Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI SERAT CARA PEMBAKARAN DAN BERAT JENIS

Nama: Selvia Egalita Nabila


NPM: 23440028
Grup: G6
Dosen :Bu Mia E.,S.ST.M.Tr.T

POLITEKNIK STTT BANDUNG


PRODUKSI GARMEN KONSENTRASI FASHION
DESIGN

2023/2024
BAB I

I. Maksud dan Tujuan


Praktikum 1. Mengetahui dan memahami jenis serat dalam proses pengujian
pembakaran yang dapat diidentifikasi dengan melihat asap yang terjadi proses
pembakaran, sisa pembakaran, dan bau asap 2. Mengetahui dan menentukan jenis-
jenis serat dalam uji berat jenis serat yang dapat diidentifikasi dengan melihat
kedudukan serat dalam tabung reaksi dan melalui perhitungan larutan yang diketahui
berat jenisnya.
II. Teori Dasar
Serat tekstil adalah suatu benda yang memiliki perbandingan antara panjang dan
diameter sangat besar. Serat dapat digunakan sebagai serat tekstil harus memenuhi
persyaratan diantaranya adalah panjang, fleksibilitas, dan kekuatan. Serat tekstil
merupakan bahan dasar pembuatan benang dengan cara dipintal, benang yang telah
jadi kemudian ditenun atau dirajut menjadi kain. Kain ini terbentuk dari serat tekstil
yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan kain seperti yang dapat dilihat
di pasaran, ataupun kain yang sudah dijadikan pakain jadi. Serat tekstil secara gars
besar dapat dikelompokkan atas dua yaitu serat alam yang berasal dari alam dan
serat buatan merupakan serat yang harus dibuat terebih dahulu karena belum
tersedia di alam dalam bentuk serat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema
berikut:
1 Uji Pembakaran Uji
pembakaran ini adalah cara yang paling umum untuk identifikasi serat. Golongan
serat dapat diperkirakan secara umum dengan cara ini dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan untuk campuran serat. Alat yang dipakai untuk pemeriksaan
cara pembakaran ini hanyalah nyala api. Nyala api yang baik adalah nyala api yang
diperoleh dari pembakar bunsen yang menggunakan bahan bakar gas. Korek api
merupakan sumber yang tidak baik, sebab korek api sendiri mengeluarkan bau yang
keras, yang akan mengganggu bau yang dihasilkan dari serat yang diuji. Uji
pembakaran tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi pada jenis seratnya
secara detil dan akurat, tetapi hanya bisa mengidentifikasi serat secara umum saja,
yaitu apakah seratitu termasuk jenis selulosa, protein, atau sintetik. Selain itu, uji
pembakaran akan sulit dilakukan jika digunakan untuk menguji serat campuran
Serat yng akan diperiksa dibuat kira-kira sebesar benang Ne110 dengan panjang 4-5
cm dan diberi puntiran. Pada saat serat menyala, perhatikan di mana terjadinya nyala
api.Bila nyala api sudah padam, maka segera dicatat bau dari gas yang dikeluarkan
oleh seratyang sedang dibakar. Perlu dicatat apakah serat yang diuji mengeluarkan
asap atau tidak, bentuknya, warnanya, kekerasan dari abu sisa pembakaran. Bila
serat terbakar cepat, meninggalkan abu berbentuk serat dan berbau seperti kertas
terbakar, maka keadaan ini menunjukkan serat ini selulosa. Bila serat tidak terbakar
sama sekali, maka keadaan ini menunjukkan serat gelas atau asbes. Bila serat
terbakar tanpa ada abu, berbau rambut terbakar meninggalkan bulatan kecil hitam
diujungnya, maka ini menunjukkan serat protein. Bila bau yang ditimbulkan sama
tetapi tidak meninggalkan abu, maka ini adalah sutera. Bila serat meleleh dan
membentuk bulatan kecil diujungnya dengan bau plastik terbakar, maka keadaan ini
menunjukkan serat sintetik.

1.1 Alat dan Bahan.


a. Alat:
Pembakar Bunsen.
Pinset.
Korek Api.
Alat Pelindung Diri.
Selotip.
Gunting

b. Bahan:
Serat Kapas.
Serat Rayon Viskosa.
Serat Rami.
Serat Sutera.
Serat Wool.
Serat Poliester.
Serat Poliakrilat.
Serat Poliamida (Nylon).
Serat Poliester-Kapas.
Serat Poliester-Rayon
Serat Poliester-Wool.

