Anda di halaman 1dari 15

PENCEMARAN AIR DAN PENCEMARAN TANAH

Makalah disusun untuk memenuhi tugas MK Dasar lmu Lingkungan


yang dibina oleh Bapak Dr. Sueb, M.Kes
Yang dipresentasikan pada hari Jumat dan tanggal 29 Maret 2019

Oleh
Kelompok 8 Offering G

Ayu Febrianti 180342618039


Ikfi Nihayatul Mufidah 180342618037
Nur Hamid Fuadi 180342618054

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ALAM
JURUSAN BOLOGI
Maret 2019
PENCEMARAN TANAH DAN PENCEMARAN AIR

Sueb1, Ayu Febrinanti1, Ikfi Nihayatul Mufidah1, and Nur Hamid Fuadi1
1
Department of Bology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences,
Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 05 Malang 65145, Indonesia

Corresponding author: sueb. fmipa@um.ac.id

Abstrak. Air dan tanah sangat penting bagi manusia, maka pencemaran air dan pencemaran
tanah sangatlah mempengaruhi manusia bahkan juga ekosistem. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk mengetahui pencemaran air dan pencemaran tanah. Makalah ini menggunakan metode
pengumpulan informasi dari berbagai sumber dari AJI, AJUN, dan literatur rujukan dosen.
Mengetahui penyebab, dampak, cara mencegah dan mengatasi pencemaran air dan pencemaran
tanah. Kita perlu menjaga air dan tanah agar tidak tercemar karena sangat berpengaruh pada
manusia dan ekosistem.

Keywords: Pencemaran air, pencemaran tanah, menjaga.

Abstract. Water and soil are very important for humans, so air and soil pollution greatly affects
humans and even ecosystems. The writing of this paper aims to determine air pollution and soil
pollution. This paper uses a method of gathering information from various sources from AJI,
AJUN, and lecturer reference literature. Knowing the causes, influences, ways to prevent and
overcome air pollution and soil pollution. We need to maintain air and soil so that they are not
contaminated with humans and ecosystems.

Keywords: Water pollution, soil pollution, guarding.

1. Pendahuluan

Di dunia alami, di mana manusia tidak dominan, pada dasarnya tidak ada limbah, karena
limbah dari satu organisme menjadi nutrisi atau bahan mentah bagi makhluk lain (Tyler Miller, 2015).
Kemudian limbah tersebut mencemari air dan tanah sehingga mengganggu atau membatasi kualitas dan
manfaatnya oleh yang membutuhkan.

Pencemaran air adalah setiap perubahan kualitas air yang bisa membahayakan organisme
hidup atau membuat air tidak layak untuk manusia menggunakan seperti minum. Bisa berasal dari
sumber tunggal (titik) atau dari sumber yang lebih besar dan tersebar (bukan titik) (Tyler miller, 2015).
Pencemaran tanah dapat ditimbulkan oleh limbah padat dan limbah air, secara harfiah limbah padat
adalah salah satu kategori utama limbah yang memiliki bahan yang tidak diinginkan atau dibuang yang
bukan berupa cairan atau gas. Sedangkan limbah cair adalah komponen yang berasal dari organik
maupun organik yang dapat mengubah fungsi air menjadi kualitas yang tidak baik bahkan berbahaya.

Permasalahan pencemaran air dan tanah adalah masalah yang belum terpecahkan secara
efektif untuk menguranginya. Meskipun terdapat banyak himbauan dan peraturan mengenai lingkungan
yaitu terdapat pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, dalam Pasal 1 butir (1) memberikan definisi bahwa Lingkungan Hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain. Oleh karena itu, perlu mengetahui cara mencegah dan mengatasinya
secara efektif dan produktif. Kesadaran mengenai lingkungan terutama pencemaran air dan tanah sangat
berpengaruh bagi kehidupan. Sebagai upaya untuk pelaksanaan bentuk kontribusinya, sebelumnya perlu
dipaparkan mengenai pencemaran air dan tanah yang mayoritas sudah merusak kualitas dari air dan
tanah, bahkan berbahaya bagi yang memanfaatkannya. Selanjutnya mencari inovasi berupa mendaur
ulang limbah (recycle), disamping melakukan reduce dan reuse.

2. Kajian Pustaka

Pengertian Pencemaran Air


Pencemaran adalah masuknya kontaminasi ke lingkungan (Webster.com, 2010). Air dianggap
tercemar jika terdapat beberapa zat yang membuat air tidak dapat digunakan untuk tujuan tertentu.
Olaniran (1995) mendefinisikan pencemaran air menjadi bahaya besar (polutan) dalam air yang
menyebabkan air tidak bisa untuk minum, mandi, memasak atau keperluan lainnya. Karena pencemaran
air memiliki konsekuensi langsung pada manusia, maka dibutuhkan sekali untuk pemahaman yang lebih
baik terhadap pengembangan sikap yang benar terhadap air [1].

2.1.1 Penyebab pencemaran Air


Penyebab pencemaran dibuat oleh industri dan pembuang komersial, praktik pertanian,
aktivitas manusia sehari-hari dan model transportasi [1]. Pencemaran air yang menyebar merupakan
salah satu masalah terpenting di area dengan penggalian pertambangan, biasanya untuk industri logam.
Jenis pencemaran air di area pertambangan disebabkan oleh pencucian logam dari eksploitasi tambang,
karena curah hujan [2].

2.1.2 Dampak Pencemaran Air


Polusi air memiliki dampak pada alam. Pencemaran air memiliki dampak negatif pada
kehidupan dan pada lingkungan. Dampak pencemaran air pada manusia dan komunitas perairan banyak
dan beragam. Pencemaran air menyebabkan sekitar 14.000 kematian per hari, sebagian besar karena
kontaminasi air minum oleh pembuangan kotoran di negara berkembang. Diperkirakan 700 juta orang
India tidak memiliki akses ke toilet yang layak, dan 1.000 anak-anak India meninggal karena diare setiap
hari. Hampir 500 juta orang Cina kekurangan akses air minum yang aman. Kebanyakan pencemaran air
didominasi karena limbah organik limbah. Limbah ini dapat meningkatkan produktivitas sekunder
sambil mengubah karakter komunitas akuatik. Spesies air yang paling terkena dampaknya adalah ikan.
Pencemaran air menyebabkan kerusakan pada kesehatan manusia. Agen pembawa penyakit seperti
bakteri dan virus dibawa ke permukaan dan air tanah. Air minum terpengaruh dan bahaya kesehatan
terjadi. Kerusakan langsung terhadap nutrisi tanaman dan hewan juga mempengaruhi kesehatan
manusia. Nutrisi tanaman termasuk nitrogen, fosfor dan zat lain yang mendukung pertumbuhan tanaman
air yang menjadi penyebab berlebihan kesuraman ganggang dan pertumbuhan gulma yang berlebihan.
Hal ini membuat air memiliki bau, rasa dan terkadang warna. Pada akhirnya, keseimbangan ekologis air
terganggu. Penyebab sulfur dioksida dan nitrogen oksida hujan asam yang menurunkan nilai PH tanah
dan emisi karbon dioksida menyebabkan pengasaman laut penurunan berkelanjutan dalam PH Samudra
Bumi saat CO menjadi larut [2].
Berikut adalah beberapa fakta tentang pencemaran air. Empat belas miliar pon sampah, yang
sebagian besar plastik, dibuang ke laut setiap tahun. Sungai Gangga di India adalah salah satu sungai
yang paling tercemar di dunia dengan limbah, sampah, makanan, dan sisa hewan. Menurut perkiraan
Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA AS), 1,2 triliun galon limbah yang tidak diolah
dan limbah industri dibuang ke perairan A.S. setiap tahun. Sekitar 700 juta orang secara global minum
air yang terkontaminasi. Hewan air menghadapi tingkat kepunahan lima kali lebih banyak daripada
hewan darat. Lebih dari 30 miliar ton limbah perkotaan dibuang ke danau, sungai, dan lautan setiap
tahun. Tumpahan minyak terbesar yang disebabkan oleh British Petroleum (BP) pada tahun 2010
menyebabkan lebih dari 1.000 hewan mati. Banyak dari mereka berada dalam daftar spesies yang
terancam punah. Menurut UNICEF, lebih dari 3.000 anak meninggal setiap hari di seluruh dunia karena
konsumsi air minum yang terkontaminasi. Pencemaran adalah salah satu pembunuh terbesar di dunia,
mempengaruhi lebih dari 100 juta orang. Kurangnya sanitasi yang layak dalam air menyebabkan
penyakit seperti kolera, malaria, dan diare. Setidaknya 320 juta orang di China tidak memiliki akses ke
air minum bersih [3].
2.1.3 Cara Mencegah Pencemaran Air
Untuk melakukan upaya pencegahan pencemaran air di suatu negara dapat dilakukn dengan:
• Memungkinkan para pengambil keputusan dari berbagai sektor untuk mempengaruhi kebijakan
mengenai pencemaran air.
• Mendesak pemerintah untuk mengedepankan ide dan rencana yang berdampak pada kualitas air.
• Saling bekerjasama antara masyarakat dan pemerintah dalam menjaga kebersihan air.
• Koordinasi perumusan kebijakan tentang pengendalian pencemaran air.
• Menetapkan kriteria dan standar kualitas air nasional, dan peraturan pendukungnya.
• Meninjau dan mengoordinasi rencana pembangunan yang memengaruhi kualitas air.
• Resolusi konflik antara pemerintah tentang masalah pencemaran air yang tidak bisa diselesaikan di
tingkat yang lebih rendah [4].

