Anda di halaman 1dari 6

I.

MAKSUD DAN TUJUAN

Mengetahui dan memahami pengklasifikasian sifat serat berdasarkan sifat


kimia dengan melakukan uji pelarutan.

II. DASAR TEORI

2.1 Serat

Serat adalah suatu material yang memiliki perbandingan panjang diameternya


sangat besar sekali. Serat merupakan bahan baku yang digunakan dalam
pembuatan benang dan kain. Sebagai bahan baku dalam pembuatan benang dan
pembuatan kain, dan memegang peranan penting, sebab :sifat-sifat serat akan
mempengaruhi sifat-sifat benang atau kain yang dihasilkan serta cara pengolahan
benang atau kain, baik pengolahan secara mekanik maupun pengolahan secara
kimia.
Serat dikenal orang sejak ribuan tahun sebelum Masehi seperti pada tahun
2.640 SM negara Cina sudah menghasilkan serat sutera dan tahun 1.540 SM telah
berdiri industri kapas di India, serat flax pertama digunakan di Swiss pada tahun
10.000 SM dan serat wol mulai digunakan orang di Mesopotamia pada tahun 3000
SM. Selama ribuan tahun serat flax, wol, sutera dan kapas melayani kebutuhan
manusia paling banyak. Pada awal abad ke 20 mulai diperkenalkan serat buatan
hingga sekarang bermacam-macam jenis serat buatan diproduksi.
Serat dapat diidentifikasi berdasarkan pada beberapa sifat khusus yaitu
morfologi, sifat kimia dan sifat fisika serat. Pengamatan dengan mikroskop
meliputi pengamatan penampang membujur dan melintang, dimensinya adanya
lumen dan sebagainya. Adapun identifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
1) Uji Pembakaran
2) Uji Berat Jenis
3) Uji Mikroskop I ( penampang membujur )
4) Uji Mikroskop II ( penampang melintang )
5) Uji Pelarutan I
6) Uji Pelarutan II
7) Uji MC/MR
8) Uji Kualitatif
9) Uji Kuantitatif

2.2 Uji Pelarutan


Uji pelarutan dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari
masing-masing serat. Uji ini sangat penting terutama untuk serat-serat buatan
karena mempunyai morfologi yang hampir sama.
Metode uji pelarutan ini dilakukan dengan cara melarutkan serat pada
beberapa pelarut pada suhu kamar atau dipanaskan, kemudian diamati sifat
kelarutannya. Setelah itu serat dapat diklasifikasikan pada jenis yang sesuai dari
sifat serat yang telah diamati. Untuk pengujian ini disarankan menggunakan
pengaduk kaca dalam penggunaan tabung reaksi,sehingga serat yang mempunyai
indeks bias sama dengan pelarut mungkin nampak walaupun serat tidak larut.
Pada umumnya, pelarut yang digunakan dalam uji pelarutan serat antara lain :
• Asam klorida, asam ini akan melarutkan serat nylon.
• Asam sulfat 70 %, serat yang larut dalam pelarut ini adalah serat kapas, rayon
viskosa, rayon asetat, nylon dan sutera.
• Aseton, larutan ini hanya melarutkan rayon asetat.
• NaOCl, serat wol dan sutera akan larut dalam larutan ini.
• Metil salisilat, larutan ini akan melarutkan serat poliester.
• NaOH 45 %, pada suhu mendidih larutan ini akan melarutkan poliester, wol
dan sutera.
• Meta Cresol, larutan ini akan melarutkan serat rayon asetat dan poliamida.
• DMF, larutan ini akan melarutkan poliakrilat, poliamida dan rayon asetat.
• Asam nitrat, pada suhu kamar akan melarutkan rayon asetat, wol, poliakrilat
dan nylon.

III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

a) Tabung Reaksi

b) Pengaduk

c) Rak Tabung reaksi

d) Pipet Tetes
e) Gelas Beker

f) Pemanas

3.2 Bahan

Serat yang digunakan :

1. Kapas
2. Rayon Viskosa
3. Rami
4. Sutera
5. Wool
6. poliester
7. Poliakrilat
8. Poliamida / Nylon
9. Poliester : Kapas
10. Poliester : Wool
11. Poliester : Rayon
12. Asetat Rayon
13. Kupro Amonium

Pereaksi yang digunakan :


1. H2SO4 60%
2. H2SO4 70%
3. HCL 1 : 1
4. HNO3
5. Asam Formiat
6. NaOCl
7. NaOH 10%
8. NaOH 45%
9. KOH 5%
10. Metil Salisilat
11. Aseton

IV. CARA KERJA


• Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
• 5 ml pereaksi yang digunakan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan hati-hati
• Beberapa helai serat yang akan di uji ( jangan terlampau banyak ) dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang telah berisi pereaksi
• Serat yang berada di dalam larutan pereaksi diaduk-aduk dan diamati kelarutannya
selama 5 menit
• Jika setelah 5 menit ternyata serat tidak larut, pada pereaksi KOH 10%, NaOH 10%,
NaOH 45% dan Metil Salisilat panaskan selama ± 5 menit, lalu aduk-aduk serta amati
kelarutannya
• Catat kelarutan masing-masing serat pada Jurnal Praktikum

V. DATA PERCOBAAN (Terlampir)

VI. DISKUSI

Pada praktikum uji pelarutan serat, ada beberapa percobaan yang tidak sesuai
dengan literatur. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yakni kurangnya
ketelitian praktikan dalam proses pengadukan, pemanasan, serat yang
dimasukkan terlalu banyak, bahkan ada kemungkinan serat tersebut tercampur
dengan serat lain (ex. poliakrilat tercampur dengan kapas) atau pereaksi yang
berada dalam tabung memiliki volume yang berbeda sehingga hasil yang
diperoleh kurang maksimal. Ada bebarapa uji pelarutan serat yang seharusnya
tidak larut menjadi larut atau larut sebagian, begitu pula sebaliknya. Pada uji
poliakrilat dalam Asam Sulfat 70%, praktikan melakukan pengulangan uji
sebanyak lima kali. Namun hasil yang diperoleh adalah serat larut, padahal
literatur menunjukkan bahwa serat poliakrilat tidak larut dalam Asam sulfat 70%.
Begitu pula dengan uji serat poliamida dengan pereaksi metil salisilat seharusnya
larut, namun hasil percobaan tidak larut sama sekali. Berikut adalah perbandingan
hasil percobaan pada Asam sulfat (59,5 % dan 70%) dengan literatur.

Asam Sulfat 59,5% Asam Sulfat 70%


No Nama Serat
Percobaan Literatur Percobaan Literatur

1 Kapas LS LS L L

2 Rayon Viskosa LS L L L

3 Rami LS LS L L

4 Sutera LS L L L

5 Wol LS TL TL TL

6 Poliester TL TL TL TL

7 Poliakrilat LS TL L TL

8 Poliamida (Nylon) L L L L

9 Poliester Kapas TL LS TL TL

10 Poliester Rayon TL LS TL LS

11 Poliester wool TL TL TL LS

12 Asetat Rayon LS L L L

13 Kupro Amonium L L L L

VII. KESIMPULAN

Dari praktikum uji pelarutan serat yang sudah kami lakukan, diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :

a). Larutan H2SO4 59,5% dapat melarutkan serat poliamida dan kupro amonium.
b). Larutan H2SO4 70% dapat melarutkan kapas, rayon viskosa, rami, sutera,
asetat rayon, kupro amonium dan poliamida serta poliakrilat yang seharusnya
tidak larut.

c). Larutan HCl 1 : 1 hanya dapat melarutkan poliamida.

d). Larutan HNO3 dapat melarutkan sutera, poliakrilat dan poliamida.

e). Larutan asam Formiat hanya dapat melarutkan serat poliamida.

f). Larutan KOH 5% tidak dipanaskan dapat melarutkan sutera dan wool.

g). Larutan KOH 5% dipanaskan dapat melarutkan Sutera dan wool.

h). Larutan NaOH 10% dan 45% tidak dipanaskan tidak dapat melarutkan serat
sedangkan yang dipanaskan dapat melarutkan sutera dan wool.

i). Larutan NaOCl hanya dapat melarutkan sutera dan wool.

j). Larutan metil salisilat yang dipanaskan maupun tidak dipanaskan tidak dapat
melarutkan serat apapun.

k). Larutan aseton dapat melarutkan serat asetat rayon.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Komalasari, Maya dan Khairul Umam. 2013. Bahan Ajar Praktikum Serat
Tekstil. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

Rifianti, Syifa. 2014. Laporan Serat Uji Pelarutan.


(http://syifarifianti.blogspot.co.id/2014/05/laporan-serat-uji-pelarutan.html
diakses pada 27 maret 2018)

Anda mungkin juga menyukai