Anda di halaman 1dari 12

PENGELOLAAN LINGKUNGAN TERPADU

Di Susun Oleh:

NAMA : MUHAMMAD TALAMPESI


NIM : E1F121031
PRODI : REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN
LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.


Atas berkat dan rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan tugas paper ini
yang berjudul “Permasalahan Lingkungan dan Pendekatan Pengelolaan
dalam Prespektif Iinfrastruktur dan Lingkungan”. Dengan adanya tugas
paper ini, penulis berharap kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami konsep tentang lingkungan serta menyadari perlunya
memanfaatkan serta mempertahankan lingkungan.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini. Selain itu, penulis juga
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini pasti masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi maupun penulisannya.
Untuk itu, penulis mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan dan
penulisan selanjutnya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
semuanya.

Kendari, 4 Desember 2023

Muhammad Talampesi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah lingkungan adalah aspek negativ dari aktivitas manusia terhadap
lingkungan. Permasalahan lingkungan akhir-akhir ini mulai banyak dijumpai
disekitar kita di antaranya adalah perubahan iklim, populasi, polusi udara dan air
dan hilangnya sumber daya alam.
Pada awalnya masalah lingkungan merupakan masalah alami, yakni peristiwa
yang terjadi sebagai bagian dari proses natural. Proses natural ini terjadi tanpa
menimbulkan akibat yang berarti bagi tatanan lingkungan itu sendiri dan dapat
pulih kembali secara alami. Akan tetapi, hal lain yang menjadi penyebab adanya
masalah lingkungan adalah manusia. Bahkan manusia sendiri sebagai pelaku utama
dalam permasalahan lingkungan. Sehingga dibutuhkan peran penting suatu
infrastuktur yang dapat menunjang untuk mengurangi dari permasalahan
lingkungan ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja ekskalasi permasalahan lingkungan?
2. Bagaimana dampak infrastruktur terhadap lingkungan?
3. Bagaimana hubungan keterkaitan antara infrastruktur dan lingkungan?
4. Bagaimana cara menanggapi tantangan integrasi pendekatan lingkungan
5. Apa saja dukungan dari pemangku kepentingan lingkungan?

1.3 Tujuan Pembahasan Masalah


1. Dapat mengetahui macam-macam ekskalasi permasalahan lingkungan.
2. Dapat mengetahui dampak infrastruktur terhadap lingkungan.
3. Dapat mengetahui keterkaitan antara infrastruktur dan lingkungan.
4. Dapat mengetahui cara menanggapi tantangan integrasi pendekatan
lingkungan.
5. Dapat mengetahui bentuk dukungan dari pemangku kepentingan lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ekskalasi Permasalahan Lingkungan


Ekskalasi permasalahan lingkungan merupakan fenomena global yang
menunjukan peningkatan intesitas dan kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh
ekosistem bumi. Seiring dengan pertumbuhan populasi dan kemajuan teknologi,
terdapat beberapa faktor utama yang menyebabkan ekskalasi lingkungan anata lain
sebagai berikut;
1. Perubahan Iklim
Peningkatan emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia menyebabkan
perubahan iklim global. Fenomena seperti pemanasan global, cuaca ekstrim, dan
naiknya permukaan laut menjadi masalah serius.
2. Polusi Lingkungan
Aktivitas industri, transportasi, dan pertanian menyebabkan pencemaran udara,
air, dan tanah. Polutan seperti limbah kimia, logam berat, dan bahan berbahaya
mengancam kesehatan manusia dan keberlanjutan ekosistem.
3. Kehilangan Biodiversitas
Deforestasi, perusakan habitat alami, dan perburuan ilegal mengakibatkan
kehilangan keanekaragaman hayati. Pemusnahan spesies dan ekosistem
menyebabkan ketidakseimbangan ekologis yang merugikan.
4. Overfishing dan Kerusakan Laut
Penangkapan ikan yang berlebihan dan praktek perikanan yang merusak dapat
menyebabkan kemerosotan stok ikan dan kerusakan ekosistem laut, termasuk
terumbu karang yang vital.
5. Penggunaan Sumber Daya Alam yang Tidak Berkelanjutan
Eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam, seperti penebangan liar dan
ekstraksi mineral yang tidak berkelanjutan, menyebabkan degradasi lingkungan
dan kehilangan habitat alami.
Eskalasi permasalahan lingkungan ini memerlukan respons global yang
koordinatif dan berkelanjutan. Upaya untuk memitigasi dampaknya memerlukan
kebijakan yang bijaksana, inovasi teknologi, dan partisipasi aktif dari seluruh
lapisan masyarakat untuk mencapai keberlanjutan lingkungan.

