Anda di halaman 1dari 13

JIRS Vol. XV No.

2 Edisi Oktober 2018 e-ISSN : 2655-2124 /p-ISSN : 1858-3695

Penerapan Sistem Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja


pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi di Kota Padang

Jajang Atmaja1), Enita Suardi2), Monika Natalia3), Zulfira Mirani 4), Marta Popi Alpina5)
1), 2), 3), 4)
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang, Kampus Politeknik Limau Manis Padang
5)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang,Kampus Limau Manis

email :jajang.atmaja@gmail.com, enitasuardi@gmail.com, monikanatalia75@gmail.com,


raninawaf@gmail.com, martapopibrs@gmail.com

Abstrak
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan masalah yang kompleks pada suatu proyek konstruksi.
Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja umumnya disebabkan oleh faktor manajemen, disamping faktor
manusia dan teknis. Tingkat pengetahuan, pemahaman, perilaku, kesadaran, sikap dan tindakan masyarakat
pekerja dalam upaya penanggulangan masalah keselamatan kerja masih sangat rendah dan belum ditempatkan
sebagai suatu kebutuhan pokok bagi peningkatan kesejahteraan secara menyeluruh termasuk peningkatan
produktivitas kerja. Sistem Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertujuan mencegah, mengurangi,
bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost)
perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan
yang berlimpah pada masa yang akan datang. Penelitian dilakukan pada proyek pembangunan Kantor
Pengadilan Tinggi Negeri Kelas 1A dan Rumah sakit Hermina Padang. Responden dalam penelitian ini adalah 30
responden yaitu pekerja yang terlibat dalam proyek. Pengujian dilakuan dengan menggunakan uji validitas, uji
reliabilitas, uji korelasi dan analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebar kuesioner dan
melakukan wawancara dengan kontraktor, dari kuesioner yang disebar menggunakan variable: pekerja, Fasilitas
Penunjang Keseharian Untuk Pekerja, Fasilitas Penunjang di Lokasi Proyek dan Penyebaran Informasi
K3(Keselamatan dan Kesehatan Kerja ).
Kata kunci: Penerapan sistem pengendalian K3, alat pelindung diri, pekerja, perusahaan

64
JIRS Vol. XV No. 2 Edisi Oktober 2018 e-ISSN : 2655-2124 /p-ISSN : 1858-3695

1.PENDAHULUAN Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk


Indonesia merupakan salah satu negara memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam bekerja
berkembang di mana banyak sekali pembangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
yang sedang dilaksanakan. Pembangunan yang merupakan faktor yang sangat penting untuk
cukup signifikan terjadi pada pembangunan di diperhatikan karena seseorang yang mengalami
bidang konstruksi. Beberapa proyek konstruksi di sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan
Indonesia banyak terjadi di kota besar salah berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya.
satunya kota Padang Dalam pengerjaan proyek Berdasarkan latar belakang di atas penulis
selain memperhatikan ketepatan waktu, mutu, dan ingin meninjau proyek yang berapa di Kota
biaya, perusahaan konstruksi perlu juga Padang yang sedang pelaksanaan pembangunan
memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja yang berada di tepi laut. Mengingat risiko akan
di proyek. terjadinya kecelakaan kerja sangat tinggi karena
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dekat dengan laut, kemungkinan angin laut
merupakan masalah yang kompleks pada suatu berisiko sangat tinggi untuk pekerjaan di
proyek konstruksi. Kecelakaan kerja dan penyakit ketinggian. Dan ada juga pekerjaan ditempat
akibat kerja umumnya disebabkan oleh faktor pemukiman yang padat penduduk supaya
manajemen, disamping faktor manusia dan teknis. pelaksanaan proyek tidak menggaggu dari aktifitas
Tingkat pengetahuan, pemahaman, perilaku, masyarakat di sekitar proyek.
kesadaran, sikap dan tindakan masyarakat pekerja
2. TINJAUAN PUSTAKA
dalam upaya penanggulangan masalah
Menurut Peraturan Pemerintah No. Per.
keselamatan kerja masih sangat rendah dan belum
50/PP/2012 Pasal 3: Setiap perusahaan yang
ditempatkan sebagai suatu kebutuhan pokok bagi
mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang
peningkatan kesejahteraan secara menyeluruh
atau lebih dan mengandung potensi bahaya yang
termasuk peningkatan produktivitas kerja.
dapat ditimbulkan oleh karakteristik proses atau
Sistem Pengendalian Keselamatan dan bahan produksi yang dapat mengakibatkan
Kesehatan Kerja bertujuan mencegah, kecelakaan kerja, seperti peledakan, kebakaran,
mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib
kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak menerapkan Sistem Manajemen K3.
boleh dianggap sebagai upaya pencegahan Tujuan utama dilakukan Pelaksanaan Sistem
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang Pengendalian K3 diharapakan mampu membentuk
menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, suatu Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
melainkan harus dianggap sebagai bentuk tempat kerja melalui integrasi dengan berbagai
investasi jangka panjang yang memberi unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan
keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan lingkungan kerja dalam rangka mencegah dan
datang. mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
65
JIRS Vol. XV No. 2 Edisi Oktober 2018 e-ISSN : 2655-2124 /p-ISSN : 1858-3695

