu, memanfaatkan hasil hutan maupun hasil laut, danau dan sungai.
Dalam Perpres Kebijakan Satu Peta, IGT Tanah Ulayat menjadi salah satu
unsur peta yang perlu dikompilasi, integrasi dan sinkorinisasi. Peta ini merujuk
pada peta yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah. Dalam perkembangan
pembentukan kebijakan daerah saat ini sudah cukup banyak pemerintah daerah
kabupaten menerbitkan kebijakan daerah dalam bentuk Peraturan Daerah
(Perda) dan Surat Keputusan Kepala Daerah dalam pengakuan dan perlindungan
Masyarakat Hukum Adat (MHA). Peta Wilayah Adat menjadi satu dokumen
10
11
12
3. Area Bermasalah
Area bermasalah dapat ditemukan dengan melakukan diagnosis organisasi
untuk menemukan gejala atau bahkan masalah yang terindikasi dapat
menyebakan kegagalan dalam melakukan peningkatan kinerja kualitas
pelayanan publik. Diagnosis organisasi dimaksudkan untuk menilai kondisi
organisasi yang semula dianggap masih berupa isu menjadi masalah nyata
yang harus diselesaikan.
Diagnosis organisasi tersebut dapat disesuaikan dengan Tugas dan Fungsi
Pelayanan. Hal tersebut diawali dengan memotret kondisi saat ini (existing) dan
membandingkan dengan kondisi yang diharapkan. Kemudian setelah
dilakukan identifikasi kondisi existing pelayanan publik saat ini dan kondisi yang
diharapkan tersebut, akan didapatkan kesenjangan (‘gap’).
Berdasarkan hasil identifikasi tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Kepala
Seksi Infrastruktur Pertanahan maka ditemukan beberapa tupoksi yang masih
bermasalah atau belum terlaksana dengan baik diantaranya adalah
pelaksanaan program strategis Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
(PTSL), Desa Lengkap dan pelaksanaan Pengukuran dan Pemetaan Tanah
Ulayat Masyarakat Hukum Adat. Berdasarkan tupoksi yang masih bermasalah
tersebut maka isu-isu strategis yang dihadapai oleh Kantor Pertanahan
Kabupaten Buton dapat teridentifikasi sebagai berikut :
13
14
15
16
19
20
CAUSE EFFECT
MAN MONEY
Pengukuran dan
Pemetaan Tanah
Ulayat Masyarakat
Hukum Adat Tidak
Terlaksana
Dari diagram tersebut dapat diperoleh faktor-faktor yang menjadi penyebab dari
adanya isu strategis/masalah utama tersebut, yaitu :
1. Man, penyebab permasalahan adalah terletak pada sumber daya manusia
yang ada. Faktor SDM utamanya berasal dari faktor keengganan dari kepala
suku (parabela) dan masyarakat hukum adat wabula untuk menjamin
kepastian hukum tanah ulayat mereka. Selain kurangnya tenaga sumber daya
manusia yang ada di Seksi Infrastruktur Pertanahan Kabupaten Buton
sehingga upaya untuk melakukan pendekatan persuasif dengan
mengedepankan kearifan lokal untuk berdiskusi dengan kepala suku dan
masyarakat hukum adat tidak terlaksana.
2. Money, kendala anggaran yang terbatas di Seksi Infrastruktur Pertanahan
Kabupaten Buton dimana anggaran untuk penatausahaan tanah ulayat tidak
tercantum dalam DIPA Kantor Pertanahan Kabupaten Buton. Selain itu
dukungan anggaran dari swadaya masyarakat dan Pemerintah Kabupaten
Buton tidak ada.
3. Methods, selama ini metode pengukuran, pemetaan dan pengumpulan data
fisik dan yuridis masih menggunakan cara-cara manual dan konvensional,
21
22
3. Kelayakan Teknis
Data utama Laporan Aksi Perubahan ini diperoleh langsung dari data
lapangan dan kemudian diolah dan dianalisis di kantor Pertanahan
Kabupaten Buton. Secara teknis lokasi Laporan Aksi Perubahan sangat
layak untuk diambil datanya baik melalui pemotretan udara maupun
pengamatan langsung di lapangan secara terestris. Proses pengumpulan
data tersebut dapat dilakukan dengan cara menggunakan aplikasi Survey
Tanahku.
