TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN 1
PENYEMPURNAAN PELEMASAN PADA KAIN KAPAS DAN CAMPURAN
POLIESTER-KAPAS MENGGUNAKAN FINESOFT 35
Oleh :
Kelompok 1
Nama : M. Wahyudi (16020005)
Yessy Arya Saputri (16020013)
Ririn Anjasni Surya Dewi (16020015)
Monika Pebriani (16020023)
Asri Indriyani(16020029)
Grup : 2-K1
Dosen : Wulan S. S.ST., MT.
Asisten : Sukirman S.ST., MIL.
Desti M., S.ST.
KIMIA TEKSTIL
POLITEKNIK STTT BANDUNG
2018
I. MAKSUD DAN TUJUAN
1.1 Maksud
Mampu melakukan penyempurnaan pelemasan pada kain kapas dan
campuran poliester kapas menggunakan finesoft 35.
1.2 Tujuan
Mengetahui pengaruh resin finesoft 35 pada penyempurnaan pelemasan
pada kain kapas dan campuran poliester kapas terhadap kekakuan dan
gramasi setelah maupun sebelum dilakukan pencucian.
2.2.Serat Poliester
Serat poliester merupakan suatu polimer yang mengandung gugus ester
dan memiliki keteraturan struktur rantai yang menyebabkan rantai-rantai
mampu saling berdekatan, sehingga gaya antar rantai polimer poliester dapat
bekerja membentuk struktur yang teratur. Serat ini dibuat dari asam tereftalat
dan etilena glikol.
Gambar 3. Reaksi Pembentukan Poliester
Struktur zat pelemas : amfifilik yang terdiri dari dua jenis gugus
dengan sifat yang berlawanan yaitu gugus polar yang suka air (hidrofil)
dan gugus non polar yang tak suka air (hidrofob). Bentuk fisik
kedudukan zat pelemas yang teradsorpsi mengadakan ikatan fisik dengan
serat :
Serat
Serat
3.2 Bahan
Zat pelemas Finesoft 35
Kain kapas
Kain T/C
Air
Padding
Drying
Pencucian
Evaluasi
Kekakuan dan Gramasi
3.4 Skema Proses
3.5 Cara Kerja
Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Lakukan perhitungan resep
Lakukan penimbangan Finesoft 35
Larutan leguard Finesoft 35 kedalam 100 ml air dingin dan aduk hingga
larut sempurna
Pad/rendam kain lalu peras pada mesin padder dengan wet pick up 70%
Keringkan kain pada mesin stenter pada suhu 140°C hingga kering
Guntig kain yang telah diproses menjadi dua bagian
Lakukan pada kain 1 evaluasi kekakuan kain (uk. 20 x 2,5 cm) dan
gramasi (5 x 5 cm)
Cuci kain 2 selama 10 menit menggunakan teepol dan natrium karbonat
pada suhu 60°C
Keringkan kain pada mesin stenter
Lakukan evaluasi yang sama pada kain 2
3.6 Resep
3.6.1 Resep Pelemasan
Finesoft 35 = 10 g/l
3.6.2 Resep Pencucian
Teepol = 1 ml/l
Na2CO3 = 1 gr/l
Air = 100 ml
3.8.2 Resep Pencucian
t
Teepol = RRR t
RRR th t
Na2CO3 = RRR t
RRR th
IV. HASIL
4.1 Panjang Lengkung
4.2 Gramasi
RR RR
Gramasi T/C = R R
‴th㤴 hh th u
Sebelum Pencucian
RR RR RR RR
Gramasi T/C = Rt Gramasi K = Rt
= 112 g/m2 = 116 g/m2
Setelah Pencucian
RR RR RR RR
Gramasi T/C = Rt Gramasi K = Rt
= 112 g/m2 = 108 g/m2
4.3 Kekakuan
Kekakuan = 0,1 x Gramasi (g/m2) x Panjang lengkung3
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, dilakukan penyempurnaan pelemasan menggunakan zat
pelemas finesoft 35 terhadap kain kapas dan campuran keduanya (T/C). Proses
ini juga dilakukan dengan pencucian dan tanpa pencucian. Variasi penggunaan
kain dan proses pencucian ini dilakukan untuk mengetahui performa terbaik zat
pelemas pada tiap-tiap kain dengan melakukan evaluasi kekakuan dan gramasi.
Zat pelemas adalah zat yang digunakan dalam penyempurnaan untuk
memperoleh kelemasan, kehalusan, pegangan yang penuh dan lembut serta
kesupelan bahan tekstil. Sifat yang dihasilkan pada bahan tekstil dari
penyempurnaan tersebut adalah terjadinya penurunan koefisien gesekan antara
serat atau filamen-filamen dalam benang. Zat pelemas yang biasa digunakan
merupakan suatu zat yang mengandung lemak atau minyak. Zat pelemas ini dapat
dipergunakan sebagai zat penyempurnaan sendiri atau ditambahkan dengan zat
penyempurnaan lain.
SBC : Sebelum Pencucian
STC : Setelah Pencucian
Pada hasil evaluasi didapatkan bahwa kapas dan T/C mempunyai penurunan
kekakuan setelah dilakukan penyempurnaan pelemasan. Namun, setelah
dilakukan pencucian, kekakuannya juga menurun. Sedangkan hanya gramasi kain
kapas saja yang mengalami penurunan. Zat pelemas yang dipakai pada percobaan
ini adalah zat aktif permukaan jenis anionik. Zat pelemas pada larutan akan
bermuatan negatif. Meskipun serat kapas dan T/C juga bermuatan negatif pada
larutan, zat pelemas tetap akan dapat berpenetrasi kedalam serat karena ditekan
oleh rol-rol mangel. Selain itu, prinsip pelemasan ini adalah memberikan lapisan
lemak atau minyak yang hidrofob membentuk suatu lapisan tipis pada bahan yang
mengakibatkan pengecilan gesekan antara elemen bahan yang berdampingan.
Lapisan lemak yang terbentuk dihasilkan oleh adsorpsi zat pelemas pada
permukaan bahan. Zat pelemas adalah surfaktan yang dapat mengaktifkan
permukaan, cenderung untuk berkonsentrasi pada permukaan atau antar muka.
Suatu molekul pada permukaan atau antar muka mengalami ketidakseimbangan
gaya, maka untuk mendapatkan keseimbangan gaya molekul menarik molekul
lain. Teradsorpsinya molekul lain pada antar muka menyebabkan penurunan
tegangan permukaan sehingga adsorpsi akan berlangsung terus sampai energi
bebas minimum.
Kain T/C memiliki kekakuan yang lebih tinggi sebab ia memiliki struktur
molekul yang lebih rapat (derajat kristalinitas tinggi) dibandingkan dengan kain
kapas.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum penyempurnaan pelemasan menggunakan
finesoft 35, diperoleh kesimpulan bahwa hasil evaluasi gramasi dan kelemasan
paling baik/kekakuan paling rendah diperoleh kain kapas yang diproses dengan
pencucian.
VII.DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Diktat Teknologi Penyempurnaan. Institut Teknologi Tekstil :
Bandung
Seoprijono, P., Poerwanti, Widayat, & Jumaeri. 1974. Serat-serat Tekstil.
Bandung: Institut Teknologi Tekstil
Susyami, N.M., Mohamad Widodo dan Hardianto. Bahan Ajar Praktek
Teknologi Penyempurnaan Kimia. Bandung : Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil.
Susyami, N.M. 2017. Teknologi Penyempurnaan 1. Bandung : Politeknik
STTT Bandung.
Susyami, N.M.,Widayat dan Totong. Bahan Ajar Praktek Teknologi Evaluasi
Kain. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.