2.1.4 Cara Mengatasi Pencemaran Air


Diperlukan manajemen untuk mengatasi masalah pencemaran air. Contoh manajemen yang
diperlukan adalah: Penegakan hukum yang tegas terkait sanksi kepada para pencemar air. Pelatihan dan
penyebaran informasi terkait cara menjaga dan mengatasi pencemaran air [4]. Cara mengatasi
pencemaran air juga bisa dilakukan dengan mendaur ulang pencemaran air dengan cara meniru siklus
alami bumi, meminimalkan penggunaan pestisida, terutama di dekat badan air, mencegah limbah
halaman agar tidak masuk ke saluran pembuangan badai, tidak menggunakan penyegar air di toilet, tidak
menggunakan obat-obatan yang tidak diinginkan di toilet, dan tidak menuangkan pestisida, cat, pelarut,
minyak, antibeku, atau bahan kimia berbahaya lainnya di saluran pembuangan atau ke tanah (Tyler
Miller, 2015).

Pengertian Pencemaran Tanah


Pencemaran tanah adalah polusi yang mencemari semua atau sebagian tanah dan tanah yang
mendasarinya. Sumber pencemaran tanah yang umum di bidang pertanian contohnya sedimen, pestisida,
herbisida, limbah hewan, dan pupuk yang dihasilkan dari irigasi yang buruk sistem dan pembuangan
limbah yang tidak tepat [5]. Tanah adalah penerima utama limbah yang dihasilkan dari industri dan
perkotaan sektor baik melalui pembuangan langsung atau melalui air irigasi yang terkontaminasi.
Beberapa logam dan senyawa beracun menghasilkan antropogenik yang dapat mencemari sumber daya
alam dan juga sangat mengancam berbagai bentuk kehidupan termasuk manusia. Salah satu bentuk
pencemaran tanah adalag degradasi sumber daya tanah. Degradasi tanah adalah penurunan kualitas
tanah akibat pencemaran [6].

2.2.1 Penyebab Pencemaran Tanah


Ada 2 jenis pencemaran tanah, natural atau alami dan buatan manusia. Alami adalah melalui
infiltrasi air laut di pesisir wilayah, pengasaman tanah, erosi tanah dan lainnya. Buatan manusia adalah
melalui penggundulan hutan, pembuangan kotoran, penggunaan pestisida anorganik, penggalian dan
pengangkutan pasir dan lainnya [7].

2.2.3 Dampak Pencemaran Tanah


Pencemaran tanah dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia dan hewan karena melalui
tanah yang terkontaminasi atau tercemar manusia dan hewan dapat terkena dampaknya saat
mengkonsumsi tanaman yang tumbuh di tanah yang tercemar [7].
Dampak bagi kesehatan, pencemaran tanah berdampak langsung pada kesehatan manusia atau
karena menghirup uap tanah yang tercemar. Logam berat yang umum dijumpai adalah kromium, kobalt,
nikel, tembaga, seng, arsenik, selenium, perak, kadmium, antimon, merkuri, talium dan timbal. Dampak
bagi ekosistem, tanah yang tercemar terhubung dengan rantai makanan utama ekosistem yang dapat
menghasilkan virtual penghapusan bentuk kehidupan yang lebih rendah pada efek kimia. Bahkan jika
kecil, rantai makanan piramida tingkat rendah bahan kimia organik asing menjadi lebih terkonsentrasi
untuk setiap konsumen rantai makanan. Keseimbangan ekologis dari sistem apa pun akan terpengaruh
karena kontaminasi luas tanah. Sebagian besar tanaman tidak mampu beradaptasi ketika kimia tanah
berubah secara radikal dalam waktu yang singkat. Jamur dan bakteri ditemukan di tanah itu mengikatnya
bersama mulai menurun, yang menciptakan tambahan masalah erosi tanah. Kesuburan perlahan-lahan
berkurang, membuat tanah tidak cocok untuk pertanian dan tumbuh-tumbuhan lokal untuk bertahan
hidup [5].

