Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan kesehatan kerja menurut ILO dan WHO adalah
upaya pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan para pekerja
baik secara fisik, mental dan sosial. Akan tetapi secara umum
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang cara penerapan dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor yang
paling penting dalam pencapaian sasaran tujuan proyek. Hasil yang
maksimal dalam kinerja biaya, mutu dan waktu tiada artinya bila
tingkat keselamatan kerja terabaikan. Indikatornya dapat berupa
tingkat kecelakaan kerja yang tinggi, seperti banyak tenaga kerja yang
meninggal, cacat permanen serta instalasi proyek yang rusak, selain
kerugian materi yang besar (Husen, 2009).
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) adalah upaya dalam pemeliharaan keselamatan dan kesehatan
pekerja agar meminimalisir angka kecelakaan kerja.

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(K3)
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-
05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, terdapat beberapa unsur atau faktor Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3), yaitu sebagai berikut:

a. Manajemen
Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen
secara keseluruhan yang meliputi, struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan prosedur. proses
dan sumberdaya, yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja, dalam rangka pengendalian
risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja, guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Selain itu, sebagai bentuk tanggung jawab, perusahaan
melaksanakan pelatihan dari setiap tenaga kerja. Pelatihan
merupakan salah satu alat penting dalam menjamin kompetensi
kerja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan keselamatan dan
kesehatan keria.
Penerapan Sistem Manajemen K3 yang wajib dilaksanakan
oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Penetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan
menjamin komitmen terhadap penerapan Sistem
Manajemen K3;
2) Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja;
3) Menerapkan kebijakan, keselamatan dan kesehatan kerja
secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan
mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai
kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan
kerja;
4) Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan
perbaikan dan pencegahan;
5) Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan
Sistem Manajemen K3 secara berkesinambungan dengan
tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan
kerja.
b. Tenaga Kerja
Tenaga Kerja adalah tiap orang yang rnampu melakukan
peke{aan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna
menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Tenaga kerja harus memahami serta rnendukung tujuan dan
sarana Sistem Manajemen K3, dan perlu disadarkan terhadap
bahaya fisik, kimia, ergonomik, radiasi, biologis, dan
psikologis yang mungkin dapat menciderai dan melukai tenaga
kerja pada saat bekerja serta harus memahami sumber bahaya
tersebut sehingga dapat mengenali dan mencegah tindakan
yang rnengarah terjadinya insiden.
Pengurus harus rnenunjukkan komitmennya terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja melalui konsultasi dan dengan
melibatkan tenaga kerja maupun pihak lain yang lerkait di
dalam penerapan, pengembangan dan pemeliharaan Sistem
Manajemen K3, sehingga semua pihak merasa ikut memiliki
dan merasakan hasilnva.
c. Lingkungan Kerja
Dalam hal ini Lingkungan Kerja meliputi :
1) Fasilitas-fasilitas dan layanan yang tersedia di tempat kerja
sesuai dengan standar dan pedoman teknis.
2) Rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda pintu
darurat harus dipasang sesuai dengan standar dan pedoman
teknis.

3. Manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Jurnal I
Ketut Sucita dan Agung Budi Broto tahun 2011, yaitu :
a. Bagi kontraktor
Pada dasarnya antara K3 dengan laba memiliki keterkaitan
sehingga kelihatannya seperti kurang manusiawi, namun perhatian
terhadap K3 justru akan menguntungkan kontraktor dan juga bagi
tenaga kerja konstruksi karena tenaga kerja yang cedera tentu akan
menderita fisik dan juga menderita finansial. Kontraktor yang
mengabaikan K3 juga akan menderita dari segi biaya langsung,
misalnya waktu yang terbuang akibat kecelakaan, perbaikan
peralatan, penyewaan akibat peralatan yang rusak dan masih
banyak lagi kerugian tak terasuransikan yang ditanggung oleh
kontraktor tersebut.
b. Bagi tenaga kerja konstruksi
Tenaga kerja konstruksi akan memperoleh haknya bila mengikuti
progran asuransi, namun jika tenaga kerja tersebut telah cacat,
biasanya tidak mampu lagi menggunakan keterampilannya
dilingkungan usaha jasa konstruksi, maka ia pun terpaksa beralih
kegiatan dengan keterampilan yang lebih rendah dan ini berarti ia
akan menerima upah yang lebih rendah dari yang diperoleh
sebelum cacat.
c. Bagi pemberi kerja / konsumen
Kecelakan yang serius dapat mengakibatkan penundaan yang tidak
dapat diatasi lagi. Bila hal itu terjadi, maka proyek produksi
memerlukan revisi. Pemberi tugas kadang - kadang terpaksa untuk
mendatangkan peralatan serta mesin - mesin baru untuk dipasang
akibat penundaan, yang lebih lanjut mengakibatkan dampak
berantai, yang betul -betul menciptakan penderitaan bagi pemberi
kerja. Hal demikian tidak perlu terjadi dalam hal kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaannya secara efisien dan selamat, sehingga
semua pihak mendapatkan keuntungan, dan secara khusus bagi
pemberi kerja.
4. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas
maupun kuantitas yang dicapai sumberdaya manusia persatuan periode
yang diberikan padanya (Mangkunegara, 2004).
Kinerja yang baik sangat diharapkan bagi setiap perusahaan,
karena kinerja merupakan tolak ukur dalam mengadakan perbandingan
antara apa yang diharapkan dengan kaitannya dengan pekerjaan atau
jabatan yang telah dipercayakan kepada seseorang (Nia Indriasari,
2008).
Sehingga dapat disimpulkan, kinerja adalah hasil kerja yang
dilakukan oleh pekerja sebagai tolak ukur dalam mengadakan
perbandingan antara apa yang diharapkan dengan kaitannya dengan
pekerjaan yang diberikan.

5. Pengertian Pekerja Konstruksi


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pekerja adalah
orang yang bekerja atau orang yang menerima upah atas hasil kerjanya
misalnya buruh atau karyawan. Sedangkan konstruksi adalah susunan
(model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan sebagainya).
Sehingga dapat disimpulkan Pekerja Konstruksi adalah orang yang
bekerja pada suatu pekerjaan bangunan seperti gedung, jembatan,
jalan, rumah, dan sebagainya.

B. Kerangka Pikir
Perkembangan industri konstruksi yang pesat, selain memberikan
manfaat juga menimbulkan resiko. Industri konstruksi memiliki resiko
cukup besar, dimana industri ini dapat dikatakan paling rentan terhadap
kecelakaan kerja. Adanya kemungkinan kecelakaan yang terjadi pada
proyek konstruksi akan menjadi salah satu penyebab terganggunya atau
terhentinya aktivitas pekerjaan proyek (Ervianto, 2005).
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap
pekerja konsturksi yang dapat mempengaruhi kinerja mereka, maka
terdapat beberapa aspek atau faktor dalam Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3).
Faktor – faktor keselamatan dan kesehatan kerja sangat berpengaruh
terhadap kinerja dari sebuah proyek, sehingga harus diperhatikan dengan
sungguh – sungguh. Adapun faktor – faktor Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yang mempengaruhi kinerja pekerja konstruksi yaitu
manajemen, tenaga kerja, dan lingkungan kerja. Pengabaian faktor tersebut
dapat mengakibatkan tingginya tingkat kecelakaan kerja pada proyek
konstruksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa
faktor – faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) serta untuk mengetahui manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) terhadap kinerja pekerja konstruksi pada proyek pembangunan Jalan
Tol Layang A.P Pettarani Makassar.
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka kerangka
pikir dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :
Konstruksi
Kinerja
Pekerja
Tenaga Kerja

Lingkungan
Manajemen

Manfaat
Kerja

Anda mungkin juga menyukai