4. Kelayakan Regulasi
Laporan Aksi Perubahan ini secara hukum layak untuk dilaksanakan karena
Laporan Aksi Perubahan ini merupakan rangkaian kegiatan Pelatihan
Kepemimpinan Pengawas (PKP) yang dilaksanakan oleh PPSDM, dimana
23
24
A. Terobosan Inovasi
1. Deskripsi Inovasi Laporan Aksi Perubahan
Inovasi adalah sebuah ide, praktik atau objek yang dianggap baru oleh
individu satu unit adopsi lainnya. Sedangkan Inovasi pelayanan publik
adalah penerapan ide-ide baru dalam penyelenggaran pemenuhan
keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara agar
masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya.
Pada Laporan Aksi Perubahan ini penulis akan melakukan sebuah
terobosan inovasi yang lahir dari sebuah gagasan inovasi yaitu pemberian
jaminan kepastian hukum pada tanah ulayat Masyarakat Hukum Adat
Wabula di Kabupaten Buton. Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2019
tentang Tata Cara Penatausahaan Tanah Ulayat Kesatuan Masyarakat
Hukum Adat maka keberadaan tanah ulayat Wabula harus segera
ditindaklanjuti status hukumnya dengan kegiatan pentausahaan berupa
pengukuran, pemetaan dan pencatatan dalam daftar tanah.
Pelaksanaan pengukuran, pemetaan dan pencatatan dalam daftar tanah
(penatausahaan tanah ulayat) dilakukan dengan menggunakan teknologi
berupa aplikasi Survey Tanahku. Penggunaan teknologi aplikasi Survey
Tanahku tersebut bertujuan untuk mempercepat dan mempermudah proses
kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data fisik di lapangan.
25
26
1. SDM terkait pada mitra kerja 1. Pemberian Jaminan Kepastian Hukum Tanah Ulayat Masyarakat Hukum Adat
Wabula
2. Bahan dan Peralatan terkait penggunaaan Teknologi Aplikasi
Survey Tanahku, peralatan ukur dan lain lain 2. Penatusahaan Tanah Ulayat dengan Pengukuran, Pemetaan dan Pencatatan
dalam Daftar Tanah Kantor Pertanahan Kabupaten Buton
3. Pemanfaatan Teknlogi Informasi (Jaringan Internet) yang
menunjang 2. Pelayanan Informasi, konsultasi dan Sosialisasi Status Tanah Ulayat
Biaya Pelaksanaaan Kegiatan direncanakan dari 1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan 1. Penolakan tawaran
Revisi POK Kantor Pertanahan Kabupaten akses reform penatausahaan dari Parabela
Buton
2. Menjamin kepastian hukum kepemilikan tanah pada dan Masyarakat Hukum Adat
masyarakat adat 2. Apabila penatausahaan tanah
3. Mengurangi terjadinya sengketa dan konflik kepemilikan tanah ulayat tersebut dilanjutkan ke
masyarakat adat. proses sertipikat maka peran
PARABELA dalam proses
peralihan tanah terdaftar dapat
dipastikan menjadi berkurang
bahkan hilang karena aturan
perundangan yang berlaku.
27
C. Manfaat Inovasi
Manfaat Inovasi yang berupa Impact Jangka Panjang (selama 1 tahun ke
depan dan seterusnya) dari Laporan Aksi Perubahan ini adalah sebagai berikut
:
1. Manfaat Bagi Tim Leader
Dapat meningkatkan keterampilan ASN di Kantor Pertanahan Kabupaten
Buton dalam menggunakan dan mengoperasikan alat pengukuran
28
29
30
COACH PROJECT
LEADER
Keterangan:
: Arahan/Petunjuk
: Koordinasi
31
32
33
Stakeholder internal :
1) Kakanwil sebagai pembina Aksi Perubahan
2) Kepala Kantor (mentor) sebagai project sponsor
34
35
36
38
39
40
Sesuai dengan yang telah diuraikan dalam Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2019
tentang Tata Cara Penatausahaan Tanah Ulayat Kesatuan Masyarakat
Hukum Adat maka pelaksanaan kegiatan pengukuran, pemetaan dan
pencatatan dalam daftar tanah dilakukan dengan menggunakan aplikasi
Survey Tanahku dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Pemotretan Udara Digital Dengan Pesawat Nirawak
(Drone) dengan menagcu pada Petunjuk Teknis Pembuatan Peta
Kerja Dengan Menggunakan Pesawat Nirawak / Drone Nomor : 02
Juknis-300/2017, Tanggal : 21 Juni 2017 yang dikeluarkan oleh Dirjen
Infrastruktur Keagrariaan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Peta Foto hasil Pemotretan Udara ini kemudian dirubah formatnya
menjadi Map Box Tiles (MBT), yang kemudian digunakan sebagai
peta latar yang dapat dijadikan referensi pengamatan bidang tanah
pada aplikasi Survey Tanahku.
