Anda di halaman 1dari 45

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Penelitian Wieke Yuni Christina 2012 tentang Pengaruh Budaya Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3) Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi
dan menganalisa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi budaya keselamatan dan kesehatan
kerja terutama pada proyek konstruksi, serta menganalisa pengaruh faktor-faktor budaya
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja proyek konstruksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial variabel bebas yang terdiri dari Komitmen Top
Management terhadap K3 (X1), Peraturan dan Prosedur K3 (X2), Komunikasi Pekerja (X3),
Kompetensi Pekerja (X4), Lingkungan Kerja (X5), dan Keterlibatan Pekerja dalam K3 (X6)
berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Proyek Konstruksi (Y). Karena koefisien
regresi pengaruh Komitmen Top Management terhadap K3 (X1) terhadap Kinerja Proyek
Konstruksi (Y) bertanda positif mengindikasikan bahwa pengaruh keduanya searah.

Penelitian Anang Noorrahman 2014 tentang Analisis Sistem Manajemen Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Terhadap Tingkat Kecelakaan Kerja PT. Adhi Karya (Persero) Tbk ( Studi
Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bank Mandiri di Wilayah Slamet Riyadi Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor SMK3 terhadap tingkat
kecelakaan kerja serta program dan pencegahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang di
terapkan oleh PT. Adhi Karya (Persero), pengumpulan data diperoleh dari kuesioner (primer)
dan beberapa observasi serta wawancara langsung dengan buruh pekerja, mandor dan petugas
K3. Hasil penelitian analisis regresi berganda didapatkan presentase pengaruh pada R square
adalah 0.557 menunjukan bahwa 55,7%. Variasi variabel tingkat kecelakaan kerja dapat
dijelaskan oleh variabel-variabel faktor-faktor SMK3. Dari hasil uji F test (simultan) sebesar

5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

31.475 menunjukkan bahwa variabel SMK3 berpengaruh secara bersama-sama terhadap tingkat
terjadinya kecelakaan kerja sedangkan dari uji T (parsial) nilai pada setiap variabel SMK3
berpengaruh secara parsial terhadap tingkat terjadinya kecelakaan kerja PT. Adhi Karya
(Persero) Tbk DK IV telah menerapkan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
pencegahan kecelakaan kerja dengan terlaksana dengan baik dan sesuai prosedur yang telah di
tetapkan pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor Bank Mandiri Solo.

Penelitian Dwi Rahmawati 2013 tentang Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (SMK3) terhadap tingkat Kecelakaan Kerja Konstruksi. Penelitian ini
dilakukan dengan cara survei melalui kuesioner pada 21 proyek konstruksi di Kota Surakarta dan
sekitarnya. Penelitian kriteria untuk pencapaian 0-59% termasuk tingkat penilaian penerapan
kurang, pencapaian 60-84% termasuk tingkat penilaian penerapan baik, dan pencapaian 85-100%
termasuk tingkat penilaian penerapan memuaskan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
analisis korelasi, uji reabilitas dan uji F. Hasil dari penelitian Penerapan SMK3 pada proyek-
proyek besar didapat rata-rata sebesar 75,73% untuk proyek-proyek sedang diperoleh rata-rata
sebesar 57,94% dan untuk total penerapan semua proyek sebesar 71,49% yang termasuk tingkat
penerapan baik. Hasil analisis pengaruh penerapan SMK3 terhadap tingkatan kecelakaan kerja
didapatkan hasil korelasi yaitu sangat kuat (0,80-1,00), uji reabilitas yaitu 0,984 yang berarti
lebih dari nilai Alpha (0,6), uji F didapat F hitung >F table yakni 3,828>2,35 (sig 0,00). Hasil
analisis menunjukan variabel-variabel mempunyai pengaruh yang signifikan dan dapat menjadi
gambaran penerapan SMK3 terhadap tingkatan kecelakaan kerja konstruksi pada Proyek di Kota
Surakarta dan sekitarnya.

Penelitian Sabuaji Brastowo 2013 tentang Analisis Kondisi Sistem Manajemen Keselamatan
Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek Konstruksi Menuju Peraturan Pemerintah Nomor 50
Tahun 2012. Penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan PP Nomor Tahun 2012 pada lokasi,
mengingat sudah usainya masa transisi dari peraturan lama menuju peraturan baru. Selain itu,
pembaruan sertifikasi internasional juga mengharuskan perusahaan menerapkan peraturan baru,
sehingga perlu diketahui penerapan dari PP Nomor 50 Tahun 2012 ini. Penelitian ini
6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

menggunakan metode evaluative komparatif dimana hasil dari pengumpulan dan analisis data
akan dibandingkan dengan evaluasi sebelumnya. Analisis menggunakan Checklist, dimana
pengisiannya terlebih dahulu dilakukan observasi di lapangan dan wawancara dengan berbagai
pihak yang terlibat. Hasil analisis dan pembahasan diperoleh bahwa nilai tingkat penerapan dari
PP Nomor 50 Tahun 2012 sebesar 96,39% dan digolongkan tingkat penerapan yang Memuaskan.
Terdapat 160 kriteria yang sesuai dari total 166 kriteria yang dievaluasi. Dengan demikian,
lokasi dinyatakan siap untuk menerapkan PP Nomor 50 Tahun 2012 karena telah melebihi batas
pencapaian Memuaskan yaitu 85%.

Penelitian Hadi Sutanto 2010 tentang Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Pada
Pembangunan Gedung Perkantoran Dan Perkuliahan Tahap Iii Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab kecelakaan secara sistematik
dengan menggunakan Fault Tree Analysis (FTA). Metode FTA atau analisa pohon kegagalan
dimana dengan menggunakan analisa ini maka dapat diketahui penyebab – penyebab dan juga
kombinasi penyebab yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Analisa ini digunakan
pada proyek Pembangunan Gedung Perkantoran & Perkuliahan Tahap III Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya, mengingat pada proyek ini banyak sekali keadaan yang dapat menimbulkan
kecelakaan. Untuk itu sangat diperlukan analisa metode ini untuk mengetahui penyebab –
penyebab dan kombinasi yang tersembunyi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan
sehingga di harapkan kecelakaan tersebut dapat dihindari.

2.2. Dasar Teori

2.2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya mengatasi resiko kecelakaan yang
mungkin terjadi, kecelakaan nihil (zero accident) dan kerugian nihil (zero losses) merupakan
adalah pencapaian bagi setiap perusahaan. Menurut Bambang Endroyo (2012), K3 adalah tidak
ada kerugian akibat kecelakaan di lingkungan kerja secara langsung maupun tidak langsung.
Suraji, dkk (2009) berpendapat K3 adalah keselamatan orang yang bekerja (safe for people),

7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

keselamatan property (safe for property), keselamatan masyarakat (safe for public), dan
keselamatan lingkungan (safe for environment).

