NIP : 198912042014022004
disetujui dan dinyatakan layak untuk disajikan dalam Seminar Rancangan Aksi
Perubahan, sebagai salah satu syarat kelulusan pada Pelatihan Kepemimpinan
Pengawas Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional pada hari Selasa tanggal 2 Agustus 2023.
Menyetujui:
Bogor, 2023 Betun, 2023 COACH
MENTOR
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yesus , yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aksi Perubahan, yang
merupakan salah satu syarat dalam rangkaian kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
Angkatan IV Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia (PPSDM) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Agustyarsyah, S.SiT., S.H., M.P. selaku Kepala Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.;
2. Bapak __________________ selaku penguji dalam kegiatan Seminar Rancangan Aksi
Perubahan pada Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan IV Kelompok 4 Tahun
2023 Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional, yang telah memberikan masukan serta saran yang
bermanfaar dalam Rancangan Aksi Perubahan yang jauh dari kata sempurna ini;
3. Bapak Sukamto, S.T., M.P.W.K. selaku Widyaiswara PPSDM Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan sekaligus pembimbing pada Pelatihan
Kepemimpinan Pengawas Angkatan IV Kelompok 4 Tahun 2023 Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
yang telah memberikan bimbingan serta arahan yang sangat bermanfaat dalam masa
penyusunan Rancangan Aksi Perubahan ini;
4. Bapak Ridonsius Djula, S.ST selaku mentor dan sekaligus Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Malaka yang selalu setia memberikan dukungan, arahan, bimbingan serta
motivasi kepada penulis didalam menyusun Rancangan Aksi Perubahan;
5. Para Pengajar/Widyaiswara dan Penyelenggara pada Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
Angkatan IV Tahun 2023 PPSDM Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional yang sudah memberikan ilmu dan wawasan serta banyak petunjuk
serta arahan kepada penulis selama waktu pelatihan;
6. Rekan-rekan peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan IV kelompok 4
Tahun 2023 yang telah bekerja sama dan banyak membantu penulis dalam kegiatan
pelatihan ini.
Dalam penyusunan Rancangan Aksi Perubahan ini, penulis dengan penuh keyakinan
menyadari masih terdapat banyak kekurangan baik pada tahapan pelatihan, bimbingan maupun
penyusunan tulisan ini, untuk itu penulis meghaturkan permohonan saran serta masukan yang
bersifat positif untuk perbaikan Rancangan Aksi Perubahan ini ke depannya sehingga kiranya
Rancangan Aksi Perubahan ini dapat bermanfaat tidak hanya untuk instansi tetapi lebih khusus
kepada publik pengguna layanan pertanahan yang menjadi tujuan akhir sebuah pelayanan publik
.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...........................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................2
A. Latar Belakang.....................................................................................................................2
B. Tujuan...................................................................................................................................7
C. Manfaat Aksi Perubahan....................................................................................................10
D. Ruang Lingkup Aksi Perubahan........................................................................................10
BAB II ANALISA MASALAH...................................................................................................12
A. Profil Kinerja Organisasi....................................................................................................12
B. Analisa Masalah Kinerja Pelayanan...................................................................................16
BAB III STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH.................................................................28
A. Terobosan/Inovasi..............................................................................................................28
B. Milestones dan Kegiatan (Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang)................................33
C. Sumberdaya........................................................................................................................42
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI DALAM AKSI PERUBAHAN .49
BAB V HASIL IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN POTENSI DIRI.....................................51
A. Integritas.............................................................................................................................51
B. Kerjasama...........................................................................................................................51
C. Mengelola Perubahan.........................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dijelaskan bahwa
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang – undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Undang – undang ini lahir karena adanya kewajiban negara untuk melayani setiap
warga negara dalam rangka memenuhi hak dan kebutuhan dasar dalam kerangka pelayanan
publik, selain itu lahirnya undang – undang ini juga sebagai upaya membangun kepercayaan
masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik, dan pada
akhirnya undang – undang ini lahir sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan
menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas umum pemerintahan yang baik
serta memberi perlindungan bagi setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan
wewenang didalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Penyelenggaraan pelayanan publik harus berasaskan kepentingan umum, kepastian
hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan, partisipatif,
persamaan perlakuan/tidak diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan
khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu serta kecepatan, kemudahhan serta
keterjangakauan. Ruang lingkup pelayanan publikm sendiri meliputi pelayanan barang
publik dan jasa publik serta administratif yang kemudian diatur dalam peraturan perundang
– undangan.
Organisasi penyelenggara layanan publik berkewajiban untuk menyelenggarakan
pelayanan publik sesuai dengan tujuan pembentukan. Penyelenggaraan pelayanan publik
meliputi :
1. Pelaksanaan pelayanan;
2. Pengelolaan pengaduan masyarakat;
3. Pengelolaan informasi;
4. Pengawasan internal;
5. Penyuluhan kepada masyarakat; dan
6. Pelayanan konsultasi.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan maka dapat dilakukan kerja
sama antar penyelenggara, kerjasama yang dilaksanakan meliputi kegiatan yang berkaitan dengan
teknis operasional pelayanan dan/atau pendukung pelayanan. Selain kerja sama
antarpenyelenggara, penyelenggara juga dapat melakukan kerja sama tertentu dengan pihak lain
didalam penyelenggaran pelayanan publik. Penyelenggara didalam melaksanakan pelayanan
publik memiliki hak untuk :
1. memberikan pelayanan tanpa dihambat pihak lain yang bukan tugasnya;
2. melakukan kerja sama;
3. mempunyai anggaran pembiayaan penyelenggaraan pelayananan publik;
4. melakukan pembelaan terhadap pengaduan dan tuntutan yang tidak sesuai dengan
kenyataan dalam penyelenggaraan pelayanan publik; dan
5. menolak permintaan pelayanan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Selain hak, penyelenggara pelayanan publik juga memiliki kewajiban yaitu :
1. menyusun dan menetapkan standar pelayanan;
2. menyusun, menetapkan, dan memublikasikan maklumat pelayanan;
3. menempatkan pelaksana yang kompeten;
4. menyediakan sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan publik yang mendukung
terciptanya iklim pelayanan yang memadai;
5. memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan
publik;
6. melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan;
7. berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan publik;
8. memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan;
9. membantu masyarakat dalam memahami hak dan tanggung jawabnya;
10. bertanggung jawab dalam pengelolaan organisasi penyelenggara pelayanan publik;
11. memberikan pertanggungjawaban sesuai dengan hukum yang berlaku apabila
mengundurkan diri atau melepaskan tanggung jawab atas posisi atau jabatan; dan
12. memenuhi panggilan atau mewakili organisasi untuk hadir atau melaksanakan perintah
suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat yangberwenang dari lembaga negara atau
instansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Didalam undang – undang ini juga mengatur terkait hak dan kewajiban bagi masyrakat yang
notabenenya adalah pengguna layanan publik yaitu :
1. mengetahui kebenaran isi standar pelayanan;
2. mengawasi pelaksanaan standar pelayanan;
3. mendapat tanggapan terhadap pengaduan yang diajukan;
4. mendapat advokasi, perlindungan, dan/atau pemenuhan pelayanan;
5. memberitahukan kepada pimpinan penyelenggara untuk memperbaiki pelayanan
apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan;
6. memberitahukan kepada pelaksana untuk memperbaiki pelayanan apabila pelayanan
yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan;
7. mengadukan pelaksana yang melakukan penyimpangan standar pelayanan dan/atau
tidak memperbaiki pelayanan kepada penyelenggara dan ombudsman;
8. mengadukan penyelenggara yang melakukan penyimpangan standar pelayanan
dan/atau tidak memperbaiki pelayanan kepada pembina penyelenggara dan
ombudsman; dan
9. mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan.