2.2.4 Cara Mencegah dan Mengatasi Pencemaran Tanah


Untuk secara bertahap meningkatkan kualitas tanah, dilakukan pencegahan dan pengendalian
pencemaran tanah, orang Cina Dewan Negara mengeluarkan Rencana Aksi tentang Pencegahan dan
Pengendalian Pencemaran Tanah ‘Rencana Aksi’) pada 28 Mei 2016 [13]. Ini menunjukkan bahwa
pemerintah berharap pada awalnya membatasi kecenderungan memperburuk polusi tanah pada tahun
2020, dan jaminan tanah yang bersih dan aman pada tahun 2030.
Untuk mencapai target ini, strategi 10 langkah diusulkan: (1) melakukan survei polusi tanah
menentukan kualitas lingkungan tanah; (2) mempromosikan undang-undang tentang pencegahan polusi
tanah dan membangun sistem pengaturan yang baik; (3) menerapkan manajemen klasifikasi tanah
pertanian sistem untuk memastikan keamanan produk pertanian; (4) menerapkan akses lahan konstruksi
aturan untuk mencegah risiko lingkungan akibat penyelesaian yang tidak benar; (5) memperkuat
perlindungan tanah yang tidak terkontaminasi dan secara ketat mengendalikan ancaman baru
pencemaran tanah; (6) memperkuat pengawasan sumber polusi dan fokus pada pencegahan polusi; (7)
melakukan pengendalian dan pemulihan polusi untuk meningkatkan kualitas lingkungan tanah regional;
(8) meningkatkan teknologi penelitian dan pengembangan, dan mempromosikan pengembangan
industri perlindungan lingkungan; (9) pemerintah harus memainkan peran utama dalam membangun
sistem tata kelola lingkungan tanah; dan (10) memperkuat evaluasi target yang dicapai dan menerapkan
sistem tanggung jawab yang ketat [8].
Salah satu cara untuk mengatasi tanah yang tercemar adalah dengan bioremidiasi dengan
endomikoriza. Bioremediasi tanah tercemar logam berat cd, cu, dan pb dengan menggunakan
endomikoriza. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh endomikoriza dalam meremediasi logam berat
Cd, Cu, dan Pb. Penelitian telah dilaksanakan dari bulan April 2012 sampai Februari 2013 di
Laboratorium Biologi Tanah, Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah FP USU, dan Laboratorium
Kimia BTKL-PP Medan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan 5 blok dan 5
perlakuan, yaitu perlakuan pemberian logam berat yang terdiri dari: Kontrol (tanpa pemberian
endomikoriza dan logam berat), L0 (pemberian endomikoriza dan tanpa pemberian logam berat), L1
(pemberian endomikoriza dan logam berat Cd 1,5 ppm, Cu 20 ppm, dan Pb 60 ppm), L2 (pemberian
endomikoriza dan logam berat Cd 2,25 ppm, Cu 25 ppm, dan Pb 200 ppm), dan L3 (pemberian
endomikoriza dan logam berat Cd 3 ppm, Cu 30 ppm, dan Pb 340 ppm). Pemberian logam berat
dilakukan 3 minggu sebelum tanam dan pemberian endomikoriza dilakuan pada saat penanaman.
Tanaman dipelihara hingga akhir masa vegetatif di rumah kasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
endomikoriza menurunkan Cu dan Pb tersedia di dalam tanah. Pada tanaman, pemberian endomikoriza
menurunkan serapan Pb. Pemberian endomikoriza dan logam berat nyata meningkatkan derajat infeksi
mikoriza, tetapi tidak mempengaruhi serapan logam berat oleh tanaman, berat kering tajuk, berat kering
akar, dan pH H2O tanah. Logam berat tersedia di dalam tanah hanya nyata mempengaruhi Pb tersedia
setelah aplikasi logam berat [9].

3. Pembahasan

3.1 Pengertian Pencemaran Air


Polusi air adalah setiap perubahan kualitas air yang bias membahayakan organisme hidup atau
membuat air tidak layak untuk manusia menggunakan seperti minum, irigasi, dan rekreasi. Bisa
berasal dari satu sumber (titik) atau dari sumber yang lebih besar dan sumber persed (nonpoint). Sumber
titik mengeluarkan pollutan ke badan air permukaan di lokasi tertentu melalui pipa drainase parit, atau
saluran pembuangan (Tyler Miller, 2015).
jenis pencemaran air.
Menurut Lingkungan A.S.ronmental Protection Agency (EPA), bukan titik sumber polusi
adalah alasan utama mengapa 40% dari semua sungai, danau, dan muara A.S. tidak cukup bersih untuk
keperluan seperti memancing dan berenang, meskipun diberlakukannya jurusan undang-undang
pengendalian pencemaran air 40 tahun yang lalu. Kegiatan pertanian sejauh ini menjadi yang terdepan
penyebab polusi air. Sedimen terkikis dari lahan pertanian adalah polutan yang paling umum. Lain
polutan pertanian utama termasuk pupuk dan pestisida, bakteri dari ternak dan limbah pengolahan
makanan, dan kelebihan garam dari tanah pertanian beririgasi. Fasilitas industri, yang memancarkan
berbagai bahan kimia berbahaya, adalah sumber utama kedua pencemaran air. Penambangan adalah
sumber polusi air terbesar ketiga. Penambangan permukaan mengganggu tanah, menyebabkan erosi
besar-besaran sedimen dan limpasan bahan kimia beracun. Bentuk lain dari pencemaran air disebabkan
oleh penggunaan luas bahan-bahan buatan manusia seperti plastik digunakan untuk menghasilkan jutaan
produk. Sebagian besar plastic yang dibuang dengan tidak benar akhirnya berakhir di saluran air dan di
lautan. Produk plastik yang dibuang seperti itu dapat membahayakan berbagai bentuk hidup
Undang-undang penting pertama mengenai perlindungan sumber daya lingkungan muncul
pada tahun 1970-an dengan dibentuknya Komite Nasional tentang Perencanaan dan Koordinasi
Lingkungan, dan diberlakukannya Undang-Undang Perlindungan Margasatwa, 1972. Sejak itu, tiga teks
utama telah disahkan di tingkat pusat yang relevan dengan pencemaran air: Undang-Undang Air
(Pencegahan dan Pengendalian Pencemaran), Undang-Undang Air (Pencegahan dan Pengendalian
Pencemaran), 1977 dan Undang-undang Lingkungan (Perlindungan) (1986). Undang-Undang Air 1974
membentuk Dewan Pengendalian Polusi di tingkat pusat dan negara bagian. Water Cess Act 1977
memberikan Dewan Pendanaan Pencemaran dengan alat pendanaan, memungkinkan mereka untuk
menagih pengguna air dengan cess yang dirancang sebagai dukungan keuangan untuk kegiatan dewan.
Undang-undang Perlindungan Lingkungan 1986 adalah perundangan yang memberikan fokus tunggal
di negara tersebut untuk perlindungan lingkungan dan berupaya untuk menyumbat celah legislasi
sebelumnya yang berkaitan dengan lingkungan. Undang-undang melarang pencemaran badan air dan
mewajibkan kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran untuk mendapatkan persetujuan dari
SPCB setempat sebelum dimulai [10].

3.2 Jenis Pencemaran Air


Erat kaitannya dengan masalah indikator pencemaran air, ternyata komponen pencemaran air
turut menentukan bagaimana indikator tersebut terjadi. Menurut Wardhana (1995), komponen
pencemaran air yang berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian dapat
dikelompokkan sebagai bahan buangan:
1. Padat
Bahan buangan padat Yang dimaksud bahan buangan padat adalah adalah bahan buangan yang
berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke
air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.
Apabila bahan buangan padat tersebut menimbulkan pelarutan, maka kepekatan atau berat jenis air akan
naik. Kadang-kadang pelarutan ini disertai pula dengan perubahan warna air.
2. Cairan berminyak
Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air.
Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas
permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung
pada jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh
mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama. Lapisan minyak di permukaan akan
mengganggu mikroorganisme dalam air. Ini disebabkan lapisan tersebut akan menghalangi diffusi
oksigen dari udara ke dalam air, sehingga oksigen terlarut akan berkurang. Juga lapisan tersebut akan
menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air, sehingga fotosintesapun terganggu. Selain itu,
burungpun ikut terganggu, karena bulunya jadi lengket, tidak dapat mengembang lagi akibat kena
minyak.
3. Organik dan olahan bahan makanan
Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh
mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme. Kadar
BOD dalam hal ini akan naik. Tidak tertutup kemungkinan dengan berambahnya mikroorganisme dapat
berkembang pula bakteri pathogen yang berbahaya bagi manusia. Demikian pula untuk buangan olahan
bahan makanan yang sebenarnya adalah juga bahan buangan organic yang baunya lebih menyengat.
Umumnya buangan olahan makanan mengandung protein dan gugus amin, maka bila didegradasi akan
terurai menjadi senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk (misal. NH3)
4. Berupa panas
Bahan buangan berupa panas (polusi thermal) Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan
saja dapat menghalau ikan atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada
tumbuhan dan 14 hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi
kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem. Untuk itu, polusi thermal inipun harus
dihindari. Sebaiknya industri-industri jika akan membuang air buangan ke perairan harus
memperhatikan hal ini.
5. Anorganik
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam. Apabila
masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan
anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yag melibatkan penggunaan unsure-unsur logam
seperti timbal (Pb), Arsen (As), Cadmium (Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca),
Magnesium (Mg) dll. Kandungan ion Mg dan Ca dalam air akan menyebabkan air bersifat sadah.
Kesadahan air yang tinggi dapat merugikan karena dapat merusak peralatan yang terbuat dari besi
melalui proses pengkaratan (korosi). Juga dapat menimbulkan endapan atau kerak pada peralatan.
Apabila ion-ion logam berasal dari logam berat maupun yang bersifat racun seperti Pb, Cd ataupun Hg,
maka air yang mengandung ion-ion logam tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia, air tersebut
tidak layak minum.
6. Zat kimia
Bahan buangan zat kimia Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemar air
ini akan dikelompokkan menjadi :
a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
b. Bahan pemberantas hama (insektisida),
c. Zat warna kimia,
d. Zat radioaktif

3.3 Penyebab Pencemaran Air


Sumberdaya air yang meliputi air permukaan dan air tanah selalu mengalami dua
permasalahan utama, yakni rendahnya kuantitas dan kualitas. Peningkatan kebutuhan hidup serta
perkembangan wilayah yang disertai dengan berdirinya kawasan-kawasan industri baru, semakin
menambah intensitas dan kompleksitas dari permasalahan sumberdaya air. Kemajuan bidang industri
bukannya tanpa akibat samping yang dapat merugikan kita sendiri. Dari pabrik-pabrik tersebut ternyata
telah mengeluarkan bahan buangan, baik gas, padatan, maupun cairan yang dapat mengganggu
kelestarian lingkungan, karena umumnya limbah tersebut belum, atau bahkan tidak diolah dulu sebelum
masuk lingkungan lain (Alif Noor Anna, 1991)[11]
Kualitas air adalah sifat air dan kandungan mahluk hidup, zat, energi, atau komponen lain di
dalam air. Kualitas air dinyatakan dalam beberapa parameter, yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan,
padatan terlarut, dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam, dan
sebagainya), dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya) (Peraturan
Pemerintah RI No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air)[11]
Organisme biotik dan abiotik dalam ekosistem ini saling keterkaitan atau ada hubungan antara
keduanya sehingga bila abiotik seperti air dan tanah mengalami penurunan kualitas maka akan
berdampak juga pada organisme biotik. Siklus biogeokimia juga berperan dalam memperbaiki dan
menjaga kelestarian dari air melalui siklus air. Kemudian meningkatnya teknologi selain membawa
dampak baik juga membawa dampak buruk bagi lingkungan yaitu industri sering kali membuang sisa
cairan organik maupun padatan yang bersifat kimiawi ke sungai. Limbah tersebut terakumulasi dan
mengganggu kualitas air, organisme dalam air, serta apabila mengandung toksin dan sampai masuk ke
dalam tubuh maka akan merugikan.
Karena kondisi lingkungan seperti litologi cekungan, vegetasi dan iklim kualitas air sungai
bervariasi. Di daerah aliran sungai kecil, variasi spasial meluas melebihi urutan besarnya untuk sebagian
besar unsur utama dan unsur hara, sedangkan variabilitas ini memiliki besaran yang lebih kecil untuk
cekungan utama yang lebih rendah. Oleh karena itu, penggunaan air sungai standar untuk referensi tidak
berlaku dan karena itu air alami mungkin tidak layak untuk berbagai penggunaan manusia, bahkan
termasuk minum. Sungai-sungai membawa tiga sumber alami utama dari bahan yang tidak dapat
dipecahkan dan larut yaitu input atmosfer dari material, degradasi bahan organik terestrial dan pelapukan
batuan permukaan. Zat ini dibawa melalui tanah dan batu berpori dan akhirnya mencapai sungai. Dalam
perjalanan, mereka dipengaruhi oleh berbagai proses seperti daur ulang dalam biota darat dan
penyimpanan di tanah[10].
Pertukaran antara bahan terlarut dan partikulat dan hilangnya zat yang mudah menguap ke
atmosfer, produksi dan degradasi tanaman air di sungai dan danau dll. Akan terpengaruh. Sebagai hasil
dari berbagai sumber dan jalur ini, konsentrasi elemen dan senyawa yang ditemukan di sungai
bergantung pada faktor fisik (iklim, kelegaan), faktor kimia (kelarutan mineral) dan faktor biologis
(peningkatan). ambil dengan vegetasi, degradasi oleh bakteri). Faktor lingkungan terpenting yang
mengendalikan kimia sungai adalah sebagai berikut.
1) Terjadinya mineral yang sangat larut (halit, gipsum) atau mudah lapuk (kalsit, dolomit, pirit, olivin)
2) Jarak ke lingkungan laut yang mengendalikan penurunan eksponensial lautan input aerosol ke darat
(Na +, Cl-, 2 4SO-, dan Mg2 +)
3) Kesulitan (rasio curah hujan / limpasan) yang menentukan konsentrasi zat terlarut yang dihasilkan
dari dua proses sebelumnya
4) Terestrial Produktivitas utama yang mengatur pelepasan unsur hara (C, N, Si, K),
5) Temperatur sekitar yang mengontrol, bersama dengan aktivitas tanah biologis, kinetika reaksi
pelapukan dan
6) Kecepatan angkat (tektonisme, relief) Kualitas aliran dari perairan yang tidak tercemar (bak tanpa
sumber polusi langsung seperti tempat tinggal, jalan, pertanian, pertambangan[10].

3.4 Dampak Pencemaran Air


Dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran bahan organik adalah gangguan terhadap
kehidupan biotik. Turunnya kualitas air perairan akibat meningkatnya kandungan bahan organik.
Aktivitas organisme dapat memecah molekul organik yang kompleks menjadi molekul organik yang
sederhana. Bahan anorganik seperti ion fosfat dan nitrat dapat dipakai sebagai makanan oleh tumbuhan
yang melakukan fotosintesis. Selama proses metabolisme oksigen banyak dikonsumsi,
sehingga apabila bahan organik dalam air sedikit, oksigen yang hilang dari air akan segera diganti oleh
oksigen hasil proses fotosintesis dan oleh reaerasi dari udara. Sebaliknya jika konsentrasi beban organik
terlalu tinggi, maka akan tercipta kondisi anaerobik yang menghasilkan produk dekomposisi berupa
amonia, karbondioksida, asam asetat, hirogen sulfida, dan metana. Senyawa-senyawa tersebut sangat
toksik bagi sebagian besar hewan air, dan akan menimbulkan gangguan terhadap keindahan
(gangguan estetika) yang berupa rasa tidak nyaman dan menimbulkan bau (Herlambang, 2009).
Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan
mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menimbulkan gangguan terhadap kesehatan
karena menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman penyakit atau
kuman lainnya yang merugikan baik pada produk tahu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan,
air limbah akan berubah warnanya menjadi cokelat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini
mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila air limbah ini merembes ke dalam tanah yang dekat dengan
sumur maka air sumur itu tidak dapat dimanfaatkan lagi. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka
akan mencemari sungai dan bila masih digunakan akan menimbulkan gangguan kesehatan yang berupa
penyakit gatal, diare, kolera, radang usus dan penyakit lainnya, khususnya yang berkaitan dengan air
yang kotor dan sanitasi lingkungan yang tidak baik (Herlambang, 2002, 24-25)
Dampak dari masalah ini banyak. Kejernihan air terpengaruh dan badan air menjadi lebih
dangkal. Alga mengkonsumsi sebagian besar oksigen yang tersedia, sehingga meningkatkan apa yang
disebut sebagai Permintaan Oksigen Biologis (BOD) dan mengurangi tingkat Oksigen Terlarut (DO).
Juga, laju fotosintesis menurun, membunuh banyak tanaman air. Erosi tanah membawa banyak lumpur
ke badan air, sehingga menurunkan kualitas air. Kebohongan kotoran sapi di pinggiran badan air
memperkaya mereka dengan bahan kimia yang tidak diinginkan. Polusi air seperti itu menyebabkan
penyakit yang ditularkan melalui air seperti kolera, tipus, diare, hepatitis, penyakit kuning, disentri dll.
Berbagai tanaman dan limbah yang tidak diinginkan memberi mereka tampilan seperti rawa, belum lagi
bau busuk yang berasal dari mereka. Polusi air bahkan dapat membuat air tidak layak untuk keperluan
industri atau pertanian, tidak hanya untuk minum. Perambahan yang terbentuk pada badan air telah
menyebabkan penyusutan drastis dari total area. Contohnya di India adalah Danau Anchar yang telah
berubah menjadi rawa. Sungai Jhelum telah berubah menjadi saluran pembuangan karena limbah padat
dan limbah yang masuk ke badan air ini. Populasi ikannya sakit. Danau Dal di Kashmir dapat dijuluki
sebagai 'kolam yang tercemar[10].
Di sebagian besar negara berkembang, aliran polusi dari pembuangan limbah yang tidak
diolah, limbah industri, dan sampah yang dibuang adalah masalah serius dan terus bertambah. Menurut
Proyek Kebijakan Air Global, sebagian besar kota di Indonesia negara-negara yang kurang berkembang
membuang 80–90% limbah mereka yang tidak diolah langsung ke sungai, sungai, dan danau yang airnya
sering digunakan juga untuk minum, mandi, dan mencuci pakaian (Tyler Miller, 2015).
Menurut Komisi Dunia tentang Air untuk Abad 21, setengah dari 500 sungai utama dunia
tercemar berat, dengan sebagian besar saluran air tercemar ini mengalir melalui negara-negara yang
kurang berkembang. Sebagian besar negara tidak mampu membangun pabrik pengolahan limbah
dan tidak memiliki, atau tidak menegakkan, hukum untuk mengendalikan polusi air. Limbah dan limbah
industry usia mencemari lebih dari dua pertiga dari sumber daya air India serta 54 dari 78 sungai dan
stream dipantau masuk Cina. Menurut Miniscoba Perlindungan Lingkungan, sekitar 380 juta orang Cina
orang minum air yang tidak aman dan hampir setengah dari sungai Tiongkok
bawa air yang terlalu beracun untuk sentuh, apalagi minum.
WHO memperkirakan bahwa setiap tahun, lebih dari 1,6 juta orang meninggal karena sebagian
besar dapat dicegah penyakit menular melalui air yang mereka dapatkan dengan minum air yang
terkontaminasi atau tidak memiliki cukup air bersih untuk kebersihan yang memadai. Setiap 18 detik,
seorang anak kecil suatu tempat di dunia meninggal karena diare yang disebabkan oleh minum air yang
terkontaminasi.
Selama cuaca panas atau kekeringan, nutrisi ini membebani dapat menghasilkan pertumbuhan
padat, atau "mekar," organisme seperti alga dan cyanobacteria. Ketika ganggang mati, mereka
membusuk dengan pembengkakan populasi bakteri yang mengonsumsi oksigen, yang menguras oksigen
terlarut di lapisan permukaan air dekat pantai serta di lapisan bawah danau atau pantai daerah. Ini dapat
membunuh ikan, kerang, dan air aerobik lainnya hewan yang tidak bisa pindah ke perairan yang lebih
aman. Jika kelebihan nutrisi terus mengalir ke danau, bakteri yang tidak kembali oksigen mengambil
alih dan menghasilkan produk gas seperti bau, hidrogen sulfida yang sangat beracun dan metana yang
mudah terbakar.

3.5 Cara Mencegah Pencemaran Air


Cara mencegah pencemaran air melalui pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai
pencemaran yaitu Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air.
Salah satu yang terbaik cara untuk mencegah tumpahan kapal tanker adalah dengan menggunakan kapal
tanker minyak lambung ganda. Standar dan inspeksi keselamatan yang lebih ketat
dapat membantu mengurangi ledakan sumur minyak di laut. Paling penting, bisnis, institusi, dan warga
yang tinggal di pesisir daerah harus berhati-hati untuk mencegah kebocoran dan tumpahan genap jumlah
minyak dan produk minyak terkecil seperti cat pengencer dan bensin. Sebagian besar polusi laut terjadi
di perairan pesisir dan dating dari aktivitas manusia di darat. Cara untuk mencegah pencemaran perairan
pesisir dan cara menguranginya. Mengurangi Polusi Air Permukaan dari sumber nonpoint. Ada
sejumlah cara untuk mengurangi sumber nonpoint dari polusi air permukaan, yang sebagian besar
berasal dari pertanian praktik tural. Petani bisa mengurangi erosi tanah dengan menjaga lahan pertanian
ditutupi dengan vegetasi dan menggunakan konservasi pengolahan tanah dan metode konservasi tanah
lainnya. Mereka juga dapat mengurangi jumlah pupuk yang mengalir ke air permukaan dengan
menggunakan pupuk lepas lambat, tidak menggunakan pupuk di tanah yang curam, dan penanaman
zona penyangga vegetasi di antara yang dibudidayakan (Tyler Miller, 2015).
Masalah yang dipahami. polusi lautan dari minyak. Dengan demikian, mencegah polusi
minyak adalah yang paling efektif dan dalam jangka panjang, pendekatan yang paling tidak mahal. Salah
satu yang terbaik cara untuk mencegah tumpahan kapal tanker adalah dengan menggunakan kapal tanker
minyak lambung ganda. Standar dan inspeksi keselamatan yang lebih ketat dapat membantu mengurangi
ledakan sumur minyak di laut. Paling penting, bisnis, institusi, dan warga yang tinggal di pesisir daerah
harus berhati-hati untuk mencegah kebocoran dan tumpahan genap
jumlah minyak dan produk minyak terkecil seperti cat pengencer dan bensin.
Sebagian besar polusi laut terjadi di perairan pesisir dan aktivitas manusia di darat
mencantumkan cara untuk mencegah pencemaran perairan pesisir dan cara menguranginya.
Mengurangi polusi air permukaan dari sumber nonpoint, ada sejumlah cara untuk mengurangi sumber
nonpoint dari polusi air permukaan, yang sebagian besar berasal dari pertanian praktik tural. Petani bisa
mengurangi erosi tanah dengan menjaga lahan pertanian ditutupi dengan vegetasi dan menggunakan
konservasi pengolahan tanah dan metode konservasi tanah lainnya, juga dapat mengurangi jumlah
pupuk yang mengalir ke air permukaan dengan menggunakan pupuk lepas lambat, tidak menggunakan
pupuk di tanah yang curam, dan penanaman zona penyangga vegetasi di antara yang dibudidayakan
(Tyler Miller, 2015).

3.6 Cara Mengatasi Pencemaran Air


Pada dasarnya, air sebagai suatu zat/unsur, memiliki sifat sebagai pelarut yang baik, sehingga
air berkemampuan untuk menjernihkan atau menetralisir senyawa kimia yang bersifat asing pada tubuh
air, serta memungkinkan terangkutnya berbagai macam unsur hara ataupun bahan-bahan toksik yang
masuk ke dalam jaringan tubuh organisme yang hidup di tubuh air, yang selanjutya dilarutkan untuk
dikeluarkan kembali. Proses pemurnian kembali secara alami pada tubuh air tersebut biasa disebut
dengan penjernihan kembali (self purification) atau swa penahiran. Setiap aliran air permukaan seperti
sungai dapat terjadi proses self purification. Penjernihan kembali secara alamiah pada badan-badan air
yang mengalami pencemaran dapat dilihat melalui beberapa indikator secara fisik, kimia, maupun
perubahan biologis. Tanda-tanda secara fisik dapat dilihat dari warna maupun tingkat kejernihannya
(Slamet Riyadi, 1984). Hendrasarie dan Cahyarani (2008) menjelaskan bahwa pengembangan dari
proses self purification terdiri dari 4 zona, yaitu zona air bersih, zona dekomposisi, zona biodegradasi,
dan zona pemulihan. Slamet Riyadi (1984), dengan lebih spesifik pada proses pencemaran membagi
zona proses penjernihan kembali aliran sungai, sebagai berikut.

