Anda di halaman 1dari 43

Angkatan V

Golongan III

RANCANGAN AKTUALISASI

PEMBUATAN DATABASE BIDANG TATA RUANG SECARA DARING


PADA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
KOTA TEBING TINGGI

OLEH :
ABRAM CHRISTOPHER SINAGA, ST
PENATA MUDA (III/a)
NIP. 19891223 201903 1 006

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SUMATERA UTARA
MEDAN 2021
Lembar Persetujuan :

RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS
Meningkatkan Pelayanan Bidang Penataan Ruang melalui
Pengadaan Database Tata Ruang Secara Daring
Pada Bidang Tata Ruang & Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Dinas PUPR
Kota Tebing Tinggi

Nama Peserta : Abram Christopher Sinaga, S.T


NIP : 19891223 201903 1 006
Pangkat/Golongan : Penata Muda / IIIa
Jabatan : Analis Konservasi Kawasan
Instansi : Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi
Angkatan : V
Kelompok : 1

Telah disetujui untuk diseminarkan pada hari Senin, tanggal 09 Agustus 2021
dengan Metode Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning) di hadapan Coach,
Penguji dan Mentor

Coach, Penguji, Mentor,

Drs. JUMSADI DAMANIK, SH, M.Hum AHMAD SOPIAN LUBIS, S.Sos MUHAMMAD ADHARSYAH, S.Sos
NIP. 195910281984031003 NIP. 196906191989031004 NIP. 197811112010011012

Mengetahui,
An. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sumatera Utara
Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial

Bambang Siswanto, SE. M.Si


NIP.19631005 198603 1 006
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat serta karunia-Nya sehingga Laporan Kegiatan Aktualisasi Nilai-
Nilai Dasar Profesi ASN peserta Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Golongan
III, Angkatan V ini dapat disusun dengan baik. Penulis menyadari dalam
penyusunan laporan aktualisasi ini banyak pihak yang memberikan bantuan dan
masukan pada penulis sehingga pada kesempatan ini penulis bermaksud
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Drs. Asren Nasution, MA selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Utara.
2. Kepala Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Agro Nusantara beserta
jajarannya sebagai penyelenggara latsar CPNS.
3. Bapak Syaiful Fahri, SP, M.Si selaku Kepala Badan Kepegawaian Kota
Tebing Tinggi.
4. Bapak Drs. Jumsadi Damanik, SH, M.Hum selaku Coach yang
membimbing penulis dalam merancang aktualisasi ini.
5. Bapak Muhammad Adharsyah, S.Sos selaku Kepala Seksi Perencanaan
Ruang Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi sekaligus mentor dalam kegiatan
aktualisasi ini.
6. Bapak Dame Hasiholan selaku LO, seluruh Widyaiswara, Panitia
Penyelenggara dan para Fasilitator dalam pelatihan Latsar CPNS ini.
7. Orang tua dan seluruh keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung
penulis hingga sampai pada tahap ini.
8. Rekan-Rekan CPNS Angkatan V Kelompok 1 beserta seluruh pihak yang
turut membantu penulis selama proses penyusunan laporan aktualisasi.
Dalam penyusunan laporan aktualisasi ini, penulis menyadari bahwa masih
ada kekurangan dan kesalahan. Untuk itu segala masukan, kritik, dan saran yang
membangun sangat diharapkan oleh penulis.
Tebing Tinggi, 9 Agustus 2021
Hormat Penulis,

ABRAM CHRISTOPHER SINAGA, ST


NIP. 19891223 201903 1 006

i
DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan
Kata Pengantar ................................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................................. ii
Daftar Tabel ......................................................................................................... ii
Daftar Gambar .................................................................................................... iii
Daftar Formulir................................................................................................... iv

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Visi, Misi dan Tupoksi Organisasi ............................................................ 4
C. Tujuan........................................................................................................ 8
D. Manfaat ...................................................................................................... 9

BAB II Identifikasi dan Analisis Isu


A. Identifikasi Isu ........................................................................................... 10
B. Analisis dan Penetapan Isu Terpilih .......................................................... 11
C. Dampak Isu Terpilih.................................................................................. 15
D. Role Model ................................................................................................ 16

BAB III Strategi Penyelesaian Isu Terpilih


A. Penetapan Gagasan dan Kegiatan Kreatif ................................................. 17
B. Relevansi Rencana Kegiatan Dengan Aktualisasi Agenda 2 (Nilai-Nilai
Dasar PNS) ................................................................................................ 17
C. Relevansi Rencana Aktualisasi Dikaitkan Dengan Agenda 3 (Kedudukan
Dan Peran PNS Dalam NKRI) .................................................................. 23
D. Rancangan Aktualisasi .............................................................................. 27
E. Rencana Jadwal Aktualisasi Kegiatan ....................................................... 34

BAB IV Penutup.................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 36

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Identifikasi Isu di Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Infrastruktur


Wilayah ................................................................................................................. 10
Tabel 2. Analisis Isu Menggunakan APKL .......................................................... 11
Tabel 3. Penentuan Isu Prioritas Menggunakan USG........................................... 13
Tabel 4. Relevansi Rencana Kegiatan Dengan Aktualisasi Agenda 2 (Nilai
Dasar PNS) ............................................................................................................ 20
Tabel 5. Relevansi Rencana Aktualisasi Dikaitkan Dengan Aktualisasi Agenda
Tiga (Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI)................................................... 25
Tabel 6. Rencana Jadwal Aktualisasi .................................................................... 34

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi ....................... 6


Gambar 2. Fishbone Analisis Penyebab Isu .......................................................... 14
Gambar 3. Kepala Sekolah sebagai Role Model ................................................... 16

iii
DAFTAR FORMULIR

Formulir 1. Rancangan Aktualisasi Unit Kerja ..................................................... 27

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UU No. 5 Tahun 2014 sebagai landasan operasional tentang Aparatur Sipil


Negara (ASN) Pasal 10 menyatakan bahwa Pegawai Aparatur Sipil Negara
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik; dan perekat dan
pemersatu bangsa. Aparatur Sipil Negara harus memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat. Sebagai bentuk implementasi reformasi kepegawaian untuk
mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akuntabel dan berorientasi pada
pelayanan publik maka diperlukan ASN yang memiliki integritas, profesional,
netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan
mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara dan merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4), Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan
melalui proses diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang. Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan dasar yang inovatif dan
terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran
klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja sehingga
memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), sekaligus
merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang
profesional sesuai bidang tugas. Pelatihan dasar akan mengajarkan nilai-nilai dasar
Aparatur Sipil Negara (ASN) kepada peserta diklat yang kemudian harus mampu
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat bangsa.

