Anda di halaman 1dari 13

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

()
Mata Kuliah : Pendidikan Lingkungan
Dibina oleh : Dr. Yula Miranda, M.Pd

Oleh:
Kelompok : V (Lima)
1. Nina Mauliani (193010209022)
2. Muhammad Abrar(193020209023)
3. Rosa Ester Rina (193020209024)
4. Runiawan (193020209025)
5. M. Satria Aji (193020209026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
Mei 2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan Laporan Pendidikan Lingkungan yang berjudul Pencemaran air.

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Dr. Yula Miranda, M.Pd yang telah membantu kami baik
secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan
yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan Pendidikan Lingkungan yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar
penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan Pendidikan Lingkungan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Palangka Raya, 13 Mei 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup yang lain juga
sangat membutuhkan air. kekurangan air pada tubuh manusi bisa mneyebabkan dehidrasi karena
ketahanan tubuh manusia sangat bergantung pada berbagai fungsi air sedangkan tubuh manusia
belum mengembangkan suatu sistem penyimpanan air sebagai sistem penyimpanan lemak. Air
merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupan manusia. Menurut Kodoatie (2008)
“air merupakan sumber kehidupan Semua makhluk membutuhkan air, untuk kepentingannya.
Ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan”. Air di Indonesia sangat
melimpah, hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Akan tetapi, hal ini tidak
dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya, masyarakat kebanyakan
menyalah gunakan kelebihan ini dengan mencemarinya. Pencemaran air adalah suatu perubahan
keadaan ditempat penampungan air antara lain seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat
aktivitas manusia. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat memerlukan air bersih untuk minum,
memasak, mencuci, dan keperluan lainnya.
Air tersebut juga mempunyai standar 3B (tidak berwarna, berbau, dan beracun). dalam
kehidupan sekarang, adakalanya masyarakat melihat air yang berwarna keruh dan berbau serta
bercampur dengan benda-benda sampah antara lain seperti kaleng, plastik, dan sampah organik.
Sumber-sumber yang mengakibatkan air tersebut tercemar berasal dari mana-mana. Contohnya
limbah-limbah industri yang dibuang dan dialirkan ke sungai. Semua akhirnya bermura di sungai
dan pencemaran air ini dapat merugikan manusia apabila mengkonsumsi air ini.

B. Identifikasi Masalah
· Banyak Masyarakat yang tidak mengerti atau kurang tahu tentang Pencemaran air
· Banyak Masyarakat yang tahu penyebab dan akibat pencemaran air
· Banyak Masyarakat yang tidak tahu cara mengatasi pencemaran air
· Banyak Masyarakat yang tidak tahu cara pengolahan air buangan
C. Rumusan Masalah
· Apa yang dimaksud dengn pencemaran air?
· Apa saja penyebab dan akibat pencemaran air?
· Apa saja usaha mengatasi pencemaran air bagi kehidupan manusia?
· Bagaimanakah cara pengolahan air buangan untuk mengatasi pencemaran?

D. Tujuan Penulisan
· Menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA 2
· Mengetahui pengertian pencemaran air
· Mengetahui penyebab dan akibat pencemaran air
· Mengetahui usaha mengatasi pencemaran air bagi kehidupan manusia
· Mengetahiu proses pengolahan air buangan untuk mengatasi pencemaran

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu orang dengan
orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah tersebut, baik
dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga didefinisikan dalam
Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang
didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan
hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-
komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah
dan pencemaran udara. Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi
lingkungan hidup yang ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.
Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air
didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai
makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan
aspek akibat (Setiawan, 2001).
Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa
masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan
kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang pada
prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair.
Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia. Pencemaran yang
disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus
menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan
penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu.
Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang
menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat
cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas). Ada standar baku mutu
tertentu untuk peruntukan air.
Sebagai contoh adalah pada UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3 terkandung makna
bahwa air minum yang dikonsumsi masyarakat, harus memenuhi persyaratan kualitas maupun
kuantitas, yang persyaratan kualitas tettuang dalam Peraturan Mentri Kesehatan No. 146 tahun
1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Sedangkan parameter kualitas air
minum/air bersih yang terdiri dari parameter kimiawi, fisik, radioaktif dan mikrobiologi,
ditetapkan dalam PERMENKES 416/1990 (Achmadi, 2001).