1. Zona Degradasi, dalam zona ini proses pencemaran dimulai dan mengalami puncak
aktivitasnya. Benda-benda asing mulai mengalami degradasi. Karena terjadi proses dekomposisi atau
penguraian, maka dibutuhkan oksigen, sehingga kadar oksigen terlarut dengan cepat makin berkurang.
2. Zona Dekomposisi, dari fase pertama proses pencemaran kemudian masuk ke dalam fase
kedua ini, oksigen terlarut berkurang mulai dari 40 sampai 0 %. Akan tetapi pada akhir fase ini mulai
naik lagi menjadi 40 %.
3. Zona Rehabilitatif, dalam zona ini kadar oksigen terlarut meningkat berangsurangsur
sebaliknya dari 40 % ke atas. Kehidupan air secara mikroskopis mulai nampak. Air menjadi lebih jernih
dibandingkan dengan zona-zona terdahulu.
4. Zona Penjernihan Kembali/Pemutihan, dalam zona ini yang merupakan fase terakhir dari
rangkaian proses single pollution ditandai dengan meningkatnya oksigen terlarut secara maksimal
sampai jenuh kembali yang diakibatkan dari berbagai mekanisme yang telah mampu normal
kembali[11].
Sungai dan aliran yang mengalir dapat pulih dengan cepat dari limbah yang membutuhkan
oksigen dalam tingkat sedang melalui kombinasi pengenceran dan biodegradasi bakteri dari limbah
tersebut. Namun proses pemulihan alami ini tidak berfungsi saat aliran menjadi kelebihan beban
polutan semacam itu atau ketika kekeringan, perusakan, atau pengalihan air mengurangi alirannya. Juga,
sementara ini proses dapat menghilangkan limbah yang dapat terurai secara hayati, tidak menghilangkan
polutan yang secara perlahan dapat didegradasi dan tidak terdegradasi.
Dalam aliran yang mengalir, kerusakan biodegradable limbah oleh bakteri menghabiskan oksigen
terlarut dan menciptakan kurva oksigen melorot. Ini mengurangi atau menghilangkan
populasi organisme dengan kebutuhan oksigen tinggi sampai aliran dibersihkan dari limbah yang
membutuhkan oksigen.
Hukum diberlakukan pada 1970-an untuk mengendalikan polusi air telah menyebabkan
peningkatan jumlah fasilitas yang merawat air limbah — air yang mengandung limbah dan limbah
lainnya dari rumah dan industri di Amerika Serikat dan di sebagian besar negara maju lainnya. Hukum
seperti itu juga mengharuskan industri untuk mengurangi atau menghilangkan poin mereka-
sumber pembuangan bahan kimia berbahaya ke perairan permukaan. Ini adalah prestasi yang
mengesankan mengingat negara itu peningkatan kegiatan ekonomi, konsumsi sumber daya, dan
pertumbuhan populasi sejak berlalunya undang-undang ini(Tyler Miller, 2015).
Meniru siklus nutrisi alami bumi dengan mendaur ulang mereka ke tanah alih-alih
membuangnya ke saluran air. Cara yang sangat penting untuk meningkatkan manfaat kita
dampak lingkungan yang penting. Kita juga bisa menggunakan pencegahan pendekatan dengan
melarang atau membatasi penggunaan fosfat dalam deterjen rumah tangga dan agen pembersih lainnya,
dan oleh menggunakan konservasi tanah dan penggunaan lahan kontrol untuk mengurangi limpasan
nutrisi. Kita dapat membersihkan danau yang menderita eutrofikasi budaya dengan secara mekanis
membuang kelebihan gulma, mengontrol pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan dengan herbisida
dan Algaecides, dan memompa udara ke danau dan waduk mencegah penipisan oksigen yang semuanya
mahal dan metode intensif energi. Sebagian besar danau dan permukaan lainnya perairan dapat pulih
dari eutrofikasi budaya, jika input nutrisi tanaman yang berlebihan dihentikan(Tyler Miller, 2015).
Ada banyak cara untuk memurnikan air minum, sebagian besar negara yang lebih maju
memiliki undang-undang yang menetapkan standar air minum. Tapi sebagian besar kurang negara maju
tidak memiliki undang-undang semacam itu atau, jika mereka memilikinya mereka, mereka tidak
menegakkan mereka. Di negara-negara yang lebih maju, di mana pun orang bergantung pada sumber
air permukaan, air minum biasanya disimpan di reservoir selama beberapa hari. Ini meningkatkan
kejernihan dan rasa dengan meningkatkan kandungan oksigen terlarut dan memungkinkan
masalah yang tertunda untuk diselesaikan. Air kemudian dipompa ke pabrik pemurnian dan diolah untuk
memenuhi minum pemerintah standar air. Di daerah dengan air tanah yang sangat murni atau
sumber air permukaan, sedikit perawatan diperlukan. Beberapa kota-kota besar A.S., termasuk New
York City, Boston, Seattle, dan Portland, Oregon, telah menghindari pembangunan fasilitas pengolahan
air yang mahal dan meningkatkan dampak lingkungan yang menguntungkan dengan berinvestasi dalam
perlindungan hutan dan lahan basah di daerah aliran sungai yang menyediakan air mereka persediaan
(Tyler Miller, 2015).
GREEN CAREER: Pemurnian air limbah, teknologi untuk mengubah air limbah menjadi air
minum murni. Salah satu proses tersebut melibatkan mikrofiltrasi untuk menghilangkan bakteri dan
padatan tersuspensi; membalikkan osmosis untuk menghilangkan mineral, virus, dan berbagai organik
senyawa; dan hidrogen peroksida dan sinar ultraviolet untuk menghilangkan senyawa organik
tambahan. Dalam dunia di mana kita akan menghadapi kekurangan kekurangan air minum, pemurnian
air limbah cenderung menjadi pertumbuhan besar bisnis(Tyler Miller, 2015).
Di sebagian besar tempat, reklamasi air limbah masih menghadapi oposisi dari warga dan dari
beberapa pejabat kesehatan yang tidak menyadari kemajuan teknologi ini. Namun, kota California Los
Angeles dan San Diego adalah memurnikan air limbah ke titik di mana ia layak untuk diminum
dan menempatkan air ini ke akuifer yang mendasarinya, dengan demikian mengurangi ketergantungan
mereka pada air. Juga dapat menggunakan langkah-langkah sederhana untuk memurnikan minuman
air. Di negara tropis yang kekurangan air terpusat sistem perawatan, WHO mendesak orang untuk
memurnikan minuman air dengan memaparkan botol plastik bening yang diisi dengan air terkontaminasi
sinar matahari yang intens. matahari panas dan sinar ultraviolet (UV) dapat membunuh mikroba menular
dalam jumlah yang sedikit 3 jam. Lukisan satu sisi botol hitam bias membuktikan penyerapan panas
pada disinfeksi matahari sederhana ini metode, yang menerapkan prinsip energi surya keberlanjutan. Di
mana ukuran sederhana ini telah digunakan, kejadian diare berbahaya anak telah menurun sebesar 30-
40%. Para peneliti telah menemukan bahwa mereka dapat mempercepat proses disinfeksi ini dengan
menambahkan jus jeruk nipis ke botol-botol air. Penemu Denmark Torben Vestergaard Frandsen telah
mengembangkan mengembangkan LifeStraw ™, air portabel yang tidak mahal filter yang
menghilangkan banyak virus dan parasit dari air ditarik melaluinya. Filter ini memiliki sangat
bermanfaat di Afrika, di mana lembaga bantuan mendistribusikannya. Opsi lain yang digunakan oleh
lebih banyak dan lebih banyak orang di seluruh dunia yang memiliki air kemasan menciptakan atau
memperburuk beberapa masalah(Tyler Miller, 2015).
Semua ini adalah cara untuk memiliki dampak lingkungan yang bermanfaat. Hukum dapat
digunakan untuk mengurangi air polusi dari Sumber Titik Undang-Undang Pengendalian Pencemaran
Air Federal tahun 1972 (berganti nama menjadi UU Air Bersih ketika diubah pada tahun 1977) dan
Undang-undang Kualitas Air 1987 membentuk dasar dari upaya A.S. untuk mengendalikan pencemaran
perairan permukaan negara. Itu Clean Water Act menetapkan standar untuk level 100 yang diizinkan
polutan air utama dan membutuhkan pencemar untuk mendapatkan izin
yang membatasi berapa banyak berbagai polutan yang mereka dapat dibuang ke sistem perairan.
EPA juga telah bereksperimen dengan debit kebijakan perdagangan, yang menggunakan kekuatan pasar
untuk mengurangi air polusi di Amerika Serikat. Di bawah program ini, pemegang izin dapat mencemari
pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang diizinkan di dalamnya izin jika membeli kredit dari
pemegang izin yang luting di bawah level yang diizinkan(Tyler Miller, 2015).
Ilmuwan lingkungan memperingatkan efektivitas itu dari sistem seperti itu tergantung pada
seberapa rendah batas total tingkat polusi di area tertentu diatur dan seberapa sering tutupnya diturunkan.
Mereka juga memperingatkan pemecatan itu perdagangan bisa membuat polusi air menumpuk tingkat
berbahaya di daerah di mana kredit dibeli. Baik pengawasan yang memadai dari tingkat topi atau
penurunan topi bertahap adalah bagian dari perdagangan debit EPA saat ini
sistem(Tyler Miller, 2015).