Dalam Suma’mur (1996), K3 adalah sarana mencegah kecelakaan kerja yang dapat ditimbulkan
kerugian, seperti kerusakan mesin, peralatan, dan kerusakan lingkungan. Kerusakan peralatan
dapat menurunkan keuntungan perusahaan, sedangkan korban manusia berupa penderitaan,
yaitu cidera, cacat tetap, dan bahkan kematian, bisa menurunkan tingkat produktivitas
perusahaan.

2.2.2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian dari sistem manajemen
organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan mengelola menerapkan kebijakan K3 dan
resiko. (Occipational Health and Safety Assessment Series (OHSAS 18001:2007 dalam
Heriyanto, 2008)).

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisen, dan produktif (Permenaker No.05/MEN/1996).

8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

2.2.3. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), perusahaan
wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagimana berikut:
a. Menetapkan kebijakan Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja (SMK3) serta
menjamin komitmen terhadap penerapan Sistem Manajemn Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3).
b. Merencanakan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan
mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan mencapai
kebijakan, tujuan dan sasaran keselamtan dan kesehatan kerja.
d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta
melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem manjemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) secara berkeseimbangan dengan tujuan meningkatkan kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja (Permenakertrans No.05/MEN/1995).

2.2.4. Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai hal-
hal yang berhubungan dengan masalah keselamatan dan kesehatan yang terjadi dalam pekerjaan.
Dalam keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terdapat tiga pokok masalah terjadinya kecelakaan
kerja, yaitu peristiwa yang terjadi secara kebetulan, kondisi dan tindakan atau perbuatan yang
membahayakan yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja (Moekijat, 2010).

9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

Secara umum Sistem Manajemen Keselamtan dan Kesehatan Kerja (SMK3) memiliki empat
tujuan yaitu:
a. Melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja sehingga pekerja dapat memaksimalkan
semua kemampuannya dalam bekerja tanpa rasa khawatir.
b. Melindungi masyarakat sekitar misalnya dari bahaya pencemaran lingkungan, polusi air dan
udara, suara bising, dll.
c. Mengamankan asset produksi milik perusahaan yaitu barang, bahan dan peralatan produksi,
sehingga asset produksi tersebut berada ditempat yang aman (secure) serta lebih tahan lama.
d. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja, misalnya antisipasi kebakaran, antisipasi bahan
kimia berbahaya, radiasi dan kecelakaan kerja lainnya.

2.2.5. Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Menurut Schuler dan Jackson (1999) mengatakan, apabila perusahaan dapat melaksanakan
program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik, maka perusahaan akan dapat
memperoleh manfaat sebagai berikut:
a. Menigkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.
b. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen.
c. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
d. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya
pangajuan klaim.
e. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi dan rasa
kepemilikan.
f. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan citra perusahaan.
g. Perusahaan dapat meningkatkan keungtungannya secara subtansial.

10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

2.2.6. Kecelakaan Kerja

A. Definisi Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja merupakan gambaran tingkatan kecelakaan kerja. Menurut Heinrich (1980)
dalam Suma’ur (1996), kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak direncana, tidak
diharapkan dan tidak sengaja. Kecelakaan memiliki sebab-sebab dan dapat dicegah (Soemirat
dkk, 1999). Dari beberapa definisi, dapat disimpulkan bahwa kecelakaan adalah kejadian yang
tidak diinginkan yang berasal dari beberapa faktor penyebab yang dapat menimbulkan kerugian.

B. Teori Kecelakaan Kerja


1. Teori Domino
Teori H.W. Heinrich (1941) meneliti penyebab-penyebab kecelakaan. Dalam ini kecelakaan
terdiri atas lima faktor yang saling berhubungan:
1. Kondisi kerja, yakni kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman (unsafety condition)
misalnya panas, pencahayaan kurang, silau, petir dan sebagainya.
2. Kelalaian manusia, yakni perilaku pekerja itu sendiri yang tidak memenuhi keselamatan,
misalnya karena kelengahan, ngantuk, kelelahan dan sebagainya. Menurut hasil penelitian
yang ada, 85% dari kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia.
3. Tindakan tidak aman (unsafe action), tindakan berbahaya yang disertai bahaya mekanik dan
fisik lain, memudahkan rangkaian berikutnya.
4. Kecelakaan, peristiwa kecelakaan yang menimpa pekerja dan pada umumnya disertai
kerugian.
5. Cedera, kecelakaan yang mengakibatkan cidera/luka atau kecacatan bahkan kematian.

Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika satu kartu jatuh, maka
kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh secara bersamaan.

11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

Gambar 2.1. Diagram Teori Domino (domino sequence theory)

Kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan menghilangkan tindakan tidak aman sebagai
poin ketiga dari lima faktor penyebab kecelakaan. Menurut penelitian yang dilakukannya,
tindakan tidak aman ini menyumbang 98% penyebab kecelakaan. (H.W Heinrich, 1941)

Dengan penjelasannya ini, teori Domino Heinrich menjadi teori ilmiah pertama yang
menjelaskan terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan tidak lagi dianggap sebagai sekedar nasib
sial atau karena peristiwa kebetulan.

2. Teori Loss Causation Model


Bird dan Germain (1990) dalam Rahmawati (2013), menyatakan bahwa kerugian (loss)
disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Lack of control (kurang kendali), yaitu pengendalian untuk mencegah terjadinya kecelakaan
penyebabnya antara lain:
1. Inadequate programme: Program/sistem yang tidak memadai (aktivitasi dari sistem terlalu
sedikit dan kurang tepat)
2. Inadequate standards: standar: Standar yang tidak memadai (kinerja kurang spesifik dan
kurang jelas).
3. Inadequate compliance with standars: Pemenuhan standar yang tidak memadai (tidak
mampu menunjukan penanggung jawab).
b. Bacis cause, penyebab dasar terjadinya kecelakaan disebabkan oleh faktor pribadi (personal
factors) misalnya: Kurang pengetahuan, ketidakmampuan mental, dan ketidakmampuan fisik,

12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

dan faktor pekerjaan (job factors) misalnya: Kurangnya pengawasan, peralatan yang tidak
memadai, dan penyalahgunaan perlengkapan.
c. Immediate causes yaitu penyebab langsung yang memicu terjadinya kecelakaan yaitu
tindakan berbahaya dan kondisi berbahaya
d. Incident, kejadian yang melebihi batas kemampuan sehingga berpotensi menyebabkan
kecelakaan
e. Loss, kerugian yang disebabkan oleh people-peroperty-process.

3. Teori Frank E.Bird Peterson


Beliau merupakan salah satu orang Amerika yang mengatakan bahwa dalam penerapan teori
Heinrich terdapat kesalahan prinsipil. Orang terpaku pada pengambilan salah satu domino yang
seolah-olah menganggulangi penyebab utama kecelakaan, yakni kondisi atau perbuatan tak
aman. Tetapi mereka lupa untuk menelusuri sumber mengakibatkan kecelakaan. F.E.B Peterson
mengadakan modifikasi dengan teori domino Heinrich dengan menggunakan teori manajemen,
yang intinya sebagai berikut:

a. Manajemen yang kurang terkendali (Lack of Control)


Usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya berhasil apabila dimulai dari memperbaiki
manajemen tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Kemudian praktek dan kondisi di bawah
standart merupakan penyebab terjadinya suatu kecelakaan dan merupakan gejala penyebab
utama akibat kesalahan manajemen. (Ibid, USU Reposotory,2007)

13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

Gambar 2.2. Teori Manajemen, Modifikasi Dengan Teori Domino Heinrich

b. Penyebab Dasar (Basic Causes)


Penyebab dasar terjadinya kecelakaan disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
1. Human Factor (Faktor Manusia)
Hasil penelitian bahwa 80-85% kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia. (Budiono.op.cit).
Bahaya kecelakaan kerja umunya disebabkan oleh manusia itu sendiri, antara lain karena
kurangnya pengertian mengenai K3, kurang disiplin, kondisi mental, dll. Unsur-unsur tersebut
menurut buku “ Management Losses” Bab II tentang “ The Causes and effects Of loss” antara
lain:
a. Ketidakseimbangan fisik kemampuan fisik tenaga kerja, antara lain:
1. Tidak sesuai dengan berat badan, kekuatan dan jangkauan.
2. Posisi tubuh yang menyebabkan lebih lemah.
3. Kepekaan tubuh.
14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

4. Kepekaan panca indra terhadap bunyi.


5. Cacat fisik.
6. Cacat sementara.

b. Ketidakseimbangan kemampuan psikologi pekerja, antara lain:


1. Rasa takut/phobia.
2. Gangguan emosional.
3. Sakit jiwa.
4. Tingkat kecakapan.
5. Tidak mampu memahami.
6. Sedikit ide (pendapat).
7. Gerakannya lamban.
8. Keterampilan kurang.

c. Kurang pengetahuan, antara lain:


1. Kurang pengalaman.
2. Kurang orientasi.
3. Kurang latihan memahami tombol-tombol (petunjuk lain).
4. Kurang latihan memahami data.
5. Salah pengertian terhadap suatu perintah.

d. Kurang trampil, antara lain:


1. Kurang mengadakan latihan praktik.
2. Penampilan kurang.
3. Kurang kreatif.
4. Salah pengertian.

15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

e. Stress mental, antara lain:


1. Emosi berlebihan.
2. Beban mental berlebihan.
3. Pendiam dan tertutup.
4. Problem dengan suatu yang tidak dipahami.
5. Frustasi.
6. Sakit mental.

f. Stress fisik, antara lain:


1. Badan sakit/tidak enak badan.
2. Kurang istirahat.
3. Beban tugas berlebihan.
4. Kelelahan sensorik.
5. Terpapar panas yang tinggi.
6. Terpapar bahan yang berbahaya.
7. Kekurangan oksigen.
8. Gerakan terganggu.
9. Dula darah menurun.

g. Motivasi menurun (kurang termotivasi) antara lain:


1. Mau bekerja jika ada hadiah.
2. Frustasi yang berlebihan.
3. Tidak ada umpan balik (feed back)
4. Tidak mendapat intendif produksi.
5. Tidak mendapat pujian dari hasil kerjanya.

16
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

2. Job Factor (Faktor Pekerjaan)


Kecelakaan yang disebabkan oleh faktor pekerjaan adalah sebagai berikut:
a. Standart mutu pekerjaan yang tidak memadai.
b. Jam kerja dan pergeseran waktu.
c. Target pelaksanaan pekerjaan.

c. Penyebab Langsung (Immediate Causes)

Suatu kejadian yang secara cepat memicu terjadinya kecelakaan bila kontak dengan bahaya.
Penyebab Immediate Causes ini meliputi faktor unsafe dan unsafe condition:

1. Unsafe Action (tindakan tidak aman) yaitu suatu tindakan yang salah dalam bekerja tidak
menurut SOP yang telah ditentukan (human error) misalnya dalam mengoperasian mesin,
peralatan, dll. Tindakan yang tidak aman berarti melaksanakan sebuah tugas di bawah standart
dari kondisi yang aman.
2. Unsafe Condition (kondisi tidak aman) yaitu kondisi yang tidak aman akan menyebabkan
kecelakaan misalnya mesin, peralatan, bahan, proses pekerjaan, metode kerja, sifat pekerjaan,
lingkungan (fisik, biologik, kimia). Kondisi yang tidak aman didefinisikan sebagai kondisi fisik
apapun, jika tidak diperbaiki kemungkinan akan mengarah kepada kecelakaan. Untuk
meningkatkan keselamatan pada tempat kerja, kondisi seperti itu harus dideteksi sebelum
kecelakaan terjadi. Selama masih kurangnya pelatihan, kurangnya peralatan yang tepat, dan tidak
amannya rangkaian peristiwa, bekerja di bawah kondisi yang tidak layak menambah kesempatan
untuk terjadinya kecelakaan.

C. Penyebab Kecelakaan Kerja


Menurut ahli K3, sebagian besar kecelakaan bersumber dari manusia dengan tindakan yang tidak
aman (unsafe act). Faktor yang mempengaruhi yaitu tidak tahu, tidak mampu, dan tidak mau
(Endroyo, 2012). Tidak tahu yaitu tidak mengetahui adanya peraturan, bahaya, atau cara kerja

17
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

yang aman sehingga melakukan kesalahan. Tidak mampu yaitu yang bersangkutan telah
mengetahui pelaksanaan pekerjaan dengan benar, namun kemampuan lain yaitu fisik, teknis, dan
non teknis tidak mendukung, sedangkan tidak mau yaitu yang bersangkutan mengetahui dan
mampu bekerja dengan baik, namun tidak mau melakukan sesuai peraturan. Faktor-faktor
tersebut merupakan bentuk keterkaitan tentang perilaku dan kepedulian tentang K3.

