Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KUNJUNGAN

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

di PT. Dua Kelinci Pati Jawa Tengah

KELOMPOK 1 :

1. Agnes Tirza Awanda (R0017047)


2. Devi Mega Novitasari (R0017029)
3. Ega Delia Rizqah Firnanda (R0017039)
4. Fitri Mella Cahyaningtyas (R0017047)
5. Rofi Utomo Eka Budiawan (R0017097)
6. Swastika Wendy Adimukti (R0017101)
7. Tri Handayani (R0017103)
8. Yuliana Dewi Puspitasari (R0017109)

PROGRAM STUDI D3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2019
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KUNJUNGAN

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

di PT. Dua Kelinci Pati Jawa Tengah

Kelompok I

Telah disahkan pada :

Hari................ Tanggal...............20.....

Dosen Pengampu,

Seviana Rinawati SKM, M. Si


NIP. 1984092220140901

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................................1

B. Tujuan ..................................................................................................................3

C. Manfaat ................................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................4

A. Tinjauan Pustaka .................................................................................................4

B. Perundang-Undangan ..........................................................................................8

BAB III HASIL ........................................................................................................9

A. Pelaksanaan .........................................................................................................9

B. Deskripsi Perusahaan...........................................................................................9

C. Hasil Observasi ..................................................................................................19

BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................................23

BAB V PENUTUP .................................................................................................26

A. Kesimpulan .......................................................................................................26

B. Saran ..................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat
dunia industri berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan
produktivitas dengan menggunakan alat-alat produksi yang semakin
komplek. Semakin kompleknya peralatan kerja yang digunakan, maka
semakin besar pula potensi bahaya kecelakaan kerja yang ditimbulkan
apabila tidak dilakukan penanganan dan pengendalian sebaik mungkin.
Penggunaan peralatan kerja sering tidak diikuti dengan penyediaan tenaga
kerja yang berkualitas untuk mengoperasikannya dapat berakibat peralatan
tersebut tidak termanfaatkan secara optimal dan benar.
Akibat yang lebih fatal adalah timbulnya kecelakaan kerja baik
operator peralatan itu sendiri maupun masyarakat di sekitar perusahaan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akan menciptakan terwujudnya
pemeliharaan tenaga kerja yang baik. Keselamatan dan kesehatan kerja ini
ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan cara
penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting
keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan. Apabila banyak
terjadi kecelakaan, maka tenaga kerja banyak yang menderita, angka
absensi di perusahaan meningkat, hasil produksi menurun, dan biaya
pengobatan semakin membesar. Ini semua akan menimbulkan kerugian
bagi tenaga kerja maupun perusahaan yang bersangkutan, karena mungkin
tenaga kerja terpaksa berhenti bekerja sebab sakit sementara atau cacat
tetap yang diakibatkan oleh proses kerja yang tidak aman atau peralatan
kerja yang salah dalam pengoperasiannya.
Karena pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja para tenaga
kerja, maka untuk mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan kerja

1
2

dan penyakit akibat kerja juga melindungi tenaga kerja, maka pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 86 Ayat 1 dan 2
yang menyatakan “Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas : keselamatan dan kesehatankerja; moral
dan kesusilaan; dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia sertanilai-nilai agama. Untuk melindungi keselamatan
pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja”.
Dalam UU No. 13 tahun 2003 pasal 87 ayat 1 tentang
ketenagakerjaan dinyatakan bahwa ”Setiap perusahaan wajib menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan”. Selanjutnya ketentuan
mengenai penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) diatur dalam Permenaker RI. No. Per. 05/MEN/1996 pasal
3 ayat 1 dan 2 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
KesehatanKerja (SMK3) yang menyatakan bahwa ”Setiap perusahaan
yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses
atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti
peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja
wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)”.
Dengan demikian tenaga kerja merasa aman dan tenang dalam
melakukan pekerjaannya, hal ini dikarenakan perusahaan telah
memperhatikan keselamatan dan kesehataan mereka dan memberikan
jaminan jika terjadi kecelakaan akibat kerja itu, maka secara tidak
langsung para karyawan akan termotivasi untuk menjalankan pekerjaannya
dengan baik sehingga produk yang dihasilkan akan berkualitas dan
produktivitas karyawan juga akan meningkat. Pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja di PT. Dua Kelinci Pati adalah untuk meminimalisir
3

terjadinya kecelakaan kerja serta meningkatkan produktivitas kerja


perusahaan.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui penerapan 5 unsur dalam Sistem Manajemen K3
yaitu pemeliharaan komitmen, perencanaan K3, implementasi-operasi
K3, pemeriksaan-pengawasan, dan tinjauan ulang manajemen.
2. Untuk mengetahui bagaimana alur pengajuan sertifikasi SMK3
C. Manfaat
1. Bagi perusahaan
Sebagai masukan dan tambahan pengetahuan lebih rinci tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam
bidang pencegahan kecelakaan kerja.
2. Bagimahasiswa D-3 Hiperkes dan KeselamatanKerja
a. Mengetahui penerapan 5 unsur dalam Sistem Manajemen K3 yaitu
pemeliharaan komitmen, perencanaan K3, implementasi-operasi
K3, pemeriksaan-pengawasan, dan tinjauan ulang manajemen.
b. Mengetahui bagaimana alur pengajuan sertifikasi SMK3.
3. Bagi Prodi D3 Hiperkes dan KK
a. Dapat dijadikan referensi dan kepustakaan bagi prodi D3 Hiperkes
dan KK
b. Dapat menciptakan mahasiswa yang terampil dan ahli dalam
bidang kesehatan kerja.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Sistem Manajemen K3 (SMK3)
Menurut PP Nomor 50 Tahun 2012 sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja yang selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian
dari system manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
2. Penerapan SMK3
a. Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap
penerapan SMK3
1) Adanya kebijakan K3 yang tertulis dan ditanda tangani oleh
pengurus, memuat tenatng keseluruhan visi dan tujuan
perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan K3, kerangka
dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara
menyeluruh. Dalam membuat kebijakan K3 harus
dikonsultasikan dengan perwakilan pekerja dan disebarluaskan
kepada semua tenaga kerja, pemasok, pelanggan dan
kontraktor. Kebijakan perusahaan harus selalu ditinjau ulang
atau direview untuk peningkatan kinerja K3. Adanya komitmen
dari puncak pimpinan terhadap K3 dengan menyediakan
sumber daya yang memadai yang dieujudkan dalam bentuk:
a) Penempatan organisasi K3 pada posisi strategis
b) Penyediaan anggaran biaya, tenaga kerja dan sarana
pendukung lainnya dalam bidang K3.
c) Menempatkan personil dengan tanggung jawab, wewenang
dan kewajiban secara jelas dalam menangani K3.