3.6 Pengertian Pencemaran Tanah


Pencemaran tanah adalah polusi yang mencemari semua atau sebagian tanah dan tanah yang
mendasarinya. Sumber pencemaran tanah yang umum di bidang pertanian contohnya sedimen, pestisida,
herbisida, limbah hewan, dan pupuk yang dihasilkan dari irigasi yang buruk sistem dan pembuangan
limbah yang tidak tepat [5]. Tanah adalah penerima utama limbah yang dihasilkan dari industri dan
perkotaan sektor baik melalui pembuangan langsung atau melalui air irigasi yang terkontaminasi.
Beberapa logam dan senyawa beracun menghasilkan antropogenik yang dapat mencemari sumber daya
alam dan juga sangat mengancam berbagai bentuk kehidupan termasuk manusia. Salah satu bentuk
pencemaran tanah adalah degradasi sumber daya tanah. Degradasi tanah adalah penurunan kualitas
tanah akibat pencemaran [6].
Pencemaran tanah merupakan pencemaran yang merusak ekosistem tanah maupun kualitas
dari tanah itu sendiri. Unsur hara yang berada dalam tanah akan mengalami pendegrasian kualitas
shingga fungsi tanah tidak lagi optimal.
Salah satu kategori utama limbah adalah limbah padat bahan yang tidak diinginkan atau dibuang yang
kami hasilkan yang bukan berupa cairan atau gas. Limbah padat dapat dibagi menjadi dua jenis. Salah satu jenisnya
adalah limbah padat industri yang dihasilkan oleh tambang, pertanian, dan industri yang memasok barang dan jasa
kepada masyarakat. Yang lainnya adalah limbah padat kota (MSW), sering disebut sampah atau sampah, yang
terdiri dari limbah padat gabungan yang diproduksi oleh rumah dan tempat kerja selain pabrik. Contohnya
termasuk kertas dan kardus, limbah makanan, kaleng, botol, limbah halaman, furnitur, plastik, logam, gelas, kayu,
dan limbah elektronik (Core Case Study). Beberapa pakar sumber daya menyarankan agar kami mengubah nama
tempat sampah yang kami hasilkan dari MSW menjadi MWR — sebagian besar sumber daya terbuang. Di negara-
negara yang lebih maju, sebagian besar MSW dikubur di tempat pembuangan sampah atau dibakar dalam
insinerator (Tyler Miller)
Limbah berbahaya merupakan masalah serius dan berkembang limbah kategori limbah utama
lainnya adalah limbah berbahaya atau beracun — bahan atau zat buangan apa pun yang mengancam
kesehatan manusia atau lingkungan karena beracun, reaktif secara kimia berbahaya, korosif, atau mudah
terbakar. Contohnya termasuk pelarut industri, rumah sakit limbah medis, baterai mobil (mengandung
timbal dan asam), produk pestisida rumah tangga, baterai sel kering (mengandung merkuri dan
kadmium), dan abu dan lumpur dari insinerator dan tenaga pembakaran batu bara dan pabrik industri.

3.7 Penyebab Pencemaran Tanah


Ada 2 jenis pencemaran tanah, natural atau alami dan buatan manusia. Alami adalah melalui
infiltrasi air laut di pesisir wilayah, pengasaman tanah, erosi tanah dan lainnya. Buatan manusia adalah
melalui penggundulan hutan, pembuangan kotoran, penggunaan pestisida anorganik, penggalian dan
pengangkutan pasir dan lainnya [7].
Pencemaran tanah dapat ditiimbulkan oleh beberapa bahan padat yang terdiri bermacam-
macam jenis seperti sampah, barang elektronik yang tidak terpakai, pakaian yang dibuang, dsb.
Pencemaran ini menimbulkan bau yang tidak sedap, pemandangan yang kurang etis, dan merusak
organisme dalam tanah dan tumbuhan.

3.8 Dampak Pencemaran Tanah


Pencemaran tanah dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia dan hewan karena melalui
tanah yang terkontaminasi atau tercemar manusia dan hewan dapat terkena dampaknya saat
mengkonsumsi tanaman yang tumbuh di tanah yang tercemar [7].
Dampak bagi kesehatan, pencemaran tanah berdampak langsung pada kesehatan manusia atau
karena menghirup uap tanah yang tercemar. Logam berat yang umum dijumpai adalah kromium, kobalt,
nikel, tembaga, seng, arsenik, selenium, perak, kadmium, antimon, merkuri, talium dan timbal. Dampak
bagi ekosistem, tanah yang tercemar terhubung dengan rantai makanan utama ekosistem yang dapat
menghasilkan virtual penghapusan bentuk kehidupan yang lebih rendah pada efek kimia. Bahkan jika
kecil, rantai makanan piramida tingkat rendah bahan kimia organik asing menjadi lebih terkonsentrasi
untuk setiap konsumen rantai makanan. Keseimbangan ekologis dari sistem apa pun akan terpengaruh
karena kontaminasi luas tanah. Sebagian besar tanaman tidak mampu beradaptasi ketika kimia tanah
berubah secara radikal dalam waktu yang singkat. Jamur dan bakteri ditemukan di tanah itu mengikatnya
bersama mulai menurun, yang menciptakan tambahan masalah erosi tanah. Kesuburan perlahan-lahan
berkurang, membuat tanah tidak cocok untuk pertanian dan tumbuh-tumbuhan lokal untuk bertahan
hidup [5].
Pencemaran tanah membawa dampak yang tidak baik bagi makhluk hidup dan tidak ada sisi
positifnya. Semakin melangkah ke era selanjutnya, pencemaran ini tidak semakin berkurang melainkan
terjadi penumpukan atau terakumulasinya limbah padat.

