Anda di halaman 1dari 16

1

Tugas : Sistem Manajemen K3

MAKALAH
“Perencanaan K3”

Oleh

Reno Hartama Putra


0016.10.15.2021

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT,


yang telah memberikan nikmat yang luarbiasa, keteguhan, serta
kekuatan sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini. Shalawat
beserta salam semoga tercurahkan limpahkan kepada Nabi kita semua
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya.
Dalam penyusunan makalah ini, saya telah berusaha semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan atau rujukan dari berbagai
sumber, sehingga dapat memperlancar penyusunan makalah ini.
Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam pembuatan
makalah ini. Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan yang
cukup seputar Perencanaan K3. Saya sadar bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya penulis sangat menghargai
masukan atau kritik yang membagun supaya bisa lebih baik lagi dalam
penyusunan makalah kedepannya.

Makassar, Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................ 4
C. Tujuan Makalah .................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Manajemen K3 .......................................................... 5
B. Prinsip Dasar Sistem Manajemen K3 ................................... 6
C. Perencanaan K3 .................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional dewasa ini berjalan seiring dengan
perkembangan industri yang pesat dan mandiri dalam rangka
mewujudkan era industrialisasi yang ditandai dengan mekanisme,
elektrifikasi, dan modernisasi. Dengan demikian maka terjadi
peningkatan penggunaan mesin-mesin, pesawat- pesawat, instalasi-
instalasi modern dan berteknologi tinggi serta bahan berbahaya. Hal
tersebut disamping memberikan kemudahan proses produksi dapat
pula menambah jumlah dan ragam bahaya di tempat kerja. Selain itu
akan terjadi pula lingkungan kerja yang kurang memenuhi syarat,
proses dan sifat pekerjaan yang berbahaya, serta peningkatan
intensitas kerja operasional tenaga kerja. Masalah tersebut akan
sangat mempengaruhi dan mendorong peningkatan jumlah maupun
tingkat keseriusan kecelakaan kerja.
Sejak Januari 1970 telah berlaku UU No. 1/ 1970 tentang
keselamatan kerja yang mengamanatkan agar setiap tenaga kerja
mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan, setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu
terjamin keselamatannya, setiap sumber produksi dipakai dan
dipergunakan secara aman dan efisien serta terhindar dari peledakan,
kerusakan proses produksi, kebakaran, penyakit akibat kerja yang pada
gilirannya dapat tercipta tenaga kerja yang sehat, produktif serta
peningkatan kesejahteraan tenaga kerja secara menyeluruh.
Data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Kemnakertrans) menyebutkan sepanjang tahun 2009 telah terjadi
54.398 kasus kecelakaan kerja di Indonesia. Angka tersebut menurun
sejak 2007 yang sempat mencapai 83.714 kasus dan pada 2008
sebanyak 58.600 kasus. Jika diasumsikan 264 hari kerja dalam
setahun, maka rata-rata ada 17 tenaga kerja mengalami cacat fungsi

3
4

akibat kecelakaan kerja setiap hari dan faktor utama penyebab


kecelakaan kerja adalah perilaku dan kondisi lingkungan kerja yang
tidak aman (Jamsostek.co.id).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3 )
mendapat perhatian yang sangat penting dewasa ini karena masih
tingginya angka kecelakaan kerja. SMK3 bertujuan menciptakan sistem
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang
terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien,
dan produktif. Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharan
kewajiban K3, dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Sistem Manajemen K3?
2. Bagaimana prinsip dasar Sistem manajemen K3?
3. Bagaimana Perencanaan K3?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem Manajemen
K3
2. Untuk mengetahui bagaimana prinsip dasar Sistem manajemen K3
3. Untuk mengetahui bagaimana Perencanaan K3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Manajemen K3
Sistem Manajemen K3 di lingkungan kerja adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaankebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif.
Pendekatan manajemen secara professional tidak akan efektif
apabila tidakmemperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Manajer harus memperhatikan adanya alat pelindung (safety) dan
kesehatan (health). Beberapa problem seperti ini 85% dapat
dikontrol oleh pihak manajemen.
2. Manajer berpengaruh terhadap peluang perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan. Menekan kerugian dapat meningkatkan
keuntungan.
3. Manajemen control kerugian akan menguntungkan seluruh strategi
operasional manajemen.
Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah menciptakan
suatusistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan
melibatkan unsurmanajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan
kerja yang terintegrasi dalamrangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja sertaterciptanya tempat kerja
yang aman, efisien, dan produktif. Tujuan lainnya yaitu :
1. Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan
martabatnyasebagai manusia (pasal 27 ayat 2 ) UUD 1945

5
6

2. Meningkatkan komitment pimpinan perusahaan dalam


melindungitenaga kerja
3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk
menghadapikompetisi perdagangan global
4. Proteksi terhadap industri dalam negeri
5. Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional
6. Mengeliminir boikot LSM internasional terhadap produk
ekspornasional
7. Pelaksanaan pencegahan kecelakaan masih bersifat parsial
B. Prinsip Dasar Sistem Manajemen K3
Pengembangan dalam pelaksanaan sistem K3 akan tergantung
faktor- faktor tertentu, misalnya kebijakan K3 dalam organisasi, sifat
aktifitasnya, tingkat resiko yang dihadapi dan tingkat kompleksitas
operasional organisasi. Pada dasarnya secara umum ketiga sistem dari
SMK3 yang dimaksud diatas mengandung 5 prinsip dasar yang sama
yang terdiri dari 5 (lima) prinsip dasar (elemen utama) yaitu:
1. Kebijakan K3
Definisi atau pengertian kebijakan K3 dijelaskan dalam
OHSAS 18001 Occupational health and safety management
system dan ISO 45001 occupational health and safety management
system. Dalam OHSAS 18001, kebijakan K3 didefinisikan sebagai:

“Overall intentions and direction of an organization related to OH&S


Performance as formally expressed by top management” (OHSAS
18001)

Kebijakan K3 adalah keseluruhan tujuan dan arahan dari sebuah


organisasi terkait dengan performa K3 yang secara formal
disampaikan oleh manajemen puncak.
Sedangkan ISO 45001 menjelaskan sebagai berikut:
7

“Policy to prevent work related injury and ill health to workers and
to provide safety and healthy workplaces”

Kebijakan K3 adalah kebijakan untuk mencegah luka terkait


pekerjaan dan kesehatan yang buruk serta untuk menyediakan
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
2. Perencanaan (Planning)
Yang harus dipertimbangkan dalam menyusun rencana K3,
yaitu hasil penelaahan awal, identifikasi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko, peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lainnya, kemudian yang terakhir sumber daya yang
dimiliki.
3. Penerapan dan Operasi (Implementation and Operation)
Berdasarkan rencana K3 yang telah ditetapkan, dalam
pelaksanaannya pengusaha didukung oleh SDM di bidang K3,
sarana dan prasarana. SDM yang dimaksud harus memiliki:
a. Kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat
b. Kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan ijin kerja
dan/atau surat penunjukan dari instansi yang berwenang
Sarana dan prasana yang dimaksud minimal harus terdiri:
a. Organisasi atau unit yang bertanggungjawab di bidang K3
b. Anggaran yang memadai
c. Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta
pendokumentasian
d. Instruksi kerja
Syarat minimal kegiatan pelaksanaan rencana K3 harus meliputi:
a. Tindakan pengendalian
b. Perancangan dan rekayasa
c. Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
d. Prosedur dan instruksi kerja
e. Pembelian/pengadaan barang dan jasa
8

f. Produk akhir
g. Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana
industri serta rencana pemulihan keadaan darurat
(dilaksanakan berdasarkan potensi bahaya, investigasi, dan
analisa kegiatan)
4. Pemeriksaan dan Tindakan Perbaikan (Checking and
Corrective Action)
a. Melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan audit internal
SMK3 dilakukan oleh sumber daya manusia yang kompeten
b. Dalam hal perusahaan tidak mempunyai SDM dapat
menggunakan pihak lain
c. Hasil pemantauan dilaporkan kepada pengusaha
d. Hasil tersebut digunakan untuk untuk melakukan tindakan
pengendalian
e. Pelaksanaan pemantauan & Evaluasi dilakukan berdasarkan
peraturan Perundang-undangan
5. Tinjauan Manjemen dan Perubahan Perbaikan Berkelanjutan
a. Untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan SMK3,
dilakukan peninjauan terhadap kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
b. Hasil peninjauan digunakan untuk perbaikan dan peningkatan
kinerja.
c. Perbaikan dan peningkatan kinerja dilaksanakan dalam hal :
1) Terjadi perubahan peraturan perundang-undangan
2) Adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar
3) Adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan
4) Terjadi perubahan struktur organisasi perusahaan
5) Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
termasuk epidemiologi
6) Adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja
7) Adanya pelaporan
9

8) Adanya masukan dari pekerja/buruh


C. Perencanaan K3
Dalam mengidentifikasi potensi bahaya yang ada serta
tantangan yang dihadapi, akan sangat mempengaruhi dalam
menentukan kondisi perencanaan K3 perusahaan. Untuk hal tersebut
haruslah ditentukan oleh lsu Pokok dalam perusahaan dalam
identifikasi bahaya:
1. Frekuensi dan tingkat keparahan Keceiakaan Kerja
2. Kecelakaan Lalu Lintas
3. Kebakaran dan Peledakan
4. Keselamatan Produk (Product Safety)
5. Keselamatan Kontraktor
6. Emisi dan Pencemaran Udara
7. Limbah Industri
Berdasar telaah awal ditetapkan target atau tujuan serta sasaran
yang akan dicapai dalam bidang K3. Disesuaikan dengan kemampuan
perusahaan dan tingkat resiko yang ada. Sedangkan sasarannya, yaitu
:
1. Sumber Daya Manusia
2. Sistem dan Prosedur
3. Sarana dan Fasilitas
4. Pencapaian prespektif di lingkungan internal dan eksternal
5. Pemberdayaan, pertumbuhan dalam penerapan K3
Organisasi harus menyusun planning Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang meliputi:
1. Identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian dan
pengendalian resiko (risk assessment and risk control) yang dapat
diukur
2. Pemenuhan terhadap peraturan perundangan dan persyaratan
lainnya
3. Penentuan tujuan dan sasaran
10

4. Program kerja secara umum dan program kerja secara khusus


5. Indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja K3
6. Kebijakan (Policy)
7. Umpan balik & pengukurankinerja (feedback from measuring
performance)
8. Penerapan dan operasionil (Implementation and operation).
Dalam perencanaan K3 haruslah memenuhi Pemenuhan
terhadap Kebijakan yang ditetapkan yang memuat Tujuan, Sasaran
dan indikator kinerja penerapan K3 dengan mempertimbangkan
penelaahan awal sebagai bagian dalam mengidentifikasi potensi
sumber bahaya penialaian dan pengendalian resiko atas permasalahan
K3 yang ada dalam perusahaan atau di proyek atau tempat kegiatan
kerja konstruksi berlangsung
1. Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian
Resiko
Organisasi harus menyusun dan memelihara prosedur
tentang perencanaan identifikasi bahaya, penilaian resiko dan
pengendaliannya, dalam memenuhi kebijakan K3 yang ditetapkan.
Prosedur perencanaan identifikasi bahaya, penilaian resiko dan
pengendaliannya harus ditetapkan, dikendalikan dan
didokumentasikan. Assessment dan pengendalian resiko ini harus
telah dipertimbangkan dalam penetapan target K3.
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam menyusun
identifikasi bahaya:
1. Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendaliannya
bersifat proaktif, bukan reaktif
2. Buat identifikasi dan klasifikasi resiko kemudian dikontrol dan
diminimalisir, dikaitkan dengan objektif dan program kerja,
perencanaan (planning) audit
3. Konsisten diterapkan
11

4. Bisa memberi masukan dalam penentuan fasilitas-fasilitas


yang diperlukan oleh organisasi, identifikasi pelatihan dan
pengembangan kontrol terhadap operasi organisasis
5. Bisa menjadi alat pemantau terhadap tindakan-tindakan yang
diperlukan, sehingga terwujud efektifitas dan efisiensi.
2. Pemenuhan Akan Peraturan Perundangan dan Persyaratan
Lainnya
Organisasi harus menyusun dan memelihara prosedur
tentang identifikasi peraturan perundangan dan persyaratan-
persyaratan lainnya yang diperlukan dalam kegiatan organisasi.
Organisasi tersebut harus memelihara ketersediaan dokumen-
dokumen ini, menyosialisasikan kepada karyawan maupun kepada
pihak luar terkait. Organisasi harus memastikan dapat
mengendalikan tinjauan peraturan dan perundangundangan,
standar/ acuan terkini sebagai akibat perubahan kebijakan
pemerintah, perubahan keadaan/ peralatan/ teknologi yang terjadi
di luar organisasi.
3. Tujuan dan Sasaran
Organisasi harus menyusun dan memelihara tujuan dan
sasaran K3, bila memungkinkan berupa tujuan dan sasaran K3
yang telah dikuantifisir, pada setiap fungsi dan level dalam
organisasi. Ketika menetapkan maupun meninjau kembali tujuan
dan sasaran ini, organisasi harus mempertimbangkan peraturan
perundangan dan persyaratanpersyaratan lainnya, bahaya dan
resiko, teknologi yang digunakan, kemampuan keuangan,
persyaratan dalam pengoperasian organisasi dan pandangan pihak
luar terkait.
Dalam menetapkan tujuan dan sasaran sekurang -
kurangnya harus memenuhi kualifikasi:
1. Dapat diukur
2. Satuan / indikator pengukuran
12

3. Sasaran pencapaian
4. Jangka waktu pencapaiannya
Penetapan tujuan dan sasaran kebijakan K3 harus
dikonsultasikan dengan wakil tenaga kerja, Ahli K3, dan pihak –
pihak yang terkait dengan pelaksanaanpekerjaanTujuan dan
sasaran ini harus konsisten terhadap kebijakan K3 termasuk
kebijakan tentang perbaikan berkelanjutan.
4. Indikator Kinerja
Dalam menetapkan tujuan dan sasaran kebijakan
Keselamatan dan kesehatankerja perusahaan harus menggunakan
indikator kinerja yang dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang sekaligus merupakan
informasi mengenai keberhasilan pencapaian Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
5. Program-Program Manajemen K3
Program Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
meliputi perencanaan awal dan perencanaan kegiatan yang
sedang berlangsung, Dalam rangka pencapaian tujuan dan
sasaran, maka organisasi harus menyusun dan memelihara
program kerja Keselamatan dan kesehatan kerja untuk
meningkatkan kondisi Keselamatan dan kesehatan kerja.
Disesuaikan dengan kondisi, sumber daya yang tersedia dan
tingkat prioritasnya.
Program kerja memuat penanggung jawab dan otoritas pada
fungsifungsi dan level dalam organisasi dan target waktu dalam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi tersebut. Program kerja ini
harus dievaluasi secara periodik dan terencana, bila diperlukan, bisa
diamandemen sehubungan dengan pergeseran aktifitas, hasil produksi,
hasiljasa atau kondisi operasi dalam organisasi.
13

6. Elemen Program K3
Untuk menerapkan dan mengembangkan sistem manajemen
Keselamatan dan kesehatan kerja disusun program implementasi atau
elemen Keselamatan dan kesehatan kerja, dengan menetapkan
system pertanggung jawabandalam pencapaian tujuan dan sasaran
sesuai dengna fungsi dan tujuan dari tingkatan manajemen perusahaan
yang bersangkutan.
Elemen Keselamatan dan kesehatan kerja disesuaikan dengan
kebutuhan masing - masing perusahaan berdasarkan hasil telaah awal
dan penetapan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai perusahaan
termasuk dalam menetapkan sarana dan jangka waktu untuk
pencapaian tujuan dan sasaran tersebut.
14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem Manajemen K3 di lingkungan kerja adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan
2. Prinsip Dasar Sistem Manajemen K3 yaitu kebijakan K3,
Perencanaan (planning), Penerapan dan Operasi (Implementation
and Operation), Pemeriksaan dan Tindakan Perbaikan (Checking
and Corrective Action), Tinjauan Manjemen dan Perubahan
Perbaikan Berkelanjutan
3. Perencanaan adalah menetapkan sasaran, dan proses yang
diperlukan untuk mencapai hasil sesuai dengan kebijakan K3
perusahaan sesuai dengan tujuan dan sasaran perusahaan akan
menghasilkan hasil yang sesuai target dan tujuan yang diinginkan
perusahaan. Setidaknya ketika pelaksanaan k3 sesuai dengan apa
yang telah direncanakan untuk meminimalisir kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Ir. K. M. Arsyad, M.Sc. 2017. Modul Pemahaman Sistem Manajemen


Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Konstruksi (SMK3). Bandung :
Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Sumber Daya Air Dan Konstruks
Novianti, Sri. 2018. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Di
Treat And Ship Operations – Facility Operations Pt Chevron
Pacific Indonesia Duri. Universitas Sumatera Utara
Permenaker No.PER-05/MEN/1996, tentang Sistem Manajemen
Kselamatan dan Kesehatan Kerja, pasal 1 ayat (1)
Permenaker No.PER-05/MEN1996,Op.Cit,pasal 2
Supriyadih, Agung. 2019. Kebijakan K3 : Contoh, Dasar Hukum dan Cara
Membuat. (Diakses pada tanggal 3 Juni 2022
ttps://katigaku.top/2019/07/17/contoh-kebijakan-k3/)
UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pasal 190

15

Anda mungkin juga menyukai