id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
Penelitian Wieke Yuni Christina 2012 tentang Pengaruh Budaya Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3) Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi
dan menganalisa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi budaya keselamatan dan kesehatan
kerja terutama pada proyek konstruksi, serta menganalisa pengaruh faktor-faktor budaya
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja proyek konstruksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial variabel bebas yang terdiri dari Komitmen Top
Management terhadap K3 (X1), Peraturan dan Prosedur K3 (X2), Komunikasi Pekerja (X3),
Kompetensi Pekerja (X4), Lingkungan Kerja (X5), dan Keterlibatan Pekerja dalam K3 (X6)
berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Proyek Konstruksi (Y). Karena koefisien
regresi pengaruh Komitmen Top Management terhadap K3 (X1) terhadap Kinerja Proyek
Konstruksi (Y) bertanda positif mengindikasikan bahwa pengaruh keduanya searah.
Penelitian Anang Noorrahman 2014 tentang Analisis Sistem Manajemen Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Terhadap Tingkat Kecelakaan Kerja PT. Adhi Karya (Persero) Tbk ( Studi
Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bank Mandiri di Wilayah Slamet Riyadi Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor SMK3 terhadap tingkat
kecelakaan kerja serta program dan pencegahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang di
terapkan oleh PT. Adhi Karya (Persero), pengumpulan data diperoleh dari kuesioner (primer)
dan beberapa observasi serta wawancara langsung dengan buruh pekerja, mandor dan petugas
K3. Hasil penelitian analisis regresi berganda didapatkan presentase pengaruh pada R square
adalah 0.557 menunjukan bahwa 55,7%. Variasi variabel tingkat kecelakaan kerja dapat
dijelaskan oleh variabel-variabel faktor-faktor SMK3. Dari hasil uji F test (simultan) sebesar
5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31.475 menunjukkan bahwa variabel SMK3 berpengaruh secara bersama-sama terhadap tingkat
terjadinya kecelakaan kerja sedangkan dari uji T (parsial) nilai pada setiap variabel SMK3
berpengaruh secara parsial terhadap tingkat terjadinya kecelakaan kerja PT. Adhi Karya
(Persero) Tbk DK IV telah menerapkan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
pencegahan kecelakaan kerja dengan terlaksana dengan baik dan sesuai prosedur yang telah di
tetapkan pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor Bank Mandiri Solo.
Penelitian Dwi Rahmawati 2013 tentang Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (SMK3) terhadap tingkat Kecelakaan Kerja Konstruksi. Penelitian ini
dilakukan dengan cara survei melalui kuesioner pada 21 proyek konstruksi di Kota Surakarta dan
sekitarnya. Penelitian kriteria untuk pencapaian 0-59% termasuk tingkat penilaian penerapan
kurang, pencapaian 60-84% termasuk tingkat penilaian penerapan baik, dan pencapaian 85-100%
termasuk tingkat penilaian penerapan memuaskan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
analisis korelasi, uji reabilitas dan uji F. Hasil dari penelitian Penerapan SMK3 pada proyek-
proyek besar didapat rata-rata sebesar 75,73% untuk proyek-proyek sedang diperoleh rata-rata
sebesar 57,94% dan untuk total penerapan semua proyek sebesar 71,49% yang termasuk tingkat
penerapan baik. Hasil analisis pengaruh penerapan SMK3 terhadap tingkatan kecelakaan kerja
didapatkan hasil korelasi yaitu sangat kuat (0,80-1,00), uji reabilitas yaitu 0,984 yang berarti
lebih dari nilai Alpha (0,6), uji F didapat F hitung >F table yakni 3,828>2,35 (sig 0,00). Hasil
analisis menunjukan variabel-variabel mempunyai pengaruh yang signifikan dan dapat menjadi
gambaran penerapan SMK3 terhadap tingkatan kecelakaan kerja konstruksi pada Proyek di Kota
Surakarta dan sekitarnya.
