ABSTRAK
Penambangan emas skala mikro merupakan kegiatan ekstraksi mineral yang dilakukan
oleh individu atau kelompok kecil dengan menggunakan peralatan sederhana. Meskipun
skala mikro, kegiatan ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitar. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis dampak penambangan emas
skala mikro dari aspek lingkungan. Dalam konteks lingkungan, penambangan emas skala
mikro dapat menyebabkan deforestasi, degradasi tanah, dan pencemaran air karena
penggunaan bahan kimia seperti merkuri dan sianida dalam proses ekstraksi emas. Dampak
tersebut dapat merugikan ekosistem lokal dan mengancam keberlanjutan sumber daya
alam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambangan emas skala mikro dapat
menyebabkan degradasi lahan yang signifikan akibat penggalian tanah dan penumpukan
material sisa tambang. Pencemaran air juga menjadi perhatian serius karena penggunaan
merkuri dan bahan kimia lainnya dalam proses penambangan, yang dapat merusak kualitas
air dan mengancam keberlanjutan ekosistem akuatik. Selain itu, emisi debu dan gas
beracun selama proses penambangan dapat menyebabkan pencemaran udara yang
merugikan kesehatan manusia dan lingkungan. Dampak ekologis yang dihasilkan oleh
penambangan emas skala mikro ini dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati lokal dan
mengancam kelangsungan hidup spesies-spesies tertentu. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya mitigasi dan pengelolaan yang lebih efektif untuk meminimalkan dampak negatif
ini. Peningkatan kesadaran masyarakat, penerapan teknologi ramah lingkungan, serta
regulasi yang ketat dapat menjadi langkah-langkah kunci untuk menjaga keseimbangan
antara kegiatan penambangan emas skala mikro dan pelestarian lingkungan. Dengan
demikian, tulisan ini memberikan wawasan penting untuk mendukung pengembangan
praktik penambangan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab secara lingkungan.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Penambangan emas skala mikro, meskipun terjadi dalam dimensi yang terbatas,
merupakan kegiatan ekstraksi mineral yang dapat memberikan dampak serius terhadap
lingkungan. Keberlanjutan penambangan emas skala mikro menjadi isu penting karena
aktivitas ini tidak hanya memengaruhi lahan tempat penambangan itu sendiri, tetapi juga
menciptakan dampak yang dapat merambah ke ekosistem sekitarnya. Dalam konteks ini,
penelitian ini akan mengeksplorasi dampak penambangan emas skala mikro pada
lingkungan, dengan fokus pada aspek-aspek kritis seperti degradasi lahan, pencemaran air,
pencemaran udara, dan konsekuensi terhadap keanekaragaman hayati.
Penambangan emas skala mikro biasanya dilakukan oleh individu atau kelompok kecil
dengan sumber daya terbatas, yang sering kali terbuka terhadap risiko lingkungan yang
lebih besar. Meskipun terkadang dianggap sebagai alternatif ekonomi bagi komunitas
lokal, perlu ditekankan bahwa dampak lingkungan yang dihasilkan oleh kegiatan ini dapat
bersifat jangka panjang dan merugikan, baik bagi lingkungan alam maupun bagi
masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam tersebut.
Dalam konteks ini, pemahaman menyeluruh tentang dampak penambangan emas skala
mikro pada lingkungan menjadi esensial untuk merancang kebijakan dan praktik yang
berkelanjutan. Melalui eksplorasi mendalam terhadap dampak destruktif yang mungkin
terjadi, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi pada upaya mitigasi dan
pengelolaan yang lebih efektif, sekaligus merangsang kesadaran akan pentingnya
melibatkan komunitas, pemerintah, dan pelaku industri dalam mendukung praktik
penambangan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat
membuka jalan menuju peningkatan kesadaran dan tindakan kolektif untuk melindungi
lingkungan dari dampak negatif penambangan emas skala mikro.
B. KAJIAN TEORITIS
Penambangan emas skala mikro seringkali melibatkan penggalian tanah secara manual
atau menggunakan peralatan sederhana. Praktik ini dapat menyebabkan degradasi lahan
yang signifikan, termasuk erosi tanah, hilangnya lapisan tanah subur, dan perubahan
topografi. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa degradasi lahan dapat merugikan
fungsi ekosistem alami, mengancam keberlanjutan pertanian, dan memicu risiko longsor
tanah.
