SISTEM MANAJEMEN K3
OLEH:
Nama Kelompok :2
Anggota : 1. Cahyati Kumala Sari (2311072008)
2. Celvin Herlambang (2311071004)
3. Farhan Aulia (2311073004)
4. Habib Firza (2311072013)
5. Muhammad Fajri (2311072022)
6. Muhammad Gilang Kurniawan (2311071017)
7. Nurul Izza (2311073016)
Kelas : 1A-D4 Teknik Telekomunikasi
Dengan mengucapkan puji beserta syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) dengan materi ‘’Sistem Manajemen K3’’
Penulis menyadari bahwa terciptanya makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak.
Sebagai ungkapan rasa syukur dan bangga penulis sampaikan rasa terima kasih kepada Bapak
Ferdinal, SST.,M.PdT selaku dosen pengampu mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan (K3).
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun pembahasan. Hal ini terjadi karena keterbatasan ilmu pengetahuan, kemampuan dan
pengalaman yang saya miliki. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang
membangun demi terciptanya kesempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….….ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………1-2
C. Tujuan……………………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………3
A. Pengertian Sistem Manajemen K3………………………………………………………3
B. Dasar Hukum Sistrm Manajemen K3………………………………………………….3-4
C. Tujuan Sistem Manajemen K3…………………………………………………………4-5
D. Manfaat Sistem Manajemen K3…………………………………………………………5
E. Model Dalam Penerapan Sistem Manajemen K3………………………………………5-6
F. Proses Sistem Manajemen K3………………………………………………………….6-7
G. Prinsip Dasar Sistem Manajemen K3……………………………………………………7
H. Elemen Sistem Manajemen K3…………………………………………………………7-8
I. Pedoman Penerapan SMK3 ……………………………………………………………8-9
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………..10
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………….10
B. Saran…………………………………………………………………………………10-11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegagalan (risk off ailures) pada setiap proses atau aktifitas pekerjaan, dan saat
kecelakaan kerja seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Secara
umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagaiberikut:
a. Kelelahan (fatigue)
b. Kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition)
c. Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebabawalnya (pre-
cause) adalah kurangnya training
d. Karakteristik pekerjaan itu sendiri.
Di dunia industri, penggunaan tenaga kerja mencapai puncaknya dan terkonsentrasi di
tempat atau lokasi proyek yang relatif sempit. Ditambah sifat pekerjaan yang mudah menjadi
penyebab kecelakaan (elevasi, temperatur, arus listrik, mengangkut benda-benda berat dan lain-
lain), sudah sewajarnya bila pengelola proyek atau industri mencantumkan masalah keselamatan
kerja pada prioritas pertama. Dengan menyadari pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan
kerja dalam penyelenggaraan proyek, terutama pada implementasi fisik, maka
perusahan/industri/proyek umumnya memiliki organisasi atau bidang dengan tugas khusus
menangani maslah keselamatan kerja. Lingkup kerjanya mulai dari menyusun program, membuat
prosedur dan mengawasi, serta membuat laporan penerapan di lapangan. Dalam rangka
Pengembangan Program Kesehatan Kerja yang efektif dan efisien, diperlukan informasi yang
akurat, dan tepat waktu untuk mendukung proses perencanaan serta menentukan langkah kebijakan
selanjutnya.
Penyusunan program, membuat prosedur, pencatatan dan mengawasi serta membuat
laporan penerapan di lapangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja bagi para pekerja
kesemuanya merupakan kegiatan dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam rangka menghadapi era industrialisasi dan era globalisasi serta pasar bebas (AFTA)
kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam
hubungan ekonomi antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota termasuk
Indonesia. Beberapa komitmen global baik yang berskala bilateral maupun multilateral telah
mengikat bangsa Indonesia untuk memenuhi standar. Standart acuan terhadap berbagai hal
terhadap industri seperti kualitas, manajemen kualitas, manajemen lingkungan, serta keselamatan
1
dan kesehatan kerja. Apabila saat ini industri pengekspor telah dituntut untuk menerapkan
Manajemen Kualitas (ISO-9000, QS-9000) serta Manajemen Lingkungan (ISO-14000) maka
bukan tidak mungkin tuntutan terhadap penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja
juga menjadi tuntutan pasar internasional. Untuk menjawab tantangan tersebut Pemerintah yang
diwakili oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah menetapkan sebuah peraturan
perundangan mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomuor : PER.05/MEN/1996.
Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja
yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah atau mengurangi kecelakaan, penyakit
akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c) Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja yang meliputi:
a. Norma keselamatan kerja
b. Norma kesehatan kerja
c. Norma kerja
d. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja
3. Pasal 86 UU No.13/2003
4. Pasal 87 UU No.13/2003
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
Menurut PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tujuan
dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah menciptakan suatu sistem keselamatan
dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Usaha keselamatan dan
kesehatan kerja pada dasarnya mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus.
4
2. Tujuan Khusus yaitu
a. Mencegah dan/ atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja.
b. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil produksi.
c. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian antara
pekerja dengan manuasi atau manusia dengan pekerjaan
Karena SMK3 bukan hanya tanggung jawab pemerintah, masyarakat, pasar, atau dunia
internasional saja tetapi juga tanggung jawab pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang aman bagi
pekerjanya. Selain itu penerapan SMK3 juga mempunyai banyak manfaat bagi industri kita antara lain :
1. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
2. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
3. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman dalam bekerja.
6. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat semakin lama.
5
b. Integrasi sistem manajemen keselamatan ke dalam sistem manajemen yang lebih luas
masih sangat rendah.
c. Keterlibatan karyawan masih rendah.
4. Innovative Management
a. Peran kunci dalam K3 dipegang oleh senior dan line manager.
b. Integrasi sistem manajemen keselamatan kedalam sistem manajemen yang lebih luas
sudah sangat baik.
c. Keterlibatan karyawan tinggi.
6
Pada umumnya organisasi mengelola kegiatannya melalui penerapan sistem proses
dan interaksinya, yang dikenal dengan istilah "pendekatan proses" seperti pada ISO 9001.
Karena metode PDCA ini dapat diterapkan pada semua proses, maka dua metode ini dianggap
sesuai (kompatibel).
Standar ini berisi persyaratan yang dapat diaudit secara obyektif. Namun demikian
standar ini tidak menetapkan persyaratan mutlak untuk kinerja K3 di luar komitmen, di
dalam kebijakan K3, untuk memenuhi persyaratan peraturan perundang -undangan
yang diberlakukan dan persyaratan lain yang diacu organisasi, untuk mencegah cedera
dan gangguan kesehatan, dan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Dengan demikian
dua organisasi yang melakukan kegiatan yang hampir sama tetapi memiliki kinerja K3
yang berbeda keduanya dapat dinyatakan memenuhi persyaratan standar ini.
Standar ini tidak mencakup persyaratan tertentu pada sistem manajemen yang lain,
seperti manajemen mutu, manajemen lingkungan, manajemen keamanan, atau
manajemen keuangan. Walaupun demikian, elemen-elemen dalam standar ini dapat digabungkan
atau diintegrasikan dengan sistem-sistem manajemen tersebut. Hal ini memungkinkan organisasi
dapat menyesuaikan sistem manajemen yang ada dengan maksud untuk menetapkan SMK3 yang
sesuai dengan persyaratan standar ini. Namun demikian, harus ditegaskan bahwa penerapan
berbagai elemen boleh berbeda bergantung pada tujuan yang diharapkan dan keterlibatan pihak
yang berkepentingan.
Tingkat kerumitan dan kerincian SMK3, luas cakupan dokumentasi dan sumber daya
yang diperuntukkan bergantung pada beberapa faktor, seperti lingkup sistem, ukuran dan sifat
kegiatan, produk dan jasa, dan budaya organisasi.
7
6. Keamanan bekerja berdasarkan SMK3
7. Standar pemantauan
8. Pelaporan dan perbaikan
9. Pengelolaan material dan perpindahannya
10. Pengumpulan dan penggunaan data
11. Audit SMK3
12. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan
2. Perencanaan
a. Manajemen Resiko
b. Peraturan perundangan
c. Tujuan dan sasaran :
1) dapat diukur
2) indikator pengukuran
3) sasaran pencapaian
4) jangka waktu pencapaian
d. Indikator Kinerja
e. Perencanaan awal dan perencanaan kegiatan yang sedang berlangsung
8
3. Penerapan
a. Jaminan kemampuan
o SDM, sarana dan dana
o integrasi
o tanggung jawab dan tanggung gugat
o konsultansi, motivasi dan kesadaran
o pelatihan dan kompetensi kerja
b. Kegiatan pendukung
o komunikasi
o pelaporan
o pendokumentasian
o pengendalian dokumen
o pencatatan dan manajemen informasi
c. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
o manajemen resiko
o perencanaan (design) dan rekayasa
o pengendalian administratif
o tinjauan kontrak
o pembelian
o prosedur menghadapi keadaan darurat atau bencana
o prosedur menghadapi insiden
o prosedur rencana pemulihan keadaan darurat
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disebut SMK3 adalah
bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan pencapaian , pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempatkerja yang aman.
B. Saran
Berdasarkan hasil diskusi dari kelompok 2 maka saran-saran yang dapat diberikan dari
materi sistem manajemen K3 adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengantisipasi terjadinya faktor risiko penyebab kecelakaan kerja yang dominan yang
berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja maka perlu untuk lebih banyak dilakukan
sosialisasi dan pengarahan melalui safety meeting (safety introduction, safety morning talk, tool
box meeting) atau pertemuan pertemuan di lapangan yang diikuti oleh semua pihak mulai dari
pekerja, mandor dan sub-kontraktor, agar pekerja memiliki budaya kerja yang aman, disiplin, dan
lebih memperhatikan keselamatan kerja.
2. Melakukan pembinaan K3 pada proses awal perekrutan tenaga kerja baru untuk memperhatikan
tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Serta dilakukan pelatihan terhadap K3 dan
ditingkatkan agar pekerja yang direkrut sadar terhadap K3 dalam melaksanakan pekerjaannya, serta
dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
10
3. Pemeriksaan dan inspeksi terhadap material dan peralatan yang akan digunakan perlu
dilaksanaka dengan seksama dan teliti agar tidak menimbulkan potensi terjadinya kecelakaan kerja
pada saat digunakan.
4. Penetapan metode kerja harus berdasarkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pekerjaan, dan
telah memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan risiko konstruksi, bahaya kecelakaan dan
kesehatan, serta lingkungan sesuai safety plan.
5. Untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan bebas dari potensi bahaya kecelakaan kerja,
maka perlu dilakukan upaya budaya kerja yang tertib oleh para pekerja, serta pengawasan yang
tinggi terhadap potensi bahaya kecelakaan kerja, khususnya pada daerah/proses pelaksanaan
pekerjaan yang telah diidentifikasi memiliki potensi bahaya dengan tingkat risiko yang tinggi.
Lingkungan kerja yang diciptakan sedemikian rupa sehingga mengikuti standart K3 akan
mendukung peningkatan produktivitas tenaga kerja.
11
DAFTAR PUSTAKA
1.http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/majalah-sdm-plus/64-edisi-133-januari-2012/621-
smk3-dan-langkah-penerapannya-di-perusahaan, diakses pada tanggal 22 maret 2016.
2. http://healthsafetyprotection.com/manfaat-penerapan-smk3/, diakses pada tanggal 19
maret 2016.
3. http://aswinsh.wordpress.com/tag/smk3/, diakses pada tanggal 19 maret 2016.
4. http://hopelmar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=90&Itemid=116,
diakses pada tanggal 20 maret 2016.PP Nomor 50 Tahun 2012
12