Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L)

e-ISSN: 2776-4133. Volume 04 (1) 2023


http://jk3l.fkm.unand.ac.id/index.php/jk3l/index

Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


dan Kepemimpinan Keselamatan terhadap Kinerja Keselamatan di Proyek
Hunian Pekerja Pendukung Operational Kampung Susun Bayam (HPPO
KSB) di Jakarta
The Influence of the Occupational Safety and Health Management System (SMK3) and Safety
Leadership on Safety Performance in the Kampung Susun Bayam Operational Support
Worker Residential Project (HPPO KSB) in Jakarta
Rohmatun Syakinah
Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Manajemen K3L, Universitas Sahid Jakarta, Jakarta,
Indonesia
Corresponding Author : rohmatunsyakinah225@gmail.com
Info Artikel : Diterima bulan ______; Disetujui bulan ______; Publikasi bulan ______

ABSTRAK
Insiden kecelakaan kerja di industri konstruksi akhir-akhir ini telah menyebabkan kerugian material,
kematian, masalah kesehatan, dan gangguan produksi, yang merupakan masalah bagi semua pihak
yang terlibat. Kecelakaan kerja seringkali merupakan akibat dari kelalaian dan pelanggaran aturan,
sehingga pemerintah harus mengambil langkah-langkah bersama untuk menghindari dan
menghilangkan insiden tersebut. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh Sistem Manajemen K3
(SMK3) dan kepemimpinan keselamatan terhadap kinerja keselamatan di proyek HPPO KSB. Metode
penelitian ini menggunakan semi kuantitatif dengan bersifat cross-sectional. Sampel sebanyak 154
orang diantaranya top Manajemen (Project Manager, Deputi Manager, dan Manajer Konstruksi),
middle Manajemen (Site Manager, Supervisi, dan SHE) , dan Low Manajemen (Man Power).
Penelitian dilakukan selama bulan dari periode Maret hingga Juni Tahun 2023. Uji analisis
menggunakan analisis deskriptif, uji validitas, uji keandalan menggunakan Cronbach’s Alpha, uji
koefisien determinasi R2, evaluasi bersamaan (Uji F), dan uji hipotesis. Hasil dari penelitian ini
proyek sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di HPPO KSB tingkat signifikansi
ditetapkan pada p 0,05 (T hitung = 2,270> > t tabel = 1,975). Pada proyek HPPO KSB kepemimpinan
keselamatan eningkatkan kinerja keselamatan sampai batas dari nilai t-hitung sebesar 3,724> pada t-
tabel sebesar 1,975 dan nilai F 0,000 0,05, atau 16.502 > F. Sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang efektif meningkatkan catatan keselamatan proyek HPPO KSB. Kepemimpinan
keselamatan dalam Proyek HPPO KSB dan pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) keduanya membantu meningkatkan hasil keselamatan. Kepemimpinan keselamatan
yang kuat, bersama dalam hubungannya dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, telah terbukti meningkatkan keamanan operasi.

Kata Kunci : SMK3, HPPO KSB, Kepemimipinan

ABSTRACT
Accidents at work in the construction industry recently have caused material losses, deaths, health
problems, and production disruptions, which are a problem for all parties involved. Occupational
accidents are often the result of negligence and rule violations, so the government must take joint
steps to prevent and eliminate these incidents. The purpose of this study was to see the effect of the K3
Management System (SMK3) and safety leadership on safety performance in the HPPO KSB project.
This research method uses a semi-quantitative cross-sectional nature. A sample of 154 people
JK3L: Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan. 2022; 03 (2)

including top Management (Project Manager, Deputy Manager, and Construction Manager), middle
Management (Site Manager, Supervision, and SHE), and Low Management (Man Power). The
research was conducted from March to June 2023. Analysis tests used descriptive analysis, validity
tests, reliability tests using Cronbach's Alpha, R2 coefficient of determination test, concurrent
evaluation (F Test), and hypothesis testing. The results of this research are the occupational safety
and health management system project at HPPO KSB, the significance level is set at p 0.05 (T count =
2.270 > > t table = 1.975). In the KSB HPPO project the safety leadership increased safety
performance to the limit of a t-count value of 3.724> in a t-table of 1.975 and an F value of 0.000
0.05, or 16,502> F. An effective occupational health and safety management system improves project
safety records HPPO KSB. Safety leadership in the KSB HPPO Project and influence of the
Occupational Safety and Health Management System (SMK3) both help improve safety outcomes.
Strong safety leadership, together in conjunction with an Occupational Safety and Health
Management System, has been shown to enhance the safety of operations.
Keywords: SMK3, PP KAB, Leadership

