BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian fisika yaitu berasal dari kata “physic” yang artinya yaitu alam.
Jadi ilmu fisika yaitu sebuah ilmu pengetahuan dimana didalamnya
mempelajari tentang sifat dan fenomena alam atau gejala alam dan seluruh
interaksi yang terjadi didalamnya. Untuk mempelajari fenomena atau gejala
alam, fisika menggunakan proses dimulai dari pengamatan, pengukuran,
analisis dan menarik kesimpulan. Sehingga prosesnya lama dan berbuntut
panjang, namun hasilnya bisa dipastikan akurat karena fisika termasuk ilmu
eksak yang kebenarannya terbukti.
Tujuan mempelajari ilmu fisika yaitu agar kita dapat mengetahui bagian
dasar dari benda dan mengerti interaksi antar benda-benda, serta mampu untuk
menjelaskan mengenai fenomena alam yang terjadi.
Dalam fisika, kita mempelajari apa itu pesawat Atwood serta
kegunaannya. Nama pesawat Atwood ditemukan oleh saintis berkebangsaan
Inggris, George Atwood (1746 – 1807). Pesawat Atwood terdiri atas dua buah
beban dengan massa yang sama dan dihubungkan dengan tali bermassa kecil.
Tali dihubungkan dengan katrol bermassa kecil dan hampir bebas gesekan.
Alat ini awalnya digunakan untuk mempelajari konsep gerak dan mengukur
percepatan gravitasi bumi g.Percobaan fisika menggunakan pesawat Atwood,
gerak benda relatif lambat, kemudian gerak beban dipercepat untuk memahami
hukum Newton II tentang gerak. Percepatan sistem pada pesawat Atwood
bergantung pada dua peubah (gaya F dan massa M, dengan a = F/M). Satu
perubah dijaga dengan besar tetap sementara nilai besaran lainnya diubah-
ubah.Dengan membuat beragam berat beban yang tidak seimbang, beban-
beban akan bergerak dipercepat, satu beban bergerak ke atas dan satu beban
yang diberi beban tambahan bergerak ke bawah. Resultan percepatan diukur
dari data percobaan dan hasilnya dibandingkan dengan perhitungan
menggunakan hukum Newton II tentang gerak. Pengukuran waktu pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(𝑀2 + 𝑀1 )𝑔 − 𝑓𝑔
𝑎= 1 .....................................................................(1.2.1)
𝑀1 + 𝑀2 + 𝑟 2
Keterangan :
I = Momen inersia katrol
R = Jari-jari katrol
g = Percepatan gravitasi
fg = Kerugian gaya gesek
Hukum newton adalah Tiga rumusan dasar dalam fisika yang menjelaskan
dan memberikan gambaran tentang kaitan gaya yang bekerja dengan gerak
yang terjadi pada suatu benda. Kata Newton berasal dari ilmuan yang
menemukan dan memperkenalkannya yaitu Sir Isaac Newton, Ketiga hukum
tersebut dirangkum dalam karyanya Philosophiae Naturalis Principia
Mathematica. Hukum Newton dijelaskan untuk meneliti dan mengamati gerak
dalam berbagai mekanisme maupun sistem.
a. Hukum Newton I
Newton mengatakan bahwa “Jika resultan gaya pada suatu benda
sama dengan nol, maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yang
bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap”.Kesimpulan Newton
tersebut dikenal sebagai hukum I Newton. Secara matematis dapat
dituliskan dengan sebagai berikut
∑ F ...........………………………………...………..............(1.2.2)
=0
Keterangan :
∑ 𝐹 = Resultan gaya yang bekerja pada benda-benda
diam (v = 0)
b. Hukum Newton II
Dalam Hukum Newton II ini dengan menjelaskan bahwa “Percepatan
yang dihasilkan oleh resultan yang bekerja pada suatu benda berbanding
lurus dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda”.
Atau biasa juga diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
sama dengan turunan dari momentum linear benda tersebut terhadap
waktu. Dapat dirumuskan sebagai berikut.
∑ F..= m. a..............................................................................(1.2.3)
Keterangan :
∑F = Gaya (N)
a = Percepatan (m/s2)
Faksi = -Freaksi
..........…………………...…………………………….............…...( 1.2.4 )
Keterangan :
F = Gaya ( N )
2.3 Gaya
F = Gaya ( N )
m = Massa Benda (kg)
a = Percepatan (m/s)
a. Gaya Gesek
Gaya Gesek adalah gaya yang bekerja antara dua permukaan benda
yang saling bersentuhan
..……….......…..…......………....…....….........( 1.2.6 )
𝑓𝑔 = 𝜇𝑔 × N
Keterangan :
Fg = Gaya Gesek ( N )
µg = Kofisien Gesekan
N = Gravitasi Bumi
b. Gaya Berat
Gaya Berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada suaru benda.
Berat suatu benda adalah besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada
benda tersebut. Berat benda sangat dipengaruhi oleh kuat medan grafitasi
dimana benda itu berada. Secara matematis dapat dituliskan seperti ini :
𝑤 = 𝑚 × 𝑔.......... .................................................................(1.2.7)
Keterangan :
w = Gaya berat (N)
m = Massa benda (kg)
g = Gravitasi bumi (m/s2)
2.4 Percepatan
Percepatan adalah perubahan kecepatan dan atau arah dalam selang waktu
tertentu.Percepatan merupakan besaran vektor. Tiap benda yang mengalami
perubahan kecepatan, baik besarnya saja atau arahnya saja atau kedua-duanya,
akan mengalami percepatan. Percepatan rata-rata ( 𝑎 ) adalahhasil bagi antara
perubahan kecepatan ( ∆v ) dengan selang waktu ( ∆t ). Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut :
∆𝑣 𝑣2 − 𝑣1
𝑎......................................................................................................(1.2.8)
= =
∆𝑡 𝑡2 − 𝑡1
Keterangan :
a = percepatan rata-rata (m/s2)
∆v = perubahan kecepatan (m/s)
∆t = selang waktu (s)
v1 = kecepatan awal (m/s)
v2 = kecepatan akhir (m/s)
t1 = waktu awal (s)
t2 = waktu akhir (s)
2.5 Gerak Lurus
Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis
lurus.Jenis gerak ini disebut juga sebagai suatu translasi beraturan. Pada
rentang waktu yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama.
a. Gerak Lurus Beraturan
Gerak adalah perubahan posisi suatu objek yang diamati dari suatu
titik acuan. Titik acuan yang dimaksud didefinisikan sebagai titik awal
objek tersebut ataupun titik tempat pengamat berada ( Muhammad Satrio
Bimasakti, 2011 ) .
Contoh dari gerak lurus adalah mobil yang dan bergerak pada jalan
yang lurus.Secara matematis gerak lurus beraturan dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Gambar 1.2.2 Grafik kedudukan terhadap waktu dari gerak lurus beraturan
Contoh dari gerak lurus adalah mobil yang dan bergerak
pada jalan yang lurus. Secara matematis gerak lurus
beraturan dapat dirumuskan sebagai berikut
𝑠 𝑠
𝑣= 𝑠 = 𝑣 × ……….
𝑡 𝑡 = .......................................................( 1.2.9)
𝑡 𝑣
Keterangan :
v = Kecepatan (m/s)
s = Jarak atau Perpindahan (m)
t = Waktu (s)
Hubungan antara jarak tempuh (s) terhadap waktu tempuh (t) dari
sebuah benda yang akan melakukan gerak lurus beraturan tersebut grafik
linear atau berupa garis lurus dengan tangan ( tan) sudut kemiringan
grafik dan menunjukkan nilai kecepatan benda serta sewmakin curam
kemiringan grafik, semakin besar pula nilai kecepatannya.
1
X X 0 V0 .t.............................................................................(1.2.10)
.a.t 2
2
Keterangan :
X0 = posisi awal (m)
X = posisi akhir (m)
V0 = kecepatan awal (m/s)
V = kecepatan akhir (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
b. Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak Lurus berubah beraturan adalah gerak benda pada lintasan lurus
dengan dan percepatan dan kecepatan yang berubah secara teratur contoh
dari percepatan GLBB dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak pada
buah yang jatuh dari pohonnya dan kertas dilempar keatas Pada umumnya
GLBB didasari oleh Hukum Newton II (Serway, 2014).
dan kecepatan yang berubah secara teratur contoh dari percepatan GLBB
dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak pada buah yang jatuh dari
pohonnya dan kertas dilempar keatas Pada umumnya
𝑣𝑡 = 𝑣0 + 𝑎𝑡
....................................................................................................(1.2.11)
1
𝑠 = 𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡
2
Keterangan
𝑣 2 = 𝑣 : 2 + 2𝑎𝑠
𝑡 0
s = Jarak atau perpindahan (m)
v = Kelayakan atau kecepatan (m/s)
t = Waktu yang dibutuhkan (s)
a = Percepatan benda (m/s2)
V0 = Kecepatan awal (m/s)
Jika benda bergerak lurus berubah beraturan tanpa kecepatan awal (vo =
0), maka menjadi :
1
X ....................................................................