3.9 Cara Mencegah dan Mengatasi Pencemaran Tanah


Untuk mencapai target ini, strategi 10 langkah diusulkan: (1) melakukan survei polusi tanah
menentukan kualitas lingkungan tanah; (2) mempromosikan undang-undang tentang pencegahan polusi
tanah dan membangun sistem pengaturan yang baik; (3) menerapkan manajemen klasifikasi tanah
pertanian sistem untuk memastikan keamanan produk pertanian; (4) menerapkan akses lahan konstruksi
aturan untuk mencegah risiko lingkungan akibat penyelesaian yang tidak benar; (5) memperkuat
perlindungan tanah yang tidak terkontaminasi dan secara ketat mengendalikan ancaman baru
pencemaran tanah; (6) memperkuat pengawasan sumber polusi dan fokus pada pencegahan polusi; (7)
melakukan pengendalian dan pemulihan polusi untuk meningkatkan kualitas lingkungan tanah regional;
(8) meningkatkan teknologi penelitian dan pengembangan, dan mempromosikan pengembangan
industri perlindungan lingkungan; (9) pemerintah harus memainkan peran utama dalam membangun
sistem tata kelola lingkungan tanah; dan (10) memperkuat evaluasi target yang dicapai dan menerapkan
sistem tanggung jawab yang ketat [8].
Pengurangan limbah didasarkan pada empat R penggunaan sumber daya: • Refuse: Jangan
menggunakannya. • Reduce: Gunakan lebih sedikit. • Reuse: Gunakan berulang kali. • Recycle:
Mengonversi sumber daya yang digunakan menjadi barang-barang berguna dan membeli produk yang
terbuat dari bahan daur ulang.
Bentuk penting dari daur ulang adalah pengomposan, yang meniru alam dengan menggunakan
bakteri untuk menguraikan hiasan pekarangan, sisa makanan nabati, dan limbah organik lain yang dapat
terurai menjadi bahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Dari sudut pandang
lingkungan, tiga R pertama dipilih karena merupakan input, atau pencegahan limbah, pendekatan yang
mengatasi masalah produksi limbah di ujung depan — sebelum terjadi. Daur ulang itu penting tetapi
berurusan dengan limbah setelah diproduksi. Dengan menolak, mengurangi, menggunakan kembali,
mendaur ulang, dan membuat kompos, kami menghemat sumber daya materi dan energi, mengurangi
polusi (termasuk emisi gas rumah kaca), membantu melindungi keanekaragaman hayati, dan
menghemat uang.
Berikut adalah enam strategi yang digunakan industri dan masyarakat untuk mengurangi
penggunaan sumber daya, limbah, dan polusi. Pertama, ubah proses industri untuk menghilangkan atau
mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya. Sejak 1975, Perusahaan 3M telah mengambil
pendekatan ini dan, dalam prosesnya, menghemat $ 1,2 miliar. Kedua, mendesain ulang proses dan
produk manufaktur untuk menggunakan lebih sedikit bahan dan energi. Misalnya, berat mobil khas telah
berkurang sekitar seperempat sejak 1960-an melalui penggunaan baja yang lebih ringan, aluminium,
dan plastik ringan dan bahan komposit. Ketiga, kembangkan produk yang mudah diperbaiki, digunakan
kembali, diproduksi ulang, kompos, atau didaur ulang. Sebagai contoh, mesin fotokopi Xerox yang
disewa oleh bisnis terbuat dari suku cadang yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang yang
memungkinkan untuk pembuatan ulang yang mudah dan diproyeksikan untuk menghemat biaya
produksi sebesar $ 1 miliar dari perusahaan. Keempat, menghilangkan atau mengurangi kemasan yang
tidak perlu. Gunakan hierarki berikut untuk kemasan produk: tidak ada kemasan, kemasan yang dapat
digunakan kembali, dan kemasan yang dapat didaur ulang. Kelima, gunakan sistem pengumpulan
limbah per kantong yang membebani konsumen atas jumlah sampah yang mereka buang tetapi
menyediakan penjemputan gratis dari barang-barang yang dapat didaur ulang dan dapat digunakan
kembali. Keenam, mengesahkan undang-undang yang mengharuskan perusahaan untuk mengambil
kembali berbagai produk konsumen seperti peralatan elektronik (Core Case Study), peralatan, dan
kendaraan bermotor, seperti yang dilakukan Jepang dan banyak negara Eropa, untuk daur ulang atau
manufaktur.
Salah satu cara untuk mengatasi tanah yang tercemar adalah dengan bioremidiasi dengan
endomikoriza. Bioremediasi tanah tercemar logam berat cd, cu, dan pb dengan menggunakan
endomikoriza. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh endomikoriza dalam meremediasi logam berat
Cd, Cu, dan Pb.

4. Kesimpulan

Pencemaran air dan tanah merupakan pencemaran yang keduanya saling timbal balik dan
mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya. Air dan tanah merupakan organisme abiotik,
sehingga degradasi kualitas air dan tanah akan berdampak pada organisme biotik. Kemudian terdapat
banyak jenis pencemaran air dan tanah, seluruhnya dapat ditimbulkan melalui aktivitas manusiadan
secara alami dari alam. Oleh karena itu, dari paparan penyebab dan dampak dari pencemaran air dan
tanah. Maka cara untuk mencegah dan mengatasinya adalah kesadaran untuk melaksanakan peraturan
perundang-undangan mengenai pencemaran. Melakukan 3R yaitu Refuse, Reduce, Reuse, dan Recycle.

References

[1] Owa FW. Water pollution: sources, effects, control and management. Int Lett Nat Sci 2014:6.
[2] Owa FD. Water Pollution: Sources, Effects, Control and Management. Mediterr J Soc Sci 2013.
doi:10.5901/mjss.2013.v4n8p65.
[3] Mann US, Dhingra A, Singh J. WATER POLLUTION: CAUSES, EFFECTS AND REMEDIES
2014:5.
[4] Helmer R, Hespanhol I, United Nations Environment Programme, Water Supply and Sanitation
Collaborative Council, World Health Organization, editors. Water pollution control: a guide to the
use of water quality management principles. 1st. ed. London ; New York: E & FN Spon; 1997.
[5] Gangadhar ZS. Environmental Impact Assessment on Soil Pollution Issue about Human Health
2014;3:4.
[6] Saha JK, Selladurai R, Coumar MV, Dotaniya ML, Kundu S, Patra AK. Soil Pollution - An
Emerging Threat to Agriculture. vol. 10. Singapore: Springer Singapore; 2017. doi:10.1007/978-
981-10-4274-4.
[7] Mohan A, Sajayan J. Soil pollution-A Momentous Crisis. Int J Herb Med n.d.:3.
[8] Li T, Liu Y, Lin S, Liu Y, Xie Y. Soil Pollution Management in China: A Brief Introduction.
Sustainability 2019;11:556. doi:10.3390/su11030556.
[9] Chairiyah RR, Guchi H, Rauf A. BIOREMEDIASI TANAH TERCEMAR LOGAM BERAT Cd,
Cu, DAN Pb DENGAN MENGGUNAKAN ENDOMIKORIZA n.d.:13.
[10] Agrawal A, Pandey RS, Sharma B. Water Pollution with Special Reference to Pesticide
Contamination in India. J Water Resour Prot 2010;02:432–48. doi:10.4236/jwarp.2010.25050.
[11] Ramadhani E. FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
n.d.:19.

[12] Tyler Miller. 2015. Environmental Science. USA: National Geographic Learning.

Anda mungkin juga menyukai