112
Rohmatun Syakinah, Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan
Kepemimpinan Keselamatan terhadap Kinerja Keselamatan di Proyek Hunian Pekerja Pendukung
Operational Kampung Susun Bayam (HPPO KSB) di Jakarta

PENDAHULUAN diyakini memiliki hubungan yang signifikan


Insiden kecelakaan kerja di industri dengan kecelakaan kerja, yang telah
konstruksi akhir-akhir ini telah menyebabkan menyebabkan peningkatan penelitian kinerja
kerugian material, kematian, masalah keselamatan.6
kesehatan, dan gangguan produksi, yang Peraturan Pemerintah no. 50 Tahun 2012
merupakan masalah bagi semua pihak yang mengatur tentang Manajemen Keselamatan
terlibat. Kecelakaan kerja seringkali dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Indonesia.
merupakan akibat dari kelalaian dan Ada total 12 komponen aturan ini yang
pelanggaran aturan, sehingga pemerintah berkaitan dengan penerapan SMK3 saat ini,
harus mengambil langkah-langkah bersama mulai dari pengabdian organisasi hingga
untuk menghindari dan menghilangkan pelatihan dan pendidikan karyawan.7 Dunia
insiden tersebut.1 Konstruksi memiliki tingkat usaha dan organisasi harus mengadopsi
kecelakaan yang lebih tinggi daripada SMK3 untuk mendorong pertumbuhan
industri lain, terhitung 30% dari semua tempat kegiatan yang segar, nyaman, serta
kecelakaan kerja. Sektor konstruksi dapat produktif dan guna kurangi musibah kegiatan.
digambarkan sebagai industri berisiko tinggi.2 Selain memenuhi persyaratan hukum,
Konstruksi memerlukan sejumlah pelaksanaan SMK3 merupakan upaya
disiplin ilmu dan sumber daya, baik dari segi memenuhi standar perdagangan internasional
teknis maupun nonteknis, yang dapat bahwa suatu produk atau jasa berkualitas
dipisahkan menjadi lima sub-sumber daya tinggi dan aman untuk digunakan.8
yang biasa disebut dengan 5 M (Man, Kesalahpahaman muncul sebagai akibat
Machine, Material, Methode, Money).3 langsung dari komunikasi kepemimpinan
Sebagian besar pekerjaan konstruksi yang buruk dan mungkin berdampak
dikerjakan diluar ruangan (out door) dengan langsung pada kinerja staf. Pada
berbagai kondisi lingkungan yang ekstrim kenyataannya, komunikasi yang terbuka dan
mulai dari lingkunagn fisik yang meliputi transparan membantu menutup kesenjangan
temperatur, kebisingan, getaran, debu, bahan- antara pemimpin dan bawahan.
bahan berbahaya, dan alat-alat berat dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
risiko kecelakaan yang tinggi. Akibatnya, ada melimpahkan tanggung jawab pengelolaan
bahaya yang signifikan dari cedera dan aset proyek HPPO KSB kepada PT. PP.
penyakit akibat kerja karena faktor-faktor ini. Proyek ini memiliki total luas lantai 756
Akibatnya, Keamanan serta Kesehatan meter persegi. Proyek KSB HPPO
Kegiatan diatur dengan bermacam mempekerjakan rata-rata 780 orang setiap
pembedahan perusahaan, termasuk bulan (Data Proyek KSB HPPO, 2022).
manufaktur, transportasi, sumber daya Selain itu, belum ada studi tentang pengaruh
manusia, finansial, serta penjualan.4 SMK3 dan kepemimpinan keselamatan pada
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) proyek. Dengan jumlah karyawan yang
membutuhkan fokus yang tidak terbagi dari banyak dan lingkup pekerjaan yang rumit,
manajemen atas jika bisnis ingin berkembang maka perlu dilakukan penelitian untuk
dalam iklim ekonomi saat ini. Sejak tahun mengetahui safety profile proyek HPPO
1980-an, para ahli K3 telah mencoba KSB. alasan pemilihan judul adalah dari studi
membujuk semua orang—terutama kasus mengenai implementasi dokumen smk3
manajemen puncak di perusahaan—untuk tidak sesuai dengan implementasi dilapangan.
memberikan bobot yang sama pada K3 Sehingga peneliti termotivasi untuk
seperti aspek-aspek lain dalam menjalankan melakukan penelitian. Tujuan penelitian ini
bisnis yang sukses. Akibatnya, banyak untuk mengetahui pengaruh Sistem
pendekatan manajemen K3 muncul.5 Manajemen K3 (SMK3) dan kepemimpinan
Kinerja keselamatan digunakan untuk keselamatan terhadap kinerja keselamatan di
mengevaluasi manajemen keselamatan Proyek HPPO KSB.
proyek pertambangan. Kinerja keselamatan

