ABSTRAK
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan sistem perlindungan
bagi tenaga kerja dan jasa konstruksi untuk meminimalisasi dan menghindarkan diri dari resiko
kerugian moral maupun material, kehilangan jam kerja, maupun keselamatan manusia dan
lingkungan sekitarnya yang nantinya dapat menunjang peningkatan kinerja yang efektif dan
efisien. Pedoman penerapan SMK3 di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor: PER.05/MEN/1996.
Penelitian ini mencoba memberikan jawaban tentang bagaimana standar dan pedoman SMK3 yang
digunakan pada proyek pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno di Manado serta membahas
bagaimana pengaruh dari penerapan SMK3 bagi perusahaan dan tenaga kerja itu sendiri.
Analisis data dilakukan dengan menyusun dan membahas hasil wawancara dengan petugas K3,
hasil observasi atau pengamatan langsung di lokasi proyek dan hasil evaluasi data-data SMK3
yang tersedia serta studi kepustakaan sebagai data pendukung.
Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa SMK3 telah direncanakan dan diterapkan dengan
baik di lokasi proyek. Standar dan pedoman yang digunakan untuk mengatur sistem ini disusun
dalam Rencana Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Proyek (RMK3LP).
Dasar penerapan prosedur-prosedur tersebut disesuaikan dengan standar internasional yaitu
Occupation Health and Safety Management System (OHSAS) 18001:1999 yang memiliki
kesamaan dengan SMK3 diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:
PER.05/MEN/1996. Penerapan SMK3 ini membawa pengaruh yang baik bagi perusahaan maupun
tenaga kerja, hal tersebut terlihat dari jumlah tenaga kerja yang mengalami kecelakaan atau
penyakit kerja masih tergolong rendah dan tidak memberikan pengaruh yang berarti bagi
pelaksanaan pekerjaan.
Kata Kunci : SMK3, OHSAS 18001:1999. penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan
Kesehatan Kerja (SMK3) secara umum masih
sering terabaikan. Hal ini ditunjukan dengan
PENDAHULUAN masih tingginya angka kecelakaan kerja yang
terjadi. Di Indonesia, setiap tujuh detik terjadi
Seiring dengan pesatnya laju perkembangan satu kasus kecelakaan kerja (“K3 Masih
pembangunan konstruksi gedung bertingkat Dianggap Remeh” Warta Ekonomi, 2 Juni
di Indonesia, maka peranan pengendalian 2006).
resiko kecelakaan kerja dirasakan menjadi
semakin penting. Namun pada kenyataannya
100
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (100-113)
101
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (100-113)
102
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (100-113)
konstruksi yang dilakukan oleh tim proyek 4. Menggunakan indikator kinerja sebagai
dan seluruh manajemen dari berbagai pihak penilaian kinerja K3 sekaligus menjadi
yang terkait didalamnya. Masing-masing informasi keberhasilan pencapaian SMK3
pihak mempunyai tanggung jawab bersama 5. Menetapkan sistem pertanggungjawaban
yang saling mendukung untuk keberhasilan dan saran untuk pencapaian kebijakan K3
pelaksanaan proyek konstruksi yang ditandai 6. Keberhasilan penerapan dan pelaksanaan
dengan evaluasi positif dari pelaksanaan SMK3 memerlukan suatu proses
program keselamatan dan kesehatan kerja. perencanaan yang efektif dengan hasil
Berikut ini akan dijelaskan mengenai keluaran (output) yang terdefinisi dengan
pedoman penerapan SMK3 yang berlaku di baik serta dapat diukur.
Indonesia menurut Peraturan Menteri Tenaga Penerapan
Kerja Republik Indonesia No: PER.05/ MEN/
Menerapkan kebijakan K3 secara efektif
1996:
dengan mengembangkan kemampuan dan
Komitmen dan Kebijakan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk
mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran K3.
Pengusaha dan pengurus tempat kerja harus Suatu tempat kerja dalam menerapkan
menetapkan komitmen dan kebijakan K3 kebijakan K3 harus dapat mengitegrasikan
serta organisasi K3, menyediakan anggaran Sistem Manajemen Perusahaan yang sudah
dan tenaga kerja dibidang K3. Disamping itu ada.
pengusaha dan pengurus juga melakukan
koordinasi terhadap perencanaan K3. Dalam Yang perlu diperhatikan oleh perusahaan
hal ini yang perlu menjadi perhatian penting pada tahap ini adalah :
terdiri atas 3 hal yaitu: 1. Jaminan Kemampuan
1. Kepemimpinan dan Komitmen a. Sumber daya manusia, fisik
dan financial.
2. Tinjauan Awal K3
b. Integrasi
3. Kebijakan K3
c. Tanggung jawab dan tanggung gugat.
