Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.

4 April 2019 (433-448) ISSN: 2337-6732

MODEL PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA PADA PROYEK INFRASTRUKTUR
JALAN TOL MANADO-BITUNG
Adrian P. Marthinus
Fabian J. Manoppo, Shirly S. Lumeno
Prodi Teknik Sipil, Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado
email: popjazzstar@gmail.com

ABSTRAK
Penerapan Sistem Manajemen K3 oleh perusahaan konstruksi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti sistem manajemen K3 itu sendiri, teknologi keselamatan yang digunakan, serta memadainya
sarana prasarana kesehatan kerja di lokasi proyek.
Proyek infrastruktur jalan tol Manado-Bitung adalah proyek konstruksi dengan resiko kecelakaan
kerja yang tinggi dengan penggunaan tenaga kerja, alat berat dan material dalam skala besar,
sehingga diperlukan model penerapan sistem manajemen K3 yang mengatur, meminimalisasi
terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja yang dapat menjadi acuan bagi semua pelaku
konstruksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor-faktor pada sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) pada Proyek Infrastruktur Jalan Tol Manado-
Bitung, serta menghasilkan model penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) pada Proyek Infrastruktur Jalan Tol Manado-Bitung. Penelitian dilakukan menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif, dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah survei kuisioner dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan kualitas yang berbeda antara dua kontraktor pelaksana pada Proyek
Infrastruktur Jalan Tol Manado-Bitung.
Kata kunci: Model, Sistem Manajemen K3, proyek, infrastruktur, Tol Manado-Bitung

PENDAHULUAN merupakan kebutuhan organisasi perusahaan


baik untuk internal dalam hal lancarnya proses
Latar Belakang Masalah produksi maupun eksternal seperti mematuhi
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan legislasi dan kontrak kerja.
Kerja (K3) merupakan bentuk pendekatan Di bidang konstruksi, sistem manajemen K3
sistematis yang dilakukan di tempat kerja seperti bukanlah sesuatu yang baru. Beberapa tahun lalu
membagi tanggung jawab terhadap tindakan pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri No. 9
yang terkait K3 di tempat kerja; menetapkan Tahun 2008 tentang Pedoman SMK3 dan PP No.
standar kerja dan kerangka kerja untuk mencapai 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3.
standar tersebut; memberi-kan penekanan Terkait dengan sistem manajemen K3 di bidang
terhadap pengaturan K3; serta memfasilitasi konstruksi, kenyataan di lapangan kelemahan
penegakan aturan/kebijakan. sistem manajemen yang paling besar
Manajemen K3 ini merupakan bagian dari menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Hal
sistem manajemen K3 yang terintegrasi dengan ini dikarenakan sistem manajemen K3 yang
manajemen keseluruhan dari sebuah perusahaan diterapkan oleh perusahaan-perusahaan tidak
yang bertujuan mendapatkan hasil optimal melakukan pening-katan berkelanjutan
secara keseluruhan dalam input-proses maupun (continual improvement) dan bersifat memenuhi
output terkait aspek K3. Sistem Manajemen tingkat pemenuhan dari konsumen semata.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Tercatat melalui UU Ketenagakerjaan,
adalah sistem yang menghubungkan dan kewajiban menyelenggarakan Sistem
menyusun urutan proses untuk mencapai tujuan Manajemen K3 pada perusahaan-perusahaan
tertentu, serta menciptakan suatu cara besar baru menghasilkan 2,1% saja dari 15.000
pengelolaan K3 yang teridentifikasi dan dapat lebih perusahaan berskala besar di Indonesia
dilakukan terus menerus. yang sudah menerapkan Sistem Manajemen K3.
Sistem manajemen K3 diperlukan karena Dampaknya, angka kecelakaan kerja sektor

433
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (433-448) ISSN: 2337-6732

konstruksi menurut BPJS Ketenagakerjaan pada 1. Bagaimana faktor-faktor pada sistem


tahun 2015 tercatat 110.285 kasus dengan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
korban meninggal dunia 2.375 orang sedangkan (SMK3) pada Proyek Infrastruktur Jalan Tol
pada tahun 2016 tercatat 101.367 kasus dengan Manado-Bitung?
korban meninggal dunia 2.382 orang. Hal ini 2. Bagaimana model penerapan sistem
menunjukkan penerapan Sistem Manajemen K3 manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
oleh perusahaan konstruksi masih tergolong (SMK3) pada Proyek Infrastruktur Jalan Tol
rendah. Manado-Bitung?
Penerapan Sistem Manajemen K3 oleh
perusahaan konstruksi dipengaruhi oleh Tujuan Penelitian
beberapa faktor, seperti sistem manajemen K3 Tujuan penelitian ini adalah untuk:
itu sendiri, teknologi keselamatan yang 1. Identifikasi dan Evaluasi faktor- faktor pada
digunakan dan diterapkan, serta memadainya sistem manajemen keselamatan dan
sarana prasarana kesehatan kerja di lokasi kesehatan kerja (SMK3) pada Proyek
proyek. Infrastruktur Jalan Tol Manado-Bitung.
Penelitian Herlina (2016) pada penerapan 2. Menghasilkan model penerapan sistem
sistem manajemen K3 di PT. Semen Padang manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
tahun 2015 menunjukkan bahwa penerapan (SMK3) pada Proyek Infrastruktur Jalan Tol
SMK3 belum diterapkan optimal sepenuhnya, Manado-Bitung.
sekalipun sudah ada kebijakan pemerintah (PP
No. 50 Tahun 2012) dalam penerapan SMK3. Batasan Penelitian
Hal ini terkendala oleh pengetahuan pekerja Penelitian ini menggunakan batasan sebagai
terkait K3 yang diterapkan. Selain itu, penelitian berikut:
terhadap tingkat pelaksanaan sistem manajemen 1. Penelitian dilakukan pada proyek pem-
K3 pada proyek konstruksi di Indonesia untuk bangunan Jalan Tol Manado-Bitung.
proyek risiko tinggi disimpulkan bahwa 2. Tempat Penelitian pada Jalan Tol 1 dan Jalan
kelengkapan fasilitas K3 yang tersedia masih Tol 2.
dikategorikan sedang yaitu sebesar 75%. 3. Pelaksana Konstruksi yang ditinjau adalah
Penelitian pada penerapan sistem PT. Hutama Karya dan kontraktor asing
manajemen K3 pada proyek pembangunan Hotel SINO Road and Bridge Group Co., Ltd (Tol
Dialog Banyuwangi menyimpulkan kecelakaan 1) dan PT. Waskita Karya (Tol 2).
yang terjadi pada proyek banyak disebabkan 4. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
karena kelalaian faktor manusia, dalam hal dan Kesehatan Kerja (SMK3) di lokasi
mengidentifikasi bahaya saat bekerja, seperti penelitian.
tidak memakai sabuk pengaman saat di 5. Penelitian dilakukan pada jam kerja dengan
ketinggian. Berdasarkan uraian tadi, maka perlu pengambilan data kuisioner, wawancara dan
adanya sebuah model penerapan sistem observasi di proyek terkait sesuai dengan
manajemen K3 yang mengatur dan peraturan-peraturan yang berlaku.
meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
Proyek infrastruktur jalan tol Manado- Manfaat Penelitian
Bitung adalah salah satu proyek konstruksi 1. Manfaat Praktis
dengan resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil
Dengan jumlah penggunaan tenaga kerja, alat penelitian adalah seperti berikut yaitu:
berat dan material dalam skala besar, maka a. Bagi pekerja konstruksi, hasil penelitian
diperlukan sebuah model penerapan sistem ini bisa dijadikan salah satu pedoman
manajemen K3 yang mengatur, meminimalisir dalam mengoptimalkan penerapan sistem
terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja serta mana-jemen keselamatan dan kesehatan
dapat menjadi acuan bagi semua pelaku kerja pada proyek Infrastruktrur Jalan.
konstruksi. b. Dapat dijadikan acuan perbaikan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan
Rumusan Masalah kerja perusahaan-perusahaan lain.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, 2. Manfaat Akademis
maka yang menjadi rumusan masalah dari Manfaat akademis yang diharapkan dari hasil
penelitian ini adalah: penelitian adalah seperti berikut yaitu:
a. Untuk bidang ilmu pengetahuan, hasil