Untuk melaksanakan Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
dan Perturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun
2014 maka perlu dibuat suatu Pedoman Standart Pelayanan pada Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang kemudian terwujud dalam Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2017 tentang Standart Pelayanan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun
2017 tentang Standart Pelayanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional serta memenuhi sasaran Reformasi Birokrasi maka diperlukan sumber daya manusia
pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang memahami tugas
dan fungsi seorang pelaksana pelayanan publik dalam hal ini Aparatur Sipil Negara sesuai
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kemudian
menetapkan bahwa tugas dan fungsi dari ASN adalah melaksanakan kebijakan publik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Kantor Pertanahan Kabupaten Malaka sebagai salah satu unit kerja pada Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang kemudian menjadi salah satu penyelenggara
pelayanan publik administrasi di wilayah Kabupaten Malaka yang kehadirannya diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Malaka yang memerlukan pelayanan administratif
dibidang Pertanahan. Kabupaten Malaka sendiri adalah sebuah wilayah kabupaten di Provinsi
Nusa Tenggara Timur yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Belu yang disahkan
dalam sidang paripurna DPR RI pada tahun 2012. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan
negara Timor Leste, Kabupaten Malaka memiliki 12 Kecamatan dan 127 Desa dengan luas
wilayah 1.160 km3, Jumlah penduduk Kabupaten Malaka pada tahun 2022 adalah sebanyak
188.191 Jiwa. Bentuk topografi wilayah Kabupaten Malaka merupakan daerah datar berbukit-
bukit hingga pegunungan dengan sungai-sungai yang mengalir ke utara dan selatan mengikuti
arah kemiringan lerengnya. Prasarana jalan di Kabupaten Malaka berdasarkan data BPS bahwa
panjang ruas jalan Kabupaten Malaka adalah 1.145km dimana 71,06% nya merupakan jalan
kabupaten. Sebagian besar jalan sudah menggunakan aspal namun masih terdapat jalan kerikil,
tanah, dan lainnya sebesar 29,83%. Jika ditinjau dari kondisi jalannya, terdapat 25.49% jalan yang
masuk kategori rusak berat dan 1.37% dalam keadaan rusak. Gambaran kemiskinan di Kabupaten
Malaka selama tahun 2013-2020 mengalami perkembangan fluktuatif hingga pada tahun 2020
mencapai 31.120 jiwa (16,04% dari keseluruhan). Jumlah penduduk miskin mengalami
perkembangan fluktuatif hingga pada tahun 2020 mencapai 31.120 jiwa (16,04% dari
keseluruhan).
Kabupaten Malaka merupakan wilayah pemekaran Kabupaten baru yang sedang berkembang
dengan luas wilayah yang cukup besar, yang jika kita analogikan maka luas wilayah Kabupaten
Malaka adalah 2 kali lipat dari luas wilayah Kabupaten Kudus. Terkait dengan jumlah penduduk
sendiri jika dilihat dari data diatas maka jumlah penduduk Kabupaten Malaka hanya 21% dari
jumlah penduduk Kabupaten Kudus. Ditambah dengan kenyataan kondisi jalan pada Kabupaten
Malaka yang 31 persennya berstatus rusak berat serta kondisi kemiskinan masyarakat yang
semakin fluktuatif dari tahun ketahun mengindikasikan kehidupan ekonomi masyarakat yang
belum stabil. Kondisi geografis, sosial dan ekonomi masyarakat Kabupaten Malaka diatas paling
tidak memiliki dampak terhadap penyelenggaraan pelayanan publik pada Kantor Pertanahan
Kabupaten Malaka. Hal ini tercermin dari beberapa fakta berupa data real tentang berbagai
kondisi pelayanan pertanahan dibawah ini.
Terkait dengan pemanfaatan layanan pertanahan melalui PNBP oleh masyarakat desa yang
posisi kecamatannya jauh dari pusat ibukota kabupaten Malaka berdasarkan data yang diperoleh
dari aplikasi KKP periode 2014 sampai dengan 2022 sesuai pada tabel dibawah ini :
Persentasi Pemanfaatan
Jarak Dari Kecamatan
Layanan Dibandingkan
No Nama Kecamatan Ke Ibukota Kabupaten
Dengan Total Pelayanan
(Km)
Pertanahan Yang Masuk
1 Malaka tengah 64.73 0
2 Malaka Barat 7.28 17
3 Kobalima 6.63 8
4 Wewiku 5.80 25
5 Weliman 5.62 14
6 Malaka Timur 3.37 14
7 Laen Manen 3.14 30
8 Kobalima Timur 1.72 20
9 Sasitamean 0.89 16
10 Rinhat 0.59 35
11 Botin Leo Bele 0.12 8
12 Io Kufeu 0.12 22
Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa kecamatan yang paling dekat dengan lokasinya
dengan ibukota kabupaten adalah yang paling banyak memanfaatkan pelayanan pertanahan,
sedangkan kecamatan yang lain semakin jarak kecamatannya jauh maka nilai pemanfaatan
layanan pertanahan juga semakin rendah.
Sedangkan terkait dengan pemanfaatan layanan elektronik pada Kantor Pertanahan Kabupaten
Malaka sendiri diketahui bahwa saat ini yang memanfaatkan layanan berbasis elektronik ialah para
Pejabat Pembuat Akta Tanah yang mengakses layanan melalui loket mandiri, sedangkan
pemanfaatan berbagai layanan digital melalui aplikasi Sentuh Tanahku dan Loketku sepanjang
eksistensi Kantor Pertanahan Kabupaten Malaka berdiri selama 9 tahun baru terdapat beberapa
pemohon yang terpantau melakukan tracking berkas maupun proses plotting bidang tanah melalui
aplikasi sentuh tanahku, sedangkan pemanfaatan aplikasi loketku belum sama sekali mendapat
minat masyarakat. Hal ini diketahui dari rekapan layanan elektronik yang dapat kita lacak melalui
aplikasi KKP.
Penyelenggaraan pelayanan publik yang kemudian bermuara kepada kepuasan masyarakat
tentu saja sangat diharapkan akan menimbulkan timbal balik oleh masyarakat terkait penilaian
kualitas pelayanan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Malaka. Umpan balik ini diharapkan akan
menjadi alat evaluasi tersendiri bagi Kantor Pertanahan Kabupaten Malaka, namun kondisi yang
sering terjadi terkait dengan penilaian indeks kepuasan masyarakat ini justru tidak menampakkan
keadaan sebenarnya dikarenakan keenganan masyarakat penerima layanan untuk melakukan
penilaian. Hal ini tampak dari hasil penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat yang sama sekali tidak
dilaksanakan oleh masyarakat tetapi masyarakat meminta kepada petugas loket untuk dapat
mengisi indeks kepuasan masyarakat itu sendiri.
Berbagai kondisi dan gambaran isu atau permasalaan diatas menggugah penulis sebagai
peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Gelombang II Angkatan IV Tahun 2023 untuk
menggagas sebuah inovasi untuk mengatasi isu serta masalah tersebut diatas yang kemudian akan
diwujudkan melalui sebuah aksi perubahan dengan judul : “OPTIMALISASI
Aksi perubahan berupa inovasi layanan ini diharapkan akan memiliki dampak sebagai
berikut :
1. Peningkatan pemanfaatan layanan pertanahan oleh masyarakat;
2. Masyarakat semakin paham terkait standart operasional prosedur;
3. Masyarakat mudah mengakses layanan pertanahan;
4. Mewujudkan transparansi terkait standart pelayanan;
5. Pemberdayaan perangkat kecamatan dan desa melalui partisipasi sebagai agent;
6. Pemanfaatan agent menjadi spokeperson Kantor Pertanahan Kabupaten Malaka yang
secara tidak langsung akan menjadi media sosialisasi berbagai layanan pertanahan yang ada
beserta standart pelayanan yang ada.
B. TUJUAN
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas yang selanjutnya disingkat PKP adalah pelatihan struktural
kepemimpinan pengawas sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah yang mengatur
mengenai manajemen pegawai negeri sipil. Penyelenggaraan PKP bertujuan untuk
mengembangkan Kompetensi Peserta dalam rangka memenuhi standar Kompetensi manajerial
Jabatan Pengawas. Kompetensi yang dikembangkan dalam PKP merupakan Kompetensi
kepemimpinan melayani yang merupakan Kompetensi manajerial Peserta untuk menjamin
terlaksananya akuntabilitas Jabatan Pengawas. Akuntabilitas jabatan sebagaimana dimaksud pada
merupakan kemampuan dalam mengendalikan kegiatan pelaksanaan pelayanan publik yang
dilakukan oleh Pejabat Pelaksana sesuai dengan standar operasional prosedur.
Melalui pelatihan ini diharapkan dapat terwujud sosok kepemimpinan berkinerja dengan memiliki
kemampuan pengendalian pelayanan publik yang inovatif, kolaboratif dan mengoptimalkan
seluruh potensi sumber daya internal dan eksternal serta mampu mengoptimalkan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi.
Wujud kompetensi seorang pejabat pengawas dapat dilihat dari kemampuannya untuk dapat
menciptakan pelayanan yang inovatif dengan tindakan nyata berupa terciptanya suatu aksi
perubahan, adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dengan adanya aksi perubahan ini dibagi
menjadi 3 (Tiga) jenis tujuan ditinjau dari segi waktu. Tujuan – tujuan tersebut antara lain :
1. Tujuan Jangka Pendek (60 hari aksi perubahan)
1. Jangka Pendek
a) Tersedianya alternatif lain bagi masyarakat selain berkunjung langsung ke kantor
pertanahan ketika ingin memanfaatkan layanan pertanahan;
b) Masyarakat mampu memanfaatkan aksi perubahan ini untuk mengakses layanan
pertanahan secara efektif dan efisien;
c) Peningkatan jumlah pemanfaatan layanan pertanahan .