= X0 + 2at .......................(1.2.12)
Keterangan :
X0 = posisi awal (m)
X = posisi akhir (m)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
Dari persamaan di atasakan diperoleh grafik linier jika diplot antara x
terhadap t2 dengan kemiringan grafik tan () = a/2
Contoh yang dikemukakan oleh Sir Isaac Newton dalam bidang mekanika
klasik bahwa benda apapun di atas atmosfer akan ditarik oleh bumi, yang
kemudian banyak dikenal sebagai fenomena benda jatuh ( Haridan Subbangi,
2007) .Besar gaya gravitasi ini sesuai dengan Hukum Newton tentang gravitasi
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut. “Setiap benda dialam akan narik
benda lain dengan gaya yang besarnya sebanding dengan hasil kali massa
partikel tersebut dan sebanding terbalik dengan kuadrat jaraknya” Secara
matematis Hukum Newton tentang Gravitasi tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut.
𝑀𝑚
F~
𝑅
....................................................................................................(1.2.13)
𝑀𝑚
Atau F = G 𝑅2
Keterangan :
F = Gaya Gravitasi (W)
M,m = Massa kedua benda (kg)
r = Jarak antara benda (M)
G = Konstanta Gravitasi (6,67.10-4 Nm2kg)
2.6 Percepatan Gravitasi
besarnya gaya grafitasi yang dirasakan benda persatuan massa. Dari pengertian
𝑀
………………………………........………..................….....…( 1.2.14)
𝑔 =𝐺 2
𝑅
Keterangan :
g = Percepatan grafitasi (m/s2)
M = Massa Benda (kg)
R = Jarak antara benda (M)
G = Konstanta Gravitasi (6,67.10-4 Nm2kg)
BAB III
PROSEDUR KERJA
2. Roll meter
3. Stopwatch 2 buah
4. Beban/pemberat 2 buah
BAB IV
TABEL PENGAMATAN
ASISTEN
BAB VI
ANALISA PENGELOLAHAN DATA
terhadap waktu dan percepatan serta percepatan gravitasi. Bila jarak yang
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
4. Diperoleh nilai percepatan (a1) = 0,98, (a2) = 0,01, dan nilai gravitasi (g1)
7.2 Saran
“Dan Dia Allah telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia telah
menetapkan hukum-hukumnya dan ukuran-ukurannya dengan serapi-
rapinya(Q.S Al-Furqan:2)”
BAB V
PENGOLAHAN DATA
No. X Y
1. 0 2,002
2. 2 0
2,002
0 1 2
TAB T1 + T2 + T3
TAB = ∑ =
n n
TAB1 0,90 + 0,92 + 0,92 2,74
TAB1 = ∑ = = = 0,913
n 3 3
TAB2 1,82 + 1,83 + 1,84 5,49
TAB2 = ∑ = = = 1,83
n 3 3
1. 0,7 0,913
2. 0,3 1,83
x max − x min 0,7 − 0,3 0,4
Skala x = = = = 0,2
n 2 2
x1 − x min 0,7 − 0,3 0,4
x1 = = = =2
n 0,2 0,2
x2 − x min 0,3 − 0,3 0
x2 = = = =0
n 0,2 0,2
y max − y min 1,83 − 0,913 0,917
skala y = = = = 0,458
n 2 2
2,002
0 1 2
Grafik 2.5.2 Hubungan x dan y
5.3 Gravitasi hubungan antara XBC dan TBC dari grafik tersebut. Hitunglah
percepatan benda dan percepatan gravitasi berdasarkan linier Y = a.x ± b.
Tabel 2.5.5 Hubungan antara XBC dan TBC
1 0,3 15,488
2 0,7 11,152
1. 0 2
2. 2 0
2,002
0 1 2
Grafik 2.5.3 Hubungan x dan y
𝑦 𝑚𝑎𝑥 − 𝑦 𝑚𝑖𝑛
𝑇𝑎𝑛 𝛼 =
𝑥 𝑚𝑎𝑥 − 𝑥 𝑚𝑖𝑛
2−0
= =1
2−0
5.4 Gravitasi hubungan antara XAB dan TAB dari grafik tersebut. Hitunglah
percepatan benda dan percepatan gravitasi berdasarkan linier 𝒀 = 𝒂𝒙 ± 𝒃
Tabel 2.5.8. Hubungan XAB dan TAB
𝑌𝑛 = 𝑎. 𝑥 ± 𝑏
𝑌1 = 𝑎. 𝑥1 + 𝑏 = (−11,28)(0,7) − (−22,51)
= −7,896 + 22,51
= 14,614
𝑌2 = 𝑎. 𝑥2 + 𝑏 = (−11,28)(0,3) − (−22,51)
= −3,384 + 22,51
= 19,126
2. 0,3 19,126
1. 2 0
2. 0 2
0 1 2
Grafik 2.5.4 Hubungan x dan y
𝑦 𝑚𝑎𝑥 − 𝑦 𝑚𝑖𝑛
𝑇𝑎𝑛 𝛼 =
𝑥 𝑚𝑎𝑥 − 𝑥 𝑚𝑖𝑛
2−0
= =1
2−0
𝑋𝐴𝐵 2
𝑎𝑛 =
2𝑋𝐵𝐶. 𝑇𝐴𝐵 2
(𝑋𝐴𝐵1)²
𝑎1 =
2(XBC1) .(TAB1)²
(0,7)2
𝑎1 =
2(0,3). (0,913)2
(0,49)
=
(0,6)(0,83)
(0,49)
=
0,498
= 0,98
(𝑋𝐴𝐵2)²
𝑎2 =
2(XBC2) .(TAB2)²
(0,3)2
𝑎2 =
2(0,7)(1,813)2
0,09
=
(1,4)(3,28)
0.09
= = 0,01
4,592
(𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎
𝑔 =
𝑚𝑏
(𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎1
𝑔1 =
𝑚𝑏
(0,158 + 0,009)(0,98)
=
0,009
(0,167)(0,98)
=
0,009
(0,1636)
= = 18,17
0,009
(𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎2
𝑔2 =
𝑚𝑏
(0,158 + 0,009)( 0,01)
=
0,009
(0,167)(0,01)
=
0,009
0,00167
= = 0,18
0,009
Untuk percepatan
XAb2
α =
2XBc . TAb 2
𝛿a 2 𝛿a 2 𝛿a 2
∆a √( 2
) + (∆XA𝑏) + ( 2
) + (∆XA𝑏) + ( ) + (∆XA𝑏)2
𝛿XAb 𝛿XBc 𝛿XAb
𝛿a 2 𝑋𝐵𝑎²
( ) =
𝛿Xba 2XBc . TBa²
Keterangan :
u = 𝑋𝐴𝑏² u’ = 2XAb
v = 2XBc . TAb² v’ = 0
𝛿a 2 u′ . v − u. v′
( ) =
𝛿XAb v²
2XAb.2XBc.TAb²−XAb².0
= (2XBc.TAb2 )²
2XAb
= 2XBc.TAb2
XAb
=
XBc.TAb2
0,7
=
0,3.(0,913)²
0,7
=
0,249
= 2,81
1
∆𝑋𝐴𝑏 = x 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
2
1
= x 10−3
2
= 5 x 10−4
𝛿𝑎 𝟐 𝑋𝐴𝑏 2
( ) =
𝛿𝑋𝐵𝑐 2𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏 2
Keterangan:
u = 𝑋𝐴𝑏² u’ = 0
v = 2XBc . TAb² v’ = 2TAb²
𝛿a 2 u′ . v − u. v′
( ) =
𝛿XBc v²
0.2𝑋𝐵𝑐. TAb² − 𝑋𝐴𝑏 2 . 2TAb²
=
(2𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏 2 )2
2
𝑋𝐴𝑏 . 2TAb²
=−
2 2
(2𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏 )
(0.7)2 2(0,913)
=−
(2(0,3). (0,913)2
(0,49)(0,913)
=−
((0,6). (0,83))2
0,447
= −
(0,498)2
0,447
=−
0,248
= −1,80
1 1
∆𝑋𝐵𝑐 = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 5x10−3 = 5x10−4
2 2
𝛿𝑎 2 𝑋𝐴𝑏 2
( ) =
𝛿𝑇𝐴𝑏 2𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏 2
Keterangan:
u = XAb2 u’ = 0
v = 2XBc.TAb2 v’ = 4XBc.TAb
𝛿𝑎 2 𝑢′ . 𝑣 − 𝑢. 𝑣′
( ) =
𝛿𝑇𝐴𝑏 𝑣2
0.2𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏 2 − 𝑋𝐴𝑏 2 . 4𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏
=
(2𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏)2
𝑋𝐴𝑏 2 . 4𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏
=−
((2𝑋𝐵𝑐. 𝑇𝐴𝑏)2 )2
(−0,458)2 + (0,459)2
=√
2
0,2097 + 0,2106
=√
2
0,4203
=√
2
∆𝑇𝐴𝑏 = 0,45
𝛿a 2 𝛿a 2 𝛿a
∆a = √(𝛿XAb) + ((∆X𝐴𝑏)2 + (𝛿XBc) + (∆X𝐵𝑐)2 + (𝛿TAb) + (∆T𝐴𝑏)2
= 0,00041%
KB = 100% − 𝐾𝑅
= 100% − 0,00041%
= 99,99959%
𝐔𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐠𝐫𝐚𝐯𝐢𝐭𝐚𝐬𝐢
(2𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎
𝑔=
𝑚𝑏
𝛿𝑔 2 𝛿𝑔 𝛿𝑔 2
∆𝑔 = √( 2
) + (∆𝑚𝑠) + ( ) + (∆𝑚𝑏) + ( ) + (∆𝑎)2
2
𝛿𝑚𝑠 𝛿𝑚𝑏 𝛿𝑎
𝛿𝑔 2 (2𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎
( ) =
𝛿𝑚𝑠 𝑚𝑏
Keterangan:
u = (2𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎 u’ = 2a
v = mb v’ = 0
𝛿𝑔 2 2𝑎. 𝑚𝑏 − (2𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎. 0
( ) =
𝛿𝑚𝑠 𝑚𝑏 2
2𝑎 2(0,98)
= =
𝑚𝑏 0,009
= 217,77
1
∆𝑚𝑠 = . 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
2
1
= x 10−3
2
= 5 x 10−4
𝛿𝑔 2 (2𝑚𝑠+𝑚𝑏)𝑎
( ) =
𝛿𝑚𝑏 𝑚𝑏
Keterangan:
u = (2𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎 u’ = a
v = mb v’ = 1
𝛿𝑔 2 𝑎. 𝑚𝑏 − (2𝑚𝑠 + 𝑚𝑏)𝑎. 1
( ) =
𝛿𝑚𝑏 𝑚𝑏
(0,98). (0,009) − (2(0,158)) + (0,009)(0,98)
=
(0,009)
0,008 − 0,324 −0,316
= = = −35,11
0,009 0,009
1
∆𝑚𝑏 = . 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
2
1
= . 10−3 = 5 x10−4
2
𝛿𝑔 2 (2𝑚𝑠+𝑚𝑏)𝑎
(𝛿𝑚𝑏) = 𝑚𝑏
Keterangan:
u = a(ms+mb) u’ = ms+mb
v = mb v’ = 0
δg u′ .v + u .v′
(δa) =
v2
(ms+mb)(mb)−a(ms+mb)(0)
=
(mb)2
ms + mb
=
mb
0,158+0,009
=
0,009
0,167
=
0,009
= 18,56
(0,485)2 + (−0,485)2
=√
2
0,2252 + 0,2352
=√
2
0,4704
=√
2
= 0,48
∆𝑎 = 0,48
δg 2 δg 2 δg 2
∆g = √( ) + (∆m)2 + ( ) + (∆mb)2 + ( ) + (∆a)2
δms δmb δa
∆g
KR = . 100%
2(g+∆g)
0,000211
= . 100%
2(18,17+0,000211)
0,000211
=
36,34
= 0,000058 %
KB = 100 % − 𝐾𝑅
= 100 % − 0,000058 %
= 99,999954 %