MAKALAH
Disusun Oleh :
PO714221191011
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Alhamdulillah segala Puji dan Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan Taufik dan Hidayah-Nya dan tak lupa pula kita kirimkan
shalawat serta salam atas junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga penulis
dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Untuk Menunjang Zero
Accident Pada Era Industrialisasi” ini tepat pada waktunya.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan dan saran maupun kritik dari berbagai pihak dan sebagai rasa
syukur penulis menyampaikan ucapan terimakasihyang setulus-tulusnya.
Dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi sempurnanya
laporan ini. Semoga laporan ini memberikan informasi bagi mahasiswa(i)
lainnyaserta pihak lainnya dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Akhir kata, Penulis hanya bisa berdoa dan berserah kepada Allah SWT
diiringi doa dan harapan semoga amal kebaikan serta pengorbanan yang telah
diberikan selama ini mendapat balasan yang setimpal dan jauh lebih baik. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.............................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................5
C. TUJUAN........................................................................................5
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ini dilakukan karena SDM
mempunyai pengaruh terhadap penanggung risiko (stakeholders). Penanggung
risiko (stakeholders) merupakan lembaga dan manusia yang memiliki kepentingan
didalam perusahaan. Yang termasuk penanggung risiko adalah organisasi itu
sendiri, pemegang saham dan investor, pelanggan, karyawan, masyarakat dan
mitra bisnis strategis seperti pemasok. Salah satu unsur dari penanggung risiko ini
tentunya adalah SDM.
5
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada
perusahaan atau sebuah industri harus mengikuti pedoman pedoman penerapan SMK3
(1) penetapan Kebijakan K3, (2) Perencanaan K3, (3) Pelaksanaan rencana K3, (4)
Pemantauan dan evaluasi konerja K3 dan (5) Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
(Pasal 6, PP RI No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Untuk Menunjang Zero Accident Pada Era Industrialisasi ?
C. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Untuk Menunjang Zero Accident Pada Era
Industrialisasi.
Tujuan Khusus
1. Untuk Mengetahui Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3).
2. Untuk Mengetahui Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3).
3. Untuk Mengetahui Manfaaat Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), maka
perusahaan harus mengikuti pedoman-pedoman penerapan SMK3 seperti dalam Pasal 6,
PP RI No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja yaitu terdiri dari (1) penetapan Kebijakan K3, (2) Perencanaan K3, (3)
Pelaksanaan rencana K3, (4) Pemantauan dan evaluasi konerja K3 dan (5) Peninjauan dan
peningkatan kinerja SMK3.
1) Penetapan Kebijakan K3
8
kebijakan tersebut pengusaha paling sedikit harus:
2) Perencanaan K3
b) Skala prioritas
f) Indikator pencapaian
g) Sistem pertanggungjawaban.
a) Tindakan pengendalian
f) Produk akhir
(1) menunjuk sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi kerja dan
kewenangan di bidang K3;
10
4) Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 Pengusaha wajib melakukan
pemantauan dan evaluasi kinerja K3. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
dilakukan melalui :
a) Pemeriksaan
b) Pengujian
c) Pengukuran,
d) Audit internal
g) adanya pelaporan
11
h) adanya masukan dari pekerja /buruh.
13
4) Menciptakan adanya aktivitas dan kegiatan yang terorganisir, terarah,
dan berada dalam koridor yang teratur, sehingga organisasi dapat berkonsentrasi
melakukan peningkatan sistem manajemennya dibandingkan melakukan
perbaikan terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi.
5) Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan, karena tenaga
kerja dapat bekerja optimal, kemudian meningkatkan kualitas produk dan jasa
yang dihasilkan.