1
Untuk menjalankan peranan tersebut, diperlukan sosok ASN yang
profesional, yaitu ASN yang mampu memenuhi standar kompetensi dalam
melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu. ASN
harus memahami nilai-nilai dasar profesi ASN yang disebut dengan ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi)
sesuai dengan Peraturan LAN No.12 tahun 2018.
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Tebing Tinggi dengan Nomor :
813.3/738 Tahun 2019 perihal Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
di Lingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Pada Tanggal 10 April Tahun 2019
yang kemudian ditindaklanjuti dengan Surat Penugasan No. 800/2892/BKD-
TT/2019 oleh Pejabat Sekretaris Daerah Tebing Tinggi kemudian ditindak lanjuti
oleh Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
melalui Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT) No.
800/45679/DPUPR/2019 dengan pernyataan yang berisikan bahwa penulis telah
melapor di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang terhitung mulai tanggal 22
April 2019.
Saat ini, penulis telah aktif telah bertugas selama kurang lebih dua tahun di
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tebing Tinggi sebagai staf di
Bidang Tata Ruang seksi Perencanaan Ruang. Dalam menyusun rancangan
aktualisasi, penulis menyusun kegiatan berkoordinasi dengan kepala seksi
perencanaan ruang yang menjalankan amanat sebagai mentor penulis untuk
menindaklanjuti kegiatan yang akan dilaksanakan.
Selama menjalankan tugas sebagai staf Bidang Tata Ruang dan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kota Tebing Tinggi, terdapat beberapa isu yang penulis temui. Adapun
beberapa isu tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kurang optimalnya penyelesaian Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) OSS.
Menutup akhir tahun 2020, Direktorat Jenderal Tata Ruang
Kementerian ATR/BPN telah melaksanakan kegiatan kompilasi data dan
delineasi RDTR OSS (Online Single Submission) di 75 (tujuh puluh lima)
kabupaten/kota.

2
Tiga lokasi yang terpilih di antaranya adalah Kota Tebing Tinggi,
Kabupaten Labuhan Batu, dan Kabupaten Batu Bara yang ketiganya berada
di Provinsi Sumatera Utara. RDTR OSS ini sangat diperlukan agar
pengawasan terhadap pemanfaatan ruang/zonasi dapat dilakukan sesuai
regulasi. Program penyelesaian RDTR OSS saat ini masih terkendala karena
menunggu jadwal dari Kementerian ATR-BPN. Beberapa program lanjutan
dari Bantuan Teknis RDTR OSS masih terhambat menunggu jadwal terbaru
dari Kementerian ATR/BPN.

2. Belum berjalannya sosialisasi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG)


sebagai pengganti Surat Izin Mendirikan Bangunan (SIMB).
Pemerintah secara resmi menghapus Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) dan menggantinya dengan izin baru yang bernama Persetujuan
Bangunan Gedung (PBG). Izin ini sebagaimana IMB wajib dimiliki siapa
pun yang ingin membangun bangunan baru, mengubah, sampai merawat
bangunan. Pergantian dari IMB ke PBG ini diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) nomor 16 tahun 2021. Aturan setebal 406 halaman yang
diterbitkan pada 2 Februari 2021 ini merupakan turunan dari revisi UU
nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung yang dilakukan pemerintah
lewat UU nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Perlu diadakan
sosialisasi secepatnya kepada masyarakat dan instansi terkait agar masa
transisi peraturan ini bisa ditindaklanjuti dengan baik.

3. Belum adanya Database produk-produk penataan ruang secara daring.


Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut masyarakat
untuk beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi informasi berbasis
transformasi digital. Pemerintah juga memiliki kewajiban untuk
menghadirkan pelayanan publik yang optimal serta kebijakan yang tepat
sasaran untuk merespons persoalan dengan cepat. Untuk data nasional,
sinkronisasi dan pembuatan database produk-produk tata ruang telah
dilakukan melalui program GIS TARU. Penerapan Whole of Government
yang baik bisa dilaksanakan jika data-data yang dikumpulkan dapat diakses
melalui bentuk daring.

3
B. Tupoksi Organisasi.
Berdasarkan Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 21 Tahun 2021
tentang Tugas, Fungsi, Tata Kerja dan Rincian Tugas Jabatan Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Tebing Tinggi, Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang (PUPR) mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang pekerjaan
umum sub urusan kebinamargaan, sumber daya air, penataan ruang dan tugas
pembantuan. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya tersebut, Dinas PUPR
menyelenggarakan beberapa fungsi, antara lain:
1. Perumusan kebijakan di bidang pekerjaan umum sub urusan
kebinamargaan, sumber daya air dan penataan ruang.
2. Pelaksanaan kebijaksanaan di bidang pekerjaan umum sub urusan
kebinamargaan, sumber daya air dan penataan ruang.
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pekerjaan umum sub
urusan kebinamargaan, sumber daya air dan penataan ruang.
4. Pelaksanaan administrasi dinas di bidang pekerjaan umum sub urusan
kebinamargaan, sumber daya air dan penataan ruang.
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan
tugas dan fungsinya.

Penulis bertugas di Seksi Perencanaan Ruang sebagai Analis Konservasi


Kawasan. Tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab penulis adalah
mengumpulkan data dan informasi perencanaan ruang, melaksanakan
pengawasan program perencanaan ruang, membuat laporan pelaksanaan tugas
kepada atasan, dan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan langsung,
dalam hal ini Kepala Seksi Perencanaan Ruang.

4
1. Visi dan Misi Organisasi
Adapun visi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tebing
Tinggi adalah “Menjadikan Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Jasa dan Perdagangan
yang cerdas, layak, mandiri dan sejahtera dengan sumberdaya manusia yang
beriman dan berkualitas” dengan Misi antara lain:
a. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
b. Mewujudkan Kota Tebing Tinggi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah dan
Perdagangan
c. Mewujudkan Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Jasa.
d. Meningkatkan Kualitas Sarana dan Prasarana Perkotaan

2. Tujuan dan Sasaran Organisasi


Dalam mencapai visi dan misi organisasi, Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi
memiliki beberapa tujuan dan sasaran yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tebing Tinggi antara
lain:

Tujuan
a. Tata kelola pemerintahan yang baik didukung oleh sumberdaya manusia
yang beriman dan berkualitas.
b. Menciptakan sarana dan prasarana perkotaan yang layak, aksesibel, aman
dan nyaman.

Sasaran
a. Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang melayani
b. Meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur jalan kota
c. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana gedung
pemerintahan
d. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana sanitasi
masyarakat
e. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana air baku untuk
kebutuhan masyarakat.
f. Meningkatnya ketertiban dalam pemanfaatan ruang.

