FISIKA DASAR
HUKUM JOULE
ABSTRAK
Hetiani Purnama Dewi, 19420038, Kimia Tekstil, Politeknik STTT Bandung
hetiani.dewi@gmail.com
081910473561
Pada awalnya orang memahami kalor sebagai zat alir yang tidak dapat dilihat
yang dinamakan plogiston. Hal itu disebabkan oleh fakta bahwa kalor dapat
berpindah-pindah. Pada tahun (1753-1814) Rumford melakukan suatu percobaan
dan mengamati, dlam pengamatannya Rumford berpendapat bahwa kalor
merupakan suatu bentuk energi, bukan suatu zat alir. Selanjutnya pandangan
Rumford dikembangkan oleh Joule.
Dapat kita ketahui bahwa Joule merupakan satuan standar SI untuk dengan
basis unit kg.m2/s2. Nama joule diambil dari penemunya James Prescott
Joule(1818–1889)(1818–1889).[1]. Joule disimbolkan dengan huruf J. Istilah ini
pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Mayer of Heilbronn.
Pada percobaan kali ini kita akan menggunakan dua macam arus dan
selang waktu yang berbeda, yaitu 1,2 A selama 6 menit, dan 1,4 A selama 7
V
menit..Dengan menggunakan persamaan Q=V . I . t dan persamaan I = . Kita
R
dapat menentukan berapa banyak energi kalor yang dilepas atau diterima. Kedua
nilai energi kalor tersebut nilainya harus sama karena menurut Asas Black
Qlepas =Q terima karena arus listrik yang mengalir pada sebuah hambatan akan
mengalami kenaikan suhu. Jika hambatan diletakan didalam zat cair maka
perpindahan panas dari hambatan yang suhunya relatif lebih tinggi akan berpindah
ke zat cair yang suhunya relatif rendah. Dalam beberapa aplikasi listrik seperti alat
pemanas listrik, energi listrik secara sengaja dikonversi menjadi energi panas.
Pada percobaan ini, efek panas pada arus listrik dan panas listrik ekuivalennya
akan diselidiki. Serta percobaan kali ini akan membuktikan adanya daya hantar
suatu kawat tahanan terhadap air dalam Kalorimeter.
Pada hasil percobaan ini, kita dapat menentukan kedua nilai Q tersebut
sama atau tidak. Ketidaktelitian serta keadaan suhu dan tekanan pada saat
praktikum dapat menyebabkan hasil yang berbeda. Selain itu, hasil dari percobaan
ini juga dapat menentukan panas yang di timbulkan oleh arus listrik serta
menentukan kalor listrik.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita mengetahui bahwa arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaianjuga
menghasilkan panas. Pada peralatan–peralatan yang menggunakan arus listrik sebagai
sumber energinya, apabila kita aktifkan dalam jangka waktu tertentu, maka akan
timbul panas pada bagian rangkaian listrik yang merupakan tempat / pusat aktifitas
arus listrik.
Hal inilah yang melatar belakangi praktikum kami tentang Hukum joule yang
bertujuan untuk menentukan panas yang ditimbulkan oleh arus listrik. Kenyataan
tersebut perlu dikaji lebih lanjut mengingat panas yang ditimbulkan tergantung oleh
beda potensial, arus listrik serta waktu yang diperlukan.
B. Tujuan
Mampu menentukan panas yang ditimbulkan oleh arus listrik
Dapat mengaplikasikan teori ralat dalam melakukan eksperiman
Menentukan tara kalor listrik menggunakan calorimeter
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Satuan Energi Kalor
Kalor merupakan panas yang bisa berpindah dari benda yang memiliki
kelebihan kalor menuju benda yang kekurangan kalor. Kalor biasanya dinyatakan
dalam suhu. Dalam satuan internasional, kalor dinyatakan dengan Joule. Satuan
lainnya dinyatakan dengan kalori.
1 kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk
memanaskan sebanyak 1 kg air sebesar 1⁰C.