:
Rohmatun Syakinah, Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan
Kepemimpinan Keselamatan terhadap Kinerja Keselamatan di Proyek Hunian Pekerja Pendukung
Operational Kampung Susun Bayam (HPPO KSB) di Jakarta

METODE PENELITIAN perkawinan, dan jabatan. Data di bawah ini


Metode penelitian semi kuantitatif dengan merupakan analisis deskriptif responden pria
studi bersifat cross-sectional. Sejalan dengan dan wanita secara terpisah.
tujuan penelitian, penelitian ini mengkaji
analisis profil masing-masing variabel yang Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif
akan disusun menjadi profil SMK3 dan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Kepemimpinan Keselamatan Proyek HPPO Jenis Frekuensi Presentase
KSB di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2022, Kelamin
didukung oleh informasi yang diperoleh Laki-Laki 147 95,5%
melalui pemeriksaan kertas pendukung, seperti Perempuan 7 4,5%
dokumentasi operasional. Penelitian ini
memanfaatkan hasil audit SMK3 pada proyek Jenis kelamin laki-laki presentase 95,5%
PT. PP serta bahan penelitian lainnya untuk dengan total 147 responden. Ada total 7
pemeriksaan yang lebih mendalam. tanggapan, dan proporsi perempuan adalah
Penelitian ini akan dilakukan di Proyek 4,5%. Kebanyakan orang adalah laki-laki.
HPPO KSB yang berlokasi di wilayah DKI Analisis deskriptif responden berdasarkan usia
Jakarta selama periode Maret hingga Juni yaitu:
Tahun 2023. Sampel sebanyak 154 orang
diantaranya Top Manajemen (Project Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif
Manager, Deputi Manager, dan Manajer Responden Berdasarkan Usia
Konstruksi), middle Manajemen (Site Usia Frekuensi Presentase
Manager, Supervisi, dan SHE) , dan Low
21-30 tahun 76 49,4%
Manajemen (Man Power). Selain itu,
31-40 tahun 56 36,4%
informasi ini dikumpulkan melalui penyebaran
kuesioner langsung ke PT. Pekerja tidak 41-50 tahun 21 13,6%
terampil PP dan karyawan >50 tahun 1 0,6%
Uji analisis menggunakan 1) analisis
deskriptif meliputi tampilan numerik dalam Dari total jumlah responden, 49,4 persen
bentuk tabel, grafik, pie chart, persentase, berusia antara 21 dan 30. Proporsi responden
perhitungan modus, perhitungan median, antara usia 31 dan 40 adalah 36,4% (56 orang).
perhitungan mean (sebagai ukuran tendensi Dua puluh satu orang disurvei, dan 13,6%
sentral), perhitungan desil, perhitungan berusia antara 41 dan 50 tahun. Selain itu, hanya
persentil, dan perhitungan spread. 2) Uji 0,6% orang yang menjawab bahwa mereka
validitas, menggunakan program komputer berusia 50 tahun atau lebih. Usia 21-30
yaitu pertanyaan dianggap sah jika r-hitung dianggap maksimal. Perbandingan karakteristik
lebih besar dari r-tabel. 3) Percobaan responden bersumber pada status perkawinan:
keandalan, membuktikan kalau percobaan
reliabilitas dicoba bila ketergantungan besar Tabel 3. Hasil Analisis Deskriptif
angka Cronbach’ s Alpha lebih besar dari 0, 6. Responden Berdasarkan Status Perkawinan
4) Percobaan Koefisien Pemastian R2, 5) Status Frekuensi Presentase
Penilaian Berbarengan (Percobaan F), bila p- Perkawinan
value kurang dari 0,05 ataupun F- hitung lebih Lajang 74 48,1%
dari F- tabel. Percobaan analisa (anggapan Menikah 80 51,9%
klasik) memakai percobaan normalitas,
percobaan multikolinearitas, percobaan Status perkawinan yakni lajang presentase
heterokedastisitas, serta percobaan 48,1% dengan total 74 responden. Sedangkan
autokorelasi. status perkawinan yakni menikah presentase
51,9% dengan total 8 responden. Status
perkawinan paling banyak adalah menikah.
HASIL PENELITIAN
Analisis Deskriptif Responden Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Demografi peserta termasuk usia, tingkat Pengujian keabsahan kuesioner yang
pendidikan, riwayat pekerjaan, status dipakai dalam riset ini, yang dilakukan untuk
Rohmatun Syakinah, Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan
Kepemimpinan Keselamatan terhadap Kinerja Keselamatan di Proyek Hunian Pekerja Pendukung
Operational Kampung Susun Bayam (HPPO KSB) di Jakarta

