Anda di halaman 1dari 11

PENCEMARAN LINGKUNGAN DI

KAWASAN PERTAMBANGAN
PT. TITAN,
PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR
LATAR BELAKANG

MEMILIKI SUMBER SALAH


DAYA
INDONESIA
SATUNYA BATUBARA
ALAM

DIKELOLA

SISI POSITIF

MEMPUNYAI
PENCEMARAN PERTAMBANGAN
AIR
UDARA
TANAH SISI NEGATIF
RUMUSAN MASALAH

• BAGAIMANA DAMPAK LAHAN


PENAMBANGAN TERHADAP
LINGKUNGAN ?
• APA SAJA USAHA – USAHA YANG DAPAT
MENGURANGI DAMPAK LAHAN
PERTAMBANGAN TERHADAP
LINGKUNGAN ?
TUJUAN

• MENGETAHUI DAMPAK LAHAN


PENAMBANGAN BATUBARA TERHADAP
LINGKUNGAN
• MENGETAHUI USAHA – USAHA YANG
DAPAT MENGURANGI DAMPAK LAHAN
PERTAMBANGAN PADA LINGKUNGAN
KAJIAN TEORI

• PENGERTIAN BATUBARA
Batu bara adalah jenis batuan sedimen, dengan kandungan karbon sebagai mineral utama dan juga hidrogen,
belerang serta oksigen dalam mineral sekundernya. Tingginya kandungan senyawa ini membuat batu bara
mudah terbakar. Batu bara ini merupakan batuan fosil yang telah terbentuk secara alami lebih dari 340 juta
tahun yang lalu.
• JENIS – JENIS BATUBARA
- Gambut/ Peat
Golongan ini sebenarnya termasuk jenis batubara, tapi merupakan bahan bakar
- Lignit
Lignit sering disebut juga brown-coal, golongan ini sudah memperlihatkan proses selanjutnya
berupa struktur kekar dan gejala pelapisan.
- Subbituminous/ Bitumen Menengah
Golongan ini memperlihatkan ciri-ciri tertentu yaitu warna yang kehitam-hitaman dan sudah
mengandung lilin.
- Antrasit
Golongan ini berwarna hitam, keras, kilap tinggi, dan pecahannya memperlihatkan pecahan
chocoidal.
DAMPAK PENAMBANGAN BATUBARA
BAGI LINGKUNGAN

Dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan


pertambangan adalah masalah lingkungan dan dapat
diuraikan sebagai berikut :
Pertama, usaha pertambangan dapat menimbulkan
berbagai macam gangguan antara lain: pemcemaran
akibat debu dan asap yang mengotori udara dan air,
limbah air, tailing serta buangan tambang yang
mengandung zat-zat beracun. Gangguan berupa suara
bising dari alat berat, suara ledakan eksplosive (bahan
peledak) dan gangguan lainnya.
DAMPAK PENAMBANGAN BATUBARA
BAGI LINGKUNGAN

Kedua, pertambangan yang dilakukan tanpa mengindahkan


keselamatan kerja dan kondisi geologi lapangan, dapat
menimbulkan tanah longsor, ledakan tambang, keruntuhan
tambang dan gempa.
Seperti halnya aktivitas pertambangan lain di indonesia
pertambangan batubara juga telah menimbulkan dampak
kerusakan lingkungan hidup yang cukup besar baik itu air,
udara, tanah dan hutan.
Penambangan batubara menyebabkan pencemaran antara lain :
PENCEMARAN AIR AKIBAT
PERTAMBANGAN
Permukaan batubara yang mengandung besi sulfide berinteraksi
dengan air menghasilkan asam sulfat yang tinggi sehingga
terbunuhnya ikan – ikan di sungai, tumbuhan, dan biota air yang
sensitif terhadap perubahan PH yang drastis.
Batubara yang mengandung urantum dalam konsentrasi rendah
torium, dan isotof radioaktif yang terbentuk secara alami yang jika
dibuang akan mengakibatkan kontaminasi radioaktif. Meskipun
senyawa – senyawa ini terkandung dalam konsentrasi rendah namun
akan memberi dampak signifikan jika dibuang ke lingkungan dalam
jumlah yang besar. Emisi merkuri ke lingkungan terkonsentrasi karena
terus menerus berpindah melalui rantai makanan dan dikonversi
menjadi metilmerkuri, yang merupakan senyawa berbahaya dan
membahayakan manusia. Terutama mengonsumsi ikan dari air yang
terkontaminasi merkuri.
PENCEMARAN UDARA AKIBAT
PERTAMBANGAN

Polusi atau pencemaran udara yang kronis


sangat berbahaya bagi kesehatan. Menurut
logika udara kotor pasti mempengaruhi kerja
paru – paru. Peranan polutan ikut andil dalam
merangsang penyakit pernafasan seperti
influenza, bronchitis, dan pneunomia serta
penyakit kronis seperti asma dan bronchitis
kronis.
PENCEMARAN TANAH AKIBAT
PERTAMBANGAN

Penambangan batubara dapat merusak vegetas


yang ada, menghancurkan profil tanah genetic,
menghancurkan satwa liar dan habitatnya,
degadrasi kualitas udara, mengubah
pemanfaatan lahan. Bekas tambang tak saja
merusak lingkungan karena mengikis lapisan
tanah tapi saat kemarau datang tanah bekas itu
pun retak – retak.
SISI POSITIF PENAMBANGAN
BATU BARA

Disamping itu penambangan batubara juga


menghasilkan gas metana, gas ini mempunyai
potensi sebagai gas rumah kaca. Kontribusi gas
metana yang diakibatkan oleh aktivitas manusia,
memberikan kontribusi sebesar 10,5% pada
emisi gas rumah kaca.

Anda mungkin juga menyukai