1 kalori = 4.2 joule
1 joule = 0.24 kalori
1 kkal (kilokalori) = 1000 kal (kalori) = 4200 joule =4,2 kj (kilo joule)
Kalor dapat menaikan atau menurunkan suhu. Semakin besar kenaikan
suhu maka kalor yang diterima semakin banyak. Semakin kecil kenaikan suhu,
maka kalor yang diterima semakin sedikit. Maka hubungan kalor (Q) berbanding
lurus atau sebanding dengan kenaikan suhu ( ∆ T ) jika massa (m) dan kalor jenis
zat (c) tetap.
Semakin besar massa zat (m) maka kalor (Q) yang diterima semakin
banyak. Semakin kecil massa zat (m) maka kalor (Q) yang diterima semakin
sedikit. Maka hubungan kalor (Q) berbanding lurus atau sebanding dengan
massa zat (m) jika kenaikan suhu (∆ T ¿ dan kalor jenis zat (c) tetap.
Semakin besar kalor jenis zat (c) maka kalor (Q) yang diterima semakin banyak.
Semakin kecil kalor jenis zat (c) maka kalor (Q) yang diterima semakin sedikit.
Maka hubungan kalor (Q) berbandimg lurus atau sebanding dengan kalor zat (c)
jika kenaikan suhu (∆ T ¿dan massa zat (m) tetap.
Selain itu, ada rumus lain untuk menentukan kapasitas kalor itu sendiri, yakni:
C = m. c.....(2)
Keterangan :
Keterangan :
Q = banyak kalor yang diterima ataupun dilepas oleh suatu benda ( J )
m = massa benda yang menerima ataupun melepas kalor ( kg )
c = kalor jenis zat ( J/kg⁰C )
ΔT = perubahan suhu ( ⁰C )
Keterangan :
Arus listrik banyaknya muatan muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan
elektron elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan
waktu. Arus dapat dihitung dalam Coloumb/detik atau Amperre. Dalam
kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik
adalah kostan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada
voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
Dapat didefinisikan juga sebagai aliran suatu muatan listrik yang bertanda
positif dan ada pula yang bertanda negatif. Arah arus listrik didefinisikan searah
dengan arah aliran muatan positif, maka arah arus listrik berlawanan dengan
arah aliran elektron. Dengan kata lain, ketika kita menggambar arah arus dalam
kawat dari kanan ke kiri sebenarnya yang terjadi adalah aliran elektron dari kiri
ke kanan.
Besarnya arus yang mengalir berbanding lurus denga beda potensial (V)
antara dua tempat. Muatan listrik dapat mengalis dari satu tempat ke tempat lain
karena adanya beda potensial. Tempat yang memiliki potensial tinggi
melepaskan muatan ke tempat yang memiliki potensial lebih rendah.
Kesebandingan di atas selanjutnya dapat ditulis dengan persamaan hukum Ohm
yaitu :
V
I= … (5)
R
Dimana :
I = Arus Listrik
V = tegangan
R= Hambatan listrik antara dua titik ( Ohm (Ω) )
R berperan menghambat mengalirnya muatan listrik. Makin besar nilai R
maka arus listrik makin sulit mengalir yang ditandai dengan nilai arus yang
makin kecil. Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari
suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang
melewatinya.
Kita dapat menentukan berapa jumlah kalor yang ditimbulakn oleh arus
listrik dengan menggunakan persamaan (9) . Dan apabila kita aplikasikan pada
praktikum kali ini, yang menggunakan alat kalorimeter. Sehingga persamaan
yang digunakan adalah :
https://rumus.co.id/kalor-jenis/
https://www.gurupendidikan.co.id/arus-listrik/
http://www.informasi-pendidikan.com/2015/03/pengertian-kalor-
kapasitas-kalor-dan.html
Yuzar Gurnita, Akbar. 2018. Laporan Praktikum Fisika Dasar
Hukum Joule. Bandung
Galih, V.DV, & Endah Purnomosari. 2015. Pengantar Eksperimen
Fisika untuk SMA/S1. Bandung:CV.Mulia Jaya