Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Labolatorium


Medis
Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Pasien
Safety (K3) yang di berikan oleh Ibu Ranti Nurwanti K,SKM

Disusun Oleh:

Aldi Renaldi Septian (KHGE19003)


Destira Syalwa Fitria (KHGE19007)
Imas Nuraeni (KHGE19013)
Mia Melati Nur’aida (KHGE19018)
Nida Nurfadillah Raudia (KHGE19021)
Rega Lestari (KHGE19025)
Sigid Haryo Yudhantoro (KHGE19031)
Syifa Udiniah (KHGE19032)
Wulan Komala (KHGE19037)

Kelas: 1A D3 Analis Kesehatan

PROGRAM STUDI DII ANALIS KESEHATAN

STIKES KARSA HUSADA GARUT

Jl. Subyadinata No.7 Jayaraga Tarogong Kidul, Kab. Garut


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunianyalah
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Labolatorium Medis “. Adapun maksud dan tujuan kami membuat makalah
ini untuk menyelesaikan tugas mata kuliah. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ranti
Nurwanti K,SKM selaku dosen pembimbing, beserta teman-teman mahasiswa yang sudah
memberikan kontribusi secara langsung atau tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
di dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun diharapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya serta dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk agama dan negara.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Garut,3 November 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegagalan pada setiap proses atau aktifitas pekerjaan, dan  saat    kecelakaan   kerja
seberapapun kecilnya,  akan  mengakibatkan  efek kerugian. Secara umum penyebab kecelakaan
di tempat kerja adalah sebagai berikut:
 Kelelahan (fatigue)
 Kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition)
 Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya (pre-
cause) adalah kurangnya training
 Karakteristik pekerjaan itu sendiri.
Perkembangan industri mempunyai korelasi dengan pekerja. Banyak industri yang
prosesnya berdampak negatif terhadap kesehatan dan keselamatan pekerjanya, seperti industri
bahan kimia, jasa konstruksi, nuklir, plastik, besi, baja dan masih banyak lagi. Sejalan dengan hal
ini, maka industri – industri yang berdampak bagi pekerjanya harus mengelola lingkungan
kerjanya agar dapat menurunkan dampak tersebut. Sikap kritis dari masyarakat dunia juga
mendorong industry yang beresiko ke pekerja untuk menerapkan suatu sistem pengelolaan yang
aman bagi pekerjanya.
Penyusunan program, membuat prosedur, pencatatan dan mengawasi serta membuat
laporan penerapan di lapangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja bagi para pekerja
semuanya merupakan kegiatan dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) adalah
terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah
dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari sistem manajemen K3?


2. Apa manfaat penerapan dari sistem manajemen K3?
3. Apa kebijakan dan admisnistrasi sistem manajemen K3?
4. Bagaimana pengelolaan SDM dalam sistem manajemen K3?
5. Bagaimana pengelolaan komunikasi dalam sistem manajemen K3?
6. Bagaimana pengelolaan operasi dalam sistem manajemen K3?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian sistem manajemen K3


2. Untuk mengetahui manfaat penerapan sistem manajemen K3
3. Untuk mengetahui kebijakan dan administrasi sistem manajemen K3
4. Untuk mengetahui pengelolaan SDM dalam sistem manajemen K3
5. Untuk mengetahui pengelolaan komunikasi dalam sistem manajemen K3
6. Untuk mengetahui pengelolaan operasi dalam sistem manajemen K3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah

Dunia usaha saat ini mulai disibukkan dengan adanya sejumlah persyaratan dalam
perdagangan global, yang tentu akan menambah beban bagi industri. Persyaratan tersebut
adalah kewajiban melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 pasal 87. Persyaratan ini sebenarnya
sebuah kewajiban biasa, bukan beban yang harus ditanggung setiap perusahaan.
Kewajiban karena seharusnya sudah diperhitungkan sebagai investasi perusahaan.
Dianggap sebagai beban karena belum seluruh perusahaan melakukannya.

Kemajuan teknologi kian berkembang pesat, namun di sisi lain turut menjadi
penyebab masalah pada keselamatan dan kesehatan kerja. Masalah ini harus sesegera
mungkin diatasi, karena cepat atau lambat dapat menurunkan kinerja dan produktivitas
suatu perusahaan baik pada sumber daya maupun elemen lainnya. Oleh karena itu sangat
penting bagi suatu perusahaan untuk menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3) seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. 05./1996.