Penelitian Sabuaji Brastowo 2013 tentang Analisis Kondisi Sistem Manajemen Keselamatan
Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek Konstruksi Menuju Peraturan Pemerintah Nomor 50
Tahun 2012. Penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan PP Nomor Tahun 2012 pada lokasi,
mengingat sudah usainya masa transisi dari peraturan lama menuju peraturan baru. Selain itu,
pembaruan sertifikasi internasional juga mengharuskan perusahaan menerapkan peraturan baru,
sehingga perlu diketahui penerapan dari PP Nomor 50 Tahun 2012 ini. Penelitian ini
6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menggunakan metode evaluative komparatif dimana hasil dari pengumpulan dan analisis data
akan dibandingkan dengan evaluasi sebelumnya. Analisis menggunakan Checklist, dimana
pengisiannya terlebih dahulu dilakukan observasi di lapangan dan wawancara dengan berbagai
pihak yang terlibat. Hasil analisis dan pembahasan diperoleh bahwa nilai tingkat penerapan dari
PP Nomor 50 Tahun 2012 sebesar 96,39% dan digolongkan tingkat penerapan yang Memuaskan.
Terdapat 160 kriteria yang sesuai dari total 166 kriteria yang dievaluasi. Dengan demikian,
lokasi dinyatakan siap untuk menerapkan PP Nomor 50 Tahun 2012 karena telah melebihi batas
pencapaian Memuaskan yaitu 85%.
Penelitian Hadi Sutanto 2010 tentang Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Pada
Pembangunan Gedung Perkantoran Dan Perkuliahan Tahap Iii Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab kecelakaan secara sistematik
dengan menggunakan Fault Tree Analysis (FTA). Metode FTA atau analisa pohon kegagalan
dimana dengan menggunakan analisa ini maka dapat diketahui penyebab – penyebab dan juga
kombinasi penyebab yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Analisa ini digunakan
pada proyek Pembangunan Gedung Perkantoran & Perkuliahan Tahap III Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya, mengingat pada proyek ini banyak sekali keadaan yang dapat menimbulkan
kecelakaan. Untuk itu sangat diperlukan analisa metode ini untuk mengetahui penyebab –
penyebab dan kombinasi yang tersembunyi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan
sehingga di harapkan kecelakaan tersebut dapat dihindari.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya mengatasi resiko kecelakaan yang
mungkin terjadi, kecelakaan nihil (zero accident) dan kerugian nihil (zero losses) merupakan
adalah pencapaian bagi setiap perusahaan. Menurut Bambang Endroyo (2012), K3 adalah tidak
ada kerugian akibat kecelakaan di lingkungan kerja secara langsung maupun tidak langsung.
Suraji, dkk (2009) berpendapat K3 adalah keselamatan orang yang bekerja (safe for people),
7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
keselamatan property (safe for property), keselamatan masyarakat (safe for public), dan
keselamatan lingkungan (safe for environment).
Dalam Suma’mur (1996), K3 adalah sarana mencegah kecelakaan kerja yang dapat ditimbulkan
kerugian, seperti kerusakan mesin, peralatan, dan kerusakan lingkungan. Kerusakan peralatan
dapat menurunkan keuntungan perusahaan, sedangkan korban manusia berupa penderitaan,
yaitu cidera, cacat tetap, dan bahkan kematian, bisa menurunkan tingkat produktivitas
perusahaan.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian dari sistem manajemen
organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan mengelola menerapkan kebijakan K3 dan
resiko. (Occipational Health and Safety Assessment Series (OHSAS 18001:2007 dalam
Heriyanto, 2008)).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisen, dan produktif (Permenaker No.05/MEN/1996).
8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), perusahaan
wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagimana berikut:
a. Menetapkan kebijakan Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja (SMK3) serta
menjamin komitmen terhadap penerapan Sistem Manajemn Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3).
b. Merencanakan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan
mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan mencapai
kebijakan, tujuan dan sasaran keselamtan dan kesehatan kerja.
d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta
melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem manjemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) secara berkeseimbangan dengan tujuan meningkatkan kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja (Permenakertrans No.05/MEN/1995).
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai hal-
hal yang berhubungan dengan masalah keselamatan dan kesehatan yang terjadi dalam pekerjaan.
Dalam keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terdapat tiga pokok masalah terjadinya kecelakaan
kerja, yaitu peristiwa yang terjadi secara kebetulan, kondisi dan tindakan atau perbuatan yang
membahayakan yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja (Moekijat, 2010).
9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Secara umum Sistem Manajemen Keselamtan dan Kesehatan Kerja (SMK3) memiliki empat
tujuan yaitu:
a. Melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja sehingga pekerja dapat memaksimalkan
semua kemampuannya dalam bekerja tanpa rasa khawatir.
b. Melindungi masyarakat sekitar misalnya dari bahaya pencemaran lingkungan, polusi air dan
udara, suara bising, dll.
c. Mengamankan asset produksi milik perusahaan yaitu barang, bahan dan peralatan produksi,
sehingga asset produksi tersebut berada ditempat yang aman (secure) serta lebih tahan lama.
d. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja, misalnya antisipasi kebakaran, antisipasi bahan
kimia berbahaya, radiasi dan kecelakaan kerja lainnya.
2.2.5. Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Menurut Schuler dan Jackson (1999) mengatakan, apabila perusahaan dapat melaksanakan
program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik, maka perusahaan akan dapat
memperoleh manfaat sebagai berikut:
a. Menigkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.
b. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen.
c. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
d. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya
pangajuan klaim.
e. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi dan rasa
kepemilikan.
f. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan citra perusahaan.
g. Perusahaan dapat meningkatkan keungtungannya secara subtansial.
10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika satu kartu jatuh, maka
kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh secara bersamaan.
11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan menghilangkan tindakan tidak aman sebagai
poin ketiga dari lima faktor penyebab kecelakaan. Menurut penelitian yang dilakukannya,
tindakan tidak aman ini menyumbang 98% penyebab kecelakaan. (H.W Heinrich, 1941)
Dengan penjelasannya ini, teori Domino Heinrich menjadi teori ilmiah pertama yang
menjelaskan terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan tidak lagi dianggap sebagai sekedar nasib
sial atau karena peristiwa kebetulan.
12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan faktor pekerjaan (job factors) misalnya: Kurangnya pengawasan, peralatan yang tidak
memadai, dan penyalahgunaan perlengkapan.
c. Immediate causes yaitu penyebab langsung yang memicu terjadinya kecelakaan yaitu
tindakan berbahaya dan kondisi berbahaya
d. Incident, kejadian yang melebihi batas kemampuan sehingga berpotensi menyebabkan
kecelakaan
e. Loss, kerugian yang disebabkan oleh people-peroperty-process.
13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Suatu kejadian yang secara cepat memicu terjadinya kecelakaan bila kontak dengan bahaya.
Penyebab Immediate Causes ini meliputi faktor unsafe dan unsafe condition:
1. Unsafe Action (tindakan tidak aman) yaitu suatu tindakan yang salah dalam bekerja tidak
menurut SOP yang telah ditentukan (human error) misalnya dalam mengoperasian mesin,
peralatan, dll. Tindakan yang tidak aman berarti melaksanakan sebuah tugas di bawah standart
dari kondisi yang aman.
2. Unsafe Condition (kondisi tidak aman) yaitu kondisi yang tidak aman akan menyebabkan
kecelakaan misalnya mesin, peralatan, bahan, proses pekerjaan, metode kerja, sifat pekerjaan,
lingkungan (fisik, biologik, kimia). Kondisi yang tidak aman didefinisikan sebagai kondisi fisik
apapun, jika tidak diperbaiki kemungkinan akan mengarah kepada kecelakaan. Untuk
meningkatkan keselamatan pada tempat kerja, kondisi seperti itu harus dideteksi sebelum
kecelakaan terjadi. Selama masih kurangnya pelatihan, kurangnya peralatan yang tepat, dan tidak
amannya rangkaian peristiwa, bekerja di bawah kondisi yang tidak layak menambah kesempatan
untuk terjadinya kecelakaan.
17
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang aman sehingga melakukan kesalahan. Tidak mampu yaitu yang bersangkutan telah
mengetahui pelaksanaan pekerjaan dengan benar, namun kemampuan lain yaitu fisik, teknis, dan
non teknis tidak mendukung, sedangkan tidak mau yaitu yang bersangkutan mengetahui dan
mampu bekerja dengan baik, namun tidak mau melakukan sesuai peraturan. Faktor-faktor
tersebut merupakan bentuk keterkaitan tentang perilaku dan kepedulian tentang K3.
Kecelakaan terkait unsur-unsur yaitu People, Equipment, Material, dam Environment (PEME)
yang saling berinteraksi, kecelakaan dapat bersumber dari manusia yang melakukan proses
kegiatan di tempat kerja, kondisi alat/bahan yang kurang memenuhi syarat, dan
ketidakamanannya lingkungan kerja seperti penerangan, ventilasi, kebisingan atau suhu.
Teori Heinrich dalam rahmawati (2013), penyebab kecelakaan kerja antara lain:
1. Penyebab Dasar
a. Faktor manusia yaitu kurangnya kemampuan fisik, mental dan keahlian.
b. Faktor lingkungan yaitu kurangnya standart kerja, alat pelindung/pengaman dan pengawasan.
2. Penyebab Langsung
a. Kondisi berbahaya (unsafe condition) yaitu kondisi tidak standart yang dapat menyebabkan
kecelakaan (Budiono, 2003) misal: peralatan yang tidak memenuhi syarat dan lingkungan
yang tidak sehat.
b. Tindakan berbahaya (unsafe act) yaitu tindakan yang tidak standart dalam tingkah laku
(Budiono, 2003) misal: mengoperasikan alat diluar wewenang, bekerja dengan cara dan
kecepatan salah, menggunakan alat yang rusak, serta menggunakan alat pelindung/pengaman
yang salah.
18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan (Musafir, 2012),
antara lain:
1. Pendekatan administrasi, antara lain:
a. Pengaturan waktu dan jam kerja
b. Mengatur pola dan sistem kerja
2. Pendekatan manajemen, anatara lain:
a. Mengembangkan komitmen manajemen.
b. Menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Menuruut katia (2009), pengontrolan dalam bentuk pencatatan jumlah kecelakaan kerja berguna
sebagai:
a. Data untuk mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi di tempat kerja
b. Audit statistik yang akurat dalam pengukuran safety
c. Evaluasi berkala untuk adanya perbaikan
d. Informasi untuk memudahkan perencanaan selanjutnya.
21
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berapa seringnya kegiatan inspeksi dilaksanakan tergantung dari berbagai aspek yaitu:
a. Potensi kecelakaan: semakin besar potensi kecelakaan terjadi semakin sering dilakukan
inspeksi.
b. Sejarah kecelakaan: Hal ini dapat dilihat pada riwayat kecelakaan masa lalu mengacu pada
catatan perawatan, produksi, laporan penyelidikan kecelakaan dan laporan inspeksi.
c. Persyaratan peralatan: mengacu pada petunjuk dari peralatan manufaktur.
d. Usia peralatan: Semakin lama usia dari suatu peralatan semakin sering dilakukan inspeksi.
e. Peralatan hokum: Hasil perundingan dengan departemen yang sesuai. Setelah dijelaskan
pengertian audit dan inspeksi diatas, dimana keduanya merupakan kegiatan pengukuran dan
pemeriksaan. Kegiatan tersebut berbeda, baik dalam pendekatannya maupun metode
penerapannya meskipun masing-masing kegiatan dimaksudkan untuk memperlihatkan
kelemahan yang berpotensi menimbulkan bahaya, kerusakan harta ataupun kecelakaan. Untuk
itu kita perlu mengtahui perbedaannya agar lenih jelas dalam pengertian maupun
penafsirannya. Hal tersebut dapat kita lihat dalam Tabel 2.2 berikut ini:
22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Inspeksi K3 harus dilakukan lebih sering dibandingkan audit SMK3 (safety audit), karena
bersifat mencari identifikasi terhadap bahaya, maka potensi bahaya dapat diketahui lebih awal
sehingga tindakan dapat diambil segera. Sedangkan untuk audit membutuhkan persiapan-
persiapan yang cukup lama yang meliputi keseluruhan aspek yang ada di area/plan sehingga
audit dilakukan tahunan atau paling banyak 2 kali dalam setahun dan idealnya jika dilakukan
setahun sekali.
2.2.8. Kuesioner
Menurut Riduwan (2008) dalam Rahmawati (2013) kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
diberikan kepada responden bertujuan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu
masalah dan responden tidak khawatir dalam memberikan jawaban. Sedangkan menurut
Suharsini Arikunto (2002), kuesioner berbentuk pertanyaan tertulis yang bertujuan mendapatkan
informasi pribadi responden atau hal-hal lain yang diketahuinya. Kuesioner dilihat dari sudut
pandang adalah:
a. Cara menjawab
1. Kuesioner terbuka yaitu responden menjawab sendiri dengan kalimatnya.
2. Kuesioner tertutup yaitu responden menjawab sesuai dengan yang disediakan.
23
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Jawaban
1. Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya sendiri
2. Kuesioner tidak langsung yaitu responden menjawab tentang hal lain
c. Bentuk
1 kuesioner pilihan ganda yang dimaksud adalah kuesioner tertutup.
