Kelompok : I
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
B. TUJUAN.................................................................................................................. 3
Bahan ..................................................................................................................... 5
A. Hasil Penelitian........................................................................................................... 5
B. Pembahasan .............................................................................................................. 5
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 6
B. Saran ......................................................................................................................... 6
2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang
sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkatdan kualitas air untuk
keperluan domestik yang semakin turun. Kegiatan industri,domestik, dan kegiatan yang lain
berdampak negatif terhadap sumber daya air,menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi
ini menimbulkan gangguan,kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang
bergantung pada sumberdaya air. Oleh karena itu, pengolahan sumber daya air sangat penting
agardimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salahsatu
langkah pengelolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan interprestasidata kualitas air,
mencakup kualitas fisika, kimia, dan biologi.
B. TUJUAN
C. MANFAAT PRAKTIKUM
Manfaat dari praktikum ini adalah kita dapat mengetahui tingkat kualitas air selokan di
daerah sekitar tempat wisata pantai panjang Bengkulu. Kita juga dapat memahamilangkah-
langah untuk mengukur kualitas air di suatu perairan sehingga juga dapatdilakukan pada
area lainnya.
3
BAB II DASAR TEORI
Air limbah yang bersumber dari rumah tangga, menurut Notoatmodjo (2003)
dalam Angreni 2009, yaitu buangan yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada
umumnya air limbah terdiri dari excreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur
dan kamar mandi dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik. Air dikatakan
tercemar jika adanya penambahan makhluk hidup, energi atau komponen lainnya
baik sengaja maupun tidak, kedalam air baik oleh manusia ataupun proses alam yang
menyebabkan kualitas air turun sampai tingkat yang menyebabkan air tidak sesuai
peruntukannya.
Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi,
dari berbagai skala rumah tangga layaknya industri pertambangan, dan hasil
produksi lainnya. Limbah dianggap lebih banyak menghasilkan hal negatif
dibandingkan positif sehingga menjadi limbah yang mengganggu.
4
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 26 Oktober 2021 puku 09:12-10:53 WIB.
Bertempatan di Labolatorium Kesmas Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Bahan
Air Selokan ( Air Got )
A. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ditemukan Bakteri E. Coli pada air selokan
B. Pembahasan
Infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli) adalah infeksi yang dapat terjadi akibat air atau
makanan yang terkontaminasi bakteri tersebut, terutama sayuran mentah dan daging yang
tidak matang.
Bakteri E. coli sebenarnya adalah bakteri yang biasanya hidup di dalam usus manusia dan
hewan. Walau kebanyakan jenis Escherichia coli tidak berbahaya atau hanya menyebabkan
diare ringan, beberapa jenis tertentu yang dapat menyebabkan infeksi usus serius yang
mengakibatkan diare, sakit perut, dan demam.
jenis-jenis penyakit yang paling umum disebabkan oleh bakteri Escherichia coli:
infeksi saluran kemih,
infeksi enterik, dan
infeksi invasif.
5
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
pengolahan sumber daya air sangat penting untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan
dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salahsatu langkah pengelolaan yang dilakukan adalah
pemantauan dan interprestasidata kualitas air, mencakup kualitas fisika, kimia, dan biologi.
Dari hasil penelitian dimana sampel yang diambil dari air got ditemukan lah bakteri
jenis E.coli.
Infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli) adalah infeksi yang dapat terjadi akibat air
atau makanan yang terkontaminasi bakteri tersebut, terutama sayuran mentah dan daging
yang tidak matang. Bakteri E. coli sebenarnya adalah bakteri yang biasanya hidup di dalam
usus manusia dan hewan. Walau kebanyakan jenis Escherichia coli tidak berbahaya atau
hanya menyebabkan diare ringan, beberapa jenis tertentu yang dapat menyebabkan infeksi
usus serius yang mengakibatkan diare, sakit perut, dan demam.
jenis-jenis penyakit yang paling umum disebabkan oleh bakteri Escherichia coli:
• infeksi saluran kemih,
• infeksi enterik, dan
• nfeksi invasif.
B. Saran
Dari hasil pembahasan yang sudah di bahas sebelumnya, disini penelti akan memberikan
saran sekiranya dapat bermanfaat dan sebagai langkah awal untuk meningkatkan
penanggulangan pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah agar dapat
melaksanakan penanggulangan pencemaran yang lebih baik untuk kedepannya.
6
LAPORAN PRATIKUM
Disusun Oleh:
1. Pardoyo (2013201036)
2. Egi Diya Sapitri (2013201028)
3. Siska Mirda Surina (2013201008)
4. Jeni Ardianti (2013201009)
5. Reffky Achmad Allfaress (20130201012)
6. Zulva Suwantri Zara Vanlentine (2013201004)
7. Allensha Meza Reriscie (2013201014)
Dosen Pengampuh:
Nopia wati,SKM,.MKM
2021/2022
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan dan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini dengan tepat waktu. Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan yang diberikan oleh buk Nopia
wati,SKM,.MKM dengan topik Isi Usus Ayam.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan ini. Maka dari itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi terciptanya
kesempurnaan dalam laporan ini.
Semoga dengan disusunnya laporan ini dapat memberikan manfaat terutama dalam
menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai pembuatan laporan pratikum kami.
Terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Cacing secara alami sering ditemukan pada berbagai unggas liar maupun unggas peliharaan.
Pada unggas terdapat dua golongan utama cacing yaitu Nematoda (cacing gilig) dan Cestoda
(cacing pipih). Nematoda termasuk kelompok parasit yang terpenting pada unggas
sehubungan dengan kerusakan yang ditimbulkan.Kelompok cacing ini memiliki siklus hidup
langsung tanpa membutuhkan hospes intermediar. Nematoda disebut juga cacing gilig
karena bentuknya bulat, tidak bersegmen dan dilengkapi dengan kutikula
yang halus. Nematoda yang mempunyai siklus hidup langsung melewati 4 tahap
perkembangan sebelum dewasa.Nematoda dewasa yang hidup dalam tubuh unggas yang
terinfeksi akan menghasilkan telur yang dikeluarkan bersama feses. Didalam lingkungan,
jika telur berembrio ditelan oleh ayam maka telur akan menetas didalam proven triculus
hospes dan berkembang menjadi larva yang akan tumbuh menjadi cacing dewasa didalam
tubuh hospes.
supaya kita bias mengetahui cirri-ciri pada seseorang jika terkena cacingan dan
kita juga bias menghindari makanan yang terkontaminasi olah bakteri seperti cacing
karena mencegah lebih baik dari pada mengobati
BAB II
METODE PRATIKUM
2.1 WaktudanTempat
2.2 AlatdanBahan
Alat
Mikroskop
Pipettetes
Kacapreparat
Bahan
UsusAyam
lampiran dokumentasi:
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Morfologi Ascaridiagalli merupakan parasit besar yang umum terdapat di dalam usus
kecil berbagai unggas peliharaan maupun unggas liar.Penyebarannya luas diseluruh dunia.
Cacing Agalli merupakan cacing terbesar dalam kelas nematoda pada unggas.Tampilan cacing
dewasa adalah semitransparan, berukuran besar, dan berwarna putih kekuning-kuningan.Pada
bagian anterior terdapat sebuah mulut yang dilengkapi dengan tiga buah bibir, satu bibir terdapat
pada dorsal dan dua lainnyapada lateroventral. Pada kedua sisi terdapat sayap yang sempit dan
membentang sepanjang tubuh.Cacing jantan dewasa berukuran panjang 51 – 76 mm dan cacing
betina dewasa 72 – 116 mm. Cacing jantan memiliki preanal sucker dan dua specula berukuran
panjang 1 – 2,4 mm, sedangkan cacing betina memiliki vulva dipertengahan tubuh. Telur
Agalliber bentuk oval.
3.2 SiklusHidup
PENUTUP
Kesimpulan
Morfologi Ascaridiagalli merupakan parasit besar yang umum terdapat di dalam usus kecil
berbagai unggas peliharaan maupun unggas liar.Penyebarannya luas diseluruh dunia. Cacing
Agalli merupakan cacing terbesar dalam kelas nematoda pada unggas. Uji paparan telur
cacing pada sampel usus ayam yang telah dilakukan pada tanggal 16 oktober 2021 telah
berhasil dan juga telah mendapatkan bukti jika pada usus ayam itu terdapat cacing seperti
cacing gilig yang dapat hidup di dalam usus ayam.
DAFTAR PUSTAKA
AscariasispadaUnggas. http://www.vet-klinik.com/Perunggasan/ascariasis-pada-
unggas.html. [16 Juni 2009]
[Anonim]. 2009.Ascaridiagalli.http://www.damandiri.or.id/file/darmawiipbpbab2.pdf .
[16 Juni 2009]
[Anonim]. 2009. Coprologia Aus.www.veterinariavirtual.uab.es/.../coproaus.htm. [16
Juni 2009]
Nobel, Gland A dan Elmer R Nobel. 1989. ParasitologiBiologiParasitHewan, Edisike-5.
Yogjakarta: GadjahMada University Press8
https://www.scribd.com/document/27094011/Laporan-Praktikum-Mata-Kuliah
LAPORAN PRATIKUM
Disusun Oleh :
Pardoyo (2013201036)
Egidiya (2013201028)
KESEHATAN MASYARAKAT
2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan Hidayahnya dan Rahmat-Nya sehingga kami
mampu menyelesaikan penyusunan “MENGAMATI JENIS BAKTERI PADA AIR MINERAL”
tepat pada waktunya. Penyusunan Laporan pratikum sudah kami lakukan semaksimal mungkin
dengan dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk
itu kami pun tidak lupa mengucapkan terimaksih dari berbagai pihak yang sudah membantu
kami dalam rangka menyelesaikan modul ini. Tetapi tidak lepas dari semua ini, kami sadar
sepenuhnya bahwa dalam modul ini masih terdapat banyak kegunaan baik dari segi penyusunan
bahasa serta aspek-aspek lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-
luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi
meyempurnakan modul ini. Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dariLaporan pratikum
ini bisa bermanfaat dan juga besar keinganan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat sebagai permasalahan lainnya yang masih berhubungan pada laporan pratikum
berikutnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………….………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………..…………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………4
BAB II
DASAR TEORI………………………………………………………………………………......6
BAB III
METODE PRAKTIKUM………………………………………………………...….....................7
BAB IV
BAB V
PENUTUP…………………………………………………………………………………….…10
4.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………..……….…10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………11
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan yang esensial bagi manusia, membentuk tidak kurang dari 70%
komponen tubuh manusia, yang menunjukan signifikannya peran air bagi manusia. Kekurangan
cairan bisa berdampak buruk bagi manusia, mulai dari kehilangan fungsi kognitif secara
sementara hingga secara permanen, bahkan kematian.Manusia memiliki sebuah mekanisme
untuk melepaskan cairan dalam tubuhnya melalui fungsi ekskresi. Untuk mengimbanginya,
dibutuhkan intake cairan yang memadai untuk menyeimbangkan cairan yang dikeluarkan
tubuh.Mengingat betapa esensialnya air bagi manusia, air minum yang dikonsumsi harus
memiliki standar yang ditentukan. Sehingga air minum yang dikonsumsi tidak menjadi sarana
penyebaran penyakit infeksi.
Air minum yang sehat memiliki beberapa kriteria, secara makroskopis antara lain tidak
berbau, tidak berwarna, tidak berasa. Serta dalam aspek yang lebih rinci, kriteria air minum
dinilai dari aspek fisika, kimiawi ,radioaktif, dan mikrobiologis.Untuk mendapatkan air yang
bisa untuk diminum adalah hal yang berbeda.
Di Indonesia, air yang didapat lewat air sumur atau PAM masih harus diproses terlebih
dahulu sebelum bisa diminum, seperti direbus terlebih dahulu. Air minum dalam kemasan juga
dapat menjadi pilihan bagi masyarakat.Hubungan antara kandungan mikrobiologi dalam air
minum terhadap insidensi diare akut akibat infeksi cukup tinggi, karena, air minum yang
dikonsumsi akan melewati sistem pencernaan yang bisa menyebabkan seseorang terjangkit diare
akut maupun kronis. Merujuk pada Liebelt, 5% kunjungan pasien ke bagian pediatri diakibatkan
oleh diare akut akibat infeksi.Tidak semua diare selalu berhubungan dengan infeksi, namun kita
tidak bisa mengesampingkan kemungkinan adanya bakteri patogen yang masuk melalui saluran
pencernaan yang diakibatkan dari air minum yang terkontaminasi bakteri. Air yang diminum
dapat tercemar oleh bakteri patogen bagi manusia
Data dari UNICEF menyatakan bahwa pada pada tahun 2012, dari 130.000 kematian
BALITA di Indonesia, 25% dari jumlah tersebut disebabkan oleh diare yang tidak ditangani
dengan baik. Menghindari minuman yang kurang higienis bisa menjadi sebuah langkah preventif
yang efektif untuk menghindari penyakit diare. Bakteri yang diutamakan dalam setiap guideline
dan KEMENKES sendiri adalah bakteri Eschericia coli dan coliform, karena bakteri ini mampu
menginvasi usus manusia dan menyebabkan malabsorpsi, diare dan disentri. Sesuai dengan
standar yang diterapkan oleh WHO dan KEMENKES, setiap 100 ml sampel air minum yang
diperiksa, kadar maksimal bakteri total coliform dan Eschericia coli dalam sampel tersebut
adalah nol.
1.2 Pembatasan Masalah
Agar pembatasan masalah dalam praktikum ini memiliki ruang lingkup yang jelas maka
2. Bagaimana cara mengidentifisasi sampel air yang mengandung bakteri atau tidak?
2. Mengetahui cara mengidentifisasi sampel air kemasan dan air got yang mengandung
BAB II
DASAR TEORI
Air Mineral
Air mineral adalah air yang mengandung mineral atau bahan-bahan larut lain yang mengubah
rasa atau memberi nilai-nilai terapi. Banyak kandungan Garam, sulfur, dan gas-gas yang larut di
dalam air ini. Air mineral biasanya masih memiliki buih. Air mineral bersumber dari mata air
Bakteri
Bakteri adalah kelompok mikroorganisme bersel satu yang diklasifikasikan pada tingkat domain.
Bersama dengan domain Archaea, bakteri digolongkan sebagai prokariota. Sel bakteri memiliki
bentuk tertentu, misalnya menyerupai bola, batang, atau spiral, yang biasanya berukuran
beberapa mikrometer dan juga Bakteri ialah mikroorganisme bersel satu yang dapat hidup di
berbagai tempat dan keadaan. Beberapa bakteri bahkan bisa bertahan hidup di cuaca yang sangat
dingin atau panas ekstrem sekalipun. Tidak hanya itu, di dalam tubuh manusia juga terdapat
banyak bakteri.
BAB III
METODE PRATIKUM
Pratikum uji bakteri pada air mineral ini kami lakukan pada :
Hari : selasa, 26 Oktober 2021
Tempat : Laboratorium Kesmas, Gedung Fikes. Kampus 4
Alat
1. Mikroskop
2. Pipet tetes
3. Kaca preparat
Bahan
1. Air mineral
BAB IV
Spirosera adalah bakteri yang bentuknya berupa spiral dengan tekstur halus dan lentur. Contoh
bakteri dengan bentuk ini adalah tremponema pallidum alias bakteri penyebab penyakit sifilis.
Leptospirosis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi bakteri siproseta. Bakteri tersebut
dapat masuk ke tubuh manusia dan menyebabkan berbagai keluhan melalui urin hewan yang
terinfeksi, terutama tikus.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat bakteri
cilliate, ballitidium coli, pada air mineral yang walaupun terlihat bersih, dan juga terdapat bakteri
siproseta, leptospirosi terhadap air limbah dan dari bakteri itupun dapat menyebabkan terjadinya
penyakit pada tubuh manusia jadi, ada baiknya kita berhati – hati dalam mengkonsumsi air
walaupun air itu terlihat bersih karena kita tidak tahu ada bakteri jahat yang terkandung dalam air
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro,D.1998.Dasar-dasar mikrobiologi.Malang.Djambata
Kelompok : I
3. Pardoyo ( 2013201036 )
7. Egydiya (2013201028)
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG................................................................................................... 3
B. TUJUAN.................................................................................................................. 3
Bahan ..................................................................................................................... 5
A. Hasil Penelitian........................................................................................................... 5
B. Pembahasan .............................................................................................................. 5
A. Kesimpulan
................................................................................................................ 6
B. Saran
.........................................................................................................................6
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daging merupakan salah satu sumber protein terbesar yang akan mengalami proses pengolahan
sebelum dikonsumsi. Disamping meningkatkan nilai tambah, pengolahan terhadap daging juga
dapat memperpanjang masa simpan, meningkatkan penerimaan terhadap produk dan
menganekaragamkan produk olahan komoditi daging. Daging ayam merupakan salah satu jenis
daging yang dapat diolah menjadi bakso, sosis, abon, dendeng maupun daging panggang.
Pengolahan daging ayam yang melibatkan kenaikan suhu dapat meningkatklan atau bahkan
menurunkan nilai gizi yang dikandungnya. Di Indonesia, bakso merupakan makanan populer.
Hal ini dikarenakan, harga dan macam bakso bervariasi dan mampu memenuhi selera dan daya
beli berbagai lapisan masyarakat (Hermanianto dan Andayani, 2002). Bakso daging ayam
merupakan produk makanan berbentuk bulat yang diperoleh dari campuran daging ayam (kadar
daging minimal 50%) dan tapioka, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan yang
diizinkan seperti garam, merica, dan STPP. Melalui uraian di atas, dapat diketahui bahwa
pelatihan dan pembelajaran mengenai pembuatan produk olahan bakso dari daging ayam dengan
bahan pengisi tapioka dan bahan tambahan STPP perlu untuk dilakukan. Hal ini bertujuan agar
kita mengetahui pengaruh penambahan bahan terhadap karakteristik fisik produk bakso ayam.
Tujuan dilakukan praktikum ini yaitu untuk mempelajari pengaruh perbedaan kadar bahan
terhadap karakteristik fisik (warna, tekstur, dan penampang irisan) pada bakso.
1.3 Manfaat
Manfaat dari pratikum ini adalah kita dapat mengetahui ada apa tidaknya bahan kimia yang
terkandung dalam bakso atau makanan yang kita teliti tersebut, contohnya bahan kimia seperti
boraks yang biasanya ada di dalam bakso sebagai bahan pengenyal, maka dari kita itu bisa
memahami cara untuk mengetahui ada apa tidaknya bahan kimia yang terdapat pada makanan
yang sering kita konsumsi sehari-hari.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami, bukan
merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk bahan pangan dan untuk memperbaiki karakter pangan agar
memiliki kualitas yang meningkat. Peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang
keamanan, mutu, dan gizi pangan pada bab 1 pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan
bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan atau produk pangan.
Zat adiktif makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan
makanan untuk meningkatkan mutu atau bahan yang ditambahkan pada makanan ataupun
minuman pada waktu proses atau pembuatannya dan terdapat pada hasil akhirnya Pemakaian
BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang aman merupakan pertimbangan yag penting. Jumlah BTP
(Bahan Tambahan Pangan) yang diizinkan untuk digunakan dalam pangan harus merupakan
kebutuhan minimum untuk mendapatan pegaruh yang dikehendaki. Pada prinsipnya konsumen
harus diberi informasi adanya bahan tambahan pangan (BTP) dalam bahan baku makanan.
Pernyataan yang tertera atau etiket harus diberikan informasi adanya BT (Bahan Tambahan
Pangan) kepada konsumen. Hal ini merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai
tujuan tersebut.
2.2 Boraks
Boraks (Na2B4O7.10 H2O) adalah kristal putih yang dapat larut dalam air dingin membentuk
natrium hidroksida dan asam borat. Boraks mudah larut dalam air dan tidak berbau serta
memiliki pH 9,5. Boraks maupun asam borat sebenarnya digunakan dalam industri non pangan
karena memiliki sifat antiseptik dan biasa digunakan dalam industri farmasi sebagai ramuan obat
seperti salep, bedak, obat pencuci mata, obat oles mulut, solder, bahan pembersih, pengawet
kayu, antiseptik, dan pengontrol kecoa. Asam borat atau boraks (boric acid) merupakan zat
pengawet berbahaya yang tidak diizinkan digunakan sebagai campuran bahan makanan, boraks
dalam air berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat. Senyawa-senyawa asam borat ini
mempunyai sifat-sifat kimia sebagai berikut : jarak lebur sekitar 171o C. Larut dalam 18 bagian
air dingin, 4 bagian air mendidih, 5 bagian gliserol 85%, dan tidak larut dalam eter. Kelarutan
dalam air bertambah dengan penambahan asam klorida, asam sitrat atau asam tartrat. Mudah
menguap dengan pemanasan dan kehilangan satu molekul airnya pada suhu 1000 C yang secara
perlahan berubah menjad asam metaborat (HBO2). Asam borat merupakan asam lemah dengan
garam alkalinya bersifat basa, mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk serbuk halus kristal
transparan atau granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis .
Pengaruhnya terhadap organ tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh,
boraks merupakan racun bagi semua sel. Kadar tertinggi tercapai pada waktu diekstraksi maka
ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain. Dosis
tertinggi yaitu 10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan 5 gr/kg berat badan anak-anak.
2.3 Penyalahgunaan Boraks pada Makanan
Boraks meskipun bukan pengawet makanan sering pula digunakan sebagai pengawet makanan,
selain sebagai pengawet, bahan ini berfungsi pula mengenyalkan makanan. Makanan yang sering
ditambahakan boraks diantaranya adalah bakso, sosis, nugget, mie, kerupuk dan lontong. Bakso
yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan-kekenyalan bakso khas yang berbeda dari bakso
yang menggunakan banyak daging. Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan
mengembang dan empuk, tekstur bagus dan renyah. Ikan basah yang tidak rusak selama 3 hari
pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat
khas formalin. Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari 3
hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin. Mie
basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar 25°C, berbau menyengat, kenyal, tidak
lengket, dan agak mengkilap .
BAB III METODE PRAKTIKUM
Praktikum uji boraks pada sampel bahan pangan ini kami lakukan pada :
Alat
gelas ukur
cawan penguap
alu
kawat kasa
kaki tiga
pipet tetes
mortar
sendok besi
sendok pengaduk
Bahan
Bakso sapi
etanol
aquades
Kunyit
Adapun pembahasan dalam laporan praktikum uji boraks pada sampel bahan pangan ini adalah
sebagai berikut :
Pada praktikum uji boraks pada sampel bahan pangan kali uji dilakukan dua uji. Uji yang
pertama dilakukan dengan penguji alami yaitu kunyiit, uji yang kedua dilakukan dengan penguji
bahan kimia. Percobaan ini menggunakan sampel antara lain adalah bakso sapi.
Pada percobaan pertama, sampel dilumatkan terlebih dahula dengan mortar agar memudahkan
pengujian, sertas dan terindikasi dengan baik. Bahan yang digunakan sebagai indikator pada uji
ini adalah kunyit. Kunyit yang digunakan terlebih dahulu sudah digerus dan diambil ekstraknya.
Sebelum menguji boraks pada sampel, terlebih dahulu lakukan standarisasi indikator dengan
menambahkan larutan boraks dengan indikator yang berasal dari kunyit. Hasil standarisasi ini
menghasilkan warna merah kecoklatan. Selanjutkan dilakukan uji boraks pada sampel bahan
makanan. Hasil yang didapat dari uji ini adalah negatif. Karena tidak ada satupun dari sampel
yang memberikan warna merah kecoklatan. Pada percobaan kedua, sampel bahan makanan
sebanyak 20 gr dilumatkan lalu diberi perlakuan sesuai dengan prosedur. Setelah diuapkan
dengan penangas ketiga sampel dinyatakan negatif karen tidak ada yang memberikan warna
merah ceri. Sisa pengendapan masing-masing sampelpun tidak ada yang memberikan warna
hijau kehitaman setelah ditambahkan NH4OH 2N.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Bahan makanan yang mengandung boraks akan lebih kenyal dari biasanya, selain itu
makanan tidak mudah rusak dan busuk.
2. Apabila sampel yang mengandung boraks diuji dengan menggunakan kunyit maka akan
menghasilkan warna merah kecoklatan.
3. Sampel bahan pangan (bakso sapi) yang diuji dinyatakn negatif mengandung boraks.
LAPORAN PRAKTIKUM
PENYARINGAN AIR
“PASIR SILIKA”
Kelompok I
3. Pardoyo ( 2013201036 )
7. Egydiya (2013201028)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Nopia Wati, SKM., MKM pada
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Penyaringan air sederhana bagi
para pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Nopia Wati,
SKM., MKM selaku guru bidang AKL yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan saya terhadap Penyaringan air ini. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
Terima kasih
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................ 3
A. Kesimpulan ..................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Konsep Pembuatan Alat Penjernih Air Sederhana Media Pasir Silika
Cara-cara manusia untuk mendapatkan air bersih melalui proses pembuatan alat
penyaringan atau penjernihan air. Ada beberapa cara menjernihkan/ menyaring untuk
mendapatkan air yang layak digunakan manusia. Cara tersebut bersifat mekanik ataupun kimiawi
tergantung kondisi air kita disini akan membahas tentang Sistem penjernihan dan penyaringan
denganmemperlambat aliran.Sistem ini menggunakan bahan penyaring, seperti sabut , batu-batu,
arang aktif, busa . Air yang melewati penyaring tersebut akan tersaring sehingga menghasilkan
air yang jernih.
Adapun kegunaan dari bahan-bahan tersebut ialah Serabut, karena tersebut dapat
menyerapendapan-endapan air yang membuat warna air jadi keruh.dan kita bisa meliha
tendapan-endapan tersebut yang menempel pada kapas berupa warna endapan atau airkotor
tersebut. Lalu batu-batu atau kerikil,krikil disini berfungsi untuk menyaring material-material
yangberukuran besar contoh : daun-daun yang berada di sungai,lumut,ganggang dll. Dan yang
terakhir Pasir Silika berfungsi untuk Menyaring/menghilangkan bau, warna,zat pencemar dalam
air, sebagai pelindung dan penukaran resin dalam alat/penyulingan air.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penyaringan atau filtrasi terhadap air dapat dilakukan melalui proses alami
maupun buatan. Tujuannya adalah untuk memurnikannya. Meskipun tidak ada cara yang
benar-benar mampu menyaring karena kuman lebih kecil dari pori-pori pada sistem
filtrasi/penyaringan terbaik sekali pun, setidaknya teknik atau cara yang di bahas dalam
makalah ini dapat menjadi cara alternatif yang digunakan untuk menghasilkan air yang lebih
memenuhi syarat untuk diminum maupun digunakan dalam kehidupan sehari – hari.
3.2. Saran
Adapun saran yang bisa disampaikan di karya ilmiah ini, yaitu hendaknya
masyarakat peduli terhadap lingkungan supaya tidak terjadinya banjir. Oleh karena itu,
kesulitan untuk memperoleh air bersih tidak pernah dialami. Apabila ada yang mengalami
kesulitan memperoleh air bersih, maka penjernihan air dapat dilakukan melalui teknologi
sederhana.