Kecelakaan terkait unsur-unsur yaitu People, Equipment, Material, dam Environment (PEME)
yang saling berinteraksi, kecelakaan dapat bersumber dari manusia yang melakukan proses
kegiatan di tempat kerja, kondisi alat/bahan yang kurang memenuhi syarat, dan
ketidakamanannya lingkungan kerja seperti penerangan, ventilasi, kebisingan atau suhu.

Teori Heinrich dalam rahmawati (2013), penyebab kecelakaan kerja antara lain:
1. Penyebab Dasar
a. Faktor manusia yaitu kurangnya kemampuan fisik, mental dan keahlian.
b. Faktor lingkungan yaitu kurangnya standart kerja, alat pelindung/pengaman dan pengawasan.

2. Penyebab Langsung
a. Kondisi berbahaya (unsafe condition) yaitu kondisi tidak standart yang dapat menyebabkan
kecelakaan (Budiono, 2003) misal: peralatan yang tidak memenuhi syarat dan lingkungan
yang tidak sehat.
b. Tindakan berbahaya (unsafe act) yaitu tindakan yang tidak standart dalam tingkah laku
(Budiono, 2003) misal: mengoperasikan alat diluar wewenang, bekerja dengan cara dan
kecepatan salah, menggunakan alat yang rusak, serta menggunakan alat pelindung/pengaman
yang salah.

18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

D. Akibat Kecelakaan Kerja


Menurut Soehatman Ramli (2010), kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja yaitu:

1. Kerugian Langsung (direct cost) antara lain:


a. Biaya pengobatan dan kompensasi, biaya tersebut dikeluarkan sesuai ketentuan yang berlaku
walaupun tidak menutup seluruh kerugian.
b. Kerusakan sarana produksi, misal, kebakaran, ledakan dan tidak berfungsinya sarana dengan
baik.

2. Kerugian Tidak Langsung (indirect cost) antara lain:


a. Kerugian jam kerja
Kecelakaan akan mengakibatkan terhentinya sementara waktu untuk membantu korban
kecelakaan, penyelidikan dan perbaikan. Kehilangan jam kerja yang cukup lama dapat
mempengaruhi produktifitas.
b. Kerugiannya produksi
Tidak berproduksinya sementara waktu akan mengakibatkan adanya kehilangan peluang
untuk mendapatkan keuntungan yang optimal bahkan dapat menimbulkan kerugian produksi
yang cukup banyak.
c. Kerugian social
Kecelakaan berdampak terhadap keluarga korban dan lingkungan sekitar.
d. Citra dan kepercayaan
Ketidakpedulian tentang keselamatan, ketidakamanan, atau kerusakan lingkungan akan
menurunkan citra dan kepercayaan.

19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

E. Pencegahan Kecelakaan Kerja


Menurut International Labour Office (1989) dalam Suma’mur (1996), pencegahan kecelakaan
kerja dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Peraturan-peraturan yaitu ketentuan dalam bekerja sejak awal pekerjaan sampai selesai
kontrak
2. Standarisasi yaitu penetapan standar persyaratan keselamatan tentang jenis peralatan,
praktek keselamatan, hygiene, dan alat pelindung diri (APD)
3. Pengawasan yaitu pengawasan terhadap ketentuan-ketentuan
4. Penelitian teknik meliputi sifat dan bahan yang berbahaya, pengujian APD, penyelidikan
pengamanan dan pencegahan peledakan gas
5. Riset medis meliputi efek fisiologis dan patologis terhadap lingkungan, teknologi dan fisik
yang dapat mengakibatkan kecelakaan
6. Penelitian psikologis tentang kejiwaan yang menyebabkan kecelakaan
7. Penelitian statistik dalam menetapkan jenis dan jumlah kecelakaan, korban, pekerjaan dan
sebab-sebabnya
8. Pendidikan keselamatan dengan sekolah atau kursus-kursus
9. Latihan-latihan yaitu latihan jangka pendek khususnya tenaga baru
10. Persuasi yaitu penyuluhan kesadaran untuk bekerja dengan selamat
11. Asuransi yaitu financial bentuk pengurangan premi yang dibayar oleh perusahaan.

Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan (Musafir, 2012),
antara lain:
1. Pendekatan administrasi, antara lain:
a. Pengaturan waktu dan jam kerja
b. Mengatur pola dan sistem kerja
2. Pendekatan manajemen, anatara lain:
a. Mengembangkan komitmen manajemen.
b. Menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

3. Pendekatan manusia, antara lain:


a. Pembinaan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja
b. Komunikasi K3.

Menuruut katia (2009), pengontrolan dalam bentuk pencatatan jumlah kecelakaan kerja berguna
sebagai:
a. Data untuk mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi di tempat kerja
b. Audit statistik yang akurat dalam pengukuran safety
c. Evaluasi berkala untuk adanya perbaikan
d. Informasi untuk memudahkan perencanaan selanjutnya.

2.2.7. Inspeksi dan Audit SMK3


Salah satu kegiatan lain dalam pengukuran kinerja SMK3L yaitu, inspeksi dimana mengandung
pengertian yaitu kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk memeriksa kelengkapan secara
teknis dari suatu tempat atau plant. Sedangkan inspeksi K3 yaitu merupakan pengujian secara
detail dari suatu obyek seperti tempat kerja yang khusus, departemen atau bagian, unit, mesin,
instalasi ataupun proses. Hal tersebut bertujuan memastikan bahwa setiap potensi bahaya di
identifikasikan secara tepat dan untuk mengetahui prioritas tindakan yang diambil. Ada beberapa
tipe yang didasarkan atas periode pelaksanaan yang terdapat pada Tabel 2.1 dibawah ini:

21
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

Tabel 2.1. Inspeksi berdasarkan atas periode pelaksanaan

Tipe Pelaku Frekuensi Tipe Pelaku Frekuensi Tipe Pelaku Frekuensi


Terus Supervisor tingkat atas
Tidak terjadwal
menerus/continue Pekerja yang terlatih
Ahli/profesional yang Terjadwal pada saat yang
Periodik
terlatih tepat
Manajemen puncak atau
Jarang Sesuai kebutuhan
menengah

