Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM SERAT

UJI PEMBAKARAN DAN UJI BERAT JENIS

Disusun oleh : Hetiani Purnama Dewi


NPM : 19420038
Group/Kelompok : K2/R04
Dosen : Kurniawan, S.Si., MT.
Sri Lestari

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2020
I. Maksud dan Tujuan
1.Pembakaran serat
Mengetahui dan menentukan jenis serat tunggal yang dalam uji pembakaran
serat ini dapat diidentifikasi dengan mengamati serat yang terbakar, asap
dari serat yang terbakar, bau pembakaran, sifat pembakaran, dan hasil dari
serat yang terbakar setelah api padam.
2.Berat jenis
Agar praktikan dapat mengetahui berat jenis sebuah serat dan bagaimana
mencari
nilai berat dari sebuah serat.

II. Teori Dasar


II.1Serat
Serat tekstil adalah suatu benda yang memiliki perbandingan antara
panjang dan diameter sangat besar. Serat dapat digunakan sebagai serat
tekstil harus memenuhi persyaratan diantaranya adalah panjang,
fleksibilitas, dan kekuatan. Swerat tekstil merupaka bahan dasar pembuatan
benang dengan cara dipintal, benang yang telah jadi kemudian ditenun atau
dirajut menjadi kain. Kain ini terbentuk dari serat tekstil yang diolang
sedemikian rupa sehingga menghasilkan kain seperti yang dapat dilihat di
pasaran, ataupun kain yang sudah dijadikan pakaian jadi.
Menurut Maharaindra, 2014 serat adalah suatu material yang
perbandingan antara panjang dan lebarnya sangat besar dan molekul-
molekul yang menyusunnya terorientasi terutama kearah panjang.
Sedangkan serat tekstil adalah serat-serat yang digunakan untuk aplikasi
tekstil. Serat pada umumnya dibedakan atau diklasifikasikan menjadi dua
bagian yaitu serat alam dan serat buatan.
a. Serat Alami
Serat alami ada yang berasal dari serat tumbuhan dan serat hewan. Serat
tumbuhan bisa berasal dari akar, kulit pohon, daun, dan buah tumbuhan.
Contoh tumbuhan yang biasa diolah menjadi kain yaitu kapas, kapuk/randu,
rami, pandan, bambu, kelapa, pisang, dan aneka rumput-rumputan.
Beberapa contoh serat tumbuhan yaitu serat kapas (kapas memiliki
karakteristik yaitu kekuatan cukup hingga baik, elastisitas sangat rendah,
kurang tagguh dan rentan terhadap kerutan, nyaman dan terasa lembut, daya
serap baik, mengalirkan panas dengan baik.), kapuk (memiliki karakteristik
yaitu tekstur halus, sangat berkilau, lemah, serat pendek, tahan terhadap
kelembaban, cepat kering bila basah.), linen (dengan karakteristik yaitu serat
nabati terkuat, elastisitas buruk, relatif mulus, berdaya serap sangat tinggi,
konduktor panas yang baik dan terasa dingin, berkilau, lebih rapuh, bias
rusak karena jamur, tahan terhadap ngengat dan kumbang karpet.), rami
(memiliki karakteristik yaitu kaku, lebih rapuh, berkilau.).
Beberapa contoh serat hewan yaitu wool (memiliki karakteristik yaitu
tampak berkerut, elastis, higroskopis, menyatu pada suhu lebih tinggi
daripada kapas, tahan terhadap listrik statis.), sutra (memiliki karakteristik
yaitu berkilau, tekstur halus, lembut, tidak licin, ringan, kuat, elastisitas
sedang hingga buruk.)
b. Serat Sintetis atau Buatan
Sintetis tekstil merupakan kain yang dibuat dari bahan sintetis atau
kimia. Beberapa contoh serat buatan yaitu : poliester (dibuat dari serat sitetis
berbahan dasar minyak bumi, dengan karakteristik yaitu termoplastik,
kekuatan baik dan hidrofobik.), rayon (memiliki karakteristik yaitu halus,
lembut dan nyaman, kilau alaminya tinggi, daya serap sangat tinggi,
pemulihan elastis rendah.), poliamida atau nilon (memiliki karakteristik
yaitu sangat tangguh, penguluran dan elastisitas tinggi, sangat kuat dan
tahan lama, termoplastik.).

Gambar 1.1 Klasifikasi Serat Berdasarkan Bahan

Dengan makin berkembangnya serat tekstil buatan jumlah jenis serat yang
digunakan dalam pertekstilan makin banyak, bahkan pada beberapa jenis
serat telah dikembangkan untuk meningkatkan mutunya. Pada akhir-akhir
ini banyak bahan tekstil yang dibuat dari dua macam campuran serat atau
lebih, dengan tujuan untuk meningkatkan mutu atau mendapatkan sifat-sifat
tertentu pada kain jadinya. Karena jenis dan kadar serat dalam tekstil
mempengaruhi siat kain dan harganya, maka jenis dan kadar serat dalam
tekstil perlu diketahui dengan tepat. Oleh karena itu, cara identifikasi dan
analisa serat tekstil pada bahan tekstil sangat penting, salah satunya adalah
agar diketahui jenis material yang digunakan, dan bagaimana perawatannya,
hal ini menjadi penting apalagi jika keterangan yang tertera pada suatu
bahan tekstil tidak selalu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Identifikasi serat didasarkan terutama beberapa sifat khusus dari suatu
serat, yaitu : morfologi, sifat kimia atau sifat fisikanya. Pada umumnya
identifikasi serat dilakukan menurut beberapa cara, terutama pengamatan
dengan mikroskop dan cara kimia, untuk mendapatkan hasil yang dapat
dipertanggungjawabkan.
II.2 Uji Pembakaran
Uji pembakaran ini adalah cara yang paling umum untuk identifikasi
serat. Golongan serat dapat diperkirakan secara umum dengan cara
ini dan tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk campuran serat. Alat yang
dipakai untuk pemeriksaan cara pembakaran ini hanyalah nyala api. Nyala
api yang baik adalah nyala api yang diperoleh dari pembakar Bunsen yang
menggunakan bahan bakar gas (lihat Gambar 1.a. dan Gambar 1.b.). korek
api merupakan sumber yang tidak baik, sebab orek api sendiri mengeluarkan
bauyang keras, yang akan mengganggu bau yang dihasilkan dari yang diuji.

Gambar 1.a. Bunsen Spirtus Gambar 1.b. Bunsen Gas


Uji pembakaran tidak dapat digunakan untuk
mengidentifikasi pada jenis seratnya secara detail dan akurat, tetapi hanya
bisa mengidentifikasi serat secara umum saja, yaitu apakah serat itu
termasuk jenis selulosa, protein, atau sintetik. Selain itu, uji pembakaran
akan sulit dilakukan jika digunakan untuk menguji serat campuran.
Serat akan diperiksa dibuat kira-kira sebesar benang Ne1 10 dengan
panjang 4-5 cm dan diberi putiran. Pada saat serat menyala, perhatikan
dimana terjadinya nyala api. Bila nyala api sudah padam, maka segera
dicatat bau dari gas yang dikeluarkan oleh serat yang terbakar itu. Perlu
dicatat apakah serat mengeluarkan asap atau tidak. Akhirnya perlu dicatat
pula banyaknya, bentuknya, warnanya dan kekerasan dari abu sisa
pembakaran. Bila serat terbakar cepat, meninggalkan abu berbentuk serat
dan berbau seperti kertas terbakar, maka keadaan ini menunjukkan serat
selulosa. Bila serat tidak terbakar sama sekali maka keadaan ini
menunjukkan serat gelas atau abses. Bila serat terbakar tanpa ada abu,
berbau rambut terbakar meninggalkan bulatan kecil hitam diujungnya, maka
ini menunjukkan serat protein. Bila bau yang ditimbulkan sama tetapi tidak
meninggalkan abu, maka itu adalah serat sutera. Bila serat meleleh dan
membentuk bulatankecil di ujungnya dengan bau plastic terbakar, maja
keadaan ini menunjukkan serat sintetik.
II.3Uji Berat Jenis

Berat jenis serat diketahui dengan bantuan zat cair yang diketahui
berat jenisnya, dimana serat dapat terapung, tenggelam atau melayang.
Untuk menentukan berat jenis digunakan dua macam cairan yang dapat
tercampur sempurna di dalam berbagai perbandingan sehingga
menghasilkan larutan dengan berat jenis 1,0 sampai 1,5. Larutan yang dapat
digunakan antara lain karbontetraklorida (CCl4) dengan berat jenis 1,6 dan
xylene dengan berat jenis 0,8.
Untuk membuat berbagai larutan dengan berat jenis antara 1,0
sampai 1,6 dibuat larutan dengan mencampur larutan karbontetraklorida
(CCl4) dan xylene dengan perbandingan yang tertera dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Tabel Berat Jenis

Nomor Bagian Bagian Berat


Campuran karbontetraklorida Xylena Jenis
(CCl4)
1 10 0 1,600
2 9 1 1,527
3 8 2 1,454
4 7 3 1,381
5 6 4 1,308
6 5 5 1,235
7 4 6 1,162
8 3 7 1,089
9 2 8 1,016
10 1 9 0,943
11 0 10 0,870
Sumber : Evaluasi Kimia Tekstil

III. Alat dan Bahan


 Pembakaran
Alatnya :
 Pembakar bunsen
 Pinset
 Korek api
 Alat pelindung diri
 Selotipe
 Gunting

 Berat Jenis
Alatnya :
 Tabung reaksi
 Rak tabung
 Pengait tembaga
 Alat pelindung diri

Bahannya :
 Larutan campuran CCl4
 Larutan Xylena

Untuk bahan serat yang digunakan untuk pembakaran dan berat jenis adalah :
o Serat Kapas
o Serat Rayon viskosa
o Serat Rami
o serat Sutera
o serat Wool
o serat Poliester
o serat Poliakrilat
o serat Poliamida
o serat Poliester kapas
o serat Poliester wool
o serat Poliester rayon

IV. Prosedur Kerja


IV.1 Untuk Percobaan Pembakaran:
1.        Mempuntir beberapa helai serat yang akan diperiksa kira-kira
sebesar batang korek api dengan panjang 4-5 cm.
2.        Mendekatkan contoh serat pada nyala api dari samping dengn
perlahan-lahan, waktu serat dekat nyala api diamati apakah bahan
meleleh, menggulung atau terbakar mendadak
3.        Memperhatikan dimana terjadinya nyala api pada saat serat
menyala, bila api segera padam begitu dijauhkan dari api maka
segera diamati bau dari gas serat yang terbakar tersebut
4.         Mematikan api jika api terus menyala, dengan cara ditiup
kemudian diamati bau yang dikeluarkan serat tersebut.
5.        Setelah nyala api padam, memperhatikan apakah serat
mengeluarkan asap atau tidak. Kemudian melihat sisa pembakaran
yang ditinggalkan serat tersebut.
IV.2 Untuk Percobaan Berat Jenis
1. Tabung reaksi yang bersih diisi dengan larutan campuran CCl4 dan
xylene yang telah diketahui berat jenisnya, diurutkan dari yang
terbesar sampai berat jenis yang terkecil
2. Serat yang akan diuji berat jenisnya diambil 2-3 helai kemudian
dibentuk bulatan kecil
3. Bulatan serat dimasukkan satu persatu ke dalam tabung reaksi yang
berisi larutan yang telah diketahui berat jenisnya tersebut
4. Kemudian diamati apakah serat mengapung, melayang atau
tenggelam
5. Serat yang mempunyai berat jenis lebih kecil dari larutan yang
telah diketahui berat jenisnya akan terapung pada larutan tersebut
6. Serat yang mempunyai berat jenis lebih besar dari larutan yang
telah diketahui berat jenisnya akan tenggelam pada larutan tersebut
7. Serat yang mempunyai berat jenis sama dengan larutan yang telah
diketahui berat jenisnya akan melayang-layang di tengah-tengah
larutan tersebut
8. Berat jenis serat ditentukan dengan mengamati larutan pada posisi
serat melayang, hal ini menunjukkan berat jenis larutan sama
dengan berat jenis serat
9. Apabila posisi serat tenggelam pada larutan dengan berat jenisnya
lebih kecil dari berat jenis serat , dan terapung pada larutan dengan
berat jenis lebih besar dari berat jenis serat, maka berat jenis serat
ada di antara berat jenis keduanya (rata-rata antara berat jenis
larutan yang seratnya tenggelam dan yang seratnya tenggelam)
10. Catat dan gambarkan hasil pemeriksaan pada lembar uji berat jenis
serat.

V. Hasil Praktikum

(terlampir )

VI. Pembahasan
 Uji Pembakaran
Dari data yang di peroleh setelah uji pembakaran dapat didiskusikan
bahwa mengidentifikasi serat dapat diamati dari warna asap, bau, sifat
pembakaran, dan sisa serat yang telah melalui proses uji pembakaran.
Pada uji pembakaran untuk serat alam semuanya warna asap nya
berwarna putih dan untuk serat selulosa seperti kapas, rayon, rami itu
berbau seperti kertas terbakar,untuk sifat pembakarannya juga
meneruskan pembakaran dan sisanpembakarannya rapuh. dan untuk serat
protein seperti sutera dan wool itu berbau seperti bau rambut terbakar,
untuk sifat pembakarannya tidak meneruskan pembakaran untuk sisa
pembakarannya juga rapuh.
Untuk serat buatan seperti poliester poliakrilat, poliamida, poliester
kapas, poliester rayonitu memiliki bau seperti bau plastik terbakar
kecuali poliester wool itu bau nya seperti bau rambut terbakar , dan untuk
sisa pembakarannya hampir semua menggumpal tapi ada yang rapuh dan
ada yang keras,serat buatan bisa disebut juga serat sintetik.
 Uji Berat Jenis
Percobaan kali ini dilakukan untuk mengetahui berat jenis bermacam-
macam serat tekstil. Hal yang pertama dilakukan adalah memastikan alat
dan bahan yang dibutuhkan sudah tersedia semua. Setelah itu bisa
dillakukan praktikum pegujian berat jenis dengan cara memasukkan
serat tekstil yang telah di dipuntir dengan menggunakan tangan dalam
keadaan kering dan diusahakan ukuranya harus seragam serta satu jenis
serat tidak boleh di puntir oleh orang yang berbeda karena akan
mempengaruhi berat kapas ketika diuji, setelah itu masukan puntiran
serat tersebut kedalam larutan campuran CCl dan xilena yang berada
pada gelas ukur, pada praktikum ini digunakan sebelas serat dan sebelas
larutan dengan berat jenis yang berbeda-beda. Maka dari itu, setiap
serat akan mengalami sebelas kali percobaan. Untuk mengetahui berat
jenis suatu serat, kita memasukkan gumpalan serat tersebut ke dalam
larutan yang ada di gelas ukur.
Kemudian, lihat keadaan serat dalam larutan tersebut apakah terapung,
melayang atau tenggelam. Jika keadaan serat melayang pada larutan
maka nilai berat jenis larutan sama dengan berat jenis serat. Jika
mengapung maka berat jenis serat lebih kecil dari pada berat jenis
larutan, serta jika tenggelam berarti berat jenis serat lebih besar dari berat
jenis larutan , untuk mencari nilai berat jenis digunakan nilai berat jenis
larutan yang keadaan seratnya terapung dan tenggelam dengan
syarat tabung yang digunakan harus berurutan, kemudian kedua
berat jenis tersebut dirata-ratakan. Maka hasil tersebut menjadi nilai berat
jenis serat tersebut.
Dari hasil praktikum, ada beberapa nilai berat jenis serat yang tidak
sesuai dengan literatur yang ada, antara lain nilai berat jenis serat kapas,
dan rami yang jika sesuai dengan literatur seharusnya nilai berat
jenisnya lebih besar dari yang dihasilkan pada praktikum. Begitu
pula yang terjadi pada serat poliester, dan poliester wool yang seharusnya
nilai berat jenisnya lebih kecil dari nilai yang didapatkan pada saat
praktikum. Hal ini bisa saja terjadi, karena dalam praktikum
akan ada faktor-faktor yang menyebabkan hasil yang didapatkan
tidak sesuai dengan literatur yang ada.
Hal yang sangat berpengaruh pada praktikum kali ini adalah ketilitiaan
dan kesabaran praktikan.
• Serat yang diuji besarnya tidak sesuai dangan yang telah
ditentukan.
• Pengamat terlalu cepat menyimpulkan keadaan serat : terapung,
tenggelam atau melayang, Sebelum serat benar-benar terendam ( dalam
arti menyerap cairan penguji).
Untuk perhitunganya tersendiri jika serat melayang maka kita bisa
simpulkan berat jenis nya menurut berat jenis dari larutan tersebut,
tetapijika tidak ada yang melayang maka kita bisa menghitung berat
jenisnya dengan cara

Berat Jenis terapung+erat jenis tenggelam


Berat jenis =
2

VII. Kesimpulan

A. UJI PEMBAKARAN

NO NAMA SERAT ASAP BAU SIFAT SISA


PEMBAKAR PEMBAKARA
AN N
1 Kapas Putih Kertas Meneruskan Warna : Abu
Terbakar Pembakaran -Halus

2 Rayon Viskosa Putih Kertas Meneruskan Warna : Abu


Terbakar Pembakaran -Halus

3 Rami Pitih Kertas Meneruskan Warna : Abu


Terbakar Pembakaran -Halus

4 Sutera Putih Rambut Tidak Warna : Hitam


Terbakar Meneruskan -Halus
Pembakaran
5 Wool Putih Rambur Tidak Warna : hitam
Terbakar Meneruskan kecoklatan
Pembakaran -Rapuh
6 Poliester Hitam Plastik Tidak Warna : Abu
Tebakar Meneruskan -menggumpal,
Pembakaran keras
7 Poliakrilat Putih Plastik Meneruskan Warna : Hitam
Terbakar Pembakaran -Menggumpal
Keras
8 Poliamida/Nylon Putih Plastik Tidak Warna : putih
Terbakar Meneruskan kehitamaman
Pembakaran -Keras
9 Poliester : Kapas Hitam Plastik Meneruskan Warna : abu
Terbakar Pembakaran kehitaman
-Halus
10 Poliester : Rayon Hitam Plastik Meneruskan Warna : abu
Terbakar Pembakaran kehitaman
-Halus
11 Poliesrer : Wool Hitam Rambut Meneruskan Warna : Abu
NO NAMA SERAT BJ
Terbakar Pembakaran -menggumpal
1 Kapas 1,5635 rapuh
Sisa pembakaran  :
Lelehan hitam,
2 Rayon Viskosa 1,4175 menggumpal,
keras, mudah
terbakar dan
3 Rami 1,4175
meneruskan
pembakaran.
4 Sutera 1,3445
B.BERAT JENIS.

5 Wool 1,3445

6 Poliester 1,313

7 Poliakrilat 1,2715

8 Poliamida/Nylon 1,1985

9 Poliester : Kapas 1,4905

10 Poliester : Rayon 1,4905

11 Poliesrer : Wool 1,4175


VIII. Daftar Pustaka
http://muzdalipa.blogspot.com/2012/05/laporan-serat-uji-pembakaran-dan-
berat.html

Maya Komalasari, Khairul Umam, Dr Noerati 2013. Bahan Ajar


Praktikum Serat Tekstil Program D IV. Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil.Bandung

Anda mungkin juga menyukai