5
3. Struktur Organisasi Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi
Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR)
Kota Tebing Tinggi terdiri dari beberapa bagian, yakni Sekretariat, Bidang Bina
Marga, Bidang Sumber Daya Air, Bidang Tata Ruang dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah, Bidang Bangunan Gedung dan Jasa Konstruksi, Kelompok
Jabatan Fungsional dan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Pengelolaan Air
Limbah Rumah Tangga.

Gambar 1 Struktur Organisasi


Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kota Tebing Tinggi
Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi
dinas di bidang tata ruang dan pengembangan infrastruktur wilayah. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah mempunyai beberapa fungsi, yakni penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis bidang tata ruang dan pengembangan infrastruktur wilayah, pelaksanaan dan
pengoordinasian kegiatan bidang tata ruang dan pengembangan infrastruktur
wilayah, pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan, serta pelaksanaan tugas
lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang
Tata Ruang dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah membawahi 3 seksi, yakni:

6
1. Seksi Perencanaan Ruang yang bertugas untuk melaksanakan sebagian
fungsi Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah di
bidang perencanaan ruang. Untuk melaksanakan tugasnya, Seksi
Perencanaan Ruang mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan
teknis bidang perencanaan ruang;
b. pelaksanaan kegiatan perencanaan ruang;
c. pelaksanaan pelaporan kegiatan perencanaan ruang; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Tata Ruang dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

2. Seksi Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang yang bertugas untuk


melaksanakan sebagian fungsi Bidang Tata Ruang dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah di bidang pemanfaatan dan pengendalian ruang.
Untuk melaksanakan tugasnya, Seksi Pemanfaatan Ruang dan
Pengendalian Ruang mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan
teknis bidang pemanfaatan dan pengendalian ruang;
b. pelaksanaan kegiatan pemanfaatan dan pengendalian ruang;
c. pelaksanaan pelaporan kegiatan pemanfaatan dan
pengendalian ruang; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Tata Ruang dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

7
3. Seksi Pengembangan Infrastruktur Wilayah yang bertugas untuk
melaksanakan sebagian fungsi Bidang Tata Ruang dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah di bidang pengembangan infrastruktur wilayah.
Untuk melaksanakan tugasnya, Seksi Pengembangan Infrastruktur
Wilayah mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan
teknis bidang pengembangan infrastruktur wilayah;
b. pelaksanaan kegiatan pengembangan infrastruktur wilayah;
c. pelaksanaan pelaporan kegiatan pengembangan infrastruktur
wilayah; dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

C. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi isu-isu yang terkait dengan sistem pelayanan di Bidang
Tata Ruang pada Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi.
2. Merancang gagasan yang efektif untuk menyelesaikan isu utama di Bidang
Tata Ruang pada Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi.
3. Melaksanakan penerapan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) di Bidang Tata
Ruang pada Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi.
4. Memberikan inovasi yang berguna untuk meningkatkan pelayanan dan
lebih prima dalam lingkup Bidang Tata Ruang dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah pada Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi.

8
D. Manfaat
Berdasarkan tujuan yang telah diuraikan sebelumnya, maka manfaat yang
diharapkan dapat diperoleh dari kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pemahaman mengenai tugas, fungsi, dan program yang


dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Tebing Tinggi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan aktualisasi.
2. Menjadi referensi bagi instansi yang membutuhkan untuk data-data terbaru
di Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah pada Dinas
PUPR Kota Tebing Tinggi.
3. Memberikan solusi bagi isu utama dengan meningkatnya fungsi pelayanan
di Bidang Tata Ruang pada Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi.
4. Menjadi wadah bagi peserta CPNS dalam menerapkan nilai-nilai dasar ASN
(ANEKA) di Bidang Tata Ruang pada Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi.

9
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ISU

A. Identifikasi Isu
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi, terlebih dahulu dilakukan
identifikasi isu di organisasi tempat penulis bekerja yakni di Bidang Tata Ruang
dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kota Tebing Tinggi. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini
bersumber dari 3 (tiga) aspek, yakni Whole of Government, Pelayanan Publik dan
Manajemen ASN. Sumber isu yang diangkat berasal dari tugas pokok dan fungsi
(tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), inovasi dan inisiatif penulis yang
disetujui mentor dan coach, serta penugasan atasan. Setelah menemukan beberapa
isu, tahap selanjutnya adalah menganalisis masing-masing dari isu tersebut untuk
menghasilkan isu yang layak diangkat dan dijadikan sebagai bahan rancangan
aktualisasi. Adapun beberapa isu yang ditemukan penulis di Bidang Tata Ruang
dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kota Tebing Tinggi antara lain:

Tabel 1 Identifikasi Isu di Bidang Tata Ruang dan Pengembangan


Infrastruktur Wilayah

No Sumber Isu Identifikasi Isu


1 Whole of Kurang optimalnya proses percepatan pembuatan Rencana
Govermenment Detail Tata Ruang (RDTR) OSS, sehingga pengawasan
terhadap pemanfaatan ruang/ zonasi belum dapat dilakukan
berdasarkan regulasi.
2 Pelayanan Belum berjalannya Sosialisasi Persetujuan Bangunan
Publik Gedung (PBG) sebagai pengganti Surat Izin Mendirikan
Bangunan (SIMB) dan persiapan mekanisme
pelaksanaannya di Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi.
3 Manajemen Belum adanya Database produk-produk penataan ruang
ASN secara daring di Bidang Tata Ruang dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Tebing Tinggi.

10
B. Analisis serta Penetapan Isu Terpilih
Isu-isu yang sudah dijabarkan diatas harus dipilih salah satu sebagai isu
utama. Pemilihan tersebut tidak bisa dilakukan begitu saja, melainkan harus
menggunakan suatu metode. Untuk mengambil isu prioritas yang akan diangkat di
Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Tebing Tinggi, maka hal yang terlebih dahulu
dilakukan adalah melakukan penilaian isu dari segi aktualnya isu tersebut.
Selanjutnya apakah isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, serta
menyangkut hajat hidup orang banyak, hingga akhirnya isu tersebut masuk akal,
realistis dan relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalah. Metode
APKL merupakan metode awal yang bisa direkomendasikan. APKL singkatan dari
Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak. Aktual artinya isu tersebut benar-
benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Problematik artinya
isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan
segera solusinya secara komperehensif. Kekhalayakan artinya isu tersebut
menyangkut hajat hidup orang banyak. Layak artinya isu tersebut masuk akal,
realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Berdasarkan identifikasi isu-isu di Bidang Tata Ruang dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi, maka dapat dilakukan
validasi isu dengan metode APKL, yakni sebagai berikut:
Tabel 2 Analisis Isu Menggunakan APKL

No Isu Aktual A P K L Keterangan


1 Kurang optimalnya proses percepatan ✔ ✔ ✔ ✔ Memenuhi
pembuatan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) OSS.
2 Belum berjalannya Sosialisasi ✔ ✔ ✔ ✔ Memenuhi
Persetujuan Bangunan Gedung (PBG)
sebagai pengganti Surat Izin Mendirikan
Bangunan (SIMB) dan persiapan
mekanisme pelaksanaannya di Dinas
PUPR Kota Tebing Tinggi.