kerja. Menciptakan tempat kerja yang aman dari kecelakaan, insiden dan kerugian-kerugian
kejadian kebakaran, peledakan dan kerusakan lainnya.
yang pada akhirnya akan melindungi investasi 2. Dapat diketahui gambaran secara jelas dan
perusahaan serta menciptakan kondisi tempat lengkap tentang kinerja K3 di perusahaan.
kerja yang sehat. Selain itu, pelaksanaan 3. Dapat meningkatkan pemenuhan terhadap
penerapan K3 juga diharapkan meningkatkan peraturan perundangan bidang K3.
efisisensi dan produtivitas kerja. Hal tersebut dapat 4. Dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan
terwujud sebab perusahaan dapat menghemat dan kesadaran tentang K3,khususnya bagi
biaya kompensasi akibat sakit atau kecelakaan karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan audit.
kerja (Kementrian Ketenaga kerjaan Republik 5. Dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Indonesia, 1996).
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan Manajemen Sumber Daya Manusia
upaya preventif yang kegiatan utamanya adalah Manajemen sumber daya manusia dapat
mengidentifikasi, mensubtitusi, mengeliminasi, diartikan sebagai kegiatan perencanaan,
mengevaluasi, dan mengendalikan risiko bahaya. pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian
Identifikasi bahaya dapat dilakukan dengan jalan atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan,
inspeksi, survey dan monitoring tempat kerja. kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan
Untuk mengidentifikasi masalah K3, baik pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya
manajemen maupun teknik, maka perlu dilakukan manusia untuk mencapai sasaran perorangan,
audit K3. organisasi, dan masyarakat (Flippo, 1997).
Tujuan dan sasaran Sistem Pengendalian K3 Sedangkan menurut Herry Simanora (2004),
adalah menciptakan suatu sistem keselamatan manajemen sumber daya manusia adalah
dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan pendayagunaan, pengembangaan,
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, penilaian,pemberian balas jasa, dan pengolahan
kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi individu anggota organisasi atau kelompok
dalam rangka mencegah dan mengurangi karyawan.
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta Adapun, tujuan utama dari manajemen
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan
produktif. konstribusi sumber daya manusia (karyawan)
Manfaat penerapan Sistem Manajemen terhadap organisasi. Hal ini dapat di pahami
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) bagi bahwa semua kegiatan organisasi dalam
perusahaan menurut Tarwaka (2008) adalah: mencapai tujuannya tergantung sumber daya
1. Pihak manajemen dapat mengetahui manusia mengmengelolah organisasi tersebut.
kelemahan-kelemahan unsur sistem operasional Oleh karena itu, organisasi harus mengelolah dan
sebelum timbul gangguan operasional, mendayagunakan SDM atau karyawan yang