Manfaat penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
bagi perusahaan adalah (1) Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-
kelemahan unsur sistem operasional sebelum timbul gangguan operasional,
kecelakaan, insiden dan kerugian-kerugian lainnya; (2) Dapat diketahui gambaran
secara jelas dan lengkap tentang kinerja K3 di perusahaan; (3) Dapat
meningkatkan pemenuhan terhadap peraturan perundangan bidang K3; (4) Dapat
meningkatkan pegetahuan, ketrampilan dan kesadaran tentang K3, khususnya bagi
karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan audit; dan (5) Dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
16
3) Pendidikan dan latihan kerja bagi karyawan khususnya karyawan
bagian teknik dan distribusi membutuhkan modal yang cukup besar
bagi pihak Perusahaan karena pendidikan dan latihan yang dilakukan
harus dilakukan dilapangan.
4) Masih kurangnya alat-alat pengaman yang dimiliki sehingga
penggunaan alat-alat tersebut terbatas.
17
Kendala mikro
Masalah yang bersifat mikro yang terjadi di perusahaan antara lain:
Kesadaran, dukungan dan keterlibatan
Kesadaran, dukungan dan keterlibatan manajemen operasi terhadap usaha
pengendalian bahaya dirasakan masih sangat kurang. Keadaan ini akan
membudaya mulai dari lapis bawah sehingga banyak para karyawan memilki
kesadaran keselamatan yang rendah, disamping itu pengetahuan mereka terhadap
bidang rekayasa dan manajemen keselamatan kerja juga sangat terbatas.
Kemampuan yang terbatas dari petugas keselamatan kerja
Kemampuan petugas keselamatan kerja dibidang rekayasa
operasi,rekayasa keselamatan kerja, manajemen pengendalian bahaya dirasakan
sangat kurang sehingga merupakan kendala diperolehnya kinerja keselamatan
kerja yang baik. Akibat daripada kekurangan ini terdapatnya kesenjangan antara
makin majunya teknologi terapan dengan dampak negatif yang makin tinggi
dengan kemampuan para petugas keselamatan kerja dalam mengantisipasi
keadaan yang makin berbahaya. Hal ini juga disebabkan karena kurangnya
pengembangan SDM di bidang K3 atau kurang dikembangkannya perkembangan
dunia pendidikan di bidang ini.
Standard, code of practice
Masih kurangnya standard-standard dan code practice di bidang
keselamatan kerja serta penyebaran informasi di bidang pengendalian bahaya
industri yang masih terbatas akan menambah memperbesar resiko yang dihadapi.
18
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu bentuk usaha atau
upaya bagi para pekerja untuk memperoleh jaminan atas keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dalam melakukan pekerjaan yang mana pekerjaan tersebut
dapat mengancam dirinya yang berasal dari individu sendiri dan lingkungan
kerjanya.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
merupakan suatu sistem pengaturan kebijakan-kebijakan institusi yang
berfungsi sebagai pengontrol bagi pelaksanaan kebijakan K3 yang diterapkan
oleh Sebuah Industri. Zero Accident merupakan keadaan dimana sebuah
perusahaan mampu mengurangi terjadinya kecelakaan kerja. Tidak hanya
mengurangi, tapi juga mencegah kecelakaan kerja serta menjamin tenaga kerja
tersebut mendapatkan perlindungan atas keselamatannya.
Kualitas dan kuantitas yang belum memadai akan kebutuhan dari apa yang
dibutuhkan juga sebagai faktor penghambat dari tercapainya tujuan dari SMK3.
Ketidakjelasan akan penetapan standar dan mekanisme pelaksanaan SMK3
membuat dalam implementasinya menjadi kabur,akibat kekaburan arahan yang
ditelah direncanakan yang belum secara menyeluruh mencakup semua aspek.
Segala pelaksanaan yang tercatat, baik tinjauan awal, pengukuran dan evaluasi
yang belum terjadwal dengan baik dalam mengukur tingkat keberhasilan kinerja
dari SMK3.
20
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Mathis, Roberts dan Jackson, John. (2002). Manajemen Sumber daya Manusia.
Jakarta: Salemba Empat.
22