4
5

d) Perencanaan K3 yang terkoordinasi


e) Penilaian kinerja dan tindak lanjut K3.
2) Adanya tinjauan awal kondisi K3 diperusahaan, dialkukan
dengan cara:
a) Identifikasi kondisi yang ada, selanjutnya dibandingkan
dengan ketentuan yang berlaku sebagai bentuk pemenuhan
terhadap peraturan perundangan.
b) Identifikasi sumber bahaya di tempat kerja
c) penilaian terahadap pemenuhan peraturan perundangan dan
standar K3.
d) Meninjau sebab akibat kejadian yang membahayakan,
kompemsasi kecelakaan, dan gangguan yang terjadi.
e) Meninjau hasil penilaian K3 sebelumnya.
f) Menilai efisiensi dan efektivitas sumber daya yang
disediakan.
b. Merencanakan pemantauan kebijakan, tujuan dan sasaran
penerapan SMK3
1) Adanya perencanaan tentang identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko.
2) Adanya pemahaman terhadap peraturan perundangan dan
persyaratan lainnya berkaitan dengan K3.
3) Adanya penetapan tujuan dan sasarab kebijakan perusahaan
dalam bidang K3 yang mencakup kriteria kebijakan sebagai
berikut:
a) Dapat diukur
b) Indicator pengukuran
c) Sasaran pencapaian
d) Jangka waktu pencapaian
4) Adanya indicator kinerja K3
5) Adanaya perencanaan awal dan perencanaan kegiatan yang
sedang berlangsung.
6

c. Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan


kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk
mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran K3. Dalam hal ini
pengurus harus menunjuk personil yang mempunyai kriteria:
1) Adanya jaminan kemampuan
a) Sumber daya berupa manusia, sarana dan dana. Penyediaan
sumber daya tersebut, harus dibuat prosedur untuk
memantau manfaat yang didapat dan biaya yang
dikeluarkan.
b) SMK3 harus terintegrasi dengan system manajemen
perusahaan secara komprehensif.
c) Pendelegasian tanggung jawab dan tanggung gugat secara
tegas sesuai dengan penugasan masing-masing.
d) Komitmen K3 yang dibangun harus sesuai dengan hasil
konsultasi dengan pekerja dan pihak-pihak lain yang
terkait, sehingga semua pihak merasa ikut berpartisipasi di
dalamnya.
e) Kesadaran semua pihak untuk mendukung tujuan dan
sasaran SMK3 yang telah ditetapkan untuk meningkatkan
kinerja pencapaian K3 di trmpat kerja.
f) Pelatihan harus diselenggarakan untuk meningkatkan
kompetensi kerja di dalam penerapan SMK3.
2) Adanya kegiatan pendukung yang meliputi:
a) Komunikasi antara manajemen dengan tenaga kerja dan
pihak-pihak yang terkait.
b) Pelaporan SMK3 di tempat kerja.
c) Pendokumentasian system dan pengendalian dokumen.
d) Pencatatan dan manajemen informasi.
3) Adanya manajemen risiko dan manajemen tanggap darurat
meliputi:
a) Identifikasi bahaya
7

b) Penilaian risiko
c) Tindakan pengendalian yang sesuai dengan hirarki
pengendalian risiko
d) Prosedur menghadapi insiden, keadaan tanggap darurat dan
pemulihan keadaan darurat.
d. Mengukur memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta
melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan yang mencakup
hal-hak sebagai berikut:
1) Adanya inspeksi, pengujian dan pemantauan yang berkaitan
dengan tujuan dan sasaran di tempat kerja.
2) Adanya audit SMK3 secara berkala untuk mengetahui
efektivitas penerapan SMK3.
3) Tindakan pencegahan dan perbaikan secara sistemik dan efektif
yang dilaksanakan pihak manajemen.
e. Meninjau ulang secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan
SMK3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan
kinerja K3 yang meliputi:
1) Evaluasi terhadap penerapan kebijakan K3
2) Tujuan, sasaran dan kinerja K3
3) Evaluasi efektif penerapan SMK3 dan kebutuhan untuk
mengubahnya yang disesuaikan dengan adanya:
a) Perubahan peraturan perundangan.
b) Tuntutan pihak-pihak terkait dan tuntutan pasar
c) Perubahan produk, kegiatan dan perubahan, struktur
organisasi perusahaan
d) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
e) Pengalaman kecelakaan dan insiden di tempat kerja
f) Pelaporan serta feedback dari tenaga kerja
3. Manfaat Menerapkan SMK3
8

Apabila perusahaan dapat melaksanakan program keselamatan dan


kesehatan kerja dengan baik, maka perusahaan akan dapat memperoleh
manfaat sebagai berikut:
a. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja
yang hilang.
b. Meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen
c. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi
d. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih
rendah karena menurunnya pengajuan klaim.
e. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari
partisipasi dan rasa kepemilikan.
f. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan
citra perusahaan.
g. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungan substansial.

