Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha


Panyayang, penulis panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya atas
segala limpahan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah -Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “ Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja “.

Makalah ilmiah ini penulis susun dengan semaksimal mungkin


sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Terlepas dari itu semua, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada banyak kekurangan terhadap
materi yang berhubungan dengan makalah yang disusun. karena itu
penulis meminta maaf atas segala kekurangannya dan dengan tangan
terbuka penulis menerima segala masukan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca, agar dapat memperbaiki makalah ini
kedepannya supaya bisa menjadi lebih sempurna.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat


bermanfaat dan berguna kepada para pembaca.

Pontianak, Januari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................2


DAFTAR ISI .........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...............................................................5
1.3. Tujuan...............................................................................5
1.4. Manfaat Penulisan…………………………………………………………….5
1.5. Metode Penulisan……………………………………………………………..5
BAB II DASAR TEORI
2.1. Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja……………………………………………………………………………….7
2.2. Penyebab Terhambatnya SMK3............................................8
2.3. Konsep Dasar Sistem Manajemen K3....................................8
2.4. Dasar Hukum Penerapan SMK3............................................9
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Sistem Manajemen K3 ......................................................10
3.2. Tujuan Sistem Manajemen K3…………………………………….…..10
3.3. Manfaat Sistem Manajemen K3…………………………….….………11
3.4. Penerapan Sistem Manajemen K3…………………………………….13
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan …………….….……………………………………….………20
4.2. Saran …….………………………………………..……………….………..20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam perkembangan dunia pekerjaan saat ini seperti
perkembangan dunia industri dimana terdapatnya pekerjaan yang
berhubungan dengan hal-hal bersifat mekanik maupun manual,
dimana dituntut atau dibutuhkannya suatu keahlian dalam
perkerjaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang dikuasi. Sebagai
landasan dasar dalam pekerjaan tersebut perlu adanya
perlindungan keselamatan dalam bekerja sehingga adanya
keamanan dalam bekerja.
Dengan demikian maka terjadi peningkatan penggunaan
peralatan mesin, instalasi modern dan berteknologi tinggi serta
bahan berbahaya. Hal tersebut disamping memberikan
kemudahan proses produksi dapat pula menambah jumlah dan
ragam bahaya di tempat kerja. Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan sistem perlindungan bagi
tenaga kerja dan jasa konstruksi untuk meminimalisasi dan
menghindarkan diri dari resiko kerugian moral maupun material,
kehilangan jam kerja, maupun keselamatan manusia dan
lingkungan sekitarnya yang nantinya dapat menunjang
peningkatan kinerja yang efektif dan efisien (Febyana Pangkey,
2012).
Berdasarkan PP No 50 tahun 2012, tentang implementasi
SMK3 dalam pasal 5 yang di sebut bahwa departmen/perusahaan
wajib menerapkan SMK3. Yang mana harus dilaksanakan oleh
semua pengusaha dan terdiri dari pengembangan proses yang
logis dan bertahap, berdasarkan peningkatan berkelanjutan, yang

4
mencakup kebijakan, organisasi, perencanaan, penerapan,
evaluasi, audit, dan tindakan peningkatan dengan tujuan
mengantisipasi, mengenali, mengevaluasi, dan mengendalikan
risiko yang dapat memengaruhi keselamatan dan kesehatan di
ruang kerja.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian SMK3?
2. Apa manfaat yang diperoleh dari penerapan SMK3?
3. Bagaimana penerapan SMK3 pada dunia kerja ?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian SMK3.
2. Mengetahui manfaat yang diperoleh dari penerapan
SMK3.
3. Mengetahui penerapan SMK3 pada dunia kerja.

1.4. Manfaat Penulisan


Memberikan Pengetahuan akan penting dan utama
keselamatan dan kesehatan kerja dalam dunia kerja.
Sehingga para pekerja dapat terjamin dan terlindung akan
hak-haknya akan keselamatan dalam bekerja.

1.5. Metode Penulisan


Didalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode
kepustakaan, serta mengambil dari beberapa referensi serta
dari beberapa sumber dari situs internet yang membahas
mengenai SMK3.

5
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Pengertian Sistem Manajemen K3.