2. Jangka Menengah
Isu yang ingin penulis angkat pada essay ini ialah kolaborasi antara pemanfaatan Sumber Daya
Manusia di desa dengan kemajuan teknologi digital dapat mengatasi segala keterbatasan
masyarakat desa didalam mengakses layanan pertanahan.
Jika isu ini dibiarkan tentu saja akan berpengaruh terhadap kinerja kantor yang tercermin dari
jumlah penerimaan PNBP yang sedikit jumlahnya yang juga berdampak terhadap kinnerja
individu pada Kantor Pertanahan Kabupaten Malaka karena angka pemanfaatan layanan yang
sedikit. Penyebab munculnya isu ini harus dicermati dan diperbaiki melalui berbagai solusi
kreatif sehingga masyarakat memiliki akses kepada pelayanan pertanahan yang efektif dan
efisien dengan memanfaatkan kemajuan teknologi semaksimal mungkin.
Seiring kemajuan teknologi dan tuntutan masyarakat dalam hal pelayanan, unit penyelenggara
pelayanan publik dituntut untuk memenuhi harapan masyarakat dalam melakukan pebaikan
pelayanan. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi adalah memberikan
pelayanan baik kepada unit-unit kegiatan kepada pihak di luar organisasi. Pelayanan yang
diberikan tidak hanya sekadar memberikan bantuan terhadap kebutuhan pelanggan, tetapi juga
memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan.
Dengan pembentukan Agraria Agent ini penulis memaparkan ruang lingkup aksi perubahan
dimana aksi perubahan ini akan menyentuh hal – hal terkait :
Partisipasi masyarakat yang semakin baik yang tercermin dari partisipasi Agraria Agent
pada aksi kreatif ini sebagai masyarakat desa yang aktif untuk mendukung
berlangsungnya layanan pertanahan di desa;
Transparan dimana semua standart operasional mampu diakses oleh masyarakat desa
melalui Agraria Agent;
Responsif dimana dengan adanya aksi ini merupakan salah satu bentuk respon terhadap
kebutuhan masyarakat yang memiliki beragam keterbatasan didalam mengakses layanan
pertanahan;
Mudah dan Murah dimana dengan adanya akses ini masyarakat tidak perlu
menghabiskan waktu dan biaya untuk menuju Kantor Pertanahan Kabupaten Malaka,
ditambah lagi dengan penyampaian dokumen/syarat administrasi dalam bentuk digital
melalui wa akan mengurangi beban terkait pengandaan dokumen;
Aksesibel dimana dengan aksi ini maka Kantor Pertanahan Kabupaten Malaka telah
mampu menyediakan akses bagi masyarakat yang lokasinya jauh dari Kantor Pertanahan
Kabupaten Malaka untuk dapat memanfaatkan layanan pertanahan sesuai kebutuhan
masyarakat desa.
BAB II
ANALISA MASALAH
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Dan Kantor Pertanahan, Susunan Organisasi pada Kantor Pertanahan
Kabupaten Malaka terdiri atas :
a. Kepala Kantor Pertanahan
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi dan Survey dan Pemetaan;
d. Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran;
e. Seksi Penataan dan Pemberdayaan;
f. Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan;
g. Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional di kabupaten/kota yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional. Kantor Pertanahan dipimpin oleh
seorang Kepala.
Kantor Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan
Pertanahan Nasional di kabupaten/kota yang bersangkutan. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud Kantor Pertanahan menyelenggarakan fungsi :
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Dan Kantor PertanahanmSubbagian Tata Usaha mempunyai tugas
melakukan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi Kantor
Pertanahan, pelaksanaan pengelolaan modernisasi pelayanan pertanahan berbasis
elektronik, dan pelaksanaan fasilitasi reformasi birokrasi dan penanganan pengaduan di
Kantor Pertanahan.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 13 Tahun 2019 Uraian Tugas Jabatan Struktural di Lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, seorang Kepala Sub
Bagian Tata Usaha memiliki tugas sebagai berikut :
Melayani, Profesional, Terpercaya
14
Rancangan Aksi Perubahan PKP 2023
3. Area Permasalahan
Didalam menentukan area permasalahan yang membutuhkan aksi perubahan maka penting
untuk mengetahui situasi kinerja pada Sub Bagian Tata Usaha saat ini, sehingga
memudahkan bagi penulis untuk menyusun dan mewujudkan harapan yang lebih realistis.
Dengan mengetahui situasi kinerja saat ini maka akan memudahkan bagi penulis untuk
dapat mengetahui dari mana dan bagaimana penulis memulai untuk menciptakan
perubahan.
Didalam pelaksanaan tugas dan fungsi Sub Bagian Tata Usaha pada Kantor Pertanahan
Kabupaten Malaka terdapat beberapa permasalahan dan isu-isu yang menurut penulis
terjadi saat ini dan harus ditindak lanjuti karena merupakan permasalahan dan isu krusial
yang jika tidak diatasi akan berpengaruh kepada upaya pemenuhan pelayanan kepada
masyarakat yang digambarkan didalam tabel dibawah ini :
4. Sumber Daya
7 Televisi 1 Baik
Adapun isu serta permasalahan yang telah diidentifikasi penulis berdasarkan pengamatan
dan pengumpulan data pendukung adalah sebagai berikut :
ahan.
Kepua
san
Masya
rakat
merup
akan
nilai
yang
menja
di
repres
entasi
dari
masya
rakat
pengg
una
layana
n
sendiri
.
karena akses s
kepada layanan digital
masih berbasis dengan
manual. mengo
ptimalk
an
kerja
sama
dengan
stakeho
lder
terkait.
Identifikasi secara detail terkait permasalahan saat ini yang terkait dengan tugas dan fungsi pada Sub
Bagian Tata Usaha :
1. Pengelolaan Pelayanan Pertanahan
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010
Tentang Standar Pelayanan Dan Pengaturan Pertanahan dapat diketahui bahwa sebuah Kantor
Pertanahan memiliki beberapa jenis kelompok pelayanan seperti :
a. Pendaftaran Tanah Pertama Kali;
b. Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah;
c. Pencatatan dan Informasi Pertanahan;
d. Pengukuran Bidang Tanah;
e. Pengaturan dan Penataan Pertanahan; dan
f. Pengelolaan Pengaduan.
ke 6 (Enam) jenis pelayanan ini beserta turunannya juga turut diperkenalkan kepada masyarakat
Kabupaten Malaka sebagai produk layanan unggulan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
terkait dengan tujuan kepastian hukum atas penguasaan dan pemilikan tanah di wilayah Kabupaten
Malaka. Pengelolaan terkait Pelayanan Pertanahan yang ada sangat memegang peranan penting
sehingga masyrakat dapat mengetahui dengan jelas dan pasti terkait Layanan Pertanahan, tidak
hanya sampai pada tahap mengetahui tetapi dengan pengelolaan layanan pertanahan yang baik
maka masyarakat pun akan semakin menunjukkan minat mereka untuk memanfaatkan berbagai
layanan pertanahan yang ada. Terkait dengan pola pemanfaatan layanan pertanahan oleh masyarakat
kabupaten Malaka, maka dibawah ini akan disajikan data terkait angka layanan pertanahan rutin
yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat periode 2014 sampai dengan 2022 :
2. Reformasi Birokrasi
Untuk mewujudkan serta mendukung penyelenggaraan Pelayanan Publik maka dapat ditopang dengan
Reformasi Birokrasi yang merupakan upaya untuk memastikan tercapainya tata kelola pemerintahan
yang baik melalui penataan, percepatan serta inovasi diberbagai area. Pemerintah sendiri telah
menetapkan program prioritas didalam rangka memperkuat stabilitas Polhukhanjam dan transformasi
layanan publik melalui Reformasi Birokrasi dan Tata kelola yang kemudian ditopang dengan empat
kegiatan prioritas yaitu :
a. Penguatan implementasi manajemen ASN;
b. Penataaan kelembagaan dan proses bisnis;
c. Reformasi sistem akuntabilitas kinerja;
d. Transformasi pelayanan publik
Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa memang nilai Indeks Kepuasan Masyarakat pada
Kantor Pertanahan Malaka sama sekali dikarenakan tidak terlaksananya survey Indeks
Kepuasan Masyarakat oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Malaka. Hal ini menyebabkan
penilaian terhadap kualitas pelayanan yang sumber penilainya bersifat independen karena
merupakan masyarakat pengguna layanan langsung tidak terlaksana dan berujung pada tidak
adanya perbaikan kualitas pelayanan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Malaka. Kenyataan
ini membawa kesimpulan bahwa Reformasi Birokrasi dengan sasaran Pelayanan Publik Yang
Prima tidak sepenuhnya berjalan dengan baik pada Kantor Pertanahan Kabupaten Malaka.