Berapa seringnya kegiatan inspeksi dilaksanakan tergantung dari berbagai aspek yaitu:
a. Potensi kecelakaan: semakin besar potensi kecelakaan terjadi semakin sering dilakukan
inspeksi.
b. Sejarah kecelakaan: Hal ini dapat dilihat pada riwayat kecelakaan masa lalu mengacu pada
catatan perawatan, produksi, laporan penyelidikan kecelakaan dan laporan inspeksi.
c. Persyaratan peralatan: mengacu pada petunjuk dari peralatan manufaktur.
d. Usia peralatan: Semakin lama usia dari suatu peralatan semakin sering dilakukan inspeksi.
e. Peralatan hokum: Hasil perundingan dengan departemen yang sesuai. Setelah dijelaskan
pengertian audit dan inspeksi diatas, dimana keduanya merupakan kegiatan pengukuran dan
pemeriksaan. Kegiatan tersebut berbeda, baik dalam pendekatannya maupun metode
penerapannya meskipun masing-masing kegiatan dimaksudkan untuk memperlihatkan
kelemahan yang berpotensi menimbulkan bahaya, kerusakan harta ataupun kecelakaan. Untuk
itu kita perlu mengtahui perbedaannya agar lenih jelas dalam pengertian maupun
penafsirannya. Hal tersebut dapat kita lihat dalam Tabel 2.2 berikut ini:

22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

Tabel 2.2. Perbedaan Inspeksi dan Audit SMK3L

Audit SMK3 Inspeksi K3


Upaya mengukur efektifitas dari Upaya menemukan kesesuaian dari
pelaksanaan suatu sistem suatu obyek
Difokuskan terhadap suatu sistem Difokuskan terhadap suatu obyek
Penekanan terhadap proses Penekanan terhadap hasil akhir
Metode palaksanaan : dengan
Metode pelaksanaan : tinjauan
pengujian secara teknis dan
ulang, verifikasi dan observasi
mendetail
Jangka panjang Jangka pendek

Inspeksi K3 harus dilakukan lebih sering dibandingkan audit SMK3 (safety audit), karena
bersifat mencari identifikasi terhadap bahaya, maka potensi bahaya dapat diketahui lebih awal
sehingga tindakan dapat diambil segera. Sedangkan untuk audit membutuhkan persiapan-
persiapan yang cukup lama yang meliputi keseluruhan aspek yang ada di area/plan sehingga
audit dilakukan tahunan atau paling banyak 2 kali dalam setahun dan idealnya jika dilakukan
setahun sekali.

2.2.8. Kuesioner
Menurut Riduwan (2008) dalam Rahmawati (2013) kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
diberikan kepada responden bertujuan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu
masalah dan responden tidak khawatir dalam memberikan jawaban. Sedangkan menurut
Suharsini Arikunto (2002), kuesioner berbentuk pertanyaan tertulis yang bertujuan mendapatkan
informasi pribadi responden atau hal-hal lain yang diketahuinya. Kuesioner dilihat dari sudut
pandang adalah:
a. Cara menjawab
1. Kuesioner terbuka yaitu responden menjawab sendiri dengan kalimatnya.
2. Kuesioner tertutup yaitu responden menjawab sesuai dengan yang disediakan.

23
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

b. Jawaban
1. Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya sendiri
2. Kuesioner tidak langsung yaitu responden menjawab tentang hal lain
c. Bentuk
1 kuesioner pilihan ganda yang dimaksud adalah kuesioner tertutup.
2 Kuesioner isian yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
3 Check list yaitu suatu daftar dengan membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang
sesuai.
4 Rating scale (skala bertingkat) yaitu pertanyaan yang diikuti kolom-kolom yang
menunnjukan tingkatan.

2.2.9. Variabel Penelitian

a. Uji Normalitas
Distribusi sampling adalah distribusi peluang dari seluruh nilai yang memungkinkan dapat
dilakukan menggunakan statistik ketika dihitung dari sampel acak dari ukuran yang sama,
diturunkan dari populasi yang spesifik. Distribusi sampling bisa memiliki distribusi data normal
atau tidak normal. Secara teoritis, semakin besar ukuran sampelnya, maka data akan mendekati
normal.

b. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2002) dalam Noorahman (2014) Teknik pengujian validitas menggunakan
teknik korelasi Pearson Product Moment dengan tingkat signifikansi 5% untuk mengetahui
keeratan pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dengan cara
mengkorelasikan antara skor butir pada questioner terhadap skor total. Apabila nilai total
pearson correlation > 0,3 maka item tersebut valid. Adapun Rumus Pearson Product Moment :

24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

n. xy   x y


r
n. x 2 2

  x . n. y2   y
2
 (2.1)

r = korelasi Product Moment

n = cacah subjek uji coba

x = jumlah skor variabel (x)

y = jumlah skor variabel (y)

x 2
= jumlah skor kuadrat variabel (x)

y 2
= jumlah skor kuadrat variabel (y)

 xy = jumlah perkalian skor variabel (x) dan (y)

c. Uji Reliabilitas

Sekaran (2003) dalam Christina (2012) Metode yang digunakan pada uji reabilitas adalah metode
Cronbach’s Alpha. Perhitungan Cronbach’s Alpha dengan menghitung rata-rata interkorelasi di
antara butir-butir pertanyaan dalam kuisioner. Semakin dekat koefisien keandalan dengan 1,
semakin baik. Keandalan kurang dari 0,6 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,7 bisa
diterima, dan lebih dari 0,8 adalah baik.

Rumus Cronbach’s Alpha:

k    b 
2

rtt  . 1
k  1   t 2 
(2.2)

25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

r11 = reliabilitas questioner

k = banyaknya butir pertanyaan

 b 2
= jumlah variansi butir

 t2 = variansi total

Alpha cronbach adalah koefisien keandalan (reliability) yang menunjukkan seberapa baik item
dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Nilai Cronbach’s Alpha
kemudian dibandingkan dengan tabel Cronbach’s Alpha untuk melihat nilai keandalan.

Tabel 2.3. Tabel Cronbach’s Alpha

No Interval Kriteria

1 < 0.200 Sangat Rendah

2 0.200 - 0.399 Rendah

3 0.400 - 0.599 Cukup

4 0.600 - 0.799 Tinggi

5 0.800 - 1.00 Sangat tinggi

2.2.10. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Uji ini dilakukan dengan melihat normal probability plot.
Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan

26
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

dibandingkan dengan garis diagonal, jika distribusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

b. Uji Multikolinraritas
Multikolinieritas adalah menunjukkan hubungan linier diantara variabel independen. Pengujian
multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan nilai varian inflation factor (VIF) yang
diperoleh dari pengujian hipotesis. Kriteria terjadinya multikolinieritas adalah apabila VIF lebih
besar dari 10 berarti terjadi masalah yang berkaitan dengan multikolinieritas, sebaliknya apabila
nilai VIF dibawah 10 berarti model regresi tidak mengandung multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variandari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual
atau pengamatan satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas.

Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variable terikat,yaitu ZPRED (sumbu X), dengan residualnya SRESID (sumbu Y). Jika ada pola
tertentu sepert titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar
kemudian menyampit) maka mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola
yang jelas dan teratur, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,maka
tidak terjadi heteroskedastisitas

d. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota
serangkaian observasi yang diurutkan secara waktu (time series) ataus secara ruang (cross
sectional). Mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson.
Pengujian autokorelasi akan dilakukan berdasarkan nilai Durbin-Watsonnya.

27
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

Jika DW < DL menyatakan terjadinya autokorelasi, maka Ho ditolak

Jika DW > 4 – DL menyatakan terjadinya autokorelasi, maka Ho ditolak

e. Uji Linieritas
Pengujian linearitas ini perlu dilakukan, untuk mengetahui model yang dibuktikan merupakan
model linear atau tidak. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan curve estimation, yaitu
gambaran hubungan linier antara variabel X dengan variabel Y. Jika nilai sig f < 0,05, maka
variabel X tersebut memiliki hubungan linier dengan Y.

2.2.11. Analisis Data Regresi Berganda


Analisis regresi berganda yaitu suatu analisis untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel
faktor keselamatan dan kesehatan kerja terhadap penyebab kecelakaan kerja. Analisis regresi
berganda menggunakan rumus persamaan yaitu:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e


Dimana:
Y = Tingkat Kecelakaan Kerja a = Konstanta
b1 = Koefisien Regresi dari Variabel X1 b2 = Koefisien Regresi dari Variabel X2
X1 = Faktor Lingkungan Kerja X2 = Faktor Material
b3 = Koefisien Regresi dari Variabel X3 b4 = Koefisien Regresi dari Variabel X4
X3 = Faktor Manajemen SMK3 X4 = Faktor Alat
b5 = Faktor Koefisien Regresi dari Variabel X5
X5 = Faktor Pekerja
e = Error

2.2.12. Uji Hipotesis


a. Uji F (Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel independent terhadap
variabel dependent.

28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

1. Jika Fhitung < Ftabel, maka independent tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependent.
2. Jika Fhitung > Ftabel, maka independent mempunyai hubungan yang signifikan terhadap
variabel dependent

b. Uji T (Uji Parsial)


Menurut Sugiono (2010), uji T digunakan untuk menguji sendiri-sendiri secara signifikan
hubungan antara variabel independent (variabel X)
1. Jika Thitung > Ttabel maka variabel independent mempunyai keeratan hubungan yang
signifikan terhadap variabel dependent.
2. Jika Thitung < Ttabel maka variabel independent tidak mempunyai keeratan hubungan yang
signifikan.

2.3. Pengertian SPSS


SPSS adalah sebuah program komputer yang digunakan untuk membuat analisis statistika. SPSS
dipublikasikan oleh SPSS Inc. Semula SPSS hanya digunakan untuk ilmu social saja, tapi
perkembangan berikutnya digunakan untuk berbagai disiplin ilmu sehingga kepanjangannya
berubah menjadi “Statistical Product and Service Solution” (Nisfiannoor, Muhammad,
Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Social, Salemba Humanika, 2009:15).

SPSS digunakan oleh peneliti pasar, peneliti kesehatan, perusahaan survei, pemerintah, peneliti
pendidikan, organisasi pemasaran, dan sebagainya. Selain analisis statistika, manajemen data
(seleksi kasus, penajaman file, pembuatan data turunan) dan dokumentasi data (kamus metadata
ikut dimasukkan bersama data) juga merupakan fitur-fitur dari software dasar SPSS. (Pusat Data
dan Statistik Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014).

29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

Statistik yang termasuk software dasar SPSS:

a. Statistik Deskriptif: Tabulasi Silang, Frekuensi, Deskripsi, Penelusuran, Statistik


Deskripsi Rasio.
b. Statistik Bivariat: Rata-rata, t-test, ANOVA, Korelasi (bivariat, parsial, jarak),
Nonparametric tests.
c. Prediksi Hasil Numerik: Regresi Linear
d. Prediksi untuk mengidentivikasi kelompok: Analisis Faktor, Analisis Cluster (twostep, K-
means, hierarkis), Diskriminan.

2.3.1. Cara Kerja Program SPSS For Windows


Ada beberapa teknik statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis data. Tujuan dari analisis
data adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terdapat dalam data tersebut dan
menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu masalah. Sebelum mengolah data, diperlukan
pengelompokkan data terlebih dahulu agar dapat menghasilkan penelitian dengan hasil yang
baik.
Data yang diolah dimasukkan sebagai input, kemudian dengan proses pengolahan data oleh
komputer dihasilkan output berupa informasi untuk kegunaan lebih lanjut. Berikut sedikit
gambaran tentang cara kerja komputer dengan program SPSS 20.0 for windows dalam mengolah
data.

Input data Proses Output data


Data Viewer
Editor Data Editor

2.3.1.1. Langkah-langkah Uji F Dengan SPSS


Uji F digunakan untuk menguji salah satu hipotesis di dalam penelitian yang menggunakan
analisis Regresi Linear Berganda. Pada artikel kali ini, kami akan menampilkan langkah-langkah
Uji F tersebut dengan menggunakan bantuan software IBM SPSS20, tetapi langkah-langkah
yang kami tampilkan di sini bisa juga diterapkan pada software SPSS versi di bawah 20.

30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

1. Klik Analyze --> Regression --> Linear.

2. Setelah itu akan muncul window baru, kemudian masukkan variabel Y dalam kotak
‘Dependent’ dan variabel X1,X2,X3,X4,X5 ke dalam kotak ‘Independent’.

31
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

3. Klik ‘OK’ untuk mengakhiri langkah

4. Setelah itu, akan muncul window baru yaitu output dari analisis tersebut. Yang digunakan
hanya tabel ‘ANOVA’ khususnya untuk kolom ‘F’ dan ‘Sig.’.

32
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

Kriteria Pengujian:

Setelah melihat tabel ‘ANOVA’ diatas, langkah selanjutnya adalah kriteria pengujiannya.
Terdapat dua cara kriteria pengujian, dan bisa dipilih salah satu saja, yaitu:

1. Nilai ‘F’

Nilai F dalam contoh diatas adalah 14,055. Angka ini adalah nilai F hitung, yang selanjutnya
dibandingkan dengan nilai F tabel. Apabila nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antaraX1,X2,X3,X4,X5 secara simultan
terhadap Y dan sebaliknya.

2. Nilai‘Sig.’

‘Sig.’ di sini berarti taraf Signifikansi. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai ‘Sig.’ lebih
kecil dari taraf signifikansi yang digunakan (misal: 0,01 / 0,05 / 0,1 tergantung peneliti) maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara X1,X2,X3,X4,X5 secara
simultan terhadap\Y dan sebaliknya.

2.3.1.2. Langkah-langkah Uji T Dengan SPSS


Uji t adalah uji parsial yang digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian yang menggunakan
analisis regresi linear berganda. sebagian besar sama, perbedaannya terletak pada tabel yang

33
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

digunakan. Kalau dalam Uji F menggunakan tabel ANOVA, sedangkan dalam Uji t yang
digunakan adalah tabel Coefficients.

Dalam analisis regresi linear berganda, Uji t digunakan untuk uji parsial (sendiri-sendiri) dalam
arti menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

Misalnya anda ingin menguji pengaruh X1,X2,X3,X4,X5 terhadap Y. Terdapat dua variabel
bebas dan satu variabel terikat. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel X1
terhadap Y dan X2 terhadap Y. Berbeda dengan Uji F yang digunakan untuk menguji pengaruh
X1,X2,X3,X4,X4 (bersama-sama) terhadap Y.

Langkah-langkahnya :

1. Klik Analyze --> Regression --> Linear

34
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

2. Setelah itu akan muncul window baru, kemudian masukkan variabel Y ke dalam kotak
‘Dependent’ dan variabel X1,X2,X3,X4,X5 ke dalam kotak ‘Independent’.

3. Klik ‘OK’ untuk mengakhiri langkah

4. Setelah itu, akan muncul window baru yaitu output dari analisis tersebut. Yang digunakan
hanya tabel ‘Coefficients’ khususnya untuk kolom ‘t’ dan ‘Sig.’.

35
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

Kriteria Pengujian

Setelah melihat tabel ‘Coefficients’ diatas, langkah selanjutnya adalah kriteria pengujiannya.
Terdapat dua cara kriteria pengujian, dan bisa dipilih salah satu saja, yaitu:

1. Nilai ‘t’

Nilai t dalam contoh diatas adalah untuk X1,X2,X3,X4,X5 . Angka ini disebut dengan t hitung,
yang selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung kedua variabel tersebut
lebih besar dari t tabel maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
X1,X2,X3,X4,X5 secara parsial (sendiri-sendiri) Y.

2. Nilai‘Sig.’

‘Sig.’ di sini berarti taraf Signifikansi. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai ‘Sig.’ lebih
kecil dari taraf signifikansi yang digunakan (misal: 0,01 / 0,05 / 0,1 tergantung peneliti) maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antaraX1,X2,X3,X4,X5 secara
parsial (sendiri-sendiri) terhadap Y.

2.3.1.3. Langkah-langkah Uji Validitas dan Reliabilitas dengan SPSS


1. Distribusi data pada excel copy ke spss data view, hasilnya adalah sebagai berikut:

36
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

2. Klik variabel view (letaknya kiri bawah), nama tulis nomor pernyataan beserta jumlahnya,
desimal tulis o pada label tulis nomer pernyataan dan jumlahnya, hasilnya adalah
3. Setelah nama, desimal, dan label diisi maka hasilnya adalah

4. Pada langkah spss no.3, klik analyze, pilih scale, pilih reliability analysis dan hasilnya sebagai
berikut

5. Sorot semua pernyataan 1-25, tanpa jumlah, pindahkan ke kolom items, hasilnya adalah

6. Klik statistics, pada descriptive for klik scale if item deleted

37
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

7. Klik continue, oke, hasilnya adalah

38
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

Hasil korelasi dengan jumlah variabel pada kolom corrected item-total correlation, nilai
reliabilitas alpha terletak pada tabel reliability statistic kolom cronbach alpha. Untuk variabel
yang lain langkah-langkah uji validitas dan reliabilitas dengan SPSS sama dengan diatas. Baca
juga Pengujian Validitas dan Reliabilitas.

2.3.1.4. Uji Normalitas dengan SPSS


1. Langkah 1.
Distribusi data pada excel copy ke spss data view, Buat data unstandardized residual

- Pilih menu analyze


- Regression Linear
- Masukan variabel X1,X2,X3,X4,X5 ke kolom Independent dan Variabel Y ke kolom
dependent
- Klik save pada bagian residual
- Centang unstandardized
- Klik continue
- Klik OK maka akan muncul variabel baru dengan nama RES_1

39
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

2. Langkah 2
- Selanjutnya pilih menu analyze, lalu pilih non parametic, test, legacy dialogs, pilih menu
sampel K_S
- Masukan variabel unstandardized residual ke kotak test variabel

40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

- Pada test distribution centang normal


- OK

2.3.1.5. Uji Heteroskedatisidas dengan SPSS


- Selanjutnya akan membuat variabel Res_2
- Menu utama SPSS pilih transform
- Lalu compute variabel
- Pada kotak target variabel is dengan RS2 pada kotak numeric expression ketik rumus
ABS_RES(RES_1)
- Kemudian klik OK, maka akan muncul Variabel baru dengan nama RES_2
- Back, dari menu utama SPSS pilih analyze kemudian pilih regression, lalu klik linear
- Kemudian muncul kotak dialog dengan nama linear regression, lalu keluar dulu variabel
penyebab kecelakaan (Y) dan ganti dengan variabel RES2
- Save

41
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

- Muncul kotak dengan nama linear regression: save, selanjutnya pada bagian residual
hilangkan tanda centang (√) unstandardized, continue
- OK

 Maka output vieweer yang dihasilkan seperti dibawah ini :

42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

43
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

Terlihat grafik scalerplot diatas bahwa titik tidak menyebar secara acak baik dibawah angka 0
pada sumbuh Y. Hal ini menyimpulkan bahwa terjadi Heterokedastisidas model Regresi. Maka
data yang kita gunakan memenuhi syarat untuk dilakukan Regresi Berganda.
(https://gabrielaeman.wordpress.com/2013/11/24/analisa-linear-berganda-dengan-program-spss-
16/).