memastikan hasil penelitian yang akurat, reliabilitas yang tinggi. Semua ukuran
memerlukan evaluasi kuesioner secara ketergantungan sangat bagus.
9
menyeluruh. Nilai r-kuadrat untuk penyelidikan
ini dihitung menjadi 0,158, dengan N-2 = 154-2 Uji Analisis (Uji Asumsi Klasik)
= 152. Hasil uji validitas pada penelitian semua Uji Normalitas
item pernyataan memperoleh nilai r hitung > r Menurut (Ghozali, 2017), peneliti
tabel yakni 0,158. Maka dapat disimpulkan menggunakan uji normalitas SPSS, atau uji
semua item pernyataan ini valid. Kolmogorov-Smirnov, untuk menentukan
Ketergantungan dianggap kuat jika alpha apakah data yang diterima dari sampel uji
Cronbach lebih dari 0,60. Hasil Sistem mengikuti distribusi normal. Jika dan hanya jika
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja P-value kurang dari 0,05, data dianggap
(SMK3) dengan alpha Cronbach 0,902, berdistribusi teratur.10 Di sisi lain, di Sig. 0,05
Kepemimpinan Keselamatan dengan alpha maka anomali dapat diabaikan. Temuan
0,851, dan Kinerja Keselamatan dengan alpha pengujian, dengan asumsi distribusi normal,
Cronbach 0,700. Skor Alpha Cronbach dalam adalah sebagai berikut:
penelitian ini berada di atas 0,6, menunjukkan
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 154
Normal Parametersa,b Mean .1266325
Std. Deviation 4.71711924
Most Extreme Differences Absolute .094
Positive .083
Negative -.094
Test Statistic .094
Asymptotic Significance (2-tailed) .002c
Monte Carlo Significance Significance .127d
(2-tailed) 99% Confidence Interval Lower Bound .119
Upper Bound .136
tidak muncul dengan sendirinya jika VIF kurang
Menurut hasil uji normalitas dalam dari 10. Apa yang kita pelajari tentang
penyelidikan ini, tingkat signifikan 0,127 multikolinearitas yaitu antara lain:
ditemukan. Data dianggap berdistribusi teratur
jika p-value kurang dari 0,05. Tabel 5. Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Uji Multikolinieritas Model Tolerance VIF
Untuk mengevaluasi signifikansi hubungan 1 (Constant)
antara variabel independen, model regresi akan Sistem .868 1.153
digunakan. Variabel independen tidak boleh Manajemen
Keselamatan
ditunjukkan terkait dengan model regresi yang Dan Kesehatan
sesuai. (11). Indikator multikolinearitas antar Kerja (SMK3)
variabel penjelas meliputi nilai tolerance yang Kepemimpinan .868 1.153
tinggi dan variance inflation factor (VIF) yang Keselamatan
tinggi. Kedua dimensi mencirikan kekuatan
penjelas hubungan antara variabel independen. Nilai VIF semua variabel independen
Ketika VIF kurang dari 10, terjadi penelitian lebih dari 10, sebagaimana ditentukan
multikolinearitas. Namun, multikolinearitas oleh uji multikolinearitas. Variabel independen