3. Pelaksanaan Hubungan Masyarakat
Sejalan dengan perkembangan sistem pemerintahan yang terjadi di Indonesia sekarang ini, maka dituntut
adanya paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan, yaitu paradigma sistem pemerintahan
yang mengarah pada ”Good Governance”. Merujuk pada perkembangan kebijakan pemerintahan yang
tersebut diatas, tampaknya penyelenggaraan pelayanan pemerintahan yang baik, sekarang dituntut untuk
mulai mengembangkan dimensi keterbukaan, mudah diakses, accountable dan transparan. Instansi
pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, mulai menyadari bahwa untuk membangun pemerintahan yang
sehat dan bersih diperlukan banyaknya kritikan dan pendapat pihak lain atau pendapat publik. Saat ini
informasi telah menjadi kekuatan dominan yang bisa meruntuhkan keamanan dan kestabilan
pemerintahan. Masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi dari pemerintah/ badan publik,
karena dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Kebebasan Memperoleh
Informasi Publik. Dengan haknya tersebut, masyarakat bisa dengan mudah bertindak dan berprasangka
negatif jika komunikasi antara Pemerintah dengan masyarakat tidak terjalin dengan baik.
Humas atau hubungan masyarakat dikenal sebagai bagian dari organisasi yang bertugas berkomunikasi
dengan publik, baik berupa komunikasi satu arah atau dua arah. Kehumasan adalah bagian dari kajian
ilmu komunikasi. Karena merupakan bagian dari Ilmu Komunikasi, maka kajian kehumasan akan selalu
dipandang dari perspektif induk ilmunya yaitu berkomunikasi. Singkatnya, kegiatan atau praktik
kehumasan adalah kegiatan berkomunikasi.
Fungsi humas dalam organisasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Humas sebagai penyampai informasi
Di sini humas bertugas untuk menyampaikan segala informasi penting mengenai
organisasi kepada publik.
2. Humas sebagai pencari informasi
Di sini humas bertugas untuk mencari segala informasi yang berkenaan dengan
opini publik (pendapat, keluhan, pemikiran, kritikan, pujian, kepuasan, dan
sebagainya) tentang organisasi. Dengan mengetahui opini publik secara pasti,
humas dapat memberikan masukan kepada pihak organisasi berdasar pada opini
Dari ketiga permasalahan diatas haruslah dibuat beberapa analisis untuk menentukan
permasalahan mana yang patut dan layak untuk menjadi isu utama dan memperoleh solusi
kreatif, oleh karena itu untuk tahapan awal maka penulis akan menggunakan Analisis
APKL. Dimana analisis APKL adalah alat bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas
isu dengan memperhatikan tingkat actual, problematic, kekhalayakan dan layak dari
berbagai permasalahan yang telah ditemukan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Malaka.
Setelah diperoleh hasil Analisis APKL maka kemudian dapatlah dipilih 2 (Dua) masalah
yang menjadi prioritas untuk selanjutnya dianalisis kembali menggunakan Analisis USG
yang merupakan salah satu cara untuk menetapkan urutan prioritas masalah dengna metode
teknik scoring dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu
dengan penentuan skala nilai 1-5 atau 1-10.
Tabel Parameter APKL
penilaian
masyarakat secara
real terhadap
kualitas layanan
Kantor Pertanahan
Kabupaten Malaka;
Sedikitnya minat
masyarakat untuk
memanfaatkan
3 + + + + Memenuhi Syarat
layanan pertanahan
berbasis digital.
Berdasarkan metode APKL dari tabel diatas diperoleh 2 (Dua) masalah utama yaitu Belum
optimalnya pemanfaatan layanan pertanahan oleh masyarakat desa dan Sedikitnya minat
masyarakat untuk memanfaatkan layanan pertanahan berbasis digital. Kedua permasalahan tersebut
kemudian akan penulis analisis lagi menggunakan metode USG dengan rentang nilai 1-5 dengan
ketentuan :
a. 1 = Sangat Kecil
b. 2 = Kecil
c. 3 = Sedang
d. 4 = Besar
e. 5 = Sangat Besar
Adapun tingkat penentuan prioritas permasalahan ditentukan dengan menentukan tingkat :
1. Urgency yaitu seberapa mendesak sehingga suatu permasalahan tersebut harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti;
2. Seriousness yaitu seberapa serius suatu permasalahan harus dibahas yang dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan;
3. Growth didefinisikan sebagai seberapa besar memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
dengan segera
Identifikasi Kriteria
No Keterangan Peringkat
Masalah U S G
Belum
optimalnya
pemanfaatan
1 5 4 3 12 1
layanan
pertanahan oleh
masyarakat desa
Sedikitnya minat
masyarakat untuk
memanfaatkan
2 layanan 4 4 2 10 2
pertanahan
berbasis digital.
Hasil dari pada penentuan masalah utama dari ketiga masalah ini juga memperkuat hasil survey
random yang dilaksanakan oleh penulis dengan responden sebanyak 50 (Lima Puluhh) yang
memiliki latar belakang berbeda yaitu Pegawai pada Kantor Pertanahan Kabupaten Malaka,
Pemohon, Wartawas, Advokat sampai dengan pemerinta desa.
Adapun hasil survey diatas dengan pertanyaan terkait isu yang perlu mendapatkan prioritas
penyelesaian melalui inovasi layanan publik menghasilkan jawaban sebanyak 64% terkait dengan
peningkatan pemanfaatan layanan pertanahan oleh masyarakat desa.
Sesuai dengan hasil analisis USG di atas, maka pada Rancangan Aksi Perubahan ini,
permasalahhan strategis yang diambil adalah terkait Belum optimalnya pemanfaatan layanan
pertanahan oleh masyarakat desa. Analisis akar masalahnya dan Solusi kreatif (Rancangan Aksi
Perubahan) pemecahan masalah tersebut akan penulis analisis dengan menggunakan metode
Mind Mapping. Mind mapping adalah sebuah teknik penyusunan konsep atau ide dalam sebuah
kerangka berpikir. Dalam penerapan mind mapping kita perlu menghubungkan antara penyebab,
sumber, dan lain sebagainya. manfaat lain dari mind mapping sebagai berikut :
1. Membantu memahami sebuah konsep atau gagasan baru yang ingin diciptakan;
2. Memvisualisasikan sebuah gagasan tersebut hingga terlihat jelas;
3. Mencari akar masalah sampai dengan solusi atas sebuah permasalahan;
4. Melatih kreativitas dan cara berpikir seseorang;
5. Meningkatkan ketelitian dalam mengelola sebuah informasi;
6. Memudahkan kamu saat ingin melakukan presentasi di depan publik atau audiens.
Sebelum mencari gagasan pemecahan isu, kita harus terlebih dahulu mengetahui
penyebab isu untuk dapat menggambarkan akar dari isu/permasalahan. Dalam menganalisis
penyebab isu, diperlukan metode yang dapat menunjukan hubungan sebab akibat salah
satunya yaitu Fishbone Diagram (Diagram Tulang Ikan). Fishbone Diagram merupakan
salah satu teknik analisis isu yang lebih menekankan pada hubungan sebab akibat atau sering
disebut Cause- and-Effect Diagram. Fishbone Diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab
potensial dari masalah dan menganalisis sebab-sebab masalah tersebut pada masing-masing
kategori melalui sesi brainstorming.
Langkah Pertama adalah tahap analisis penyebab isu menggunakan fishbone diagram
adalah:
1. Menyepakati akibat/pernyataan masalah
2. Mengidentifikasi kategori penyebab
3. Menemukan sebab-sebab potensial dari masing-masing kategori
4. Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin
Melayani, Profesional, Terpercaya
31
Rancangan Aksi Perubahan PKP 2023
Untuk menjawab permasalahan yang timbul dari isu strategis dan penyebab dari
permasalahan tersebut diperoleh ide inovasi yang akan dilaksanakan pada aksi perubahan
yaitu: “OPTIMALISASI LAYANAN PENGELOLAAN BMN MELALUI
INVENTARISASI DATA BMN SECARA ELEKTRONIK DAN
PEMUTAKHIRAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA SATUAN
KERJA DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG”.
BAB III
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
A. Terobosan/Inovasi
1. Deskripsi Inovasi
Inovasi bertujuan untuk memudahkan dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Inovasi
muncul didasarkan pada kondisi saat ini dan permasalahannya, untuk dapat mencapai
kondisi yang diharapkan. Inovasi yang dilakukan melalui pelaksanaan aksi perubahan
melalui kegiatan Optimalisasi Layanan Pengelolaan Bmn Melalui Inventarisasi
Data BMN Secara Elektronik Dan Pemutakhiran Standar Operasional Prosedur
Pada Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tata Ruang.