11
3 Belum adanya database produk-produk ✔ ✔ ✔ ✔ Memenuhi
tata ruang dalam bentuk daring di Bidang
Tata Ruang dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Dinas PUPR Kota
Tebing Tinggi.
Keterangan : A : Aktual P : Problematika K : Kekhalayakan L : Layak

Berdasarkan hasil analisis APKL pada Tabel 2, diperoleh bahwa ketiga isu
tersebut dinyatakan memenuhi syarat. Dari ketiga isu tersebut kemudian akan
dipilih isu yang paling prioritas (core issue) untuk diselesaikan. Analisa yang
dilakukan akan melihat dari segi seberapa urgen/mendesaknya isu tersebut,
seberapa seriusnya isu tersebut terkait akibat yang ditimbulkannya, serta
kemungkinan terburuk yang akan terjadi jika isu tersebut tidak diselesaikan. Untuk
menetapkan core issue, maka bisa dilakukan analisis dengan metode USG.
Adapun yang dimaksud dengan metode USG yaitu Urgency yakni seberapa
mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti; Seriousness yakni
seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan
ditimbulkan; dan Growth yakni seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani segera. Teknis analisis ini merupakan salah satu alat
untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya adalah
dengan menentukan tingkat Urgency (urgensi), Seriousness (keseriusan), dan
Growth (perkembangan isu apabila tidak segera diselesaikan) dengan menentukan
skala 1-5 (5 = sangat urgent/serius/mendesak, 4 = urgent/serius/mendesak, 3 =
cukup urgent/serius/ mendesak, 2 = kurang urgent/serius/mendesak, 1 = tidak
urgent/serius/mendesak). Isu yang memiliki skor tertinggi adalah Core Issue.

12
Untuk menentukan core issue di Bidang Tata Ruang dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tebing
Tinggi, maka dapat dilakukan dengan metode USG, yakni sebagai berikut:
Tabel 3 Penentuan Isu Prioritas Menggunakan USG

No Isu Aktual U S G Total Prioritas


1 Kurang optimalnya proses percepatan 4 4 4 12 II
pembuatan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) OSS.
2 Belum berjalannya Sosialisasi 4 3 4 11 III
Persetujuan Bangunan Gedung (PBG)
sebagai pengganti Surat Izin Mendirikan
Bangunan (SIMB) dan persiapan
mekanisme pelaksanaannya di Dinas
PUPR Kota Tebing Tinggi
3 Belum adanya database produk-produk 5 4 4 13 I
tata ruang dalam bentuk daring di Bidang
Tata Ruang dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Dinas PUPR Kota
Tebing Tinggi.
Keterangan: U: Urgency S: Seriousness G: Growth

Berdasarkan Tabel 3, terdapat 1 (satu) isu yang dianggap sangat urgent dan
perlu dicarikan solusinya, yakni belum adanya database produk-produk tata ruang
dalam bentuk daring di Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi.

13
Adapun penyebab dari isu ini dapat digambarkan menggunakan metode fish
bone, yakni sebagai berikut:

Gambar 2 Diagram Fish Bone Dalam Penentuan Penyebab Masalah

Dari Gambar 1, diperoleh bahwa penyebab belum adanya database produk-


produk tata ruang dalam bentuk daring di Bidang Tata Ruang dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi adalah sebagai berikut:

1. Metode
Data-data produk tata ruang di Bidang Tata Ruang dan Pengembangan
Infrastuktur Wilayah Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi belum memiliki alur
koordinasi yang jelas soal penyimpanan dan distribusi data. Data pekerjaan yang
sudah selesai biasanya disimpan begitu saja dalam bentuk soft copy dan hard copy
tanpa disimpan ke sebuah database sehingga data bisa hilang ketika berkas tidak
tersimpan dengan baik atau pegawai yang menerima hasil pekerjaan sudah
berpindah dari kantor.
2. Sistem
a. Belum memanfaatkan teknologi, seperti google drive atau sharing link
melalui QR Code. Hal ini karena sebagian besar produk tata ruang
dilaksanakan pada tahun 2010-2013 ketika teknologi belum semaju sekarang.
b. Belum adanya SOP (Standard Operating Procedure) yang mengatur tentang
proses pengarsipan data-data ruang pada Bidang Tata Ruang dan
Pengembangan Wilayah di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Tebing Tinggi. SOP ini sangat diperlukan dalam mengatur tingkat efisiensi
proses distribusi data-data Tata Ruang, sehingga masyarakat dan instansi lain
tidak terlalu lama untuk mengakses data-data yang mereka butuhkan.

14
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Pihak yang bertanggungjawab atas penyimpanan data sering berada di luar
kantor (lapangan) atau juga sudah bermutasi ke dinas lain. Hal ini dikarenakan
banyaknya tugas pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Tebing Tinggi sebagai pengawas di luar kantor atau dipindahkan ke dinas
teknis lainnya.
b. Kurangnya kompetensi ASN yang bertanggung jawab terhadap proses
pengarsipan dan pendistribusian data tata ruang secara daring.

C. Dampak Isu Terpilih


Core issue yang sudah ditentukan diatas penting untuk segera dipecahkan
dan dicarikan solusinya karena apabila isu tersebut tidak terlesesaikan, maka
akan menimbulkan dampak sebagai berikut:
1. Proses akses data-data Tata Ruang yang dibutuhkan instansi lain dan
masyarakat secara rutin akan terhambat dan tidak efektif karena belum adanya
SOP (Standard Operating Procedure) yang mengatur pemuatan data.
2. Sudah banyak instansi dan masyarakat yang mengeluh ke Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Tebing Tinggi karena proses permintaan
data yang relatif lama karena data berbentuk fisik dan tidak diarsipkan dengan
rapi.
3. Kurangnya kepercayaan masyarakat dan SKPD lain terhadap pelayanan di
Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi khususnya terkait data-data tata ruang yang
diperlukan buat perizinan bangunan gedung dan kebutuhan perencanaan
program lanjutan dari SKPD lain.

15
D. Role Model
Role model yang penulis pilih sebagai panutan dan sebagai ASN untuk
proses penyusunan laporan aktualisasi ini adalah atasan langsung penulis, yaitu:

Nama : Muhammad Adharsyah, S.Sos


NIP : 19781111 201001 1 012
Pangkat / Golongan : Penata / IIIc
Jabatan : Kepala Seksi Perencanaan Ruang

Bapak Muhammad Adharsyah, S.Sos atau


biasa penulis panggil Bapak Adar merupakan Kepala
Perencanaan Ruang di Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Tebing Tinggi. Beliau
menempuh pendidikan S1 Jurusan Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dari
Universitas Sumatera Utara. Sejak tahun 2010,
Beliau mengabdi sebagai PNS Pemerintah Kota
Tebing Tinggi hingga sekarang. Sebelum bertugas di
Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi sejak tahun 2019,
Gambar 3 Kepala Seksi
Bapak Adar bertugas di Dinas Perumahan, Kawasan Perencanaan Ruang
sebagai Role Model
Permukiman dan Kebersihan. Saya memilih Bapak
Adar menjadi role model karena Beliau berjiwa egaliter dan merupakan seorang
pembelajar, serta selalu berpandangan positif dan optimis. Dengan segudang
pengalaman di berbagai dinas, sosok Beliau merupakan pemimpin dan mentor yang
dapat diandalkan oleh generasi milenial di kantor. Saat bekerja, Beliau memiliki
sikap yang jujur dan rajin dalam mengikuti bimbingan dan pelatihan untuk
peningkatan pelayanan pada Bidang Tata Ruang. Selain itu, Beliau juga merupakan
pribadi yang religius. Saya ingin mencontoh Beliau dengan semangat belajar dan
sikap santun yang dimilikinya dalam mengabdi kepada masyarakat sebagai PNS di
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tebing Tinggi.

16
BAB III
STRATEGI PENYELESAIAN ISU TERPILIH

A. Penetapan Gagasan dan Kegiatan Kreatif


Adapun Gagasan yang penulis ajukan untuk mengatasi isu terpilih yaitu:
Meningkatkan Pelayanan Bidang Penataan Ruang Melalui Pengadaan Database
Tata Ruang Secara Daring Pada Bidang Tata Ruang & Pengembangan Infrastruktur
Wilayah Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi dengan uraian kegiatan yang disusun
oleh penulis untuk menunjang sebagai berikut:
1. Penyusunan rancangan desain database kebutuhan dasar data Tata Ruang.
2. Penyusunan rancangan desain database kebutuhan dasar data Tata Ruang.
3. Pengunggahan data dan informasi Bidang Tata Ruang pada database
online.
4. Pelaksanaan program sosialisasi tautan database online
5. Pemutakhiran informasi database online secara berkala.

B. Relevansi Rencana Kegiatan Dengan Aktualisasi Agenda 2 (Nilai-Nilai


Dasar PNS)
Dalam membuat rancangan aktualisasi ini, penulis menerapkan nilai-nilai
dasar ASN yang terdiri dari ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi). Berikut ini uraian tentang nilai-nilai dasar
ASN yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS
adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Sebagai abdi masyarakat, PNS
memiliki tanggung jawab yang besar, maka sudah sepatutnya jika setiap PNS harus
melakukan perencanaan yang matang dan terencana sebelum melaksanakan
tugasnya secara optimal.

17
2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN,
nasionalisme adalah pondasi bagi Aparatur Sipil Negara untuk mengaktualisasikan
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa dan negara dan tidak lagi memikirkan kepentingan
pribadi dan golongan atau sering juga diartikan sebagai paham kebangsaan, sebagai
pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa yang didalamnya terkandung
nilai:

a. Gotong royong g. Rela berkorban


b. Persamaan etnis h. Tidak diskriminatif
c. Cinta tanah air i. Kerjasama
d. Patriotisme j. Tenggang rasa
e. Musyawarah/mufakat k. Kerja keras
f. Keadilan

3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar /norma yang menentukan baik
atau buruk, benar atau salah, perilaku, tindakan, keputusan, untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayan publik, taat
peraturan, menjalankan semua kode etik sebagai ASN. Seorang PNS harus mampu
memberi pelayanan yang ramah selama menjalankan tugasnya. Aspek etika publik
yang harus dilakukan PNS adalah bersikap jujur, mau bekerjasama, memiliki
integritas, peduli, disiplin, empati, sopan, respek, transparan dan keluwesan.

4. Komitmen Mutu
Merupakan sikap menjaga efektivitas dan efisiensi mutu. Indikator dari
komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Efektif, yakni berhasil guna dan dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari kuantitas dan mutu
hasil kerja, melainkan kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisien, yakni berdaya guna dan dapat menjalankan tugas, serta mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan.

18
c. Inovasi Pelayan Publik, yakni hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya.
d. Mutu, yakni suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen.

5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah sikap dan tindakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat.
Dalam bahasa yunani corruption artinya perbuatan yang tidak baik, curang, dapat
disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma
agama, material, mental dan umum. Perilaku Anti Korupsi merupakan sebuah sikap
fundamental yang harus dimiliki oleh seorang Aparatur Sipil Negara. Nilai-nilai
yang terkandung dalam kesadaran anti korupsi yaitu :

a. Jujur f. Disiplin
b. Peduli g. Adil
c. Mandiri h. Kerja keras
d. Tanggung jawab i. Berani
e. Sederhana

19
Rencana Kegiatan yang penulis susun memiliki releansi/keterkaitan dengan
aktualisasi Agenda 2 (Nilai Dasar PNS) seperti yang ditunjukkan pada table berikut:
Tabel 4
Relevansi Rencana Kegiatan Dengan Aktualisasi Agenda 2 (Nilai
Dasar PNS)
No. Isu Nilai Dasar PNS (ANEKA)
1. Belum adanya database online Akuntabilitas: Isu ini sangat terkait
Bidang Tata Ruang di dinas PUPR dengan nilai Akuntabilitas karena
Kota Tebing Tinggi khususnya database online Bidang Tata Ruang
pada seksi Perencanaan Ruang. berkaitan dengan tanggung jawab dan
transparansi dalam fungsi sebagai ASN
untuk memberikan data-data yang
dibutuhkan oleh instansi lain dan
masyarakat dalam kegiatan-kegiatan
yang membutuhkan panduan data dasar
tata ruang seperti Rancangan Tata
Ruang Wilayah (RTRW) secara daring.
Dalam pelaksanaan rancangan
aktualisasi, nilai-nilai akuntabilitas
seperti akurasi data dan penggunaan
sumber yang valid dan sesuai peraturan
harus diterapkan dalam setiap proses
pengerjaan. Selain itu pembuatan
database memiliki kejelasan tujuan dan
konsistensi untuk kepentingan
penyediaan data bagi kebutuhan instansi
lain dan masyarakat.