Penggunaan bahan kimia seperti merkuri dan sianida dalam proses penambangan emas
skala mikro dapat menciptakan pencemaran air yang serius. Merkuri, yang umumnya
digunakan untuk membentuk amalgam dengan emas, dapat berakumulasi di lingkungan air
dan memasuki rantai makanan. Sianida, yang digunakan dalam proses pemisahan emas
dari bijih, dapat menyebabkan keracunan air dan merugikan kehidupan akuatik.
Proses penambangan emas, terutama penggunaan alat mekanis dan penggalian, dapat
menghasilkan emisi debu dan gas beracun ke udara. Partikel-partikel ini dapat mencemari
udara sekitar tambang dan berdampak negatif pada kesehatan masyarakat. Studi
epidemiologis menunjukkan bahwa paparan terhadap partikel-partikel berbahaya ini dapat
meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan kesehatan manusia secara umum.
Lingkungan sekitar penambangan emas skala mikro sering kali merupakan habitat alami
bagi berbagai spesies. Penggalian tanah dan perubahan lahan dapat mengakibatkan
hilangnya habitat dan migrasi paksa bagi fauna lokal. Keanekaragaman hayati dapat
terancam, terutama spesies-spesies yang rentan terhadap perubahan lingkungan.
C. METOLOGI PENELITIAN
1. Tanah
Tidak hanya air yang tercemar, tetapi juga tanah yang tercemar oleh pertambangan.
Artinya, adanya lubang-lubang besar yang tidak bisa ditutup kembali menciptakan
genangan air dengan tingkat keasaman yang sangat tinggi. Genangan air mengandung
bahan kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg, dan Pb. Fe dan Mn bersifat racun bagi tanaman
dalam jumlah besar dan menghambat pertumbuhan tanaman secara normal. SO4
mempengaruhi kesuburan tanah dan pH tanah. Tanaman kemudian mati karena
kontaminasi tanah
2. Tanah longsor
Penambang Tanah atau material hasil galian tidak melakukan upaya reklamasi atau
reboisasi di areal pertambangan, tetapi meninggalkan areal pertambangan secara damai dan
pindah ke areal baru.
4. Erosi tanah
Area penggalian yang ditinggalkan dapat mengalami erosi yang dipercepat karena
kurangnya tutupan vegetasi. Sebuah sungai kecil di dekat lokasi penambangan juga telah
tergerus di kiri dan kanan tebing.
Berdasarkan uraian pada bagian-bagian di atas, jelas bahwa kegiatan penambangan emas
mikro yang merusak dan merajalela telah berdampak signifikan tidak hanya pada
kelestarian ekosistem lingkungan, tetapi juga pada mata pencaharian masyarakat yang
tinggal di sekitar pertambangan, bahwa ada ini termasuk risiko kecelakaan, penambangan,
dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh pencemaran tanah dan air dengan bahan
kimia berbahaya. Untuk mengoptimalkan upaya pemberantasan kegiatan penambangan
emas skala mikro, maka dapat dilakukan tindakan pidana, antara lain dengan memberikan
sanksi pidana kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan penambangan emas ilegal,
sesuai dengan ketentuan yang ada dalam undang-undang, dan oleh pemerintah.
Memperkuat upaya memfasilitasi, memantau dan mengelola pengelolaan kegiatan
pertambangan, mengubah pola piker masyarakat dalam melakukan kegiatan pertambangan
melalui program kemitraan usaha dengan perusahaan pemegang izin perusahaan
pertambangan, dan meningkatkan kesadaran lingkungan kesehatan.
Kegiatan pertambangan emas skala mikro sebagai salah satu pemanfaatan sumber daya
alam pada dasarnya merupakan bagian dari pelaksanaan pembangunan perekonomian yang
pada hakekatnya mengacu pada tujuan pembangunan nasional, yakni peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi pertambangan merupakan kegitan yang sangat
rentan terhadap resiko pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, sehingga pemerintah
sebagai konsekuensi dari Hak Menguasai Negara atas Sumber Daya Alam wajib
menyelenggaraan fungsi mengatur, mengurus dan mengawasi terhadap pengelolaan
sumber daya alam.
B. SARAN
2. Sesuai dengan prinsip perlu kiranya adanya penelitian lanjutan berkenaan dengan
pemenuhan hak-hak warga negara, khususnya hak atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat yang telah dilanggar akibat kegiatan pertambangan emas skala mikro.