Sistem Manajemen K3 Berdasarkan PP No. 50 Tahun 2012 bahwa sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disebut SMK3 adalah bagian
dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan pencapaian , pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman (Permenaker No: PER. 05/MEN/1996).
2.2 Manfaat penerapan Sistem Manajemen K3

Secara umum manfaat penerapan SMK3 di perusahaan dibagi kepada 4 point penting
yaitu :

1. Melindungi pekerja

Tujuan utama penerapan SMK3 adalah melindungi pekerja dari segala macam
bahaya kerja dan juga yang bisa menganggu kesehatan saat kerja. Dengan melindungi
pekerja dengan SMK3 maka perusahaan otomatis akan untung karena meningkatkan
produktivitas pekerja

2. Mematuhi peraturan pemerintah

Dengan menerapkan SMK3 maka perusahaan telah mematuhi peraturan


pemerintah Indonesia. Perusahaan yang tidak melaksanakan SMK3 akan diberikan sangsi
oleh pemerintah karena dianggap lalai dalam melindungi pekerja.

3. Meningkatkan kepercayaan konsumen

Dengan menerapkan SMK3 secara otomatis akan membuat kepercayaan


konsumen. Ketika perusahaan sudah menerapkan SMK3 dalam memproduksi suatu
produk, konsumen bisa meyakini prosedur telah bagus dan produksi bisa kontinu.
Dengan menerapkan SMK3 akan dapat menjamin proses yang aman, tertib dan bersih
sehingga bisa meningkatkan kualitas dan mengurangi produk cacat.

4. Membuat system manajemen efektif

Penerapan SMK3 tidak jauh beda dengan ISO dimana semua tindakan
terdokumentasi dengan baik, dengan adanya dokumen yang lengkap memudahkan
melakukan tindakan perbaikan jika ada alur kerja yang tidak sesuai.
2.3 Kebijakan dan Administrasi SMK3

Kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja adalah rangkaian konsep dan asas
yang menjadi garis besar dan rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan/kepemimpinan
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan
menjamin keutuhan serta kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat
makmur dan sejahtera.

Berdasarkan undang undang Nomor 1 TAHUN 1970 tentang keselamatan kerja


bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional, setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja terjamin pula
keselamatannya, setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan
efisien serta perlu diadakan segala daya upaya untuk membina norma-norma
perlindungan kerja;

Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013, satu


pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja
mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya (2012) ILO mencatatat angka kematian
dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap
tahun. Sementara itu, hasil laporan pelaksanaan kesehatan kerja di 26 Provinsi di
Indonesia tahun 2013, jumlah kasus penyakit umum pada pekerja ada sekitar 2.998.766
kasus, dan jumlah kasus penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan berjumlah 428.844
kasus (depkes.go.id). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mencatat bahwa
sepanjang tahun 2013 jumlah pesertanya yang mengalami kecelakaan kerja sebanyak
129.911 orang, 75,8% yang menjadi korban adalah pekerja laki-laki, 69,59% dari
kecelakaan tersebut terjadi di dalam perusahaan, 10,26% terjadi di luar perusahaan dan
sisanya sekitar 20,15%.

2.4 Pengelolaan SDM

Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu elemen


terpenting yang akan memutar roda perusahan terus berjalan. Meskipun ini tidak
berhubungan langsung dengan keuangan atau pendapatan perusahaan, namun secara tidak
langsung dapat berimbas pada kinerja perusahaan. Hal ini karena pada dasarnya
sumberdaya manusialah yang bergerak mengelola perusahaan.

Manajemen SDM sangat perperan penting untuk mengatur pengelolaan SDM dan
sumberdaya perusahaan agar memberikan hasil maksimal dan memiliki loyalitas tinggi.
Selain itu juga akan memiliki profesionalitas terbaik yang dapat diandalkan untuk
mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.

Pentingnya Membentuk Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Dalam


Perusahaan. Dalam jangka panjang, perusahan melalui manajemen sumberdaya manusia
akan diarahkan untuk :

1. Memberikan kesempatan sumber daya manusia untuk berkembang menjadi pribadi


yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi. Selain untuk kebaikan
perusahaan juga untuk kebaikan perorangan itu sendiri.
2. Memperkuat produk unggulan di setiap unit kerja untuk menuju keunggulan
kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan
pelayanan di dalam perusahaan.
3. Meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan pengetahuan
4. Dapat membangun peralatan produksi yang maju dan canggih
5. Melakukan reformasi manajemen administrasi secara sistematis dan terintegrasi agar
tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.

Sumber daya manusia yang bermutu semakin dibutuhkan setiap perusahan untuk
mencapai sasaran perusahaan. Semakin baik kualitas sumber daya manusia dalam
sebuah perusahaan maka daya saing perusahaan tersebut akan semakin baik. Perusahaan
harus melakukan program training untuk meningkatkan kehandalan karyawan,
kecerdasan dan integritasnya untuk perusahaan.

Training menjadi salah satu program penting yang harus dilakuka oleh setiap
karyawan yang baru pertama kali masuk ke dalam perusahaan. Program ini memegang
peranan penting sebagai faktor pendukung yang memegang peranan penting pada
berbagai sektor. Usaha ini juga akan menyiapkan karyawan untuk dapat praktik langsung
di lapangan, uji coba trobosan dan kerja sama dalam sebuah tim.

Manajemen Sumber Daya Manusia sangat penting dalam sebuah perusahaan, hal
ini terlihat karena sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk kemajuan perusahaan
tersebut. Bahkan sumber daya manusia menjadi salah satu penentu kefektifan organisasi
bisnis. Keberhasilan bisnis menjadi salah satu tujuan dari pengelolaan manajemen
sumber daya manusia.

Perusahaan wajib memberikan komitmen terhadap karyawannya untuk


mendapatkan kesempatan mewujudkan tujuan pribadi. Komitmen ini yang tertulis pada
aturan dan prosedur dan pemilihan manjer yang baik, memperjelas visi dan misi
perusahaan. Selain itu juga untuk membentuk tradisi perusahaan. Perusahaan juga wajib
mendorong karyawannya untuk terus melakukan pengembangan dan mengembangkan
diri sebagaimana hak seorang karyawan.

Pemanfaatan sumber daya manusia haruslah berlangsung dengan baik dengan


perencanaan sumberdaya yangbaik pula. Dimulai dari pengaturan kembali dan
penempatan SDM pada posisi yang tepat. Menempatkan sesuai dengan kemampuan dan
pengalaman yang dimilikinya. Sehingga pemberian kontribusi karyawan dapat
berlangsung maksimal.

Hal ini menjadi salah satu tuntutan penting yang harus dikuasai oleh seorang
manajer SDM, apalagi dengan perkembangan zaman dan pergerakan ekonomi, arus
informasi dan perkembangan iptek semakin pesat membuat kualitas SDM semakin
dibutuhkan dengan kualitas terbaik.

2.5 Pengelolaan Komunikasi

Cara pengelolaan komunikasi dibagi menjadi dua bagian diantaranya

2 Menangani pesan-pesan yang bersifat rutin

a. Mengurangi jumlah pesan


b. Instruksi yang jelas
Manajer mempunyai tanggung jawab khusus untuk membuat setiap orang dalam
organisasi tahu apa yang harus dilakukan.Komunikator dalam organisasi sudah
seharusnya memahami kebutuhan dan tujuan organisasi secara keseluruhan

c. Mendelegasikan tanggung jawab

Tujuan organisasi bisa tercapai bila manajer mempunyai kepercayaan bahwa


orang lain dapat menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepada mereka.. Manajer
harus bisa mendelegasikan pekerjaan komunikasi kepada bawahannya.

d. Melatih petugas

Komunikator yang baik akan selalu melakukan latihan-latihan yang teratur dan
terencana dengan baik.Organisasi dianjurkan untuk memberikan pelatihan bagi
komunikator. Komunikator perlu meningkatkan dan memperlancar kemampuan
berbahasa dan ketrampilan presentasinya

3 Menangani Krisis Komunikasi

Dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya:

1. Penanganan Krisis Komunikasi

• Semakin besar tantangan atau risiko yang harus dihadapi, semakin tinggi tingkat
kemampuan atau ketrampilan yang dibutuhkan.
• Cara penanganan krisis disuatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan yang
lain.
• Krisis komunikasi dalam perusahaan dapat mempunyai pengaruh terhadap masa
depan produk maupun reputasi perusahaan.
• Penanganan Krisis Kominikasi
• Dua falsafah dalam krisis komunikasi
• Bersikap diam
• Katakan apa yang terjadi dan segera
Menurut para ahli public relation, menangani krisis komunikasi dengan
menjelaskan masalah dengan terbuka kepada publik dan karyawan, lalu mencari sumber
masalah dan berusaha mengendalikan.