434
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (433-448) ISSN: 2337-6732

penelitian ini diharapkan dapat demikian, SMK3 akan berjalan terus-menerus


memberikan kontribusi terhadap kemajuan secara berkelanjutan selama aktivitas organisasi
ilmu pengetahuan, khususnya pada masih berlangsung.
pengembangan upaya-upaya untuk
menghasilkan terobosan baru di bidang
PLAN
K3 Konstruksi.
b. Dibidang penelitian diharapkan hasil (Perencanaan)
penelitian ini bisa dijadikan referensi bagi
peneliti lainnya yang hendak meneliti ACTION
DO
masalah K3 Konstruksi. (Tinjauan
(Implementasi)
Manajemen)

TINJAUAN PUSTAKA CHECK


(Pengukuran dan
Sistem Manajemen K3 (SMK3) Pemantauan)
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen Gambar 1. Siklus Manajemen PDCA
perusahaan secara keseluruhan dalam rangka Sumber: OHSAS 18001, 2007
pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
yang aman, efisien dan produktif. dan Kesehatan Kerja
Penerapan SMK3 bertujuan untuk Menurut PP No. 50 Tahun 2012 pasal 3 ayat
meningkatkan efektifitas perlindungan 1 dijelaskan bahwa penerapan SMK3 dilakukan
keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, berdasarkan kebijakan nasional tentang SMK3.
terukur, terstruktur, dan terintegrasi; mencegah Kebijakan nasional ini dijadikan sebagai
dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit pedoman perusahaan dalam menerapkan SMK3.
akibat kerja dengan melibatkan unsur 1. Pedoman Penerapan
manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat Sistem Manajemen K3 sebagaimana
pekerja/serikat buruh; serta menciptakan tempat dimaksud dalam PP No. 50 Tahun 2012
kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk meliputi
mendorong produktivitas. (PP No. 50 Tahun a. Penetapan Kebijakan K3
2012) Dalam usaha menyusun kebijakan
Menurut OHSAS 18001 (Ramli, 2013), perusahaan perlu dilakukan:
sistem manajemen merupakan suatu set elemen- 1) Melakukan tinjauan awal kondisi K3
elemen yang saling terkait untuk menetapkan yang meliputi:
kebijakan dan sasaran dalam mencapai objektif a) Identifikasi kondisi dan sumber
tersebut. Terdiri dari dua unsur pokok yaitu daya
proses manajemen dan elemen-elemen b) Pengetahuan dan peraturan perun-
implementasinya. Dimana proses SMK3 dangan K3
menjelaskan bagaimana sistem manajemen c) Membandingkan penerapan
tersebut dijalankan atau digerakkan, sedangkan d) Meninjau sebab-akibat
elemen-elemen merupakan komponen- e) Efisiensi dan efektifitas
komponen kunci yang terintegrasi satu dengan 2) Memperhatikan peningkatan kinerja
yang lainnya membentuk kesatuan sistem manajemen secara terus-menerus
manajemen. 3) Memperhatikan masukan dari pekerja/
Elemen-elemen ini mencakup antara lain buruh dan/atau serikat pekerja /serikat
tanggung jawab, wewenang, hubungan antar buruh.
fungsi, aktivitas, proses, praktis, prosedur dan Kebijakan K3 yang dilaksanakan oleh
sumber daya. Elemen ini dipakai untuk perusahaan paling sedikit memuat visi;
menetapkan kebijakan K3, perencanaan, objektif tujuan perusahaan; komitmen dan
dan program K3. Proses SMK3 menggunakan tekad melaksanakan kebijakan; dan
pendekatan PDCA (Plan – Do – Check– Action) kerangka dan program kerja yang
yaitu mulai dari perencanaan, penerapan, mencakup kegiatan perusahaan secara
pemeriksaan, dan tindakan perbaikan. Dengan

435
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (433-448) ISSN: 2337-6732

menyeluruh yang bersifat umum 1) terjadi perubahan peraturan per-


dan/atau operasional. undang-undangan;
b. Perencanaan K3 2) adanya tuntutan dari pihak yang terkait
Dalam menyusun rencana K3 harus dan pasar;
mempertimbangkan hasil penelaahan 3) adanya perubahan produk dan kegiatan
awal; identifikasi potensi bahaya, perusahaan;
penilaian dan pengendalian risiko; 4) terjadi perubahan struktur organisasi
peraturan per-undang-undangan dan perusahaan;
persyaratan lainnya; dan sumber daya 5) adanya perkembangan ilmu
yang dimiliki. Perusahaan dalam pengetahuan dan teknologi, termasuk
menyusun rencana K3 harus melibatkan epidemiologi;
Ahli K3, Panitia Pembina K3, wakil 6) adanya hasil kajian kecelakaan di
pekerja/buruh, dan pihak lain yang terkait tempat kerja;
di perusahaan. Rencana K3 sendiri paling 7) adanya pelaporan; dan/atau
sedikit memuat: tujuan dan sasaran; skala 8) adanya masukan dari pekerja/buruh.
prioritas; upaya pengendalian bahaya; 2. Tujuan Penerapan Sistem Manajemen
penetapan sumber daya; jangka waktu Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pelaksanaan; indikator pencapaian; dan Sistem Manajemen Keselamatan dan
sistem pertanggungjawaban. Kesehatan Kerja (SMK3) adalah suatu sistem
c. Pelaksanaan rencana K3 untuk mengelola K3 dalam perusahaan
Pelaksanaan rencana K3 didukung oleh dengan baik dan efektif. Tertuang dalam
sumber daya manusia di bidang K3, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
prasarana, dan sarana. Dimana sdm yang Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
mendukung memiliki kompetensi kerja SMK3 pasal 2 bertujuan untuk:
yang bersertifikasi dan mempunyai a. Meningkatkan efektifitas perlindungan
kewenangan di bidang K3 yang keselamatan dan kesehatan kerja yang
dibuktikan dengan surat izin kerja dari terencana, terukur, terstruktur, dan
instansi yang berwenang, sedangkan untuk terintegrasi;
prasarana dan sarana paling sedikit terdiri b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
dari organisasi yang bertanggung jawab di kerja dan penyakit akibat kerja dengan
bidang K3; anggaran yang memadai; melibatkan unsur manajemen, pekerja/
prosedur kerja, informasi, dan pelaporan buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat
serta pendoku-mentasian; dan instruksi buruh; serta
kerja. c. Menciptakan tempat kerja yang aman,
d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3. nyaman, dan efisien untuk mendorong
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi produktivitas.
kinerja K3 dilakukan oleh sdm yang
kompeten atau dapat menggunakan jasa Alat Pelindung Diri (APD)
pihak lain. Hasilnya kemudian dilaporkan Berdasarkan instruksi Menteri Tenaga Kerja
kepada perusahaan untuk melakukan No. 2/M/BW/BK/1984, tentang pengesahan alat
tindakan perbaikan. Peman-tauan dan pelindung diri, semua kontraktor berkewajiban
evaluasi kinerja K3 dilakukan sesuai menyediakan semua keperluan peralatan/
dengan peraturan perundang-undangan. perlengkapan pelindung diri atau Personal
e. Peninjauan dan peningkatan kinerja Protective Equipment (PPE) untuk semua
SMK3. karyawan yang bekerja sesuai dengan bahaya
Peninjauan SMK3 bersifat wajib untuk dan risiko kerja guna untuk menjaga
perusahaan dan dilakukan terhadap keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, sekelilingnya. Adapun kewajiban-kewajiban
pemantauan dan evaluasi. Hasil yang berhubungan dengan APD yang harus
peninjauan kemudian digunakan untuk dipenuhi menurut instruksi menteri ini antara
melakukan perbaikan dan peningkatan lain:
kinerja. a. Alat pelindung diri yang digunakan harus
Perbaikan dan peningkatan kinerja SMK3 sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
untuk mengubah Sistem Manajemen K3 (SNI) atau standar yang berlaku.
dilakukan sesuai dengan: b. APD yang dimaksud meliputi pelindung

436
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (433-448) ISSN: 2337-6732

kepala, pelindung mata dan muka, pelindung promosi dan pemeliharaan derajat yang setinggi-
telinga, pelindung pernapasan beserta tingginya dari kesehatan fisik, mental dan sosial
perlengkapannya, pelindung tangan, dari pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pelindung kaki, pakaian pelindung, alat kerjanya, perlindungan pekerja dari risiko akibat
pelindung jatuh perorangan dan atau faktor-faktor yang mengganggu kesehatan,
pelampung. penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam
c. Pengusaha wajib mengumumkan secara suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan
tertulis dan memasang rambu-rambu kemampuan fisik dan psikologisnya, dan sebagai
mengenai kewajiban penggunaan APD di kesimpulan, penyesuaian pekerjaan kepada
tempat kerja. manusia dan setiap manusia kepada
d. Pengusaha diwajibkan melakukan mana- pekerjaannya.
jemen APD di tempat kerja, yang meliputi Pengawasan kesehatan kerja adalah
identifikasi kebutuhan dan syarat APD, serangkaian kegiatan pengawasan dari semua
pemilihan APD yang sesuai, pelatihan, dan tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas
lain-lain. ketenagakerjaan atas pemenuhan pelaksanaan
e. APD harus segera diganti apabila rusak, tidak peraturan perundang-undangan atas objek
dapat berfungsi dengan baik atau telah habis pengawasan kesehatan kerja. Adapun objek
masa pakainya (lifespan) pengawasan kesehatan kerja meliputi
f. APD yang rusak dan mengandung bahan a. Pelayanan kesehatan kerja; sarana, tenaga dan
berbahaya harus dimusnahkan sesuai dengan organisasi
peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
c. P3K, Personil, Kotak P3K, isi kotak P3K
Penanggulangan Darurat dan Insiden d. Gizi kerja, kantin bagi tenaga kerja
Menurut UU No. 24 Tahun 2007, e. Ergonomi.
penanggulangan darurat dan insiden termasuk
dalam tahap tanggap darurat. Tanggap darurat Lingkungan Kerja
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk Lingkungan kerja yang aman dan sehat
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan dan
yang meliputi kegiatan penye-lamatan dan sikap pekerja dalam memandang pekerjaan.
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan Menurut John Ridley (2008), faktor-faktor yang
kebutuhan dasar, perlindungan, penyelamatan, mempengaruhi terciptanya lingkungan kerja
serta pemulihan prasarana dan sarana. Adapun yang aman dan sehat adalah sebagai berikut:
penanggulangan darurat dan insiden dalam Atmosfer, Pencahayaan, Kebersihan, Terlalu
bidang konstruksi, diklasi-fikasikan terhadap sesak, Temperatur, dan Kebisingan
bencana karena alam, non-alam dan sosial.
Menurut OHSAS 18001, perusahaan konstruksi
harus membuat, menerapkan dan memelihara METODOLOGI PENELITIAN
prosedur untuk mengidentifikasi potensi keadaan
darurat; dan untuk menanggapi keadaan darurat. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan
Sarana K3 deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode yang
Sarana K3 merupakan fasilitas K3 yang digunakan dalam penelitian ini adalah “survei
tersedia di lokasi proyek konstruksi untuk kuisioner dan wawancara”.
menjamin kesehatan dan keselamatan pekerja.
PP No. 50 Tahun 2012 menjelaskan bahwa Lokasi Penelitian
perusahaan wajib menyediakan sarana K3 yang Penelitian ini dilakukan selama ±3 bulan
memadai. Adapun sarana tersebut adalah sebagai pada proyek pembangunan Jalan Tol Manado-
berikut: Barak kerja, Fasilitas toilet dan Bitung dimana pelaksana konstruksi yang
kebersihan, Fasilitas APAR, Kotak P3K, Jalur ditinjau adalah PT. Hutama Karya dan
Evakuasi Darurat, dan Rambu-rambu K3. kontraktor asing SINO Road and Bridge Group
Co., Ltd pada jalan Tol 1 (satu) dan PT. Waskita
Kesehatan Kerja Karya pada jalan Tol 2 (dua).
Menurut Joint ILO/WHO committee tahun
1995 (ILO-OSH, 2001), kesehatan kerja adalah

437
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (433-448) ISSN: 2337-6732

Peta Sulawesi Utara

Peta Sulawesi

Peta Manado-Bitung

Miniatur Jalan Tol Manado-Bitung

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian


Sumber: Google Earth

Teknik Pengumpulan Data Data primer merupakan data yang dikumpul-


Pada penelitian ini, metode yang digunakan kan oleh peneliti sendiri, yaitu data yang
untuk mengumpulkan data adalah dengan cara diperoleh dari responden dengan cara
sebagai berikut: mendistribusikan kuesioner dan wawancara
1. Pengumpulan Data Primer langsung kepada pekerja lapangan.
Data primer dikumpulkan dengan metode 2. Data sekunder
penyebaran kuesioner dimana responden akan Data sekunder merupakan data yang
diminta untuk menjawab pertanyaan, yang diperoleh dari perusahaan yang akan diteliti,
selanjutnya akan di buatkan tabulasi penilaian seperti data umum proyek, RK3K/RK3LP
responden. Proyek, data jumlah pekerja, laporan bulanan
2. Pengumpulan Data Sekunder sistem manajemen K3 serta literatur-literatur
Data sekunder dikumpulkan dengan dan media yang berhubungan dengan objek
pengumpulan data jumlah pekerja yang yang akan diteliti.
terlibat, Rencana K3 Kontrak, Laporan
Bulanan SMK3L, beberapa referensi hasil Data Responden
penelitian. Berikut ini adalah data responden dari
SINO-HK (Tol 1) dan Waskita Karya (Tol2)
Data Penelitian berdasarkan Pendidikan terakhir (Tabel 1) dan
1. Data primer berdasarkan pengalaman kerja (Tabel 2).

438
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (433-448) ISSN: 2337-6732

Tabel 1. Data Responden


Perusahaan Pendidikan Jumlah Responden
Sarjana Non Sarjana
SINO-HK 43 81 124
WK 16 33 49
Total 173
Sumber: Hasil Olahan

Tabel 2. Klasifikasi Responden SINO-HK dan WK Berdasarkan Pengalaman Kerja


Pengalaman SINO- WK
Kerja HK
1 - 10 tahun 105 41
11 - 20 tahun 13 1
21 - 30 tahun 5 6
31 - 40 tahun 1 1
Total 124 49
Sumber: Hasil Olahan

Variabel Penelitian validitas adalah dengan menggunakan program


Variabel independen (variabel bebas): SPSS (Statistical Product and Service Solution).
sistem manajemen K3, teknologi keselamatan, Untuk mengetahui korelasi item pertanyaan satu
kesehatan kerja. Variabel independen merupakan dengan yang lain digunakan Corrected Item-
variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab Total Correlation Uji validitas dilakukan setiap
perubahan atau timbulnya variabel dependent butir soal. Item instrumen dianggap valid jika r
(terikat). hitung > 0,05.

Skala Pengukuran Analisis Data


Penelitian ini menggunakan skala peng- Analisis data merupakan suatu proses
ukuran Likert’s dengan tingkat pengukuran pengolahan data yang diperoleh melalui survey
adalah menggunakan skala ordinal yang tidak kuesioner dan wawancara. Analisis data yang
hanya menyatakan kategori saja tetapi sudah dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis
dapat menyatakan peringkat. SWOT.
Ada lima alternatif pengukuran yang Analisis SWOT dilakukan dengan meng-
digunakan yaitu tipe Skala Likert dengan skor: gunakan matriks SWOT. Matriks ini dapat
5 = Sangat Baik / Sangat Penting / Sangat menggambarkan dengan jelas bagaimana faktor
Sering / Sangat Besar / Sangat Setuju eksternal peluang (opportunies) dan ancaman
4 = Baik / Penting / Sering / Besar / Setuju (treaths) yang dihadapi perusahaan dapat
3 = Kurang Baik / Kurang Penting / Kadang- disesuaikan dengan faktor internal kekuatan
Kadang / Sedang / Kurang Setuju (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang
2 = Tidak Baik / Tidak Penting / Jarang / dimilkinya. Kemudian dilanjutkan dengan
Kecil/ Tidak Setuju menentukan empat set kemungkinan alternatif
1 = Sangat Tidak Baik / Sangat Tidak Penting/ strategis yang bisa digunakan perusahaan.
Tidak Pernah/Sangat Kecil / Sangat Tidak
Setuju
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas sebuah alat ukur didasarkan pada Hasil Penelitian
kriteria instrumen terhadap fakta-fakta yang Survey dari pekerja pada perusahaan
terjadi di lapangan, dimana validitas instrumen kontraktor SINO-HK dan Waskita Karya
tersebut harus memiliki ketepatan dan dilakukan dengan menyebar kuesioner dan
kecermatan untuk mendapatkan data yang valid. wawancara serta pengamatan dilapangan selama
Cara yang digunakan untuk menguji ± 3 bulan. Jawaban kuesioner dengan beberapa

