Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Student Teknik Sipil

Edisi Volume 2 No. 2 Mei 2020


e-ISSN : 2686-5033

FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PENERAPAN SISTEM


MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA
PERUSAHAAN BIDANG PEKERJAAN KONSTRUKSI
Muhammad Bagja Kurnia

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Muhammadiyah Sukabumi
E-mail : mubaka27@gmail.com

Abstrak

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang
memiliki resiko kecelakaan kerja tinggi, khususnya perusahaan yang berkaitan dengan pekerjaan
konstruksi. Tetapi kenyataanya masih banyak kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan kerja, karena
rendahnya penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), kondisi seperti
itu mungkin disebakan oleh faktor - faktor yang dapat mempengaruhi. Tinjauan literatur yang cukup
luas dari beberapa penelitian terdahulu dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan mengenai faktor -
faktor yang menyebabkan kurangnya penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) di perusahaan bidang pekerjaan konstruksi. Faktor – faktor penyebab rendahnya penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada perusahaan bidang pekerjaan
konstruksi tersebut yaitu pemenuhan peraturan perundangan, komitmen kebijakan K3, manusia dan
lingkungan, anggaran atau keuangan, serta dukungan dari pemerintah

Kata kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Perusahaan Bidang Pekerjaan Konstruksi, Kecelakaan Kerja.

Abstract

Occupational Safety and Health (OSH) is very important for companies that have a high risk of working
accidents, especially companies related to construction work. But the fact is still a lot of workplace
accidents that occur in the work environment, because of the low implementation of the occupational
Safety and Health (OSH) Management System, Such conditions can be caused by factors that influence.
An extensive literature review was carried out to obtain conclusions about the factors that led to the
lack of application of occupational safety and health management systems in the field of corporate
construction work. Factors that cause the lack of application of occupational safety and health
management systems in the company's field of construction work, namely knowledge of fulfillment of
legislation, the commitment of OSH policy, human and environmental, budget or financial, and support
from the government

Keywords: Occupational Safety and Health, Occupational Safety and Health Management System,
Company of Construction Work, Accident Work.

PENDAHULUAN apabila tidak adanya tindakan untuk


Latar Belakang dilakukannya penerapan Sistem Manajemn
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
merupakan hal yang sangat penting bagi akan menimbulkan permasalahan terhadap
perusahaan yang memiliki resiko kecelakaan beberapa aspek seperti kemanusiaan, ekonomi,
kerja tinggi, terutama perusahaan yang lingkungan dan hukum.
berkaitan dengan pekerjaan konstruksi. Karena

