FISIKA DASAR
KONSTANTA PEGAS
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai bahan, misalnya: karet, kawat
tembaga, pegas tembaga, besi, kayu, nilon, sapu lidi, dan plastisin. Diantara
bahan-bahan tersebut dapat digolongkan menjadi benda elastis dan tidak elastis.
Benda elastis adalah benda yang dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya
yang mengubah bentuk telah dihapuskan. Benda tidak elastis adalah benda yang
tidak kembali ke bentuk semula setelah gaya yang mengubah benda dihapuskan.
Dari definisi diatas disimpulkan, maka dapat disimpulkan bahwa pegas adalah
benda elastis
Pegas diterapkan dalam berbagai bentuk dan dalam banyak
konstruksi.Penggunaan pegas adalah agar suatu konstruksi berfungsi dengan baik,
bukan suatu hal yang mutlak, melainkan suatu pilihan sehubungan dengan
pembuatan dan biaya.Sifat pegas yang terpenting ialah kemampuannya menerima
kerja lewat perubahan bentuk elastis dan ketika mengendur.
B. Tujuan
Mampu menentukan percepatan grafitasi.
Mampu menentukan konstanta elastisitas pegas.
Mempunyai kemampuan menggunakan teori dalam melakukan
eksperimen serta dapat menggunakan percobaan konstanta pegas
untuk percepatan grafitasi.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 GERAK HARMONIK SEDERHANA
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik
kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon yang
selalu konstan. Gerak harmonik sederhana dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu
Gerak Harmonik Sederhana Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak
osilasi air raksa/air dalam pipa U, gerak horizontal/vertical dari pegas, dan Gerak
Harmonik Sederhana Angular, misalnya gerak bandul/bandul fisis, osilasi ayunan
torsi, dan sebagainya.
Gerak harmonik pada bandul, sebuah bandul adalah massa yang digantungkan
pada salah satu ujung tali dengan panjang l dan membuat simpangan dengan sudut
kecil. Gaya yang menyebabkan bandul ke posisi kesetimbangan dinamakan gaya
pemulih dan panjang busur adalah kesetimbangan gayanya.
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki
periode. Periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk
melakukan satu getaran. Benda dikatakan melakukan satu getaran jika benda
bergerak dari titik dimana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik
tersebut.
2.2 PEGAS
mg=kx
g
X= → y=MgradienX ... (7)
k
g
Persamaan tersebutmerubapakn persamaan garis lurus dengan k=
gradienM
.
Pegas yang berisolasi dengan suatu percepatan tertentu maka :
( D + mk ) x=g
2
k
D1,2 = ±
√ −k
m
=±i
m
Solusi persamaan diatas yang memberikan gerakan massa ketika kita
menganggap bahwa kita memulai getaran sistemm dengan meregangkan pegas
sejauh A kemudian melepaskannya, maka :
k k
X(t) =g =aexpi √ m t = B exp – i √ m t
k k
X(t) = g cos √ m t + B sinn√ m t = g + A cos ω t + B sin ω t ... (8)
Frekuensi sudut ¿ = 2πf) dengan satuan radian per detik sering digunakan
dalam persamaan karena menyederhanakan persamaan kemudian diubah ke dalam
frekuensi dengan satuan standar yaitu Hz . Jika massa dan kekakuan (tetapan k)
diketahui frekuensi getaran sistem akan dapat ditentukan menggunakan rumus
tersebut.
1 1
E = m v 2+ 2 k x 2 ... (14)
2
Jika posisi x sama dengan amplitudo A, maka energi kinetik = nol,
sedangkan energi total adalah sama dengan energi potensial maksimumnya, yaitu :
1
E= k A2 ... (15)
2
Jika posisi x=0, maka energi kinetiknya akan maksimal, sedangkan energi
potensialnya adalah nol.
1
E= mv max 2 ... (16)
2
Gerak pada bandul adalah gerak salah satu contoh getaran selaras sederhana
yang merupakan gerak bolak balik suatu benda digantungkan pada seutas tali
dengan panjang l, kemudian benda tersebut diputar dengan sudut ∅.
Gerak tersebut ada yang disebut dengan getaran yaitu suatu gerak bolak
balik dari titik A-B-C-A di sekitar kesetimbangan dan gelombang merupakan
getaran yang merambat dengan waktu yang diperlukan oleh satu gelombang
penuh (perioda).
Gerak osilasi adalah gerak menuju ke titik kesetimbangan. Tetapi saat
mencapai posisi setimbang, sistem masih memiliki kelebihan energi sehingga
melampaui posisi setimbang. Tetapi sistem akan kembali berbalik arah menuju
titik setimbang.
Frekuensi merupakan banyaknya gelombang penuh yang terjadi dalam
waktu satu detik. Frekuensi sudut osilasi meenuhi persamaan :
ω=√ a …(17)
2π
Mengingat ω= =2 π maka frekuensi osilasi memenuhi persamaan :
T
2π
T= …(18)
√a
Persamaan gerak osilasi pada bandul :
1
L= m ( x 2+ y 2 + x 2 )−( mgy ) …(19)
2
Ditinjau dari posisi benda yang bermassa :
x , y , z=lsin ( ∅ ) ,−lcos ( ∅ ) , 0 …( 20)
Ditinjau dari perubahan posisi terhadap perubahan waktu :
d d
( x , y , z )= { lsin ( ∅ ) ,−lcos ( ∅ ) , 0 } …(21)
dt dt
Panjang l tidak mengalmai perubahan untuk setiap waktu t sekon,
sedangkan sudut ∅ mengalami perubahan untuk setiap waktu t sekon,
sehingga persamaan diatas akan menjadi :
d d d∅ d
( x , y , z )=l { sin ( ∅ ) ,−cos ( ∅ ) , 0 } =l { sin ( ∅ ) ,−cos ( ∅ ) ,0 } …(22)
dt dt dt d ∅
d
( x , y , z )=l ∅ cos ∅ ,l ∅ sin ∅ , 0 …( 23)
dt
Masukan persamaan diatas :
1
L= m ( x 2+ y 2 + z 2 )−( mgy ) … ( 24 )
2
1
L= m(l ∅ cos ∅)2 +(l ∅ sin ∅)2 +0 ¿−(−mglcos ( ∅ )) … (25)
2
1
L= ml ²+∅ ²+mglcos ∅ …( 26)
2
Persamaan Euler-Lagrange adalah :
d dL dL
( )
dt dq
= …(27)
dq
d dL dL
( ) =
dt d ∅ d ∅
…(28)
d
ml ² ∅=−mglsin ∅ …(29)
dt
−g
∅= sin ∅ … (30)
l
Untuk sudut ∅ yang kecil dapat digunakan deret Fourier, sehingga
penyelesaian persamaan ini adalah :
g
θ+ θ=0 …(31)
l
( D ²+ gl ) ∅=0 …(31)
g
D 1,2=±
√ −g
l
=± i
l √
… ( 32 )
g g
∅= Acos
√ l
t+ Bsin
√
l
t=Acosωt + Bsinωt …(34 )
l
g= … (39)
T
( )²
2π
BAB III
METODE EKSPERIMEN
l
persamaan T =2 π
√ g
6. Diukur konstanta pegas menggunakan persamaan
g
x= . m→ y=M gradien . x
k
7. Ditentukan besar ralat konstata pegas
Grafik Pegas
Mgrad Linear (Mgrad) Mgrad1
Linear (Mgrad1) Mgrad2 Linear (Mgrad2)
5
4.5
Perubahan panjang (cm)
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
Massa (gram)