20
Nasionalisme: Isu ini dapat dikaitkan
dengan nilai Nasionalisme karena
pengumpulan database online sesuai
pengamalan sila kelima yaitu
persamaan hak dan kewajiban bagi
seluruh rakyat Indonesia. Dalam
menjalankan rancangan aktualisasi,
diharapkan selama pengerjaannya
menerapkan nilai nasionalisme
sehingga dapat memberikan perubahan
dalam memberikan akses informasi dan
data tata ruang secara merata dan
terjangkau masyarakat luas sehingga
dapat berdampak untuk kemajuan
bangsa dan negara.
Etika Publik: Isu ini sangat dengan
nilai Etika Publik karena dalam
pembuatan database Tata Ruang secara
online ini berkaitan kode etik PNS yaitu
menggunakan atau memanfaatkan
semua sumber daya Negara secara
efisien dan efektif. Dalam proses
pembuatannya, penulis juga harus
berpedoman kepada kode etik dan
aturan yang berlaku dan secara
bertanggungjawab menjaga keamanan
dan akurasi data yang diberikan.
Melalui database online ini diharapkan
kegiatan/program pelayanan Bidang
Tata Ruang dapat meningkat secara
kualitas pelayanan dan pekerjaan.

21
Komitmen Mutu: Isu ini juga sangat
dengan nilai Komitmen Mutu karena
pembuatan database Tata Ruang secara
online harus memastikan mutu dari data
dan informasi yang terkumpul memiliki
kualitas data yang akurat dan presisi
serta dapat dimanfaatkan oleh pengguna
data dengan optimal. Melalui rancangan
aktualisasi ini diharapkan menjadi
pemacu dalam peningkatan pengunnaan
data tata ruang untuk perencanaan
program penataan ruang lanjutan di
berbagai instansi terkait yang lebih
efektif dan efisien.
Anti Korupsi: Isu ini sangat terkait
dengan nilai Anti Korupsi karena dalam
proses rancangan aktualisasi dan
pembuatan database online penulis
menerapkan nilai dasar anti korupsi
yaitu tanggung jawab dan mandiri
dalam mengumpulkan data. Sepanjang
proses penyelesaian isu dan
pelaksanaan aktualisasi, penulis akan
bekerja keras dalam menyelesaikan
tugas dan menolak tegas hal-hal
pemberian atau penerimaan dana yang
menyimpang dari Undang-Undang dan
Peraturan Negara.

22
C. Relevansi Rencana Aktualisasi Dikaitkan Dengan Agenda 3 (Kedudukan
Dan Peran PNS Dalam NKRI)
Dalam menjalankan kedudukannya secara optimal, pegawai ASN memiliki
fungsi sebagai Pelaksana Kebijakan Publik, Pelayan Publik, dan Perekat dan
Pemersatu Bangsa. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat memegang peranan besar
dalam kelancaran pemerintahan dan pembangunan, serta pelayanan lembaga negara
kepada masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN), PNS diharuskan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana Kebijakan Publik
ASN berfungsi, berperan dan bertugas untuk melaksanakan kebijakan yang
dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut.
2. Pelayan Publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik
yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam
rangka memenuhi kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara atas barang, jasa dan/atau pelayanan
administrasi yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan
tujuan memenuhi kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, ASN dituntut untuk
memberikan pelayanan secara professional kepada masyarakat.
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). ASN senantiasa taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara, dan pemerintah. ASN harus
senantiasa menjunjung tinggi martabatnya serta mengutamakan kepentingan negara
daripada kepentingan pribadi/golongan. Dalam Undang-Undang ASN disebutkan
bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu
diantaranya adalah asas persatuan dan kesatuan. Oleh karena itu, ASN harus
senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.

23
Dalam pembentukan peran dan kedudukan PNS dalam NKRI maka
pelatihan yang terkait adalah Whole of Goverment, Pelayanan Publik, Manajemen
ASN.
1. Whole Of Goverment (WOG)
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program, dan pelayanan publik. Ada beberapa praktek WOG dalam pelayanan
publik antara lain:
a. Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik yang
menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan
masyarakat.
b. Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa
yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, perhubungan dan lainnya
c. Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang
dibutuhkan masyarakat, seperti jalan, perumahan, jaringan telepon, listrik,
air bersih dan seterusnya
d. Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan
peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur
sendi-sendi kehidupan masyarakat.

2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN
meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan
jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja;
penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan
pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).

24
3. Pelayanan Publik
Dalam UU Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan
bahwa Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayan publik. Ada 3 unsur
dalam pelayan publik:
a. Setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan Undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan
badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayan
publik.
b. Orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan atau memerlukan
layanan.
c. Kepuasan pelanggan menerima pelayanan.

Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima


adalah partisipatif, transparan, responsibilitas, tidak diskriminatif, mudah dan
murah, efektif dan efisien, aksesbilitas, dan berkeadilan.

Tabel 5. Relevansi Rencana Aktualisasi Dikaitkan Dengan Aktualisasi Agenda 3


(Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI)

No Isu Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


1. Belum adanya Manajemen ASN: Isu dapat diidentifikasi dari
database online perspektif Manajemen ASN yaitu SDM yang
Bidang Tata Ruang di tidak memanfaatkan fasilitas teknologi dalam
dinas PUPR Kota penyediaan database online dan kurangnya
Tebing Tinggi komitmen organisasi dalam pemberian tugas
khususnya pada seksi inventarisir data-data dasar tata ruang secara
Perencanaan Ruang. daring dan berkala sehingga kinerja pelayanan
tidak terukur dengan parameter yang sesuai.

25
Pelayanan Publik: Isu dapat diidentifikasi dari
perspektif pelayanan publik yaitu berkaitan
dengan akses yang akan didapat oleh para
pengguna database online dalam hal ini dalam
pemenuhan kebutuhan data dasar tata ruang
seperti dokumen Rencana Tata Ruang dan
Wilayah beserta dokumen-dokumen pendukung.
Proses pembuatan dan pengisian database online
ini merupakan salah satu bentuk pelayanan publik
yang sudah sepatutnya diberikan kepada para
pengguna yang sangat membutuhkan data tata
ruang, dalam hal ini instansi yang terkait dengan
program penataan ruang yang lebih spesifik dan
masyarakat yang membutuhkan data dasar tata
ruang sebagai pedoman dalam melakukan
kegiatan ekonomi atau kebutuhan tempat tinggal.
Whole of Government (WOG): Isu ini dapat
diidentifikasi dengan perspektif WOG mengingat
dalam proses pengumpulan data untuk database
online tata ruang memerlukan sinkronisasi serta
koordinasi dalam penyatuan data dengan instansi
lain sehingga data yang ada tidak tumpang tindih
tetapi saling melengkapi sehingga data dapat
dianalisis secara komprehensif serta
menghasilkan turunan produk-produk penataan
ruang yang konstruktif bagi arah pengembangan
kota .

26
D. Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Identifikasi Isu : 1. Belum adanya kesadaran dalam menggunakan fasilitas teknologi dalam penyediaan data tata ruang;
2. Kurangnya kompetensi SDM dalam Bidang Tata Ruang dalam menyediakan penyimpanan data secara daring;
3. Belum memiliki alur koordinasi yang jelas mengenai penyimpanan dan distribusi penyimpanan data.
4. Belum optimalnya program perencanaan ruang di tingkat lanjut karena masalah permintaan data ruang yang terjadi
berulang-ulang karena pengarsipan masih dilakukan secara manual.
Isu yang Diangkat : Belum adanya database online bidang Tata Ruang pada seksi Perencanaan Ruang.
Gagasan Pemecahan Isu :

Kontribusi Terhadap
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai-Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Tujuan dan Sasaran
Kegiatan Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Penyusunan 1. Melakukan konsultasi Hasil kegiatan berupa Akuntabilitas: Memastikan Mengikuti instruksi
rancangan dengan atasan rancangan pembuatan Tanggung jawab, pembuatan database dengan benar dari atasan
desain database mengenai pembuatan database online untuk kejelasan target online memiliki tujuan dan melaksanakan setiap
kebutuhan dasar database online. data tata ruang. Konsistensi dan sasaran yang tahapan dengan cermat
data Tata Ruang. 2. Berkoordinasi dengan tepat,sejalan dengan merupakan perwujudan
kepala seksi dan Bukti fisik : Nasionalisme : fungsi seksi Profesional, Orientasi
kepala bidang terkait 1. Screenshot zoom Kerjasama, Saling perencanaan ruang Misi dan Etika.
pengadaan rapat meeting Menghormati, yaitu poin pertama
koordinasi yang akan 2. Notulensi rapat Konsultansi yakni sebagai pusat
dipimpin oleh Kepala 3. Kuisioner pengumpulan dan
Bidang Tata Ruang 4. Foto Etika Publik : pengolahan bahan
dan Pengembangan Menggunakan bahasa perumusan kebijakan
Infrastruktur Wilayah yang sopan dan santun teknis bidang
3. Menyiapkan bahan dalam setiap tahapan perencanaan ruang.
serta tetap dalam koridor
rapat dan kuisioner.
aturan yang berlaku

27
Kontribusi Terhadap
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai-Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Tujuan dan Sasaran
Kegiatan Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Memberikan
undangan kepada Komitmen Mutu :
dinas-dinas terkait. Melakukan inovasi yang
berorientasi mutu dan
5. Mencari referensi
peningkatan efektivitas
desain database
pelayanan.
online
6. Melakukan zoom
meeting dengan tim
pembuatan database
online.
7. Menyusun rancangan
desain database
online

Pengumpulan Akuntanbilitas: Memastikan data yang Integritas dalam


1. Mengumpulkan daftar
data dan Data informasi Transparansi setiap didapat dapat pekerjaan yang baik akan
2. data dan informasi
informasi Bidang Tata Ruang tahapan dengan dipertanggungjawabka menghasilkan iklim
dasar Tata Ruang yang
Bidang Tata yang telah digitalisasi. dokumentasi yang n sehingga tepat lingkungan kerja yang
paling dibutuhkan oleh
Ruang Dinas lengkap. sasaran ketika nanti baik merupakan nilai
dinas lain dan
PUPR Kota Bukti fisik: diakses,sejalan dengan Visioner dan Etika.
masyarakat.
Tebing Tinggi 1. Foto Etika Publik: Sasaran Dinas pada
2. Melakukan Diskusi
2. Dokumen Berkoordinasi dengan poin pertama yaitu Menggunakan fasilitas
mengenai format SOP
3. SOP rekan kerja, dan peduli Meningkatnya tata pekerjaan membantu
pengumpulan data
4. Notulen dengan mendengar kelola pemerintahan hasil yang di dapat akan
dengan kepala seksi
5. Hasil Kuisioner masukan dari pengguna yang melayani. maksimal dan
3. Mencetak SOP dan
data tentang kebutuhan meminimalisir waktu,
daftar pertanyaan yang
data tata ruang yang merupakan nilai dari
telah disetujui mentor
paling mendesak. Bekerja Keras dan
sebelum melakukan
Bertindak Cepat.
wawancara kebutuhan

28
Kontribusi Terhadap
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai-Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Tujuan dan Sasaran
Kegiatan Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
data kepada dinas-dinas Komitmen Mutu:
lain. Dengan menyiapkan data
4. Melakukan konversi sesuai kebutuhan
daring untuk arsip-arsip pengguna setelah melalui
dokumen berbentuk proses komunikasi dua
fisik. arah maka proses
5. Melakukan diskusi pembuatan database
dengan online akan berjalan
penanggungjawab web optimal dan
dinas PUPR Kota menghasilkan ouput yang
Tebing Tinggi. berkualitas dan mudah
diakses.

Anti Korupsi:
Tidak memungut dan
memberikan biaya di luar
yang diamanatkan oleh
Undang-Undang dan
Peraturan yang berlaku.
Menggunakan waktu dan
fasilitas Negara yang
disediakan untuk
meningkatkan pelayanan.

29
Kontribusi Terhadap
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai-Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Tujuan dan Sasaran
Kegiatan Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Pengunggahan 1. Melakukan konsultasi Website database Akuntabilitas: Melakukan pengisian Melakukan
data dan dengan atasan dan online yang sudah Melakukan data merupakan pengunggahan data
informasi melakukan pengecekan berisi data dan pengunggahan data kegiatan yang selaras sesuai dengan nilai kedua
Bidang Tata ulang sebelum informasi Bidang Tata dengan konsisten dan dengan uraian tugas yaitu professional dan
Ruang pada mengunggah data. Ruang. bertanggung jawab. seksi Perencanaan visioner
database online 2. Melakukan pengisian Komitmen Mutu: Ruang yaitu
data pada website Bukti data : Melakukan Melaksanaan
3. Memberikan kata sandi 1. Screenshot website pengunggahan data yang pelaporan kegiatan
kepada data-data yang 2. Surat Keputusan berorientasi mutu dengan perencanaan ruang.
diunggah dan Kepala Bidang efisien dan efektif.
memberikannya kepada terkait admin dan Anti Korupsi:
atasan. kata sandi Data Sesuai dengan nilai anti
Bidang Tata Ruang. korupsi yaitu melakukan
pengunggahan data
dengan jujur dan
tanggung jawab.

30
Kontribusi Terhadap
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai-Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Tujuan dan Sasaran
Kegiatan Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Pelaksanaan 1. Melakukan koordinasi Video tutorial untuk Nasionalisme: Kegiatan perencanaan Berkontribusi dalam
program dengan atasan terkait mengakses aplikasi Menyampaikan pedoman dan pemanfaatan penguatan nilai
Sosialisasi program sosialisasi database online dan sosialisasi aplikasi ruang yang tertib dan organisasi Visioner,
tautan database tautan. database online kepada sinergis antar berbagai yakni berbuat untuk
online 2. Membuat video tutorial Bukti fisik : SKPD dalam kemajuan masyarakat,
seluruh staff dengan
singkat mengenai 1. Screenshot dan melaksanakan bangsa dan negara, serta
pemakaian aplikasi tautan video tutorial penuh integritas serta program tata ruang memberikan makna
database online. 2. Foto dan Video tidak diskriminatif. setelah adanya pusat dalam setiap kegiatan
3. Berkoordinasi dengan dokumentasi data Tata Ruang dan Etika yaitu tingkah
admin web Dinas PUPR pengaksesan data Etika Publik: secara daring laku yang terpuji,
untuk memasukkan dan testimoni oleh Melakukan sosialisasi merupakan tujuan bermanfaat bagi orang
laman informasi Tata pengguna. database online dengan jangka panjang yang lain, memberikan
Ruang ke dalam web. bahasa yang sopan dan diharapkan dalam kenyamanan,
4. Membuat poster berisi santun kepada semua pembuatan database masyarakat, bangsa dan
tautan QR Code tautan staff Dinas PUPR. online ini sehingga negara.
data tata ruang. proses pengembangan
5. Mengedarkan video perkotaan Tebing
tutorial kepada seluruh Komitmen Mutu Tinggi berlangsung
staff Dinas PUPR dan Membuat dengan detail sesuai dengan sasaran
mengirimkan alamat setiap proses dalam dinas pada poin ke 6
tautan melalui surat (enam) yaitu
mengakses data pada
kepada dinas-dinas Meningkatnya
terkait yang telah Data Base daring yang ketertiban dalam
membantu dalam proses disediakan oleh Bidang pemanfaatan ruang.
pengumpulan data. Tata Ruang.

31
Kontribusi Terhadap
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai-Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Tujuan dan Sasaran
Kegiatan Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Pemutakhiran 1. Melakukan evaluasi Laporan Evaluasi dan Akuntabilitas Berkontribusi Laporan Evaluasi dan
database online dengan atasan terkait Saran Peningkatan Membuat laporan yang terhadap Visi Kota Saran Peningkatan
secara berkala pemutakhiran data. Pelayanan Data Base dapat Tebing Tinggi yaitu Pelayanan Data Base
2. Mengumpulkan Bidang Tata Ruang. untuk poin Cerdas merupakan metode untuk
dipertanggungjawabkan
feedback yang dan Mandiri, yakni mendapatkan masukan
diberikan oleh Bukti fisik : adanya akuntabilitas dari semua pihak dan
pengguna. 1. Foto Nasionalisme dalam bentuk
3. Memutakhirkan data 2. Laporan Evaluasi Membuat laporan dengan penyelenggaraan pertanggungjawaban
dan menyusun laporan dan Saran menggunakan Bahasa pemerintahan yang untuk peningkatan
evaluasi. Peningkatan Indonesia yang baik dan didukung oleh SDM pelayanan ke depannya
Pelayanan terkait benar serta menerima yang Beriman dan sehingga sesuai dengan
pemutakhiran data. Berkualitas melalui nilai Integritas, Orientasi
masukan dari semua
pemenuhan tujuan Misi dan Visioner.
pihak tanpa memandang satu yaitu Tata Kelola
strata. pemerintahan yang
baik didukung oleh
Etika Publik SDM manusia yang
Mempresentasikan hasil beriman dan
laporan kepada atasan berkualitas.
dengan sopan dan santun
sesuai peraturan yang
berlaku.

Komitmen Mutu
Membuat laporan dengan
penuh tanggungjawab
dan inovatif.

32
Kontribusi Terhadap
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai-Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Tujuan dan Sasaran
Kegiatan Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Anti Korupsi
Menyelesaikan laporan
sesuai batas waktu yang
ditentukan

WoG
Melakukan konsultasi
dan menyampaikan
pemutakhiran data
kepada dinas-dinas lain
yang membutuhkan.

Manajemen ASN
Profesional dan bekerja
sesuai tupoksi organisasi
saat membuat laporan

33
E. Rencana Jadwal Aktualisasi Kegiatan
Rencana jadwal kegiatan merupakan rancangan jadwal kegiatan yang akan
penulis lakukan di Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi selama proses aktualisasi. Rencana jadwal
tersebut akan dimulai sejak tanggal 12 Agustus 2021 sampai 16 September 2021.
Tabel 6. Rencana Jadwal Aktualisasi
Bulan
I II
No Kegiatan
Agustus 2021 September 2021
II III IV V I II III
Penyusunan rancangan desain
1 database kebutuhan dasar data
Tata Ruang.
Pengumpulan data dan
informasi Bidang Tata Ruang
2
Dinas PUPR Kota Tebing
Tinggi.
Pengunggahan data dan
3 informasi Bidang Tata Ruang
pada database online
Pelaksanaan program Sosialisasi
4 tautan database online

Pemutakhiran database online


5 secara berkala

34
BAB IV
PENUTUP

Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan dengan mengacu pada rancangan


aktualisasi yang telah dibuat penulis sebelumnya. Adapun pada saat melaksanakan
tugas dan tanggung jawab sebagai ASN di instansi Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Tebing Tinggi, Seksi Perencanaan Ruang, penulis
menemukan beberapa isu yang harus segera ditemukan solusinya. Penulis
kemudian menetapkan sebuah isu yang diangkat menjadi core isu menggunakan
dua teknik analisis yaitu Belum adanya database online Bidang Tata Ruang di dinas
PUPR Kota Tebing Tinggi khususnya pada seksi Perencanaan Ruang yang
kemudian ditentukan gagasan kreatif untuk mengatasi isu tersebut yaitu dengan
Meningkatkan Pelayanan Bidang Penataan Ruang Melalui Pengadaan Database
Tata Ruang Secara Daring Pada Bidang Tata Ruang & Pengembangan Infrastruktur
Wilayah Dinas PUPR Kota Tebing Tinggi disertai dengan video tutorial singkat
tentang cara pengunduhan datanya.

35
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indinesia. 2015. “Akuntabilitas” Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indinesia. 2015. “Nasionalisme” Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indinesia. 2015. “Etika Publik” Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indinesia. 2015. “Komitmen Mutu”


Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara Republik Indinesia. 2015. “Anti Korupsi” Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2017. “Manajemen ASN” Modul Penelitian Dasar


Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. “Pelayanan Publik” Modul Penelitian Dasar


Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. “Whole Of Government” Modul Penelitian


Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Peraturan Wali Kota Tebing Tinggi Nomor 6 tahun 2021 tentang Susunan
Organisasi Perangkat Daerah Kota Tebing Tinggi

36
Undang - Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Manajemen ASN

Republik Indonesia. 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun


2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III.

37

Anda mungkin juga menyukai