Perencanaan d. Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran
Dalam perencanaan ini secara lebih rinci e. Pelatihan dan Keterampilan
menjadi beberapa hal: 2. Dukungan Tindakan
a. Komunikasi
1. Perencanaan identifikasi bahaya, penilaian
b. Pelaporan
dan pengendalian resiko dari kegiatan,
c. Dokumentasi
produk barang dan jasa.
d. Pengendalian Dokumen
2. Pemenuhan akan peraturan perundangan
e. Pencatatan Manajemen Operasi
dan persyaratan lainnya kemudian
memberlakukan kepada seluruh pekerja 3. Identifikasi Sumber Bahaya dan
3. Menetapkan sasaran dan tujuan dari Pengendalian Resiko
kebijakan K3 yang harus dapat diukur, a. Identifikasi Sumber Bahaya
menggunakan satuan/indicator b. Penilaian Resiko
pengukuran, sasaran pencapaian dan c. Tindakan Pengendalian
jangka waktu pencapaian. d. Perencanaan dan Rekayasa
e. Pengendalian Administratif
f. Tinjauan Ulang Kontrak
103
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (100-113)
106
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (100-113)
Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: keselamatan dan kesehatan kerja serta
PER.05/MEN/ 1996. Komponen tersebut lingkungan.
meliputi komitmen dan kebijakan, 5. Berusaha agar kebijakan ini
perencanaan, penerapan, pengukuran dan dikomunikasikan dan dapat dipahami oleh
evaluasi serta tinjauan oleh pihak manajemen. seluruh karyawan, pihak pemasok dan sub
kontraktor terkait.
Komitmen dan Kebijakan 6. Menjamin peningkatan berkesinambungan
terhadap penerapan Sistem Manajemen
Untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan mutu, keselamatan dan kesehatan kerja
seluruh komunitas yang berhubungan dengan serta lingkungan.
seluruh kegiatan perusahaan, PT Hutama
7. Menjamin agar kegiatan ini tersedia bagi
Karya selaku kontraktor selalu mengadakan
publik yang memelukannya.
pengen-dalian setiap resiko mutu,
keselamatan dan kesehatan kerja dan Kebijakan tersebut tentunya disesuaikan
lingkungan sehingga akan dihasilkan proses dengan sifat, skala dan dampak dari kegiatan
kerja dan produk yang berkualitas, sehat dan dan produk perusahaan yang dihasilkan.
aman serta baik terhadap lingkungan. Untuk Kebijakan K3 ditinjau ulang secara berkala
mencapai komitmen tersebut maka satu tahun sekali atau bila terjadi perubahan
perusahaaan menetapkan: internal dan eksternal yang
mempunyai dampak terhadap K3 secara
1. Mematuhi semua ketentuan peraturan dan
berarti.
persyaratan lain yang relevan, terkait
dengan masalah mutu, keselamatan dan
Perencanaan
kesehatan kerja serta lingkungan.
2. Berusaha mengendalikan resiko mutu, Dalam perencanaan SMK3 ini meliputi
keselamatan dan kesehatan kerja serta perencanaan identifikasi bahaya,
lingkungan yang dapat menyebabkan peraturanperaturan, tujuan dan sasaran,
kecelakaan dan penyakit kerja serta indikator kerja, perencanaan awal dan
pencemaran lingkungan maupun perencanaan kegiatan yang sedang
penurunan kepuasan pelanggan. berlangsung.
3. Berusaha mengendalikan aspek penting
mutu, keselamatan dan kesehatan kerja Identifikasi Bahaya, Penilaian dan
serta lingkungan terutama penggunaan Pengendalian Resiko
sumber daya manusia, sumber daya alam, Prosedur identifikasi bahaya, penilaian dan
pengelolaan kualitas udara dan pengendalian resiko dari kegiatan produk,
penanganan limbah termasuk aspek barang dan jasa dipertimbangkan pada saat
lainnya yang berdampak negatif terhadap merumuskan rencana untuk memenuhi
mutu, keselamatan dan kesehatan kerja kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja.
serta lingkungan. Identifikasi bahaya, penilaian dan
4. Menjamin seluruh karyawan dan pihak pengendalian resiko dilakukan untuk
terkait lainnya kompeten dengan cara mengetahui seberapa besar potensi bahaya di
memberikan pelatihan yang memadai lokasi pekerjaan. Pada proyek pembangunan
sesuai dengan tugas-tugasnya. Menjadikan jembatan Dr. Ir. Soekarno, prosedur
kerang-ka ini sebagai acuan dalam identifikasi bahaya, penilaian dan
penetapan tujuan dan sasaran mutu, pengendalian resiko akibat kecelakaan dan
107
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (100-113)
7. Peningkatan kesehatan karyawan dan 11. Tidak ada ceceran/tumpahan BBM dan
tenaga kerja. Program kerjanya adalah: pelumas yang berdampak pada
a) Pemeriksaan kesehatan dan tenaga pencemaran tanah. Program kerjanya
kerja oleh bagian umum. adalah:
b) memperhatikan gizi makanan yang a) Menyediakan tempat sampah khusus
dikonsumsi di kantin oleh bagian untuk B3, organik dan non organik
umum. yang tertutup yang dilaksanakan
secara kontinue oleh bagian umum.
