MAKALAH
PENYEHATAN LINGKUNGAN
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
Pendahuluan
1.3 Tujuan
1. Mengetahui hakikat pencemaran
2. Mengetahui hakikat pencemaran air
3. Mengetahui hakikat pencemaran tanah
4. Mengetahui hubungan antara pencemaran air dan pencemaran tanah
5. Mengetahui dampak pencemaran air dan tanah
6. Mengetahui penanggulangan pencemaran air dan tanah
BAB II
Pembahasan
Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar
dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai akhir hidupnya. Hal ini membutuhkan
daya dukung lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Dan tidak jarang akibat interaksi
tersebut menimbulkan masalah.
Masalah lingkungan hidup sebenarnya sudah ada sejak dahulu, masalah lingkungan
hidup bukanlah masalah yang hanya dimiliki atau dihadapi oleh negara-negara maju ataupun
negara-negara miskin, tapi masalah lingkungan hidup adalah sudah merupakan masalah dunia
dan masalah kita semua. Dan masalah lingkungan dapat menimbulkan gangguan
kesejahteraan, kesehatan bahkan jiwa manusia.
SK menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 2/MENKLH/1988 tentang
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan atau komponen lain ke dalam
air/udara dan atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan
proses alam, sehingga kualitas air atau udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukkannya disebut juga pencemaran.
Dalam UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.4 Tahun 1982, dijelaskan
bahwa pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat,
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat Berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukannya semula.
Menurut Marsun Pencemaran lingkungan adalah peristiwa terdapatnya “bahan”
dengan kadar tertentu sehingga menganggu kesejahteraan manusia, bahan yang dimaksudkan
dalam ketentuan diatas ialah bahan kimia, unsur atau persenyawaan, yang kemudian disebut
bahan pencemar, atau “pollutan”. Tetapi dalam ekologi pengertian bahan itu meliputi juga
tingkah laku manusia dan lain-lain hal yang bersifat menganggu kesejahteraan makahluk
hidup.
Pencemaran umumnya timbul oleh kegiatan manusia yang tidak memperhitungkan
keadaan ekosistem. Akibatnya manusia sendiri yang memperoleh kesukaran dan gangguan
dalam kehidupannya.
Kalsifikasi pencemaran:
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat
suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk
hidup. Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
Sifat polutan adalah Merusak dalam waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila
konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi
dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.
Dalam membagi tingkatan pencemaran, WHO telah menetapkan empat tingkatan
pencemaran, dengan melihat dan memeriksa efeknya terhadap lingkungan. Dalam
perhitungan yang digunakan adalah kadar zat pencemar dan waktu kontak antara zat
pencemar dan lingkungan sekitar. Tingkatan tersebut yaitu:
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup
di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama
bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada
air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi
yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat didambakan
oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk
kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Air yang kita pergunakan setiap hari tidak lepas dari pengaruh pencemaran yang
diakibatkan oleh manusia juga. Beberapa bahan pencemar seperti bahan mikrobiologi
(bakteri, virus, parasit), bahan organik (pestisida, detergen), dan beberapa bahan anorganik
(garam, asam, logam), serta beberapa bahan kimia lainnya sudah banyak ditemukan dalam air
yang kita pergunakan. (Darmono, 2001)
Pencemaran air dapat merupakan masalah regional maupun lingkungan global, dan
sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau daratan.
Walaupun air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, tetapi air akan dapat
dengan mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia untuk tujuan yang bermacam-macam
sehingga dengan mudah dapat tercemar. (Darmono, 1995)
Pencemaran air terjadi bila beberapa bahan atau kondisi yang dapat menyebabkan
penurunan kualitas badan air sehingga tidak memenuhi baku mutu atau tidak dapat digunakan
untuk keperluan tertentu (sesuai peruntukannya, misalnya sebagai bahan baku air minum,
keperluan perikanan, industri, dan lain-lain) (Sunu, 2001).
Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni,
namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Misalnya, walaupun di daerah
pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari pencemaran,
air hujan yang turun di atasnya selalu mengandung bahan-bahan terlarut, seperti karbon
dioksida (CO2), oksigen (O2), dan nitrogen (N2), serta bahan-bahan tersuspensi misalnya
debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa air hujan dari atmosfer.
Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan
sesuai dengan peruntukannya secara normal disebut dengan pencemaran air. Karena
kebutuhan makhluk hidup akan air sangat bervariasi, maka batas pencemaran untuk berbagai
jenis air juga berbeda-beda. Sebagai contoh, air kali di pegunungan yang belum tercemar
tidak dapat digunakan langsung sebagai air minum karena belum memenuhi persyaratan
untuk dikategorikan sebagai air minum. (Kristanto, 2002)
Di dalam kegiatan industri, air yang telah digunakan (air limbah industri) tidak boleh
langsung dibuang ke lingkungan karena dapat menyebabkan pencemaran. Air tersebut harus
diolah dahulu agar mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas lingkungan. Jadi air
limbah industri harus mengalami proses daur ulang sehingga dapat digunakan lagi atau
dibuang kembali ke lingkungan tanpa menyebabkan pencemaran. Proses daur ulang air
industri (Water Treatment Recycle Process) adalah salah satu syarat yang harus dimiliki oleh
industri yang berwawasan lingkungan. Apabila semua kegiatan industri memperhatikan dan
melaksanakan pengolahan air limbah industri dan masyarakat umum juga tidak membuang
limbah secara sembarangan maka masalah pencemaran air sebenarnya tidak perlu
dikhawatirkan. Namun kenyataanya masih banyak industri atau suatu pusat kegiatan kerja
membuang limbahnya ke lingkungan melalui sungai sehingga menyebabkan terjadinya
pencemaran lingkungan. (Wardhana, 2001).
Menurut Darmono (1995), pencemaran air terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain :
1. Insektisida
Insektisida sebagai bahan pemberantas hama masih banyak digunakan masyarakat
khususnya di sektor pertanian. Apabila pemakaian insektisida berlebihan, maka akan
mempunyai dampak lingkungan.
2. Pembersih
Zat kimia yang berfungsi sebagai pembersih banyak sekali macamnya seperti shampo,
detergen, dan bahan pembersih lainnya. Indikasi adanya limbah zat pembersih yang
berlebihan ditandai dengan timbulnya buih-buih pada permukaan air.
3. Larutan penyamak kulit
Senyawa krom (Cr) merupakan bahan penyamak kulit yang banyak digunakan pada
industri penyamakan kulit. Sisa larutan panyamak kulit akan dapat menambah jumlah
ion logam pada air. Untuk itu maka industri penyamakan kulit seharusnya mempunyai
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk mengolah sisa larutan penyamak kulit
agar tidak merusak lingkungan khususnya pencemaran air.
4. Zat warna kimia
Penggunaan zat warna cenderung meningkat sejalan dengan perkembangan industri
menggunakan zat warna agar produknya mempunyai daya tarik yang lebih baik
dibandingkan dengan warna aslinya. Pada dasarnya semua zat warna adalah racun
bagi kesehatan tubuh manusia.
b. Limbah padat
Lingkup limbah padat yang dimaksudkan ini merupakan limbah hasil proses IPAL
berupa endapan (slude) yang biasanya hasil dari proses filter press. Slude dapat
dikategorikan tidak berbahaya dan dapat juga dikategorikan sebagai limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3).
Limbah padat yang terbentuk lebih halus, bila dibuang ke air lingkungan tidak dapat
larut dalam air dan tidak dapat mengendap, melainkan membentuk koloid yang
melayang-layang di dalam air. Koloid tersebut akan menjadikan air menjadi keruh
sehingga akan menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air dan mengakibatkan
terganggunya proses fotosintesis tanaman di dalam air. Kandungan oksigen terlarut di
dalam air juga menurun sehingga akan mempengaruhi kehidupan di dalam air.
c. Limbah bahan makanan
Limbah bahan makanan pada dasarnya bersifat organik yang sering menimbulkan bau
busuk yang menyengat hidung dan dapat didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila
limbah bahan makanan mengandung protein, maka pada saat didegradasi oleh
mikroorganisme akan terurai menjadi senyawa yang mudah menguap dan menimbulkan
bau busuk.
d. Limbah organic
Limbah organik biasanya dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme.
Oleh karena itu, bila limbah industri terbuang langsung ke air lingkungan akan
menambah populasi mikroorganisme di dalam air. Bila air lingkungan sudah tercemar
limbah organik berarti sudah terdapat cukup banyak mikroorganisme di dalam air, maka
tidak tertutup kemungkinan berkembangnya bakteri patogen.
e. Limbah anorganik
Limbah anorganik biasanya tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh
mikroorganisme. Limbah anorganik pada umumnya berasal dari industri yang
menggunakan unsur-unsur logam seperti Arsen (As), Kadmium (Cd), Timbal (Pb), Krom
(Cr), Kalsium (Ca), Nikel (Ni), Magnesium (Mg), Air Raksa (Hg), dan lain-lain. Industri
yang mengeluarkan limbah anorganik seperti industri electroplating, industri kimia, dan
lain-lain. Bila limbah anorganik langsung dibuang di air lingkungan, maka akan terjadi
peningkatan jumlah ion logam didalam air. Ion logam yang berasal dari logam berat, bila
terbuang ke air lingkungan sangat berbahaya bagi kehidupan khususnya manusia.
Pencemaran air dapat ditandai oleh turunnya mutu, baik air daratan (sungai, danau, rawa,
dan air tanah) maupun air laut sebagai suatu akibat dari berbagai aktivitas manusia modern
saat ini sangat beragam sesuai karakteristiknya. Menurut Sunu (2001), adapun sumber
pencemaran air yaitu :
Sumber pencemar tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan mempunyai hubungan erat
dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber
pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah.
Secara umum, faktor pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah
industri dan limbah pertanian.
Limbah domestik
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng
minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb. Bungkus plastik yang kita buang ke
lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah
ratusan tahun kemudian. Sehingga menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus
oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang
dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanah pun
akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak
memperoleh makanan untuk berkembang.
2. Limbah cair berupa, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak
kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
Limbah industri
1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa
pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging
dll.
2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya
sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga,
timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses
industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanaman dan
memberantas hama, misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas hama tanaman misalnya
DDT. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah,
yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman
tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja
mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna didalam tanah. Padahal
kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme didalamnya. Selain itu penggunaan
pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida
tersebut.
Pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran
air. Sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan
sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, dan oksida
belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah
dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran
pada tanah. Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat
radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit,
sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah
daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.
1. Pencemaran air oleh bahan kimia organik yang berasal dari pupuk tanaman.
Petani biasa menggunakan pupuk unsur nitrogen dan fosfat yang berguna menyuburkan
tanaman dan meningkatkan produksi tanaman pangan. Akan tetapi, pada penggunaan
berlebih dapat mencemari air di sekitarnya. Kandungan yang tinggi pada air minum dapat
menyebabkan gangguan sistem peredaran darah.
2. Pencemaran air oleh bahan kimia anorganik yang berupa asam, garam, dan logam.
Dapat beralibat, sebagai berikut:
a. Air tidak layak untuk diminum karena membahayakan kesehatan.
b. Organisme yang hidup di air akan mati.
c. Produksi tanaman pangan menurun.
d. Peralatan dari logam akan rusak karena air menjadi bersifat korosif atau
menimbulkan karat.
3. Pencemaran air oleh bahan kimia organik.
Pencemaran air oleh bahan kimia organic dapat berupa minyak, plastic, pestisida, larutan
pembersih dan detergen. Pencemaran ini dapat membunuh ikan dan organisme lain yang
hidup di air.
4. Pencemaran air oleh bahan radioaktif yang terlarut dalam air.
Bahan radioaktif dapat mempengaruhi sistem rantai makanan. Bahan radioaktif juga
dapat mengakibatkan perubahan bahan dasar sel dan menimbulkan mutasi, kanker, serta
gangguan sistem reproduksi.
Limbah cair sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti
tembaga, timbal, perak,khrom, arsen dan boron merupakan zat yang sangat beracun
terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian
bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
Limbah cair sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti
tembaga, timbal, perak,khrom, arsen dan boron merupakan zat yang sangat beracun
terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian
bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak,
serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Berbagai pelarut yang mengandung klorin
merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat
Penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-
nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah
organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan
mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang
hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa
spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap
predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
2. Bioremidiasi Tanah
Penutup
3.1 Kesimpulan
Pada pencemaran air terjadi bila beberapa bahan atau kondisi yang dapat
menyebabkan penurunan kualitas badan air sehingga tidak memenuhi baku mutu atau tidak
dapat digunakan untuk keperluan tertentu (sesuai peruntukannya, misalnya sebagai bahan
baku air minum, keperluan perikanan, industri, dan lain-lain). Jenis-jenis pencemaran air oleh
mikroorganisme, bahan anorganik nutrisi tanaman, bahan kimia anorganik, bahan kimia
organik. Sumber pencemaran air yaitu dari pertanian, peternakan, perikanan, industri dan
berbagai aktivitas perkotaan.
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. faktor pencemaran tanah dapat disebabkan limbah
domestik, limbah industri dan limbah pertanian.
Hubungan antara pencemaran air dan pencemaran tanah yaitu berasal dari sumber
pencemar yang berasaldari udara dan sumber pencemar dari air pada umumnya juga
merupakan sumber pencemar tanah. Penanggulanagn pencemaran air dan tanah dapat
dilakukan dengan metode bioremidiasi dan remidiasi.
Daftar Pustaka
Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta : Universitas
Indonesia Press.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Marsun, Rio Sunarya. 1978. Ilmu Pengetahuan Alam Kimia Lingkungan I. Bandung: Proyek
Balai Pendidikan Guru Tertulis Jawa Barat.
Priadi, Bambang. 2012. Teknik Bioremediasi sebagai Alternatif dalam Upaya Pengendalian
Pencemaran Air. Jurnal Ilmu Lingkungan, 10 (1) : 38-48.
Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. Jakarta :
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.