2 Kuesioner isian yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
3 Check list yaitu suatu daftar dengan membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang
sesuai.
4 Rating scale (skala bertingkat) yaitu pertanyaan yang diikuti kolom-kolom yang
menunnjukan tingkatan.
a. Uji Normalitas
Distribusi sampling adalah distribusi peluang dari seluruh nilai yang memungkinkan dapat
dilakukan menggunakan statistik ketika dihitung dari sampel acak dari ukuran yang sama,
diturunkan dari populasi yang spesifik. Distribusi sampling bisa memiliki distribusi data normal
atau tidak normal. Secara teoritis, semakin besar ukuran sampelnya, maka data akan mendekati
normal.
b. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2002) dalam Noorahman (2014) Teknik pengujian validitas menggunakan
teknik korelasi Pearson Product Moment dengan tingkat signifikansi 5% untuk mengetahui
keeratan pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dengan cara
mengkorelasikan antara skor butir pada questioner terhadap skor total. Apabila nilai total
pearson correlation > 0,3 maka item tersebut valid. Adapun Rumus Pearson Product Moment :
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x 2
= jumlah skor kuadrat variabel (x)
y 2
= jumlah skor kuadrat variabel (y)
c. Uji Reliabilitas
Sekaran (2003) dalam Christina (2012) Metode yang digunakan pada uji reabilitas adalah metode
Cronbach’s Alpha. Perhitungan Cronbach’s Alpha dengan menghitung rata-rata interkorelasi di
antara butir-butir pertanyaan dalam kuisioner. Semakin dekat koefisien keandalan dengan 1,
semakin baik. Keandalan kurang dari 0,6 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,7 bisa
diterima, dan lebih dari 0,8 adalah baik.
k b
2
rtt . 1
k 1 t 2
(2.2)
25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b 2
= jumlah variansi butir
t2 = variansi total
Alpha cronbach adalah koefisien keandalan (reliability) yang menunjukkan seberapa baik item
dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Nilai Cronbach’s Alpha
kemudian dibandingkan dengan tabel Cronbach’s Alpha untuk melihat nilai keandalan.
No Interval Kriteria
26
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dibandingkan dengan garis diagonal, jika distribusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
b. Uji Multikolinraritas
Multikolinieritas adalah menunjukkan hubungan linier diantara variabel independen. Pengujian
multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan nilai varian inflation factor (VIF) yang
diperoleh dari pengujian hipotesis. Kriteria terjadinya multikolinieritas adalah apabila VIF lebih
besar dari 10 berarti terjadi masalah yang berkaitan dengan multikolinieritas, sebaliknya apabila
nilai VIF dibawah 10 berarti model regresi tidak mengandung multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variandari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual
atau pengamatan satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas.
Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variable terikat,yaitu ZPRED (sumbu X), dengan residualnya SRESID (sumbu Y). Jika ada pola
tertentu sepert titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar
kemudian menyampit) maka mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola
yang jelas dan teratur, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,maka
tidak terjadi heteroskedastisitas
d. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota
serangkaian observasi yang diurutkan secara waktu (time series) ataus secara ruang (cross
sectional). Mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson.
Pengujian autokorelasi akan dilakukan berdasarkan nilai Durbin-Watsonnya.
27
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
e. Uji Linieritas
Pengujian linearitas ini perlu dilakukan, untuk mengetahui model yang dibuktikan merupakan
model linear atau tidak. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan curve estimation, yaitu
gambaran hubungan linier antara variabel X dengan variabel Y. Jika nilai sig f < 0,05, maka
variabel X tersebut memiliki hubungan linier dengan Y.
28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Jika Fhitung < Ftabel, maka independent tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependent.
2. Jika Fhitung > Ftabel, maka independent mempunyai hubungan yang signifikan terhadap
variabel dependent
SPSS digunakan oleh peneliti pasar, peneliti kesehatan, perusahaan survei, pemerintah, peneliti
pendidikan, organisasi pemasaran, dan sebagainya. Selain analisis statistika, manajemen data
(seleksi kasus, penajaman file, pembuatan data turunan) dan dokumentasi data (kamus metadata
ikut dimasukkan bersama data) juga merupakan fitur-fitur dari software dasar SPSS. (Pusat Data
dan Statistik Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014).
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Setelah itu akan muncul window baru, kemudian masukkan variabel Y dalam kotak
‘Dependent’ dan variabel X1,X2,X3,X4,X5 ke dalam kotak ‘Independent’.
31
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Setelah itu, akan muncul window baru yaitu output dari analisis tersebut. Yang digunakan
hanya tabel ‘ANOVA’ khususnya untuk kolom ‘F’ dan ‘Sig.’.
32
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kriteria Pengujian:
Setelah melihat tabel ‘ANOVA’ diatas, langkah selanjutnya adalah kriteria pengujiannya.
Terdapat dua cara kriteria pengujian, dan bisa dipilih salah satu saja, yaitu:
1. Nilai ‘F’
Nilai F dalam contoh diatas adalah 14,055. Angka ini adalah nilai F hitung, yang selanjutnya
dibandingkan dengan nilai F tabel. Apabila nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antaraX1,X2,X3,X4,X5 secara simultan
terhadap Y dan sebaliknya.
2. Nilai‘Sig.’
‘Sig.’ di sini berarti taraf Signifikansi. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai ‘Sig.’ lebih
kecil dari taraf signifikansi yang digunakan (misal: 0,01 / 0,05 / 0,1 tergantung peneliti) maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara X1,X2,X3,X4,X5 secara
simultan terhadap\Y dan sebaliknya.
33
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
digunakan. Kalau dalam Uji F menggunakan tabel ANOVA, sedangkan dalam Uji t yang
digunakan adalah tabel Coefficients.
Dalam analisis regresi linear berganda, Uji t digunakan untuk uji parsial (sendiri-sendiri) dalam
arti menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Misalnya anda ingin menguji pengaruh X1,X2,X3,X4,X5 terhadap Y. Terdapat dua variabel
bebas dan satu variabel terikat. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel X1
terhadap Y dan X2 terhadap Y. Berbeda dengan Uji F yang digunakan untuk menguji pengaruh
X1,X2,X3,X4,X4 (bersama-sama) terhadap Y.
Langkah-langkahnya :
34
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Setelah itu akan muncul window baru, kemudian masukkan variabel Y ke dalam kotak
‘Dependent’ dan variabel X1,X2,X3,X4,X5 ke dalam kotak ‘Independent’.
4. Setelah itu, akan muncul window baru yaitu output dari analisis tersebut. Yang digunakan
hanya tabel ‘Coefficients’ khususnya untuk kolom ‘t’ dan ‘Sig.’.
35
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kriteria Pengujian
Setelah melihat tabel ‘Coefficients’ diatas, langkah selanjutnya adalah kriteria pengujiannya.
Terdapat dua cara kriteria pengujian, dan bisa dipilih salah satu saja, yaitu:
1. Nilai ‘t’
Nilai t dalam contoh diatas adalah untuk X1,X2,X3,X4,X5 . Angka ini disebut dengan t hitung,
yang selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung kedua variabel tersebut
lebih besar dari t tabel maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
X1,X2,X3,X4,X5 secara parsial (sendiri-sendiri) Y.
2. Nilai‘Sig.’
‘Sig.’ di sini berarti taraf Signifikansi. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai ‘Sig.’ lebih
kecil dari taraf signifikansi yang digunakan (misal: 0,01 / 0,05 / 0,1 tergantung peneliti) maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antaraX1,X2,X3,X4,X5 secara
parsial (sendiri-sendiri) terhadap Y.
36
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Klik variabel view (letaknya kiri bawah), nama tulis nomor pernyataan beserta jumlahnya,
desimal tulis o pada label tulis nomer pernyataan dan jumlahnya, hasilnya adalah
3. Setelah nama, desimal, dan label diisi maka hasilnya adalah
4. Pada langkah spss no.3, klik analyze, pilih scale, pilih reliability analysis dan hasilnya sebagai
berikut
5. Sorot semua pernyataan 1-25, tanpa jumlah, pindahkan ke kolom items, hasilnya adalah
37
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hasil korelasi dengan jumlah variabel pada kolom corrected item-total correlation, nilai
reliabilitas alpha terletak pada tabel reliability statistic kolom cronbach alpha. Untuk variabel
yang lain langkah-langkah uji validitas dan reliabilitas dengan SPSS sama dengan diatas. Baca
juga Pengujian Validitas dan Reliabilitas.