141
Jurnal Student Teknik Sipil
Edisi Volume 2 No. 2 Mei 2020
e-ISSN : 2686-5033

Ada 12 kasus kecelakaan kerja dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
hitungan perjamnya dan dilaporkan dalam merupakan bagian terpenting dalam mengelola
kurun 2 tahun terakhir mengalami peningkatan. sebuah manajemen resiko oleh suatu
Terjadi pada 2017 yang tercatat 123.041 kasus perusahaan ataupun organisasi (Sungkono,
kecelakaan kerja dan tahun selanjutnya pada 2015). Istilah dalam keselamatan mencakup
tahun 2018 yaitu 173.105 kasus kecelakaan menjadi 2 bagian, yaitu resiko keselamatan dan
resiko kesehatan. Menurut bidang
kerja. Data ini sesuai yang tercatat oleh Badan
kepegawaian, keselamatan kerja mengarah
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
pada kondisi aman ataupun selamat dari
Ketenaga Kerjaan. terjadinya kerusakan, penderitaan, ataupun
Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012 kerugian di lingkungan kerja. Lingkungan kerja
merupakan pedoman bagi setiap perusahaan yang dapat menimbulkan kebakaran, terpotong,
terumata perusahaan bidang pekerjaan luka – luka memar, patah tulang, penglihatan,
konstruksi untuk menerapkan Sistem kerugian alat tubuh merupakan aspek – aspek
Manajemen Keselematan dan Kesehatan Kerja dari resiko kerja. Dengan hal ini dapat
(SMK3). Bertujuan agar mampu berkembang dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan
dan dapat mengendalikan resiko bahaya untuk dan mencakup tugas kerja yang harus
terciptanya lingkungan kerja yang aman, ditingkatkan. Adapun kesehatan kerja
efisien, efektif serta produktif. Tapi pada mengarah pada kondisi yang memungkinkan
kenyataannya banyak sekali perusahaan yang bebas dari terjadinya gangguan fisik, memar,
rasa sakit, dan emosi oleh lingkungan kerja.
masih mengalami kecelakan dilingkungan kerja
Aspek yang mempengaruhi resiko kerja seperti
yang cukup tinggi, disebabkan karena
lingkungan yang tidak nyaman dan tidak efisien
rendahnya penerapan Sistem Manajemen (menimbulkan stress, emosi, ataupun gangguan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). fisik), dan waktu kerja yang berlebihan. (Leon
Faktor yang mempengaruhi seperti minimnya C.M, 1981 dalam Anwar Prabu, Mangkunegara,
pengetahuan, rendahnya pengawasan dan AA., 2002).
kurangnya budaya K3 dari perusahan Dalam membentuk Keselamatan dan
khususnya perusahaan bidang pekerjaan Kesehatan Kerja (K3) yang baik, perusahaan
konstruksi dalam menerapkan Keselamatan dan harus mampu menanamkan dimulai dari
Kesehatan Kerja (K3), maka pemerintah internal perusahaan terlebih dahulu lalu
bergerak cepat untuk melakukan perbaikan dan memberikan penyeluhan dan pembinaan pada
peningkatan dalam penerapannya, dengan diri setiap karyawan atau pekerja dalam
mewajibkan bagi setiap perusahaan mampu pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
penerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Sungkono, 2015).
Jika masih banyak kasus kecelakaan dalam
(K3).
suatu perusahaan kemungkinan akan
menyebabkan banyaknya pekerja yang
METODOLOGI menderita, menurunnya realisasi produksi
Penulisan berdasarkan studi literatur dengan peningkatan absensi pada pekerja, serta
menelaah jurnal terkait dengan Sistem kerugian yang semakin besar, kerugian tersebut
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdampak pada perusahaan bersangkutan
(SMK3). Jenis data yang digunakan yaitu data ataupun pekerja karena dapat menyebabkan
sekunder. dalam arti pengumpulan data pekerja terpaksa berhenti dalan bekerja dan
dilakukan dengan studi pustaka. selanjutnya perusahaan bisa kehilangan pekerjanya.
data tersebut dikompulasi, dianalisa, dan
disimpulkan. Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
STUDI PUSTAKA
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan suatu