Pengertian SMK3 menurut PP No. 50 Tahun 2012, Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka mengendalikan resiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisiensi dan produkstif.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05
Tahun 2014 tentang SMK3 adalah merupakan bagian dari sistem
manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur dan proses
serta sumberdaya manusia yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian serta pemeliharaan kebijakan
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
mengendalikan resiko yang berkaitan dengan dengan kegiatan kerja
dengan tujuan terciptanya area kerja yang aman, efisiensi dan
produktif.
Menurut ILO (International Labour Organization), SMK3 adalah
ilmu yang bertujuan untuk mengantisipasi, mengevaluasi dan
sebagai pengendalian bahaya yang timbul di dalam dan atau dari
tempat kerja yang dapat mengganggu kesehatan dan kesejahteraan
pekerja, dengan mempertimbangkan kemungkinan dampak pada
masyarakat sekitar dan lingkungan umum
Dengan penerapan SMK3 secara tidak langsung
meningkatkan kepercayaan ketika sistem SMK3 diterapkan
dalam suatu proses produksi itu artinya sistem produksi telah

6
dilakukan dengan cara yang baik dan benar, hal ini yang
memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa produk yang
dihasilkan adalah produk yang berkualitas karena dihasilkan
dari proses produksi yang baik dan benar. Jadi, sistem
manajemen K3 merupakan rangkaian kegiatan yang teratur dan
saling berhubungan secara keseluruhan yang berguna dalam
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja agar
dapat menciptakan suasana tempat kerja yang aman.

2.2. Penyebab Terhambatnya SMK3


Beberapa alasan kenapa penerapan SMK3 masih belum seperti yang
diharapkan diantaranya:
a. Masih kurangnya pemahaman masyarakat umumnya dan
pengusaha khususnya
b. Menganggap penerapan SMK3 membutuhkan biaya mahal
c. Belum memprioritaskan K3
d. Sumber daya manusia yang terbatas

2.3. Konsep Dasar Sistem Manajemen K3


Sistem manajemen K3 dalam pelaksanaannya juga memiliki pola
tahapan dalam kosep dasarnya. Pola tahapan pada konsep dasar
tersebut disebut (Plan-Do- Check-Action), yang meliputi:
1. Penetapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan
menjami komitmen terhadap penerapan SMK3.
2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran
penerapan SMK3.
3. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara
efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme

7
pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan
sasaran.
4. Mengukur dan memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan
dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan pencegahan dan
perbaikan.
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan SMK3
secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja.

2.4. Dasar Hukum Penerapan SMK3


Penerapan SMK3 di Indonesia diatur melalui serangkaian Undang–
Undang dan turunannya. SMK3 wajib diterapkan kepada seluruh
perusahaan di Indonesia baik itu besar maupun kecil. Dasar Hukum
Penerapan SMK3 di Indonesia antara lain:
1. Undang – Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
3. Undang – Undang No. 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
4. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05 Tahun 2014 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum; dan
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Sistem Manajemen K3 (SMK3)


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sesuai dengan PP No. 50 Tahun 2012 SMK3 adalah
merupakan bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka mengendalikan resiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisiensi dan produkstif. Maka SMK3 merupakan bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan, khususnya untuk
mengendalikan segala resiko saat proses produksi atau oprasional
ditempat kerja. Peraturan pemerintah ini diterbitkan untuk dapat
meningkatkan efektivitas perlindungan bagi tenaga kerja melalui
SMK3 yang lebih terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi.

3.2. Tujuan Sistem Manajemen K3


Tujuan yang ingin dicapai pada sistem manajemen K3 meliputi
berbagai golongan. Dari beberapa golongan tersebut diharapkan
dapat menjadikan sebuah sistem manajemen K3 yang baik dalam
pelaksanaannya. Sistem manajemen K3 tersebut dapat digolongkan
meliputi:

9
1. Alat ukur kinerja K3 dalam organisasi,
Sistem manajemen K3 digunakan untuk menilai dan mengukur
kinerja penerapan K3 dalam organisasi. Dengan membandingkan
pencapaian K3 organisasi dengan persyaratan tesebut, organisasi
dapat mengetahui tingkat pencapaian K3.
2. Pedoman implementasi K3 dalam organisasi,
Sistem manajemen K3 dapat digunakan sebagai pedoman atau
acuan dalam mengembangkan sistem manajemen K3. Beberapa
bentuk sistem manajemen K3 yang digunakan sebagai acuan
misalnya ILO OHSMS Guidelines, API HSE MS Guidelines, Oil and
Gas Producer Forum ( OGP ) HASEMS Guidelines, ISRS dari DNV
dan lainnya.
3. Dasar penghargaan (awards),
Sistem manajemen K3 juga digunakan sebagai dasar untuk
pemberian penghargaan K3 atas pencapaian kinerja K3.
Penghargaan K3 diberikan baik oleh instansi pemerintah maupun
lembaga independent lainnya.
4. Sertifikasi penerapan K3,
Sistem manajemen K3 juga dapat digunakan untuk sertifikasi
penerapan manajemen K3 dalam organisasi.sertifikat diberikan oleh
lembaga sertifikat yang telah diakreditasi oleh suati badan
akreditasi. Sistem sertifikasi dewasa ini telah berkembang secara
global Karena dapat diacu di Seluruh dunia.

3.3. Manfaat Sistem Manajemen K3


Manfaat penerapan SMK3 di perusahaan dibagi kepada 4 point
penting, yaitu :

10
1. Melindungi pekerja
Tujuan utama penerapan SMK3 adalah melindungi pekerja dari
segala macam bahaya kerja dan juga yang bisa menganggu
kesehatan saat kerja. Dengan melindungi pekerja dengan SMK3
maka perusahaan otomatis akan untung karena meningkatkan
produktivitas pekerja
2. Mematuhi peraturan pemerintah
Dengan menerapkan SMK3 maka perusahaan telah mematuhi
peraturan pemerintah Indonesia. Perusahaan yang tidak
melaksanakan SMK3 akan diberikan sangsi oleh pemerintah
karena dianggap lalai dalam melindungi pekerja.
3. Meningkatkan kepercayaan konsumen
Dengan menerapkan SMK3 secara otomatis akan membuat
kepercayaan konsumen. Ketika perusahaan sudah menerapkan
SMK3 dalam memproduksi suatu produk, konsumen bisa meyakini
prosedur telah bagus dan produksi bisa kontinu. Dengan
menerapkan SMK3 akan dapat menjamin proses yang aman, tertib
dan bersih sehingga bisa meningkatkan kualitas dan mengurangi
produk cacat.
4. Membuat system manajemen efektif
Penerapan SMK3 tidak jauh beda dengan ISO dimana semua
tindakan terdokumentasi dengan baik, dengan adanya dokumen
yang lengkap memudahkan melakukan tindakan perbaikan jika
ada alur kerja yang tidak sesuai.
Demikian sedikit tulisan ringan kami, semoga bermanfaat bagi
pembaca semua. Jangan sungkan untuk menghubungi Multiple
Training & Consulting sebagai Konsultan ISO dan Konsultan
K3 yang dapat diandalkan.

11
Selain itu ada pula manfaat secara langsung dan tidak langsung
dari penerapan SMK3 bagi industri antara lain:
1. Manfaat Langsung :
a. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
b. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan
kerja.
c. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena
tenaga kerja merasa aman dalam bekerja.
2. Manfaat tidak langsung :
a. Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
b. Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan
perusahaan.
c. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik,
sehingga membuat umur alat semakin lama.

3.4. Penerapan Sistem Manajemen K3


Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 menjelaskan bahwa untuk
melaksanakan penerapan SMK3 dengan baik di tempat kerja perlu
melalui 5 tahapan. Yaitu meliputi:
1. Penetapan Kebijakan K3
Dalam menetapkan Kebijakan K3 perlu menyusun terlebih dahulu
tinjauan awal kondisi K3 di tempat kerja. Tujuannya agar dalam
menetapkan kebijakan, kebijakan yang diambil telah
mengakomodir kepentingan pekerja dan kepentingan
perusahaan.
2. Perencanaan K3
Pada tahapan ini adalah melakukan perencanaan yang matang
dalam penerapan K3. Penyusunan rencana K3 yang dilakukan
harus didasarkan pada 4 hal, yaitu:

12
a. Hasil Penelaahan Awal. Pada tahap ini perencanaan K3
didasari dari hasil tinjauan awal kondisi K3 pada saat
penyusunan Kebijakan K3 di depan.
b. Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian
Resiko. Pada tahap ini terlebih dahulu perlu melakukan
identifikasi potensi bahaya, sebelum dilakukan penilaian
resiko dan pengendalian apa yang harus dilakukan.
Identifikasi ini perlu dipertimbangkan dalam merumuskan
rencana K3 nantinya.
c. Peraturan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya.
Pada tahap ini harus menginvetarisasi dan mengidentifikasi
peraturan mana yang relevan dengan kondisi dan aktivitas
perusahaan. Peraturan yang telah di identifikasi tersebut
kemudian di evaluasi kepatuhannya dan disosialisasikan
hasilnya kepada pekerja.
d. Sumber Daya yang Dimiliki. Pada tahap ini perusahaan harus
mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki baik itu
sumber daya manusia yang kompeten maupun sarana
prasarana serta dukungan dana dari perusahaan.
3. Pelaksanaan Rencana K3
Dalam Pelaksanaan Rencana K3 ini paling sedikit meliputi 8 poin
kegiatan penting. yaitu:
a. Tindakan Pengendalian. Tindakan pengendalian harus
diselenggarakan oleh setiap perusahaan terhadap kegiatan –
kegiatan, produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan
resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
b. Perancangan dan Rekayasa. Dalam pelaksanaan perancangan
dan rekayasa harus memperhatikan unsur – unsur seperti
identifikasi potensi bahaya; prosedur penilaian dan

13
pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja;
serta personil yang memiliki kompetensi kerja harus
ditentukan dan diberikan wewenang dan tanggung jawab
yang jelas untuk melakukan verifikasi persyaratan SMK3.
c. Prosedur dan Instruksi Kerja. Prosedur dan instruksi kerja
harus dilaksanakan dan ditinjau ulang secara berkala terutama
jika terjadi perubahan peralatan, proses atau bahan baku
yang digunakan oleh personal dengan melibatkan para
pelaksana yang memiliki kompetensi kerja dalam
menggunakan prosedur.
d. Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan. Perusahaan
yang mengalihdayakan pekerjaannya kepada pihak lain harus
menjamin bahwa perusahaan lain tersebut memenuhi
persyaratan K3. Verifikasi terhadap persyaratan K3 tersebut
dilakukan oleh personal yang kompeten dan berwenang serta
mempunyai tanggung jawab yang jelas.
e. Pembelian/Pengadaan Barang dan Jasa. Sistem
pembelian/pengadaan barang dan jasa harus terintegrasi
dalam strategi penanganan pencegahan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja; menjamin agar produk barang dan jasa
serta mitra kerja perusahaan memenuhi persyaratan K3; dan
pada saat barang dan jasa diterima di tempat kerja,
perusahaan harus menjelaskan kepada semua pihak yang
akan menggunakan barang dan jasa tersebut mengenai
identifikasi, penilaian dan pengendalian resiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
f. Produk Akhir. Produk akhir berupa barang atau jasa harus
dapat dijamin keselamatannya dalam pengemasan,

14
penyimpanan, pendistribusian dan penggunaan serta
pemusnahannya.
g. Upaya Menghadapi Keadaan Darurat Kecelakaan dan Bencana
Industri. Pada tahap ini perusahaan harus memiliki prosedur
sebagai upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan
bencana industri yang meliputi penyediaan personil dan
fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan sesuai sampai
mendapatkan pertolongan medik; dan proses perawatan
lanjutan.
h. Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat. Dalam
melaksanakan rencana dan pemulihan keadaan darurat setiap
perusahaan haru memiliki prosedur rencana pemulihan
keadan darurat secara cepat untuk mengembalikan pada
kondisi yang normal dan membantu pemulihan tenaga kerja
yang mengalami trauma.
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja
Pada tahap ini perusahaan harus memantau dan melakukan
evaluasi Kinerja K3. Pemantauan dan evaluasi Kinerja K3 ini
meliputi 2 tahap, yaitu:
a. Pemeriksaan, Pengujian dan Pengukuran. Pemeriksaan,
Pengujian, dan Pengukuran ini harus ditetapkan dan
dipelihara prosedurnya sesuai dengan tujuan dan sasaran K3
serta frekuensinya disesuaikan dengan obyek yang mengacu
pada peraturan dan standar yang berlaku.
b. Audit Internal SMK3. Audit Internal SMK3 harus dilakukan
secara berkala untuk mengetahui keefektifan penerapan
SMK3. Audit SMK3 dilaksanakan secara sistematik dan
independen oleh personil yang memiliki kompetensi kerja
dengan menggunakan metodologi yang telah ditetapkan.

15
5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3
Untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan yang
berkesinambungan guna pencapaian tujuan SMK3, perlunya
melakukan tinjauan ulang terhadap penerapan SMK3 secara
berkala dan tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi
implikasi K3 terhadap seluruh kegiatan, produk barang dan jasa
termasuk dampaknya terhadap kinerja perusahaan. Tinjauan
ulang penerapan SMK3 paling sedikit meliputi :
a. evaluasi terhadap kebijakan K3;
b. tujuan, sasaran dan kinerja K3;
c. hasil temuan audit SMK3;
d. dan evaluasi efektifitas penerapan SMK3, dan kebutuhan
untuk pengembangan SMK3.

3.4.1. Langkah Pengembangan SMK3


Kesadaran akan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja atau SMK3 di Indonesia yang mengacu kepada
PP 50 Tahun 2012, dimana didalam pasal 5, PP no 5 Tahun
2012, yaitu “ memperkerjakan karyawan atau buruh minimal
100 orang atau memiliki bahaya tinggi dalam proses bisnisnya”.
Langkah-langkah dalam mengembangkan Sistem manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Peraturan Perundang-undangan dan Standar, sebelum
implementasi harus diidentifikasi semua peraturan
perundang-undangan dan standar K3 yang berlaku dalam
perusahaan yang bersangkutan. Sebaiknya dibentuk tim
untuk mendokumentasikan peraturan perundang-undangan
dan standar dibidang K3. Dari hasil identifikasi ini kemudian

16
disusun Peraturan K3 perusahaan dan Pedoman pelaksanaan
K3. Praktek pada banyak perusahaan, peraturan
keselamatan dan kesehatan kerja dicetak dalam bentuk buku
saku yang selalu dibawa oleh tenaga kerja, agar setiap
pekerja memahami peraturan tersebut harus menjelaskan
peraturan perundangan dan persyaratan lainnya kepada
setiap tenaga kerja.
2. Menetapkan Kebijakan K3 Perusahaan, pernyataan mengenai
komitmen dari organisasi untuk melaksanakan K3 yang
menegaskan keterikatan perusahaan terhadap pelaksanaan
K3 dengan melaksanakan semua ketentuan K3 yang berlaku
sesuai dengan operasi perusahaan, melindungi keselamatan
dan kesehatan semua pekerja termasuk kontraktor dan
stekholder lainnya seperti pelanggan dan pemasok.
3. Mengorganisasikan, untuk melaksanakan kebijakan K3
secara efektif dengan peran serta semua tingkatan
manajemen dan pekerja. Bagaimana Top Manajemen
menempatkan organisasi K3 diperusahaan serta dukungan
yang diberikan merupakan pencerminan dari komitmen
terhadap K3.
4. Merencanakan SMK3, perusahaan harus membuat
perencanaan yang efektif guna mencapai keberhasilan
penerapan dan kegiatan Sistem Manajemen K3 dengan
sasaran yang jelas dan dapat diukur.
5. Penerapan SMK3, perusahaan harus menyediakan personil
yang memiliki kualifikasi, sarana yang memadai sesuai
sistem Manajemen K3 yang diterapkan dengan membuat
prosedur yang dapat memantau manfaat yang akan didapat
maupun biaya yang harus dikeluarkan.

17
6. Mengukur dan memantau hasil pelaksanaan, dengan
menggunakan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Ada dua macam ukuran yang dapat digunakan yaitu ukuran
yang bersifat reaktif yang didasarkan pada kejadian
kecelakaan dan ukuran yang bersifat proaktif, karena
didasarkan kepada upaya dari keseluruhan system.
7. Melakukan audit dan meninjau ulang secara menyeluruh,
dengan melaksanakan audit K3, manajemen dapat me-
meriksa sejauh mana organisasi telah melaksanakan
komitmen yang telah disepakati bersama, mendeteksi
berbagai kelemahan yang masih ada, yang mungkin terletak
pada perumusan komitmen dan kebijakan K3, atau pada
pengorganisasian, atau pada perencanaan dan
pelaksanaannya.

18
BAB IV
PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa
disebut SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian , pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman.
1.2. Saran
Tetap mempertahankan dan meningkatkan penerapan SMK3
yang telah berjalan di lokasi proyek , serta dibutuhkannya campur
tangan pemerintah sebagai pengontrol dan memberi sangsi bagi
perusahaan yang mengabaikan masalah SMK3 sehingga
menimbulkan perhatian dan kesadaran pihak perusahaan untuk
menerapkan SMK3 bagi kepentingan bersama.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://formasibisnis.com/artikel/peraturan-smk3-dalam-pp-50-tahun-2012
https://smk3.co.id/smk3-kemenaker/
https://www.jasakonsultaniso.com/pengertian-tujuan-serta-manfaat-
penerapan-smk3-pada-perusahaan-anda/
https://metroconsulting.co.id/penjelasan-lengkap-smk3-sistem-
manajemen-keselamatan-dan-kesehatan-kerja/

20

Anda mungkin juga menyukai