Yang secara garis besar terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
a. Percepatan/akselarasi kerja dengan menerapkan SOP yang lebih cepat dan efektif.
b. Kemudahan, simplifikasi proses dengan pembuatan aplikasi dalam inventarisasi
diharapkan dapat menyelaraskan proses pendataan aset degan proses kerja pada
aplikasi SAKTI.
c. Memperjelas proses bisnis, tugas dan fungsi kepada para stakeholder atas
kewenangan dan tanggung jawabnya.
d. Menumbuhkan partisipatif dan efektif dengan memberikan kemudahan dalam
pengelolaan data serta partisipasi pengguna dalam melaporkan status dan kondisi
atas barang dalam penguasaannya.
Pelaksanaan aksi perubahan di harapkan dapat menghasilkan output sebagai berikut:
a. Pencatatan aset /BMN yang akurat.
b. Data aset /BMN yang handal.
c. Keberadaaan Aset terpantau dengan jelas.
d. Tersedianya data aset dan laporan sesuai dengan ketentuan.
e. Terlaksananya Invetarisasi Data BMN secara elektronik.
f. Tersedianya SOP pengelolaan BMN yang termutakhirkan.
g. Tersedianya daftar Penghapusan data BMN yang tidak bernilai ekonomi.
h. Pengelolaan BMN secara berkala dan kontinyu sesuai dengan kebutuhan Satker.
Dalam pelaksanaan Aksi Perubahan perlu diterapkan Rencana Adopsi dan Adaptasi
yang didapatkan dalam kegiatan Studi Lapangan yang telah dilakukan pada PT.
Transjakarta. Rencana adopsi dan adaptasi yang akan dilakukan pada pelaksanaan
Inventarisasi data BMN secara Elektronik, dengan mengadaptasi dan mengadopsi
inovasi penggunaan Smartphone sebagai alat untuk pelaksanaan aksi perubahan.
Dalam proses inventarisasi aset BMN secara elektronik, diperlukan aplikasi yang
dapat digunakan sebagai media penyimpanan data dan aplikasi yang berfungsi sebagai
media tampilan muka. Dan kedua aplikasi tersebut adalah:
Aplikasi yang dapat berfungsi sebagai (backend) media penyimpanan data. Data
dapat berupa teks, bilangan, kode, gambar, atau foto.
Dalam hal ini penulis berencana untuk menggunakan salah satu aplikasi opensource
milik google yaitu Google Sheet. Google Sheets adalah sebuah software atau
perangkat lunak berbasis web yang dikembangkan oleh Google, untuk membuat
tabel, perhitungan sederhana, atau pengolahan data.
Aplikasi Frontend, dimana aplikasi ini adalah perangkat lunak yang dapat
beroperasi untuk melaksanakan tugas CRUD (Create, Read, Update, Delete).
Aplikasi Frontend merupakan salah satu bagian dari website yang menampilkan
tampilan untuk para pengguna. Pada bagian ini dibuat dengan menggunakan 3
bahasa pemrograman web yaitu HyperText Markup Language (HTTP),
Cascading Style Sheets (CSS), dan
Melayani, Profesional, Terpercaya
29
Rancangan Aksi Perubahan PKP Angkatan I Tahun 2023
JavaScript. Dalam hal ini penulis berencana untuk menggunakan aplikasi APP-Sheet
menjadi bagian frontend dalam aplikasi inventarisasi.
2. Model Inovasi
Untuk mengetahui model suatu inovasi diperlukan gambaran yang disajikan dalam
bentuk Kanvas inovasi. Canvas model merupakan salah satu instrumen untuk
mengidentifikasi, mendiskripsikan, menganalisis, dan merancang tugas dan fungsi,
program dan kegiatan dan rencana inovasi organisasi. Model Canvas inovasi digunakan
dalam merancang suatu inovasi pada Aksi Perubahan ini. Model ini merupakan
perwujudan strategi manajemen yang dimodifikasi oleh Lembaga Administrasi Negara
(LAN) dalam bentuk skema visual yang terdiri dari 13 elemen.
Elemen-elemen tersebut meliputi target klien/kegiatan, hubungan klien, pelayanan, nilai
yang ditawarkan, kegiatan utama, sumber daya, mitra kerja, risiko, imbalan, unsur
biaya, sustainabilitas, akuntabilitas, dan legalitas. Secara visual, model Kanvas inovasi
seperti pada Gambar berikut.
Mitra Kerja Kegiatan Utama Nilai yang ditawarkan Hubungan Klien Target Klien
Pengelola BMN Rapat Kordinasi Penyediaan Data Pegawai Penyampaian Laporan BMN Pengguna BMN
Pengelola ketatausahaan Direktorat Bimbingan Teknis Bimbingan dalam pembuatan Layanan Dukungan Sarana Biro Keuangan dan BMN
Biro Keuangan dan BMN Survey SOP Kerja Ditjen Kekayaan Negara,
KPKNL Jakarta 3 Digitalisasi Data BMN Knowledge, Aturan dan Kementerian Keuangan
Subbag Ortala Setditjen Tata Ruang Pembuatan Aplikasi Ketentuan
Subbag Kepegawaian Setditjen Tata Ruang Penyusunan SOP Penyimpanan Data dan Server
Subbag Keuangan Setditjen Tata Ruang Penyusunan Manual Apilkasi
Subbag Umum dan Publikasi Setditjen Input Data
Tata Ruang Sosialisasi
Pokja Datin Ditjen Tata Ruang Penilaian Aset BMN
Pejabat Pembuat Komitmen
Sumber Daya Pelayanan
Petugas
Sensus/Inventarisasi Pengadaan BMN
Tenaga Operator Fasilitasi Kendaraan Dinas
Anggaran Operasional dan Jabatan
Narasumber Ahli Pemeliharaaan BMN
Komitmen Kemudahan Pengaduan
Peraturan terkait penatausahaan BMN Pencapaian Target Kinerja Jadwal Pelaksanaan Inventarisasi
Peraturan Standar Biaya Masukan Tercapainya WTP Umur Barang bertambah karena pemeliharaan yang baik
Peraturan Standar Barang dan Kebutuhan
Peraturan terkait Organisasi
b. Kelayakan Sumberdaya yang ada di Kantor Direktorat Jenderal Tata Ruang baik
sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana akan diberdayakan dan
digunakan semaksimal mungkin dalam pelaksanaan Aksi Perubahan.
Sumber daya manusia di Bagian Keuangan dan Umum Sekretariat Direktorat
Jenderal Tata Ruang dan Subbagian Tata Usaha Direktorat yang memiliki
kemampuan di pengelolaan BMN.
Aset BMN akan diberdayakan untuk kegiatan ini. Sarana dan prasarana yang di
butuhkan sebagian sudah ada, namun sebagian masih perlu dibeli dan jika
diperlukan akan dilakukan mekanisme revisi anggaran untuk mengakomodir
anggarannya.
c. Kelayakan Teknis Sebuah inovasi layak secara teknis jika dapat diimplementasikan
dengan mudah, dan memberikan nilai tambah bagi institusi. Aksi perubahan ini
dapat dilaksanakan dengan membentuk Tim Aksi Perubahan.
d. Kelayakan Regulasi/Hukum, Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional telah mengatur tugas Subbagian Pengelolaan BMN.
B. Milestones dan Kegiatan (Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang)
Pelaksanaan Aksi Perubahan ini dilakukan oleh 3 (tiga) tim pelaksana yang masing-
masing tim bertanggung jawab atas lingkup kegiatan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Inventarisasi data BMN secara Elektronik (30 hari)
Proses pelaksanaan inventarisasi data BMN teridiri tahapan sebagai berikut:
a. Pembentukan Tim Inventarisasi Data BMN;
b. Rapat Persiapan;
c. Pembuatan database dan aplikasi, serta eksport data dari aplikasi SAKTI;
d. Pelaksanaan inventarisasi data secara elektronik (percepatan);
e. Penyusunan Daftar Barang Ruang, Daftar Barang Lapangan, Kartu Identitas
Barang dan Surat Ijin Pemakaian Barang.
2. Pelaksanaan Pemutakhiran Standar Operasional dan Prosedur (20 hari)
Proses Pelaksanaan Pemutakhiran Standar Operasional dan Prosedur terdiri dari beberapa
tahapan sebagai berikut :
a. Pembentukan Tim Pemutakhiran Standar Operasional dan Prosedur;
b. Rapat Persiapan Penyusunan SOP;
Pembentukan
Tim Efektif
Minggu
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Indikator Kegiatan Output Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8
a. Persiapan Rapat Persiapan Penyampaian Tujuan dan Pemahaman Tugas dan Tujuan Notulensi Rapat 26 Mei
Pembagian Tugas
Pembuatan Aplikasi dan database Tersedianya Aplikasi dan database Aplikasi dan Database 29 Mei – 2
Inventarisaasi Juni
Transfer knowledge Teknis Penggunaan Pemahaman penggunaan aplikasi Data Awal 2 Juni
Aplikasi
b. Pelaksanaan Pendataan BMN dalam pengurusan individu Tersedianya data BMN Surat Penyampaian Pendataan 5 – 16 juni
Pengurusan Individu Data Awal
Pendataan BMN bukan dalam pengurusan Tersedianya Data BMN Bukan Surat Tugas Inventarisasi 5 – 16 juni
individu pengurusan Individu Data Awal
Melakukan kompilasi data atas hasil Tersedianya kompilasi data Laporan Kegiatan kompilasi 19 – 23 Juni
Inventarisasi BMN ke dalam form
Inventarisasi
Verifikasi database antara hasil Sensus Tersedianya database yang Laporan Verifikasi 19 – 23 Juni
BMN dan database Aplikasi SAKTI terverifikasi
Menyusun Daftar Barang Hasil Inventarisasi Tersedianya data barang hasil Laporan Inventarisasi 19 – 23 Juni
BMN inventarisasi DBR, DBL, KIB, SIP
c. Monitoring Pelaksnaan Kendali Mutu Terjaminnya Kualitas pada setiap Laporan Kendali Mutu 24 Mei - 23
dan Evaluasi tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Juni
Minggu
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Indikator Kegiatan Output Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8
Transfer Knowledge Pembuatan SOP dan Pemahaman penggunaan Notulensi Bimtek 5 Juni
Aplikasi Visio
Rapat Kordinasi finalisasi (Ortala) Tersedianya Konsep SOP hasil Konsep SOP Hasil Koordinasi 5 – 16 juni
Koordinasi
Validasi dan Legalisasi SOP Tersedianya SOP Pengelolaan SOP Pengelolaan BMN 19 – 23 Juni
BMN
c. Monitoring Pelaksanaan Kendali Mutu Terjaminnya Kualitas pada setiap Laporan Kendali Mutu 24 Mei - 23
dan Evaluasi tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Juni
a. Persiapan Rapat Persiapan Penyusunan Rencana Penyampaian Tujuan dan Notulensi Rapat 26 Juni
Kebutuhan BMN Pembagaian Tugas
b. Pelaksanaan Pelaksanaan Analisis data kebutuhan BMN Tersedianya Analisa data Data Analisa 27 – 30 Juni
berdasarkan Standar Barang dan Standar kebutuhan
Kebutuhan BMN, Analisa Beban Kerja
Pegawai, Analisa Jabatan, dan Data Pegawai
Direktorat Jenderal Tata Ruang
Input data pada aplikasi SIMAN. Termutakhirkannya data pada Data SIMAN yang Mutakhir 3 – 7 Juli
aplikasi SIMAN
Cetak data Rencana Kebutuhan BMN Tersedianya Cetak Data RKBMN Data RKBMN 10 Juli
melalui Aplikasi SIMAN
c. Monitoring Pelaksanaan Kendali Mutu Terjaminnya Kualitas pada setiap Laporan Kendali Mutu 26 Juli – 10
dan Evaluasi tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Juli
Dalam mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015 ada banyak hal yang harus dipenuhi organisasi.
Terkait requirement tersebut dalam ISO terdapat istilah clause atau klausul berisikan aturan-
aturan yang menjadi acuan dalam melakukan sertifikasi ISO 9001:2015. Dalam panduan ISO
9001:2015 Terdapat 10 klausul yang perlu dipahami, namun demikian dalam penerapannya ke
dalam sistem suatu organisasi fokus penerapan dimulai dari klausul 4 sampai 10. Adapun 10
klausul tersebut sebagai berikut:
1. Scope / Ruang Lingkup
2. Normative Reference / Acuan Normatif .
3. Terms and References / Istilah dan Definisi
4. Context of Organization / Konteks Organisasi
5. Leadership / Kepemimpinan
6. Planning / Perencanaan
7. Support / Dukungan
8. Operation / Operasional
9. Performance Evaluation / Evaluasi Kinerja
10. Improvement / Peningkatan Performa
1. Customer Focus / Fokus pada Sesuai dengan tujuan jangka pendek Tersedianya data Digital Aset BMN
pelanggan Tersedianya Aplikasi Inventarisasi
Tersedianya Laporan BMN
Tersedianya DBR, DBL
Tersedianya SOP Pengelolaan BMN
Tersedianya Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara
2. Leadership / Kepemimpinan Sebagai Project Leader dalam tim efektif aksi Project Leader meyakinkan Kepada Mentor dan tim efektif bahwa kegiatan
perubahan akan mengajak dan Optimalisasi Layanan Pengelolaan BMN melalui Inventarisasi data BMN
menginternalisasikan semangat dalam berinovasi secara elektronik dan pemutakhiran SOP pada Satuan Kerja Direktorat
serta mewujudkannya Jenderal Tata Ruang merupakan Langkah awal dan menjadi dasar atas
perbaikan mutu pengelolaan BMN
3. Engagement of People / Integritas dan komitmen yang tinggi dari tim efektif aksi Pelaksanaan Optimalisasi Layanan Pengelolaan BMN melalui Inventarisasi
Keterlibatan sumber daya perubahan untuk mencapai tujuan sesuai dengan tahapan data BMN secara elektronik dan pemutakhiran SOP pada Satuan Kerja
manusia dan waktu yang telah direncanakan Direktorat Jenderal Tata Ruang dilakukan sesuai tahapan pelaksanaan
pekerjaan dan waktu yang telah ditetapkan pada awal perencanaan kegiatan
4. Process Approach / Pendekatan Tahapan-tahapan kegiatan yang telah disusun dapat Dari setiap tahapan yang telah direncanakan ditetapkan pula output yang
proses dilaksanakan dan menghasilkan output/hasil akhir yang terukur dan dapat di pertanggungjawabkan
telah ditetapkan baik dalam jangka pendek, menengah,
dan panjang
5. Improvement /Peningkatan secara Output kegiatan dapat dilakukan perbaikan maupun Pelaksanaan Optimalisasi Layanan Pengelolaan BMN melalui Inventarisasi
terus menerus menjadi landasan inovasi lainnya data BMN secara elektronik dan pemutakhiran SOP pada Satuan Kerja
Direktorat Jenderal Tata Ruang
6. Evidence-Based Decision Making Setiap Pengambilan keputusan selalu berdasarkan data Surat Keputusan Kuasa Pengguna Barang dalam Penilaian Aset Barang
/ Pengambilan keputusan dan fakta yang telah diinventarisasi dan ditetapkan oleh Milik Negara
berdasarkan data dan fakta Kuasa Pengguna Barang Surat Keputusan Kuasa Pengguna Barang dalam penetapan Kondisi/Status
Barang
7. Relationship Management / Koordinasi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholders Surat Keputusan Kuasa Pengguna Barang dalam pembentukan
Manajemen hubungan dengan untuk Tim Inventarisasi, Penilaian Barang Milik Negara dan
stakeholder. Tercapainya tujuan dari aksi perubahan kinerja Penghapusan Barang Milik Negara
pelayanan publik Para stakeholders berkomitmen dengan hasil yang dicapai pada
setiap tahapan kegiatan Aksi Perubahan dengan
menandatangani Berita Acara
C. Sumberdaya
Pelaksanaan aksi perubahan ini memerlukan beberapa sumber daya meliputi: sumber
daya manusia, peralatan dan anggaran.
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor kunci dalam keberhasilan pelaksanaan suatu
pekerjaan. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah dalam melakukan pemetaan dan
pemanfaatan sumber daya manusia yang meliputi:
a. Membangun Tim Efektif
Tim merupakan unit terkecil dalam suatu tahapan kegiatan. Sebelum membentuk tim
efektif diperlukan kesamaan pandangan dan tujuan terkait aksi perubahan yang akan
dilakukan. Kemudian dibentuk tim efektif untuk pelaksanaan kegiatan. Struktur tim
efektif dapat dilihat pada Gambar dan Tabel di bawah ini.
MENTOR
(KEPALA BAGIAN UMUM DAN KEUANGAN)
COACH
STAKE HOLDER
PROJECT LEADER
(KEPALA SUB BAGIAN PENGELOLAAN BMN)
TIM INVENTARISASI
INSTRUKSI
TIM KOLABORASI
TIM APLIKASI
PENYUSUNAN RKBMN
PEMBIMBINGAN
TIM PEMUTAKHIRAN SOP
INTERAKSI
Tim Efektif Aksi Perubahan di atas dibentuk lebih merujuk untuk membangun koalisi
dengan seluruh stakeholder yang terkait baik internal maupun eksternal.
