UJI PELARUTAN
Diajukan sebagai pemenuhan laporan praktikum mata kuliah praktikum serat
tekstil dosen pengampu Ibu Luciana, S.Teks., M.Pd.
Oleh
Muhammad Rendi Renaldi
NPM 22410038
Larutan ini dibuat dari asam khlorida dengan berat jenis 1,19 ( 37,5% ) diencerkan
dengan air dalam jumlah yang sama. Larutan ini melarutkan nilon pada suhu
kamar dalam waktu 10 menit, tetapi tidak melarutkan serat lain.
Asam sulfat ( H₂SO₄ ) 59,5 %
Asam sulfat 59,5 % biasa digunakan untuk melarutkan serat rayon viskosa pada
suhu kamar selama 20 menit. Selain itu dapat melarutkan serat nilon, sutera dan
melarutkan sebagian serat kapas (tidak seluruh bagian kapas larut).
Asam sulfat ( H₂SO₄ ) 70 %
Pada suhu kamar selama 5 menit akan melarutkan serat wool, poliakrilat dan
nylon.
Asam formiat ( HCOOH )
Asam formiat akan melarutkan serat nilon dengan sempurna pada suhu kamar
selama 5 menit.
Aseton
Pelarut ini digunakan untuk membedakan serat rayon viskosa dan serat rayon
asetat, karena hanya akan melarutkan serat rayon asetat.
Natrium hipoklorit ( NaOCI )
Serat protein akan larut sempurna dalam pelarut ini pada suhu kamar dalam waktu
20 menit.
Dimetil formamida ( DMF )
DMF pada suhu 90 ° C selama 10 menit, biasa digunakan untuk melarutkan serat
poliakrilat.
Metil salisilat
Pada suhu mendidih 139 ° C selama 5 menit, akan melarutkan serat poliester.
BAB II
PERCOBAAN
Bermacam-macam serat:
- Serat kapas
- Serat rayon viskosa
- Serat rami
- Serat wool
- Serat sutera
- Serat polyester
- Serat poliakrilat
- Serat poliamida (nylon)
- Serat campuran polyester-kapas
- Serat campuran polyester-rayon viskosa
- Serat campuran polyester-wool
2.4 PEMBAHASAN
Pada uji pelarutan ini serat yang larut dalam pelarut akan hancur
dan menyatu atau homogen dengan pelarut, namun tidak semua
serat yang larut langsung hancur, ada beberapa serat yang perlu
memakan waktu lebih agar dapat larut ke dalam pelarut setelah
dilakukan pengadukan.
Serat yang tidak larut dalam uji pelarutan, adalah serat
secara visual bentuknya tetap dan tidak berubah hancur meski telah
dimasukan kedalam pelarut selama beberapa menit dan telah
dilakukan pengadukan. Serat yang larut ke dalam pelarut berarti
serat tersebut tidak tahan terhadap sifat kimia dari pelarut tersebut.
Misalnya serat kapas yang larut terhadap H2SO4 70% , hal ini
berarti serat kapas tidak tahan terhadap sifat kimia asam sulfat
yaitu asam sulfat sebagai asam kuat.
Serat yang tidak larut kedalam pelarut artinya serat tersebut
tahan terhadap sifat kimia dari pelarut tersebut misalnya polyester
tidak larut terhadap pelarut HCI 1:1 , hal ini berarti poliester tahan
terhadap sifat kimia HCI 1:1, yaitu sebagai basa kuat
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Pada percobaan uji kelarutan ini, dapat diidentifikasikan sifat kimia serat,
baik itu serat alam maupun serat buatan. Beberapa helai serat yang akan diuji
dimasukan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi berbagai pereaksi untuk
diketahui sifat kiminya. Setelah direaksikan diperoleh ada serat yang larut, larut
sebagian, serta tidak larut dan rusak. Hasil data pengamatan dapat dilihat diatas.
Dengan melakukan pengamatan ini mahasiswa dapat mengetahui karakteristik
dari masing masing serat yang ada, baik serat alam maupun serat buatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.academia.edu/16269558/
UJI_PELARUTAN_SERAT_TEKSTIL
2. https://indahdwiapriyanti.wordpress.com/2015/05/18/uji-pelarutan-serat/
3. Bahan Ajar Praktikum Serat Tekstil, Maya Komalasari SST., MT, Khairul
Umam Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil 2003