Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
KONSTANTA PEGAS

Nama : Hetiani Purnama Dewi


NPM : 19420038
Grup/Kelompok : 1K2/1
Dosen : 1. Yusi S.S, S.Si.,M.T.
2. E.Desi Fatma,S.Pd.,M.Si.
3. Endah Purnomosari, S.T.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


KIMIA TEKSTIL
2019/2020
ABSTRAK
Hetiani Purnama Dewi, 19420038, Kimia Tekstil, Politeknik STTT Bandung
hetiani.dewi@gmail.com
081910473561
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai bahan, misalnya: karet, kawat
tembaga, pegas tembaga, besi, kayu, nilon, sapu lidi, dan plastisin. Diantara
bahan-bahan tersebut dapat digolongkan menjadi benda elastis dan tidak elastis.
Benda elastis adalah benda yang dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya
yang mengubah bentuk telah dihapuskan. Benda tidak elastis adalah benda yang
tidak kembali ke bentuk semula setelah gaya yang mengubah benda dihapuskan.
Dari definisi diatas disimpulkan, maka dapat disimpulkan bahwa pegas adalah
benda elastis
Konstanta pegas merupakan suatu elemen penting yang terdapat pada
pegas. Untuk mendapatkan nilai konstanta pegas, yang biasanya digunakan adalah
persamaan hukum Hooke ¿−K . ∆ X . Gerak harmonik sederhana adalah gerak
bolak-balik benda melalui suatu titk kesetimbangan tertentu dengan banyaknya
getaran benda dalam setiap sekon yang selalu konstan. Adapun hukum Newon
dan hukum Hooke yang berkaitan dengan grafitasi dan konstanta pegas.
Dalam percobaan kali ii, kita dapat menentukan nilai percepatan grafitasi
yaitu dengan mengetahui terlebih dahulu periode dan panjang tali pada bandul.
l ( 2 π )2
Yang akan didapatkan nilai grafitasi dari rumus g= . Setelah kita dapatkan
T2
nilai grafitasi, lalu kita dapat pula mencari nilai dari konstanta pegas yang akan
g
didapatkan dari rumus k = .
M gradien
Pada hasil percobaan yang kita lakukan, kita dapat mengetahui hasil nilai
percepatan grafitasi pada saat eksperimen dan literature apakah memiliki nilai
yang tidak berbeda jauh atau tidak. Karena ketidaktelitian pada saat eksperimen
dapat menyebabkan nilai koefisien pada hasil eksperimen menghasilkan nilai yang
berbeda dengan yang ada pada buku literatur.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai bahan, misalnya: karet, kawat
tembaga, pegas tembaga, besi, kayu, nilon, sapu lidi, dan plastisin. Diantara
bahan-bahan tersebut dapat digolongkan menjadi benda elastis dan tidak elastis.
Benda elastis adalah benda yang dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya
yang mengubah bentuk telah dihapuskan. Benda tidak elastis adalah benda yang
tidak kembali ke bentuk semula setelah gaya yang mengubah benda dihapuskan.
Dari definisi diatas disimpulkan, maka dapat disimpulkan bahwa pegas adalah
benda elastis
Pegas diterapkan dalam berbagai bentuk dan dalam banyak
konstruksi.Penggunaan pegas adalah agar suatu konstruksi berfungsi dengan baik,
bukan suatu hal yang mutlak, melainkan suatu pilihan sehubungan dengan
pembuatan dan biaya.Sifat pegas yang terpenting ialah kemampuannya menerima
kerja lewat perubahan bentuk elastis dan ketika mengendur.

B. Tujuan
 Mampu menentukan percepatan grafitasi.
 Mampu menentukan konstanta elastisitas pegas.
 Mempunyai kemampuan menggunakan teori dalam melakukan
eksperimen serta dapat menggunakan percobaan konstanta pegas
untuk percepatan grafitasi.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 GERAK HARMONIK SEDERHANA

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik
kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon yang
selalu konstan. Gerak harmonik sederhana dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu
Gerak Harmonik Sederhana Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak
osilasi air raksa/air dalam pipa U, gerak horizontal/vertical dari pegas, dan Gerak
Harmonik Sederhana Angular, misalnya gerak bandul/bandul fisis, osilasi ayunan
torsi, dan sebagainya.
Gerak harmonik pada bandul, sebuah bandul adalah massa yang digantungkan
pada salah satu ujung tali dengan panjang l dan membuat simpangan dengan sudut
kecil. Gaya yang menyebabkan bandul ke posisi kesetimbangan dinamakan gaya
pemulih dan panjang busur adalah kesetimbangan gayanya.
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki
periode. Periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk
melakukan satu getaran. Benda dikatakan melakukan satu getaran jika benda
bergerak dari titik dimana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik
tersebut.

2.2 PEGAS

Pegas merupakan benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi


mekanis. Pegas biasanya terbuat dari baja. Ada beberapa rancangan pegas. dalam
pemakaian sehari-hari, istilah ini mengacu pada coil springs.Pegas juga ditemukan
di sistem suspensi mobil. Pada mobil, pegas memiliki fungsi menyerap kejut dari
jalan dan getaran roda agar tidak diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung.
Selain itu, pegas juga berguna untuk menambah daya cengkeram ban terhadap
permukaan jalan.
Pegas biasanya terbuat dari baja.. Jika suatu bahan dapat meregang atau
menyusut karena pengaruh gaya dari luar dan dapat kembali ke keadaan semula
jika gaya yang bekerja padanya dihilangkan, maka keadaan tersebut dikatakan
mempunyai sifat elastis. Selama batas elastisnya belum terlampaui maka
perubahan panjang pegas akan sebanding dengan gaya yang bekerja padanya,
menurut hukum Hooke dinyatakan dalam rumus :
F=−k . x … (1) Dimana :
F=¿ Gaya (N)
k =¿ Konstanta pegas (N/m)
x=¿ Perubahan panjang pegas
Arah gaya pegas berlawanan dengan arah gerak partikel massa m dengan k
adalah tetapan pegas.
Ketika pada sebuah pegas dibebani dengan sebuah masa, maka gaya yang
menyebabkan pegas bertambah panjang adalah gaya dari massa tersebut,
sesuai denngan hukum newton kedua bahwa gaya newton yang ditimbulkan
akan sebanding dengan percepatan massa maka berlaku rumus sebagai
berikut:
dv d2 x
ƩF =m dt =m ...(2)
dt 2
d2 x
mg-kx = m ... (3)
dt 2
d2 x
m +kx =mg ... (4)
dt 2
mx+ kx=mg ... (5)
k
x+ x =g ... (6)
m

Benda yang memiliki keadaan setimbang maka berlaku :

mg=kx
g
X= → y=MgradienX ... (7)
k
g
Persamaan tersebutmerubapakn persamaan garis lurus dengan k=
gradienM
.
Pegas yang berisolasi dengan suatu percepatan tertentu maka :

( D + mk ) x=g
2

k
D1,2 = ±
√ −k
m
=±i
m
Solusi persamaan diatas yang memberikan gerakan massa ketika kita
menganggap bahwa kita memulai getaran sistemm dengan meregangkan pegas
sejauh A kemudian melepaskannya, maka :
k k
X(t) =g =aexpi √ m t = B exp – i √ m t
k k
X(t) = g cos √ m t + B sinn√ m t = g + A cos ω t + B sin ω t ... (8)

X = A sin (ωt + γ ) = A sin (2 πft +γ )... (9)


dx
V= dt = Aωcos (ωt + γ ) ... (10)
dv
a= dt = -Aω 2sin (ωt + γ ) ... (11)

Selain dengan cara pembebanan, konstanta pegas k dapat dicari dengan


getaran pada pegas. Sebuah benda bermassa m dibebankan pada pegas dan
disampingkan dari posisi setimbangnya, maka akan terjadi getaran pegas
dengan periode getaran T dan massa akan berisolasi dalam gerak harmonis
sederhana yang memiliki amplitudo dan frekuensi. Bilangan frekuensi adalah
suatu besaran yang terpenting dalam analisis getaran, dan dinamakan
frekuensi alami tekredam. Untuk sistem massa pegas sederhana di definisikan
sebagai berikut :
2πf =ω
2π k
2 πf = = √ ... (12)
T m
m
T =2 π
√ k
…(13)

Frekuensi sudut ¿ = 2πf) dengan satuan radian per detik sering digunakan
dalam persamaan karena menyederhanakan persamaan kemudian diubah ke dalam
frekuensi dengan satuan standar yaitu Hz . Jika massa dan kekakuan (tetapan k)
diketahui frekuensi getaran sistem akan dapat ditentukan menggunakan rumus
tersebut.
1 1
E = m v 2+ 2 k x 2 ... (14)
2
Jika posisi x sama dengan amplitudo A, maka energi kinetik = nol,
sedangkan energi total adalah sama dengan energi potensial maksimumnya, yaitu :
1
E= k A2 ... (15)
2
Jika posisi x=0, maka energi kinetiknya akan maksimal, sedangkan energi
potensialnya adalah nol.
1
E= mv max 2 ... (16)
2

2.3 GERAK OSILASI BEBAS PADA BANDUL

Gerak pada bandul adalah gerak salah satu contoh getaran selaras sederhana
yang merupakan gerak bolak balik suatu benda digantungkan pada seutas tali
dengan panjang l, kemudian benda tersebut diputar dengan sudut ∅.

Gerak tersebut ada yang disebut dengan getaran yaitu suatu gerak bolak
balik dari titik A-B-C-A di sekitar kesetimbangan dan gelombang merupakan
getaran yang merambat dengan waktu yang diperlukan oleh satu gelombang
penuh (perioda).
Gerak osilasi adalah gerak menuju ke titik kesetimbangan. Tetapi saat
mencapai posisi setimbang, sistem masih memiliki kelebihan energi sehingga
melampaui posisi setimbang. Tetapi sistem akan kembali berbalik arah menuju
titik setimbang.
Frekuensi merupakan banyaknya gelombang penuh yang terjadi dalam
waktu satu detik. Frekuensi sudut osilasi meenuhi persamaan :
ω=√ a …(17)

Mengingat ω= =2 π maka frekuensi osilasi memenuhi persamaan :
T

T= …(18)
√a
Persamaan gerak osilasi pada bandul :
1
L= m ( x 2+ y 2 + x 2 )−( mgy ) …(19)
2
Ditinjau dari posisi benda yang bermassa :
x , y , z=lsin ( ∅ ) ,−lcos ( ∅ ) , 0 …( 20)
Ditinjau dari perubahan posisi terhadap perubahan waktu :
d d
( x , y , z )= { lsin ( ∅ ) ,−lcos ( ∅ ) , 0 } …(21)
dt dt
Panjang l tidak mengalmai perubahan untuk setiap waktu t sekon,
sedangkan sudut ∅ mengalami perubahan untuk setiap waktu t sekon,
sehingga persamaan diatas akan menjadi :
d d d∅ d
( x , y , z )=l { sin ( ∅ ) ,−cos ( ∅ ) , 0 } =l { sin ( ∅ ) ,−cos ( ∅ ) ,0 } …(22)
dt dt dt d ∅

d
( x , y , z )=l ∅ cos ∅ ,l ∅ sin ∅ , 0 …( 23)
dt
Masukan persamaan diatas :
1
L= m ( x 2+ y 2 + z 2 )−( mgy ) … ( 24 )
2
1
L= m(l ∅ cos ∅)2 +(l ∅ sin ∅)2 +0 ¿−(−mglcos ( ∅ )) … (25)
2
1
L= ml ²+∅ ²+mglcos ∅ …( 26)
2
Persamaan Euler-Lagrange adalah :
d dL dL
( )
dt dq
= …(27)
dq
d dL dL
( ) =
dt d ∅ d ∅
…(28)

d
ml ² ∅=−mglsin ∅ …(29)
dt
−g
∅= sin ∅ … (30)
l
Untuk sudut ∅ yang kecil dapat digunakan deret Fourier, sehingga
penyelesaian persamaan ini adalah :
g
θ+ θ=0 …(31)
l

( D ²+ gl ) ∅=0 …(31)
g
D 1,2=±
√ −g
l
=± i
l √
… ( 32 )

Bila kita menganggap bahwa kita memulai getaran sistem dengan


meregangkan bandul sejauh A kemudian melepaskannya , maka solusi persamaan
yang memberikan gerakan massa adalah :
g g
∅= Aexpi
√ l
t+ B exp−i
l √
t …(33)

g g
∅= Acos
√ l
t+ Bsin

l
t=Acosωt + Bsinωt …(34 )

∅= Asin ( ωt + γ ) =Asin (2 πft +γ ) … (35)



ω= = Aω cos ( ωt +γ ) …(36)
dt

α= =− A w2 sin ( ωt+ γ ) …( 37)
dt
Skema bandul matematis sederhana.
Bandul tersebut terdiri dari seutas tali yang dianggap tidak memiliki massa
dan sebuah beban diikat di ujung bawah tali. Beban bergantung bebas dan
bergerak bolak-balik akibat pengaruh gaya gravitasi bumi.
Dengan demikian, kita dapatkan periode osilasi bandul matematis sederhana
adalah
l
T =2 π
√ g
…(38)

l
g= … (39)
T
( )²

BAB III
METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan


1. Seperangkat alat percobaan pegas
2. Sistem bandul
3. Penggaris (alat ukur)
4. Massa beban (m)
5. Stopwatch
6. Alat tulis

3.2 Skema Percobaan

Skema percobaan bandul


3.3 Cara Kerja
1. Dihitung panjang pegas awal sebelum diberi tambahan beban
2. Ditentukan pertambahan panjang pegas setiap pertambahan massa
3. Kurva y-x dbuat dengan massa sebagai sumbu-x dan pertambahan panjang
sebagai sumbu-y
4. Besar konstanta pegas dapat ditentukan dari besar gradien Mg
5. Diukur terlebih dahulu besar konstanta percepatan grafitasi g menggunakan

l
persamaan T =2 π
√ g
6. Diukur konstanta pegas menggunakan persamaan
g
x= . m→ y=M gradien . x
k
7. Ditentukan besar ralat konstata pegas

Grafik Pegas
Mgrad Linear (Mgrad) Mgrad1
Linear (Mgrad1) Mgrad2 Linear (Mgrad2)
5
4.5
Perubahan panjang (cm)

4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
Massa (gram)

Gambar Grafik Pertambahan Panjang terhadap Massa


BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan tersebut dapat kita simpulkan bahwa hukum Hooke
adalah hukum yang berkaitan dengan benda yang elastis (pegas) yang diberi
beban sebagai gaya yang akan mengalami pertambahan panjang. Semakin besar
massa beban (gaya) yang di gantung pada pegas maka akan semakin besar
pertambahan panjangnnya.
Gerak osilasi pegas adalah gerak periodik pegas, gerakan bolak balik
pegas melalui lintasan yang sama, dan melalui titik setimbangnya. Faktor yang
mempengaruhi gerak osilasi pegas adalah massa beban yang di gantung pada
pegas, jarak penarikan beban, gaya gesek angin dan jenis pegas yang digunakan.
Dari hasil praktikum in dapat kita ketahui bahwa :
 Nilai hasil dari percepatan gravitasi untuk bandul 1 dengan perhitungan
berulang (T ±∆T) = (0,7383 ± 0,0154) sekon
 Nilai dari perhitungan tunggal
( l tali ± ∆ ltali )=( 11,8 ± 0,05 ) cm=( 0,118 ± 0,05 ) m
 Nilai dari percepatan gravitasi ( g ± ∆ g )=( 6,6417 ± 0,2492 ) m/ s2
 Nilai gradiem dari perhitungan grafik ( M ± ∆ M )= ( 0,07 ±0,06 ) cm/kg
 Nilai perhitungan konstanta Pegas ( beban perak)
( k ± ∆ k )=( 9488,14 ± 8132,69 ) g /s 2
DAFTAR PUSTAKA

 Galih, V.DV, & Endah Purnomosari. 2015. Pengantar Eksperimen Fisika


untuk SMA/S1. Bandung:CV.Mulia Jaya
 Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar 1 Institut Teknologi Bandung.
Bandung:Tidak diterbitkan
 Yuzar Gurnita, Akbar. 2018. Laporan Praktikum Fisika Dasar Konstanta
Pegas. Bandung

Anda mungkin juga menyukai