439
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (433-448) ISSN: 2337-6732

pertanyaan pada masing-masing variabel Sistem Tabel 3. Lanjutan


Manajemen K3 (X1), Teknologi Keselamatan X2.2 0,345 0,148 Valid
(X2), Kesehatan Kerja (X3), ditabulasi
X2.3 0,493 0,148 Valid
kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
X2.4 0,398 0,148 Valid
Uji Validitas. X2.5 0,449 0,148 Valid
Uji Validitas digunakan untuk mengetahui X2.6 0,317 0,148 Valid
kevalidan kuesioner dalam mengumpulkan data.
X2.7 0,490 0,148 Valid
Uji validitas dilakukan dengan rumus korelasi
Pearson menggunakan alat bantu SPSS v.22. X2.8 0,497 0,148 Valid
Dalam Uji Validitas ini, dasar pengambilan X2.9 0,612 0,148 Valid
keputusannya (Sugiyono, 2014) adalah sebagai X2.10 0,645 0,148 Valid
berikut:
X2.11 0,688 0,148 Valid
1. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r
tabel, maka instrumen tersebut valid. X2.12 0,672 0,148 Valid
2. Jika nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel, X2.13 0,466 0,148 Valid
maka instrumen tersebut tidak valid X2.14 0,391 0,148 Valid
r tabel = N = 173 = 0,1484 didapat dari tabel r
X2.15 0,282 0,148 Valid
Product Moment dengan tingkat signifikan 5%
untuk uji dua arah. X2.16 0,427 0,148 Valid
Hasil perhitungan r hitung dapat dibuatkan X3.1 0,592 0,148 Valid
dalam tabel perhitungan hasil uji validitas seperti X3.2 0,592 0,148 Valid
berikut ini.
X3.3 0,516 0,148 Valid
X3.4 0,681 0,148 Valid
Tabel 3. Hasil Uji Validitas X3.5 0,700 0,148 Valid
Pearson r X3.6 0,528 0,148 Valid
Indikator Keputusan
Correlation tabel X3.7 0,660 0,148 Valid
X1.1 0,670 0,148 Valid X3.8 0,631 0,148 Valid
X1.2 0,675 0,148 Valid X3.9 0,710 0,148 Valid
X1.3 0,520 0,148 Valid X3.10 0,676 0,148 Valid
X1.4 0,691 0,148 Valid X3.11 0,657 0,148 Valid
X1.5 0,690 0,148 Valid X3.12 0,710 0,148 Valid
X1.6 0,697 0,148 Valid X3.13 0,532 0,148 Valid
X1.7 0,612 0,148 Valid Sumber: Hasil olahan data
X1.8 0,636 0,148 Valid
X1.9 0,718 0,148 Valid
Uji Reliabilitas
X1.10 0,749 0,148 Valid Uji Reliabilitas digunakan untuk menge-
X1.11 0,671 0,148 Valid tahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur
X1.12 0,697 0,148 Valid dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Metode yang
X1.13 0,754 0,148 Valid
digunakan dalam program SPSS adalah dengan
X1.14 0,644 0,148 Valid motede Alpha Cronbach’s.
X1.15 0,700 0,148 Valid Uji signifikasi dilakukan pada taraf α = 0,05
X2.1 0,358 0,148 Valid (5%), instrumen dapat dikatakan reliable bila
nilai alpha lebih besar dari r tabel.
X2.2 0,345 0,148 Valid
X2.3 0,493 0,148 Valid
X2.4 0,398 0,148 Valid
X2.5 0,449 0,148 Valid

440
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (433-448) ISSN: 2337-6732

Tabel 4. Uji Reliabilitas

Gambar 4b. Grafik P-Pplot Variabel Y2


Sumber: Data Olahan SPSS 22

Hasil Kuesioner
Penilaian Model Penerapan Sistem
Manajemen K3 pada Proyek Infrastruktur Jalan
Sumber: Data Olahan SPSS 22 Tol Manado-Bitung dilakukan dengan
mengambil “Mean/Nilai Rata-Rata” dari
Dari hasil output data Reliabilitas pada tabel keseluruhan responden untuk tiap variabel.
18, didapat nilai Alpha Cronbach’s 0,959 dengan Terbagi dalam 3 variabel bebas yaitu Sistem
N = 173. Oleh karena nilai r = 0,959 > r tabel = Manajemen K3 (X1), Teknologi Keselamatan
0,1484 maka dapat disimpulkan bahwa item- (X2), Kesehatan Kerja (X3).
item tersebut reliabel. Adapun hasil penilaian menggunakan Skala
Likert’s dimana dibagi dalam 5 kategori
Uji Normalitas penerapan yaitu “Sangat Baik” (5), Baik (4),
Normalitas sebuah data dapat dikenali Kurang Baik (3), Tidak Baik (2), Sangat Tidak
dengan melihat persebaran data (titik) pada Baik (1).
sumbu diagonal dari P-Pplot yang dihasilkan.
a. Data dikatakan berdistribusi normal, jika data Perusahaan Kontraktor SINO-HK
menyebar disekitar garis diagonal dan (Pekerja)
mengikuti arah garis diagonal Rata-rata penilaian pekerja terhadap Sistem
b. Sebaliknya data dikatakan tidak terdistribusi manajemen K3 berada pada kategori baik. Pada
normal, jika data menyebar jauh dari arah sub indikator X 1.5, X 1.8 dan X 1.14
garis atau tidak mengikuti garis diagonal. dikategorikan kurang baik. Dapat dikatakan
Berdasarkan tampilan Grafik P-Pplot pada bahwa secara menyeluruh sistem manajemen K3
Gambar 4 dapat disimpulkan bahwa model yang dijalankan oleh perusahaan sudah baik
regresi memenuhi asumsi normalitas. meskipun ada beberapa indikator yang masih
belum berjalan dengan baik seperti sasaran dan
program SMK3 yang belum sesuai jadwal dan
audit internal yang dilakukan. Hal ini
berpengaruh terhadap pengendalian rekaman dan
dokumentasi yang dilakukan oleh Tim K3.
Rata-rata penilaian pekerja terhadap
Teknologi Keselamatan berada pada kategori
baik. Pada sub indikator X 2.2 dikategorikan
sangat baik, X 2.16, X 2.17, X 2.18 dan X 2.22
dikategorikan kurang baik. Dapat dikatakan
bahwa APD digunakan oleh pekerja dan
dipastikan berfungsi dengan baik. Untuk
penanggulangan situasi darurat seperti
Gambar 4a. Grafik P-Pplot Variabel Y1
Sumber: Data Olahan gempa bumi dan kebakaran sudah dilakukan
pelatihan kecuali, situasi darurat huru hara.

