Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL PENAMBANGAN EMAS SKALA MIKRO

DAMPAK LIMBAH PENAMBANGAN EMAS SKALA


MIKRO PADA LINGKUNGAN
The imoact of micro – scale gold mining waste on the environment

Sania Aurelia Hutasoit1, Mutia Ananda2, Iyes Rani Simanullang3.


a
Program Studi S1 Teknik Pertambangan, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik,
Universitas Palangka Raya, Jalan H. Timang Palangka Raya (73111) Kalimantan Tengah

ABSTRAK

Penambangan emas skala mikro merupakan kegiatan ekstraksi mineral yang dilakukan
oleh individu atau kelompok kecil dengan menggunakan peralatan sederhana. Meskipun
skala mikro, kegiatan ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitar. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis dampak penambangan emas
skala mikro dari aspek lingkungan. Dalam konteks lingkungan, penambangan emas skala
mikro dapat menyebabkan deforestasi, degradasi tanah, dan pencemaran air karena
penggunaan bahan kimia seperti merkuri dan sianida dalam proses ekstraksi emas. Dampak
tersebut dapat merugikan ekosistem lokal dan mengancam keberlanjutan sumber daya
alam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambangan emas skala mikro dapat
menyebabkan degradasi lahan yang signifikan akibat penggalian tanah dan penumpukan
material sisa tambang. Pencemaran air juga menjadi perhatian serius karena penggunaan
merkuri dan bahan kimia lainnya dalam proses penambangan, yang dapat merusak kualitas
air dan mengancam keberlanjutan ekosistem akuatik. Selain itu, emisi debu dan gas
beracun selama proses penambangan dapat menyebabkan pencemaran udara yang
merugikan kesehatan manusia dan lingkungan. Dampak ekologis yang dihasilkan oleh
penambangan emas skala mikro ini dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati lokal dan
mengancam kelangsungan hidup spesies-spesies tertentu. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya mitigasi dan pengelolaan yang lebih efektif untuk meminimalkan dampak negatif
ini. Peningkatan kesadaran masyarakat, penerapan teknologi ramah lingkungan, serta
regulasi yang ketat dapat menjadi langkah-langkah kunci untuk menjaga keseimbangan
antara kegiatan penambangan emas skala mikro dan pelestarian lingkungan. Dengan
demikian, tulisan ini memberikan wawasan penting untuk mendukung pengembangan
praktik penambangan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab secara lingkungan.

Kata Kunci: Pertambangan, lingkungan hidup, kerusakan lingkungan, dampak negatif

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sania Aurelia Hutasoit-1, Mutia Ananda -2, Iyes Rani Simanullang-3 │1


Jurnal Pengantar Pertambangan MINERBA (PEPERTMIN)

Penambangan emas skala mikro, meskipun terjadi dalam dimensi yang terbatas,
merupakan kegiatan ekstraksi mineral yang dapat memberikan dampak serius terhadap
lingkungan. Keberlanjutan penambangan emas skala mikro menjadi isu penting karena
aktivitas ini tidak hanya memengaruhi lahan tempat penambangan itu sendiri, tetapi juga
menciptakan dampak yang dapat merambah ke ekosistem sekitarnya. Dalam konteks ini,
penelitian ini akan mengeksplorasi dampak penambangan emas skala mikro pada
lingkungan, dengan fokus pada aspek-aspek kritis seperti degradasi lahan, pencemaran air,
pencemaran udara, dan konsekuensi terhadap keanekaragaman hayati.

Penambangan emas skala mikro biasanya dilakukan oleh individu atau kelompok kecil
dengan sumber daya terbatas, yang sering kali terbuka terhadap risiko lingkungan yang
lebih besar. Meskipun terkadang dianggap sebagai alternatif ekonomi bagi komunitas
lokal, perlu ditekankan bahwa dampak lingkungan yang dihasilkan oleh kegiatan ini dapat
bersifat jangka panjang dan merugikan, baik bagi lingkungan alam maupun bagi
masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam tersebut.