B. Penyebab dan Akibat dari Pencemaran Air


Air merupakan kebutuhan vital bagi seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Untuk
dapat dikonsumsi air harus memenuhi syarat fisik, kimia maupun biologis. Secara fisik air layak
dikonsumsi jika tidak berbau, berasa, maupun tidak berwarna. Di samping itu air tidak boleh
mengandung racun maupun zatzat kimia berbahaya (syarat kimia), dan tidak mengandung
bakteri, protozoa ataupun kumankuman penyakit. Oleh karena itu kebersihan dan terbebasnya air
dari polutan menjadi hal yang sangat penting.
Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni
makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat
hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan
pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi
berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan
bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati,
dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan
aktivitas bakteri menurun.
1. Penyebab
Pencemaran air dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
· Pembuangan limbah industri ke perairan (sungai, danau, laut).
· Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke sungai, seperti air cucian, air kamar
mandi.
· Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
· Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanah ke perairan.
· Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan.
· Pembuangan limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai.
· Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas pantai.

2. Akibat
Akibat yang akan ditimbulkan dari pencemaran air adalah sebagai berikut:
· Dapat menyebabkan banjir
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air.Peristiwa banjir timbul jika air
menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai
yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi.
Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga
membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal yang
rutin.Setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan fenomenakejadian alam “biasa”
yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk
Indonesia.Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena meminta korban besar.

· Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya)
akibat transportasi angin,air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di
bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam
hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan
proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan
keduanya. Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan
menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah
menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi).
Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan
limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang
terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang
selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga
akan mempengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk
ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan
air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi,
kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.

· Jalan RE Martadinata Amblas karena Erosi Bawah Tanah


Amblasnya Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara dikarenakan erosi di lapisan tanah di
bawah jalan tersebut. “Penyebabnya ada gerusan dari air yg ada di bawah (jalan tersebut) dan di
sekitarnya juga ada tanah yang dikeruk. Jadi kombinasi air menggerogoti bagian bawah jalan,”
kata Hermanto yang dihubungi di Jakarta, Kamis (16/9). Dia mengakui selama ini perbaikan
hanya dilakukan di lapisan atas Jalan RE Martadinata, tanpa memperhatikan kondisi tanah di
bawah jalan tersebut. ”Selama ini penanganannya hanya pelapisan atas, dan Jalan RE
Martadinata baru saja dilakukan pelapisan atas.
Konstruksi bawahnya itu beton tapi daya dukungnya berkurang karena air yg
menggerogoti,” katanya. Jalan utama di Jakarta Utara tersebut amblas karena berbagai faktor
antara lain usia jalan yang sudah lebih dari 10 tahun, curah hujan yang tinggi dan jalan tersebut
yang sering tergenang air. ”Kombinasi air yang menggerogoti bagian bahwa jalan sehingga jalan
itu turun ke bawah ke arah Sungai Ancol,” katanya. Untuk saat ini, Kementerian PU segera
memasang tiang pancang untuk memperkuat ruas jalan yang amblas tersebut. “Untuk saat ini,
karena dua dari empat jalur yang ambrol, maka kita sekarang memasang sheet pile atau tiang
pancang untuk memperkuat dan mengoptimalkan dua jalur sisa. Itu kita pasang sekarang karena
alat-alatnya sudah ada,” katanya. Hermanto menambahkan pemasangan tiang pancang tersebut
bersifat sementara karena pembangunan kembali ruas jalan yang amblas tersebut akan dilakukan
tahun depan.
Ruas Jalan RE Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara, sepanjang 100 meter dan lebar
enam meter, amblas ke dalam muara, Kamis. Peninggian jalan yang baru selesai H-7 lebaran
tersebut, sekitar pukul 03.00 WIB ambruk ke dalam muara yang berada tepat di depan navigasi
KPLP (Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai).