:
Rohmatun Syakinah, Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan
Kepemimpinan Keselamatan terhadap Kinerja Keselamatan di Proyek Hunian Pekerja Pendukung
Operational Kampung Susun Bayam (HPPO KSB) di Jakarta

yang sangat berkorelasi satu sama lain terlihat di observasi ke observasi selanjutnya. Bila setiap
sini. kelompok memiliki varians yang sama, maka
diperoleh heteroskedastisitas. Untuk memeriksa
Uji Heteroskedastisitas heteroskedastisitas, penelitian ini menggunakan
Tes ini terlihat untuk memeriksa apakah uji scatterplot. Tidak adanya fenomena
satu residu memiliki varians yang jauh lebih heteroskedastisitas dapat disimpulkan dari
besar daripada pengamatan lain. Suatu model scatter-plot dimana titik data tersebar secara
regresi harus memenuhi kriteria seragam.
homoskedastisitas bila versi residual tidak
berlainan dengan cara signifikan dari satu

Gambar 1. Hasil Uji Heteroskedastisitas


3) Ketika dW lebih dari dU atau dL, atau ketika
Tes untuk heteroskedastisitas dW sama dengan (4-dU) atau (4-dL), tidak
mengungkapkan bahwa setiap titik plot sebar ada kesimpulan yang dapat dibuat.
didistribusikan secara seragam di atas ruang Hasil uji autokolerasi sebagai berikut:
yang tersedia. Oleh karena itu, tidak ada bukti
adanya fenomena heteroskedastisitas. Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Uji Autokorelasi Model Durbin-Watson
Untuk mengetahui apakah ada korelasi 1 1.612
antar variabel, dilakukan pengujian ini paling
utama dalam perihal variabel time series, sebab
informasi yang direkam bisa dipengaruhi oleh Hasil uji autokolerasi memperoleh nilai
informasi dari periode tadinya, hingga wajib Durbin Watson sebesar 1,812. Pada penelitian
diuji autokorelasi.. Sehingga informasi yang ini nilai dU diperoleh sebesar 1,762. Maka dapat
diharapkan tidak terjalin autokorelasi. Durbin disimpulkan 1,762 < 1,812 < 2,238 atau dU <
Watson digunakan buat mendemonstrasikan uji dW < (4-dU), tidak ada autokorelasi antar
ini, selaku berikut. 11 variabel.
1) Tidak ada autokorelasi antar variabel jika
dU<dW<(4-dU). Analisis Regresi Linear Berganda
2) Di hadapan autokorelasi antar variabel, dW Analisis regresi linier digunakan untuk
harus lebih tinggi atau sama dengan menilai kemanjuran data kuantitatif penelitian.
(4-dL). Persamaan regresi linier Berganda terlihat
seperti ini:
Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t
Coefficients
Rohmatun Syakinah, Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan
Kepemimpinan Keselamatan terhadap Kinerja Keselamatan di Proyek Hunian Pekerja Pendukung
Operational Kampung Susun Bayam (HPPO KSB) di Jakarta

B Std. Error Beta Significance


1 (Constant) 20.132 4.678 4.303 .000
Sistem Manajemen .130 .048 .215 2.720 .007
Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (SMK3)
Kepemimpinan Keselamatan .375 .101 .295 3.724 .000

𝑌 = 20, 132 + 0,130X1 + 0,375X2 + 𝑒 Berikut hasil perhitungan koefisien uji:


Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi
1. Koefisien regresi kinerja keselamatan Model Summary
sebesar 20,132 Std.
Kinerja keselamatan ditetapkan ke nilai Error of
R Adjusted the
tetap 20,132 jika Sistem pengelolaan Model R Square R Square Estimate
keamanan serta kesehatan kegiatan dan 1 .424a .179 .168 2.98087
keamanan kegiatan menghasilkan nol.
2. Koefisien regresi sistem manajemen
kesehatan serta keamanan kegiatan Nilai koefisien determinasi terkoreksi, R2,
merupakan 0,130 adalah 0,168. Temuan ini menunjukkan bahwa
Koefisien regresi sistem manajemen faktor lain menyumbang 83,4% dari total efek
kesehatan dan keselamatan adalah 0,130, pada keselamatan kinerja (100 dikurangi
yang cukup positif menurut persamaan 16,8%), sedangkan kontribusi kontribusi
regresi linier. Hal ini menunjukkan adanya keselamatan dan kepemimpinan kerja, serta
peningkatan sebesar 0,130 poin pada kinerja peningkatan 16,8% dalam sistem manajemen
keselamatan SMK3. keamanan serta kesehatan kegiatan sebesar
3. Koefisien regresi kepemimpinan 16,8%.
keselamatan sebesar 0,375
Analisis regresi linier berganda Uji Simultan (Uji F)
menunjukkan nilai positif sebesar 0,375 Peneliti menggunakan Uji coba Simultan
untuk koefisien regresi kepemimpinan (uji coba F) buat memperhitungkan akibat
keselamatan. Pengaruh safety leadership sebagian elastis bebas yang berganti kepada
terhadap safety performance naik sebesar elastis terbatas. Dengan cara statistik ada
0,375 poin. hubungan yang penting antara elastis terbatas
serta bebas bila angka signifikansi lebih kecil
Uji Koefisien Determinasi dari 0, 05 ataupun bila angka F melampaui F
Pengujian dengan menggunakan bagan. Angka F bagan merupakan 3, 06 dengan
koefisien determinasi (Adjusted R2) angka buat= 0, 05, df 1= (jumlah elastis
menjelaskan kisaran nilai yang mungkin leluasa= 2), serta df 2=(n- k- 1= 154- 2- 1=
untuk variabel dependen dikaitkan dengan 151).
perubahan variabel independen (11).
Tabel 9. Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Significance
1 Regression 293.267 2 146.634 16.502 .000b
Residual 1341.726 151 8.886
Total 1634.994 153

Tingkat signifikansi temuan uji simultan kuat telah terbukti meningkatkan upaya
(Uji F) adalah 0,000, menghasilkan nilai F keselamatan sehari-hari.
sebesar 16,502. Nilai F hitung lebih dari 3,06
jika dibandingkan dengan batas signifikansi
0,05. Sistem manajemen kesehatan dan Uji Hipotesis (Uji t)
keselamatan serta pemimpin keselamatan yang Percobaan t dipakai guna memastikan

:
Rohmatun Syakinah, Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan
Kepemimpinan Keselamatan terhadap Kinerja Keselamatan di Proyek Hunian Pekerja Pendukung
Operational Kampung Susun Bayam (HPPO KSB) di Jakarta

apakah faktor independen mempunyai akibat variabel independen berhubungan. Nilai t tabel
kepada variabel dependen.11 Bila angka adalah 1,975 jika 0,05 dan (154-2 = 152) benar.
signifikansi t jumlah > dari t bagan, hingga Demikian hasil uji hipotesis.:
dapat disimpulkan bahwa variabel dependen dan
Tabel 10. Hasil Uji Hipotesis
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t
1 (Constant) 20.132 4.678 4.303
Sistem Manajemen .130 .048 .215 2.720
Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (SMK3)
Kepemimpinan Keselamatan .375 .101 .295 3.724