66
JIRS Vol. XV No. 2 Edisi Oktober 2018 e-ISSN : 2655-2124 /p-ISSN : 1858-3695

dimilikinya dengan baik sehingga dapat membantu


mencapai tujuan organisasi yang telah di tentukan. Faktor – Faktor yang mendorong Penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Banyak kalangan industry menganggap K3
(K3)
sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting.
Menurut Mangkunegara (2002: 163)
Tanpa adanya penerapan K3 di lingkungan kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
maka kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
sangat besar. Menurut seorang ahli keselamatan
dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
kerja, Willy Hammer mengatakan bahwa ada tiga
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan
alasan pokok mengapa program K3 perlu di
manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
laksanakan yaitu berdasarkan perikemanusiaan,
untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
UU atau hukum dan alasan ekonomi. Kemudian,
Adapun sasaran keselamatan kerja secara terinci
Goudzali juga mengungkapkan hal yang serupa
adalah:
mengenai foktot – faktor pentingnya penerapan
1. Mencegah terjadinya kecelakaan di tempat
K3, antara lain :
kerja
 Kemanusiaan. Para karyawan merupakan
2. Mencegah timbulnya penyakit akibat kerja
manusia biasa yang bukan semata mata
3. Mencegah/mengurangi kematian akibat
sebagai alat rodukdi, tetai adalah sosok
kerja
manusia yang merupakan asset perusahaan.
4. Mencegah atau mengurangi cacat tetap
Dengan demikian, setiap manusia perlu
5. Mengamankan material, konstruksi,
mendapat perlindungan dari segala ancaman
pemakaian, pemeliharaan
dan bahaya yang selalu mengintaai di
bangunan-bangunan, alat-alat kerja,
sekitarya.
mesin-mesin, pesawat-pesawat, instalasi-
 Peraturaan Pemerintah. Suatu perusahaan,
instalasi.
apapun jenis usaha yang dilakukan, bertujuan
6. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa
agar produknya itu dapat dipakai atau
memeras tenaga kerja dan
digunakan oleh masyarakat dan keberadaan
menjamin kehidupan produktifnya
perusahaan di tengah masyarakat tersebut
7. Mencegah pemborosan tenaga kerja,
mempunyai hubugan sehingga
modal, alat dan sumber-sumber
keberadaannya itu diatur melalui berbagai
produksi lainnya sewaktu kerja
mekanisme peraturan perundang –
8. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih,
undangan.
nyaman, dan aman.
 Ekonomi factor ekonomi juga merupakan
9. Memperlancar, meningkatkan dan
pendorong diberlakukannya pemeliharaan K3
mengamankan produksi, industri
dalam suatu perusahaan. Hal in dapat
serta pembangunan.
67
JIRS Vol. XV No. 2 Edisi Oktober 2018 e-ISSN : 2655-2124 /p-ISSN : 1858-3695

dipahami bahwa suatu perusahaan dalam Tujuan utama dari Penerapan sistem
operasinya akan selalu bergerak menurut Pengendalian keselamtan dan kesehatan kerja
pertimbangan ekonomis yaitu mencari adalah mewujudkan masyarakat dan lingkungan
keuntungan. Dengan melakukan kerja yang aman, sehat dan sejahtera. Tujuan
pemeliharaan K3 secara terus menerus. keselamatan dan kesehatan kerja menurut
Berarti perusahaan harus mengelurkan akan Mangkunegara, sebagi berikut :
lebih besar lagi apabila terjadi kecelakaan  Agar setiap pegawai mendapat jaminan K3
kerja. Pemeliharaan K3 ditujukan untuk baik secara fisik, social dan psikologi
mencegah terjadinya kecelakaan kerja.  Agar setiap perlengkapan dan peralatan
kerja digunakan sebaik –baiknya dan
Faktor – Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja. seefektif mungkin
Menurut International Labour Organization  Agar semua hasil produksi dipelihara
(ILO), terdapat 3 faktor yang menyebabkan keamanannya
kecelakaan kerja yaitu :  Ada jaaminan atas pemeliharaan dan
 Faktor peralatan Teknis, biasanya peningkatan kesehatan gizi pegawai
menyangkut masalah keburukan pabrik,  Agar meningkatkan kegairahan,
peralatan yang digunakan , mesin – keserasian kerja dan partisipasi kerja
mesin yang sudah tidak layak pakai.  Agar terhindar dari gangguan kesehatan
 Faktor lingkungan kerja, meliputi yang disebabkan oleh lingkungan atau
lingkunan fisik tempat kerja maupun kondisi kerja
lingkungan sosial psikologis yang lebih  Agar setiap pegawai merasa aman dan
luas. terlindungi dalam bekerja.
 Faktor Manusia
Maksudnya tenaga kerja tidak Syarat – syarat Keselamat dan Kesehatan Kerja
mengetahui tata cara yang aman atau (K3).
perbuatan yang berbahaya: tidak a. Pembinaan K3
sanggup memenuhi persyaratan kerja Kegiatan sosialisasi K3 bagi seluruh pegawai
sehingga terjadi tindakan di bawah dari seluruh tingkat jabatan, yang dapat berupa
standar, mengetahui seluruh peraturan penyuluhan, pelatihan, kursus, pemasangan
dan persyaratan kerja tetepi tidak poster keselamatan kerja, pemasangan rambu –
mematuhinya. rambu atau tanda peringatan bahaya,
pemasangan UU keselamatan kerja di tempat
Tujuan Penerapan sistem pengendalian kerja. dll (Sendjum, (2001).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