39
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Langkah 2
- Selanjutnya pilih menu analyze, lalu pilih non parametic, test, legacy dialogs, pilih menu
sampel K_S
- Masukan variabel unstandardized residual ke kotak test variabel
40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
- Muncul kotak dengan nama linear regression: save, selanjutnya pada bagian residual
hilangkan tanda centang (√) unstandardized, continue
- OK
42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Terlihat grafik scalerplot diatas bahwa titik tidak menyebar secara acak baik dibawah angka 0
pada sumbuh Y. Hal ini menyimpulkan bahwa terjadi Heterokedastisidas model Regresi. Maka
data yang kita gunakan memenuhi syarat untuk dilakukan Regresi Berganda.
(https://gabrielaeman.wordpress.com/2013/11/24/analisa-linear-berganda-dengan-program-spss-
16/).
44
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Faktor Material
(X2)
Faktor Alat
(X4)
Faktor Pekerja
(X5)
2.3.3 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, landasan teori, kerangka pemikiran,
hipotesis penelitian ini adalah:
a. Diduga ada pengaruh yang signifikan dan positif antara faktor Lingkungan Kerja (X1) yang
berperan dalam tingkat kecelakaan kerja (Y) pada pekerja Proyek Pembangunan Gedung di
Wilayah Tangerang dan sekitarnya.
b. Diduga ada pengaruh yang signifikan dan positif antara faktor Material (X2) yang berperan
dalm tingkat kecelakaan kerja (Y) pada pekerja Proyek Pembangunan Gedung di Wilayah
Tangerang dan sekitarnya.
45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Diduga ada pengaruh yang signifikan dan positif antara faktor Manajemen SMK3 (X3) yang
berperan dalm tingkat kecelakaan kerja (Y) pada pekerja Proyek Pembangunan Gedung di
Wilayah Tangerang dan sekitarnya.
d. Diduga ada pengaruh yang signifikan dan positif antara faktor Alat (X4) yang berperan
dalam tingkat kecelakaan kerja (Y) pada Proyek Pembangunan Gedung di Wilayah Tangerang
dan sekitarnya.
e. Diduga ada pengaruh yang signifikan dan positif antara faktor Pekerja (X5) yang berperan
dalam tingkat kecelakaan kerja (Y) pada Proyek Pembangunan Gedung di Wilayah Tangerang
dan sekitarnya.
Beberapa unsur yang merupakan perangkat pokok penelitian adalah konsep, variabel, dan item.
Pemahaman unsur-unsur tersebut diperlukan untuk dapat merumuskan hubungan teoritis dengan
baik. Selanjutnya pengetahuan tentang konsep, variabel dan item, lebih diperlukan agar peneliti
mempunyai gambaran tentang data yang hendak dikumpulkan dengan penelitian.
Menurut Singaribun dan Efendi (1998) dalam Bulannurdin (2013), konsep adalah generaliasi
dari kelompok fenomena tertentu sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai
fenomena yang sama. Guna mendekati operasional konsep dijabarkan ke dalam variabel-
variabel, dimana variabel-variabel adalah segala sesuatu yang akan dijadikan objek pengamatan
penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
46
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
UU No.1 Th 1970;
Tingkat Kecelakaan PER.05/MEN/1996; ISO
Kerja (Y) 9001:2008; OHSAS 18001:2007.
Anang (2014). Dwi (2013)
47
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan lancar namun tetap dapat dikontrol perlu dibuat mekanisme pengadaan material yang
cepat dan tepat sehingga material tersedia pada waktu yang dibutuhkan tanpa hilangnya kontrol.
Pekerja merupakan unsur pelaksanaan proyek apabila seluruh pekerja mengutamakan program,
peraturan dan prosedur K3 dan diharapkan pada pelaksanaannya akan mengurangi dampak
resiko terjadinya kecelakaan kerja sehingga pelaksanaan pekerjaan menjadi produktif dan efisien
dalam mencapai target pekerjaan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
48
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
commit to user