· Menimbulkan Bebagai Penyakit


Limbah dari sisa detergen dan pestisida (misalnya DDT) dapat merangsang pertumbuhan
kanker (bersifat karsinogen), menyebabkan gangguan ginjal, dan gangguan kelahiran. DDT
(Dikloro Difenil Trikloretana) bersifat nonbiodegradabel (tidak dapat terurai secara alamiah),
karena itu jika dipergunakan dalam pemberantasan hama DDT akan mengalami perpindahan
melalui rantai makanan, akhirnya tertimbun dalam tubuh konsumen terakhir. Makin tinggi
tingkat trofi makin pekat kadar zat pencemarnya. Hal ini disebut biomagnifiation (pemekatan
hayati).
Senyawa nitrat dan pospat yang terkandung dalam pupuk apabila terbawa air dan
terkumpul di suatu perairan (misalnya danau, waduk) dapat menimbulkan eutrofikasi, yaitu
terkonsentrasinya mineral di suatu perairan. Hal ini akan merangsang pertumbuhan dengan cepat
alga dan tumbuhan air seperti enceng gondok dan sejenisnya sehingga menimbulkan blooming.
Jika permukaan air tertutup oleh tumbuhan air, maka difusi oksigen dan penetrasi cahaya
matahari ke dalam air menjadi terhalang. Sementara tumbuhan air terus-menerus mengambil air
dan menguapkannya ke udara, sehingga mempercepat habisnya cadangan air di tempat tersebut.
Alga menjadi kekurangan cahaya, sehingga laju fotosintesis terganggu.
Makin sedikit kadar oksigen terlarut menyebabkan kematian organisme air. Pembusukan
oleh organisme pengurai juga makin menipiskan kadar oksigen terlarut. Pengaruh negatif dari
eutrofikasi adalah terjadinya perubahan keseimbangan kehidupan antara tanaman air dengan
hewan air, sehingga beberapa spesies ikan mati. Menurut laporan hasil penelitian, kandungan
nitrat yang tinggi dalam air minum dapat menyebabkan gangguan sistem peredaran darah pada
bayi berumur di bawah 3 bulan. Penyakit ini disebut blue baby syndrome (gejala bayi biru),
ditandai dengan warna kebiruan pada daerah sekitar bibir dan pada beberapa bagian
tubuh.

C. Usaha Mengatasi Pencemaran Air bagi Kehidupan Manusia


Upaya Menanggulangi Pencemaran Air. Pada dasarnya ada lima cara yang dapat
dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran air, yaitu:
1. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber
mata air agar tidak tercemar.
2. Tidak membuang sampah ke sungai.
3. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
4. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air
sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
5. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak
tercemar.
Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan penanaman pohon.
Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam jumlah banyak. Itu
sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara massal. Padahal, pohon
merupakan penyerap air paling efektif dan handal.
Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata. Pohon
sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin banyak pula
sumber-sumber air potensial di bawahnya. Dalam menyikapi permasalahan pencemaran air ini,
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat, menetapkan
beberapa cara penanggulangan pencemaran air yang bisa diterapkan oleh kita.

Beberapa cara penanggulangan pencemaran air tersebut di antaranya sebagai berikut.


1. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan
· Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan domestik.
· Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
· Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.
· Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan EPCM
(Environmental Pollution Control Manager).

2. Program Rehabilitasi dan Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup


· Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
· Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.
· Meningkatkan konservasi air bawah tanah.
· Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.

3. Tindakan yang Perlu Dilakukan oleh Masyarakat


· Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
· Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan sepeda
motor
· Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan sebagai
tempat kakus
· Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu.