68
JIRS Vol. XV No. 2 Edisi Oktober 2018 e-ISSN : 2655-2124 /p-ISSN : 1858-3695

b. Kondisi fisik tempat kerja pekerjaan yang dilakukan. APD yang bisa
Tempat keerja adalah setiap ruangan atau digunakan :
lapangan, tertutup atau terbuka bergerak atau  Helm pengaman ( safety helment)
tetap diaman tenaga kerja bekerja, untuk  Alat pelindung pendengaran (ear
keperluan atau suatu usaha dan dimana terdapat protection)
sumber atau sumber – sember bahaya kerja.  Alat pelindung mata (googles)
(Kansil, 2001). Kebersihan perawatan tempat  Alat pelindung pernapasan
kerja, melainkan juga faktor fisik lainnya seperti  Pelindung muka
suara, suhu penerangan, dan penyediaan alat  Pelindung tangan (glover)
pemadaman api yang memadai.  Pelindung kaki (safety shoes)
Kondisi fisik tempat kerja yang baik akan
 Pelayanan dan fasilitas kesehatan
meminimalisir resiko terjadinya kecelakaan kerja
Hal ini memegang peranan penting dalam
yang diakibatkan oleh kondisi tidak aman, dan
menjaga K3 karena sejumlah malasah yang
dampaknya kepada pekerja adalaah berkurangnya
berkaitan dengan kesehatan akan dapar merusak
ketegangan - ktegangan (pemisahan sosial, rasaa
kinerja pegawai. Oleh karena itu, adanya
bosan, letih, dan tidak diperhatikan) yang
perhaatian atas haal ini menjadi halyang penting.
dirasakan oleh pekerja (Gerry Desler, 1998:137).
Pelayanan dan fasilitas kesehatan yang dimaksud
c. Proses kerja
antara lain tersedianya tenaga kerja mesid ahli
Merupakan selurh kegiatan yang
beserta obat obat – obatan daan saran medis
dilaksanakan dalam bekerja, dimulai dari kegiatan
dalam menghadapi kecelakaan kerja maupun
paling aawal hingga akhir. Proses kerja yang
penyakit akibat kerja. (Achmat Ramdahi,2012)
sesuai akan membekali pekerjaan dengan
pengetahuan lengkap mengebai pekerjaannya dan 3. METODE PENELITIAN
myngurangi stress dan konsekuensi lainnya akibat Dalam penelitian ini metodologi yang
stress dikalngan pekerja. digunaakan menggambarkan tentang cara
d. Alat – alat pelindung diri (APD) bagi Tenaga pengumpulan data yang diperlukan guna
Kerja menjawab permasalahaan yang ada dan
Yang dimaksud dengan alat pelindung diri merupakam hal yang penting untuk menentukan
adalah “Seperangkaat alat yang digunakan tenaga secara teoritis teknik operasional yang dipakai
kerja untuk melindungi sabagaian atau seluruh sebagai penggangan dalam mengabil langkah –
tubuhnya dari pengunaan potensi bahaya atau langkah penelitian. Pemilihan metode penelitian
kecelakaan kerja (Sugeng Budionao dan Jusuf adalah sangat penting dalam membantu
329). Penggunaan alat pelindung diri dapat mengumpulkaan dan mengidentifikasi semua
berbeda - neda. Tergangtung jenis - jenis variable yang relevan, mekanisme dan kualitas
yang dominan mempengaruhi penelitian.