142
Jurnal Student Teknik Sipil
Edisi Volume 2 No. 2 Mei 2020
e-ISSN : 2686-5033

bagian sistem di perusahaan yang mencakup Kesehatan Kerja


perencanaan dan keputusan organisasi dan Berdasarakan dari beberapa penelitian
manajerial yang keseluruhannya sangat tidak terdahulu terkait Sistem Manajemen
terlepaskan dari lingkungan kerjanya. Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
manajemen ini dasarnya untuk mencari serta dapat di jelaskan bahwa, penelitian yang
pengungkapkan sebuah kalemahan operasional dilakukan oleh Jajang, dkk (2018), Candra,
yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja Sien dan Astawa (2018), Tannya, Pingkan, dan
(Pesa, F. A., & Taufik, H, 2017).. Jantje (2017) memiliki latar belakang dan
Bagian yang mencakup dari Sistem variabel yang sama, yakni membahas mengenai
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sistem Manajemen Keselamatan dan
(SMK3) meliputi dari struktur organisasi, Kesehatan Kerja (SMK3)
adanya perencanaan, tanggung jawab, prosedur Dalam pengumpulan data penelitian setiap
pelaksanaan proses pelaksanaan, dan sumber penulis menggunakan cara yang sama yaitu
daya yang dibutuhkan dalam sebuah menggunakan instrumen penelitian yang
pengembangan, penerapan, pengkajian, berupa angket atau kuesioner untuk dibagikan
pencapaian dan evaluasi pemeliharaan dari kepada responden dan menggunakan metode
kebijakan K3 untuk mengendalikan resiko wawancara.
(PP/50/per/Men/2012). Jajang, dkk (2018) dalam hasil
Bila perusahaan mampu menerapkan penelitiannya menyatakan bahwa penerapan
SMK3, banyak sekali manfaat seperti, pihak Sistem Manajemen Keselamatan dan
manajemen mampu mengetahui dari Kesehatan Kerja (SMK3) di kota Padang sangat
kelemahan sistem operasional sebelum minim, karena banyak pekerja yang
terjadinya gangguan operasional yang dapat berpendapat bahwa keselamatan kerja tidak
menyebabkan kerugian, mengetahui gambaran terlalu penting, dan juga kesadaran dari pekerja
jelas mengenai kinerja K3 di perusahaan, ataupun perusahaan tentang bahayanya
meningkatkan pemenuhan peraturan bidang kecelakaan kerja sangat kurang dan penerapan
K3, meningkatkan pengetahuan dan kesadaran dari perusahaan masih kurang ketat
mengenai K3, serta meningkatkan Kemudian Candra, Sien dan Astawa (2018)
produktivitas perusahaan (Awuy, T., Pratasis, menyatakan pada hasil penelitiannya kendala
P.A.K., & Mangare, J.B, 2017). yang sering terjadi pada penerapan SMK3
Dalam menerapkan SMK3 perusahan harus berturut – turut mulai dari prioritas teratas
mengikuti prosedur ketentuan sebagai berikut, adalah terbatasnya dana, rendahnya prioritas
menerapkan dan menjamin komitmen K3 oleh manajemen perusahaan serta
kebijakan K3, perencanaan K3 selalu mengacu rendahnya budaya dan disiplin, Tannya,
pada penetapan kebijakan K3 agar sesuai Pingkan dan Jantie (2017) menyatakan, dalam
prosedur dan terarah, pelaksanaan K3 harus penerapan SMK3 perusahaan kontruksi di
didukung oleh sumber daya serta prasarana dan Manado banyak mengalami hambatan seperti
sarana untuk mendapatkan lingkungan kerja kurangnnya pelatihan mengenai K3,
yang baik, dilakukan pemantauan dan evaluasi dikarenakan banyak perusahaan yang belum
kinerja K3 guna tindakan peningkatan, serta memahami dan mengerti konsep dari SMK3
peninjauan dan peningkatan kinerja agar dan banyak perusahaan menganggap bahwa ada
mampu menjamin ektifitas dan kesesuaian penerapan SMK3 akan menambah biaya pada
dalam penerapan Sistem Manajemen K3. perusahaan.
Dalam penelitian sebelumnya, dimana
PEMBAHASAN mayoritas penelitian kebanyakan menggunakan
Penelitian – penelitian terdahulu terkait metode kuantitatif untuk menginvestigasi
Sistem Manajemen Keselamatan dan penerapan Sistem Manajemen Kesslamatan dan

143
Jurnal Student Teknik Sipil
Edisi Volume 2 No. 2 Mei 2020
e-ISSN : 2686-5033

Kesehatan Kerja (SMK3). Hal yang dirasa mengenai K3 (Kamdhari, E., & Estralita, D,
masih kurang yaitu hasil dari penelitian 2018).
sebelumnya kebanyakan hanya terfokus pada Sedangkan, faktor komitmen kebijakan K3
kekurangan perusahaan dalam penerapan yang menyebabkan rendahnya penerapan
SMK3 tanpa memberikan rekomendasi apa sistem manajemen K3 pada perusahaan
yang harus ditingkatkan kedepannya oleh diantaranya adalah kurangnya ketegasan dari
perusahaan dari hal yang biasa sampai hal yang perusahaan dalam penerapan sanksi bagi
terpenting dalam menerapkan Sistem pelanggar peraturan yang membuat pekerja
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berulang kali melakukan kesalahan
(SMK3). (Wiratmani, E, 2010). Ditambah lagi
Pada penelitian selanjutnya yang dapat kurangnya prioritas dalam menanggulangi
dilakukan oleh peneliti, bisa menggunakan kebijakan K3 (Dharmayanti, G.A.P.C.,
metode yang lain seperti metode Importance Pramana, G.N.P.S., & Diputra, G.A. 2018).
Performance Analysis (IPA), karena metode Pada faktor manusia dan lingkungan kerja
mampu menganalisis kekurangan dalam penyebab rendahnya penerapan sistem
penerapan SMK3 oleh perusahaan dan hal – hal manajeman K3 diantaranya adalah setiap
yang perlu ditingkatkan dari kekurangan dalam pekerja masih banyak tidak mau bekerjasama
penerapan SMK3 di perusahaan. dalam menerapkan sistem manajemen K3 di
daerah kerja (Wijaya, R., & Paing, J, 2018), lalu
Faktor – Faktor Penyebab Rendahnya banyak pekerja yang mempunyai persepsi
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan bahwa keselamatan kerja tidak terlalu penting,
dan Kesehatan Kerja di Perusahaan dan juga kesadaran dari pekerja tentang
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang bahayanya kecelakaan kerja sangat kurang
telah dilakukan oleh Endang dan Devi (2018), (Atmaja, J., Suardi, E., Natalia, M., Mirani, Z.,
Tannya, pingkan, dan Jantje (2017), Elfitria & Alpina, M. P, 2018)
(2010), Rudi (2018), Candra, Sien dan Astawa
Faktor anggaran atau keuangan merupakan
(2018), Jajang, dkk (2108) terkait Sistem
faktor selanjutnya penyebab rendahnya
Manajemen K3 diperoleh beberapa faktor
penerapan sistem manajemn K3 diantaranya
penyebab rendahnya penerapan sistem
adalah keterbatasan biaya dan tidak adanya
manajemen K3 di perusahaan yang
anggaran mengenai K3 dalam perusahaan
dikelompokkan kedalam lima katagori yaitu,
(Awuy, T., Pratasis, P.A.K., & Mangare, J.B,
faktor pemenuhan peraturan perundangan,
2017).
faktor komitmen kebijakan, faktor manusia dan
Faktor dukungan dari pemerintah termasuk
lingkungan kerja, dan faktor anggaran atau
penyebab rendahnya penerapan sistem
keuangan dan terakhir faktor dukungan dari
manajemen K3 pada perusahaan diantaranya
pemerintah.
adalah pemerintah sendiri masih kurang
Faktor pemenuhan peraturan perundangan
melakukan pengawasan mengenai peraturan
bisa dikatakan penyebab rendahnya penerapan
perundangan mengenai Sistem manajemen K3
sistem manajemen K3 pada perusahaan
terhadap tiap perusahaan.(Awuy, T., Pratasis,
diantaranya yakni, perusahaan dalam
P.A.K., & Mangare, J.B, 2017).
penerapannya tidak dilaksanakan secara
konsisten serta tidak sesuai dengan standar
KESIMPULAN
peraturan yang ada (Awuy, T., Pratasis, P.A.K., &
Dari beberapa penelitian terdahulu dapat
Mangare, J.B, 2017). Faktor peraturan
diambil kesimpulkan faktor yang
perundangan lainnya adalah perusahaan hanya
mempengaruhi rendahnya penerapan Sistem
sebagian kecil melaksakan pemenuhan
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
peraturan perundangan yang diharuskan