D. Pengolahan Air Buangan untuk Mengatasi Pencemaran


1. Pembuatan Kolam Pengolah Limbah Cair
Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic tank di
daerah/lingkungan yang rata-rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap sepuluh rumah
disediakan satu WC umum. Upaya demikian sangat bersahabat dengan lingkungan, murah dan
sehat karena dapat menghindari pencemaran air sumur / air tanah.
Selain itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan kolam pengolahan air buangan (air
cucian, air kamarmandi, dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah tersebut tidak langsung
dialirkan ke selokan atau sungai. Untuk limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang
tercemar ke dalambeberapa kolam kemudiandibersihkan, baik secara mekanis (pengadukan),
kimiawi (diberi zat kimia tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air
lainnya). Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dari polutan yang
berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan diteliti.
Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai dll.) hanyalah air yang
tidak tercemar. bebrapa contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai
berikut:
· Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan-bahan padatan yang
mengendap atau mengapung.
· Proses penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan secara
biologis
· Proses pengendapan tersier, yaitu menghilangkan komponen-komponen fosfor dan
padatan tersuspensi,terlarut atau berwarna dan bau.
· Untuk itu bisa menggunakan beberapa metode bergantung pada komponen yang ingin
dihilangkan.
o Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida untuk
mengendapkan fosfor.
o Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna atau bau.
o Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan menggunakan
tenaga listrik
o Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik maupun mineral dari air
o Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit.
Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas, tetapi
bergantung padajenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak tercemar yang siap
dialirkan ke badan air danlumpur yang siap dikelola lebih lanjut. Berdasarkan penelitian,
tanaman air seperti enceng gondok dapat dimanfaatkan untuk menyerap bahan pencemar di
dalam air.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan kondisi lingkungan hidup
menjadi buruk sehingga akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia serta
kehidupan makhluk hidup lainnya. Penurunan kualitas air akan menurunkan dayaguna, hasil
guna, produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumber daya air yang pada akhirnya
akan menurunkan kekayaan sumber daya alam (natural resources depletion).
Air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat penting maka harus dipergunakan
untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Hal ini berarti bahwa penggunaan air untuk
berbagai manfaat dan kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan
kepentingan generasi masa kini dan masa depan. Untuk itu air perlu dikelola agar tersedia dalam
jumlah yang aman, baik kuantitas maupun kualitasnya, dan bermanfaat bagi kehidupan dan
perikehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya agar tetap berfungsi secara ekologis, guna
menunjang pembangunan yang berkelanjutan.

B. Saran
Air adalah salah satu bentuk materi dari sumber daya alam yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan semua makhluk yang ada di bumi ini. Manusia dalam menjalankan segala
aktivitasnya juga membutuhkan air. Air yang dapat digunakan dalam kehidupan manusia adalah
air yang kualitasnya baik, bersih dan sehat. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dan sungguh-
sungguh dalam melestarikan dan mengelola sumber daya alam yaitu salah satunya dalam
mengelola air.
Sikap yang harus kita tanamkan dalam diri kita adalah sikap cinta lingkungan. Sikap
tersebut harus di tanamkan dalam diri sejak dini. Sehingga kita sebagai calon seorang guru wajib
memberikan pengetahuan tentang lingkungan hidup pada anak didik kita agar mereka mengerti
tentang pentingnya menjaga kelestarian alam yang kita tempati ini.

DAFTAR PUSTAKA
http://jumianto.blogspot.com/2011/03/upaya-penanggulangan-pencemaran-air.html
www.anneahira.com/cara-mencegah-pencemaran-air.html
http://uphilunyue.blogspot.com/2013/03/penanggulangan-pencemaran-air.html
http://rahmankesling.blogspot.com/2012/12/pencemaran-air-dan-cara-mengatasinya.html

Anda mungkin juga menyukai