Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA

EGAWATY LAHA
No. Stambuk : 5012300

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS GORONTALO
TAHUN 2024

1
2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................... ii

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah ................................................. 1


2. Rumusan Masalah ........................................................... 1
3. Tujuan Penulisan ............................................................ 1

B. PEMBAHASAN

1. Sistem Manajemen K3 .................................................. 3


2. Ruang Lingkup Sistem Manajemen K3 ......................... 4
3. Tujuan Penerapan Sistem Manajemen K3 .................... 5
4. Pelaksana Audit Sitem Manajemen K3 ......................... 5

C. KESIMPULAN ................................................................... 7

i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur di panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala dengan
segala kemudahan darinya makalah ini dapat terselesaikan. Dalam makalah ini
dibahas tentan “Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dan dalam rangka memperdalam
pemahaman tentang materi tersebut.

Yang terhormat dosen kami, bapak Rifandi Dengo, Semoga makalah ini
dapat memberkan mafaat yamg maksimal untuk semua kalangan.

ii
A.PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Kegagalan (risk off ailures) pada setiap proses atau aktifitas pekerjaan,
dan saat kecelakaan kerja seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek
kerugian (loss). Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah
sebagai
berikut:
o Kelelahan (fatigue)
o Kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition)
o Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab
awalnya (pre-cause) adalah kurangnya training
o Karakteristik pekerjaan itu sendiri.
Di dunia industri, penggunaan tenaga kerja mencapai puncaknya dan
terkonsentrasi di tempat atau lokasi proyek yang relatif sempit.
Ditambah sifat
pekerjaan yang mudah menjadi penyebab kecelakaan (elevasi,
temperatur, arus
listrik, mengangkut benda-benda berat dan lain-lain), sudah sewajarnya
bila
pengelola proyek atau industri mencantumkan masalah keselamatan
kerja pada
prioritas pertama. Dengan menyadari pentingnya aspek keselamatan
dan
kesehatan kerja dalam penyelenggaraan proyek, terutama pada implementasi
fisik, maka perusahan/industri/proyek umumnya memiliki organisasi atau
bidang dengan tugas khusus menangani maslah keselamatan kerja. Lingkup
kerjanya mulai dari menyusun program, membuat prosedur dan mengawasi,
serta membuat laporan penerapan di lapangan. Dalam rangka Pengembangan
Program Kesehatan Kerja yang efektif dan efisien, diperlukan informasi yang

1
akurat, dan tepat waktu untuk mendukung proses perencanaan serta
menentukan langkah kebijakan
selanjutnya.
Penyusunan program, membuat prosedur, pencatatan dan mengawasi serta
membuat laporan penerapan di lapangan yang berkaitan dengan keselamatan
kerja
bagi para pekerja kesemuanya merupakan kegiatan dari manajemen
keselamatan
dan kesehatan kerja.
Dalam rangka menghadapi era industrialisasi dan era globalisasi serta
pasar bebas (AFTA) kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu
prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi antar negara yang harus
dipenuhi oleh seluruh negara anggota termasuk Indonesia. Beberapa komitmen
global baik yang berskala bilateral maupun multilateral telah mengikat bangsa
Indonesia untuk memenuhi standar. Standart acuan terhadap berbagai hal
terhadap industri seperti kualitas, manajemen kualitas, manajemen lingkungan,
serta keselamatan dan kesehatan kerja. Apabila saat ini industri pengekspor
telah dituntut untuk menerapkan Manajemen Kualitas (ISO-9000, QS-9000)
serta Manajemen Lingkungan (ISO-14000) maka bukan tidak mungkin
tuntutan
terhadap penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja juga
menjadi tuntutan pasar internasional. Untuk menjawab tantangan tersebut
Pemerintah yang diwakili oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
telah menetapkan sebuah peraturan perundangan mengenai Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Nomuor : PER.05/MEN/1996.
Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 adalah terciptanya sistem K3 di
tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien, dan produktif.

2
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
a. Apa pengertian Sistem Manajemen K3?
b. Ruang lingkup sistem manajemen K3
c. Tujuan penerapan sistem manajemen K3
d. Pelaksanaan audit sistem manajemen K3

3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
a. Dapat memahami pengertian sistem manajemen K3
b. Dapat mengetahui ruang lingkup sistem manajemen K3
c. Dapat mengetahui Tujuan penerapan sistem manajemen K3
d. Dapat mengetahui Pelaksanaan audit sistem manajemen K3

A. PEMBAHASAN
1. Sistem Manajemen K3
Sistem manajemen adalah rangkaian kegiatan yang teratur dan saling
berhubungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
dengan menggunakan manusia dan sumber daya yang ada ( Sucofindo, 1999).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disebut
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian ,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman (Permenaker No : PER. 05/MEN/1996).
Jadi, sistem manajemen K3 merupakan rangkaian kegiatan yang teratur
dan saling berhubungan secara keseluruhan yang berguna dalam pengendalian

3
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja agar dapat menciptakan suasana
tempat kerja yang aman.
Sistem manajemen K3 dalam pelaksanaannya juga memiliki pola tahapan
dalam kosep dasarnya. Pola tahapan pada konsep dasar tersebut disebut “Plan-
Do- Check-Action”, yang meliputi:
a. Penetapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjami
komitmen terhadap penerapan SMK3.
b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan
SMK3.
c. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif
dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang
2. Ruang Lingkup Sitem Manajemen K3
Pada dasarnya ruang lingkup K3 mencakup tiga (3) aspek, yaitu:

1. Pekerja
Kesehatan para pekerja dalam suatu perusahaan harus dijaga dengan baik,
karena hal ini sangat penting untuk meningkatkan kinerja pekerja sehingga
diperoleh tenaga kerja yang produktif dan professional yang nantinya dapat
membantu dalam mencapai tujuan perusahaan.
2. Pekerjaan
Para pekerja dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan, upaya mengurangi resiko dalam pekerjaan
dalam hubungannya dengan K3 misalnya bisa dilakukan dengan perubahan
pada metode kerja apabila ditemui adanya kesalahan, mengadakan pelatihan
untuk pekerja dalam pengoperasian peralatan kerja, melakukan tindakan
pencegahan kecelakaan untuk memperkecil kecelakaan, baik untuk
keselamatan kerja yang menitik beratkan pada peralatan dan pencegahan
penyakit akibat kerja, dengan cara antara lain:
a. Melakukan pengaturan jadwal kerja agar pekerja terhindar dari kelelahan
b. Menerapkan rolling kerja agar pekerja tidak jenuh dan kelelahan

4
3. Tempat Kerja
Tempat kerja secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap kinerja
karyawan, suasana yang menyenangkan (Comfortable) dan aman (safe) akan
menimbulkan/meningkatkan gairah kerja karyawan. Hal ini dapat dilakukan
dengan menjaga hygiene dan sanitasi seperti misalnya :
a. Pengaturan penerangan atau pencahayaan di ruang kerja,
b. Pengawasan terhadap suhu, dan tekanan udara ruangan kerja,
c. Menjaga kebersihan lingkungan tempat kerja.

3 Tujuan Penerapan Sistem Manajemen K3


K3 memang menjadi komponen penting bagi suatu perusahaan. Dan adalah “tugas
utama” perusahaan dalam memberikan jaminan K3 bagi setiap karyawannya.
Karena tujuan K3 adalah untuk melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan
ditempat kerja yang meliputi :
1. Melindungi keselamatan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraannya;
2. Melindungi lingkungan dari kerusakan akibat pencemaran;
3. Melindungi keselamatan alat atau sumber produksi seperti permesinan, bahan
baku, dll.;
4. Kelancaran produksi dan meningkatkan efisiensi kerja;
5. Melindungi pekerja dari kemungkinan buruk karena kecerobohan kerja;
6. Mengurangi angka kematian pekerja;
7. Mencegah timbulnya penyakit menular dan penyakit lain yang diakibatkan
sesama pekerja;
8. Membina dan meningkatkan kesehatan fisik maupun mental;
9. Mengontrol semua resiko dan potensi kecelakaan yang menghasilkan
kecelakaan dan kerusakan;
10. Mencegah kecelakaan;
11. Menghindari kerugian harta benda dan nyawa;
12. Menghindari kerugian perusahaan.

5
4 Pelaksana Audit Sitem Manajemen K3
Audit Sistem Manajemen K3 merupakan alat untuk mengukur besarnya
keberhasilan pelaksanaan dan penerapan SMK3, secara sistematik, dan
independent. Berdasarkan pelaksanaan audit Sistem Manajemen K3, jenis-jenis
audit dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu;

1. Audit Internal
Audit internal Sistem Manajemen K3 adalah audit Sistem Manajemen K3 yang
dilakukan oleh perusahaan sendiri dalam rangka pembuktian penerapan Sistem
Manajemen K3 dan persiapan audit eksternal Sistem Manajemen K3 dan/atau
pemenuhan standar nasional atau internasional atau tujuan-tujuan lainnya
(Peraturan Menakertrans PER.18/MEN/XI/2008 Pasal 1 bullet 4).
Pelaksanaan internal audit, idealnya dilaksanakan 2 kali setahun dengan
melibatkan seluruh bagian perusahaan dengan metode uji silang (cross check)
lintas departemen atau bagian.
Audit internal dilaksanakan oleh personil yang independen, artinya bukan dari
bagian atau departemen personil audit/auditor. Audit dilaksanakan oleh suatu tim
yang diangkat resmi oleh pimpinan perusahaan dengan anggota tetap ganjil dan
tidak melebihi 7 orang.
Komposisi anggota tetap, sebagai berikut;
 Manajemen senior 1 orang
 Anggota P2K3 2 orang
 Ahli dalam bidang operasi/produksi 2 orang
 Ahli K3 atau ahli lain yang ditunjuk 2 orang.

2. Audit Eksternal
Audit eksternal dilakukan oleh badan auditor (minimal 3 th sekali) Audit
eksternal Sistem Manajemen K3 adalah pemeriksaan secara sistematik dan
independen, untuk mengukur penerapan Sistem Manajemen K3 di tempat kerja
dan/atau perusahaan yang hasilnya digunakan sebagai bahan pertimbangan

6
dalam penilaian tingkat pencapaian penerapan Sistem Manajemen K3.
(Peraturan Kenakertrans PER.18/MEN/XI/2008 pasal 1 ayat 3).
Audit Eksternal dilaksanakan oleh badan audit independen, bertujuan untuk
menunjukkan penilaian terhadap sistem manajemen K3 di perusahaan secara
obyektif dan menyeluruh sehingga diperoleh pengakuan dari pemerintah atas
penerapan Sistem Manajemen K3.
Fungsinya sebagai umpan balik untuk mendukung pertumbuhan serta
peningkatan kualitas Sistem Manajemen K3 perusahaan tersebut. Pada audit
eksternal, akan diberikan sertifikat dari Pemerintah. Audit eksternal merupakan
kegiatan yang komplek dan membutuhkan waktu lama.

B. KESIMPULAN
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disebut
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi perencanaan,tanggung jawab, pelaksana, prosedur proses
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pembangunan pencapaian, pengkajian
dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman.
Perencanaan Sistem Manajemen K3 yang baik, dimulai dengan
melakukan indentifikasi bahaya, penilaian resiko dan penentuan pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman.
Pelaksanaan dan penilaian (Audit) Sistem Manajemen K3 di Indonesia
sudah diatur dalam peraturan pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dank Kesehatan Kerja
(SMK3)

7
8

Anda mungkin juga menyukai