1.2 Cara Kerja.

1. Sediakan alat dan bahan kemudian nyalakan lampu spirtus dengan menggunakan korek api
2. Sebelum membakar serat yang digunakan untuk uji coba pembakaran, bakarlah terlebih
dahulu ujung penjepit/pinset. Hal tersebut bertujuan untuk membakar hasil serat uji coba
sebelumnya agar tidak bercampur dengan sisa serat hasil pembakaran sebelumnya.
3. Ambil beberapa helai serat yang akan diperiksa, dipuntir memanjang kurang lebih 5 cm.
4. Serat kemudian didekatkan pada nyala api bunsen dari samping dengan perlahan- lahan,
waktu serat dekat nyala api diamati apakah bahan meleleh, menggulung atau terbakar
mendadak.
5. Pada saat serat terbakar, diperhatikan dimana terjadinya nyala api, bila api segera padam
begitu dijauhkan dari api maka segera diamati bau dari serat yang tebakar tersebut.
6. Jika api terus menyala, api dimatikan dengan cara ditiup kemudian segera identifikasi bau
yang dikeluarkan serat tersebut.
7. Setelah nyala api padam, diperhatikan apakah serat mengeluarkan asap atau tidak
kemudian dilihat sisa pembakaran yang ditinggalkan serat tersebut.

1.3 Hasil Praktikum.

Terlampir.

1.4 Pembahasan.

Berdasarkan analisis dan pengamatan praktikum yang dilakukan, cara uji


pembakaran tidak dapat digunakan untuk mengidetifikasi dan meneliti serat secara
khusus. Kriteria tentang uji pembakaran yaitu dapat dilihat sebagai berikut:

1. Apabila serat terbakar cepat dan meninggalkan abu berbentuk serat dan berbau seperti
kertas terbakar, maka ciri ini menunjukkan bahwa serat tersebut termasuk serat selulosa.
2. Apabila serat meleleh dan meninggalkan bulatan kecil diujungnya dan disertai dengan
bau menyengat seperti bau asam cuka maka keadaan ini menunjukkan serat rayon asetat.
3. Apabila serat terbakar tanpa meninggalkan abu dan berbau seperti rambut terbakar serta
meninggalkan bulatan kecil diujungnya, maka ciri tersebut menunjukkan bahwa serat
tersebut termasuk serat protein.
4. Apabila sewaktu terbakar mengeluarkan bau seperti plastik terbakar dan meninggalkan
abu yang berbentuk bulatan kecil yang tak teratur maka ciri-ciri tersebut merupakan ciri-
ciri serat poliamida, serat poliester dan serat poliakrilat.
Pada saat melakukan pembakaran, serat dipuntir kurang lebih 5 cm jangan terlalu
pendek karena agar memudahkan pengamatan pada serat dan agar serat tidak menempel pada
pinset yang akan menyulitkan proses pengamatan.
Saat melakukan pengamatan bau serat cukup dikibas-kibaskan saja apabila dicium
terlalu dekat akan menyebabkan gangguan pernafasan seperti batuk-batuk, karena bau yang
menyengat dari serat dapat mengganggu pernafasan kita dan warna asap yang diamati adalah
ketika serat masih terbakar oleh api, bukan setelah api padam.

1.5 Kesimpulan.

Setelah melakukan uji coba pembakaran terhadap beberapa jenis serat, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:

1. Serat yang mudah terbakar dan meneruskan pembakaran, meninggalkan abu berbentuk
serat dan berbau seperti kertas terbakar, maka serat ini adalah serat selulosa yaitu serat
yang berasal dari tumbuhan contohnya seperti kapas, rayon viskosa dan rami.
2. Serat yang mudah terbakar dan meneruskan pembakaran tanpa ada abu, berbau rambut
terbakar meninggalkan bulat kecil diujungnya maka menunjukkan serat protein yaitu serat
yang berasal dari hewan contohnya sutera dan wool.
3. Serat yang meleleh membentuk bulatan kecil diujungnya dan bau plastik terbakar
menunjukkan serat sintetik atau serat buatan contohnya yaitu poliester, poliakrilat dan
poliamida.
4. Uji coba pembakaran pada serat campuran hanya dapat diidentifikasi menggunakan serat
yang diuji coba bukan untuk keseluruhan karena memiliki persentasi jumlah serat yang
berbeda, untuk serat campuran ini belum bisa memastikan serat secara khusus.

1.6 Daftar Pustaka.

Maya Komalasari, SST., MT., Khairul Umam. 2013. Bahan Ajar Praktikum Serat Tekstil,
Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Teori 1. Serat Tekstil
https://eprints.uny.ac.id/62973/2/BAB II_SKRIPSI_EKA SEPTIANTI PUTRI_14513241003
BAB 2
II.1 Maksud Tujuan.
Tujuan praktikum pada bab ini adalah mengetahui dan menentukan jenis serat tunggal
yang dalam uji berat jenis serat ini dapat diidentifikasi dengan melihat kedudukan
serat dalam tabung reaksi yaitu terapung, melayang atau tenggelam dan juga melalui
perhitungan dari dua jenis larutan yang diketahui berat jenisnya yaitu
karbontetraklorida (CCl4) dan xylena.

II.2 Teori Dasar.


Berat jenis serat dapat diketahui dengan bantuan suatu zat cair yang diketahui
berat jenisnya dimana serat terapung, tenggelam atau melayang. Jika hasilnya
melayang maka berat jenis larutan tercampur akan sama dengan berat jenis serat yang
diuji Namun, jika tidak ada serat yang melayang, berat jenis dapat didapatkan dengan
merata-ratakan keadaan serat yang terapung dan tenggelam dengan syarat tabungnya
berurutan.
Untuk penentuan berat jenis digunakan dua cairan yang dapat tercampur
sempurna didalam berbagai perbandingan sehingga menghasilkan larutan dengan
berat jenis antara 1,0 sampai 1,6. Larutan yang dapat digunakan antara lain campuran
karbontetraklorida dengan berat jenis 1,6 dan xilena dengan berat jenis 0,8. Untuk
membuat berbagai larutan dengan berat jenis antara 1,0 sampai 1,6 dibuat larutan
dengan campuran tetraklorida dan xilena dengan perbandingan sebagai berikut:

Campuran CCl Xylen Berat Jenis


4 a
1 10 0 1,600
2 9 1 1,527
3 8 2 1,454
4 7 3 1,381
5 6 4 1,308
6 5 5 1,235
7 4 6 1,162
8 3 7 1,089
9 2 8 1,016
10 1 9 0,943
11 0 10 0,870
II.3 Alat dan Bahan.
a. Alat:
1. Tabung reaksi.
2. Rak tabung reaksi.
3. Pengait tembaga.
b. Bahan:
1. Serat Kapas.
2. Serat Rayon Viskosa.
3. Serat Rami.
4. Serat Sutera.
5. Serat Wool.
6. Serat Poliester.
7. Serat Poliakrilat.
8. Serat Poliamida (Nylon).
9. Serat Poliester-Kapas.
10. Serat Poliester-Rayon
11. Serat Poliester-Wool
C. Zat kimia
1. Zat Xylena
2. Zat karbontetraklorida (CCl4)

II.4 Prosedur Kerja.


1. Tabung reaksi dibersihkan kemudian dikeringkan.
2. Masing-masing tabung reaksi yang telah bersih diisi dengan larutan campuran
Xylena dan CCl4 yang telah diketahui berat jenisnya.
3. Serat yang akan diuji berat jenisnya diambil 2-3 lembar kemudian dibentuk
bulatan kecil.
4. Bulatan serat dimasukkan satu persatu ke dalam tabung reaksi yang berisi
larutan yang telah diketahui berat jenisnya berurutan dari berat jenis terbesar
ke larutan dengan berat jenis makin kecil.
5. Kemudian diamati apakah serat mengapung, melayang, atau tenggelam.
6. Serat yang mempunyai berat jenis lebih kecil dari larutan yang telah diketahui
berat jenisnya akan terapung.
7. Serat yang mempunyai berat jenis lebih besar dari berat jenis larutannya akan
tenggelam.
8. Serat yang mempunyai berat jenis sama dengan berat jenis larutannya akan
melayang ditengah-tengah.
9. Berat jenis serat ditentukan dengan mengamati pada larutan dengan posisi
serat melayang,hal ini menunjukan berat jenis serat tersebut.
10. Apabila posisi serat tenggelam pada larutan dengan berat jenis lebih kecil dari
berat jenis serat, dan terapung pada larutan dengan berat jenis lebih besar
dari berat jenis serat, maka berat jenis serat ada diantara berat jenis keduanya
(rata- rata antara berat jenis larutan yang seratnya tenggelam dan yang
seratnya tenggelam)

II.5 Hasil Pratikum

Terlampir dijurnal pratikum uji berat jenis


II.6 Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh ada yang kurang
sesuai dengan data yang sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh:

1. Jenis serat yang diuji belum pasti bersih dari kotoran.

2. Ukuran serat yang diuji besarnya tidak sesuai dengan yang telah ditentukan (ada yang
terlalu kecil dan ada yang terlalu besar).

3. Pengamat terlalu cepat menyimpulkan keadaan serat, yaitu: terapung, tenggelam atau
melayang, sebelum serat benar-benar terendam (dalam arti menyerap cairan).

II.7 Kesimpulan

Pada percobaan uji berat jenis serat, yang akan diuji harus bersih dari kotoran dan
ukuran serat jangan terlalu besar (secukupnya). Apabila dalam percobaan tidak ditemukan
serat yang melayang (tidak tenggelam dan tidak terapung) maka perhitungan berat jenis
dilakukan dengan menjumlah bj terapung dan bj tenggelam (cari yang terdekat) kemudian
dibagi dua. Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan, didapatkan hasil nilai berat jenis
serat sebagai berikut:

No Nama Serat Berat Jenis


1 Kapas Lebih dari 1,6
2 Rayon Viskosa Lebih dari 1,6
3 Rami Lebih dari 1,6
4 Sutera 1,308
5 Wool 1,419
6 Poliester 1,378
7 Poliakrilat 1,2715
8 Poliamida 1,2715
(Nylon)
9 Poliester Kapas 1,563
10 Poliester Rayon 1,4905
11 Poliester Wool 1,4905

II.8 Daftar Pustaka


Maya Komalasari, SST., MT., Khairul Umam. 2013. Bahan Ajar Praktikum Serat Tekstil, Bandung:
Sekolah Tinggi Teknologi Teksti

Anda mungkin juga menyukai