Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

SERAT TEKSTIL

Uji Pembakaran dan Uji Berat Jenis

NAMA : Wahyu Robiah Nuralhasanah


NPM : 16020009
GROUP : K1
DOSEN : Juju J, AT. M.Si.
ASISTEN : Khairul U, S.ST., M.T.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2017
UJI PEMBAKARAN

I. Maksud dan Tujuan


Mengidentifikasi jenis-jenis serat secara umum dengan cara pembakaran.

II. Dasar Teori


Uji pembakaran ini adalah cara yang paling umum untuk mengidentifikasi serat.
Cara ini hanya dapat digunakaan untuk memperkirakan golongan serat secara umum
dan tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk campuran serat. Alat yang digunakan
untuk percobaan ini hanyalah sumber nyala api. Korek api merupakan sumber yang
tidak baik, sebab korek api sendiri saat terbakar mengeluarkan bau yang keras, yang
akan mengganggu bahan yang diperiksa. Nyala api yang paling baik adalah nyala api
dari pembakar bunsen yang mempergunakan bahan bakar gas. Atau dapat pula nyala
api dengan bahan bakar alkohol.
Pada saat menyala, praktikan perlu memperhatikan asap saat serat terbakar, bau
yang dihasilkan serat saat terbakar, sifat pembakarannya (cepat atau lambat terbakar
dan meneruskan atau tidaknya pembakaran) serta bentuk, warna, dan kekerasan dari
abu sisa pembakaran.
Apabila serat terbakar cepat, meninggalkan abu terbentuk serat dan berbau seperti
kertas terbakar, maka keadaan ini menunjukkan serat selulosa. Apabila serat tidak
terbakar sama sekali, maka keadaan ini menunjukkan serat gelas atau asbes. Serat gelas
dapat dilihat dari lelehan filamennya yang berbentuk zat padat kasar, dan filamennya
sendiri sangat getas. Adanya zat penyempurnaan pada serat gelas ditunjukkan oleh bau
cat terbakar dan asap sedikit. Apabila serat terbakar tanpa ada abu, berbau rambut
terbakar, meninggalkan bulatan kecil hitam diujungnya, maka keadaan ini
menunjukkan serat protein. Apabila bau yang ditimbulkan sama seperti diatas tetapi
tidak meninggalkan abu, maka hal ini menunjukkan serat sutera.
Apabila serat meleleh dan membentuk bulatan kecil ujungnya, tanpa berbau
rambut terbakar, maka keadaan ini menunjukkan serat asetat rayon, nylon, dynel, orlon,
atau dacron. Sedangkan adanya bulatan kecil yang keras menunjukkan nylon. Bau
seperti amida dan adanya bulatan kecil yang keras menunjukkan nylon. Bau segak
dengan bulatan kecil tak teratur menunjukkan Orlon, dynel atau vinyon. Bau yang keras
dan adanya bulatan kecil tak teratur menunjukkan dacron.

III. Alat dan Bahan


Alat-alat :
1) Pembakar bunsen
2) Pinset
3) Korek api
4) Selotip
5) Alat pelindung diri

Bahan :
1) Serat kapas
2) Serat rayon viskosa
3) Serat rami
4) Serat sutera
5) Serat wool
6) Serat poliester
7) Serat Poliakrilat
8) Serat poliamida (nylon)
9) Serat poliester-kapas
10) Serat poliester-rayon
11) Serat poliester-wool
12) Serat asetat rayon
13) Serat cuproamonium

IV. Cara Kerja


1) Beberapa helai serat yang akan diperiksa, dipuntir kira-kira sebesar batang korek
api dengan panjang + 5 cm.
2) Contoh serat didekatkan pada nyala api dari samping secara perlahan-lahan. Saat
serat dekat nyala api, diamati apakah serat meleleh, menggulung atau terbakar
cepat.
3) Pada saat menyala. Diperhatikan dimana terjadinya nyala api. Bila api segera
padam segera identifikasi bau dari serat yang terbakar.
4) Jika api terus menyala, api dimatikan dengan cara ditiup kemudian diidentifikasi
bau yag dikeluarkan serat tersebut.
5) Setelah nyala api padam, diperhatikan apakah serat mengeluarkan asap atau tidak,
kemudian dilihat sisa pembakaran yang ditinggalkan serat tersebut.
6) Hasil pemeriksaan dibuat di lembar jurnal praktikum
7) Lakukan evaluasi uji pembakaran

V. Data Pengamatan
Terlampir.

VI. Diskusi
Berdasarkan praktikum uji pembakaran pada serat, praktikan diminta untuk dapat
mengidentifikasi serat berdasarkan asap saat serat terbakar, bau yang dihasilkan serat
saat terbakar, sifat pembakarannya (cepat atau lambat terbakar dan meneruskan atau
tidaknya pembakaran) serta bentuk, warna, dan kekerasan dari abu sisa pembakaran.
Sesuai dengan dasar teori, melalui praktikum ini saya dapat membedakan secara umum
antara serat selulosa, serat protein dan serat buatan. Contohnya pada pengamatan bau,
serat selulosa berbau seperti kertas terbakar, serat protein berbau seperti rambut
terbakar dan serat buatan berbau seperti plastik terbakar.
Selain membedakan antara serat selulosa, serat protein dan serat buatan, pada
praktikum ini saya diminta untuk mengetahui bahan mana yang lebih dominan pada
serat campuran. Contohnya pada serat poliester-kapas, saat praktikum saya
menyimpulkan bahwa bau serat poliester-kapas lebih mirip seperti kertas terbakar yang
berarti pada serat ini dapat diperkirakan jumlah presentase serat kapas lebih banyak
dari pada poliester (lebih dominan).
Berdasarkan dasar teori, terdapat adanya beberapa kesalahan pada hasil
pengamatan saya. Kesalahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sulitnya
melihat warna asap pada beberapa jenis serat (asap cepat menghilang), sulitnya
membedakan lambat atau cepat pembakaran yang terjadi dan sulitnya membedakan
warna abu (warna hitam dan abu-abu) karena semua abu yang dihasilkan warna hampir
sama yaitu kehitaman.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum, berikut ini adalah ciri-ciri serat :
Serat selulosa (kapas, rayon viskosa dan rami)
Asap berwarna putih, bau pembakaran seperti kertas yang terbakar, cepat
terbakar, meneruskan pembakaran, sisa pembakarannya halus dan berwarna hitam
ke abu-abuan.
Serat Protein (sutera dan wool)
Asap berwarna putih, bau pembakaran seperti rambut yang terbakar, lambat
terbakar untuk sutera sedangkan wool cepat terbakar, tidak meneruskan
pembakaran, sisa pembakarannya rapuh atau gampang remuk dan berwarna abu-
abu.
Serat buatan
Pada hasil pengamatan saya, serat buatan memunculkan ciri-ciri yang berbeda,
yaitu :
- Poliester
Asapnya berwarna hitam, bau pembakaran seperti plastik terbakar, lambat
terbakar, tidak meneruskan pembakaran, sisa pembakarannya keras dan
berwarna hitam.
- Poliakrilat
Asapnya berwarna putih, bau pembakaran seperti plastik terbakar, cepat
terbakar, meneruskan pembakaran, sisa pembakarannya keras dan berwarna
abu-abu.
- Poliamida (nylon)
Asapnya berwarna putih, bau pembakaran seperti plastik terbakar, lambat
terbakar, tidak meneruskan pembakaran, sisa pembakarannya keras dan
berwarna cokelat kekuningan.
- Poliester-Kapas
Asapnya berwarna hitam, bau pembakaran seperti kertas terbakar, labat
terbakar, meneruskan pembakaran, sisa pembakarannya rapuh atau mudah
remuk dan berwarna abu-abu.
- Poliester-Rayon
Asapnya berwarna putih, bau pembakaran seperti plastik terbakar, cepat
terbakar, meneruskan pembakaran, sisa pembakarannya rapuh atau mudah
remuk dan berwarna abu-abu.
- Poliester-Wool
Asapnya berwarna putih, bau pembakaran seperti plastik terbakar, cepat
terbakar, tidak meneruskan pembakaran, sisa pembakarannya rapuh atau
mudah remuk dan berwarna hitam.
- Asetat Rayon
Asapnya berwarna putih, bau pembakaran kertas terbakar, cepat terbakar,
meneruskan pembakaran, sisa pembakarannya keras dan berwarna hitam.
- Cuproamonium
Asapnya berwarna putih, bau pembakaran seperti kertas terbakar, lambat
terbakar, meneruskan pembakaran, sisa pembakarannya halus dan berwarna
abu-abu.

Uji pembakaran ini hanya bisa menggolongkan jenis serat secara umum dan belum
dapat menggolongkan secara khusus apalagi jenis serat campuran.
UJI BERAT JENIS

I. Maksud dan Tujuan


Mengidentifikasi jenis-jenis serat secara umum dengan menentukan berat jenis serat
melalui bantuin larutan yang telah diketahui berat jenisnya.

II. Dasar Teori


Berat jenis adalah salah satu sifat fisika yang penting untuk identifikasi serat.
Berat jenis dapat ditentukan dengan bantuan zat cair yang telah diketahui berat jenisnya,
yaitu dengan cara mengamati serat tersebut apakah serat tersebut tenggelam melayang
atau terapung di dalam zat cair tersebut. Apabila serat tenggelam, maka berat jenis serat
lebih besar dari berat jenis zat cair, namun apabila serat terapung, maka berat jenis serat
lebih kecil dari berat jenis zat cair
Untuk itu diperlukan dua zat cair yang dapat tercampur sempurna dengan
berbagai pebandingan, sehingga dapat menghasilkan campuran dengan berat jenis
antara 1,0 sampai dengan 1,6. Larutan yang dapat digunakan antaralain adalah
campuran Karbontetrakhlorida (CCl4) dengan berat jenis 1,6 dan Xylena dengan berat
jenis 0,8.
Untuk berbagai larutan dengan berat jenis antara 1,0 dan 1,6, maka dibuat
larutan dengan campuran tetrakhlorida dan xilena dengan perbadingan sebagai berikut:

Campuran CCl4 Xylena Berat Jenis


1 10 0 1,600
2 9 1 1,527
3 8 2 1,454
4 7 3 1.381
5 6 4 1,308
6 5 5 1,235
7 4 6 1,162
8 3 7 1,089
9 2 8 1,016
10 1 9 0,934
11 0 10 0,870

III. Alat dan Bahan


Alat-alat :
1) Pembakar bunsen
2) Pinset
3) Korek api
4) Selotip
5) Tabung reaksi
6) Rak tabung reaksi
7) Pengait tembaga
8) Alat pelindung diri

Bahan :
1) Serat kapas
2) Serat rayon viskosa
3) Serat rami
4) Serat sutera
5) Serat wool
6) Serat poliester
7) Serat Poliakrilat
8) Serat poliamida (nylon)
9) Serat poliester-kapas
10) Serat poliester-rayon
11) Serat poliester-wool
12) Serat asetat rayon
13) Serat cuproamonium
14) Larutan campuran xylena dan karbontetraklorida (CCl4)

IV. Cara Kerja


1) Tabung rekasi yang bersih diisi dengan larutan campuran CCl4 dan xylena
yang telah diketahui berat jenisnya, diurutkan dari terbesar sampai berat jenis
yang terkecil.
2) Serat yag akan diuji berat jenisnya diambil 2-3 helai kemudia dibentuk
bulatan kecil
3) Bulatan serat dimasukkan satu persatu ke dalam tabung reaksi yang berisi
larutan yang telah diketahui berat jenisnya tersebut.
4) Kemudian diamati apakah serat mengapung, melayang atau tenggelam.
5) Serat yang mempunyai berat jenis lebih kecil dari larutan yang telah
diketahui berat jenisnya akan terapung pada larutan tersebut.
6) Serat yang mempunyai berat jenis lebih besar dari larutan yang telah
diketahui berat jenisnya akan tenggelam pada larutan tersebut.
7) Serat yang mempunyai berat jenis sama dengan larutan yang telah diketahui
berat jenisnya akan melayang-layang di tengah-tengah larutan tersebut.
8) Berat jenis serat ditentukan dengan mengamati larutan pada posisi serat
melayang, hal ini menunjukkan berat jenis larutan sama dengan berat jenis
serat.
9) Apabila posisi serat tenggelam pada larutan dengan berat jenis lebih kecil
dari berat jenis serat, dan terapung pada larutan dengen berat jenis lebih besar
dari berat jenis serat, maka berat jenis ada di antara berat jenis keduanya
(rata-rata berat jenis larutan yang seratnya tenggelam dan yang seratnya
tenggelam)
10) Catat dan gambarkan hasil pemeriksaan pada gambar uji berat jenis serat.

V. Data Pengamatan
Terlampir.

VI. Diskusi
Berdasarkan praktikum berat jenis, praktikan diminta untuk menetukan berat
jenis serat serat yang telah disediakan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah
memasukan larutan campuran CCl4 dan xylena ke dalam tabung reaksi. Setiap tabung
reaksi, perbandingan CCl4 dan xylena berbeda-beda. Serat yang telah disediakan
diambil sedikit lalu dibuat menjadi bulatan kecil menjadi 11 bagian. Setiap bagian
dimasukkan pada tabung reaksi. Amati posisi serat yang telah dimasukkan, apakah
posisinya tenggelam, terapung atau melayang. Jika terlihat ada bulatan serat yang tepat
melayang di tengah-tengah itu berarti berat jenis serat tersebut sama dengan berat jenis
larutan pada tabung reaksi. Jika pada suatu kasus, serat tertentu tidak ada yang terlihat
melayang, melainkan hanya terapung dan tenggelam, kita harus menambahkan berat
jenis larutan yang seratnya terapung dan tenggelam tersebut kemudian dirata-ratakan.
Semua serat harus di uji dengan cara yang sama (pada 11 tabung reaksi yang tetap).
Kemungkinan ada beberapa berat jenis dalam pengamatan saya yang tidak
sama atau sedikit berbeda dengan literatur, hal itu dapat disebabkan oleh kesalahan
pada ketelitiian dan kesabaran saat praktikum.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini, telah didapatkan berat jenis pada serat-serat berikut ini:
1) BJ Kapas : 1,527
2) BJ Rayon viskosa : 1,5635
3) BJ Rami : 1,5635
4) BJ Sutera : 1,3445
5) BJ Wool : 1,3445
6) BJ Poliester : 1,4175
7) BJ Poliakrilat : 1,1985
8) BJ Poliamida (nylon) : 1,1255
9) BJ Poliester-Kapas : 1,4905
10) BJ Poliester-Rayon : 1,4905
11) BJ Poliester-Wool : 1,4175
12) BJ Asetat Rayon : 1,3445
13) BJ Cuproamonium : 1,527

DAFTAR PUSTAKA

Komalasari, Maya dan Khairul Umam. 2013. Bahan Ajar Praktikum Serat Tekstil.
Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

Rifianti, Syifa. (2014). Laporan Serat Uji Pembakaran dan Uji Berat Jenis. [online].
Tersedia: http://syifarifianti.blogspot.co.id/2014/04/laporan-serat.html [2017,
Maret 28]

Rasyida, Aziza Nur. (2014). Laporan Praktukum Serat Uji Berat Jenis. [online].
Tersedia: http://dokumen.tips/documents/laporan-praktikum-serat-uji-berat-
jenis.html [2017, Maret 28]

Anda mungkin juga menyukai