2.2 Dampak Infrastruktur


Infrastruktur, yang diperlukan untuk mendukung kehidupan sehari-hari,
seringkali berkontribusi pada degradasi lingkungan. Pembangunan infrastruktur
yang tidak berkelanjutan dapat merusak ekosistem, menciptakan jejak karbon besar,
dan mengancam keanekaragaman hayati.
Dampak infrastruktur terhadap lingkungan dapat sangat signifikan dan
bervariasi tergantung pada jenis infrastruktur, skala proyek, dan bagaimana proyek
tersebut dikelola. Berikut adalah beberapa dampak umum dari infrastruktur
terhadap lingkungan:
1. Hilangnya Habitat dan Keanekaragaman Hayati
Proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan, bendungan, atau pemukiman
dapat mengakibatkan hilangnya habitat alami, menyebabkan migrasi atau punahnya
spesies tertentu.
2. Pencemaran Lingkungan
Konstruksi dan operasionalisasi infrastruktur dapat menyebabkan pencemaran
udara, air, dan tanah melalui pelepasan limbah dan polutan. Misalnya, pabrik atau
jalan raya dapat menjadi sumber emisi gas rumah kaca atau polutan udara.
3. Perubahan Iklim Lokal
Beberapa proyek infrastruktur dapat memengaruhi pola aliran udara dan suhu
di area sekitarnya, menyebabkan perubahan iklim lokal.
4. Penggunaan Lahan yang Tidak Berkelanjutan
Pembangunan infrastruktur memerlukan penggunaan lahan yang seringkali
mengakibatkan deforestasi atau konversi lahan alami menjadi lahan buatan.
5. Depleksi Sumber Daya Alam
Proyek infrastruktur seperti pengeboran minyak, pertambangan, atau
pembenihan air dapat menyebabkan depleksi sumber daya alam yang tidak
berkelanjutan.
6. Risiko Bencana Alam
Pembangunan infrastruktur di daerah rawan bencana seperti gempa bumi,
banjir, atau tanah longsor dapat meningkatkan risiko bencana alam dan
memperparah dampaknya.
7. Pengaruh Terhadap Siklus Air
Beberapa infrastruktur seperti bendungan atau drainase besar-besaran dapat
mengubah pola aliran air, mempengaruhi siklus hidrologi alam dan mengakibatkan
perubahan pada ekosistem air.
8. Dampak Visual dan Suara
Pembangunan infrastruktur dapat merubah lanskap dan mengakibatkan polusi
suara, yang dapat berdampak pada kesejahteraan manusia dan hewan.

Dalam konteks ini, penting untuk menerapkan praktik-praktik konstruksi yang


berkelanjutan, melakukan penilaian dampak lingkungan, dan mencari solusi
inovatif untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan manfaat positif
dari pembangunan infrastruktur.

2.3 Keterkaitan antara Infrastruktur dan Lingkungan


Pengelolaan infrastruktur dan lingkungan tidak dapat dipisahkan. Keputusan
dalam pembangunan infrastruktur memiliki implikasi besar terhadap keseimbangan
ekologis dan kualitas lingkungan.
Keterkaitan antara infrastruktur dan lingkungan sangat kompleks dan saling
mempengaruhi. Berikut adalah beberapa aspek utama yang mencerminkan
hubungan erat antara kedua elemen tersebut:
1. Pengaruh Pembangunan Infrastruktur pada Lingkungan
a) Deklarasi Tanah dan Ekosistem: Pembangunan infrastruktur seringkali
memerlukan konversi lahan dan penghilangan ekosistem alami, yang dapat
mengakibatkan kerusakan habitat dan kehilangan keanekaragaman hayati.

b) Emisi Gas Rumah Kaca: Proses konstruksi dan pengoperasian infrastruktur


dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi pada
perubahan iklim.