42
43
44
PERSIAPAN
KOORDINASI
PEMBUATAN SK TIM
TIM INTERNAL
UAV/ KOORDINASI
FOTO UDARA PEMBENTUKAN TIM
TIM EXTERNAL
SOSIALISASI PENDEKATAN
PERSUASIF
DATA YURIDIS
SINKRONISASI DATA
46
47
50
51
52
53
55
56
58
e) Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi merupakan hasil dari upaya koordinasi
eksternal dari upaya-upaya pendekatan persuasif yang dilakukan oleh
project leader dan tim. Pada hari selasa tanggal 15 September 2020
kegiatan sosialisasi dilakukan dengan melibatkan : Parabela (Kepala
Suku Masyarakat Hukum Adat Wabula) lengkap dengan perangkat adat
Wabula, Kepala Desa Wabula, Kepala Desa Wabula 1, Sekretaris
Kecamatan Wabula, Aparat Desa Wabula, Aparat Desa Wabula 1,
tokoh-tokoh masyarakat Wabula, seluruh tim efektif Kantor Pertanahan
Kabupaten Buton dan perwakilan Pemerintah Daerah Kabupaten Buton
yang diwakili oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Buton.
Dalam sosialisasi yang diadakan di Galampa (balai adat Wabula)
yang dilakukan dengan cara mengikuti kearifan lokal setempat yaitu
dengan duduk secara bersila, project leader dengan dibantu oleh mentor
menerangkan maksud penatausahaan tanah ulayat Masyarakat Hukum
61
Gambar 23. Tanggapan dari Kadis Pemdes Kab. Buton dan Tokoh
Masyarakat Wabula (Kepala Badan Perpustakaan Daerah)
63
64
65
Gambar 28. Peta Hasil Deliniasi Bidang Tanah Ulayat MHA Wabula
67
68
69
Gambar 31. Proses membuka file “Map Box Tiles” di Survey Tanahku
70
71
72
Alur mengisi
atribut persil
74
Informasi database
76
77
79
81
82
85
86
87
B. Rekomendasi
Dalam rangka mendukung peningkatan kinerja pelayanan pada Kantor
Pertanahan Kabupaten Buton, penulis selaku Project Leader dalam Aksi
Perubahan ini merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Perlu ada tindak lanjut persuasif yang kemudian dilanjutkan dengan
sosialisasi massif kepada seluruh pihak yang berkepentingan untuk untuk
menyatukan pendapat dan mencari solusi penyelesaian terhadap
mekanisme pelaksanaan pendaftaran tanah melalui legalisasi aset di Desa
Wabula dan Desa Wabula 1 untuk tanah-tanah yang dikuasai secara privat
oleh masyarakat dengan tetap mengedepankan kearifan lokal berupa
rekomendasi persetujuan dari parabela kepada setiap permohonan
legalisasi aset tersebut.
2. Penerapan aplikasi Survey Tanahku yang belum mengakomodir mekanisme
penatausahaan tanah ulayat perlu dibuat lebih maksimal dan berdaya guna
serta dapat mengakomodir kebutuhan pelayanan penatausahaan tanah
yang konter NIB/NIS nya berbasis Kabupaten.
3. Pada pengolahan database hasil sinkronisasi Survey Tanahku pada aplikasi
lanjutan seperti aplikasi PTSL Fisik dan Geo-KKP agar perlu ditambahkan
menu-menu pengolahan yang lebih lengkap agar hasil sinkronisasi tanah
ulayat tersebut dapat dilanjutkan ke proses PBT untuk kemudian tersimpan
dalam database peta pendaftaran online BPN.
4. Diperlukan reaksi yang cepat dan responsif oleh kita selaku pegawai pada
instansi pelayanan, oleh karenanya perlu senantiasa terus mengembangkan
diri dan meningkatkan pengetahuan serta wawasan dalam rangka
menghadapi tantangan di bidang pelayanan publik yang lebih modern di
masa mendatang utamanya dalam hal penguasaan teknologi aplikasi dan
peralatan mutakhir saat ini.
88
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, 2019. Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No 13
tahun 2019 tentang uraian Tugas Jabatan Struktural di Lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional dijabarkan
mengenai tugas pokok dan fungsi baik di lingkungan Kementerian, Kantor
Wilayah dan juga Kantor Pertanahan. Kementerian ATR/ BPN – Jakarta.
89
90
96
98
102
106
107
109