B. Perundang-Undangan
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
BAB III

HASIL

A. Pelaksanaan
Kegiatan kunjungan perusahaan dilakukan oleh mahasiswa semester 1
Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret, dilaksanakan pada :
Hari : Senin
Tanggal : 11 November 2019
Waktu : 10.00 s.d selesai
Lokasi : PT. Dua Kelinci
Alamat : Raya Pati - Kudus No.Km. 6,3, Lumpur, Bumirejo, Kec.
Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 59163
B. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah PT. Dua Kelinci

PT. Dua Kelinci merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak


dibidang penyedia makanan ringan. Perusahaan ini memiliki perjalanan
bisnis sejak tahun 1972 di Surabaya. Berawal dari usaha re-packing
kacang garing yang berlabel “Sari Gurih” berlogo gambar dua kelinci.
Usaha ini dirintis oleh Bapak Ho Sie Ak dan Ibu Lauw Bie Giok yang
merupakan cikal bakal tumbuhnya industri kacang garing besar di
Indonesia. Selanjutnya sejak perusahaan ini dipimpin oleh Bapak Ali
Arifin dan Bapak Hadi Sutiono merek produk berubah dikarenakan
sebagian besar konsumen lebih suka menyebut Dua Kelinci dibandingkan
dengan Sari Gurih. Dalam perkembangannya, pada tanggal 15 Juli 1985
berdirilah PT. Dua Kelinci yang berada di Pati, Jawa Tengah.

Perkembangan usaha kacang ini semakin meningkat dengan pesat,


sejak tahun 2000 perusahaan terus melakukan pengembangan produk
dengan memproduksi varian kacang kulit, kacang berbalut tepung, serta

9
10

produk makanan ringan berbahan dasar tepung. Hal ini seiring dengan
pengembangan teknologi modern pada peralatan dan mesin produksi.
Selanjutnya perusahan mengembangakan produk yang berbasis pada biji-
bijian atau serelia. Dengan visi “menjadi produsen makanan ringan paling
populer di Indonesia, dan akan menjadi pelopor kesempurnaan dalam
metode pengolahan makanan dan etika bisnis”, perusahaan berkomitmen
untuk terus memperbaiki mutu produksi dengan menerapkan standar
menejemen yang berstandar internasional. Serta menjaga menejemen
keamanan dan kehalalan pangan. Dengan kebijkan mutu yang diterapkan
Dua Kelinci memberikan kepuasan tertinggi kepada pelanggan.

Perusahaan ini selalu menjunjung tinggi program manajemen kualitas


yang mana setiap karyawan bertanggung jawab penuh atas produk masing-
masing yang kemudian dikhususkan kepada Divisi Quality Control (QC)
atau Quality Assurance (QA) yang dilakukan mulai dari proses pengadaan
bahan baku hingga pengiriman dalam produksi. Dua Kelinci juga
menyediakan fasilitas laboratorium yang meliputi Laboratorium
Mikrobiologi, Kimia Pangan, Limbah, Organoleptik dan lain-lain yang
dibantu dengan tenaga-tenaga ahli di bidangnya. Selain itu, Dua Kelinci
juga dibantu oleh Divisi Riset dan Pengembangan guna menyempurnakan
dan mengembangkan produk-produk demi memanjakan konsumen-nya
dengan menggunakan mesin-mesin berteknologi modern yang dapat
menjaga kualitas dan rasaSaat ini produk Dua Kelinci tidak hanya mampu
memenuhi permintaan konsumen dalam negeri saja, namun juga mampu
hingga menembus pasaran internasional, seperti Australia, Brunei
Darussalam, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Hong Kong, China,
Saudi Arabia, Amerika Serikat, Kanada dan beberapa negara lain di Eropa.
Beberapa produk Dua Kelinci antara lain Kacang Garing "Dua Kelinci",
Garlic Nut, Sanghai, Supernut, Kacang Sukro, Snack Tic Tac, Sir Jus, Jus
Cup dan beberapa varian produk makanan dan minuman lainnya.
11

2. Proses Produksi di PT. Dua Kelinci


a. Pembelian Kacang Basah
Proses pertama kali yang dilakukan adalah pembelian kacang
basah dari supplier. Penjual kacang masuk ke perusahaan dengan
mambawa moda transportasi sendiri. Kemudian akan diberikan nomor
antrian olah satpam kemudian setelah itu dilakukan proses
penimbangan. Pada awalnya dilakukan penimbangan total antara moda
transportasi dengan kacang. Penimbangan kedua dilakukan setelah
proses pembongkaran kacang. Berat kacang didapat dari hasil
pengurangan antara berat total dengan berat moda transportasi. Masuk
ke area pembelian kacang basah. Bagian ini masuk ke bagain
pembelian. Ketika kacang dibongkar dari kendaraan maka pihak
quality control akan mengambil sampel satu genggam setiap satu
karung kemudian dimasukkan ke dalam wadah. Seletah diambil semua
sampel dari moda transportasi kemudian sampel kacang di timbang
sebanyak satu kilo. Kacang akan pilih untuk membedakan yang muda
dan yang tua oleh bagian quality control dan penerimaan kacang basah.
Perbandingan yang direkomendasikan adalah tidak kurang dari 2 : 1.
Artinya 2 untuk kacang yang tua dan 1 untuk kacang yang muda.
selain mengecek perbandingan kacang muda dan tua, hal yang lain
yang dicek adalah banyaknya tanah yang melekat pada kacang atau
kandungan tanah yang menempel pada kacang. Banyaknya tanah dapat
dicari dari penimbangan tanah yang kotor kemudian kancang di cuci
setelah itu kacang ditimbang kembali. Penurunan berat menunjukkan
benyaknya kandungan tanah yang melekat pada kacang. Banyaknya
kandungan kacang dapat dinyatakan dalam satuan persen. Biasanya
kandungan tanah sekitar 10 - 30%. Supplier kacang yang menjual
kacang ke PT Dua Kelinci bermacam – macam daerahnya mulai dari
jawa barat sampai NTT, maka bisa diartikan supplier dari berbagai
wilayah di Indonesia. Setelah kacang selesai dicek kemudian kacang
akan dihamparkan pada pelataran yang sudah disediakan. Setelah itu
12

kacang akan didorong masuk ke intek degan menggunakan wheel


loader. Pada bagian intek terdapat 2 operator yang membantu untuk
mamasukkan kacang menuju intek. Intek sendiri teradat dua line yaitu
sebelah barat dan timur.
b. Cleaner Tanah
Setelah kacang masuk ke intek. Maka kacang akan dibawa oleh
material handling berupa belt conveyor masuk menuju ke dalam
cleaner. Mesin cleaner tanah berbentuk tabung yang besar dengan
posisi horizontal yang diberi kemiringan supaya kacang dapat turun.
Cleaner tanah ini bertujuan untuk membersihkan kacang dengan cara
merontokan tanah yang melekat pada kacang. Cara kerjanya adalah
dengan memutar tabung tersebut sehingga dengan gaya sentripetal
tanah akan jatuh kebawah sedangkan kacang yang lolos akan
dilanjutkan belt conveyor menuju proses selanjutnya. Selain itu fungsi
dari cleaner ini adalah untuk memilah kacang yang kecil supaya tidak
masuk proses berikutnya. Mesin ini memiliki plan logam dengan
ukuran 8 mm sehingga kacang yang kecil dan tanah dapat rontok
melewai lubang tersebut. Ukuran dari mesin ini adalah 650 cm untuk
panjangnya dengan diameter 150 cm. Bagian cleaner tanah memiliki 2
line yaitu line sebelah barat dan sebelah timur. Jika produksinya
banyak maka akan menggunakan 2 line produksi tetapi jika kacangnya
hanya sedikit maka hanya menggunakan 1 line saja bisa yang bagian
timur saja atau yang bagian barat saja. Kecepatan dari mesin ini adalah
21 putaran per menit. Kacang yang memiliki ukuran yang kecil yang
bisa lolos dari proses perontokan ini akan dijadikan sebagai kacang ose
untuk dibuat kacang atom. Transportasi dari bagian cleaner ke bagian
ose dengan menggunakan truk karena letak bagian ose yang berada
jauh dari mesin cleaner. Pada bagian cleaner tanah terdapat 2 mesin
pada masing masing line.
c. Cleaner Medium
13

Sistem kerja pada cleaner medium ini sama dengan cleaner tanah.
Pembeda dari mesin ini adalah lubang yang terdapat pada mesin.
Lubang disini lebih besar yaitu 12 cm. Fungsi dari lubang yang lebih
besar ini untuk memisahkan kacang yang ukuran kecil supaya tidak
masuk kebagian proses selanjutnya. Kecepatan mesin ini juga 12
putaran dalam satu menit. Pada cleaner ini, kacang yang ukuran kecil
akan diproses ke bagian kacang ose. Terdapat 2 operator yang standy
untuk membantu proses pengeluran kacang yang kecil dari lubang
mesin cleaner.
d. Cleaner Basah
Setelah kacang dirontokan dari tanah dan juga dipilih dari kacang
yang kecil. Proses berikutnya adalah masuk ke bagian cleaner basah.
Pada bagian ini terdapat air yang digunakan untuk membersihkan
kacang dengan cara 55 disemprot melalui 6 lobang pipa yang terdapat
didalam tabung cleaner. Pada bagian cleaner basah ini terdapat 2 mesin
yang memiliki ukuran yang sama dengan cleaner medium dan cleaner
tanah dengan kecepatan putaran yang sama.
e. Pencucian
Kacang yag sudah selesai disemprot dengan air kemudian masuk
ke bagian washing. Pada bagian ini kacang akan dicuci dengan cara di
putar dalam air. Kacang harus melewati 5 molen yang berputar dan
melewati 5 pedal pada setiap molen. Panjang molen adalah 470 cm
dengan panjang pedal 80 cm. Total bak washing memiliki panjang 10
meter dengan lebar 840 cm. Kapasitas air pada bak washing adalah
120.000 liter. Bak washing ini juga memiliki 2 line produksi yaitu
bagian barat dan bagian timur dengan fungsi yang sama. Lama cuci
untuk membersihkan kacang adalah selama 6 menit 20 detik. Mesin ini
dapat bergerak dengan bantuan terborator yang dimonitor dari bagian
panel washing yang dijalankan oleh operator.
f. Cleaner Bilas/Spray
14

Setelah kacang dicuci proses selanjutnya kacang harus melewati


cleaner bilas supaya kacang benar-benar bersih dari tanah. Cleaner
bilas ini memiliki sistem kerja yang sama dengan cleaner basah
dimana terdapat spray air untuk menyemprot kacang yang sudah
dicuci. Mesin cleaner bilas ini ada 2 mesin dengan 2 line produksi
bagian timur dan bagian barat. Plan logam mesin ini memiliki lobang 9
ml untuk bagian yang pertama dan bagian yang kedua 10 ml. Air kotor
yang sudah digunakan untuk membilas ini dapat digunakan kembali
pada bagian cleaner basah dan juga washing karena air pada bagian
cleaner bilas ini memiliki kualitas air yang masih cukup bersih. Air
didapatkan dari bak penampung yang berada dekat dengan cleaner
bilas.
g. Pemasakan
Kacang yang sudah bersih akan dilanjutkan ke proses masak
dengan menggunakan material handling berupa conveyor untuk proses
pemindahan kacangnya. Terdapat 3 mesin cooking untuk proses
memasak yaitu cooking 1, 2, dan 3. Cooking 1 memiliki kapasitas 7 - 9
ton perjam dengan panjang mesin 18 meter dan kapasitas air 18.000
liter sedangkan untuk lama rebusnya adalah 8 menit 20 detik.
Temperatur diatur pada temperatur > 100 0 Celcius. Untuk
memanaskan air, kondisi mesin harus disettup terlebih 56 dahulu
dengan energi dari batubara sedangkan untuk mengalirkan panas
supaya bagian cooking dapat panas semua menggunakan minyak solar
supaya panas air dapat terus terjaga. Kemudian pada cooking 2 dan 3
memiliki kapasitas yang sama yaitu 32.000 liter dengan panjang 24
meter dan lama rebut 9 menit. Kapasitas kacang bisa mencapai 12-14
ton perjam. Temperatur diatur pada suhu > 100 0 Celcius. Suhu olinya
disetting pada 200 0 Celcius. Kadar garamnya diatur pada 16 % untuk
perebusan. Garam didapat dari dalam negeri dan luar negeri. Untuk
luar negeri biasanya diambil dari australia. Garam disimpan pada
gudang yang letaknya dekat dengan cooking. Proses pemberian garam
15

dimasukkan lewat atas mesin cooking dengan menggunakan conveyor.


PH diukur pada 5,5 – 6 dengan menggunakan tawas. Ada
penampungan air 34.000 liter hasil dari cooking. Untuk menjaga
kualitas kacang dilakukan menajemen mutu untuk selalu mengecek
kadar garam, PH, dan juga kematangan kacang. Pengecekan kadar
garam dicek dengan mengunakan refraktometer dengan cara diambil
air yang ada dalam cooking sebanyak 1 tutup botol kemudia dicampur
dengan air biasa sebanyak 2 tutup botol. Kemudian diaduk diambil
sampel dioleskan pada alat refraktometer dan dilihat kadar garamnya.
Untuk mengecek PH air dengan menggunkan kertas lakmus. Untuk
mengecek kematangan dari kacang harus dilakukan secara manual
yaitu dengan cara dimakan. Proses pengecekan dilakukan setiap 30
menit sekali oleh bagian quality control dan setiap satu jam sekali oleh
bagian produksi.
h. Pengeringan
Proses selanjutnya adalah pengeringan kacang. Kacang yang
sudah selesai dimasak akan langsung masuk ke bagian pengeringan
dengan menggunakan conveyor. Mesin drying terdapat 3 bagian mesin
utama yaitu drying A, B, dan C. Drying A dibeli dari malaysia.
Sedangkan untuk drying B dan C dibuat oleh bagian teknik fabrikasi.
drying A memiliki mesin sebanyak 24 mesin, drying B dan C memiliki
jumlah mesin masing - masing sebanyak 28 mesin sehingga total
mesin drying ada 80 buah . Sistem kerja pada mesin ini adalah dengan
memberikan suhu udara panas dengan suhu 80 – 90 0 Celcius.
Kapasitas setiap mesin adalah 6 ton untuk drying B dan C, sedangakan
drying A kapasitas bak sebesar 2 – 4 ton. Setiap pengisian tiap bak
membutuhkan waktu selama 20 menit. Lama proses pengeringan
selama 16 – 18 jam. Setiap 4 jam dilakukan proses sirkulasi yaitu
dengan 57 cara memindah kacang yag paling bawah dipindah ke atas
dengan menggunakan elevator dan conveyor sehingga semua kacang
akan kering dengan maksimal. Setelah kadar air berkurang kemudian
16

akan dilakukan sirkulas setiap 2 jam sekali sampai kadar air mencapai
6 – 8 %. Pada bagian drying terdapat operator yang bertugas untuk
memonitor mesin melalui bagian panel dan terdapat operator yang
bertugas untuk memonitor pengisian bak pada drying. Setelah kacang
dikeringkan kemudian masuk ke bagian cleaner kering.
i. Cleaner Kering
Setelah kacang sudah matang dan sudah kering kemudian kacang
tersebut masuk ke proses cleaner kering untuk membersihkan kacang
dari kotoran seperti cenos dan jembros. Proses cleaner ini bertujuan
untuk membersihkan debu, sisa – sisa akar dan batang yang masih
menempel pada kacang sehingga kacang benar – benar bersih. Pada
proses ini dihasilkan kotoran atau debu yang telah terpisahkan dari
kacang kering. Pada cleaner kering ini terdapat empat mesin yang
setiap mesinnya terdapat 5 corong. Sehingga total ada 20 corong untuk
mengalirkan cenos dan jembor keluar mesin cleaner. Jembros dan
cenos tersbut akan dijual kepada pihak lain sedangakn kacang yang
bersih akan masuk ke bagain sackbin sementara atau sackbin induk.
j. Sackbin Induk
Kacang yang sudah bersih dan bebas dari kotoran akan
dilanjutkan ke bagian sackbin induk untuk disimpan sementara. Hal ini
dilakukan karena kapasitas gravity tidak dapat menampung semua
kacang yang keluar dari cleaner, sehingga harus ditampung dahulu.
Sackbin ini bentuknya seperti ruangan yang dapat menampung kacang
sedangkan bagian bawahnya terdapat corong untuk mengalirkan
kacang menuju proses selanjutnya.
k. Gravity
Pada bagian gravity ini kacang akan dilakukan engayakan dengan
alat berupa gravity separator. Alat ini dapat memisahkan kacang muda
dengan kacang tua, selain itu juga kacang yang ada isinya dengan
kacang yang tidak ada isinya berdasarkan berat jenisnya. Pada mesin
gravity ini terdapat 3 hasil yaitu C1, C2, dan C3. C1 Dan C2
17

merupakan kacang garapan yang siap disimpan pada sackbin silo.


Sedangkan C3 merupakan cenos atau 58 sampah yang siap jual untuk
pakan ternak. Terdapat 2 gravity dengan 3 corong. Kapasitasnya 9 - 10
ton per jam.
l. Sackbin Silo
Kacang yang lolos dari tahap gravity akan masuk ke sackbin silo.
Pada sackbin silo terdapat 24 sackbin dengan kapasitas masing-masing
sackbin adalah 80 - 90 ton. Setiap sackbin terdapat 6 corong. Untuk
menjaga kualitas kacang supaya tetap prima maka setiap 1 hari sekali
akan dilakukan pengecekan suhu. Suhu optimum yang terdapat pada
sackbin harusnya 29 – 35 0 C supaya ruang tersebut tidak mudah
lembab. Selain melakukan cek suhu pada sackbin induk juga dilakukan
cek blower setiap 2 hari sekali supaya kacang tidak lembab dan
berjamur. Lama penyimpanan kacang pada sackbin silo bisa mencapai
3 - 5 bulan. Selain kacang disimpan pada sackbin silo, tempat
penyimpanan yang lain adaah coolstorage dan stapelan.
m. Sortir
Proses penyortiran dimaksdkan untuk mengklasifikasikan kacang
menjadi dua kelas mutu, yaitu mutu medium, dan mutu ekspor.
Penggolongan kelas mutu ini berlaku internal, dalam arti kelas mutu
ekspor dapat berarti kacang khusus untuk diekspor atau untuk
dikonsumsi dalam negeri tetapi bermutu tinggi dengan pasar-pasar
yang berbeda dari kacang mutu lokal. Sortasi dilakukan secara
otomatis dengan mesin sortex dan mesin anysort. Parameter sortasi
yang digunakan secara umum adalah sifat fisik kacang seperti ketuaan,
bentuk, ukuran, kebersihan kulit, jumlah biji dan lubang atau cacat.
Pada proses ini kacang akan dipisahkan dari parameter tersebut
kemudian bagian quality control akan melakukan pengecekan sampel
dengan mengambil sampel 1 kilo gram dalam 30 menit pada satu line.
Kemudian hasil dari pemisahan tersbt akan diukur beratnya kemudian
dilihat refraksinya berapa persen. Jika terdapat refraksi yang tidak
18

sesuai dengan parameter maka akan dilakukan tindakan lanjut terhadap


mesin sortir. Setelah selesai dari sortir kacang akan masuk kedalam
sackbin oven. Setelah dari sackbin oven baru masuk ke bagian oven.
n. Oven
Proses pengovenan ini bertujuan untuk membentuk flavour
kacang serta rasa kacang yang renyah dan gurih. Pada tahap proses
inilah yang paling menentukan rasa dan flavour kacang. Pengovenan
kacang dilakukan dalam 59 roaster untuk garapan ekspor dan
termopack untuk grapan medium. Suhu yang digunakan untuk
mengoven adalah 70 – 80 0 C selam 48 jam. Kacang hasil pengovenan
mempunyai kadar air hingga 2 – 4 %. Proses pengisian pada bak oven
dilakukan selama 4 jam pengisian, 2 kali sirkulasi setiap 6 jam sekali
dan minimal sirkulasi 8 jam selama 4 kali. Pada bagian ini dilakukan
pengecek oleh bagian quality control untuk kadar air, rasa, dan
kematangan. Setelah dioven kemudian kacang akan masuk ke bagian
cleaner kering untuk dibersihkan dari kotoran yang menempel
sehingga kacang benar – benar bersih. Setelah itu kacang akan masuk
ke mesin sortex untuk kualitas ekspor dan anysort untuk kualitas
medium. Kacang yang tidal lolos dari mesin sortir akan menjadi afal
sedangakan yang lolos dari mesin sortir akan masuk ke sackbin
penampung yang selanjutnya akan dilakukan sortir final.
o. Sortir Final
Pada bagian sortir final ini kacacang disortir dengan menggunkan
tenaga manusia. Sortir akhir bertujan untuk memastikan kebersihan
kacang garing dari benda-benda asing. Sehigga sudah tidak ada benda-
benda asing seperti kerikil atau kotoran - kotoran yang mungkin
terbawa pada proses sebelumnya. Selain itu pada bagian ini juga
dilakukan pengecekan untuk refraksi kacang dengan memilih kacang
yang burik, kusam, kotor, kulit pecah, isi satu dan isi 3. Proses
pengecekan ini dilakukan setiap 30 menit sekali. Setelah lolos dari
sortir final kacang akan masuk ke metal detector untuk kacang kualitas
19

medium. Setelah itu kacang akan masuk ke sackbin sementara untuk


dilanjutkan ke mesin packing.
p. Pengemasan
Pada bagian ini kacang akan dikemas sesuai dengan kemasan.
Proses pengemasan dibagi menjadi dua line. Line yang pertama untuk
kacang mutu ekspor dan line yang kedua untuk kacang mutu medium.
Kacang garing mutu ekspor dikemas dalam rungan tertutup dengan
mesin pengemas yang khusus yaitu mesin kawa DK. Sedangkan
kacang garing mutu medium dikemas dalam rungan yang terbuka
dengan mesin pengemas dengan merk cing fong. Pada pengemasan
ekspor terdapat 10 mesin dengan 5 line. Sedangkan untuk pengemasan
medium terdapat 28 mesin. Setelah kacang selesai dikemas. Kemasan
akan dicek oleh bagian quality assurance dan quality control.
Pengecekan ini berupa pengecekan gramatur, tanggal exp, 60 design,
longsill, edsill, kekembungan dan cek bocor. Setelah lolos dari semua
proses pengecekan maka proses selanjutnya adalah memasukkan
produk kacang kedalam kardus atau ball kemudian distapel diatas
pallet.
q. Penyimpanan Warehouse
Produk yang sudah dikemas baik dalam ball maupun dalam
kardus akan distapel. Kemudian stapelan tersebut dikirim ke bagian
warehouse dengan bantuan material handling berupa hand pallet.
Setelah sampai di warehouse barang akan dicek oleh petugas gudang.
Jika sudah ok barang baru disimpan di Gudang.
C. Observasi

PT. Dua Kelinci dahulu lebih memprioritaskan kualitas produk yang


dihasilkan untuk customer daripada Sistem Manajemen K3, sehingga saat ini
PT. Dua Kelinci masih belum menerapkan Sistem Manajamen K3. Namun,
saat ini perusahaan ingin fokus pada pengadaan sertifikasi ahli K3 bagi
petugas K3 yang bekerjadi perusahaan tersebut. Selanjutnya, jika struktur
20

organisasi K3 telah terbentuk maka akan segera mengajukan Sertifikasi


Sistem Manajemen K3.

PT. Dua kelinci telah menerapkan 5 unsur dalam Sistem Manajamen K3 yaitu
sebagai berikut:

1. Pemeliharaan Komitmen
Presiden Direktur PT. Dua Kelinci telah berkomitmen untuk
melaksanakan, mengembangkan dan meningkatkan sistem manajemen
mutu, sistem manajemen keamanan pangan dan sistem jaminan halal
dalam rangka menghasilkan produk yang aman, bermutu dan halal untuk
mencapi kepuasan pelanggan, target perusahaan dan pemenuhan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dibuktikan dengan beberapa
sertifikasi yang telah perusahaan peroleh, seperti:
a. Sertifikat HALAL
Sertifikat HALAL merupakan sertifikat yang dibuat oleh MUI yang
menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat islam.
b. Standar Nasional Indonesia (SNI) Merupakan salah satu standar yang
dirumuskan oleh panitia teknis dan ditetapkan oleh Badan
Standardisasi Nasional
c. SNI 2973:2011 untuk produk wafer
d. Berbagai sertifikat ISO

Cara pemeliharaan komitmen pada PT. Dua Kelinci yaitu:

a. Membuat Key Performance Indicator (KPI)


Key Performance Indikator atau yang juga sering disebut Key
Success Indicator (KPI) merupakan suatu cara perusahaan atau
organisasi dalam menentukan sejauh mana kemajuan yang dicapai
perusahaan atau organisasi tersebut dalam mencapai tujuannya. KPI
dibuat setelah sebuah organisasi memiliki strategi dan tujuannya. KPI
membantu organisasi memastikan seberapa jauh kemajuan tujuan
yang telah dan akan dicapainya.
21

b. Sosialisasi Kebijakan Manajemen

PT. Dua Kelinci berusaha untuk mensosialisasikan kebijakan


manajemen yang telah mereka buat kepada seluruh pekerjanya.
Contoh kegiatan untuk mensosialisasikan kebijakan manajemen yaitu
:

1) Adanya training yang diadakan minimal 1 tahun sekali untuk


meningkatkan skill dan pengetahuan pekerja agar pekerja dapat
mengatasi dan terhindar dari bahaya saat bekerja.
2) Mengontrol kebijakan ke pekerja baru dan lama dengan cara
mengkomunikasikan kebijakan tersebut.
3) Menerapkan Zero Accident
2. Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT. Dua Kelinci telah menerapkan perencanaan terkait K3 dengan
cara membentuk :
a. Tim emergency atau tim tanggap darurat
b. Tim analisa bagian atau tempat berisiko yang memiliki tugas yaitu:
1) Menganalisis kecelakaan kerja
2) Menganalisis potensi bahaya yang ada pada tiap kegiatan
produksi
3) Menetapkan prosedur kerja dan keselamatan
4) Melakukan sosialisasi prosedur keselamatan pada karyawan
3. Implementasi-Operasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT. Dua Kelinci telah mengimplementasikan operasi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan:
a. PT. Dua Kelinci memiliki institusi kerja yang bertugas membuat
dokumen tentang struktur dan control K3 dan nantinya akan
dikomunikasikan ke seluruh karyawan
b. Pemeriksaan implementasi K3 yang dilakukan oleh supervisor PT.
Dua Kelinci
22

c. Memiliki tim sidak yang bertugas untuk memeriksa dan melakukan


inspeksi K3
d. Menerapkan instruksi kerja dan SOP dalam setiap pekerjaan
4. Pemeriksaan dan Pengawasan
PT. Dua Kelinci telah melakukan pemeriksaan dan pengawasan faktor
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan cara
a. Pemeliharaan dan implementasi K3 di PT. Dua Kelinci dilakukan
oleh supervisor tiap bagian
b. Memeriksa dan menginspeksi faktor-faktor K3 di perusahaan yang
dilakukan oleh tim sidak yang dimiliki PT. Dua Kelinci
5. Tinjauan Ulang Manajement
PT. Dua Kelinci melakukan tinjauan ulang manajemen, hal ini dibuktikan
dengan adanya:
a. Pemeriksaan yang dilakukan oleh supervisor
b. Peninjauan kualitas dengan standar ISO 22000 yang mulai
dilaksanakan pada tahun 2000
c. Mengutamakan kebutuhan customer terlebih dahulu
sebelum.menerapkan SMK3
d. Telah rutin menerapakan ISO
e. Melakukan meeting setahun sekali

PT. Dua Kelinci belum memiliki sertifikat SMK3, perusahaan sedang


mempersiapkan sistem untuk menerapkan SMK3 lebih lanjut dengan
sistem yang sedang dipersiapkan berupa pembentukan tim K3 dan
pelatihan ahli K3 umum. Untuk penerapan SMK3 di PT. Dua Kelinci baru
berjalan 2 bulan, katena pada awalnya PT. Dua Kelinci dalam menerapkan
sistem yang berjalan melihat dari kebutuhan customer.
23

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan


SMK3 pada pasal 5 menerangkan bahwa perusahaan harus menerapkan SMK3.
Kewajiban tersebut sebagaimana diatur bagi perusahaan dengan ketentuan
memperjakan karyawan atau buruh minimal 100 orang atau mempunyai tingkat
bahaya tinggi dalam proses bisnisnya. Selain itu, penerapan SMK3 akan sangat
membantu dalam “accident prevention” suatu perusahaan.

Pelaksanaan program SMK3 PT Dua Kelinci tergolong masih dalam proses


persiapan. Pelaksanaan SMK3 dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Pelaksanaan K3 merupakan salah satu usaha agar terciptanya lingkungan kerja
yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran limbah ataupun pencemaran
lingkungan sehingga karyawan dapat terhidar dari penyakit dan kecelakaan kerja.
Program keselamatan dan kesehatan kerja dilaksanakan sebagai salah satu upaya
untuk meminimalisasikan nihil kecelakaan.elemen K3 yang diterapkan, yaitu
Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja dan Zero Accident.

PT. Dua kelinci telah menerapkan 5 unsur dalam Sistem Manajamen K3 yaitu
sebagai berikut:

1. Penetapan kebijakan K3
PT. Dua Kelinci telah memelihara komitmen berupa Sertifikasi
HALAL,SNI 2973:2011 untuk produk wafer,Berbagai sertifikat ISO yaitu
ISO 22000 dan ISO 9001, Sertifikat BPOM,Serta HACCP Food Safety
System Manajemen. Pemeliharaan komitmennya dengan membuat Key
Performance Indikator atau yang juga sering disebut Key Success
Indicator (KPI) merupakan suatu cara perusahaan atau organisasi dalam
menentukan sejauh mana kemajuan yang dicapai perusahaan atau
organisasi tersebut dalam mencapai tujuannya. Yang ditetapkan oleh top
24

management untuk menjalan sistem manajemen yang telah disetujui.


Kemudian mensosialisasikan kebijakan manajemen yang telah mereka
buat kepada seluruh pekerjanya.
2. Perencanaan K3
Perencanaan K3 di PT. Dua Kelinci yaitu dengan membentuk tim analisa
kecelakaan kerja dan tim tanggap darurat atau tim emergency, dan
menganalisa potensi bahaya yang ada disetiap kegiatan produksi.Tim
analisa bagian atau tempat berisiko yang memiliki tugas yaitu:
a. Menganalisis kecelakaan kerja
b. Menganalisis potensi bahaya yang ada pada tiap kegiatan produksi
c. Menetapkan prosedur kerja dan keselamatan
d. Melakukan sosialisasi prosedur keselamatan pada karyawan
3. Pelaksanaan Rencana K3
Pelaksanan Rencana K3 di PT. Dua Kelinci dengan memiliki institusi
kerja yang bertugas membuat dokumen tentang struktur dan control K3
dan nantinya akan dikomunikasikan ke seluruh karyawan, Pemeriksaan
implementasi K3 dilakukan oleh supervisor PT. Dua Kelinci, Memiliki tim
sidak yang bertugas untuk memeriksa dan melakukan inspeksi K3,
Menerapkan instruksi kerja dan SOP dalam setiap pekerjaan.
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
Pemantauan yang dilakukan oleh PT. Dua Kelinci yaitu pemeriksaan yang
terjadwal dan terdapat prosedur pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas
yang berkompeten. Pemeriksaan ini terdapat inspeksi kerja oleh supervisor
pada tiap bagian dan dilakukan secara dadakan tanpa pemberitahuan.
Memeriksa dan menginspeksi faktor-faktor K3 di perusahaan yang
dilakukan oleh tim sidak yang dimiliki PT. Dua Kelinci
5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3
Peninjauan dan Peningkatan kinerja K3 di PT. Dua Kelinci, sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan yang dilakukan oleh supervisor
25

b. Peninjauan kualitas dengan standar ISO 22000 yang mulai


dilaksanakan pada tahun 2000
c. Mengutamakan kebutuhan customer terlebih dahulu
sebelum.menerapkan SMK3
d. Telah rutin menerapakan ISO
e. Annual meeting minimal sekali dalam setahun yang dihadiri oleh
top management. Meeting tersebut membahas semua pencapaian
implementasi dari sistem manajemen perusahaan.

Hasil tentang jaminan mutu pangan pada PT Dua Kelinci tergolong baik.
Hal ini didukung dengan adanya pengawasan dan lingkungan kerja yang aman di
perusahaan, dimana perusahaan memberikan pelatihan bertindak aman kepada
karyawan dan menyediakan alat pelindung diri bagi karyawan serta dengan
memberikan rambu-rambu bahaya di tempat yang rawan bahaya agar karyawan
terhindar dari kecelakaan kerja.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan program SMK3 di PT Dua Kelinci masih dalam tahap
proses persiapan menjalankan SMK3.
2. Pada penerapan kebijakan K3 PT Dua Kelinci menerapkan Key
Performance Indikator (KPI).
3. Perencanaan K3 di PT Dua Kelinci membentuk tim analisa kecelakaan
keja dan tim tanggap darurat atau tim emergency, dan menganalisa
potensi bahaya yang ada setiap kegiatan produksi.
4. Pelaksanaan Rencana K3 di PT Dua Kelinci dengan memiliki institusi
kerja yang bertugas dan pemeriksaan dilakukan oleh supervisor PT Dua
Kelinci.
5. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 di PT Dua Kelinci dengan
pemeriksaan yang terjadwal dan tedapat prosedur pemeriksaan yang
dilakukan petugas yang berkompeten.
6. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3 pemeriksaan yang dilakukan
oleh supervisor dan mengutamakan kebutuhan customer terlebih dahulu
sebelum menerapkan SMK3
B. Saran
Sebelum melakukan kegiatan di perusahaan sebaiknya petugas
yang terkait dapat memberi safety induction terlebih dahulu kepada
karyawan baru maupun lama serta tamu yang datang keperusahaan supaya
karyawan maupun tamu mengerti cara menyelamatkan atau mengamankan
diri ketika ada bahaya di perusahaan.

26
27

DAFTAR PUSTAKA

1. Kusumawardani,Diastri.2018.pelaksanaan audit internal SMK3 berdasarkan


PP No 50 tahun 2012 sebagai upaya penerapan dan pemenuhan ISO 45001
di PT United Tractors Tbk Jakarta Timur. Universitas Sebelas Maret [tugas
akhir]

Anda mungkin juga menyukai