69
JIRS Vol. XV No. 2 Edisi Oktober 2018 e-ISSN : 2655-2124 /p-ISSN : 1858-3695

Untuk mencapai tujuan suatu penelitian Karakteristik Responden Berdasarkan Umur.


diperlukan suatu rencana penelitian yang Tabel 1. Umur
didalamnya memuat proses perencanaan dan
No Umur Jumlah Persentase
pelaksanaan penelitian yang sistematis,
terorganisir, berjalan secara efektif dan efisien 1 17 – 20 tahun 1 3,3%
serta tepat sasaran. Proses metode penelitian
2 21 – 30
merupakan gabungan dari beberapa tahap. 8 26,7%
tahun
Data Penelitian
3 31 – 40
Data yang akan diteliti dan dianalisis dalam 21 70,0%
tahun
penelitian ini terdiri dari 2 (dua) data, yaitu data
Total
primer dan data skunder: 30 100%

1. Data primer
Data primer didapat dengan melakukan
studi lapangan. Studi lapangan dilakukan
dengan cara mengumpulkan data dengan
menyebarkan kuesioner kepada kontraktor-
kontraktor yang terdaftar sebagai anggota
GAPENSI kota Padang
2. Data sekunder
Merupakan data atau informasi yang
diperoleh dari studi literatur, seperti buku-
buku, jurnal, penelitian-penelitian yang Dari tabel 1 dan gambar 1 dapat dijelaskan
berkaitan sebelumnya, dan juga disebut umur dari responden didominasi oleh pekerja yang
data yang sudah diolah, meliputi: berumur 17-20 sebanyak 3,3 % tahun diikuti oleh
a. Data yang digunakan sebagai landasan pekerja yang berumur 21-30 tahun 26,7 %, 31-40
teori untuk penelitian ini diperoleh dari tahun 70,0 %.
buku-buku, jurnal, makalah dan lain-
Tabel 2. Jenis Kelamin
lain.
b. Data untuk penelitian juga diambil dari
Jenis
penelitian sebelumnya. No Jumlah Persentase
Kelamin
Laki –
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 1 30 100%
laki
Lokasi pengambilan data dilakukan pada
Total 30 100%
proyek Kantor Pengadilan Tinggi Negeri Kelas 1A
dan Rumah Sakit Hermina,Padang.

70
JIRS Vol. XV No. 2 Edisi Oktober 2018 e-ISSN : 2655-2124 /p-ISSN : 1858-3695

pertanyaan untuk sub-variabel Perlukah adanya


pelatihan tentang pentingnya K3 di dalam suatu
proyek sangat konsisten dan sangat tepat.

Dari hasil wawancara yang dilakukan untuk


melengkapi hasil penelitian ini, penulis
mengajukan 16 pertanyaan yang berkaitan dengan
penerapan sistem pengendalian keselamatan dan
kesehatan kerja pada pelaksanaan proyek
Dari tabel 2 dan gambar 2 dapat dijelaskan
konstruksi di kota Padang. Berikut hasil dari
jenis kelammin dari responden didominasi laki –
wawancara yang telah dilakukan kepada Ahli K3
laki.
pada proyek kantor pengadilan tinggi negeri:
Tabel 5. Hasil Pengujian Validitas Variabel 1. Responden menanggapi pertanyaan
Penyebab Pekerja (X1) taukah perusahaan tentang Undang –
Berdasarkan tabel 4.5 di atas undang yang mengatur tentang K3.
menunjukkan bahwa setiap pernyataan pada Responden menanggapi tau dan mengerti
variabel penyebab pekerja adalah valid. Hal ini tentang undang-undang yang mengatur K3
dikarenakan rhitung > rtabel. karena setiap tenaga ahli K3 mendapatkan
Tabel 10. Hasil Pengujian Reliabilitas Perlukah pelatihan dan pengetahuan tentang
adanya pelatihan tentang pentingnya K3 di dalam undang-undang K3 yang berlaku, jadi
suatu proyek. untuk setiap tenaga untuk bekerja pada
perusahaan harus paham dan mengerti
Reliability Statistics tentang undang-undang K3.

Cronbach's N of Items 2. Responden menanggapi pertanyaan


Alpha bagaimana upaya perusaan untuk
memenuhi standar K3 di proyek ini.
Responden menanggapi yaitu dengan
.908 X1.1
menerapkan semua aturan-aturan dan
undang-undang yang mengatur tentang
Dari hasil pengujian reliabilitas untuk variabel
K3. Untuk setiap pelaksanaan proyek
karakteristik construction site dari nilai cronbach’s
didalam undang-undang sudah diatur
alpha hitung diperoleh sebesar 0,908 artinya dapat
bahwa perusahaan harus mengutamakan
dikatakan bahwa untuk variabel karakteristik
keselamatan dan kesehatan dari
construction site reliabel karena nilai alpha antara
pekerjanya baik itu dalam skala besar
0,61 – 0,80 sesuai dengan Tabel 4.10. Dapat
maupun kecil.
disimpulkan konsistensi dari pertanyaan-