441
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (433-448) ISSN: 2337-6732

Sarana K3 seperti APAR, jalur evakuasi, center Tim K3 SINO-HK


point dan rambu-rambu K3 sudah ada dan Rata-rata penilaian tim K3 terhadap Sistem
memadai pada lokasi proyek. manajemen K3 berada pada kategori baik. Pada
Rata-rata penilaian pekerja terhadap sub indikator X 1.3 dan X 1.10 dikategorikan
Kesehatan Kerja berada pada kategori baik. Pada sangat baik sedangkan yang lain dikategorikan
sub indikator X 3.3, X 3.7, X 3.10, X 3.11, X baik. Dapat dikatakan bahwa penyampaian
3.12 dan X 3.13 dikategorikan kurang baik. kebijakan K3 oleh tim K3 berjalan sangat baik,
Dapat dikatakan bahwa sarana K3 yang mengidentifikasi bahaya, penilaian dan
disediakan perusahaan memadai seperti adanya pengendalian resiko, sasaran dan program SMK3
barak kerja, fasilitas MCK yang layak, yang berjalan dan pengendalian rekaman yang
tersedianya alat-alat kebersihan dan TPS di dilakukan sudah baik.
lokasi proyek. Untuk pelayanan kesehatan juga Rata-rata penilaian tim K3 terhadap
memadai seperti P3K dan penyediaan area Teknologi Keselamatan berada pada kategori
khusus merokok bagi pekerja. Penanggulangan baik. Pada sub indikator X 2.15 dikategorikan
limbah seperti sisa-sisa material, kayu dan baja sangat baik sedangkan yang lain dikategorikan
dilakukan dengan baik. Terkait lingkungan kerja, baik. Dapat dikatakan bahwa APD digunakan
untuk pengukuran kebisingan, pencahayaan, oleh pekerja dan dipastikan berfungsi dengan
kadar debu dan besaran getaran alat masih belum baik. Untuk semua penanggulangan situasi
dilakukan. darurat sudah dilakukan pelatihan. Sarana K3
seperti APAR, jalur evakuasi, center point dan
Perusahaan Kontraktor Waskita Karya rambu-rambu K3 sudah ada dan memadai pada
(Pekerja) lokasi proyek.
Rata-rata penilaian pekerja terhadap Sistem Rata-rata penilaian tim K3 terhadap
manajemen K3 berada pada kategori baik. Dapat Kesehatan Kerja berada pada kategori baik. Pada
dikatakan bahwa penyampaian kebijakan K3 sub indikator X 3.6 dikategorikan sangat baik
merata ke semua pekerja, komitmen perusahaan sedangkan X 3.7, X 3.11, X 3.13 dikategorikan
terhadap K3 dikerjakan dengan baik. Selain itu, kurang baik. Dapat dikatakan bahwa sarana K3
pengendalian rekaman dan tindakan perbaikan- yang disediakan perusahaan sudah memadai
pencegahan berlangsung efektif dan efisien. seperti adanya barak kerja, fasilitas MCK yang
Rata-rata penilaian pekerja terhadap layak, tersedianya alat-alat kebersihan dan TPS
Teknologi Keselamatan berada pada kategori di lokasi proyek. Untuk pelayanan kesehatan
baik. Semua sub indikator dikategorikan baik. juga memadai seperti P3K dan penyediaan area
Dapat dikatakan bahwa APD digunakan oleh khusus merokok bagi pekerja. Penanggulangan
pekerja dan dipastikan berfungsi dengan baik. limbah seperti sisa-sisa material, kayu dan baja
Untuk semua penanggulangan situasi darurat dilakukan dengan baik. Terkait lingkungan kerja,
sudah dilakukan pelatihan. Sarana K3 seperti untuk pengukuran kebisingan dan kadar debu
APAR, jalur evakuasi, center point dan rambu- sering dilakukan.
rambu K3 sudah ada dan memadai pada lokasi
proyek. Tim K3 Waskita Karya
Rata-rata penilaian pekerja terhadap Rata-rata penilaian tim K3 terhadap Sistem
Kesehatan Kerja berada pada kategori baik. Pada manajemen K3 berada pada kategori sangat baik.
sub indikator X 3.7, X 3.10, X 3.11, X 3.12 dan Pada sub indikator X 1.3, X 1.7, X 1.8, X 1.9, X
X 3.13 dikategorikan kurang baik. Dapat 1.14, X 1.15 dikategorikan baik sedangkan yang
dikatakan bahwa sarana K3 yang disediakan lain dikategorikan sangat baik. Dapat dikatakan
perusahaan memadai seperti adanya barak kerja, bahwa penyampaian kebijakan K3 sangat baik
fasilitas MCK yang layak, tersedianya alat-alat oleh tim K3, komitmen perusahaan terhadap K3
kebersihan dan TPS di lokasi proyek. Untuk dikerjakan dengan baik. Selain itu, pengendalian
pelayanan kesehatan juga memadai seperti P3K rekaman dan tindakan perbaikan-pencegahan
dan penyediaan area khusus merokok bagi berlangsung efektif dan efisien.
pekerja. Penanggulangan limbah seperti sisa-sisa Rata-rata penilaian tim K3 terhadap
material, kayu dan baja dilakukan dengan baik. Teknologi Keselamatan berada pada kategori
Terkait lingkungan kerja, untuk pengukuran sangat baik. Pada sub indikator X 2.7
kebisingan, pencahayaan, kadar debu dan besaran dikategorikan baik sedangkan yang lain
getaran alat masih belum dilakukan. dikategorikan sangat baik. Dapat dikatakan
bahwa APD digunakan oleh pekerja dan

442
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (433-448) ISSN: 2337-6732

dipastikan berfungsi dengan baik. Untuk semua Gambar 5. menjelaskan bahwa pekerja dan
penanggulangan situasi darurat sudah dilakukan tim K3 menyatakan sistem manajemen K3,
pelatihan. Sarana K3 seperti APAR, jalur teknologi keselamatan dan kesehatan kerja
evakuasi, center point dan rambu-rambu K3 dikategorikan “Baik”. Hal ini menggambarkan
sudah ada dan memadai pada lokasi proyek. bahwa sistem manajemen K3 yang sedang
Rata-rata penilaian tim K3 terhadap Sarana berjalan sudah baik, teknologi keselamatan yang
Prasarana K3 berada pada kategori sangat baik. disediakan berfungsi/berjalan dengan baik dan
Pada sub indikator X 3.1, X 3.13 dikategorikan kesehatan kerja yang memadai sehingga
baik sedangkan yang lain dikategorikan sangat menghasilkan penerapan sistem manajemen K3
baik. Dapat dikatakan bahwa sarana K3 yang yang baik.
disediakan perusahaan memadai seperti adanya Gambar 6. menjelaskan bahwa pekerja
barak kerja, fasilitas MCK yang layak, menyatakan sistem manajemen K3, teknologi
lingkungan kantin yang sehat dan nyaman, keselamatan, kesehatan kerja dikategorikan
tersedianya alat-alat kebersihan dan TPS di “Baik” sedangkan tim K3 menyatakan “Sangat
lokasi proyek. Untuk pelayanan kesehatan juga Baik”. Dapat dilihat bahwa sistem manajemen
memadai seperti P3K dan penyediaan area K3 yang berjalan dengan baik, teknologi
khusus merokok bagi pekerja. Penanggulangan keselamatan yang tersedia dan berfungsi/berjalan
limbah seperti sisa-sisa material, kayu dan baja dengan baik serta kesehatan kerja yang memadai
dilakukan dengan baik. Terkait lingkungan kerja, menghasilkan penerapan sistem manajemen K3
untuk pengukuran kebisingan, pencahayaan, yang baik.
kadar debu dan besaran getaran alat sering
dilakukan. Analisis SWOT
Analisa SWOT dilakukan berdasarkan
Pembahasan wawancara dan hasil pengamatan dilokasi
proyek berlangsung dengan mempertimbangkan
Perbandingan antara Pekerja dan Tim K3 hasil survey kuesioner. Matriks SWOT ini
(Tabel 5 dan Tabel 6) dapat menggambarkan
SINO-HK (TOL 1) secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
Pekerja Tim K3 eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
4 4 4 4 4 4 perusahaan kontraktor.

Model Penerapan Sistem Manajemen K3


Diagram alir Model Penerapan Sistem
Manajemen K3 pada Proyek Jalan Tol Manado-
Sistem Manajemen Teknologi Kesehatan Kerja
Bitung diperlihatkan pada Gambar 9.
K3 Keselamatan
Gambar 5. Grafik Penilaian Variabel X
Sumber: Hasil Olahan PENUTUP

Waskita Karya (TOL 2) Kesimpulan


Dari hasil analisis dan kajian, maka dapat
Pekerja Tim K3
disimpulkan hal-hal berikut ini:
5 5 5 1. Faktor-faktor penerapan sistem manajemen
4 4 4 K3 proyek Jalan Tol (1) Manado-Bitung
perusahaan SINO-HK dikategorikan “baik”
untuk Sistem Manajemen K3 (X1), Teknologi
Keselamatan (X2) dan Kesehatan Kerja (X3).
2. Faktor-faktor penerapan sistem manajemen
Sistem Manajemen Teknologi Kesehatan Kerja K3 proyek Jalan Tol (2) Manado-Bitung
K3 Keselamatan
perusahaan Waskita Karya dikategori-kan
Gambar 6. Grafik Penilaian Variabel X “baik–sangat baik” untuk Sistem Manajemen
Sumber: Hasil Olahan K3 (X1), Teknologi Keselamatan (X2), dan
Kesehatan Kerja (X3).

443
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (433-448) ISSN: 2337-6732

Tabel 5. Analisa SWOT Model Penerapan Sistem Manajemen K3 SINO-HK (Tol 1)


IFAS Strengths (S) Weaknesses
(W)

• Penyampaian kebijakan
• Identifikasi resiko oleh pekerja
• Tim K3 berpengalaman
• Budaya K3 di lingkungan kerja
EFAS • Sarana dan Prasarana K3
• Pengendalian Rekaman
• Pekerja tahu fungsi dan penggunaan APD

Oppotunies (O) Strategi SO Strategi WO

• Proyek skala nasional • Optimalkan kinerja Tim K3 & buat • Lakukan pengkajian terhadap
lainnya di Indonesia konsisten karakteristik & budaya pekerja harian
• Hubungan kerja dengan • Pelatihan & Sertifikasi Ahli K3 untuk lapangan
negara asing anggota K3 yang belum • Lakukan pengkajian terhadap cara
penyampaian dan definisi resiko/bahaya dari
tim K3 ke pekerja

Treaths (T) Strategi ST Strategi WT

• Terapkan penindakan terhadap


• Kecelakaan saat bekerja • Pekerja wajib menggunakan APD secara pelanggaran penggunaan APD
• Pekerja sakit lengkap saat bekerja • Lakukan pendekatan langsung (himbauan
• Bencana alam, kebakaran & • Pemeriksaan kesehatan berkala untuk bekerja dengan aman dan peduli
huru hara • Pelatihan tanggap darurat keselamatan diri) dan pendekatan tidak
• Pemberhentian proyek • elakukan pelaporan secara teratur dan langsung (safety poster lebih banyak dan
sementara oleh Pemerintah konsisten ke konsultan slogan motivasi bekerja secara aman)
• Melakukan pengendalian rekaman dan
dokumen secara teratur dan konsisten

Tabel 6. Analisa SWOT Model Penerapan Sistem Manajemen K3 Waskita Karya (Tol 2)
Strengths (S) Weakness
IFAS es (W)

• Penyampaian kebijakan dan komitmen


perusahaan
• Aplikasi K3 oleh pekerja
• Sarana dan Prasarana K3
• Budaya K3 di lingkungan kerja
• Pengendalian rekaman
• Pengetahuan pekerja terkait K3
EFAS
Oppotunies Strategi SO Strategi
(O) WO

• Proyek skala • Optimalkan kinerja Tim K3 & buat • Lakukan pengkajian terhadap
nasional lainnya di konsisten karakteristik & budaya pekerja harian
Indonesia • Pelatihan & Sertifikasi Ahli K3 untuk lapangan
• Hubungan kerja anggota K3 yang belum • Lakukan pengkajian terhadap cara
dengan negara asing penyampaian dan definisi resiko/bahaya
dari tim K3 ke pekerja

Treaths (T) Strategi ST Strategi


WT
• Kecelakaan saat bekerja • Pekerja wajib menggunakan APD secara • Lakukan pendekatan langsung (himbauan
• Pekerja sakit lengkap saat bekerja untuk bekerja dengan aman dan peduli
• Bencana alam, kebakaran • Pemeriksaan kesehatan berkala keselamatan diri) dan pendekatan tidak
& huru hara • Pelatihan tanggap darurat langsung (safety poster lebih banyak dan
• Pemberhentian proyek • Melakukan pelaporan secara teratur dan slogan motivasi bekerja secara aman)
sementara oleh konsisten ke konsultan • Pemberian apresiasi terhadap pekerja
Pemerintah dengan kinerja baik memperhatikan K3
dalam bekerja

444
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (433-448) ISSN: 2337-6732

Gambar 9. Model Penerapan Sistem Manajemen K3 pada Proyek Jalan Tol Manado-Bitung

Sumber: Hasil Olahan

3. Model Penerapan Sistem Manajemen K3 dan kompetensi kerja terhadap pekerja,


yang dihasilkan adalah kegiatan pendukung berupa komunikasi,
a) Komitmen dan Kebijakan K3 pelaporan, dokumentasi dan pengendalian
Perusahaan menetapkan regulasi SMK3, risikonya.
dilanjutkan dengan adanya komitmen Top d) Pengukuran dan Evaluasi
Management dan pekerja terhadap K3. Pengukuran dan evaluasi dilakukan oleh
Perusahaan membentuk organisasi/unit di tim inspeksi dan audit SMK3 terhadap
bidang K3, melakukan tinjauan awal kesesuaian obyek dan pelaksanaan sistem.
kondisi K3 dan membuat kebijakan terkait Hasil pengukuran dan evaluasi dinyatakan
K3. Kemudian Kebijakan ini disebar ‘tidak lulus’ jika tingkat penerapan
luaskan kepada seluruh pekerja. berkisar 0-59 % dan didapati adanya
b) Perencanaan pelanggaran UU, maka diberi tindakan
Organisasi/unit di bidang K3 melakukan hukum terhadap perusahaan dan perlu
identifikasi, penilaian dan pengendalian dilakukan tindakan perbaikan dan
risiko K3 dengan mempertimbangkan pencegahan. Untuk hasil pengukuran dan
pemenuhan UU dan persyaratan terkait evaluasi dinyatakan ‘lulus’ jika tingkat
K3, menetapkan tujuan dan sasaran K3 penerapan berkisar 60-84 % dan 85-100
serta membuat penilaian kinerja K3 %, dimana akan diberikan sertifikat dan
dengan memperhatikan indikator kinerja bendera SMK3 terhadap perusahaan.
pada proyek. Setelah itu, ditetapkan sistem e) Tinjauan Ulang dan Perbaikan
pertanggung jawaban dan sarana K3 yang Rapat tinjauan manajemen dilakukan
akan digunakan. dengan meninjau kembali hasil evaluasi
c) Penerapan penerapan kebijakan K3; tujuan, sasaran
Penerapan dimulai dengan pengadaan dan kinerja K3; hasil temuan audit;
sarana K3, promosi program K3 dan evaluasi efektifitas penerapan SMK3 serta
melakukan kerjasama dengan instansi kebutuhan untuk mengubah SMK3
terkait. Selanjutnya, dilakukan pelatihan menjadi lebih baik.

445
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (433-448) ISSN: 2337-6732

Saran K3 terkait khususnya dan seluruh pekerja


1. Perusahaan sebaiknya menjaga dan memper- pada umumnya.
tahankan kesinambungan penerapan Sistem 4. Menanamkan budaya K3 diperusahaan untuk
Manajemen K3 yang telah ada sehingga selalu berperilaku selamat dengan cara
senantiasa diperoleh tempat kerja yang sehat pendekatan langsung seperti: Himbauan
dan aman serta produk yang dihasilkan akan untuk bekerja dengan aman dan peduli
berkualitas dan produktivitas karyawan juga keselamatan diri sendiri dan orang lain,
akan meningkat. himbauan tentang penggunaan APD di
2. Agar segera dilakukan tindakan perbaikan tempat kerjanya. Pendekatan tidak langsung
jika pada saat inspeksi K3 ditemukan adanya dapat dilakukan dengan cara: Safety Poster
potensi bahaya kecelakaan kerja. lebih banyak dan slogan motivasi untuk
3. Pihak Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bekerja secara aman. Dan melakukan
sebaiknya memberikan penjelasan terkait “punishment and rewards” yang tegas agar
hubungan pelaporan. Penilaian kerja dan tenaga kerja merasa diperhatikan dan dihargai
tindak lanjut K3 kepada seluruh anggota tim terhadap pelaksanaan K3 di perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Herlina Y., 2016. Analisa Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
di PT. Semen Padang Tahun 2015 (Tesis). Universitas Andalas, Padang.

ILO-OSH, 2001. Guidelines on Occupational Safety and Health Management Systems. Geneva.

Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. 02/M/BW/BK/1984, tentang Pengesahan Alat Pelindung Diri,
Jakarta.

Item, R., Mandagi, R. J. M., Tarore, H., 2017. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
serta Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas Tenaga Kerja di PT. Megasurya
Nusalestari Manado Tahun 2016, Jurnal Ilmiah Media Engineering VoL. 7 No.1, Januari
2017 (719-738) ISSN: 2087-9334, Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Mentang, M. I. F., J. Tjakra, J. E. Ch. Langi, D. R. O. Walangitan, 2013. Evaluasi Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Peningkatan Fasilitas PT. Trakindo
Utama Balikpapan. Jurnal Sipil Statik Vol. 01 No. 05 April 2013, ISSN: 2337-6732,
Universitas Sam Ratulangi, Manado.

OHSAS 18001:2007. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja-Persyaratan.

Pangkey, F., Malingkas, G. Y., Walangitan, D. R. O., 2012. Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek Konstruksi di Indonesia (Studi
Kasus: Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno- Manado). Jurnal Ilmiah Media
Engineering Vol. 02 No. 02 Juli 2012, ISSN: 2087-9334, Universitas Sam Ratulangi,
Manado.

Peraturan Menteri No. 9 Tahun 2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Jakarta.

Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, Jakarta.


Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

Ramli, S., 2013. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Dian Rakyat,
Jakarta.

Rangkuti, F., 2017. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

446
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (433-448) ISSN: 2337-6732

Ridley, J., 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Suartana, I. P., Mandagi, R. J. M., Willar, Debby, 2017. Pengaruh Pengetahuan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja terhadap Perilaku Pekerja dan Pengaruh Perilaku Pekerja terhadap
Kecelakaan Kerja pada Proyek di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah, Jurnal
Ilmiah Media Engineering VoL. 7 No.1, Januari 2017 (739-756) ISSN: 2087-9334,
Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Manajemen (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi,


Penelitian Tindakan, Penelitian Evaluasi). Alfabeta, Bandung.

Undang-undang No. 24 Tahun 2007, tentang Penanggulangan Bencana. Jakarta.

447
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.4 April 2019 (433-448) ISSN: 2337-6732

Halaman ini sengaja dikosongkan

448

Anda mungkin juga menyukai