Dalam konteks ini, pemahaman menyeluruh tentang dampak penambangan emas skala
mikro pada lingkungan menjadi esensial untuk merancang kebijakan dan praktik yang
berkelanjutan. Melalui eksplorasi mendalam terhadap dampak destruktif yang mungkin
terjadi, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi pada upaya mitigasi dan
pengelolaan yang lebih efektif, sekaligus merangsang kesadaran akan pentingnya
melibatkan komunitas, pemerintah, dan pelaku industri dalam mendukung praktik
penambangan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat
membuka jalan menuju peningkatan kesadaran dan tindakan kolektif untuk melindungi
lingkungan dari dampak negatif penambangan emas skala mikro.

B. KAJIAN TEORITIS

1. Dampak Dekstruktif terhadap Lahan

Penambangan emas skala mikro seringkali melibatkan penggalian tanah secara manual
atau menggunakan peralatan sederhana. Praktik ini dapat menyebabkan degradasi lahan
yang signifikan, termasuk erosi tanah, hilangnya lapisan tanah subur, dan perubahan
topografi. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa degradasi lahan dapat merugikan
fungsi ekosistem alami, mengancam keberlanjutan pertanian, dan memicu risiko longsor
tanah.

2. Pencemaran Air oleh Bahan Kimia

Penggunaan bahan kimia seperti merkuri dan sianida dalam proses penambangan emas
skala mikro dapat menciptakan pencemaran air yang serius. Merkuri, yang umumnya
digunakan untuk membentuk amalgam dengan emas, dapat berakumulasi di lingkungan air
dan memasuki rantai makanan. Sianida, yang digunakan dalam proses pemisahan emas
dari bijih, dapat menyebabkan keracunan air dan merugikan kehidupan akuatik.

3. Pencemaran Udara dan Kesehatan Masyarakat

Proses penambangan emas, terutama penggunaan alat mekanis dan penggalian, dapat
menghasilkan emisi debu dan gas beracun ke udara. Partikel-partikel ini dapat mencemari

2│ Komparasi Kelebihan dan Kelamahan Metode Tambang Bawah Tanah…


ISSN 2798-4850, Vol.xx, No.x, 20xx, p.00-00

udara sekitar tambang dan berdampak negatif pada kesehatan masyarakat. Studi
epidemiologis menunjukkan bahwa paparan terhadap partikel-partikel berbahaya ini dapat
meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan kesehatan manusia secara umum.

4. Dampak Terhadap Keanekaragaman Hayati

Lingkungan sekitar penambangan emas skala mikro sering kali merupakan habitat alami
bagi berbagai spesies. Penggalian tanah dan perubahan lahan dapat mengakibatkan
hilangnya habitat dan migrasi paksa bagi fauna lokal. Keanekaragaman hayati dapat
terancam, terutama spesies-spesies yang rentan terhadap perubahan lingkungan.

C. METOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan dengan studi literatur yang ada.


1. Studi Literatur dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam
penelitian dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang, baik yang
bersifat dasar penelitian maupun yang bersifat sebagai pendukung dan referensi
yang berkaitan dengan kajian teknis peralatan yang digunakan.
2. Pengambilan Data yang diperlukan diperoleh dari literatur-literatur yang
berhubungan dengan permasalahan yang ada (data sekunder).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pencemaran adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh perubahan kondisi lingkungan
yang tidak menguntungkan (tanah, udara, air) (kerugian atau kerusakan pada manusia,
hewan dan tumbuhan), adanya zat asing (sampah, limbah industri, minyak, logam
berbahaya, dll). Akibat perbuatan manusia, lingkungan tidak lagi berfungsi seperti sedia
kala (Susilo, 2003). Indonesia yang disebut sebagai paru-paru dunia memiliki banyak
pulau yang ditumbuhi hutan lebat. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, banyak negara
mengkritik perlindungan Indonesia. Hal ini disebabkan semakin banyaknya industri
pertambangan yang mulai bermunculan di Indonesia. Industri pertambangan baru harus
melakukan hal-hal yang merusak lingkungan untuk mendapatkan keuntungan besar.
Berkurangnya sumber keseimbangan alam seperti hutan, air dan tanah subur terutama
disebabkan oleh kegiatan pertambangan. Hal ini menghasilkan polutan dalam jumlah yang
sangat besar dari awal penambangan hingga proses produksi dan ditujukan semata-mata
untuk keuntungan pribadi tanpa memperhatikan factor kelestarian lingkungan. Indonesia
merupakan salah satu negara yang mempunyai penduduk terbesar. Angka pertumbuhan
penduduk negara indonesia pun cukup besar, hal tersebutlah yang menyebabkan kenaikan
yang begitu besar akan ketergantungan hasil tambang, baik minyak, batubara, emas,
ataupun gas. Semakin besar skala kegiatan pertambangan, makin besar pula areaa dampak

Sania Aurelia Hutasoit 1, Mutia Ananda 2, Iyes Rani Simanullang 3 │3


Jurnal Pengantar Pertambangan MINERBA (PEPERTMIN)

yang ditimbulkan. Perubahan lingkungan akibat kegiatan pertambangan dapat bersifat


permanen, atau tidak dapat dikembalikan kepada keadaan semula.

DAMPAK NEGATIF TAMBANG EMAS SKALA MIKRO

Kehadiran tambang, terutama tambang emas, dapat menimbulkan beberapa masalah


masalah. Salah satu dampak yang sangat serius terkait dengan masalah lingkungan di mana
orang menggunakan bahan kimia berbahaya. Bahan-bahan yang digunakan tidak hanya
dapat mengganggu dan merusak ekosistem, tetapi juga mempengaruhi kesehatan manusia
itu sendiri. Salah satu bahan yang digunakan adalah raksa. Raksa yang digunakan untuk
mengolah bijih emas dapat dilepaskan ke lingkungan. Dalam pengolahan bijih emas, hal
ini tidak menjadi masalah ketika pemerintah memantau penambangan emas yang
dioperasikan secara ilegal oleh masyarakat. Penambangan emas dilakukan secara ilegal
oleh masyarakat dan menggunakan merkuri untuk mengekstrak emas yang terkandung
dalam air dan lumpur, kecil kemungkinannya untuk teroksidasi dan dapat membentuk
senyawa baru. Senyawa baru yang tertelan oleh mikroba tersebut dapat masuk ke dalam
rantai makanan. Ketika mikroba tersebut dimakan oleh ikan, senyawa tersebut juga masuk
ke dalam tubuh. Senyawa ini akhirnya masuk ke tubuh dan menjadi mapan ketika orang
makan ikan yang terkontaminasi senyawa merkuri ini. Selain dampak lingkungan dan
kesehatan yang produksi memungkinkan untuk menghindari batu di atasnya, membuat
tingkat produksi yang tinggi dan keamanan yang lebih besar. Masalah lingkungan
merugikan, keberadaan tambang emas juga dapat mempengaruhi aktivitas anak-anak jika
tidak dikelola dengan hati-hati. Karena adanya penambangan emas ilegal, anak-anak lebih
memilih menambang emas daripada bersekolah. Ada pun dampak-dampak negatif lainnya
yang mungkin timbul akibat adanya aktivitas penambangan emas :

1. Tanah

Tidak hanya air yang tercemar, tetapi juga tanah yang tercemar oleh pertambangan.
Artinya, adanya lubang-lubang besar yang tidak bisa ditutup kembali menciptakan
genangan air dengan tingkat keasaman yang sangat tinggi. Genangan air mengandung
bahan kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg, dan Pb. Fe dan Mn bersifat racun bagi tanaman
dalam jumlah besar dan menghambat pertumbuhan tanaman secara normal. SO4
mempengaruhi kesuburan tanah dan pH tanah. Tanaman kemudian mati karena
kontaminasi tanah

2. Tanah longsor

Pengamatan lapangan di lokasi penambangan emas tradisional menunjukkan bahwa


aktivitas penambangan dapat meningkatkan risiko tanah longsor. Dilihat dari Teknik
penambangannya, hanya lubang galian dan bukaan galian yang tampak tidak beraturan,
membentuk dinding gantung yang lurus dan bukan penambang yang menggali bukit secara
bertahap (trap-trap). Hal ini sangat rawan ambruk (longsor) dan dapat mengancam
keselamatan para penambang.

3. Hilangnya vegetasi penutup tanah

4│ Komparasi Kelebihan dan Kelamahan Metode Tambang Bawah Tanah…


ISSN 2798-4850, Vol.xx, No.x, 20xx, p.00-00

Penambang Tanah atau material hasil galian tidak melakukan upaya reklamasi atau
reboisasi di areal pertambangan, tetapi meninggalkan areal pertambangan secara damai dan
pindah ke areal baru.

4. Erosi tanah

Area penggalian yang ditinggalkan dapat mengalami erosi yang dipercepat karena
kurangnya tutupan vegetasi. Sebuah sungai kecil di dekat lokasi penambangan juga telah
tergerus di kiri dan kanan tebing.

5. Sedimentasi dan Menurunnya Kualitas Air

Penambangan secara langsung menyebabkan pencemaran air melalui limbah dari


pemisahan batubara dan belerang. Limbah pencucian mencemari air sungai, membuat air
sungai keruh dan asam, menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian
batubara. Penelitian telah menunjukkan bahwa limbah pencucian batubara mengandung zat
yang sangat berbahaya bagi kesehatan saat mengkonsumsi air. Limbah tersebut
mengandung belerang (b), merkuri (Hg), asam sulfat (HCn), mangan (Mn), asam sulfat
(H2SO4) dan timbal (Pb). Hg dan Pb merupakan logam berat penyebab penyakit kulit
seperti kanker kulit pada manusia.

KESIMPULAN DAN SARAN

TABEL DAN GAMBAR


A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada bagian-bagian di atas, jelas bahwa kegiatan penambangan emas
mikro yang merusak dan merajalela telah berdampak signifikan tidak hanya pada
kelestarian ekosistem lingkungan, tetapi juga pada mata pencaharian masyarakat yang
tinggal di sekitar pertambangan, bahwa ada ini termasuk risiko kecelakaan, penambangan,
dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh pencemaran tanah dan air dengan bahan
kimia berbahaya. Untuk mengoptimalkan upaya pemberantasan kegiatan penambangan
emas skala mikro, maka dapat dilakukan tindakan pidana, antara lain dengan memberikan
sanksi pidana kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan penambangan emas ilegal,
sesuai dengan ketentuan yang ada dalam undang-undang, dan oleh pemerintah.
Memperkuat upaya memfasilitasi, memantau dan mengelola pengelolaan kegiatan
pertambangan, mengubah pola piker masyarakat dalam melakukan kegiatan pertambangan
melalui program kemitraan usaha dengan perusahaan pemegang izin perusahaan
pertambangan, dan meningkatkan kesadaran lingkungan kesehatan.

Kegiatan pertambangan emas skala mikro sebagai salah satu pemanfaatan sumber daya
alam pada dasarnya merupakan bagian dari pelaksanaan pembangunan perekonomian yang
pada hakekatnya mengacu pada tujuan pembangunan nasional, yakni peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi pertambangan merupakan kegitan yang sangat

Sania Aurelia Hutasoit 1, Mutia Ananda 2, Iyes Rani Simanullang 3 │5


Jurnal Pengantar Pertambangan MINERBA (PEPERTMIN)

rentan terhadap resiko pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, sehingga pemerintah
sebagai konsekuensi dari Hak Menguasai Negara atas Sumber Daya Alam wajib
menyelenggaraan fungsi mengatur, mengurus dan mengawasi terhadap pengelolaan
sumber daya alam.

B. SARAN

1. Perlunya mempertegas kebijakan perizinan, baik izin lingkungan maupun izin


usaha pertambangan yang terpadu yang mengacu pada konsep pembangunan yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkkungan, sebagai upaya preventif terjadinya
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

2. Sesuai dengan prinsip perlu kiranya adanya penelitian lanjutan berkenaan dengan
pemenuhan hak-hak warga negara, khususnya hak atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat yang telah dilanggar akibat kegiatan pertambangan emas skala mikro.

6│ Komparasi Kelebihan dan Kelamahan Metode Tambang Bawah Tanah…

Anda mungkin juga menyukai