71
JIRS Vol. XV No. 2 Edisi Oktober 2018 e-ISSN : 2655-2124 /p-ISSN : 1858-3695

3. Responden menanggapi pertanyaan apa setiap pelaksanaan proyek dapat berjalan


alasan perusahaan menerapkan sistem dengan baik.
pengendalian K3 sebagai upaya untuk 7. Responden menanggapi pertanyaan
meminimalkan kecelakaan kerja (zero Setujukah bahwa penerapan K3 yang baik
accident) dan menjamin setiap kesehatan akan memberikan rasa aman dan nyaman
pekerja di dalam proyek dan juga pada pekerja dalam pelaksanaan proyek
tercantum pada undang-undang bahwa konstruksi. Responden menanggapi
setiap pekerjaan proyek perusahaan wajib setuju, karena pada hakekatnya aturan K3
memiliki tenaga ahli K3 sebagai syarat adalah untuk menjamin keselamatan dan
memenangkan tender kesehatan kerja.
4. Responden menanggapi pertanyaan 8. Responden menanggapi pertanyaan
Seberapa penting penerapan sistem Apakah perusahaan anda mengikut
pengendalian K3 responden menanggapi sertakan para pekerja pada pelatihan
pada perusahaan sangat penting. Hal ini mengenai prosedur keselamatan
dikarena untuk menjamin keselamatan dan kerja.Responden menaggapi. Tidak, kalau
kesehatan pekerja untuk pelatihan kami tidak
5. Responden menanggapi pertanyaan menyediakannya karena itu tanggung
Apakah Perusahaan memiliki peraturan jawab dari mandor masing-masing tapi
yang jelas mengenai prosedur kalau untuk informasi dan penyuluhan K3
keselamatan kerja. responden sudah dilakukan karena itu ada agendanya
menanggapi tentu ada, untuk pedoman setiap bulan.
peraturan prosedur keselamatan telah 9. Responden menanggapi pertanyaan
diatur didalam undang-undang yang Bagaimana mengenai pelaksanaan sistem
berlaku. Setiap aturan-aturan yang yang manajemen keselamatan dan kesehatan
tertuang dalam undang-undang harus kerja (SMK3) pada proyek konstruksi di
dipatuh. Indonesia pada umumnya dan khususnya
6. Responden menanggapi pertanyaan di Kota Padang. Responden menanggapi.
Bagaimana peranan pemerintah terhadap Pelaksanaan sistem keselamatan dan
sistem pengendalian K3 di industri kesehatan kerja, sudah dilakuakan dengan
konstruksi yang ada di Kota padang. baik dan sesuai dengan aturan-aturan
Responden menanggapi peranan yang berlaku, karena dengan adanya
pemerintah dapat dilihat untuk aturan peraturan Mentri Tenaga Kerja setiap
keselamatan dan kesehataan kerja telah perusahaan yang memperkerjakan tenaga
diatur dalam perda pemerintah setempat kerja sebanyak ratusan orang atau lebih
jadi setiap aturan kita harus patuhi agar dan atau yang mengandung poteksi