Anggota Tim Aksi Perubahan adalah sebagai berikut:
a. Mentor bertugas mengarahkan, membimbing dan menyetujui serta mendukung aksi
perubahan.
b. Coach bertugas memberikan bimbingan, arahan, masukan serta konseling kepada
Team Leader selama aksi perubahan berlangsung.
c. Team Leader Kasubbag Pengelolaan BMN bertanggung jawab terhadap seluruh
tahapan proses aksi perubahan dan mengendalikan setiap tahapan aksi perubahan
Tim Optimalisasi Layanan Pengelolaan BMN melalui Inventarisasi data BMN secara
elektronik dan pemutakhiran SOP
Kepala Subbagian Tata Usaha Direktorat, membantu dalam persiapan dan
pelaksanaan inventarisasi data BMN yang berada dalam wilayah unit eselon II yang
bersangkutan;
Kepala Subbag Umum dan Publikasi, membantu dalam inventarisasi pada
Sekretariat Ditjen Tata Ruang;
Kepala Subbag Ortala, Bagian Hukum, Kepegawaian dan Ortala, membantu
dalam persiapan dan kordinasi atas penyusunan Standar Operasional dan Prosedur
Pengelolaan BMN, dan data analisa beban kerja serta analisa jabatan pegawai di
lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang;
Kepala Subbag Kepegawaian, Bagian Hukum Kepegawai dan Ortala,
membantu dalam menyediakan data pegawai
Staf ASN dan PPNPN bertugas membantu Team Leader dalam menginventarisir,
mengolah data, menyusun dan menyiapkan bahan laporan.
Stakeholder Aksi Perubahan adalah setiap pihak baik itu individu atau organisasi,
yang terkena dampak baik positif atau negatif dari suatu proyek, atau menjadi pihak yang
mempengaruhi pelaksanaan proyek. Pada umumnya Stakeholder biasanya diartikan
sebagai orang yang akan mengambil peran aktif dalam eksekusi sistem mutu atau orang
yang akan merasakan dampak signifkan dari penggunanya. Identifikasi pandangan dan
karakteristik dari setiap stakeholder ini sangat penting, yang merupakan dasar untuk
pelaksanaan tahap berikutnya. Dalam melakukan pemetaan terhadap stakeholder
diperlukan 3 (tiga) langkah, yaitu: bagaimana mengidentifikasi siapa stakeholder dalam
rancangan aksi perubahan yang bertujuan untuk mengetahui kekuasaan, pengaruh dan
kepentingan mereka, langkah selanjutnya adalah setelah mengetahui dan
mengidentifikasi serta mengetahui stakeholder, maka kepada siapa aksi perubahan harus
difokuskan serta
yang terakhir adalah mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang stakeholder
yang paling signifikan dan diperlukan peta stakeholder. Berdasarkan uraian diatas, maka
berikut diuraikan analisis stakeholder pada Tabel berikut ini :
I Stakeholder Internal
8 Pelaksana, PPNPN, Memberikan dukungan Penuh atas Positif Anggota Tim Aksi
Individual Kontrak terlaksananya aksi perubahan Perubahan
Latentns Promotors
Kepala Subbagian Penatausahaan BMN Wilayah I, Biro Keu & BMN Sesditjen Tata Ruang
Kepala Subbagian Penatausahaan BMN Wilayah II, Biro Keu & BMN Kepala Bagian Keuangan dan Umum
Pegawai Pengguna Aset BMN Kepala Subbag Tata Usaha Direktorat
Kepala Subbag Ortala
Appathetics Defenders
Staf dan Pegawai Subdit Teknis Kepala Bagian Penatausahaan BMN, Biro Keuangan dan BMN, Sekretariat Jender
Kepala Subbag Keuangan
Kepala Subbag Umum dan Publikasi
Kepala Subbag Kepegawaian
Kepala Subbag Umum dan Publikasi
Harga
No/KODE Uraian Volume Jumlah
Satuan
-
-
Fasilitasi Pencetakan Laporan Barang Milik Negara (BMN)
> 250.000 2.250.000
Direktorat Jenderal Tata Ruang
- Laporan Rencana Kerja Perubahan (softcopy pdf)
- Pencetakan Label BMN Baru [1 PKT] 1 PKT 250.000 500.000
- Pencetakan Buku Saku Pengelolaan BMN (softcopy pdf)
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 1.000.000
- Alat Tulis Kantor [1 PKT] 1 PKT 500.000 500.000
Supplies Komputer [1 PKT] 1 PKT 500.000 250.000
524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa 6.880.000
Fasilitasi Dalam Rangka Inventarisasi serta Penertiban Aset
> 6.880.000 3.870.000
ke Gudang Cibinong Kab.Bogor
Uang Harian Perjalanan Dinas Biasa [8 ORG x 1 HR x 2
16 OH 6.880.000 3.870.000
KL]
524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 1.500.000
> Fasilitasi ke KPKNL dalam rangka konsultansi, persetujuan 1.500.000 1.500.000
- Transport dalam kota [5 ORG x 2 KL] 10 OK 1.500.000 1.500.000
Untuk Pelaksanaan rapat dalam rangka koordinasi dan pembahasan terkait aksi
perubahan ini penulis menggunakan aplikasi Zoom. Zoom adalah sebuah layanan
konferensi video berbasiskan cloud computing. Aplikasi tersebut dapat digunakan dalam
berbagai perangkat seluler, desktop, hingga telepon dan sistem ruang. Pada umumnya,
para pengguna menggunakan aplikasi ini untuk melakukan meeting hingga konferensi
video dan audio.
BAB IV
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI
DALAM AKSI PERUBAHAN
Tim Efektif
Metode Pengembangan
No Kompetensi yang dibutuhkan Tim Tim Tim Kompetensi
A B C
1. Pengusasan Aplikasi Google Sheet Pembelajaran Mandiri
2. Pengusasan Aplikasi App Sheet Pembelajaran Mandiri
3. Pengusasan atas penggunaan aplikasi Pembelajaran Mandiri
Visio
4. Pengusasan Penguasaan dalam Pembelajaran dengan diskusi dan
identifikasi penggolongan aset BMN Transfer Knowledge
5. Pengusasan atas tata cara inventarisasi Pembelajaran dengan diskusi dan
aset BMN Transfer Knowledge
6. Pengusasan atas tata cara penilaian Aset Pembelajaran dengan diskusi dan
BMN Transfer Knowledge
7. Pengusasan dalam penggunaan Aplikasi Pembelajaran Mandiri
SAKTI
Tim Efektif
Metode Pengembangan
No Kompetensi yang dibutuhkan Tim Tim Tim Kompetensi
A B C
8. Pengusasan dalam penggunaan aplikasi Pembelajaran Mandiri
SIMAN
9. Penguasaan dalam Pelaksanaan Tugas Pembelajaran dengan diskusi dan
dan Fungsi Pengelolaan aset BMN Transfer Knowledge
10. Pengusasan atas proses Bisnis Pembelajaran dengan diskusi dan
Pengelolaan BMN Transfer Knowledge
11. Pengusasan atas alur birokrasi Pembelajaran dengan diskusi dan
Transfer Knowledge
12. Pengusasan atas Analisa Beban Kerja Pembelajaran dengan diskusi dan
Transfer Knowledge
13. Penguasaan atas Analiasa Jabatan Pembelajaran dengan diskusi dan
Transfer Knowledge
14. Penguasaan atas aturan Standar Barang Pembelajaran dengan diskusi dan
dan Standar Kebutuhan Transfer Knowledge
15. Pengusasan dalam penyusunan SOP Pembelajaran dengan diskusi dan
Transfer Knowledge
16. Pengusasan dalam pembuatan alur kerja Pembelajaran dengan diskusi dan
(Flow Chart) Transfer Knowledge
17. Pengusasan dalam tata naskah dinas Pembelajaran dengan diskusi dan
Transfer Knowledge
BAB V
HASIL IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN POTENSI DIRI
Aparatur Sipil Negara (ASN), sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan,
terdapat 3 (tiga) Kompetensi yang harus dimiliki oleh para ASN yaitu Kompetensi Teknis,
Kompetensi Manajerial dan Kompetensi Sosial Kultural. Kompetensi manajerial adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi. Terdapat 8 (delapan) kompetensi manajerial yang
harus dimiliki ASN, yaitu Integritas, Kerjasama, Komunikasi, Orientasi pada Hasil, Pelayanan
Publik, Pengembangan Diri dan Orang Lain, Mengelola Perubahan dan Pengambilan Keputusan.
Mempertimbangkan kemudahan operasionalisasi pemetaan sikap dan perilaku kepemimpinan
serta tujuan kontekstual penggunaan hasil pemetaan, maka dari 8 (delapan) kompetensi
manajerial yang ada pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2017 dilakukan penyesuaian serta peninjauan ulang
terhadap relevansi terhadap proses pengembangan kompetensi di konteks pelatihan
kepemimpinan, terutama pada proses intervensi yang dilakukan pada saat coaching. Terdapat
3 (tiga) kompetensi inti yang dari tim penyusun item pemetaan dipandang sebagai kompetensi
yang sifatnya meta-kompetensi (memiliki sub kompetensi yang dapat diklasterkan). Berikut 3
(tiga) kompetensi yang merepresentasikan
aspek sikap dan perilaku peserta pelatihan kepemimpinan:
A. Integritas
Integritas adalah Konsisten berperilaku selaras dengan nilai, norma dan/atau etika
organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan manajemen, rekan kerja, bawahan langsung,
dan pemangku kepentingan, menciptakan budaya etika tinggi, bertanggungjawab atas
tindakan atau keputusan beserta risiko yang menyertainya. Setelah dilakukan pendalaman
terhadap 8 (delapan) kompetensi lainnya serta aspek penilaian sikap dan perilaku yang
relevan dengan proses pelatihan maka didapatkan 6 (enam) sub komponen sebagai berikut:
Tanggung jawab, Komitmen, Kedisplinan, Kejujuran, Konsistensi dan Pengambilan
Keputusan Dilematis.
B. Kerjasama
Kerjasama adalah Kemampuan menjalin, membina, mempertahankan hubungan kerja
yang efektif, memiliki komitmen saling membantu dalam penyelesaian tugas dan
mengoptimalkan segala sumber daya untuk mencapai tujuan strategis organisasi. Setelah
dilakukan pendalaman terhadap 8 (delapan) kompetensi lainnya serta aspek penilaian sikap
dan perilaku yang relevan dengan proses pelatihan maka didapatkan 5 (lima) sub komponen
sebagai berikut: Kerjasama Internal, Kerjasama Eksternal, Komunikasi, Fleksibilitas, dan
Komitmen dalam Tim.
C. Mengelola Perubahan
Merujuk pada dokumen PermenPAN Nomor 38 Tahun 2017, maka mengelola perubahan
adalah Kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan situasi yang baru atau berubah dan
tidak bergantung secara berlebihan pada metode dan proses lama, mengambil tindakan untuk
mendukung dan melaksanakan insiatif perubahan, memimpin usaha perubahan, mengambil
tanggung jawab pribadi untuk memastikan perubahan berhasil diimplementasikan secara
efektif. Setelah dilakukan pendalaman terhadap 8 (delapan) kompetensi lainnya serta aspek
penilaian sikap dan perilaku yang relevan dengan proses pelatihan maka didapatkan 5 (lima)
sub komponen sebagai berikut: Orientasi Pelayanan, Adaptabilitas, Pengembangan diri dan
orang lain, Orientasi pada hasil, dan Inisiatif.
Dirangkumnya 3 (tiga) kompetensi utama pemetaan sikap dan perilaku kepemimpinan diatas
sebenarnya juga tidak bisa dilepaskan dari sub komponen pendukung didalamnya. Dengan
demikian, pemanfaatan hasil skoring atau pengolahan hasil pemetaan tetap akan disajikan
dengan menampilkan profil skala pada tiap-tiap sub komponen pendukung. Perumusan item
pernyataan yang akan muncul dalam kuesioner pun akan mewakili setiap sub komponen
pendukung pada masing-masing kompetensi utama. Berikut hasil skoring Penilaian Sikap
Perilaku yang telah dilakukan oleh peserta dan mentor:
Nilai Rata-Rata Per Sub Komponen 8,70 8,00 7,72 8,14 Baik
2. Adaptabilitas Mengelola Melatih diri untuk selalu meninjau ulang metode 2 (dua)
Perubahan atau cara kerja yang dilakukan dengan melihat Bulan
(Kemampuan untuk menyesuaikan efektivitas proses serta kualitas output kerja,
diri dengan perkembangan atau sehingga muncul inisiatif perbaikan atau
perubahan yang terjadi di lingkungan perubahan sesuai aktualitas lingkungan
tugas baik pada tataran strategis
(makro) maupun cakupan spesifik Memperbanyak referensi tentang best practice
tugas (mikro).) penerapan kebijakan atau aturan yang dilakukan
oleh instansi atau unit kerja lain untuk
membangun kesigapan dalam merespon
perubahan
3. Pengembangan Diri dan Orang Mengelola Mengenali potensi diri melalui pemetaan diri
Perubahan (self assessment) untuk kemudian membuat
Lain rencana pengembangan potensi sesuai minat dan
(Sensitivitas terhadap peluang serta ukuran kapasitas diri yang relevan dengan
keinginan dalam hal pengembangan target..
kompetensi baik untuk diri sendiri Memperbanyak referensi pendukung dalam
maupun orang lain yang diikuti pengembangan potensi diri yang selaras dengan
dengan upaya pengembangan yang minat dan kebutuhan organisasi, sehingga
terencana serta terjamin mengasah kemampuan mengelola kompetensi
kemanfaatannya.) orang lain di lingkup unit yang dipimpin
DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 5038, Sekretariat Negara. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara. Lembaran Negara RI Tahun. 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 5494, Sekretariat Negara. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2020. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil. Lembaran Negara RI Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 6477, Sekretariat Negara. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2020. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2020 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah. Lembaran Negara RI Tahun 2020 Nomor 142, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 6523, Sekretariat Negara. Jakarta.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. 2020. Keputusan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 233/SK-100.KU.04.03/VII/2020 tentang Penunjukan Kuasa Pengguna Barang
dan Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu Pengguna Barang
Kepada Pejabat Tertentu dan/atau Kuasa Pengguna Barang Dalam Pelaksanaan
Pengelolaan Barang Milik Negara di lingkungan Kementerian Agraria Dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. 2020. Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Berita Negara RI Tahun 2020 Nomor 985.
Jakarta.
Kementerian Keuangan. 2020. Peraturan Kementerian Keuangan (PMK) Nomor
172/PMK.06/2020 tentang Standar Barang dan Standar Kebutuhan Barang Milik
Negara. Berita Negara RI Tahun 2020 Nomor 1242. Jakarta.
Kementerian Keuangan. 2021 Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 153/PMK.06/2021
tentang Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara. Berita Negara RI Tahun
2021 Nomor
324. Jakarta.
Kementerian Keuangan. 2021. Peraturan Kementerian Keuangan (PMK) Nomor
153/PMK.06/2021 tentang Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara. Berita
Negara RI Tahun 2021 Nomor 1212 Jakarta.
Kementerian Keuangan. 2022. Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 127/KM.6/2022
tanggal 12 Agustus 2022 tentang Indikator Kinerja Pengelolaan Barang Milik
Negara.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2021. Surat Edaran
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun
2021 tentang Core values ASN BerAKHLAK.
Lembaga Administrasi Negara. 2019 Modul Manajemen Mutu Pelatihan Kepemimpinan
Pengawas (PKP).
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Manajemen Pengawasan Pelatihan Kepemimpinan
Pengawas (PKP).
Lembaga Administrasi Negara. 2020. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara 5 Tahun
2022 tentang Penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan, Pelatihan
Struktural Kepemimpinan. Berita Negara RI Tahun 2022 Nomor 324. Jakarta
Lembaga Administrasi Negara. 2021 Modul Bela Negara Kepemimpinan Pancasila Pelatihan
Kepemimpinan Administrator (PKA)
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Aksi Perubahan Kualitas Pelayanan Publik
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP).
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Etika Dan Integritas Kepemimpinan Pancasila
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP).
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Kepemimpinan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP).
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Komunikasi Dalam Pelayanan Publik Pelatihan
Kepemimpinan Pengawas (PKP).
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Membangun Tim Efektif di Era New Normal
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP).
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Kepemimpinan Pengawas. Diagnosa
Organisasi Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP)
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan
Pengawas (PKP).
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Pelayanan
Publik Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP).
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Perencanaan Kegiatan Pelayanan Publik
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP).
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Studi Lapangan Pelatihan Kepemimpinan
Pengawas (PKP).
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pengendalian Pelaksnaan Kegiatan Pelatihan
Kepemimpinan Pengawas (PKP).
Kementerian Keuangan. 2012. Modul Manajemen Aset Program Percepatan Akuntabilitas
Keuangan Pemerintah.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. 2023. Rumusan Umum Rapat
Kerja Nasional Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Arkan Perdana. (2021). Berkenalan dengan Google Sheets, Aplikasi Spreadsheet yang Gratis
dan Komplet. Diakses 19 Mei 2023 dari https://glints.com/id/lowongan/google-sheet-
adalah/
AppSheet Template. 2023. Simple Survey A basic app structure for creating surveys or forms..
Diakses 19 Mei 2023 dari https://www.appsheet.com/templates/A-basic-app-structure-
for-creating-surveys-or-forms?appGuidString=778ea87e-be5e-4300-a12b-
e14aa29cc85e
Anak Agung Ngurah Perwira Redi, PhD, CSCA & I Nyoman Mardika Putra, S.Si.,M.Si. 2021.
ISO 9001:2015 Pengantar Standar Manajemen Mutu. Di akses pada tanggal 6 Mei
2023. https://mie.binus.ac.id/2021/04/07/iso-90012015-pengantar-standar-manajemen-
mutu/