144
Jurnal Student Teknik Sipil
Edisi Volume 2 No. 2 Mei 2020
e-ISSN : 2686-5033

(SMK3) pada Perusahaan konstruksi, yaitu : Pangkey, F., Malingkas, G. Y., & Walangitan, D. O.
1. Pemenuhan peraturan perundangan R. (2012). Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3)
a. Tidak dilaksanakan secara konsisten.
Pada Proyek Konstruksi Di Indonesia
b. Tidak sesuai dengan standar yang ada. (Studi Kasus: Pembangunan Jembatan Dr.
c. Sebagian kecil melaksanakan Ir. Soekarno-Manado). Jurnal Ilmiah
pemenuhan peraturan perundangan. MEDIA ENGINEERING, 2(2), 100–113.
2. Komitmen kebijakan K3 Agustina, P. J., & Astuti, D. (2013) Tingkat
a. Kurangnya ketegasan dalam penerapan Kepentingan Dan Kinerja Kontraktor Lokal
sanksi Bersertifikat OHSAS 18001:2007 Pada
Tahap Pemeriksaan. Jurusan Teknik Sipil
b. Kurangnya prioritas dalam Fakultas Teknik Univertitas
menanggulangi kebijakan K3 Tarumanagara . Jurnal Kajian Teknologi
3. Manusia dan lingkungan Vol. 9 No. 2 Juli 2013
a. Masih banyak pekerja yang tidak mau Sungkono. (2015). Analisis Implementasi Sistem
bekerjasama dalam penerapan SMK3 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada PT PLN (Persero) APJ
b. Banyak pekerja yang mempunyai
Karawang Jawa Barat. Jurnal Ilmiah
persepsi bahwa keselamatan kerja tidak Solusi, 1(4), 64–8.
terlalu penting dalam penerapan SMK3 Wiratnami, E. (2010). Analisis Manajemen
4. Anggaran atau keuangan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K-3)
Keterbataaan biaya dan tidak adanya Pada Bagian Pressing Di PT.X. Program
Studi Teknik Industri Fakultas Teknik,
anggaran mengenai K3.
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
5. Dukungan dari pemerintah Universitas Indraprasta PGRI.
Pemerintah sendiri masih kurang Awuy, T., Pratasis, P.A.K., & Mangare, J.B. (2017).
melakukan pengawasan mengenai Faktor – Faktor Penghambat Penerapan
peraturan perundangan dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 Pada Proyek
SMK3 kepada perusahaan, Konstruksi Di Kota Manado. Fakultas
Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam
Ratulangi Manado. Jurnal Sipil Statik
SARAN Vol.5 No.4 Juni 2017 (187-194) ISSN:
Hasil dari pengkajian ini diharapkan dapat 2337-6732.
mengembangkan ruang lingkup penelitian Pesa, F. A., & Taufik, H. (2017). Tinjauan
selanjutya mengenai penerapan Sistem Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( SMK3
Manajemen Keselamatan dan Keselamatan
) ( Studi kasus : Pembangunan Gedung
Kerja (SMK3) pada perusahaan bidang Living World Pekanbaru ). Mahasiswa
pekerjaan konstruksi tidak hanya perusahaan Jurusan Teknik Sipil , 2 ) Dosen Jurusan
milik swasta tetapi dalam perusahaan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
pemerintah juga agar lebih mendapat informasi Riau , Pekanbaru 28293 Pek. 4(1), 1–11
Atmaja, J., Suardi, E., Natalia, M., Mirani, Z., &
mengenai SMK3 ini dan dalam
Alpina, M. P. (2018). Penerapan Sistem
mengembangkannya bisa menggunakan Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan
metode yang bisa lebih detail dan mendalam. Kerja pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi
di Kota Padang. XV(2), 64–76.
DAFTAR PUSTAKA Dharmayanti, G.A.P.C., Pramana, G.N.P.S., &
Anwar Prabu, Mangkunegara, AA.. (2002). Diputra, G.A. (2018). Kendala Penerapan
Manajemen Sumber Daya Manusia Sistem Manajemen Keselamatan dan
Perusahaan, Cetakan Keempat,PT. Remaja Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Kontraktor
Rosdakarya Offset, Bandung`. Di Bali. Program Studi Teknik Sipil
Hasibuan, Malayu SP. (2003). Manajemen Sumber Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta, PT. Bandung. Volume 15 No.1 Oktober 2018 12
Bumi Aksara – 18

145
Jurnal Student Teknik Sipil
Edisi Volume 2 No. 2 Mei 2020
e-ISSN : 2686-5033

Kamdhari, E., & Estralita, D. (2018). Penerapan


Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek
FEMALE APARTMENT ADHIGRYA
PANGESTU. Jurusan teknik sipil
politeknik negeri jakarta. Politeknologi
Vol.17 No.1
Wijaya, R., & Paing, J,. (2018). Analisis Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Keselamatan
Kerja Karyawan Perusahaan Konstruksi di
Surabaya. Mahasiswa program Studi
Teknik Sipil Fakultas Teknik UWKS Vol.6
No.2
Pemerintah Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah
Nomor Per/50/Men/2012 Tentang
Penetapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Lembar
RI Tahun 2012, Per/50/Men/2012. Jakarta:
Sekretariat Negara

146

Anda mungkin juga menyukai