Anda di halaman 1dari 35

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian fisika yaitu berasal dari kata “physic” yang artinya yaitu alam.
Jadi ilmu fisika yaitu sebuah ilmu pengetahuan dimana didalamnya
mempelajari tentang sifat dan fenomena alam atau gejala alam dan seluruh
interaksi yang terjadi didalamnya. Untuk mempelajari fenomena atau gejala
alam, fisika menggunakan proses dimulai dari pengamatan, pengukuran,
analisis dan menarik kesimpulan. Sehingga prosesnya lama dan berbuntut
panjang, namun hasilnya bisa dipastikan akurat karena fisika termasuk ilmu
eksak yang kebenarannya terbukti.
Tujuan mempelajari ilmu fisika yaitu agar kita dapat mengetahui bagian
dasar dari benda dan mengerti interaksi antar benda-benda, serta mampu untuk
menjelaskan mengenai fenomena alam yang terjadi.
Dalam fisika, kita mempelajari apa itu pesawat Atwood serta
kegunaannya. Nama pesawat Atwood ditemukan oleh saintis berkebangsaan
Inggris, George Atwood (1746 – 1807). Pesawat Atwood terdiri atas dua buah
beban dengan massa yang sama dan dihubungkan dengan tali bermassa kecil.
Tali dihubungkan dengan katrol bermassa kecil dan hampir bebas gesekan.
Alat ini awalnya digunakan untuk mempelajari konsep gerak dan mengukur
percepatan gravitasi bumi g.Percobaan fisika menggunakan pesawat Atwood,
gerak benda relatif lambat, kemudian gerak beban dipercepat untuk memahami
hukum Newton II tentang gerak. Percepatan sistem pada pesawat Atwood
bergantung pada dua peubah (gaya F dan massa M, dengan a = F/M). Satu
perubah dijaga dengan besar tetap sementara nilai besaran lainnya diubah-
ubah.Dengan membuat beragam berat beban yang tidak seimbang, beban-
beban akan bergerak dipercepat, satu beban bergerak ke atas dan satu beban
yang diberi beban tambahan bergerak ke bawah. Resultan percepatan diukur
dari data percobaan dan hasilnya dibandingkan dengan perhitungan
menggunakan hukum Newton II tentang gerak. Pengukuran waktu pada

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

percobaan gerak menggunakan pesawat Atwood dapat diukur dengan


stopwatch atau untuk keakuratan yang lebih baik dapat digunakan sistem
pengukur waktu yang terdiri atas gerbang cahaya.
1.2. Tujuan Praktikum

1.2.1 Tujuan Intruksi Umum (TIU)


Kami dapat memahami penggunaan pesawat atwood dalam
penetuan tetapan gravitasi
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Kami dapat menjelaskan peristiwa Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB) dan Gerak Lurus Beraturan (GLB)
2. Kami dapat menentukan percepatan
3. Kami dapat menetukan nilai gravitasi.

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pesawat Atwood

Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang sering digunakan untuk


mengamati hukum mekanika pada gerak yang dipercepat secara beraturan.
Sederhananya pesawat atwood tersusun atas 2 benda yang terhubung dengan
seutas kawat/tali. Bila kedua benda massanya sama, keduanya akan diam. Tapi
bila salah satu lebih besar (misal m1>m2). Maka kedua benda akan bergerak ke
arah m1 dengan dipercepat. Gaya penariknya sesungguhnya adalah berat benda
1. Namun karena banda 2 juga ditarik ke bawah (oleh gravitasi), maka gaya
penarik resultannya adalah berat benda 1 dikurangi berat benda 2. Berat benda
1 adalah m1.g dan berat benda 2 adalah m2.g Gaya resultannya adalah (m2-
m1).g Gaya ini menggerakkan kedua benda. Sehingga, percepatan kedua benda
adalah resultan gaya tersebut dibagi jumlah massa kedua benda.
Jika massa benda m1 dan m2sama (m1 = m2), maka keduanya akan diam.
Akan tetapijika massa benda m2lebih besar dari pada massa benda m1(m2 >
m1), maka massa m1akan tertarik oleh bendam2. Secara matematis dinyatakan
dalam persamaan sebagai berikut:

(𝑀2 + 𝑀1 )𝑔 − 𝑓𝑔
𝑎= 1 .....................................................................(1.2.1)
𝑀1 + 𝑀2 + 𝑟 2

Keterangan :
I = Momen inersia katrol
R = Jari-jari katrol
g = Percepatan gravitasi
fg = Kerugian gaya gesek

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

Gambar 1.2.1 Pesawat Atwood


2.2 Hukum Newton

Hukum newton adalah Tiga rumusan dasar dalam fisika yang menjelaskan
dan memberikan gambaran tentang kaitan gaya yang bekerja dengan gerak
yang terjadi pada suatu benda. Kata Newton berasal dari ilmuan yang
menemukan dan memperkenalkannya yaitu Sir Isaac Newton, Ketiga hukum
tersebut dirangkum dalam karyanya Philosophiae Naturalis Principia
Mathematica. Hukum Newton dijelaskan untuk meneliti dan mengamati gerak
dalam berbagai mekanisme maupun sistem.
a. Hukum Newton I
Newton mengatakan bahwa “Jika resultan gaya pada suatu benda
sama dengan nol, maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yang
bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap”.Kesimpulan Newton
tersebut dikenal sebagai hukum I Newton. Secara matematis dapat
dituliskan dengan sebagai berikut

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

∑ F ...........………………………………...………..............(1.2.2)
=0

Keterangan :
∑ 𝐹 = Resultan gaya yang bekerja pada benda-benda
diam (v = 0)
b. Hukum Newton II
Dalam Hukum Newton II ini dengan menjelaskan bahwa “Percepatan
yang dihasilkan oleh resultan yang bekerja pada suatu benda berbanding
lurus dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda”.
Atau biasa juga diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
sama dengan turunan dari momentum linear benda tersebut terhadap
waktu. Dapat dirumuskan sebagai berikut.

∑ F..= m. a..............................................................................(1.2.3)

Keterangan :

∑F = Gaya (N)

m = Massa Benda (Kg)

a = Percepatan (m/s2)

c. Hukum Newton III

Setiap aksi akan menimbulkan reaksi, jika suatu benda memberikan


gaya pada benda yang lain maka benda yang terkena gaya akan
memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang diterima dari
benda pertama, tetapi arahnya berlawanan.

Faksi = -Freaksi
..........…………………...…………………………….............…...( 1.2.4 )

Keterangan :
F = Gaya ( N )

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

2.3 Gaya

Gaya merupakan dorongan atau tarikan yang akan mempercepat atau


memperlambat gerak suatu benda.
…𝑚 ×…..……………….................................…..………...........(1.2.5)
𝐹 = 𝑎
Keterangan :

F = Gaya ( N )
m = Massa Benda (kg)
a = Percepatan (m/s)
a. Gaya Gesek
Gaya Gesek adalah gaya yang bekerja antara dua permukaan benda
yang saling bersentuhan
..……….......…..…......………....…....….........( 1.2.6 )
𝑓𝑔 = 𝜇𝑔 × N

Keterangan :

Fg = Gaya Gesek ( N )
µg = Kofisien Gesekan
N = Gravitasi Bumi
b. Gaya Berat
Gaya Berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada suaru benda.
Berat suatu benda adalah besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada
benda tersebut. Berat benda sangat dipengaruhi oleh kuat medan grafitasi
dimana benda itu berada. Secara matematis dapat dituliskan seperti ini :

𝑤 = 𝑚 × 𝑔.......... .................................................................(1.2.7)

Keterangan :
w = Gaya berat (N)
m = Massa benda (kg)
g = Gravitasi bumi (m/s2)
2.4 Percepatan

Percepatan adalah perubahan kecepatan dan atau arah dalam selang waktu
tertentu.Percepatan merupakan besaran vektor. Tiap benda yang mengalami

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

perubahan kecepatan, baik besarnya saja atau arahnya saja atau kedua-duanya,
akan mengalami percepatan. Percepatan rata-rata ( 𝑎 ) adalahhasil bagi antara
perubahan kecepatan ( ∆v ) dengan selang waktu ( ∆t ). Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut :

∆𝑣 𝑣2 − 𝑣1
𝑎......................................................................................................(1.2.8)
= =
∆𝑡 𝑡2 − 𝑡1

Keterangan :
a = percepatan rata-rata (m/s2)
∆v = perubahan kecepatan (m/s)
∆t = selang waktu (s)
v1 = kecepatan awal (m/s)
v2 = kecepatan akhir (m/s)
t1 = waktu awal (s)
t2 = waktu akhir (s)
2.5 Gerak Lurus

Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis
lurus.Jenis gerak ini disebut juga sebagai suatu translasi beraturan. Pada
rentang waktu yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama.
a. Gerak Lurus Beraturan
Gerak adalah perubahan posisi suatu objek yang diamati dari suatu
titik acuan. Titik acuan yang dimaksud didefinisikan sebagai titik awal
objek tersebut ataupun titik tempat pengamat berada ( Muhammad Satrio
Bimasakti, 2011 ) .
Contoh dari gerak lurus adalah mobil yang dan bergerak pada jalan
yang lurus.Secara matematis gerak lurus beraturan dapat dirumuskan
sebagai berikut.

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

Gambar 1.2.2 Grafik kedudukan terhadap waktu dari gerak lurus beraturan
Contoh dari gerak lurus adalah mobil yang dan bergerak
pada jalan yang lurus. Secara matematis gerak lurus
beraturan dapat dirumuskan sebagai berikut

𝑠 𝑠
𝑣= 𝑠 = 𝑣 × ……….
𝑡 𝑡 = .......................................................( 1.2.9)
𝑡 𝑣

Keterangan :
v = Kecepatan (m/s)
s = Jarak atau Perpindahan (m)
t = Waktu (s)
Hubungan antara jarak tempuh (s) terhadap waktu tempuh (t) dari
sebuah benda yang akan melakukan gerak lurus beraturan tersebut grafik
linear atau berupa garis lurus dengan tangan ( tan) sudut kemiringan
grafik dan menunjukkan nilai kecepatan benda serta sewmakin curam
kemiringan grafik, semakin besar pula nilai kecepatannya.

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

Gambar 1.2.3 Grafik x terhadap t untuk benda yang bergerak lurus


beraturan
Selanjutnya untuk sebuah benda yang bergerak lurus berubah
beraturan:

1
X  X 0  V0 .t.............................................................................(1.2.10)
 .a.t 2
2

Keterangan :
X0 = posisi awal (m)
X = posisi akhir (m)
V0 = kecepatan awal (m/s)
V = kecepatan akhir (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
b. Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak Lurus berubah beraturan adalah gerak benda pada lintasan lurus
dengan dan percepatan dan kecepatan yang berubah secara teratur contoh
dari percepatan GLBB dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak pada

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

buah yang jatuh dari pohonnya dan kertas dilempar keatas Pada umumnya
GLBB didasari oleh Hukum Newton II (Serway, 2014).
dan kecepatan yang berubah secara teratur contoh dari percepatan GLBB
dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak pada buah yang jatuh dari
pohonnya dan kertas dilempar keatas Pada umumnya
𝑣𝑡 = 𝑣0 + 𝑎𝑡
....................................................................................................(1.2.11)
1
𝑠 = 𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡
2
Keterangan
𝑣 2 = 𝑣 : 2 + 2𝑎𝑠
𝑡 0
s = Jarak atau perpindahan (m)
v = Kelayakan atau kecepatan (m/s)
t = Waktu yang dibutuhkan (s)
a = Percepatan benda (m/s2)
V0 = Kecepatan awal (m/s)

Gambar 1.2.4 Grafik kedudukan terhadap waktu dari gerak lurus.

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

Jika benda bergerak lurus berubah beraturan tanpa kecepatan awal (vo =
0), maka menjadi :

1
X ....................................................................
= X0 + 2at .......................(1.2.12)

Keterangan :
X0 = posisi awal (m)
X = posisi akhir (m)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
Dari persamaan di atasakan diperoleh grafik linier jika diplot antara x
terhadap t2 dengan kemiringan grafik tan () = a/2

Gambar 1.2.5 Grafik x terhadap t2 untuk GLBB


Sebenarnya kedua tipe gerak benda yang dibahas di atas bukanlah
jenis gerak yang banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.Gerak
yang banyak kita jumpai pada umumnya jauh lebih kompleks dan

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

rumit.Tetapi dalam ilmu Fisika khususnya bahwa dalam menjelaskan


fenomena alam selalu dimulai dengan model yang paling sederhana.
c. Gerak Melingkar Beraturan
Gerak Melingkar adalah jika senuah benda dapat bergerak dengan
cara melingkar dilakukan pada benda maka akan berlaku persamaan gerak
lingkar sehingga dalam hal ini ada visis momen inersia (momen lembap)
yang ekuivalenpada besaran visis massa (m) pada gerak momen inersia (i)
suatu benda pada pokok harganya sama dengan sesuai porosnya

Gambar 1.2.6 Arah kecepatan terus berubah sementara benda bergerak


dalam lingkaran tersebut
Gerak Melingkar adalah jika senuah benda dapat bergerak dengan cara
melingkar dilakukan pada benda maka akan berlaku persamaan gerak
lingkar sehingga dalam hal ini ada visis momen inersia (momen lembap)
yang ekuivalen pada besaran visis massa (m) pada gerak momen inersia (i)
suatu benda pada pokok harganya sama dengan sesuai porosnya

2.6 Hukum Newton tentang Gravitasi

Contoh yang dikemukakan oleh Sir Isaac Newton dalam bidang mekanika
klasik bahwa benda apapun di atas atmosfer akan ditarik oleh bumi, yang
kemudian banyak dikenal sebagai fenomena benda jatuh ( Haridan Subbangi,

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

2007) .Besar gaya gravitasi ini sesuai dengan Hukum Newton tentang gravitasi
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut. “Setiap benda dialam akan narik
benda lain dengan gaya yang besarnya sebanding dengan hasil kali massa
partikel tersebut dan sebanding terbalik dengan kuadrat jaraknya” Secara
matematis Hukum Newton tentang Gravitasi tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut.
𝑀𝑚
F~
𝑅
....................................................................................................(1.2.13)
𝑀𝑚
Atau F = G 𝑅2

Keterangan :
F = Gaya Gravitasi (W)
M,m = Massa kedua benda (kg)
r = Jarak antara benda (M)
G = Konstanta Gravitasi (6,67.10-4 Nm2kg)
2.6 Percepatan Gravitasi

Percepatan grafitasi disebut juga kuat medan grafitasi yang menyatakan

besarnya gaya grafitasi yang dirasakan benda persatuan massa. Dari pengertian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

𝑀
………………………………........………..................….....…( 1.2.14)
𝑔 =𝐺 2
𝑅

Keterangan :
g = Percepatan grafitasi (m/s2)
M = Massa Benda (kg)
R = Jarak antara benda (M)
G = Konstanta Gravitasi (6,67.10-4 Nm2kg)

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan


1. Peraga pesawat atwood

2. Roll meter

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

3. Stopwatch 2 buah

4. Beban/pemberat 2 buah

5.Neraca analitik digital

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

3.2 Prosedur Kerja

Pertama-tama, kami mengatur posisi A,B, dan C kemudian menentukan


jaraknya masing-masing sesuai arahan asisten menggunakan rol meter.
Kemudian, kami memasang M1 dan M2 yang telah digantungkan pada tali
melalui katrol pada pesawat atwood lalu kami biarkan bergerak dari A-B-C.
Setelah itu, kami meletakkan silinder M2 pada titik A kemudian meletakkan
benda di atas silinder tersebut, sementara di sisi yang lain (M2) tetap
dipertahankan pada posisinya. Kemudian kami melepaskan silinder M1 agar
silinder M2 bergerak ke bawah, dan bersamaan dengan itu kami menyalakan
stop watch pertama. Ketika silinder M2 mencapai titik B, kami mematikan
stop watch pertama, sementara stop watch kedua mulai kami nyalakan, ketika
silinder M2 mencapai titik C, kami matikan stop watch kedua. Lalu, kami
mencatat waktu tempuh AB dan BC. Seteah itu kami mengulang percobaan
beberapa kali, lalu mengganti jarak sesuai petunjuk asisten. Lalu terakhir
kami menimbang M1, M2, dan Mb menggunakan neraca analitik.

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

BAB IV
TABEL PENGAMATAN

JARAK WAKTU KETERAANGAN


TBC TBA
N0
XBA XBC 1 2 3 1 2 3
1 30 70 1,80 1,80 1,84 0,90 0,92 0,92 𝑀𝑠 =158 × 10−3
2 70 30 0.53 0,54 0,55 1,82 1,83 1,84 Mb= 9 × 10−3

Hari /tanggal praktikum : Sabtu, 30 Maret 2019


Frekuensi/kelompok : I/ 2B
Nama kelompok: : 1. MUHAMMAD IRMAN (09120180017)
2.MUH.IRDZAN FAHRODZI ASHAR (09120180019)
3. MUTMAINNAH (09120180020)
4. JABAL RAHMAN (09120180022)
.

Makassar, April 2019

ASISTEN

(YEFI IKRAM KARIM)

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

BAB VI
ANALISA PENGELOLAHAN DATA

6.1 Tabel hasil pengelolahan data

Tabel 2.6.1 Tabel hasil pengelolaan data

NO XAB TAB XBC TBC a ɡ


1. 0,7 1,83 0,3 0,54 0,98 18,17
2. 0,3 0,913 0,7 1,813 0,01 0,18

6.2 Pembahasan hasil pengelolahan data

Jika kita amati data tersebut jarak yang diperoleh mempengaruhi

terhadap waktu dan percepatan serta percepatan gravitasi. Bila jarak yang

di tempuh semakin jauh maka waktu semakin besar,selain itu percepatan

linear dan percepatan gravitasi juga berbanding lurus terhadap (x)

jaraknya. Sehingga kami mendapatkan nilai KB untuk mempercepat

linear = 99,99959% dan KB percepatan grafitasi 99,999954ᵒ/ᵒ.

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Setelah mengikuti proses praktikum pesawat atwood kami menarik


kesimpulan bahwa:
1. Pesawat Atwood adalah alat yang digunakan untuk menjeleaskan
hubungan antara regangan, energi potensial, dan energy kinetik dengan
menggunakan 2 pemberat massa berbeda dihubungkan pada sebuah tali
katrol.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak suatu benda pada
lintasan garis lurus dengan kelajuan yang selalu berubah terhadap waktu.
3. GLB adalah gerak lurus suatu objek, dimana dalam gerak ini
kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh
adalah kelajuan kali waktu.

4. Diperoleh nilai percepatan (a1) = 0,98, (a2) = 0,01, dan nilai gravitasi (g1)

= 18,17, (g2) = 0,18

7.2 Saran

1. Saran Untuk Laboratorium

Alat-alat dilaboratorium seharusnya dilengkapi, dan fasilitas pada


laboratorium agar lebih dilengkapi demi kestabilan dan kenyamanan
ketika praktikum berlangsung dan kebersihan agar tetap dijaga.
2. Saran Untuk Asisten

Sebaiknya ada materi sebelum praktikum dimulai, dan menjelaskan


materi atau hal-hal yang berhubungan dengan percobaan pada saat respon
atau asistensi ataupun pada saat praktikum berlangsung agar tidak terjadi
kesalahan dan juga cepat mengoreksi kesalahan yang dibuat di laporan.

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

7.3 Ayat yang berhubungan

“Dan Dia Allah telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia telah
menetapkan hukum-hukumnya dan ukuran-ukurannya dengan serapi-
rapinya(Q.S Al-Furqan:2)”

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Menentukan TBC


TBC T1 + T2
TBC = Ʃ =
n n
TBC1 1,80 + 1,80 + 1,84 5,44
TBC1 = Ʃ = = = 1,813
n 3 3
TBC2 0,53 + 0,54 + 0,55 1,62
TBC2 = Ʃ = = = 0,54
n 3 3

Tabel 2.5.1 Hubungan antara XBC dan TBC


No. XBC (x) TBC (y)
1. 0,3 1,813
2. 0,7 0,54

x max − x min 0,7 − 0,3 0,4


Skala x = = = = 0,2
n 2 2
x1 − x min 0,3 − 0,3 0
x1 = = = =0
skala x 0,2 0,2
x2 − x min 0,7 − 0,3 0,4
x2 = = = =2
0,0666 0,2 0,2
y max − y min 1,813 − 0,54 1,273
Skala y = = = = 0,636
n 2 2
y1 − y min 1,813 − 0,54 1,273
y1 = = = = 2,002
skala y 0,636 0,636
y2 − y min 0,54 − 0,54 0
y2 = = = =0
skala y 0,636 0,636

Tabel 2.5.2 Tabel grafik hubungan antara x dan y

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

No. X Y
1. 0 2,002
2. 2 0

2,002

0 1 2

Grafik 2.5.1 Hubungan x dan y

5.2 Menentukan TAB

TAB T1 + T2 + T3
TAB = ∑ =
n n
TAB1 0,90 + 0,92 + 0,92 2,74
TAB1 = ∑ = = = 0,913
n 3 3
TAB2 1,82 + 1,83 + 1,84 5,49
TAB2 = ∑ = = = 1,83
n 3 3

Tabel 2.5.3 Tabel grafik hubungan XAB dan TAB


No. XAB (x) TBC (y)

1. 0,7 0,913

2. 0,3 1,83
x max − x min 0,7 − 0,3 0,4
Skala x = = = = 0,2
n 2 2
x1 − x min 0,7 − 0,3 0,4
x1 = = = =2
n 0,2 0,2
x2 − x min 0,3 − 0,3 0
x2 = = = =0
n 0,2 0,2
y max − y min 1,83 − 0,913 0,917
skala y = = = = 0,458
n 2 2

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD
y1 − y min 0,913 − 0,913 0
y1 = = = =0
skala y 0,458 0,458
y2 − y min 1,83 − 0,913 0,917
y2 = = = = 2,002
n 0,458 0,458

Tabel 2.5.4. Grafik hubungan antara x dan y


No. X Y
1. 2 0
2. 0 2,002

2,002

0 1 2
Grafik 2.5.2 Hubungan x dan y

5.3 Gravitasi hubungan antara XBC dan TBC dari grafik tersebut. Hitunglah
percepatan benda dan percepatan gravitasi berdasarkan linier Y = a.x ± b.
Tabel 2.5.5 Hubungan antara XBC dan TBC

No. XBC (x) TBC2 (y) x.y X2

1 0,3 3,2869 0,5439 0,09

2 0,7 0,2916 0,378 0,49

∑ 1 3,5785 0,9219 0,58


Mencari a dan b :
𝑛(∑𝑥. 𝑦) − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑎=
𝑛(∑𝑥 2 ) − (∑𝑥)2
2(0,9219) − (1)(3,5785)
=
2(0,58) − (1)2
1,8438 − 3,5785
=
1,16 − 1

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD
1,7347
=−
0,16
= −10,84
(∑𝑥 2 ) − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑏=
𝑛(∑𝑥 2 ) − (∑𝑥)2
(0,58) − (1)(3,5785)
=
2(0,58) − (1)2
0,58 − 3,5785
=
1,16 − 1
−2,9985
=
0,16
= −18,74
𝑌𝑛 = 𝑎. 𝑥 ± 𝑏
𝑌1 = 𝑎. x1 − 𝑏 = (−10,84)(0,3) − (−18,74)
= −3,252 + 18,74
= 15,488
𝑌2 = 𝑎. 𝑥2 − 𝑏 = (−10,84)(0,7) − (−18,74)
= −7,588 + 18,74
= 11,152
Tabel 2.5.6. Hubungan x dan y

No. XBC(x) Yn(y)

1 0,3 15,488

2 0,7 11,152

x max − x min 0,7 − 0,3 0,4


Skala x = = = = 0,2
n 2 2
x1 − x min 0,3 − 0,3 0
x1 = = = =0
n 0,2 0,2
x2 − x min 0,7 − 0,3 0,4
x2 = = = =2
n 0,2 0,2

y max − y min 15,488 − 11,152 4,336


Skala y = = = = 2,168
n 2 2

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

y1 − y min 15,488 − 11,152 4,336


y1 = = = =2
skala y 2,168 2,168
y2 − y min 11,152 − 11,152 0
y2 = = = =0
n 2,168 2,168

Tabel 2.5.7. Grafik hubungan antara x dan y


No. X Y

1. 0 2

2. 2 0

2,002

0 1 2
Grafik 2.5.3 Hubungan x dan y

𝑦 𝑚𝑎𝑥 − 𝑦 𝑚𝑖𝑛
𝑇𝑎𝑛 𝛼 =
𝑥 𝑚𝑎𝑥 − 𝑥 𝑚𝑖𝑛

2−0
= =1
2−0

5.4 Gravitasi hubungan antara XAB dan TAB dari grafik tersebut. Hitunglah
percepatan benda dan percepatan gravitasi berdasarkan linier 𝒀 = 𝒂𝒙 ± 𝒃
Tabel 2.5.8. Hubungan XAB dan TAB

No. XAB (x) TAB (y) x.y X2


1. 0,7 0,8335 0,6391 0,49

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

2. 0,3 3,3489 0,549 0,09


∑ 1 4,1824 1,1881 0,58
Mencari a dan b :
𝑛(∑𝑥. 𝑦) − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑎=
𝑛(∑𝑥 2 ) − (∑𝑥)2
2(1,1881) − (1)(4,1824)
=
2(0,58) − (1)2
2,37,62 − 4,1824
=
1,16 − 1
1,8062
=−
0,16
= −11,28
(∑𝑥 2 ) − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑏=
𝑛(∑𝑥 2 ) − (∑𝑥)2
(0,58) − (1)(4,1824)
=
2(0,58) − (1)2
(0,58) − (4,1824)
=
1,16 − 1
3,6024
=−
0,16
= −22,51

𝑌𝑛 = 𝑎. 𝑥 ± 𝑏
𝑌1 = 𝑎. 𝑥1 + 𝑏 = (−11,28)(0,7) − (−22,51)
= −7,896 + 22,51
= 14,614
𝑌2 = 𝑎. 𝑥2 + 𝑏 = (−11,28)(0,3) − (−22,51)
= −3,384 + 22,51
= 19,126

Tabel 2.5.9 Hubungan x dan y


No. XAB(x) Yn(y)
1. 0,7 14,614

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

2. 0,3 19,126

x max − x min 0,7 − 0,3 0,4


Skala x = = = = 0,2
n 2 2
x1 − x min 0,7 − 0,3 0,4
x1 = = = =2
n 0,2 0,2
x2 − x min 0,3 − 0,3 0
x2 = = = =0
n 0,2 0,2
y max − y min 19,126 − 14,614 4,512
skala y = = = = 2,256
n 2 2
y1 − y min 14,614 − 14,614 0
y1 = = = =0
skala y 2,256 2,256
y2 − y min 19,126 − 14,614 4,512
y2 = = = =2
n 2,256 2,256
Tabel 2.5.10. Grafik hubungan antara x dan y
No. X Y

1. 2 0

2. 0 2

0 1 2
Grafik 2.5.4 Hubungan x dan y
𝑦 𝑚𝑎𝑥 − 𝑦 𝑚𝑖𝑛
𝑇𝑎𝑛 𝛼 =
𝑥 𝑚𝑎𝑥 − 𝑥 𝑚𝑖𝑛
2−0
= =1
2−0

5.5 Persamaan dan Percepatan Gravitasi

𝑋𝐴𝐵 2
𝑎𝑛 =
2𝑋𝐵𝐶. 𝑇𝐴𝐵 2

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

(𝑋𝐴𝐵1)²
𝑎1 =
2(XBC1) .(TAB1)²
(0,7)2
𝑎1 =
2(0,3). (0,913)2
(0,49)
=
(0,6)(0,83)
(0,49)
=
0,498
= 0,98
(𝑋𝐴𝐵2)²
𝑎2 =
2(XBC2) .(TAB2)²
(0,3)2
𝑎2 =
2(0,7)(1,813)2
0,09
=
(1,4)(3,28)
0.09
= = 0,01
4,592

(𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎
𝑔 =
𝑚𝑏
(𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎1
𝑔1 =
𝑚𝑏
(0,158 + 0,009)(0,98)
=
0,009
(0,167)(0,98)
=
0,009
(0,1636)
= = 18,17
0,009

(𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎2
𝑔2 =
𝑚𝑏
(0,158 + 0,009)( 0,01)
=
0,009
(0,167)(0,01)
=
0,009
0,00167
= = 0,18
0,009

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

5.6 Teori Ketidakpastian

Untuk percepatan
XAb2
α =
2XBc . TAb 2

𝛿a 2 𝛿a 2 𝛿a 2
∆a √( 2
) + (∆XA𝑏) + ( 2
) + (∆XA𝑏) + ( ) + (∆XA𝑏)2
𝛿XAb 𝛿XBc 𝛿XAb

𝛿a 2 𝑋𝐵𝑎²
( ) =
𝛿Xba 2XBc . TBa²

Keterangan :
u = 𝑋𝐴𝑏² u’ = 2XAb
v = 2XBc . TAb² v’ = 0
𝛿a 2 u′ . v − u. v′
( ) =
𝛿XAb v²
2XAb.2XBc.TAb²−XAb².0
= (2XBc.TAb2 )²

2XAb
= 2XBc.TAb2

XAb
=
XBc.TAb2
0,7
=
0,3.(0,913)²
0,7
=
0,249

= 2,81

1
∆𝑋𝐴𝑏 = x 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
2
1
= x 10−3
2
= 5 x 10−4

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

𝛿𝑎 𝟐 𝑋𝐴𝑏 2
( ) =
𝛿𝑋𝐵𝑐 2𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏 2
Keterangan:
u = 𝑋𝐴𝑏² u’ = 0
v = 2XBc . TAb² v’ = 2TAb²

𝛿a 2 u′ . v − u. v′
( ) =
𝛿XBc v²
0.2𝑋𝐵𝑐. TAb² − 𝑋𝐴𝑏 2 . 2TAb²
=
(2𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏 2 )2
2
𝑋𝐴𝑏 . 2TAb²
=−
2 2
(2𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏 )

(0.7)2 2(0,913)
=−
(2(0,3). (0,913)2
(0,49)(0,913)
=−
((0,6). (0,83))2
0,447
= −
(0,498)2
0,447
=−
0,248
= −1,80
1 1
∆𝑋𝐵𝑐 = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 5x10−3 = 5x10−4
2 2
𝛿𝑎 2 𝑋𝐴𝑏 2
( ) =
𝛿𝑇𝐴𝑏 2𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏 2
Keterangan:
u = XAb2 u’ = 0
v = 2XBc.TAb2 v’ = 4XBc.TAb
𝛿𝑎 2 𝑢′ . 𝑣 − 𝑢. 𝑣′
( ) =
𝛿𝑇𝐴𝑏 𝑣2
0.2𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏 2 − 𝑋𝐴𝑏 2 . 4𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏
=
(2𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏)2
𝑋𝐴𝑏 2 . 4𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏
=−
((2𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏)2 )2

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

(0,7)2 . 4(0,3). 0,913


=−
(2(0,3). (0,913)2 )2
(0,49). (1,2)(0,913)
=−
((0,6). (0,83))2
(0,49). (1,2)(0,913)
=−
(0,498)2
0,529
=−
0,248
= −2,13

(𝑇𝐴𝑏1 − 𝑇𝐴𝑏𝑛 )2 + (𝑇𝐴𝑏2 − 𝑇𝐴𝑏𝑛 )2


∆𝑇𝐴𝑏 =√
𝑛(𝑛 − 1)

(0,913 − 1,371)2 + (1,83 − 1,371)2


=√
2(2 − 1)

(−0,458)2 + (0,459)2
=√
2

0,2097 + 0,2106
=√
2

0,4203
=√
2

∆𝑇𝐴𝑏 = 0,45

𝛿a 2 𝛿a 2 𝛿a
∆a = √(𝛿XAb) + ((∆X𝐴𝑏)2 + (𝛿XBc) + (∆X𝐵𝑐)2 + (𝛿TAb) + (∆T𝐴𝑏)2

= √(2,81)2 + (5𝑋10−4 )² + (−1,80) + (5𝑋10−4 )² + (−2,13) + (0,45)²

= √7,8961 + (25𝑋10−8 ) + 3,24 + (25𝑋10−8 ) + 4,5369 + 0,2025


= √65.8755 𝑋 10−8
∆𝑎 = 0,00081
∆𝑎
𝐾𝑅 = . 100%
2(∆𝑎 + 𝑎)
0,00081
= . 100%
2(0,00081 + 0,98)

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD
0,00081
=
1.96

= 0,00041%

KB = 100% − 𝐾𝑅
= 100% − 0,00041%
= 99,99959%

𝐔𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐠𝐫𝐚𝐯𝐢𝐭𝐚𝐬𝐢
(2𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎
𝑔=
𝑚𝑏

𝛿𝑔 2 𝛿𝑔 𝛿𝑔 2
∆𝑔 = √( 2
) + (∆𝑚𝑠) + ( ) + (∆𝑚𝑏) + ( ) + (∆𝑎)2
2
𝛿𝑚𝑠 𝛿𝑚𝑏 𝛿𝑎

𝛿𝑔 2 (2𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎
( ) =
𝛿𝑚𝑠 𝑚𝑏
Keterangan:
u = (2𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎 u’ = 2a
v = mb v’ = 0
𝛿𝑔 2 2𝑎. 𝑚𝑏 − (2𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎. 0
( ) =
𝛿𝑚𝑠 𝑚𝑏 2
2𝑎 2(0,98)
= =
𝑚𝑏 0,009
= 217,77
1
∆𝑚𝑠 = . 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
2
1
= x 10−3
2
= 5 x 10−4

𝛿𝑔 2 (2𝑚𝑠+𝑚𝑏)𝑎
( ) =
𝛿𝑚𝑏 𝑚𝑏

Keterangan:
u = (2𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎 u’ = a
v = mb v’ = 1

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

𝛿𝑔 2 𝑎. 𝑚𝑏 − (2𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎. 1
( ) =
𝛿𝑚𝑏 𝑚𝑏
(0,98). (0,009) − (2(0,158)) + (0,009)(0,98)
=
(0,009)
0,008 − 0,324 −0,316
= = = −35,11
0,009 0,009
1
∆𝑚𝑏 = . 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
2
1
= . 10−3 = 5 x10−4
2
𝛿𝑔 2 (2𝑚𝑠+𝑚𝑏)𝑎
(𝛿𝑚𝑏) = 𝑚𝑏
Keterangan:
u = a(ms+mb) u’ = ms+mb
v = mb v’ = 0

δg u′ .v + u .v′
(δa) =
v2
(ms+mb)(mb)−a(ms+mb)(0)
=
(mb)2
ms + mb
=
mb
0,158+0,009
=
0,009
0,167
=
0,009
= 18,56

(𝑎1 − 𝑎𝑛)2 + (𝑎2 − 𝑎𝑛)2


∆𝑎 = √
2(2 − 1)

(0,98 − 0,495)2 + (0,01 − 0,495)2


=√
2(2 − 1)

(0,485)2 + (−0,485)2
=√
2

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

0,2252 + 0,2352
=√
2

0,4704
=√
2

= 0,48
∆𝑎 = 0,48

δg 2 δg 2 δg 2
∆g = √( ) + (∆m)2 + ( ) + (∆mb)2 + ( ) + (∆a)2
δms δmb δa

√(217,77)2 + (5x10−4 )² + (−35,11) + (5x10−4 )² + (18,56)² + (0,48)²

= √47423,77 + (25x10−8 ) + 1232,71 + (25x10−8 ) + 344,47 + 0,2025


= √49051,15 x 10−8
= 0,000211

∆g
KR = . 100%
2(g+∆g)
0,000211
= . 100%
2(18,17+0,000211)
0,000211
=
36,34

= 0,000058 %

KB = 100 % − 𝐾𝑅
= 100 % − 0,000058 %
= 99,999954 %

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PESAWAT ATWOOD

YEVI IKRAM KARIM MUH. IRDZAN FAHRODZI ASHAR


091 2018 0019

Anda mungkin juga menyukai