c) Polusi Udara dan Air: Aktivitas konstruksi dan operasional infrastruktur


dapat menciptakan polusi udara dan air, yang merugikan kualitas
lingkungan.
2. Pengaruh Lingkungan pada Infrastruktur
a) Risiko Bencana Alam: Infrastruktur rentan terhadap bencana alam seperti
banjir, gempa bumi, atau badai. Lokasi dan desain infrastruktur harus
mempertimbangkan risiko ini.

b) Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat mengakibatkan peningkatan


intensitas dan frekuensi bencana alam serta perubahan kondisi cuaca yang
dapat mempengaruhi operasional infrastruktur.
3. Keberlanjutan dan Efisiensi Energi
a) Desain Berkelanjutan: Pembangunan infrastruktur berkelanjutan
memperhatikan desain hijau, penggunaan bahan ramah lingkungan, dan
efisiensi energi untuk mengurangi dampak lingkungan.

b) Pengembangan Energi Terbarukan: Infrastruktur juga dapat mendukung


pengembangan dan integrasi sumber energi terbarukan untuk mengurangi
ketergantungan pada bahan bakar fosil.
4. Manajemen Sumber Daya Alam
Pengelolaan Air dan Tanah: Infrastruktur dapat mempengaruhi
ketersediaan air dan kualitas tanah. Strategi pengelolaan harus
memperhitungkan dampak dari infrastruktur terhadap siklus air dan
kesuburan tanah.
5. Peran Infrastruktur dalam Peningkatan Kualitas Hidup
a) Akses ke Layanan Dasar: Infrastruktur yang baik dapat meningkatkan
kualitas hidup dengan memberikan akses yang lebih baik ke layanan dasar
seperti air bersih, sanitasi, listrik, dan transportasi.
b) Keterhubungan Ekonomi: Infrastruktur yang memadai mendukung
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, tetapi harus dielola
dengan bijak untuk tidak mengorbankan lingkungan.

Pemahaman mendalam tentang keterkaitan ini penting untuk merancang dan


mengelola infrastruktur dengan pendekatan berkelanjutan, meminimalkan dampak
negatif, dan memaksimalkan kontribusi positif terhadap lingkungan.

2.4 Tantangan Integrasi Pendekatan Lingkungan


Permasalahan lingkungan tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan
terisolasi. Diperlukan integrasi antara pengelolaan lingkungan dan pengembangan
infrastruktur untuk mencapai keberlanjutan.
Tantangan integritas pendekatan lingkungan mencakup beberapa aspek kritis
yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi dan efektivitas upaya
perlindungan lingkungan. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang harus
diatasi dalam menjaga integritas pendekatan lingkungan:
1. Greenwashing
Banyak entitas, baik perusahaan maupun pemerintah, terkadang melakukan
"greenwashing" atau pencucian hijau. Hal ini terjadi ketika tindakan atau kebijakan
dijelaskan atau dipromosikan sebagai ramah lingkungan tanpa dasar yang kuat atau
nyata. Memahami dan mengatasi greenwashing penting untuk mempertahankan
integritas upaya lingkungan.
2. Kurangnya Kepatuhan dan Penegakan Hukum
Tantangan besar lainnya adalah kurangnya kepatuhan terhadap regulasi
lingkungan dan penegakan hukum yang lemah. Tanpa sistem penegakan yang kuat,
banyak upaya lingkungan dapat menjadi tidak efektif.
3. Ketidakpastian Ilmiah
Beberapa kebijakan lingkungan bergantung pada pemahaman ilmiah yang
akurat. Namun, terdapat ketidakpastian ilmiah, dan pendekatan yang kurang tepat
dapat muncul jika tidak memperhitungkan perubahan dinamis dalam pengetahuan
ilmiah.
4. Tingginya Biaya Implementasi
Implementasi kebijakan dan proyek lingkungan seringkali melibatkan biaya
yang tinggi. Ini dapat menjadi tantangan besar, terutama di negara-negara
berkembang atau di sektor swasta yang mungkin berfokus pada keuntungan jangka
pendek.
5. Ketidaksetaraan Sosial
Beberapa pendekatan lingkungan dapat memunculkan masalah ketidaksetaraan
sosial. Misalnya, kebijakan pelestarian hutan yang mengabaikan hak-hak
masyarakat adat atau pembangunan infrastruktur yang merugikan komunitas lokal.
Menjaga integritas memerlukan pendekatan yang memperhitungkan dampak sosial.
6. Tekanan Ekonomi dan Kepentingan Bisnis
Tekanan ekonomi sering kali menjadi hambatan untuk mengambil tindakan
lingkungan yang tegas. Kepentingan bisnis dapat mempengaruhi kebijakan dan
keputusan yang dapat merugikan lingkungan.
7. Kurangnya Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat
Tanpa kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat, upaya lingkungan
mungkin kurang berhasil. Memperkuat pemahaman dan keterlibatan masyarakat
adalah elemen kunci dalam mempertahankan integritas.
8. Tantangan Global
Tantangan lingkungan seringkali bersifat global, dan pendekatan yang efektif
memerlukan kerja sama internasional. Tantangan diplomasi, negosiasi, dan
koordinasi antarnegara menjadi bagian dari upaya untuk mengatasi isu-isu
lingkungan.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, perlu ada komitmen kuat dari
pemerintah, bisnis, masyarakat sipil, dan lembaga internasional untuk menjaga
integritas dan mencapai keberlanjutan lingkungan.