72
JIRS Vol. XV No. 2 Edisi Oktober 2018 e-ISSN : 2655-2124 /p-ISSN : 1858-3695

bahaya wajib menggunakan SNK3 pada sudah optimal. Responden menanggapi,


perusahaan tersebut. kami rasa sistem K3 untuk proyek ini
10. Responden menanggapi pertanyaan sudah optimal dan sesuai denganaturan
Seberapa pentingnya Penerapan sistem yang berlaku.
Pengendalian K3 pada sebuah proyek 14. Responden menanggapi pertanyaan Areal
konstruksi terhadap pencegahan mana yang paling rawan terjadinya
kecelakaan kerja. Responden berpendapat kecelakaan kerja. responden menanggapi,
adanya penerapan sistem pengendalian untuk setiap pelaksanaan proyek
K3 sangan penting di sebuah proyek merupakan tempat yang berbahaya
konstruksi terhadap pencegahan karena pekerjaan proyek adalah pekerjaan
kecelakaan kerja. berat dank eras.
11. Responden menanggapi pertanyaan 15. Responden menanggapi pertanyaan
Bagaimana tindakan perusahaan apabila Apakah Pengendalian K3 berdampak
terjadi kecelakaan kerja baik itu untuk positif bagi perusahaan. Responden
kecelakaan berat atau sedang. Responden penerapan K3 oleh perusahaan
menanggapi. Pertama kalau terjadi berdampak sangan positif. Adapun alasan
kecelakaan berat langkah pertama adalah penerapan K3 oleh perusahan yaitu dapat
mengamankan kondisi agar pekerja tidak menimalisir angka kecelakaan kerja dan
terpengaruh dengan apa yang sedang penyakit akibat kecelakaan kerja,
terjadi, lalu kita akan melihat kondisi mungurangi biaya untuk kecelakaaan kerja
korban lalu akan dibawake rumah sakit tersebut dan berpengaruh pada nama baik
terdekat untuk pertolongan ke korban dan perusahaan.
kami akan mengevaluasi mengenai 16. Responden menanggapi pertanyaan
keselamatan yang lebih baik lagi sehingga Bagaimana upaya perusahaan untuk
kecelakaan tidak terjadi lagi. menimalisir kecelakaan kerja di proyek ini.
12. Responden menanggapi pertanyaan Apa Responden menanggapi, mematuhi
yang dilakukan perusahan anda apabila semua aturan tentang K3 yang telah
tenaga kerja melanggar aturan K3. berlaku seperti membuat papan
Responden menanggapi, kami akan peringatan, petunjuk arah, dan rutin
menekan disiplin mengenai keselamatan memantau keadaaan di lokasi proyek
dan kesehatan kerja yang telah disepakati apabila ada pekerjaan yang melanggar
bersama, demi keselamatan pekerja dan aturan maka akan ditegur bahkan
menjaga nama perusahaan. mendapat sanksi.
13. Responden menanggapi pertanyaan
Apakah penerapan sistem K3 di proyek ini

73
JIRS Vol. XV No. 2 Edisi Oktober 2018 e-ISSN : 2655-2124 /p-ISSN : 1858-3695

5. KESIMPULAN DAN SARAN Sejauh ini proyek-proyek di kota Padang


Kesimpulan sudah lebih baik dari sebelumnya dalam

1. Pengendalian risiko keselamatan dan menjamin keselamatan tenaga kerja dan

kesehatan kerja proyek di kota padang adalah lokasi proyek. Kontraktor-kontraktor di kota

dengan cara mematuhi dan memenuhi semua Padang sudah menunjukan profesionalan

aturan yang berlaku tentang keselamatan dan mereka dalam keseriusan mengenai

kesehatan kerja baik telah diatur didalam keselamatan dan kesehatan kerja tetapi

undang-undang maupun peraturan dari masih ada juga kontraktor-kontraktor yang

pemerintah. Mengendalikan risiko harus nakal yang tidak memperhatiakan

mengenal terlebih dahulu risiko-risiko yang keselamatan dari tenaga kerja. perlunya

akan terjadi nantinya sehingga risiko yang keterlibatan pihak-piihak lain selama

akan terjadi akan dapat diminimalisir atau pelaksanaan proyek, dan juga bagi owner

bahkan hilang. Upaya pengendalian harus bertindak keras apa bila kontraktor tidak

pengendalian risiko keselamatan dan memenuhi semua aturan tentang keselamtan

kesehatan kerja di kota Padang adalah dan kesehatan kerja. Pada proyek konstruksi

a. Mengidentifikasi risiko yang akan gedung di kota padang , dapat di simpulkan

terjadi penerapan sistem pengendalian K3 di Kota

b. Merumuskan dampak yang akan Padang saat minim, karena banyak pekerja

terjadi yang berpendapat bahwa keselamatan kerja

c. Menganalisa penyabab dari risiko- tidak terlalu penting, dan juga kesadaran dari

risiko yang akan terjadi pekerja tentang bahayanya kecelakaan kerja

d. Memutuskan penanganan dari sangan kurang dan penerapan dari

risiko-risiko yang akan terjadi perusahaan masih kurang ketat.

nantinya
2. Kelengkapan terhadap pelindung tubuh dan Saran

areal proyek sangat dibutuhkan baik itu Adapun saran yang didapat dari penelitian

ketersediaan alat pelindung diri, pemadam api ini adalah:

ringan dan rambu-rambu peringatan sangat 1. Bagi kontraktor pengendalian setiap risiko

penting pada lokasi proyek, karena lokasi yang akan terjadi perlu diperhatikan agar tidak

proyek adalah tempat yang sangat berisiko menghambat pelaksanaan proyek.

terjadinya kecelakaan kerja. kelengkapan Pengendalian risiko keselamatan dan

tersebut sudah diatur didalam undang-undang kesehatan kerja dapat diminimalisir bahkan

sehingga apabila tidak memenuhi dari yang dihilangkan dengan cara mengidentifikasi

disyaratkan didalam undang-undang maka risiko-risiko yang akan terjadi sehingga dapat

proyek maupun kontraktor dapat dihentikan. ditangani dengan cepat.Perlunya keterlibatan

74
JIRS Vol. XV No. 2 Edisi Oktober 2018 e-ISSN : 2655-2124 /p-ISSN : 1858-3695

pihak-pihak lain dalam mengontrol dihadapi dapat diatasi.


keselamatan dan kesehatan kerja agar
DAFTAR PUSTAKA
pelaksanaan proyek minim dari resiko
kecelakaan. Sikap tegas dari owner dan Victoria, Mintje,(2013) Penerapan sistem
Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan
konsultan juga sangat diperlukan untuk
Kerja pada pelaksanaan konstruksi (studi
menegakan tentang keselamatan dan kasus : Lanjutan pemebangunan fasilitas
pelabuhan laut Manado T.A.2012 ).
kesehatan kerja yang telah diatur didalam
Pangkey, Febyana,(2012) Penerapan sistem
undang-undang. Perlu adanya sosialisasi manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja (SMK3) pada proyek Konstruksi Di
penerapan program keselamatan dan
Indonesia.
kesehatan kerja diantaranya dengan cara Indah, Aryani,(2017) Evaluasi penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada
pendidikan dan pelatihan mengenai metode
proyek Bangunan Gedung di kabupaten
dan prosedur yang benar, perhatian atau Cibinong.
Dameyanti Sihombing & D. R. Walsngitan. Pingkan
perawatan peralatan kesehatan kerja,
A. K. Pratasis,(2014) Implementasi
bagaimana menggunakan, merawat dan Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada
proyek di Kota Bitung.
memaksimalkan peralatan K3, pemakaian
M. Almer, Rikardo & Hendra taufik,(2015) Tinjauan
pelindung yang sudah ditetapkan. Inspeksi penerapan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja (SMK3) pada proyek
rutin dan teliti oleh pihak pemerintahan
pembangunan Hotel Novotel PekanBaru.
dilokasi proyek dan perberlakukan aturan I Wayan Jawat,(2017) Pengendalian keselamatan
dan kesehatan kerja pada proyek
secara tegas serta memberikaan sanksi yang
pembangunan Hotel.
berarti jika terjadi pelanggaran yang keras Achmat, Ramdahi,(2012) Penerapan sistem
manajemen Keselamatan dan kesehatan
tentang K3, akan membuat perusahaan
kerja (SMK3) (Studi pada proyek
berusaha lebih baik lagi dan lebih teliti lagi pembangunan jalan rawa buaya,
Cengkareng )
dalam menerapkan K3.
Firman Alimuddin,(2010) Penerapan Sistem
2. Peningkatan intensif terhadap pekerja di manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja Di RSUP tarakan tahun 2010)
lingkungan proyek untuk memacu kebiasaaan
Kaming F, Raharjo, dan Yulianto (2011) komparasi
yang aman, misalnya dengan pemberian hasil pelaksanaan program keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) pada proyek
penghargaan kepada pekerja dalam hal
konstruksi.
pemakaian APD dan ketatan dalam mematuhi Kurniawan, Yanuar, (2015) Tingkat pelaksanaan
sistem manjemen keselamatan dan
peraturan K3 serta dikenakannya senksi untuk
kesehatan kerja (SMK3) pada proyek
segala macam pelanggaran aturan. konstruksi, studi kasus Di Kota Semarang.
Andini, karina (2012) Analisa Implementasi sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan
UCAPAN TERIMAKASIH kerja.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu mewujudkan
penelitian ini sehingga kendala-kendala yang

75
JIRS Vol. XV No. 2 Edisi Oktober 2018 e-ISSN : 2655-2124 /p-ISSN : 1858-3695

76

Anda mungkin juga menyukai