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam krisis komunikasi

• Siapkan tim yang trampil dan cekatan dalam penanganan krisis


• Manajemen puncak harus segera bertindak
• Ciptakan pusat informasi sebagai representasi perusahaan yang bai
• Ceritakan kejadian secara menyeluruh, terbuka dan jujur.
• Tunjukan keseriusan perusahaan, tidak hanya dalam pernyataan tetapi juga
dalam tindakan nyata.

3. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi

Keterampilan komunikasi, kemampuan membaca, menulis, mendengar dan


berbicara sangat penting untuk dipelajari

Keterampilan khusus yang diperlukan dalam komunikasi bisnis:Membaca,


mendengarkan, membuat percakapannya menarik,wawancara,berdiskusi,presentasi
menulis surat, memo dan laporan

2.6 Pengelolaan Operasi

Pengelolaan Operasi K3 Dalam pengelolaan operasi manajemen K3, terdapat


beberapa persyaratan yang dapat dijadikan suatu rujukan, yaitu:

1. Persyaratan OHSAS 18001

Dalam persyaratan OHSAS 18001, disebutkan bahwa untuk pengelolaan


operasi/pengendalian operasi manajemen K3, beberapa yang harus dipenuhi antara lain:

1) Identifikasi keseluruhan operasi dan aktivitas yang terkait dengan risiko yang
diidentifikasikan.
2) Aktivitas tersebut harus dilakukan dalam kondisi yang ditetapkan, dengan:
a. Menetapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi untuk mengakomodasi
perbedaan/deviasi kebijakan dan sasaran K3.

b. Ketentuan kriteria operasi dalam prosedur.

c. Menetapkan dan memelihara prosedur terkait untuk resiko-resiko K3 yang


teridentifikasi.

d. Menetapkan dan memelihara prosedur untuk desain tempat kerja, proses instalasi,
mesin-mesin, prosedur operasi dan organisasi kerja.

2. Persyaratan Permaneker 05/MEN/1996

Untuk mengelola operasi yang disyaratkan dalam permenaker 05/MEN/1996,


beberapa yang harus diperhatikan antara lain:

1) Perancangan dan Rekayasa

Pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dalam proses rekayasa
harus dimulai sejak tahap perancangan dan perencanaan.

2) Tinjauan Ulang Kontrak

Pengadaan barang dan jasa yang melalui kontrak harus ditinjau ulang untuk
menjamin kemampuan perusahaan dalam memenuhi persyaratan K3 yang ditentukan.

3) Pembelian

Sistem pembelian banrang dan jasa beserta prosedur pemeliharaannya harus


terintegrasi dalam strategi penanganan pencegahan resiko kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.Dari persyaratan yang telah disebutkan sebelumnya, mekanisme pengelolaan dan
operasi dari manajemen K3 dapat digambarkan sebagai berikut:
2.7 Evaluasi

Evaluasi sistem manajemen k3 merupakan salah satu pelaksanaan untuk meninjau secara
teratur dan meningkatkan pelaksanaan SMK3 secara berkesinambungan dengan tujuan
meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen keseluruhan yang memuat stuktur organisasi, perencanaan, pertanggungjawaban,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan,
perencanaan, pengkajian dan pemeliharaan kesehatan kerja dalam kerangka risiko yang terkait
dengan pekerjaan kerja terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

3.2 Saran

Semua perusahaan wajib menyediakan perlindungan bagi para pekerjanya. Agar pekerja
bisa tenang saat melakukan pekerjaannya dan selalu tenang di lindungi. Jika ada perusahaan
yang tidak memberikan izin kepada pekerjanya meminta izin di laporkan kepada peserta yang
terkait agar segera mengikuti tindak lanjuti. Karen pekerja adalah sesuatu yang sangat penting
dalam proses menjalankannya perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai