Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
HUKUM JOULE

Nama : Hetiani Purnama Dewi


NPM : 19420038
Grup/Kelompok : 1K2/1
Dosen : 1. Yusi S.S, S.Si.,M.T.
2. E.Desi Fatma,S.Pd.,M.Si.
3. Endah Purnomosari, S.T.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


KIMIA TEKSTIL
2019/2020

ABSTRAK
Hetiani Purnama Dewi, 19420038, Kimia Tekstil, Politeknik STTT Bandung
hetiani.dewi@gmail.com
081910473561
Pada awalnya orang memahami kalor sebagai zat alir yang tidak dapat dilihat
yang dinamakan plogiston. Hal itu disebabkan oleh fakta bahwa kalor dapat
berpindah-pindah. Pada tahun (1753-1814) Rumford melakukan suatu percobaan
dan mengamati, dlam pengamatannya Rumford berpendapat bahwa kalor
merupakan suatu bentuk energi, bukan suatu zat alir. Selanjutnya pandangan
Rumford dikembangkan oleh Joule.
Dapat kita ketahui bahwa Joule merupakan satuan standar SI untuk dengan
basis unit kg.m2/s2. Nama joule diambil dari penemunya James Prescott
Joule(1818–1889)(1818–1889).[1]. Joule disimbolkan dengan huruf J. Istilah ini
pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Mayer of Heilbronn.
Pada percobaan kali ini kita akan menggunakan dua macam arus dan
selang waktu yang berbeda, yaitu 1,2 A selama 6 menit, dan 1,4 A selama 7
V
menit..Dengan menggunakan persamaan Q=V . I . t dan persamaan I = . Kita
R
dapat menentukan berapa banyak energi kalor yang dilepas atau diterima. Kedua
nilai energi kalor tersebut nilainya harus sama karena menurut Asas Black
Qlepas =Q terima karena arus listrik yang mengalir pada sebuah hambatan akan
mengalami kenaikan suhu. Jika hambatan diletakan didalam zat cair maka
perpindahan panas dari hambatan yang suhunya relatif lebih tinggi akan berpindah
ke zat cair yang suhunya relatif rendah. Dalam beberapa aplikasi listrik seperti alat
pemanas listrik, energi listrik secara sengaja dikonversi menjadi energi panas.
Pada percobaan ini, efek panas pada arus listrik dan panas listrik ekuivalennya
akan diselidiki. Serta percobaan kali ini akan membuktikan adanya daya hantar
suatu kawat tahanan terhadap air dalam Kalorimeter.
Pada hasil percobaan ini, kita dapat menentukan kedua nilai Q tersebut
sama atau tidak. Ketidaktelitian serta keadaan suhu dan tekanan pada saat
praktikum dapat menyebabkan hasil yang berbeda. Selain itu, hasil dari percobaan
ini juga dapat menentukan panas yang di timbulkan oleh arus listrik serta
menentukan kalor listrik.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita mengetahui bahwa arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaianjuga
menghasilkan panas. Pada peralatan–peralatan yang menggunakan arus listrik sebagai
sumber energinya, apabila kita aktifkan dalam jangka waktu tertentu, maka akan
timbul panas pada bagian rangkaian listrik yang merupakan tempat / pusat aktifitas
arus listrik.
Hal inilah yang melatar belakangi praktikum kami tentang Hukum joule yang
bertujuan untuk menentukan panas yang ditimbulkan oleh arus listrik. Kenyataan
tersebut perlu dikaji lebih lanjut mengingat panas yang ditimbulkan tergantung oleh
beda potensial, arus listrik serta waktu yang diperlukan.

B. Tujuan
 Mampu menentukan panas yang ditimbulkan oleh arus listrik
 Dapat mengaplikasikan teori ralat dalam melakukan eksperiman
 Menentukan tara kalor listrik menggunakan calorimeter
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Satuan Energi Kalor
Kalor merupakan panas yang bisa berpindah dari benda yang memiliki
kelebihan kalor menuju benda yang kekurangan kalor. Kalor biasanya dinyatakan
dalam suhu. Dalam satuan internasional, kalor dinyatakan dengan Joule. Satuan
lainnya dinyatakan dengan kalori. 
1 kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk
memanaskan sebanyak 1 kg air sebesar 1⁰C.
1 kalori = 4.2 joule
1 joule = 0.24 kalori
1 kkal (kilokalori) = 1000 kal (kalori) = 4200 joule =4,2 kj (kilo joule)
Kalor dapat menaikan atau menurunkan suhu. Semakin besar kenaikan
suhu maka kalor yang diterima semakin banyak. Semakin kecil kenaikan suhu,
maka kalor yang diterima semakin sedikit. Maka hubungan kalor (Q) berbanding
lurus atau sebanding dengan kenaikan suhu ( ∆ T ) jika massa (m) dan kalor jenis
zat (c) tetap.
Semakin besar massa zat (m) maka kalor (Q) yang diterima semakin
banyak. Semakin kecil massa zat (m) maka kalor (Q) yang diterima semakin
sedikit. Maka hubungan kalor (Q) berbanding lurus atau sebanding dengan
massa zat (m) jika kenaikan suhu (∆ T ¿ dan kalor jenis zat (c) tetap.
Semakin besar kalor jenis zat (c) maka kalor (Q) yang diterima semakin banyak.
Semakin kecil kalor jenis zat (c) maka kalor (Q) yang diterima semakin sedikit.
Maka hubungan kalor (Q) berbandimg lurus atau sebanding dengan kalor zat (c)
jika kenaikan suhu (∆ T ¿dan massa zat (m) tetap.

2.2 KAPASITAS KALOR


Kapasitas kalor diartikan sebagai banyaknya kalor yang diserap oleh suatu benda
bermassa tertentu untuk menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Satuan kapasitas kalor
dalam sistem International yaitu J/K, Namun, karena di Indonesia suhu biasa
dinyatakan dalam skala Celsius, maka satuan kapasitas kalor yang dipakai dalam
artikel ini adalah J/oC. Selain itu, satuan kapasitas kalor juga dapat dinyatakan
sebagai kal/oC. Kapasitas kalor dapat dirumuskan sebagai berikut.

Rumus Kapasitas Kalor : C = Q / ΔT.....(1)


Keterangan:

 C = kapasitas kalor ( J/K )


 Q = banyaknya kalor ( J )
 ΔT = perubahan suhu ( K )

Selain itu, ada rumus lain untuk menentukan kapasitas kalor itu sendiri, yakni:

C = m. c.....(2)

Keterangan :

 C  : kapasitas kalor ( J/K )


 m : massa benda yang menerima ataupun melepas kalor ( kg )
 c   : kalor jenis zat ( J/kg.K )

2.3 KALOR JENIS


kalor jenis suatu zat dirumuskan sebagai berikut.
Q = m.c.ΔT ....(3)

Keterangan :

 Q   = banyak kalor yang diterima ataupun dilepas oleh suatu benda ( J )
 m  = massa benda yang menerima ataupun melepas kalor ( kg )
 c    = kalor jenis zat ( J/kg⁰C )
 ΔT = perubahan suhu ( ⁰C )

Rumus Kalor Jenis yaitu c = Q / m.ΔT....(4)

Keterangan :

 c    : kalor jenis zat ( J/kg⁰C )


 Q   : banyak kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda ( Joule )
 m  : massa benda yang menerima ataupun melepas kalor ( kg )
 ΔT : perubahan suhu ( ⁰C )

2.4 ARUS LISTRIK DAN HAMBATAN

Arus listrik banyaknya muatan muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan
elektron elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan
waktu. Arus dapat dihitung dalam Coloumb/detik atau Amperre. Dalam
kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik
adalah kostan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada
voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
Dapat didefinisikan juga sebagai aliran suatu muatan listrik yang bertanda
positif dan ada pula yang bertanda negatif. Arah arus listrik didefinisikan searah
dengan arah aliran muatan positif, maka arah arus listrik berlawanan dengan
arah aliran elektron. Dengan kata lain, ketika kita menggambar arah arus dalam
kawat dari kanan ke kiri sebenarnya yang terjadi adalah aliran elektron dari kiri
ke kanan.
Besarnya arus yang mengalir berbanding lurus denga beda potensial (V)
antara dua tempat. Muatan listrik dapat mengalis dari satu tempat ke tempat lain
karena adanya beda potensial. Tempat yang memiliki potensial tinggi
melepaskan muatan ke tempat yang memiliki potensial lebih rendah.
Kesebandingan di atas selanjutnya dapat ditulis dengan persamaan hukum Ohm
yaitu :
V
I= … (5)
R
Dimana :
I = Arus Listrik
V = tegangan
R= Hambatan listrik antara dua titik ( Ohm (Ω) )
R berperan menghambat mengalirnya muatan listrik. Makin besar nilai R
maka arus listrik makin sulit mengalir yang ditandai dengan nilai arus yang
makin kecil. Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari
suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang
melewatinya.

2.5 KONVERSI ENERGI LISTRIK MENJADI ENERGI PANAS


Energi listrik dapat diubah menjadi energi panas atau kalor. Berbagai alat yang
dapat merubah energi listrik menjadi energi panas, misalnya: pemanas, solder,
setrika, dan kompor listrik. Alat yang mengubah energi listrik menjadi energi
panas dilengkapi dengan elemen pemanas. listrik yang mengalir melalaui elemen
pemanas diubah menjadi energi panas. Elemen pemanas terbuat dari bahan yang
mempunyai tahanan tinggi, sehingga listrik yang mengalir melalui bahan
tersebut berubah menjadi panas.
Hambatan yang di aliri arus listrik akan mengalami kenaikan suhu. Ini
menunjukan bahwa pada hambatan tersebut terjadi proses perubahan energi dari
energi listrik menjadi energi panas. Dengan rumus energi listrik yaitu :
Q=V . I . t … ( 6 )Q=I 2 . R . t … ( 7 )
Dimana :

Q=Jumlah panas yang timbulI =Kuat arusR=Hambatant=waktu


V =Tegangan atau beda potensial
Jika kita meletakan hambatan tersebut ke dalam zat cair, maka akan terjadi
perpindahan panas dari hambatan yang suhunya relatif lebih tinggi ke zat cair
yang suhunya relatif lebih rendah. Maka banyaknya panas yang ditimbulkan
oleh aliran listrik sama dengan jumlah panas yang diterima oleh zat cair.
Sehingga berlakulah hukum Asas Black yang berbunyi “Kalor yang dilepas =
Kalor yang diterima.”

Q Lepas=QTerima … ( 8 ) I 2 . R .t=mzat cair . c zatcair . ∆ T … (9)

Kita dapat menentukan berapa jumlah kalor yang ditimbulakn oleh arus
listrik dengan menggunakan persamaan (9) . Dan apabila kita aplikasikan pada
praktikum kali ini, yang menggunakan alat kalorimeter. Sehingga persamaan
yang digunakan adalah :

I 2 . R .t=H . ∆ T … ( 10 ) H=Nilai ( m . c ) zat cair , kalorimeter , pengaduk


2.6 KOREKSI NEWTON
Koreksi newton di perlukan ketika terjadi kesalahan pengukuran dalam
pengukuran massa, tahanan dan waktu dapat diabaikan terhadap kesalahan
tersebut, maka dapat di tambahkan bahwa pengukuran panas antar kalori dengan
sekelilingnya selama percobaan berlangsung dapat pula menyebabkan kesalahan
kesalahan. Dan digunakan bila suhu kalorimeter tidak begitu jauh bedanya
dengan temperatur ruangan, dapat dinyatakan dalam rumus Newton sebagai
berikut:
T =−k . ( T c −T r ) .t … ( 11 )
Dimana :
T =kelebihan atau kekurangan temperatur sebagai akibat pengaruh ruangan

k =Konstanta pertukaran kalor T c =Temperatur kalorimeter rata−rata

T r=Temperatur ruangan rata−ratat=selang waktu lamanya percoban


BAB III
METODE EKSPERIMEN
3.1 ALAT DAN BAHAN
1. Kalorimeter beserta pengaduk
2. Kawat tahanan (kawat pemanas)
3. Stopwatch
4. Termometer
5. Amperemeter
6. Tahanan geser
7. Kawat penghubung
8. Gelas ukur
9. Batu timbangan (neraca tehnis)
10. Penghubung arus
11. Sumber arus
12. Slide regulator

3.2 CARA KERJA


3.2.1 Menentukan nilai air kalorimeter H
1. Timbang kalorimeter kosong dengan neraca tehnis
2. Isi kalorimeter dengan air kirakira seperempatnya atau kirakira
pengaduknya terendam air.
3. Timbang kalorimeter yang sudah diisi dengan air.
4. Timbang pengaduknya
5. Ukur volume bagian thermometer yang terendam air di dalam
kalorimeter selama percobaan ini (apabila menggunakan termometer
raksa).
3.2.2 Rangkaian
6. Susun rangkaian seperti pada diagram berikut :
7. Jangan hubungkan dengan sumber arus sebelum mendapat persetujuan
asisten.
3.2.3 Percobaan Pendahuluan (menentukan harga k)
8.Dinginkan kalorimeter beserta airnya kira-kira 3°C dibawah temperatur
ruangan
9.Amatilah dan catatlah temperatur kalorimeter dan air setiap setengah
menit,untuk beberapa menit (pertukaran panas dengan udara sekitarnya)
10.Catatlah keadan ruang (p,t,c), sebelum dan sesudah tiap percobaan
(kalorimeter tetap pada tempatnya)
3.2.4 Percobaan sesungguhnya:
11. Atur hambatan muka Rm untuk mendapatkan kuat arus yang sesuai
(ditentukan asisten).
12. Masukan kawat spiral ke dalam kalorimeter, setelah rangkaian
diperiksa oleh asisten.
13. Aduk kalorimeter dengan menggunakan pengaduk dan tunggulah
sebentar
14. Baca dan catatlah temperatur kalorimeter dengan seksama sebelum
dihubungkan arus listrik.
15. Alirkan arus listrik dan aduklah kalorimeter setiap saat.
16. Baca dan Catat kuat arus serta temperatur kalorimeter setiap 30 detik.
17. Jangan lupa kalorimeter diaduk perlahan-lahan dan teratur (periodik).
18. Hentikan arus listrik jika temperatur kalorimater temperatur
kalorimeter telah naik kira-kira 5 ℃.
3.2.5 Pengulangan dan Peneraan
19. Ukur percobaan 8 sampai 15 dengan kuat arus yang berlainan
(ditentukan asisten).
20. Periksa setiap kuat arus yang dipakai dengan alat presisi.
21. Ukur pula beda tegangan antara kedua ujung tahanan a dan b untuk
setiap harga I
22. Ukur tegangan sumber arus.
3.2.6 Pengulangan dan penerapan :
23. Ulangi percobaan 11s/d 12(22) dengan kuat arus yang berlainan
(ditentukan asisten)
24. periksalah setiap kuat arus yang dipakai dengan alat presisi (tanyakan
asisten
25. ukurlah beda tegangan antara kedua ujung tahanan a dan b untuk setiap
harga i
26. ukur pula tegangan sumber arus
Catatan :
Nilai air termometer adalah 0,46 cal/cc ℃
Catatan :
 Panas jenis Termometer = 0,46 Kal/cc ℃
 Panas jenis alumunium = 0,217 Kal/gram ℃
 Panas jenis kuningan = 0,094 Kal/gram ℃
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat kita simpulkan bahwa arus listrik yang
menimbulkan panas pada suatu kawat tahanan yang di alirinya, jika kawat
tahanan ini di masukan dalam zat cair maka akan terjadi perpindahan panas dari
kawat ke zat cair yang keadaannya lebih dingin.
Maka banyaknya panas yang di timbulkan oleh aliran listrik sama dengan
jumlah panas yang dihisap oleh zat cair bersama tempatnya. Panas yang
ditimbulkan arus listrik adalah :
Q=0,24. I 2 . R .t
Sedangkan panas yang diterima kalorimeter beserta isinya adalah
Q Lepas=Q Terima

Berdasarkan hasil percobaan kita dapat :


1. Pada Arus 1,2 A
Energi kalor yang diterima kalorimeter,
( Q ± ∆ Q )=( 541 ,082 ± 45,590 ) kal .
Energi kalor yang dilepas tahanan listrik,
( Q ± ∆ Q )=( 17,418 ± 4,166 ) kal .
2. Pada Arus 1,4 A
Energi kalor yang diterima kalorimeter,
( Q ± ∆ Q )=( 1287,402± 95,205 ) kal .
Energi kalor yang dilepas tahanan listrik,
( Q ± ∆ Q )=( 25,091± 5,968 ) kal .

Untuk menghindari kesalahan kesalahan yang mungkin timbul selama


melakukan percobaan, maka diperlukan sikap kehati-hatian, ketelitian, dan
kecermatan dari setiap praktik dalam melakukan setiap praktik percobaan agar
diperoleh data hasil percobaan yang maksimal dan hasil perhitungan akhir yang
sesuai dengan literatur.
DAFTAR PUSTAKA

 https://rumus.co.id/kalor-jenis/
 https://www.gurupendidikan.co.id/arus-listrik/
 http://www.informasi-pendidikan.com/2015/03/pengertian-kalor-
kapasitas-kalor-dan.html
 Yuzar Gurnita, Akbar. 2018. Laporan Praktikum Fisika Dasar
Hukum Joule. Bandung
 Galih, V.DV, & Endah Purnomosari. 2015. Pengantar Eksperimen
Fisika untuk SMA/S1. Bandung:CV.Mulia Jaya

Anda mungkin juga menyukai