44
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

2.3.2 Kerangka Pemikiran Penelitian


Kerangka Pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Faktor Lingkungan Kerja


(X1)

Faktor Material
(X2)

Faktor Manajemen SMK3


(X3) Tingkat Kecelakaan kerja
(Y)

Faktor Alat
(X4)

Faktor Pekerja
(X5)

Gambar 2.3. Kerangka pemikiran penelitian

2.3.3 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, landasan teori, kerangka pemikiran,
hipotesis penelitian ini adalah:
a. Diduga ada pengaruh yang signifikan dan positif antara faktor Lingkungan Kerja (X1) yang
berperan dalam tingkat kecelakaan kerja (Y) pada pekerja Proyek Pembangunan Gedung di
Wilayah Tangerang dan sekitarnya.
b. Diduga ada pengaruh yang signifikan dan positif antara faktor Material (X2) yang berperan
dalm tingkat kecelakaan kerja (Y) pada pekerja Proyek Pembangunan Gedung di Wilayah
Tangerang dan sekitarnya.

45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

c. Diduga ada pengaruh yang signifikan dan positif antara faktor Manajemen SMK3 (X3) yang
berperan dalm tingkat kecelakaan kerja (Y) pada pekerja Proyek Pembangunan Gedung di
Wilayah Tangerang dan sekitarnya.
d. Diduga ada pengaruh yang signifikan dan positif antara faktor Alat (X4) yang berperan
dalam tingkat kecelakaan kerja (Y) pada Proyek Pembangunan Gedung di Wilayah Tangerang
dan sekitarnya.
e. Diduga ada pengaruh yang signifikan dan positif antara faktor Pekerja (X5) yang berperan
dalam tingkat kecelakaan kerja (Y) pada Proyek Pembangunan Gedung di Wilayah Tangerang
dan sekitarnya.

2.4. Variabel dan Pengukuran

2.4.1. Konsep dan Variabel Penelitian

Beberapa unsur yang merupakan perangkat pokok penelitian adalah konsep, variabel, dan item.
Pemahaman unsur-unsur tersebut diperlukan untuk dapat merumuskan hubungan teoritis dengan
baik. Selanjutnya pengetahuan tentang konsep, variabel dan item, lebih diperlukan agar peneliti
mempunyai gambaran tentang data yang hendak dikumpulkan dengan penelitian.

Menurut Singaribun dan Efendi (1998) dalam Bulannurdin (2013), konsep adalah generaliasi
dari kelompok fenomena tertentu sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai
fenomena yang sama. Guna mendekati operasional konsep dijabarkan ke dalam variabel-
variabel, dimana variabel-variabel adalah segala sesuatu yang akan dijadikan objek pengamatan
penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.

Berdasarkan definisi operasional di atas maka dapat diterangkan konsep, variabel,


indikator dan kerangka pemikiran, dengan keseluruhan variabel ini kemudian diadakan
pengukuran. Menurut Stevens yang dikutip Nazir (1998) dalam Bulannurdin (2013),
menjelaskan, bahwa pengukuran adalah penetapan/pemberian angka terhadap obyek atau
fenomena menurut aturan tetentu.

46
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

Tabel 2.4. Instrumen Penelitian

Variabel Faktor Sumber


Faktor Lingkungan Kerja (X1)
Faktor Material (X2)
Sistem Manajemen UU No.1 Th 1970;
Keselamatan dan Faktor Manajemen SMK3 (X3) PER.05/MEN/1996; ISO
Kesehatan Kerja Faktor Alat (X4) 9001:2008; OHSAS 18001:2007.
(SMK3) Anang (2014). Dwi (2013)
Faktor Pekerja (X5)

UU No.1 Th 1970;
Tingkat Kecelakaan PER.05/MEN/1996; ISO
Kerja (Y) 9001:2008; OHSAS 18001:2007.
Anang (2014). Dwi (2013)

2.4.2. Definisi Operasional


Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan
memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiyono, 2004).

a. Definisi Operasional Lingkungan Kerja (X1)


Kondisi dimana keadaan yang terdapat pada lokasi kerja yang mendorong K3 bila seluruh
pekerjaannya mengutamakan program K3 dan diharapkan Lingkungan kerja semakin
mengutamakan program K3 dan diharapakan lingkungan kerja semakin kondusif dan
meningkatkan motivasi para pekerja.

b. Definisi Manajemen Material (X2)


Pengadaan material dan peralatan kerja menjadi salah satu faktor penting kelancaran sebuah
proyek. Pembuatan bill of material yang tepat dari awal akan sangat membantu proses
pengadaan material dan pengelolaan material. Meski harus diakui, ditengah-tengah berjalannya
proyek bisa saja terjadi pekerjaan tambah kurang. Agar proses pengadaan material dapat berjalan

47
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

dengan lancar namun tetap dapat dikontrol perlu dibuat mekanisme pengadaan material yang
cepat dan tepat sehingga material tersedia pada waktu yang dibutuhkan tanpa hilangnya kontrol.

c. Definisi Manajemen SMK3 (X3)


Secara normatif sebagaimana terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1, Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses
dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.

d. Definisi Operasional Alat (X4)


Manajemen Aset Menjadi critical point berikutnya yang harus diperhatikan oleh to manajemen
dalam hal ini bagian general affair atau maintenance. Perlu ditekankan bahwa pemeliharaan
sangat berbeda dengan perbaikan. Pemeliharaan adalah upaya preventif agar peralatan yang
dimiliki selalu dalam kondisi siap digunakan. Tanpa prosedur pemeliharaan yang baik, mesin
atau peralatan bisa saja rusak pada saat dibutuhkan.

e. Definisi Operasional Pekerja (X5)


Tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja
guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat; Orang yang
bekerja di suatu perusahaan dan/atau di tempat kerja. (No: PER.05/MEN/1996).

Pekerja merupakan unsur pelaksanaan proyek apabila seluruh pekerja mengutamakan program,
peraturan dan prosedur K3 dan diharapkan pada pelaksanaannya akan mengurangi dampak
resiko terjadinya kecelakaan kerja sehingga pelaksanaan pekerjaan menjadi produktif dan efisien
dalam mencapai target pekerjaan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

48
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Dasar Teori


Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Sekitarnya

f. Definisi Operasional Tingkat Kecelakaan Kerja (Y)


Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk
penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang
biasa atau wajar dilalui (Peraturan Menteri Pu Nomor : 06/Prt/M/2008 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pemeriksaan Konstruksi).

49
commit to user

Anda mungkin juga menyukai