V. Data Pengamatan
Data pengamatan seperti terlampir pada jurnal praktikum
VI. Diskusi
Dalam melakukan percobaan uji pembakaran ini kesalahan – keslahan yang dilakukan mungkin saja
terjadi. Hal – hal ini misalnya disebabkan oleh :
- Pengamatan terhadap asap terkadang agak sulit dilakukan, karena ada serat – serat yang waktu
terbakar asapnya berwarna putih tetapi setelah padam timbul asap hitam.
- Membedakan bau dari serat yang terbakar cukup sulit, karena bau yang ditimbulkan terkadang tak
dikenal, terutama dari serat – serat campuran.
- Praktikan yang melakukan praktikum sebelumnya belum pernah melakukan praktikum uji
pembakaran jadi sangat mungkin melakukan kesalahan.
VII. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan uji pembakaran, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Ciri – ciri untuk serat selulosa pada saat dibakar :
- baunya seperti kertas terbakar
- terbakar habis jika dibiarkan apinya
- terbentuk abu yang halus dan berwarna hitam keabu – abuan
Hal ini dapat dilihat pada uji pembakaran serat rami dan kapas.
2. Ciri – ciri serat protein :
- baunya seperti rambut terbakar
- terbentuk bulatan kecil diujung berwarna hitam dan mudah remuk
- api tidak menjalar
Hal ini dapat dilihat pada uji serat wool dan sutera.
3. Ciri – ciri serat buatan apabila dilakukan pembakaran :
- berbau seperti plastik terbakar
- ada yang meleleh sampai habis dan ada jga yang meleleh sebentar tidak sampai habis
- sisa pembakaran berupa bulatan kecil diujungnya, berwarna hitam dan keras.
Hal ini dapat dilihat pada uji pembakaran serat – serat poliester, poliakrilat, dan piloamida.
4. pengujian serat secara pembakaran hanya dapat menggolongkan serat secara umum dan belum
dapar memastikan jenis serat secara khusus, apalagi untuk serat campuran.
Diposkan oleh choreting di 13.59 Tidak ada komentar:
UJI PELARUTAN
I. Maksud dan Tujuan
Mengetahui dan memahami pengklasifikasian sifat serat berdasarkan sifat kimia dengan melakukan
uji pelarutan.
II. Teori Dasar
2.1 Pengertian Serat
Serat adalah suatu benda halus yang mempunyai perbandingan panjang dan diameter yang sangat
besar.
2.2 Identifikasi Serat Tekstil
Identifikasi serat terutama didasarkan pada beberapa sifat khusus dari serat yaitu morfologi, sifat
kimia dan sifat fisika serat. Pengamatan dengan mikroskop meliputi pengamatan penampang
membujur dan melintang, dimensinya adanya lumen dan sebagainya.
Pengujian kimia dari serat dilakukan secara makro maupun diamati di bawah mikroskop, pengujian
ini meliputi :
# Uji pelarutan
# Uji pewarnaan
Selain uji kimia dan morfologi biasanya di tambah uji fisika yaitu :
# Uji pembakaran
# Berat jenis
# Titik leleh untuk serat-serat sintetik
Untuk dapat mengidentifikasi jenis serat tidak dapat dilakukan hanya satu cara uji saja, tetapi
dengan penggabungan berbagai cara uji, baru dapat ditentukan jenis serat yang di uji.
Adapun identifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Uji Pembakaran
2. Uji Berat Jenis
3. Uji Mikroskop I ( penampang membujur )
4. Uji Mikroskop II ( penampang melintang )
5. Uji Pelarutan I
6. Uji Pelarutan II
7. Uji MC/MR
8. Uji Kualitatif
9. Uji Kuantitatif
III. Percobaan
3.1 Bahan
Bermacam-macam serat :
1. Kapas 7. Poliakrilat
2. Rayon Viskosa 8. Poliamida/Nylon
3. Rami 9. Poliester : kapas
4. Sutera 10. Poliester : wol
5. Wol 11. Poliester : rayon
6. Poliester
Bermacam-macam zat kimia :
1. HCl 1:1 7. HNO3
2. H2SO4 60 % 8. Metil Salisilat
3. H2SO4 70 % 9. Aseton
4. NaOCl 10. Asam Format
5. NaOH 10 % 11. KOH 5 %
6. NaOH 45 %
3.2 Alat-Alat
Tabung reaksi
Pengaduk
Rak Tabung
Pembakar bunsen
3.3 Cara Kerja
Tabung reaksi dibersihkan
5 ml pereaksi yang digunakan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan hati-hati
Beberapa helai serat yang akan di uji ( jangan terlampau banyak ) dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang telah berisi pereaksi
Serat yang berada di dalam larutan pereaksi diaduk-aduk dan diamati kelarutannya selama 5
menit
Jika setelah 5 menit ternyata tidak larut pereaksi dapat dipanaskan dengan hati-hati
Setelah 3 menit diamati kelarutannya dari masing-masing serat pada masing-masing pelarutnya.
Daftar Pustaka
Pedoman Praktikum Serat Tekstil. 2003. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Bandung :
Diposkan oleh choreting di 13.59 1 komentar:
ALAT – ALAT :
a. Percobaan uji pembakaran :
- pembakar bunsen
- selotif
- pinset
- gunting
b. Percobaan uji mikroskop :
- Mikroskop dengan bebeapa ukuran lensa obyektif
- Kaca obyek ( slide glass )
- Kaca penutup ( cover glass )
- Gabus dan pisau silet.
c. Percobaan uji pelarutan :
- Tabung reaksi
- Pengaduk
- Rak Tabung
- Pembakar bunsen
CARA KERJA :
a. Percobaan uji pembakaran :
1. Serat yang akan diperiksa diambil secukupnya kemudian diberi puntiran agar tidak terurai kira –
kira sebesar batang korek api dengan panjang 4 – 5 cm.
2. Contoh serat didekatkan pada nyala api dari samping dengan perlahan – lahan, waktu serat dekat
nyala api diamati apakah bahan meleleh, menggulung atau terbakar mendadak.
3. Pada saat serat menyala, diperhatikan dimana terjadinya nyala api, bila api segera padam begitu
dijatuhkan dari api maka segera diamati bau dari gas dari serat yang terbakar tersebut.
4. Jika api terus menyala, api dimatikan dengan cara dituip kemudian diamati bau yang dikeluarkan
serat tersebut.
5. Setelah nyala api padam diperhatikan apakah serat mengeluarkan asap atau tidak. Kemudian
dilihat sisa pembakaran yang ditinggalkan serat tersebut.
b. Percobaan uji mikroskop :
1. Membuat preparat untuk pandangan membujur.
- Mengambil serat yang akan diamati, kemudian serat tersebut diuraikan dari gintirannya menjadi
satu – satu terpisah dan diletakkan pada kaca objek.
- Kemudian ditutup dengan cover glass.
- Lalu diberikan setetes air pada kaca objek untuk memperjelas pandangan.
- Siapkan preparat membujur untuk diamati.
2. Membuat preparat untuk pandangan melintang.
- Benang pengikat dimasukkan pada jarum kemudian jarum tersebut dimasukkan kedalam gabus
yang telah disiapkan.
- Mengambil beberapa serat dean diluruskan lalu diolesi dengan lak dan dibiarkan sampai kering,
kecuali untuk serat.
- Setelah agak kering dimasukkan kedalam smpul yang telah disiapkan dan ditarik sampai tembus
pada ujung gabus dan ditunggu sampai kering.
- Kemudian gabus yagn berisi serat diiris setipis mungkin dengan pisau silet yang tajam dan
diletakan pada objek glass lalu ditutup dengan cover glass.
3. Memasang mikroskop.
- Mula – mula sumber cahaya dinyalakan dan diatur besarnya cahaya yang masuk sehingga
pandangan pada lensa okuler jelas.
- Kaca preparat dipasang pada meja mokroskop dengan alat pemegang benda dan digeser kearah x –
y sehingga preparat tetap dibawah objektif.
- Preparat dilihat melalui okuler sambil memutar – mutar sekrup sehingga tabung mikroskop
bergerak turun naik dan dicari pandangan yang paling jelas dan mata pengamat melihat dengan tak
berakomodasi sehingga mata pengamat tidak lelah.
- Setelah gambar terlihat lalu digambar.
c. Percobaan uji pelarutan :
1. Tabung reaksi dibersihkan
2. 5 ml pereaksi yang digunakan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan hati-hati
3. Beberapa helai serat yang akan di uji ( jangan terlampau banyak ) dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang telah berisi pereaksi
4. Serat yang berada di dalam larutan pereaksi diaduk-aduk dan diamati kelarutannya selama 5
menit
5. Jika setelah 5 menit ternyata tidak larut pereaksi dapat dipanaskan dengan hati-hati
6. Setelah 3 menit diamati kelarutannya dari masing-masing serat pada masing-masing pelarutnya.
Kesimpulan :
Menentukan jenis serat dari kain contoh uji setelah didefinisikan melalui pengujian
pembkarn,mikroskop dan pelarutan.
Diposkan oleh choreting di 13.59 Tidak ada komentar:
MIKROSKOP 1 & 2
I. Tujuan
Untuk mengetahui dan meneliti morfologi serat dalam pandangan penampang melintang dan
membujur, serta untuk meneliti dimensi serat , struktur bagian dalam serat dan permukaan serat.
VI. Kesimpulan
- Untuk membedeakan serat buatan agak sulit, karena morfologi dari serat – sert buatan bergantung
dari cara pembuatannya dan spineretnya.
- Untuk serat – serat alam pada umumnya mempunyai morfologi serat yang spesifik sehingga dapat
dibedakan jenis serat tersebut.
Pengukuran kadar uap air harus dilakukan pada kondisi standar yaitu pada kondisi dengan RH 65%
dan suhu 210C.
IV. Bahan
1. Kapas
2. Rayon Viskosa
3. Rami
4. Sutera
5. Wool
6. Poliester
7. Poliakrilat
8. Poliamida / nylon
9. Poliester : Kapas
10. Poliester : Wool
11. Poliester : Rayon
V. Cara kerja :
1. Botol timbang di oven selama 15 – 20 menit pada suhu 105 – 1100C
2. Botol timbang disimpan dalam eksikator selama 20 menit
3. Timbang berat botol kosong (A gram)
4. Timbang contoh uji dan botol timbang (B gram)
5. Contoh uji dan botol timbang di oven dalam suhu 105 – 1100C
6. Contoh uji dan botol timbang disimpan dalam eksikator selama 15 – 20 menit
7. Timbang contoh uji dan botol timbang (C gram)
VI. Perhitungan
Berat Botol Kosong : A gram
Berat CU + Botol Kosong : B gram
Berat Basah : (B –A) gram
Berat Kering : (C – A) gram
Moisture Content (MC) = (B – A) x 100 %
(B)
Moisture Regain (MR) = (C – A) x 100 %
(B)
Diposkan oleh choreting di 13.58 Tidak ada komentar:
UJI KUANTITATIF
BAHAN:
ALAT-ALAT :
1. Oven.
2. Eksikator.
3. Penyaring.
4. Pengaduk.
CARA KERJA :
1. Kain contoh uji diurai dan ditimbang seberat 1 gram = A gram.
2. Larutkan dalam 50 ml pelarut yang sesuai.
3. Cuci dengan air.
4. Netralkan dengan 50 ml penetral yang sesuai selama 5 - 10 menit.
5. Keringkan dalam suhu 105 - 110 0C selama 1 jam.
6. Simpan dalam eksikator selama 10 - 20 menit.
7. Timbang berat kain ( sisa palarutan ) = B gram.
PERHITUNGAN :
Kain yang tidak larut ( SERAT I ) = x 100 % = C %
=
=
=
KESIMPULAN :
SERAT I =
SERAT II =
TABEL ANALISA KUANTITATIF
Beranda