Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH K3

SISTEM MANAJEMEN K3

OLEH:

Nama Kelompok :2
Anggota : 1. Cahyati Kumala Sari (2311072008)
2. Celvin Herlambang (2311071004)
3. Farhan Aulia (2311073004)
4. Habib Firza (2311072013)
5. Muhammad Fajri (2311072022)
6. Muhammad Gilang Kurniawan (2311071017)
7. Nurul Izza (2311073016)
Kelas : 1A-D4 Teknik Telekomunikasi

PROGRAM STUDI D-IV TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji beserta syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) dengan materi ‘’Sistem Manajemen K3’’
Penulis menyadari bahwa terciptanya makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak.
Sebagai ungkapan rasa syukur dan bangga penulis sampaikan rasa terima kasih kepada Bapak
Ferdinal, SST.,M.PdT selaku dosen pengampu mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan (K3).
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun pembahasan. Hal ini terjadi karena keterbatasan ilmu pengetahuan, kemampuan dan
pengalaman yang saya miliki. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang
membangun demi terciptanya kesempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.

Padang, 22 November 2023


Penulis,

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….….ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………1-2
C. Tujuan……………………………………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………3
A. Pengertian Sistem Manajemen K3………………………………………………………3
B. Dasar Hukum Sistrm Manajemen K3………………………………………………….3-4
C. Tujuan Sistem Manajemen K3…………………………………………………………4-5
D. Manfaat Sistem Manajemen K3…………………………………………………………5
E. Model Dalam Penerapan Sistem Manajemen K3………………………………………5-6
F. Proses Sistem Manajemen K3………………………………………………………….6-7
G. Prinsip Dasar Sistem Manajemen K3……………………………………………………7
H. Elemen Sistem Manajemen K3…………………………………………………………7-8
I. Pedoman Penerapan SMK3 ……………………………………………………………8-9
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………..10
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………….10
B. Saran…………………………………………………………………………………10-11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegagalan (risk off ailures) pada setiap proses atau aktifitas pekerjaan, dan saat
kecelakaan kerja seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Secara
umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagaiberikut:
a. Kelelahan (fatigue)
b. Kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition)
c. Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebabawalnya (pre-
cause) adalah kurangnya training
d. Karakteristik pekerjaan itu sendiri.
Di dunia industri, penggunaan tenaga kerja mencapai puncaknya dan terkonsentrasi di
tempat atau lokasi proyek yang relatif sempit. Ditambah sifat pekerjaan yang mudah menjadi
penyebab kecelakaan (elevasi, temperatur, arus listrik, mengangkut benda-benda berat dan lain-
lain), sudah sewajarnya bila pengelola proyek atau industri mencantumkan masalah keselamatan
kerja pada prioritas pertama. Dengan menyadari pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan
kerja dalam penyelenggaraan proyek, terutama pada implementasi fisik, maka
perusahan/industri/proyek umumnya memiliki organisasi atau bidang dengan tugas khusus
menangani maslah keselamatan kerja. Lingkup kerjanya mulai dari menyusun program, membuat
prosedur dan mengawasi, serta membuat laporan penerapan di lapangan. Dalam rangka
Pengembangan Program Kesehatan Kerja yang efektif dan efisien, diperlukan informasi yang
akurat, dan tepat waktu untuk mendukung proses perencanaan serta menentukan langkah kebijakan
selanjutnya.
Penyusunan program, membuat prosedur, pencatatan dan mengawasi serta membuat
laporan penerapan di lapangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja bagi para pekerja
kesemuanya merupakan kegiatan dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

Dalam rangka menghadapi era industrialisasi dan era globalisasi serta pasar bebas (AFTA)
kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam
hubungan ekonomi antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota termasuk
Indonesia. Beberapa komitmen global baik yang berskala bilateral maupun multilateral telah
mengikat bangsa Indonesia untuk memenuhi standar. Standart acuan terhadap berbagai hal
terhadap industri seperti kualitas, manajemen kualitas, manajemen lingkungan, serta keselamatan

1
dan kesehatan kerja. Apabila saat ini industri pengekspor telah dituntut untuk menerapkan
Manajemen Kualitas (ISO-9000, QS-9000) serta Manajemen Lingkungan (ISO-14000) maka
bukan tidak mungkin tuntutan terhadap penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja
juga menjadi tuntutan pasar internasional. Untuk menjawab tantangan tersebut Pemerintah yang
diwakili oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah menetapkan sebuah peraturan
perundangan mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomuor : PER.05/MEN/1996.
Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja
yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah atau mengurangi kecelakaan, penyakit
akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah


a. Apakah pengertian dari Sistem Manajemen K3?
b. Apakah dasar hukum Sistem Manajemen K3?
c. Apakah tujuan dari Sistem Manajemen K3?
d. Apakah manfaat dari adanya Sistem Manajemen K3?
e. Bagaimanakah model dalam Penerapan Sistem Manajemen K3?
f. Bagaimanakah proses Sistem Manajemen K3?
g. Apa yang menjadi prinsip dasar Sistem Manajemen K3?
h. Apa saja elemen dari Sistem Manajemen K3?
i. Apakah pedoman penerapan SMK3?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah

a. Untuk mengetahui pengertian Sistem Manajemen K3


b. Untuk mengetahui dasar hukum Sistem Manajemen K3
c. Untuk mengetahui tujuan Sistem Manajemen K3
d. Untuk mengetahui manfaat Sistem Manajemen K3
e. Untuk mengetahui model dalam penerapan sistem manajemen K3
f. Untuk mengetahui proses Sistem Manajemen K3
g. Untuk mengetahui prinsip dasar Sistem Manajemen K3
h. Untuk mengetahui elemen dari Sistem Manajemen K3
i. Untuk mengetahui pedoman penerapan SMK3

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Manajemen K3


Manajemen dapat didefinisikan sebagai “kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh
sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatankegiatan orang lain. Manajemen
merupakan suatu proses pencapaian tujuan secara efisien dan efektif, melalui pengarahan, penggerakan
dan pengendalian kegiatan‐kegiatan yang dilakukan oleh orang‐orang yang tergabung dalam suatu bentuk
kerja sama.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara normatif sebagaimana
terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1, adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sedangkan menurut OHSAS 18001, SMK3 (OH&S Management System) adalah bagian dari
sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan
kebijakan K3 dan mengelola resiko K3 dalam organisasi.
Dapat disimpulkan bahwa SMK3 adalah Rangkaian kegiatan yang teratur dan saling berhubungan
secara keseluruhan yang berguna dalam pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja agar
dapat menciptakan suasana tempat kerja yang aman.

B. Dasar Hukum Sistem Manajemen K3


1. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
2. UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai ketenagakerjaan
a) Pasal 3
Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan
b) Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan,pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan
moral agama

3
c) Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja yang meliputi:
a. Norma keselamatan kerja
b. Norma kesehatan kerja
c. Norma kerja
d. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja

3. Pasal 86 UU No.13/2003

Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :

a. Keselamatan dan kesehatan kerja;


b. Moral dan kesusilaan; dan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
d. Serta nilai-nilai agama

4. Pasal 87 UU No.13/2003

Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

C. Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tujuan
dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah menciptakan suatu sistem keselamatan
dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Usaha keselamatan dan
kesehatan kerja pada dasarnya mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan umum yaitu :


a. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu terjamin keselamatan
dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
b. Perlindungan terhadap setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu dalam keadaan
selamat dan sehat.
c. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan digunakan secara
aman dan efisien.

4
2. Tujuan Khusus yaitu
a. Mencegah dan/ atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja.
b. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil produksi.
c. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian antara
pekerja dengan manuasi atau manusia dengan pekerjaan

D. Manfaat Sistem Manajemen K3

Karena SMK3 bukan hanya tanggung jawab pemerintah, masyarakat, pasar, atau dunia
internasional saja tetapi juga tanggung jawab pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang aman bagi
pekerjanya. Selain itu penerapan SMK3 juga mempunyai banyak manfaat bagi industri kita antara lain :
1. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
2. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.

3. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman dalam bekerja.

4. Meningkatkan image market terhadap perusahaan.

5. Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.

6. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat semakin lama.

E. Model dalam penerapan sistem manajemen K3


Dalam penerapan sistem manajemen keselamatan ditemukan ada dua model yaitu rational
organisation theory dan socio-technical system theory. Rational organisation
theory menekankan pada pendekatan top-down,penerapan sistem manajemen
keselamatan didasarkan pada kebijakan atau instruksi dari top level manajemen dan diteruskan
sampai pada level yang paling bawah. Sementara socio-technical system theory melakukan
pendekatan dengan intervensi organisasi yang didasarkan pada analisa hubungan antara
teknologi,orientasi dari pekerja dan struktur organisasi (Gallagher,2001).
Gallagher juga mengklasifikasikan sistem manjemen keselamatan ke dalam 4 tipe, yaitu:
1. Safe Person Control Strategy
Yaitu strategi pencegahan difokuskan pada kontrol perilaku pekerjaan.
2. Safe Place Control Strategy
Yaitu strategi pencegahan difokuskan pada bahaya dari sumbernya melalui
identifikasi,kajian dan pengendalian.
3. Traditional Management;
a. Peran kunci dalam K3 dipegang oleh supervisor dan EHS specialis.

5
b. Integrasi sistem manajemen keselamatan ke dalam sistem manajemen yang lebih luas
masih sangat rendah.
c. Keterlibatan karyawan masih rendah.
4. Innovative Management
a. Peran kunci dalam K3 dipegang oleh senior dan line manager.
b. Integrasi sistem manajemen keselamatan kedalam sistem manajemen yang lebih luas
sudah sangat baik.
c. Keterlibatan karyawan tinggi.

F. Proses Sistem Manajemen K3


Pendekatan kesisteman dalam mengelola K3 menggunakan konsep manajemen modern
yaitu mengikuti proses manajemen, salah satu yang populer adalah siklus PDCA (Plan-Do-
Check-Action) Sama seperti sistem manajemen lain seperti manajemen mutu, manajemen
lingkungan dan manajemen produksi, maka manajemen K3 juga dikembangkan dengan siklus
manajemen mulai dari perencanaan, penerapan atau implementasi, pengukuran dan pemantauan
dan koreksi untuk peningkatan berkelanjutan.
Keberhasilan organisasi dalam menerapkan SMK3 bergantung pada komitmen dari
seluruh tingkatan dan fungsi organisasi terutama dari manajemen puncak. Sistem ini
memungkinkan suatu organisasi mengembangkan kebijakan K3, menetapkan sasaran dan
proses untuk mencapai komitmen kebijakan, melakukan tindakan yang diperlukan untuk
meningkatkan kinerja dan menunjukkan kesesuaian sistem yang ada terhadap persyaratan
dalam standar ini. Tujuan umum dari standar ini adalah untuk menunjang dan
menumbuhkembangkan pelaksanaan K3 yang baik, sesuai dengan kebutuhan sosial
ekonomi. Keberhasilan penerapan dari standar ini dapat digunakan oleh organisasi untuk
memberi jaminan kepada pihak yang berkepentingan bahwa SMK3 yang sesuai telah
diterapkan.
a.Plan (Perencanaan) : Menetapkan sasaran dan proses yang diperlukan untuk
mencapai hasil sesuai dengan kebijakan K3 organisasi.
b.DO (Pelaksanaan) : Melaksanakan proses
c.Check (Pemeriksaan) : Memantau dan mengukur kegiatan proses terhadap kebijakan,
sasaran, peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3
lainnya serta melaporkan hasilnya.
d.Act (Tindakan) : Mengambil tindakan untuk perbaikan kinerja K3 secara
berkelanjutan

6
Pada umumnya organisasi mengelola kegiatannya melalui penerapan sistem proses
dan interaksinya, yang dikenal dengan istilah "pendekatan proses" seperti pada ISO 9001.
Karena metode PDCA ini dapat diterapkan pada semua proses, maka dua metode ini dianggap
sesuai (kompatibel).
Standar ini berisi persyaratan yang dapat diaudit secara obyektif. Namun demikian
standar ini tidak menetapkan persyaratan mutlak untuk kinerja K3 di luar komitmen, di
dalam kebijakan K3, untuk memenuhi persyaratan peraturan perundang -undangan
yang diberlakukan dan persyaratan lain yang diacu organisasi, untuk mencegah cedera
dan gangguan kesehatan, dan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Dengan demikian
dua organisasi yang melakukan kegiatan yang hampir sama tetapi memiliki kinerja K3
yang berbeda keduanya dapat dinyatakan memenuhi persyaratan standar ini.
Standar ini tidak mencakup persyaratan tertentu pada sistem manajemen yang lain,
seperti manajemen mutu, manajemen lingkungan, manajemen keamanan, atau
manajemen keuangan. Walaupun demikian, elemen-elemen dalam standar ini dapat digabungkan
atau diintegrasikan dengan sistem-sistem manajemen tersebut. Hal ini memungkinkan organisasi
dapat menyesuaikan sistem manajemen yang ada dengan maksud untuk menetapkan SMK3 yang
sesuai dengan persyaratan standar ini. Namun demikian, harus ditegaskan bahwa penerapan
berbagai elemen boleh berbeda bergantung pada tujuan yang diharapkan dan keterlibatan pihak
yang berkepentingan.
Tingkat kerumitan dan kerincian SMK3, luas cakupan dokumentasi dan sumber daya
yang diperuntukkan bergantung pada beberapa faktor, seperti lingkup sistem, ukuran dan sifat
kegiatan, produk dan jasa, dan budaya organisasi.

G. Prinsip Dasar Sistem Manajemen K3


1. Penetapan kebijakan K3
2. Perencanaan penerapan K3
3. Penerapan K3
4. Pengukuran, pemantauan dan evaluasi kinerja K3
5. Peninjauan secara teratur untuk meningkatkan kinerja K3 secara berkesinambungan

H. Elemen Sistem Manajemen K3


1. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen
2. Pendokumentasian strategi
3. Peninjauan ulang desain dan kontrak
4. Pengendalian dokumen
5. Pembelian

7
6. Keamanan bekerja berdasarkan SMK3
7. Standar pemantauan
8. Pelaporan dan perbaikan
9. Pengelolaan material dan perpindahannya
10. Pengumpulan dan penggunaan data
11. Audit SMK3
12. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan

I. Pedoman penerapan SMK3


1. Komitmen dan kebijakan
a. Kepemimpinan dan komitmen
o organisasi K3
o menyediakan anggaran, SDM dan sarana
o penetapan tanggung jawab, wewenang dan kewajiban
o perencanaan K3
o melakukan penilaian
b. Tinjauan awal K3
o identifikasi kondisi dan sumber bahaya
o pengetahuan dan peraturan perundangan K3
o membandingkan penerapan
o meninjau sebab akibat
o efisiensi dan efektifitas sistem

2. Perencanaan
a. Manajemen Resiko
b. Peraturan perundangan
c. Tujuan dan sasaran :
1) dapat diukur
2) indikator pengukuran
3) sasaran pencapaian
4) jangka waktu pencapaian
d. Indikator Kinerja
e. Perencanaan awal dan perencanaan kegiatan yang sedang berlangsung

8
3. Penerapan
a. Jaminan kemampuan
o SDM, sarana dan dana
o integrasi
o tanggung jawab dan tanggung gugat
o konsultansi, motivasi dan kesadaran
o pelatihan dan kompetensi kerja
b. Kegiatan pendukung
o komunikasi
o pelaporan
o pendokumentasian
o pengendalian dokumen
o pencatatan dan manajemen informasi
c. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
o manajemen resiko
o perencanaan (design) dan rekayasa
o pengendalian administratif
o tinjauan kontrak
o pembelian
o prosedur menghadapi keadaan darurat atau bencana
o prosedur menghadapi insiden
o prosedur rencana pemulihan keadaan darurat

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disebut SMK3 adalah
bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan pencapaian , pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempatkerja yang aman.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara normatif


sebagaimana terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1, adalah bagian dari sistem manajemen
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
Sedangkan menurut OHSAS 18001, SMK3 (OH&S Management System) adalah bagian
dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan kebijakan K3 dan mengelola resiko K3 dalam organisasi.

B. Saran
Berdasarkan hasil diskusi dari kelompok 2 maka saran-saran yang dapat diberikan dari
materi sistem manajemen K3 adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengantisipasi terjadinya faktor risiko penyebab kecelakaan kerja yang dominan yang
berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja maka perlu untuk lebih banyak dilakukan
sosialisasi dan pengarahan melalui safety meeting (safety introduction, safety morning talk, tool
box meeting) atau pertemuan pertemuan di lapangan yang diikuti oleh semua pihak mulai dari
pekerja, mandor dan sub-kontraktor, agar pekerja memiliki budaya kerja yang aman, disiplin, dan
lebih memperhatikan keselamatan kerja.
2. Melakukan pembinaan K3 pada proses awal perekrutan tenaga kerja baru untuk memperhatikan
tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Serta dilakukan pelatihan terhadap K3 dan
ditingkatkan agar pekerja yang direkrut sadar terhadap K3 dalam melaksanakan pekerjaannya, serta
dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

10
3. Pemeriksaan dan inspeksi terhadap material dan peralatan yang akan digunakan perlu
dilaksanaka dengan seksama dan teliti agar tidak menimbulkan potensi terjadinya kecelakaan kerja
pada saat digunakan.
4. Penetapan metode kerja harus berdasarkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pekerjaan, dan
telah memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan risiko konstruksi, bahaya kecelakaan dan
kesehatan, serta lingkungan sesuai safety plan.
5. Untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan bebas dari potensi bahaya kecelakaan kerja,
maka perlu dilakukan upaya budaya kerja yang tertib oleh para pekerja, serta pengawasan yang
tinggi terhadap potensi bahaya kecelakaan kerja, khususnya pada daerah/proses pelaksanaan
pekerjaan yang telah diidentifikasi memiliki potensi bahaya dengan tingkat risiko yang tinggi.
Lingkungan kerja yang diciptakan sedemikian rupa sehingga mengikuti standart K3 akan
mendukung peningkatan produktivitas tenaga kerja.

11
DAFTAR PUSTAKA

1.http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/majalah-sdm-plus/64-edisi-133-januari-2012/621-
smk3-dan-langkah-penerapannya-di-perusahaan, diakses pada tanggal 22 maret 2016.
2. http://healthsafetyprotection.com/manfaat-penerapan-smk3/, diakses pada tanggal 19
maret 2016.
3. http://aswinsh.wordpress.com/tag/smk3/, diakses pada tanggal 19 maret 2016.
4. http://hopelmar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=90&Itemid=116,
diakses pada tanggal 20 maret 2016.PP Nomor 50 Tahun 2012

12

Anda mungkin juga menyukai