8. Kesesuaian dengan peraturan
b) Menyediakan tempat khusus untuk
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
penampungan oli bekas yang
Lingkungan sebesar 90%. Program
dilaksanakan secara kontinue oleh
kerjanya adalah:
bagian umum.
a) Mengidentifikasi peraturan dan
c) Pemasangan symbol dan label B3
undang-undang terkait K3L yang
yang dilaksanakan secara kontinue
dilaksanakan secara kontinue oleh
oleh bagian umum.
PPDMK3L.
d) Menyiapkan penampungan dan
b) Melakukan pemantauan kesesuaian
penyimpanan B3 sesuai peraturan
dengan peraturan dan undang-undang
yang dilaksanakan secara kontinue
terkait K3L yang dilaksanakan secara
oleh bagian umum.
kontinue oleh petugas K3L yang
e) Membuat oli trap pada stok BBM dan
dilaksanakan secara kontinue oleh
genset yang dilaksanakan secara
PPDMK3L.
kontinu oleh bagian umum.
f) Pembuatan saluran limbah rumah
tangga oleh bagian umum.
109
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (100-113)
suatu objek untuk jangka pendek. Audit dilakukan secara periodik kepada pihak
SMK3 lebih menekankan proses sedangkan manajemen.
inspeksi K3 menekankan pada hasil akhir.
Metode pelaksanaan audit SMK3 dilakukan Tujuan, sasaran dan kinerja keselamatan
dengan meninjau, verifikasi dan observasi dan kesehatan kerja
sedangkan inspeksi K3 dilakukan dengan Pemenuhan target dan keefektivan
pengujian secara teknis dan mendetail. pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
dibuktikan dengan laporan hasil inspeksi baik
Tindakan Perbaikan dan Pencegahan berupa dokumen tertulis yang berisikan
Semua hasil temuan dari pelaksanaan laporan-laporan angka kecelakaan kerja,
inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja, inspeksi tempat kerja dan program-program
didokumentasikan dan digunakan untuk keselamatan dan kesehatan kerja maupun
mengidentifikasi ketidaksesuaian, tindakan berupa laporan secara visual berupa
perbaikan/koreksi dan pencegahan yang harus gambargambar pelaksanaan keselamatan dan
segera dilakukan serta pihak manajemen kesehatan kerja di perusahaan sehingga dapat
menjamin pelaksanaanya secara sistematik diukur keefektivan tujuan, sasaran dan kinerja
dan efektif. Untuk mengada-kan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
terhadap ketidaksesuaian, tindakan perbaikan kebijakan perusahaan.
serta pencegahan harus mengikuti prosedur
yang disediakan perusahaan yaitu Prosedur
Hasil temuan audit SMK3
Penanganan Ketidaksesuaian, Tindakan
Keefektivan sasaran dan target pemenuhan
Koreksi dan Pencegahan.
pelaksanaan SMK3 dapat ditinjau dari hasil
temuan-temuan di lapangan dan
Tinjauan Oleh Pihak Manajemen dokumendokumen cacatan hasil inspeksi
yang dibuat dan diserahkan pihak manajemen
Tinjauan ulang secara teratur pelaksanaan untuk disebar-luaskan ke pihak yang terkait
Sistem Manajemen Keselamatan dan sehingga dari data hasil audit tersebut bisa
Kesehatan Kerja (SMK3) secara dilakukan tindakan perbaikan dan terukur
berkesinambungan dengan tujuan untuk sejauh mana keefektivan pelaksanaan SMK3.
meningkatkan efektivitas keselamatan dan Evaluasi efektivitas penerapan Sistem
kesehatan kerja, maka dalam peninjauan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
ulang PT Hutama Karya selaku pihak Kerja (SMK3).
kontraktor melakukan evaluasi bidang Evaluasi efektivitas penerapan SMK3 perlu
keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan sebagai bahan acuan untuk
meliputi : memperbaiki/menyempurnakan
peraturan atau pedoman yang telah
Evaluasi terhadap penerapan kebijakan dibuat.
keselamatan dan kesehatan kerja. Evaluasi Berdasarkan kelengkapan dan penerapan
dilakukan untuk mengetahui keefektifan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja
implementasi komitmen manajemen yang (SMK3) pada proyek pembangunan Jembatan
dituangkan dalam kebijakan perusahaan Dr. Ir. Soekarno, secara umum sudah berjalan
dengan inspeksi secara rutin ke area kerja dan dengan baik. Standar SMK3 yang digunakan
pemeriksaan dokumen-dokumen hasil adalah OHSAS:1999 yang merupakan standar
inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja di Internasional. Dari segi komitmen dan
lapangan dan pelaporan hasil evaluasi ini kebijakan, perencanaan, penerapan,
111
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (100-113)
PENUTUP Kesimpulan
Dalam pelaksanaan proyek pembangunan
Jembatan Dr. Ir. Soekarno, Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
112
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (100-113)
114