industri dengan potensi risiko tinggi kecelakaan


besar yang mengakibatkan kematian manusia,
1. Efek penerapan sistem manajemen kesehatan gangguan proses, dan pencemaran lingkungan.
serta keamanan kegiatan kepada daya Mengurangi kecelakaan kerja dengan bantuan
produksi ditemukan sebesar 2,720 dengan SMK3, yang juga meningkatkan tindakan
menggunakan uji t. Berdasarkan t-tabel, nilai pencegahan dan menghasilkan area kegiatan
t >= 1,975 secara statistik signifikan. yang lebih menyenangkan serta produktif.12
Menerapkan sistem manajemen keselamatan Menampilkan statistik keselamatan kepada staf
dan kesehatan telah terbukti meningkatkan dapat membantu mengurangi kecelakaan di
efisiensi di beberapa tempat. tempat kerja. Perilaku keselamatan tempat kerja
2. Nilai t dari pengujian pengaruh dapat dimodelkan setelah kinerja keselamatan.
kepemimpinan keselamatan terhadap kinerja Ada aspek kinerja keselamatan yang
adalah 3,724. Berdasarkan t-tabel, nilai t >= menunjukkan dimensi perilaku yang luas dalam
1,975 secara statistik signifikan. Masuk akal kaitannya dengan aktivitas yang ada. Dua aspek
untuk berasumsi bahwa kepemimpinan kinerja keselamatan disatukan dalam model ini:
keselamatan yang efektif meningkatkan hasil kepatuhan dan keterlibatan. Kepatuhan berarti
keselamatan. terlibat secara aktif, dan berkomitmen untuk,
mengikuti protokol keselamatan dan melakukan
pekerjaan dengan cara yang bebas risiko.
PEMBAHASAN Kepatuhan juga membutuhkan kemampuan
Pengaruh Sistem Manajemen untuk mempersiapkan dan menggunakan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja peralatan keselamatan dengan benar di tempat
(SMK3) Terhadap Kinerja Keselamatan kerja. Sebaliknya, partisipasi mengacu pada
Pada Proyek HPPO KSB tindakan orang-orang yang berkontribusi pada
Proyek Sistem Manajemen Keamanan serta pembentukan keselamatan tetapi tidak ada
Kesehatan Kegiatan di HPPO KSB sangat hubungannya dengan perlindungan individu
membantu. Tingkat signifikansi ditetapkan pada tertentu. Bantuan rekan kerja, peningkatan
p 0,05 (T hitung = 2,270> > t tabel = 1,975). program keselamatan, inisiatif, upaya untuk
Hasil ini didukung oleh bukti yang mempromosikan keselamatan di tempat kerja,
menunjukkan dampak positif sistem manajemen dan kehadiran di pertemuan terkait keselamatan
keamanan serta kesehatan kegiatan yang efisien adalah contoh tindakan yang berkontribusi pada
kepada pemberitahuan keamanan proyek HPPO tempat kerja yang aman.13
KSB.
Wawasan tentang sistem manajemen Pengaruh Kepemimpinan Keselamatan
keselamatan HPPO KSB dan proyek Terhadap Kinerja Keselamatan Pada
keselamatan yang diselesaikan dapat diperoleh Proyek HPPO KSB
dari hasil ini. Industri konstruksi penuh dengan Dalam proyek HPPO KSB, kepemimpinan
bahaya, terutama bagi individu yang bekerja di keselamatan memang meningkatkan kinerja
tingkat tinggi. Peraturan Pemerintah Nomor 50 keselamatan sampai batas tertentu. Dilihat dari
Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 mengatur nilai t-hitung sebesar 3,724> pada t-tabel
Rohmatun Syakinah, Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan
Kepemimpinan Keselamatan terhadap Kinerja Keselamatan di Proyek Hunian Pekerja Pendukung
Operational Kampung Susun Bayam (HPPO KSB) di Jakarta

sebesar 1,975. Oleh karena itu, kehadiran proyek tersebut. Dalam proyek HPPO
pemimpin keselamatan memiliki pengaruh yang KSB, Kinerja keselamatan dipengaruhi
menguntungkan terhadap kinerja keselamatan oleh kepemimpinan keselamatan
proyek HPPO KSB. berdasarkan hasil yang menyatakan
Menurut (Sofiyan Siregar, 2017), kinerja semakin tinggi kepemimpinan
keselamatan proyek di HPPO KSB meningkat keselamatan maka semakin tinggi pula
seiring dengan meningkatnya kualitas kinerja kesalamatan di proyek tersebut,
kepemimpinan keselamatannya. Pemimpin yang dapat disimpulkan bahwa kinerja
mengutamakan keselamatan di tempat kerja keselamatan proyek HPPO KSB
akan bertindak sebagai panutan, menginspirasi meningkat seiring dengan peningkatan
tim mereka, dan meningkatkan kesadaran kualitas safety leadership.
tentang pentingnya alat dan kebijakan Kepemimpinan keselamatan dan Sistem
keselamatan. Strategi ini akan membantu Manajemen K3 (SMK3) berpengaruh
pekerja menyadari pentingnya menunjukkan secara simultan terhadap kinerja
kinerja keselamatan di tempat kerja dengan keselamatan di proyek HPPO KSB.
secara bertahap mengubah perilaku mereka
sesuai dengan instruksi dan mendapatkan DAFTAR PUSTAKA
pengetahuan tentang cara beroperasi dengan 1. Umum PR dan KP. Upaya Kementerian
aman.14 Buat perbedaan dengan membawa ide PUPR dalam Pencegahan Kecelakaan
kepemimpinan keselamatan ke komunitas Kerja Konstruksi. 2020;
keselamatan tempat kerja. Seorang pemimpin
yang serius tentang keselamatan di tempat kerja 2. Khaliwa AM, Djunaidi Z. Gambaran
harus mencurahkan waktu dan energinya untuk Faktor-Faktor Yang Membentuk Persepsi
memperbaiki kondisi pekerja. Pekerja lebih Risiko Keselamatan Pada Pekerja
cenderung percaya bahwa keselamatan adalah Konstruksi Di Proyek Z Pt. X. PREPOTIF :
prioritas utama ketika mereka memiliki Jurnal Kesehatan Masyarakat.
pemimpin yang melakukannya juga. 2021;5(2):584–95.
Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan 3. Pujiyono B. Konsep manajemen proyek.
Dan Kesehatan (SMK3) Dan Kepemimpinan Manajemen Proyek. 2008;1–42.
KeselamatanTerhadap Kinerja Keselamatan
Pada Proyek HPPO KSB 4. Aprilia R, E.P A. Pendahuluan Setiap
Meningkatkan hasil keselamatan perusahaan memerlukan adanya sumber
merupakan upaya bersama antara daya yang mempunyai pengaruh penting
kepemimpinan keselamatan yang kuat dan untuk mencapai keberhasilan . aktif dalam
SMK3. Tabel 3.06 menunjukkan hal ini dengan meningkatkan kinerja karyawan melalui
nilai F 0,000 0,05, atau 16.502 > F. sejumlah variabel-variabel yang Dwiyanto
Kepemimpinan keselamatan yang kuat dan kepemimpinan mempunyai peran yang
SMK3 keduanya telah terbukti meningkatkan sangat p. Jurnal Administrasi Bisnis
keamanan operasi sehari-hari. Volume. 2016;5:1–5.

5. Sutrisno E. Manajemen Sumber Daya


KESIMPULAN Manusia. Jakarta: Kencana; 2017.
Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja berpengaruh positif 6. Kurniawan, Kholil, Sugiarto. Pengaruh
terhadap kinerja keselamatan secara Penerapan SMKP ( Sistem Manajemen
parsial pada Proyek HPPO KSB. Hasil Keselamatan dan Kesehatan Jurnal
tersebut menyatakan semakin tinggi Internasional Pengaruh Penerapan SMKP
sistem manajemen keamanan serta ( Sistem Manajemen Keselamatan dan
kesehatan kegiatan hingga terus menjadi Kesehatan Kerja ) dan Kepemimpinan
besar pula kemampuan keselamatan pada Keselamatan Terhadap Kinerja

:
Rohmatun Syakinah, Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan
Kepemimpinan Keselamatan terhadap Kinerja Keselamatan di Proyek Hunian Pekerja Pendukung
Operational Kampung Susun Bayam (HPPO KSB) di Jakarta

Keselamatan. Jurnal Internasional


Kesehatan & Keselamatan Kerja. 2019;4.

7. Peraturan Pemerintah (PP). Peraturan


Pemerintah tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (PP No 50 Tahun 2012). LN. 2012
No. 100, TLN No. 5309, LL SETNEG : 17
HLM; 2012.

8. Kholida N. PENGARUH
KEPEMIMPINAN DAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
PADA PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA V (PERSERO) PABRIK
KELAPA SAWIT (PKS) SEI TAPUNG
ROKAN HULU. 2020;84.

9. Prof. Dr Sugiyono. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, CV; 2017.

10.Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate


dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro; 2017.

11.Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariete


Dengan Program IBM SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro;
2016.

12.Srisantyorini Dan Safitriana. Penerapan


Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Pembangunan Jalan
Tol Jakarta-Cikampek 2 Elevated.
Kedokteran dan Kesehatan.
2020;16(50):151–63.

13.Sharon Dan Budiani. Hubungan Antara Job


Demands Dengan Persepsi Terhadap Safety
Performance Pada Karyawan Divisi Kapal
Perang Pt Pal Indonesia ( Persero ). Jurnal
Penelitian Psikologi. 2020;4(2009):215–28.

14.Ir Sofiyan Siregar. Metode Penelitian


Kuantitatif. 4th ed. Jakarta: Kencana; 2017.

Anda mungkin juga menyukai