ABSTRAK
Insiden kecelakaan kerja di industri konstruksi akhir-akhir ini telah menyebabkan kerugian material,
kematian, masalah kesehatan, dan gangguan produksi, yang merupakan masalah bagi semua pihak
yang terlibat. Kecelakaan kerja seringkali merupakan akibat dari kelalaian dan pelanggaran aturan,
sehingga pemerintah harus mengambil langkah-langkah bersama untuk menghindari dan
menghilangkan insiden tersebut. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh Sistem Manajemen K3
(SMK3) dan kepemimpinan keselamatan terhadap kinerja keselamatan di proyek HPPO KSB. Metode
penelitian ini menggunakan semi kuantitatif dengan bersifat cross-sectional. Sampel sebanyak 154
orang diantaranya top Manajemen (Project Manager, Deputi Manager, dan Manajer Konstruksi),
middle Manajemen (Site Manager, Supervisi, dan SHE) , dan Low Manajemen (Man Power).
Penelitian dilakukan selama bulan dari periode Maret hingga Juni Tahun 2023. Uji analisis
menggunakan analisis deskriptif, uji validitas, uji keandalan menggunakan Cronbach’s Alpha, uji
koefisien determinasi R2, evaluasi bersamaan (Uji F), dan uji hipotesis. Hasil dari penelitian ini
proyek sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di HPPO KSB tingkat signifikansi
ditetapkan pada p 0,05 (T hitung = 2,270> > t tabel = 1,975). Pada proyek HPPO KSB kepemimpinan
keselamatan eningkatkan kinerja keselamatan sampai batas dari nilai t-hitung sebesar 3,724> pada t-
tabel sebesar 1,975 dan nilai F 0,000 0,05, atau 16.502 > F. Sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang efektif meningkatkan catatan keselamatan proyek HPPO KSB. Kepemimpinan
keselamatan dalam Proyek HPPO KSB dan pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) keduanya membantu meningkatkan hasil keselamatan. Kepemimpinan keselamatan
yang kuat, bersama dalam hubungannya dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, telah terbukti meningkatkan keamanan operasi.
ABSTRACT
Accidents at work in the construction industry recently have caused material losses, deaths, health
problems, and production disruptions, which are a problem for all parties involved. Occupational
accidents are often the result of negligence and rule violations, so the government must take joint
steps to prevent and eliminate these incidents. The purpose of this study was to see the effect of the K3
Management System (SMK3) and safety leadership on safety performance in the HPPO KSB project.
This research method uses a semi-quantitative cross-sectional nature. A sample of 154 people
JK3L: Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan. 2022; 03 (2)
including top Management (Project Manager, Deputy Manager, and Construction Manager), middle
Management (Site Manager, Supervision, and SHE), and Low Management (Man Power). The
research was conducted from March to June 2023. Analysis tests used descriptive analysis, validity
tests, reliability tests using Cronbach's Alpha, R2 coefficient of determination test, concurrent
evaluation (F Test), and hypothesis testing. The results of this research are the occupational safety
and health management system project at HPPO KSB, the significance level is set at p 0.05 (T count =
2.270 > > t table = 1.975). In the KSB HPPO project the safety leadership increased safety
performance to the limit of a t-count value of 3.724> in a t-table of 1.975 and an F value of 0.000
0.05, or 16,502> F. An effective occupational health and safety management system improves project
safety records HPPO KSB. Safety leadership in the KSB HPPO Project and influence of the
Occupational Safety and Health Management System (SMK3) both help improve safety outcomes.
Strong safety leadership, together in conjunction with an Occupational Safety and Health
Management System, has been shown to enhance the safety of operations.
Keywords: SMK3, PP KAB, Leadership
112
Rohmatun Syakinah, Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan
Kepemimpinan Keselamatan terhadap Kinerja Keselamatan di Proyek Hunian Pekerja Pendukung
Operational Kampung Susun Bayam (HPPO KSB) di Jakarta
:
Rohmatun Syakinah, Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan
Kepemimpinan Keselamatan terhadap Kinerja Keselamatan di Proyek Hunian Pekerja Pendukung
Operational Kampung Susun Bayam (HPPO KSB) di Jakarta
memastikan hasil penelitian yang akurat, reliabilitas yang tinggi. Semua ukuran
memerlukan evaluasi kuesioner secara ketergantungan sangat bagus.
9
menyeluruh. Nilai r-kuadrat untuk penyelidikan
ini dihitung menjadi 0,158, dengan N-2 = 154-2 Uji Analisis (Uji Asumsi Klasik)
= 152. Hasil uji validitas pada penelitian semua Uji Normalitas
item pernyataan memperoleh nilai r hitung > r Menurut (Ghozali, 2017), peneliti
tabel yakni 0,158. Maka dapat disimpulkan menggunakan uji normalitas SPSS, atau uji
semua item pernyataan ini valid. Kolmogorov-Smirnov, untuk menentukan
Ketergantungan dianggap kuat jika alpha apakah data yang diterima dari sampel uji
Cronbach lebih dari 0,60. Hasil Sistem mengikuti distribusi normal. Jika dan hanya jika
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja P-value kurang dari 0,05, data dianggap
(SMK3) dengan alpha Cronbach 0,902, berdistribusi teratur.10 Di sisi lain, di Sig. 0,05
Kepemimpinan Keselamatan dengan alpha maka anomali dapat diabaikan. Temuan
0,851, dan Kinerja Keselamatan dengan alpha pengujian, dengan asumsi distribusi normal,
Cronbach 0,700. Skor Alpha Cronbach dalam adalah sebagai berikut:
penelitian ini berada di atas 0,6, menunjukkan
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 154
Normal Parametersa,b Mean .1266325
Std. Deviation 4.71711924
Most Extreme Differences Absolute .094
Positive .083
Negative -.094
Test Statistic .094
Asymptotic Significance (2-tailed) .002c
Monte Carlo Significance Significance .127d
(2-tailed) 99% Confidence Interval Lower Bound .119
Upper Bound .136
tidak muncul dengan sendirinya jika VIF kurang
Menurut hasil uji normalitas dalam dari 10. Apa yang kita pelajari tentang
penyelidikan ini, tingkat signifikan 0,127 multikolinearitas yaitu antara lain:
ditemukan. Data dianggap berdistribusi teratur
jika p-value kurang dari 0,05. Tabel 5. Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Uji Multikolinieritas Model Tolerance VIF
Untuk mengevaluasi signifikansi hubungan 1 (Constant)
antara variabel independen, model regresi akan Sistem .868 1.153
digunakan. Variabel independen tidak boleh Manajemen
Keselamatan
ditunjukkan terkait dengan model regresi yang Dan Kesehatan
sesuai. (11). Indikator multikolinearitas antar Kerja (SMK3)
variabel penjelas meliputi nilai tolerance yang Kepemimpinan .868 1.153
tinggi dan variance inflation factor (VIF) yang Keselamatan
tinggi. Kedua dimensi mencirikan kekuatan
penjelas hubungan antara variabel independen. Nilai VIF semua variabel independen
Ketika VIF kurang dari 10, terjadi penelitian lebih dari 10, sebagaimana ditentukan
multikolinearitas. Namun, multikolinearitas oleh uji multikolinearitas. Variabel independen
:
Rohmatun Syakinah, Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan
Kepemimpinan Keselamatan terhadap Kinerja Keselamatan di Proyek Hunian Pekerja Pendukung
Operational Kampung Susun Bayam (HPPO KSB) di Jakarta
yang sangat berkorelasi satu sama lain terlihat di observasi ke observasi selanjutnya. Bila setiap
sini. kelompok memiliki varians yang sama, maka
diperoleh heteroskedastisitas. Untuk memeriksa
Uji Heteroskedastisitas heteroskedastisitas, penelitian ini menggunakan
Tes ini terlihat untuk memeriksa apakah uji scatterplot. Tidak adanya fenomena
satu residu memiliki varians yang jauh lebih heteroskedastisitas dapat disimpulkan dari
besar daripada pengamatan lain. Suatu model scatter-plot dimana titik data tersebar secara
regresi harus memenuhi kriteria seragam.
homoskedastisitas bila versi residual tidak
berlainan dengan cara signifikan dari satu
Tingkat signifikansi temuan uji simultan kuat telah terbukti meningkatkan upaya
(Uji F) adalah 0,000, menghasilkan nilai F keselamatan sehari-hari.
sebesar 16,502. Nilai F hitung lebih dari 3,06
jika dibandingkan dengan batas signifikansi
0,05. Sistem manajemen kesehatan dan Uji Hipotesis (Uji t)
keselamatan serta pemimpin keselamatan yang Percobaan t dipakai guna memastikan
:
Rohmatun Syakinah, Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan
Kepemimpinan Keselamatan terhadap Kinerja Keselamatan di Proyek Hunian Pekerja Pendukung
Operational Kampung Susun Bayam (HPPO KSB) di Jakarta
apakah faktor independen mempunyai akibat variabel independen berhubungan. Nilai t tabel
kepada variabel dependen.11 Bila angka adalah 1,975 jika 0,05 dan (154-2 = 152) benar.
signifikansi t jumlah > dari t bagan, hingga Demikian hasil uji hipotesis.:
dapat disimpulkan bahwa variabel dependen dan
Tabel 10. Hasil Uji Hipotesis
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t
1 (Constant) 20.132 4.678 4.303
Sistem Manajemen .130 .048 .215 2.720
Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (SMK3)
Kepemimpinan Keselamatan .375 .101 .295 3.724
sebesar 1,975. Oleh karena itu, kehadiran proyek tersebut. Dalam proyek HPPO
pemimpin keselamatan memiliki pengaruh yang KSB, Kinerja keselamatan dipengaruhi
menguntungkan terhadap kinerja keselamatan oleh kepemimpinan keselamatan
proyek HPPO KSB. berdasarkan hasil yang menyatakan
Menurut (Sofiyan Siregar, 2017), kinerja semakin tinggi kepemimpinan
keselamatan proyek di HPPO KSB meningkat keselamatan maka semakin tinggi pula
seiring dengan meningkatnya kualitas kinerja kesalamatan di proyek tersebut,
kepemimpinan keselamatannya. Pemimpin yang dapat disimpulkan bahwa kinerja
mengutamakan keselamatan di tempat kerja keselamatan proyek HPPO KSB
akan bertindak sebagai panutan, menginspirasi meningkat seiring dengan peningkatan
tim mereka, dan meningkatkan kesadaran kualitas safety leadership.
tentang pentingnya alat dan kebijakan Kepemimpinan keselamatan dan Sistem
keselamatan. Strategi ini akan membantu Manajemen K3 (SMK3) berpengaruh
pekerja menyadari pentingnya menunjukkan secara simultan terhadap kinerja
kinerja keselamatan di tempat kerja dengan keselamatan di proyek HPPO KSB.
secara bertahap mengubah perilaku mereka
sesuai dengan instruksi dan mendapatkan DAFTAR PUSTAKA
pengetahuan tentang cara beroperasi dengan 1. Umum PR dan KP. Upaya Kementerian
aman.14 Buat perbedaan dengan membawa ide PUPR dalam Pencegahan Kecelakaan
kepemimpinan keselamatan ke komunitas Kerja Konstruksi. 2020;
keselamatan tempat kerja. Seorang pemimpin
yang serius tentang keselamatan di tempat kerja 2. Khaliwa AM, Djunaidi Z. Gambaran
harus mencurahkan waktu dan energinya untuk Faktor-Faktor Yang Membentuk Persepsi
memperbaiki kondisi pekerja. Pekerja lebih Risiko Keselamatan Pada Pekerja
cenderung percaya bahwa keselamatan adalah Konstruksi Di Proyek Z Pt. X. PREPOTIF :
prioritas utama ketika mereka memiliki Jurnal Kesehatan Masyarakat.
pemimpin yang melakukannya juga. 2021;5(2):584–95.
Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan 3. Pujiyono B. Konsep manajemen proyek.
Dan Kesehatan (SMK3) Dan Kepemimpinan Manajemen Proyek. 2008;1–42.
KeselamatanTerhadap Kinerja Keselamatan
Pada Proyek HPPO KSB 4. Aprilia R, E.P A. Pendahuluan Setiap
Meningkatkan hasil keselamatan perusahaan memerlukan adanya sumber
merupakan upaya bersama antara daya yang mempunyai pengaruh penting
kepemimpinan keselamatan yang kuat dan untuk mencapai keberhasilan . aktif dalam
SMK3. Tabel 3.06 menunjukkan hal ini dengan meningkatkan kinerja karyawan melalui
nilai F 0,000 0,05, atau 16.502 > F. sejumlah variabel-variabel yang Dwiyanto
Kepemimpinan keselamatan yang kuat dan kepemimpinan mempunyai peran yang
SMK3 keduanya telah terbukti meningkatkan sangat p. Jurnal Administrasi Bisnis
keamanan operasi sehari-hari. Volume. 2016;5:1–5.
:
Rohmatun Syakinah, Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan
Kepemimpinan Keselamatan terhadap Kinerja Keselamatan di Proyek Hunian Pekerja Pendukung
Operational Kampung Susun Bayam (HPPO KSB) di Jakarta
8. Kholida N. PENGARUH
KEPEMIMPINAN DAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
PADA PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA V (PERSERO) PABRIK
KELAPA SAWIT (PKS) SEI TAPUNG
ROKAN HULU. 2020;84.