Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TENTANG SISTEM MANAJEMEN K3

Disusun Oleh :

Nama : mochamad firli akbar hasan

Nim :2301201016

Kelas :teknik industri (malem)

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BANTEN JAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 20 November 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Sistem Manajemen K3 ........................................................... 3

2.2. Permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja .................................... 4

2.3. Penerapan Sistem Manajemen K3 di Perusahaan .................................... 5

2.4. Cara Menerapkan Sistem SMK3 yang Diterapkan di Perusahaan ........... 7

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Memasuki dunia industrialisasi yang semakin modern yang


diikuti oleh penerapan teknologi tinggi, penggunaan bahan dan
peralatan makin kompleks dan rumit, yang akan mengakibatkan suatu
kemungkinan bahaya yang besar, berupa kecelakaan, kebakaran,
peledakan pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja, yang
diakibatkan oleh kesalahan dalam penggunaan peralatan, pemahaman
dan kemampuan serta keterampilan tenaga kerja yang kurang memadai,
dan hal inilah yang terjadi pada era industrialisasi belakangan ini, yaitu
adanya penerapan teknologi yang tinggi dan penggunaan bahan yang
beraneka ragam akan tetapi tidak di ikuti dengan selaras oleh
keterampilan dan keahlian tenaga kerjanya yang mengoprasikan
peralatan dan mempergunakan bahan dalam proses produksi
tersebut,sehingga menimbulkan kecelakaan kerja,penyakit akibat
kerja,dan dampaknya terhadap lingkungan untuk itu perlu bagi
perusahaan menetapkan mekanisme secara sistematis agar aspek-aspek
tersebut dapat dikendalikan,salah satunya adalah dengan
mengintergrasikan sistem manajeman mutu, K3 dan lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud sistem manajemen K3?

2. Apa permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja?

1
3. Jelaskan penerapan sistem manajemen K3 di perusahaan!

4. Bagaimana cara menerapkan sistem SMK3 yang diterapkan

di perusahaan?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Sistem Manajemen K3

Pengertian Sistem Manajemen K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) secara


umum merujuk pada dua sumber, yaitu Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan pada Standar OHSAS
18001:2007 Occupational Health and Safety Management Systems. Pengertian
Sistem Manajemen K3 menurut Permenaker No 5 Tahun
1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian
dari sistem secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung-jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan
bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan pemeliharaan kebijakan
K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (JDIH Kemnaker, 1997).
Dalam penelitian ini digunakan enam indikator yang dapat menjelaskan variabel
manajemen K3 yang digabungkan dari beberapa penelitian terdahulu.

Tabel 1. Indikator Manajemen K3

No Variabel Laten Indikator-indikator Sumber


1 Manajemen K3 Komitmen top management Elphiana, Diah, &
terhadap K3 Zen (2017)
2 Manajemen K3 Peraturan dan prosedur K3 Romuty, Chandra,
& Nugraha (2017)
3 Manajemen K3 Pelatihan K3 Romuty, Chandra,
& Nugraha (2017)
4 Manajemen K3 Kompetensi pekerja bidang K3 Romuty, Chandra,
& Nugraha (2017)

3
5 Manajemen K3 Alat pelindung diri (APD) Sombolinggi,
Abdurahman, &
Hamzah (2016)
6 Manajemen K3 Pengawasan dalam penerapan K3 Romuty, Chandra,
& Nugraha (2017)

2.2. Permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan


resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga
komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang
optimal dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian
dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan
akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.

1. Kapasitas Kerja

Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum


memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40%
masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35%
kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak
memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal.
Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang ada sebagian
besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang mempunyai
banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering
mendapat kendala terutama menyangkut masalah PAHK dan kecelakaan kerja.

4
2. Beban Kerja

Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis


beroperasi 8 – 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada
laboratorium menuntut adanya pola kerja bergilir dan tugas/jaga malam. Pola kerja
yang berubah-ubah dapat menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat
terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut
memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja
yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja
tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan stres.

3. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi


kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident),
Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease
& Work Related Diseases).

2.3. Penerapan Sistem Manajemen K3 di Perusahaan

Sistem Manajemen K3 tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 50


Tahun 2012. Dalam peraturan ini SMK3 wajib untuk diterapan dengan ketentuan
bagi perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 orang atau
mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi (sumber)

Tujuan dari penerapan SMK3 diantaranya adalah:


• mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh/serikat pekerja/serikat
buruh
• meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi

5
• menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas
Berdasarkan tujuan tersebut, perusahaan yang mampu menerapkan SMK3 akan
mendapatkan beberapa manfaat diantaranya:
1. Melindungi pekerja dengan menghindari adanya kerugian material dan
jiwa akibat kecelakaan kerja
2. Mematuhi peraturan pemerintah sehingga membuat perusahaan terhindar
dari sanksi
3. Meningkatkan kepercayaan konsumen dan membangun image market
terhadap perusahaan.
4. Membuat sistem manajemen menjadi lebih efektif sehingga dapat
menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.
Bagi perusahaan yang akan menerapkan SMK3, terdapat beberapa tahapan
implementasi yang dijelaskan di dalam PP 50/2012, yaitu:
- Penetapan Kebijakan K3, pada tahap ini pengusaha paling sedikit harus:
melakukan tinjauan awal kondisi K3, memperhatikan peningkatan kinerja
manajemen K3 secara terus-menerus, serta memperhatikan masukan dari
pekerja dan/atau serikat pekerja.
- Perencanaan K3, dalam menyusun rencana K3, pengusaha harus
mempertimbangkan : hasil penelaahan awal, identifikasi potensi bahaya,
penilaian, dan pengendalian risiko, peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lainnya, sumber daya yang dimiliki
- Pelaksanaan Rencana K3, dalam melaksanakan rencana K3 pengusaha harus
didukung oleh sumber daya manusia di bidang K3, prasarana, dan sarana.
- Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3, pemantauan dan evaluasi kinerja K3
dilakukan melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan audit internal
SMK3 oleh sumber daya manusia yang kompeten.

Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3, pengusaha wajib melakukan


peninjauan ulang terhadap penerapan SMK3 secara berkala meliputi: evaluasi
terhadap kebijakan K3, tujuan, sasaran, dan kinerja K3, hasil temuan audit SMK3

6
dan evaluasi efektivitas penerapan SMK3 dan kebutuhan untuk pengembangan
SMK3.

2.4. Cara Menerapkan Sistem SMK3 yang Diterapkan di Perusahaan

SMK3 adalah singkatan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja. SMK3 di Indonesia telah ada sejak tahun 1996 melalui Peraturan Menteri
Tenaga Kerja (Permenaker) No. 05 Tahun 1996. Dalam rangka meningkatkan
penerapan SMK3, maka pada tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia
menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja agar dapat diterapkan diseluruh
aspek kehidupan bermasyarakat. Metro Consulting sejak 2017 telah aktif
membantu beragam perusahaan menerapkan SMK3 di tempat mereka untuk meraih
Sertifikat SMK3 dari Kementerian Ketenagakerjaan.

➢ Dasar Hukum Penerapan SMK3

Penerapan SMK3 di Indonesia diatur melalui serangkaian Undang – Undang


dan turunannya. SMK3 wajib diterapkan kepada seluruh perusahaan di Indonesia
baik itu besar maupun kecil. Dasar Hukum Penerapan SMK3 di Indonesia antara
lain:

1. Undang – Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;


2. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
3. Undang – Undang No. 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
4. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05 Tahun 2014 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum; dan

7
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit.

Berdasarkan peraturan diatas, maka Perusahaan wajib menerapkan SMK3


di tempat kerja dengan menintegrasikan sistemnya dengan SMK3. Kewajiban
tersebut berlaku bagi perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit
100 (seratus) orang atau kurang dari 100 orang namun dikategorikan mempunyai
tingkat potensi bahaya tinggi.

Di sektor Konstruksi, melalui Permen PU No. 05 Tahun 2014 seluruh


perusahaan bidang konstruksi WAJIB menerapkan SMK3. Tujuannya adalah
agar dapat meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi; dapat mencegah dan
mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja; serta menciptakan tempat
kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong produktifitas.

Di Sektor Pelayanan Publik misalnya, Menteri Kesehatan melalui Permenkes


No. 66 Tahun 2016 meminta seluruh layanan kesehatan baik itu Klinik, Posyandu,
Puskesmas, hingga Rumah Sakit wajib menerapkan SMK3.

➢ Maksud dan Tujuan dari Penerapan SMK3

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012, tujuan dari Penerapan
SMK3 ini adalah:

1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja


yang terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi;
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh; serta
3. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas.

8
5 Tingkatan Penerapan SMK3 di Tempat Kerja Perusahaan

Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 menjelaskan bahwa untuk


melaksanakan penerapan SMK3 dengan baik di tempat kerja perlu melalui 5
tahapan. Yaitu meliputi:

1. Penetapan Kebijakan K3;


2. Perencanaan K3;
3. Pelaksanaan Rencana K3;
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3; dan
5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3.

Berikut ini penjelasan tiap tingkatan penerapan SMK3 tersebut agar dapat anda
terapkan di tempat kerja anda.

1. Penetapan Kebijakan K3

Perusahaan dalam menetapkan Kebijakan K3 perlu menyusun terlebih


dahulu tinjauan awal kondisi K3 di tempat kerja. Seiring dengan proses tinjauan
awal kondisi K3, proses konsultasi antara pengurus dan wakil pekerja juga perlu
dilakukan sebelum menetapkan kebijakan tersebut. Tujuannya agar dalam
menetapkan kebijakan, kebijakan yang diambil telah mengakomodir kepentingan
pekerja dan kepentingan perusahaan.
Kebijakan K3 yang telah dibuat kemudian perlu disahkan oleh pucuk
pimpinan perusahaan. Kebijakan itu juga harus secara jelas menyatakan tujuan dan
sasaran K3. Kemudian kebijakan yang telah ditandatangani perlu disosialisasikan
kepada seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor, pemasok dan pelanggan. Selain itu,
kebijakan K3 tersebut nantinya perlu ditinjau secara berkala. Hal ini perlu
dilakukan untuk menjamin bahwa kebijakan tersebut masih sesuai dengan
perubahan yang terjadi dalam perusahaan dan peraturan perundang-undangan.
Agar kebijakan K3 tersebut berjalan dengan optimal, komitmen perusahaan
perlu ditingkatan dengan cara menempatkan organisasi K3 pada posisi yang dapat
menentukan keputusan perusahaan; menyediakan anggaran, menyediakan tenaga

9
kerja yang berkualitas, dan menyediakan sarana – sarana pendukung yang
diperlukan di bidang K3; Selain itu perusahaan juga perlu menetapkan personil
yang memiliki tanggung jawab, memiliki wewenang dan kewajiban yang jelas
dalam penanganan K3.

2. Perencanaan K3

Pada tahapan ini perusahaan diminta melakukan perencanaan yang matang


dalam penerapan K3-nya. Penyusunan rencana K3 yang dilakukan oleh perusahaan
harus didasarkan pada 4 hal, yaitu:

• Hasil Penelaahan Awal. Pada tahap ini perencanaan K3 didasari dari hasil
tinjauan awal kondisi K3 pada saat penyusunan Kebijakan K3 di depan.
• Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko. Pada
tahap ini perusahaan terlebih dahulu perlu melakukan identifikasi potensi
bahaya, sebelum dilakukan penilaian resiko dan pengendalian apa yang
harus dilakukan. Identifikasi ini perlu dipertimbangkan dalam merumuskan
rencana K3 nantinya.
• Peraturan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya. Pada tahap
ini perusahaan harus menginvetarisasi dan mengidentifikasi peraturan mana
yang relevan dengan kondisi dan aktivitas perusahaan. Peraturan yang telah
di identifikasi tersebut kemudian di evaluasi kepatuhannya dan
disosialisasikan hasilnya kepada pekerja.
• Sumber Daya yang Dimiliki. Pada tahap ini perusahaan harus
mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki baik itu sumber daya
manusia yang kompeten maupun sarana prasarana serta dukungan dana dari
perusahaan.

3. Pelaksanaan Rencana K3

Pada tahapan ini perusahaan diminta untuk mengimplementasikan


Perencanaan K3 yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan rencana K3 ini harus
dilaksanakan oleh perusahaan dengan menyediakan sumber daya manusia yang

10
kompeten dan mempunyai kualifikasi serta menyediakan prasarana dan sarana yang
memadai.

Dalam Pelaksanaan Rencana K3 ini paling sedikit meliputi 8 poin kegiatan


penting. yaitu:

• Tindakan Pengendalian. Tindakan pengendalian harus diselenggarakan


oleh setiap perusahaan terhadap kegiatan – kegiatan, produk barang dan jasa
yang dapat menimbulkan resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
• Perancangan dan Rekayasa. Dalam pelaksanaan perancangan dan
rekayasa harus memperhatikan unsur – unsur seperti identifikasi potensi
bahaya; prosedur penilaian dan pengendalian resiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja; serta personil yang memiliki kompetensi kerja harus
ditentukan dan diberikan wewenang dan tanggung jawab yang jelas untuk
melakukan verifikasi persyaratan SMK3.
• Prosedur dan Instruksi Kerja. Prosedur dan instruksi kerja harus
dilaksanakan dan ditinjau ulang secara berkala terutama jika terjadi
perubahan peralatan, proses atau bahan baku yang digunakan oleh personal
dengan melibatkan para pelaksana yang memiliki kompetensi kerja dalam
menggunakan prosedur.
• Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan. Perusahaan yang
mengalihdayakan pekerjaannya kepada pihak lain harus menjamin bahwa
perusahaan lain tersebut memenuhi persyaratan K3. Verifikasi terhadap
persyaratan K3 tersebut dilakukan oleh personal yang kompeten dan
berwenang serta mempunyai tanggung jawab yang jelas.
• Pembelian/Pengadaan Barang dan Jasa. Sistem pembelian/pengadaan
barang dan jasa harus terintegrasi dalam strategi penanganan pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja; menjamin agar produk barang dan
jasa serta mitra kerja perusahaan memenuhi persyaratan K3; dan pada saat
barang dan jasa diterima di tempat kerja, perusahaan harus menjelaskan
kepada semua pihak yang akan menggunakan barang dan jasa tersebut

11
mengenai identifikasi, penilaian dan pengendalian resiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
• Produk Akhir. Produk akhir berupa barang atau jasa harus dapat dijamin
keselamatannya dalam pengemasan, penyimpanan, pendistribusian dan
penggunaan serta pemusnahannya.
• Upaya Menghadapi Keadaan Darurat Kecelakaan dan Bencana Industri.
Pada tahap ini perusahaan harus memiliki prosedur sebagai upaya
menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri yang meliputi
penyediaan personil dan fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan sesuai
sampai mendapatkan pertolongan medik; dan proses perawatan lanjutan.
• Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat. Dalam melaksanakan rencana
dan pemulihan keadaan darurat setiap perusahaan haru memiliki prosedur
rencana pemulihan keadan darurat secara cepat untuk mengembalikan pada
kondisi yang normal dan membantu pemulihan tenaga kerja yang
mengalami trauma.

4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja

Pada tahap ini perusahaan harus memantau dan melakukan evaluasi Kinerja K3.
Pemantauan dan evaluasi Kinerja K3 ini meliputi 2 tahap, yaitu:

• Pemeriksaan, Pengujian dan Pengukuran. Pemeriksaan, Pengujian, dan


Pengukuran ini harus ditetapkan dan dipelihara prosedurnya sesuai dengan
tujuan dan sasaran K3 serta frekuensinya disesuaikan dengan obyek yang
mengacu pada peraturan dan standar yang berlaku.
• Audit Internal SMK3. Audit Internal SMK3 harus dilakukan secara berkala
untuk mengetahui keefektifan penerapan SMK3. Audit SMK3 dilaksanakan
secara sistematik dan independen oleh personil yang memiliki kompetensi
kerja dengan menggunakan metodologi yang telah ditetapkan.

12
5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3

Untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan yang berkesinambungan guna


pencapaian tujuan SMK3, pengusaha dan/atau pengurus perusahaan atau tempat
kerja harus melakukan tinjauan ulang terhadap penerapan SMK3 secara berkala dan
tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi implikasi K3 terhadap seluruh
kegiatan, produk barang dan jasa termasuk dampaknya terhadap kinerja
perusahaan.

Tinjauan ulang penerapan SMK3 paling sedikit meliputi evaluasi terhadap


kebijakan K3; tujuan, sasaran dan kinerja K3; hasil temuan audit SMK3; dan
evaluasi efektifitas penerapan SMK3, dan kebutuhan untuk pengembangan SMK3.

➢ Perusahaan yang Telah Menerapkan SMK3

Beberapa perusahaan besar maupun kecil telah menerapkan SMK3 sebagai suatu
kewajiban dalam pemenuhan regulasi. Perusahaan yang telah menerapkan SMK3
antara lain:

1. PT Idemitsu Lube Techno (Audit SMK3 166 Kriteria Tingkat Lanjutan);


2. PT Argha Karya (Audit SMK3 166 Kriteria Tingkat Lanjutan);
3. PT Sumber Graha Sejahtera (Audit SMK3 166 Kriteria Tingkat Lanjutan);
4. PT Puninar Yusen Logistik Indonesia (Audit SMK3 122 Kriteria Tingkat
Transisi); dan
5. PT Tosa Sakti (Audit SMK3 64 Kriteria Tingkat Awal);.

13
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sistem Manajemen K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) secara umum


merujuk pada dua sumber, yaitu Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan pada Standar OHSAS
18001:2007 Occupational Health and Safety Management Systems. Kinerja
(performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante
dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila
ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja
yang optimal dan peningkatan produktivitas.

Tujuan dari penerapan SMK3 diantaranya adalah:


• mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh/serikat pekerja/serikat
buruh
• meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi
• menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas

14
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/196-Article%20Text-614-1-10-
20211109.pdf

https://www.mutiaramutusertifikasi.com/artikel/pentingnya-penerapan-sistem-
manajemen-k3-smk3

https://metroconsulting.co.id/penjelasan-lengkap-smk3-sistem-manajemen-
keselamatan-dan-kesehatan-kerja/

Bachtiar, Erniati, Mahyuddin, dkk.2021.Manajemen K3 Kontruksi.Yayasan Kita


Menulis (dikutip pada tanggal 28 November 2021 pukul 20.02 WIB :
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=lDUqEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=
PA71&dq=pendahuluan+sistem+manajemen+K3&ots=6rW4TRcd0q&sig=bSAG
t4Q__eQf79wU2mBDD3l5zo8&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false)

15

Anda mungkin juga menyukai