2.5 Dukungan Pemangku Kepentingan


Pentingnya mendapatkan dukungan dari pemangku kepentingan, termasuk
pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, untuk menerapkan pendekatan holistik
dalam pengelolaan infrastruktur dan lingkungan.
Dukungan dari pemangku kepentingan sangat penting dalam upaya menjaga
dan melestarikan lingkungan. Pemangku kepentingan mencakup berbagai pihak
yang memiliki kepentingan atau dampak terhadap lingkungan dan keberlanjutan.
Berikut adalah beberapa contoh dukungan yang dapat diberikan oleh pemangku
kepentingan terhadap lingkungan:
1. Pemerintah
a) Regulasi Lingkungan: Menerapkan kebijakan dan regulasi yang ketat
terkait perlindungan lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam.
b) Insentif Pajak: Memberikan insentif pajak atau insentif lainnya bagi
perusahaan atau individu yang mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan.
2. Sektor Swasta
a) Praktik Bisnis Berkelanjutan: Mengintegrasikan praktik bisnis yang ramah
lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan, desain produk yang
ramah lingkungan, dan siklus hidup produk yang lebih panjang.
b) nvestasi Berkelanjutan: Mendukung proyek-proyek yang berfokus pada
inovasi dan teknologi berkelanjutan.
3. Masyarakat
a) Pendidikan Lingkungan: Mendukung program pendidikan dan kesadaran
lingkungan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
pentingnya menjaga lingkungan.
b) Partisipasi dalam Program Berkelanjutan: Melibatkan masyarakat dalam
program-program lingkungan seperti penghijauan, pembersihan
lingkungan, dan pengelolaan limbah.
4. LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
a) Advokasi dan Kampanye: Melakukan advokasi untuk perubahan
kebijakan dan kampanye untuk perlindungan lingkungan.
b) Pemantauan Lingkungan: Memberikan kontribusi dalam pemantauan dan
penilaian dampak lingkungan dari kegiatan industri atau pembangunan.
5. Akademisi dan Peneliti
a) Penelitian Berkelanjutan: Melakukan penelitian untuk mengidentifikasi
solusi inovatif dan berkelanjutan untuk permasalahan lingkungan.
b) Penyebarluasan Informasi: Berbagi pengetahuan dan temuan penelitian
dengan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

Dengan dukungan holistik dari pemangku kepentingan ini, dapat dibangun


masyarakat yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
BAB III
KESIMPULAN

Masalah lingkungan adalah aspek negativ dari aktivitas manusia terhadap


lingkungan, dimana pada mulanya masalah lingkungan merupakan masalah alami,
yakni peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai bagian dari proses natural. Proses
natural ini terjadi tanpa menimbulkan akibat yang berarti bagi tatanan lingkungan
itu sendiri dan dapat pulih kembali secara alami. Akan tetapi,masalah lingkungan
yang terjadi sekarang banyak disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Bahkan
manusia sendiri sebagai pelaku utama dalam permasalahan lingkungan.
Untuk mengurangi, mencegah atau menanggulangi masalah lingkungan
dibutuhkan kesadaran dan dukungan dari setiap elemen baik pemerintah maupun
masyarakat. Sebab dukungan dari pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam
upaya menjaga dan melestarikan lingkungan sehingga dapat tercipta lingkungan
yang hidup yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai