Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


(AMDAL)
STUDI KASUS AMDAL PADA PERTAMBANGAN BATUBARA

OLEH :
ERAL W LATUASAN
NIM : 20170611044062

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2021

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuaskarena atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah “STUDI KASUS
AMDAL PADA PERTAMBANGAN BATUBARA sebagai salah satu tugas
Mata Kuliah Amdal pada Program Studi Pertambangan, Fakultas
Teknik,Universitas Cenderawasih, Papua.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

SENTANI, Januari 2021

Penulis

ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan dunia industri saat ini semakin pesat seiring dengan laju
arus globalisasi yang terus berjalan. Perkembangan ini berdampak pada kebutuhan
akan energi yang terus meningkat. Batu bara merupakan salah satu sumber energi
yang banyak dipakai untuk pembangkit energi listrik dan industri besar lainnya.
Konsumsi batu bara yang meningkat menyebabkan perusahaan tambang batu bara
harus terus meningkatkan kinerjanya untuk meningkatkan produktivitas di dalam
memenuhi permintaan batu bara di dunia. Produktivitas merupakan hal yang
sangat penting bagi perusahaan sebagai alat untuk mengukur kinerja produksi dan
dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan perbaikan secara terus –
menerus (continuous improvement). Hal ini terkait dengan daya saing perusahaan
untuk terus berkompetisi yang mengakibatkan analisis performansi menjadi salah
satu perhatian bagi pihak management. Top management ingin mengidentifikasi
dan mengurangi inefisiensi yang terjadi di perusahaan untuk mendapatkan
competitive advantage (Utoro, 2010).
Batu Bara adalah salah satu sumber energi yang penting bagi dunia, yang
digunakan pembangkit listrik untuk menghasilkan listrik hampir 40% di seluruh
dunia. Di banyak negara angka-angka ini jauh lebih tinggi: Polandia
menggunakan batu bara lebih dari 94% untuk pembangkit listrik; Afrika Selatan
92%; Cina 77%; dan Australia 76%. Batu bara merupakan sumber energi yang
mengalami pertumbuhan yang paling cepat di dunia di tahun-tahun belakangan ini
lebih cepat daripada gas, minyak, nuklir, air dan sumber daya pengganti. Batu
bara telah memainkan peran yang sangat penting ini selama berabad-abad – tidak
hanya membangkitkan listrik , namun juga merupakan bahan bakar utama bagi
produksi baja dan semen, serta kegiatan-kegiatan industri lainnya.

3
Bersamaan dengan itu, eksploitasi besar-besaran terhadap batubara secara
ekologis sangat memprihatinkan karena menimbulkan dampak yang mengancam
kelestarian fungsi lingkungan hidup dan menghambat terselenggaranya
sustainable eco-development. Untuk memberikan perlindungan terhadap
kelestarian fungsi lingkungan hidup, maka kebijakan hukum pidana sebagai
penunjang ditaatinya norma-norma hukum administrasi ladministrative penal law)
merupakan salah satu kebijakan yang perlu mendapat perhatian, karena pada
tataran implementasinya sangat tergantung pada hukum administrasi. Diskresi
luas yang dimiliki pejabat administratif serta pemahaman sempit terhadap fungsi
hukum pidana sebagai ultimum remedium dalam penanggulangan pencemaran
dardatau perusakan lingkungan hidup, seringkali menjadi kendala dalam
penegakan norma-norma hukum lingkungan. Akibatnya, ketidaksinkronan
berbagai peraturan perundang-undangan yang disebabkan tumpang tindih
kepentingan antar sektor mewarnai berbagai kebijakan di bidang pengelolaan
lingkungan hidup. Bertitik tolak dari kondisi di atas, maka selain urgennya
sinkronisasi kebijakan hukum pidana, diperlukan pula pemberdayaan upaya-upaya
lain untuk mengatasi kelemahan penggunaan sarana hukum pidana, dalam rangka
memberikan perlindungan terhadap kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
korban yang timbul akibat degradasi fungsi lingkungan hidup (Sitorus, 2000).

Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan dari penulisan ini untuk menambah wawasan kepada pembaca
untuk mengetahui tentang analisis dampak lingkungan pada bidang pertambangan
BatuBara

4
BAB II ISI
Dampak Terhadap Lingkungan
Dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dampak lingkungan didefinisikan sebagai suatu
perubahan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu dan atau kegiatan.
Sementara itu, Soemarwoto (2005) mendefinisikan dampak sebagai suatu
perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas di mana aktivitas tersebut
dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik, dan biologi. Lebih lanjut didefinisikan
dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi
lingkungan sebelum ada pembangunan dan yang diperkirakan akan ada setelah
ada pembangunan. Pembangunan yang dimaksud termasuk kegiatan
penambangan batubara yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan
secara umum.
Setiap kegiatan penambangan baik itu penambangan Batu bara, Nikel dan
Marmer serta lainnya pasti menimbulkan dampak positif dan negatif bagi
lingkungan sekitarnya. Dampak positifnya adalah meningkatnya devisa negara
dan pendapatan asli daerah serta menampung tenaga kerja sedangkan dampak
negatif dari kegiatan penambangan dapat dikelompokan dalam bentuk kerusakan
permukaan bumi, ampas buangan (tailing), kebisingan, polusi udara, menurunnya
permukaan bumi (land subsidence), dan kerusakan karena transportasi alat dan
pengangut berat.
Karena begitu banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan
penambangan maka perlu kesadaran kita terhadap lingkungan sehingga dapat
memenuhi standar lingkungan agar dapat diterima pasar. Apalagi kebanyakan
komoditi hasil tambang biasanya dijual dalam bentuk bahan mentah sehingga
harus hati-hati dalam pengelolaannya karena bila para pemakai mengetahui bahan
mentah yang dibeli mencemari lingkungan, maka dapat dirasakan tamparannya
terhadap industri penambangan kita.
Sementara itu, harus diketahui pula bahwa pengelolaan sumber daya alam
hasil penambangan adalah untuk kemakmuran rakyat. Salah satu caranya adalah

5
dengan pengembangan wilayah atau community development. Perusahaan
pertambangan wajib ikut mengembangkan wilayah sekitar lokasi tambang
termasuk yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia. Karena
hasil tambang suatu saat akan habis maka penglolaan kegiatan penambangan
sangat penting dan tidak boleh terjadi kesalahan.

6
Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan batubara juga
telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup besar, baik itu air,
tanah, Udara, dan hutan, Air . Penambangan Batubara secara langsung menyebabkan
pencemaran antara lain:

 Pencemaran air,
Permukaan batubara yang mengandung pirit (besi sulfide) berinteraksi dengan air
menghasilkan Asam sulfat yang tinggi sehingga terbunuhnya ikan-ikan di sungai,
tumbuhan, dan biota air yang sensitive terhadap perubahan pH yang drastis.
Batubara yang mengandung uranium dalam konsentrasi rendah, torium, dan isotop
radioaktif yang terbentuk secara alami yang jika dibuang akan mengakibatkan
kontaminasi radioaktif. Meskipun senyawa-senyawa ini terkandung dalam konsentrasi
rendah, namun akan memberi dampak signifikan jika dibung ke lingkungan dalam jumlah
yang besar. Emisi merkuri ke lingkungan terkonsentrasi karena terus menerus berpindah
melalui rantai makan dan dikonversi menjadi metilmerkuri, yang merupakan senyawa
berbahaya dan membahayakan manusia. Terutama ketika mengkonsumsi ikan dari air
yang terkontaminasi merkuri.

 Pencemaran udara
Polusi/pencemaran udara yang kronis sangat berbahaya bagi kesehatan. Menurut logika
udara kotor pasti mempengaruhi kerja paru-paru. Peranan polutan ikut andil dalam
merangsang penyakit pernafasan seperti influensa,bronchitis dan pneumonia serta
penyakit kronis seperti asma dan bronchitis kronis.

 Pencemaran tanah
Penambangan batubara dapat merusak vegetasi yang ada, menghancurkan profil tanah
genetic, menggantikan profil tanah genetic, menghancurkan satwa liar dan habitatnya,
degradasi kualitas udara, mengubah pemanfaatan lahan dan hingga pada batas tertentu
dapat megubah topografi umum daerah penambangan secara permanen.
Disamping itu, penambangan batubara juga menghasilkan gas metana, gas ini
mempunyai potensi sebagi gas rumah kaca. Kontribusi gas metana yang diakibatkan
oleh aktivitas manusia, memberikan kontribusi sebesar 10,5% pada emisi gas rumah
kaca.

7
Dampak Terhadap manusia
Dampak pencemaran Pencemaran akibat penambangan batubara terhadap manusia,
munculnya berbagai penyakit antara lain :
Limbah pencucian batubara zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika
airnya dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit.
Karena Limbah tersebut mengandung belerang (b), Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn),
Mangan (Mn), Asam sulfat (H2sO4), di samping itu debu batubara menyebabkan polusi
udara di sepanjang jalan yang dijadikan aktivitas pengangkutan batubara. Hal ini
menimbulkan merebaknya penyakit infeksi saluran pernafasan, yang dapat memberi efek
jangka panjang berupa kanker paru-paru, darah atau lambung. Bahkan disinyalir dapat
menyebabkan kelahiran bayi cacat.
Antaranya dampak negatifnya adalah kerusakan lingkungan dan masalah
kesehatan yang ditimbulkan oleh proses penambangan dan penggunaannya. Batubara dan
produk buangannya, berupa abu ringan, abu berat, dan kerak sisa pembakaran,
mengandung berbagai logam berat : seperti arsenik, timbal, merkuri, nikel, vanadium,
berilium, kadmium, barium, cromium, tembaga, molibdenum, seng, selenium, dan
radium, yang sangat berbahaya jika dibuang di lingkungan.
Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan batubara juga
telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup parah, baik itu air,
tanah, Udara, dan hutan, Air Penambangan Batubara secara langsung menyebabkan
pencemaran air, yaitu dari limbah pencucian batubara tersebut dalam hal memisahkan
batubara dengan sulfur. Limbah pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna
air sungai menjadi keruh, Asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat
endapan pencucian batubara tersebut. Limbah pencucian batubara setelah diteliti
mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya
dikonsumsi. Limbah tersebut mengandung belerang ( b), Merkuri (Hg), Asam Slarida
(Hcn), Mangan (Mn), Asam sulfat (H2sO4), dan Pb. Hg dan Pb merupakan logam berat
yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit.

8
Solusi Mengatasi Dampak
Berdasarkan analisis tersebut diatas ada beberapa rekomendasi yang perlu
disarankan diantaranya :
Ø Pemerintah aktif dan bijaksana dalam Mengevaluasi kinerja perusahaan
pertambangan batubara yang telah beroperasi dalam melakukan kegiatan
penambangan pada setiap tahapan mulai tahapan pra konstruksi, kontruksi,
operasi dan pasca operasi.
Ø Pemerintah memberikan sanksi yang tegas kepada perusahaanperusahaan yang
tidak memenuhi kewajibannya dalam melakukan reklamasi dan revegetasi lahan
bekas tambang yang selama ini jarang/tidak pernah dilakukan.
Ø Perusahaan Penambangan Memberikan kesempatan yang lebih besar kepada
masyarakat lokal untuk direkrut sebagai karyawan perusahaan sesuai dengan
keahlian yang dimiliki; karena ketika masyarakat setempat diberikan kesempatan
untuk bekerja, mereka akan lebih teliti bekerja dan lebih sadar bahwa itu
dilakukan juga untuk kemakmuran/kemajuan desanya.
Ø Membangun settling pond pada setiap PIT tambang, ruas jalan angkut (hauling
road) untuk mengurangi aliran permukaan run-off dan erosi masuk ke badan air
secara langsung.
Ø Perusahaan Penambangan melakukan pengontrolan dan pemeriksaan kualitas
air dan kualitas udara secara berkala sesuai peraturan yang ada di sekitar
permukimanmasyarakat dan lokasi penambangan.
Ø Melakukan reklamasi dan revegetasi lanjutan pada lahan bekas penambangan
yang belum ditutup.
Ø Mengevaluasi dan mengontrol program revegetasi dan reklamasi yang
dilaksanakan perusahaan dan disesuaikan dengan dokumen Amdal, RKL, dan
RPL perusahaan tersebut.

9
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan
Batu Bara adalah salah satu sumber energi yang penting bagi dunia, yang
digunakan pembangkit listrik untuk menghasilkan listrik hampir 40% di seluruh
dunia.
Pertambangan batubara memberikan dampak positif terhadap
perekonomianmasyarakat di sekitar perusahaan, yaitu meningkatkan pendapatan
per bulan, memberikan peluang kerja dan peluang usaha sehingga dapat
memberbaiki ekonomi masyarakat.
Dampak positifnya adalah meningkatnya devisa negara dan pendapatan asli
daerah serta menampung tenaga kerja sedangkan dampak negatif dari kegiatan
penambangan dapat dikelompokan dalam bentuk kerusakan permukaan bumi,
ampas buangan (tailing), kebisingan, polusi udara, menurunnya permukaan bumi
(land subsidence), dan kerusakan karena transportasi alat dan pengangut berat.
Saran
Disarankan Pemerintaah meningkatkan kepeduliaan terhadap kehidupan ekonomi
dan social masyarakat melalui perusahaan melalui program-program
pemberdayaan masyarakat diantaranya melakukan pembinaan dan peningkatan
skill, memberikan bantuan untuk sarana dan prasarana umum, memprioritaskan
pemuda lokal untuk dipekerjakan di perusahaan
Diharapkan kepada Perusahaan untuk mentaati Amdal yang di dalamnya telah ada
rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dan usaha pemantauan Lingkungan (RPL)
dalam mengeliminir dampak kerusakan lingkungan.

10
DAFTAR PUSTAKA

 Utoro.A.G., M.L.Singgih. 2010. Evaluasi Efisiensi Tambang Terbuka (Open


Pit) Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis – Artificial Neural
Network (Studi Kasus: Pt. Kpc).Teknik Industri. ITB
 Sitorus. S.R.P. 2000. Pengembangan Sumberdaya Tanah Berkelanjutan. J
urusan Tanah.Fakultas pertanian lnstitut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.
 Soemarwoto, O. 2005. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada
Uversity Press. Yogyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai